How to cite:
Suwanta (2022) Meningkatkan hasil belajar pukulan Forehand Drive tenis meja melalui penggunaan
media pembelajaran Audio Visual, Syntax Idea, 4(4), https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v4i4.1830
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol.4, No.4, April 2022
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN FOREHAND DRIVE TENIS
MEJA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL
Suwanta
SMA Negeri 1 Leuwiliang Bogor Jawa Barat, Indonesia
Email: suwantaserdadu@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan Hasil Belajar Pukulan Forehand Drive
dalam Tenis Meja Melalui Media Pembelajaran Audio Visual (VCD) Pada Siswa
Kelas XI SMAN 1 LEUWIIANG, dan membuat siswa lebih aktif dalam
pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas
dengan pengambilan data kualitatif dan kuantitatif. Penelitian melibatkan 2
kolabolator dan dilakukan sebanyak 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2
kali pertemuan. Kondisi awal siswa yang diteliti belum optimal belum
pembelajaran pendidikan jasmani dan kurang aktif dalam pembelajaran. Hasil dari
siklus pertama sebagai berikut: Hasil yang didapat dari proses pembelajaran adalah
nilai tes rata-rata siswa adalah 75,76 dengan 20 orang (57%) telah mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan nilai hasil materi pembelajaran adalah 55
%. Skor-skor tersebut belum mencapai standar keberhasilan yang ditentukan
peneliti sehingga diperlukan siklus II untuk dapat meningkatkan hasil belajar
pukulan Forehand Drive dalam Tenis Meja. Hasil dari siklus Kedua yang
merupakan refleksi dari siklus pertama sebagai berikut: Hasil yang didapat dari
proses pembelajaran adalah nilai tes rata-rata siswa adalah 77,43 dengan 28 orang
(80%) telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan nilai hasil materi
pembelajaran adalah 100 %. Angka-angka tersebut telah mencapai standar
keberhasilan yang ditentukan peneliti dengan demikian peneliti memutuskan untuk
mengakhiri tindakan pembelajaran. Berdasarkan hasil yang ada maka dapat
disimpulkan bahwa melalui pembelajaran menggunakan audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar pukulan Forehand Drive dalam Tenis Meja.
Kata Kunci: Forehand Drive; tenis meja; audio visual
Abstract
The purpose of this study is to improve Forehand Drive Punch Learning Outcomes
in Table Tennis Through Audio Visual Learning Media (VCD) in Class XI SMAN 1
LEUWIIANG Students, and make students more active in learning. The research
method used is Class Action Research with qualitative and quantitative data
collection. The study involved 2 colicbolators and carried out as many as 2 cycles,
each cycle consisting of 2 meetings. The initial condition of the students studied has
not been optimal yet physical education learning and is less active in learning. The
results of the first cycle are as follows: The results obtained from the learning
process are the average test score of students is 75.76 with 20 people (57%) have
achieved the Minimum Completion Criteria (KKM) and the value of learning
Suwanta
804 Syntax Idea, Vol. 4, No 4, April 2022
material results is 55%. These scores have not reached the standard of success
determined by researchers so it takes cycle II to be able to improve the learning
outcomes of Forehand Drive punches in Table Tennis. The results of the Second
cycle which is a reflection of the first cycle are as follows: The results obtained
from the learning process are the average test score of students is 77.43 with 28
people (80%) have achieved the Minimum Completion Criteria (KKM) and the
learning material result value is 100%. The figures have reached the standards of
success that the researcher determined thus the researcher decided to end the act of
learning. Based on the existing results, it can be concluded that through learning
using audio visuals can improve the learning outcomes of Forehand Drive punches
in Table Tennis.
Keywords: Forehand Drive; table tennis; audio visual
Received: 2021-12-22; Accepted: 2022-01-05; Published: 2022-04-20
Pendahuluan
Teori belajar merupakan gabungan prinsip yang saling berhubungan dan
penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar
(Nahar, 2016).
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan ini sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada
individu yang belajar. Sementara itu peranan siswa dalam proses belajar mengajar
adalah suatu proses yang dialami oleh siswa di sekolah dalam mencari atau menambah
pengetahuan, pengalaman dan sikap (Oktiani, 2017).
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang tentunya tidak akan
sama dengan individu lain. Banyak faktor yang memberikan kontribusi sehingga
seorang individu terdorong untuk belajar sungguh-sungguh atau malas belajar sama
sekali. Faktor tersebut tidak terlepas dari dalam diri individu itu sendiri maupun faktor
dari luar individu, sebab seorang Individu adalah makhluk yang berkembang, makhluk
yang aktif di dalam kegiatan sehari-hari (Amri, 2016). Manusia selalu berusaha untuk
berhubungan dengan lingkungan sekitarnya, baik mencari teman maupun untuk
memenuhi kegiatannya. Pemenuhan kebutuhan didasari selera dan keinginan masing-
masing, sebab setiap manusia mempunyai pandangan dan perasaan yang berbeda. Dari
Perbedaan yang ada masing-masing berusaha untuk mencari objek yang berkenan di
hati, berusaha dengan segala kekuatan dan kemampuan untuk mendapatkan objek yang
dimaksud dengan berkenyakinan dan mendahulukan aktivitas tertentu diantara aktifitas
lain serta dikerjakan dengan giat walaupun dikerjakan dalam jangka waktu lama
(Budiman, 2019).
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani yang dilaksanakan
di sekolah-sekolah khususnya di SMAN 1 LEUWILIANG, dirasa masih belum optimal
karena terbatasnya waktu yang tersedia serta sarana di sekolah. Oleh karena itu
Meningkatkan hasil belajar pukulan Forehand Drive tenis meja melalui penggunaan
media pembelajaran Audio Visual
Syntax Idea, Vol.4, No.4, April 2022 805
diperlukan upaya-upaya perbaikan dalam proses pembelajaran, seperti guru yang
menguasai materi pelajaran, pemilihan metode dan gaya mengajar yang tepat,
pengadaan dan penggunaan media yang memenuhi syarat (Octa, 2021).
Pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di
SMAN 1 LEUWILIANG, diharapkan gurunya dapat menciptakan interaksi yang baik
antara dirinya dengan siswa dan antara siswa dengan siswa secara maksimal, hal ini
sangat penting untuk menghidupkan suasana dalam belajar. Guru berperan sebagai
pengelola proses pembelajaran, bertindak selaku fasilitator sehingga memungkinkan
terjadinya proses pembelajaran. Pada kenyataannya hal tersebut belum terlaksana secara
optimal, padahal seharusnya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan
Jasmani tersebut, guru harus mampu menjabarkan tujuan dan materi pelajaran.
Kemampuan profesional seorang guru meliputi kemampuan merencanakan,
pengembangan tujuan materi, pemggunaan metode, alat-alat bantu dan penilaian serta
alokasi waktu yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran.
Pendidikan jasmani akan lebih berhasil jika sarana dan prasarana pendidikan
jasmani yang dibutuhkan telah tersedia. Tanpa adanya sarana dan parasarana yang
memadai maka akan sulit pendidikan jasmani dapat berhasil, jika pendidikan jasmani
tidak berhasil maka akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan secara menyeluruh.
Selain itu dalam mengajar pendidikan jasmani diperlukan teknik-teknik tertentu agar
materi pembelajaran dapat sampai kepada siswa (Mursidin, Jafar, & Ifwandi, 2018).
Pada saat ini, kenyataan di SMAN 1 LEUWILIANG, guru mengalami kesulitan
dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, khsusunya materi tenis meja. Olahraga
tenis meja merupakan permainan single dan beregu yang di dalamnya dituntut kerja
sama yang baik diantara pemain. Untuk terciptanya kerja sama yang baik salah satu
faktor penentunya yaitu setiap pemain diwajibkan untuk dapat menguasai teknik dasar
bermain tenis meja dengan baik. Ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh
pemain agar dapat bermain tenis meja dengan baik salah satu diantaranya adalah teknik
forehand drive. Untuk pemain yang masuk dalam katagori pelajar atau pemula, teknik
forehand drive merupakan teknik dasar yang harus pertama dikuasai.
Dalam situasi ini maka media mengajar merupakan salah satu cara untuk
mengatasi hambatan yang ada dalam mencapai hasil belajar forehand drive yang benar
dalam bermain tenis meja. Media mengajar merupakan salah satu faktor penunjang dan
penentu kesuksesan dalam mengajar, dan ini ciri dari kompetensi profesi yang melekat
dalam setiap penampilan guru pendidikan jasmani.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
(action research). Penelitian tindakan ini bermaksud untuk melakukan perbaikan
terhadap proses pembelajaran Forehand Drive dalam tenis meja, dengan cara dan
prosedur baru melalui penerapan media pembelajaran Audio Visual agar proses
pembelajaran lebih dinamis, dan terintegrasi, juga untuk meningkatkan profesionalisme
Suwanta
806 Syntax Idea, Vol. 4, No 4, April 2022
pendidik dalam pembelajaran di kelas dengan melihat kondisi siswa (Mursidin et al.,
2018).
Adapun desain intervensi tindakan/rancangan siklus dalam penelitian ini
menggunakan model Kemmis dan McTaggart, dengan menggunakan sistem spiral yang
dimulai dari perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),
refleksi (reflecting), dan dilanjutkan lagi ke perencanaan kembali (replanning) sebagai
dasar untuk strategi pemecahan masalah. Hubungan antara keempat tahap dalam sistem
ini dipandang sebagai satu silkus (Wardhani, 2015).
Hasil dan Pembahasan
1) Deskripsi Data Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Peneliti pada tahap ini mempersiapkan bahan atau materi ajar serta
tindakan-tindakan yang akan diambil sesuai dengan permasalahan yang
ditemukan saat observasi pra siklus, masalah-masalah yang ditemukan antar lain:
guru masih menggunakan pendekatan mengajar konvensional yaitu ceramah, dan
pemberian tugas, guru tidak menggunakan media pengajaran/alat bantu mengajar,
guru tidak membiasakan siswa untuk menemukan dan mengkonstruksikan
pengetahuan sendiri, siswa kurang aktif dan kurang bergairah. Dalam proses
pembelajaran, berdasarkan temuan-temuan tersebut peneliti mempersiapkan
materi ajar dan mempersiapkan media pembelajaran menggunakan audio visual,
serta lembar pengamatan baik tes maupun non tes.
b. Tahap Pelaksanan
Kegiatan pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan
perencanaan pembelajaran yang telah dibuat. Peneliti memberikan materi
pembelajaran dalam 2 kali pertemuan masing-masing pertemuan memerlukan
waktu 2X35 menit. Berikut adalah skenario pembelajaran yang dilaksanakan pada
tahap tindakan siklus I
c. Tahap awal (15 menit)
Pada kegiatan awal pembelajaran guru mengkondisikan kelas, menyediakan
bahan pelajaran, alat dan sumber kegiatan, menata fasilitas dan sumber belajar
dengan baik. Siswa masuk kelas, berdoa, memberi salam, dan mempersiapkan diri
untuk mengikuti pelajaran. Setelah semua siswa siap mengikuti pelajaran, guru
memberikan aprsepsi dengan melakukan tanya jawab. Dilanjutkan menyampaikan
pokok materi yang dipelajari dan menginformasikan kompetensi dasar serta tujuan
yang ingin dicapai siswa dalam pembelajaran.
d. Kegiatan inti (70 menit)
Guru menjelaskan bahwa hari ini akan belajar tentang tenis meja materi
forehand drive (Sipayung, 2017). Kegiatan selanjutnya guru menyiapkan
komputer dan LCD yang akan digunakan untuk memutar VCD tentang teknik
gerakan forehand drive. Sambil memutar VCD tersebut guru menerangkan tahap
demi tahap teknik pukulan forehand drive. Setelah selesai tayangan guru meminta
Meningkatkan hasil belajar pukulan Forehand Drive tenis meja melalui penggunaan
media pembelajaran Audio Visual
Syntax Idea, Vol.4, No.4, April 2022 807
siswa untuk membentuk kelompok, dan memulia melakukan tahap demi tahap
teknik pukulan faorehand drive sesuai dengan yang dilihat dari tayangan audio
visual.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa
cukup bervariasi, ada yang tinggi, sedang dan kurang (Sipayung, 2017). Beberapa
siswa terlihat lamban, sehingga hal ini menyebabkan beberapa siswa yang
ditunjuk sebagai ketua kelompok merasa terbebani dengan temannya tersebut.
Melihat situasi tersebut guru kembali berusaha membangun interaksi sosial siswa
agar dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
e. Tahap akhir (20 menit)
Sebagai akhir kegiatan guru membimbing siswa secara bersama-sama
menyimpulkan materi pukulan forehand drive. Pembelajaran diakhiri dengan
tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami. Guru memberikan
penghargaan kepada kelompok yang memiliki nilai terbaik. Semua kegiatan siswa
didokumentasikan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru yang nantinya biasa
digunakan sebagai bahan acuan guru dan observer menentukan rencana tindakan
berikutnya.
f. Tahap Observasi
Tim pengamat melakukan monitoring dengan cara mengobservasi peneliti
yang sedang melakukan proses pembelajaran, setiap pengamat menggunakan
lembar observasi yang berisi 20 butir sebagai alat untuk mengukur sejauh mana
kualitas pembelajaran menggunakan media audio visual dalam kegiatan
pembelajaran. Fokus yang diobservasi adalah pencapaian langkah-langkah
pembelajaran melalui menggunakan audio visual. Dengan lembar pengamatan ini
monitoring yang dilakukan pengamat tidak terlepas dari fokus yang diteliti.
Selain melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan,
pengamat juga mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung yang
hasilnya kemudian dituangkan dalam bentuk catatan lapangan. Berdasarkan
penilaian observer dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Hasil Pengamatan Siklus 1
No.
Tahap Kegiatan
Pembelajaran
Waktu
Aktivitas
Guru
Ya
I.
Kegiatan
Pendahuluan:
1. Skenario
pembelajaran/perenc
anan pembelajaran.
2. Penyiapan alat/media
pembelajaran
3. Penampilan penyaji
4. Pemeriksaan
5
menit
Suwanta
808 Syntax Idea, Vol. 4, No 4, April 2022
No.
Tahap Kegiatan
Pembelajaran
Waktu
Aktivitas
Guru
Ya
kehadiran siswa
5. Pelaksanaan
apersepsi
6. Pengungkapan tujuan
pembelajaran
7. Pemberian motivasi
pembelajaran yang
menarik berkaitan
dengan tujuan
Pembelajaran.
8. Penjelasan alur
pelaksanaan
pembelajaran (
pengelompokan dsb.)
II.
Kegiatan Inti:
1. Guru menyiapkan
komputer/ laptop
serta VCD tentang
teknik pukulan
forehand drive
dalam tenis meja.
2. Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
tentang teknik
pukulan forehand
drive sambil
melihat tayangan
VCD.
3. Guru
mempraktekan
teknik pukulan
forehand drive.
4. Setiap siswa
berkelompok dan
mencari pasangan
kemudian mencoba
melakukan teknik
gerakan pukulan
forehand drive
yang dilihat dari
tayangan VCD.
5. Guru mengoreksi
gerakan yang
20
menit
Meningkatkan hasil belajar pukulan Forehand Drive tenis meja melalui penggunaan
media pembelajaran Audio Visual
Syntax Idea, Vol.4, No.4, April 2022 809
No.
Tahap Kegiatan
Pembelajaran
Waktu
Aktivitas
Guru
Ya
kurang benar yang
dilakukan oleh
siswa, yang tidak
sesuai dengan
teknik gerakan
yang ditayangkan
di VCD.
6. Guru bersama-
sama dengan siswa
membuat
kesimpulan
terhadap materi
pelajaran.
III
Kegiatan Penutup:
1. Guru memberikan
penilaian tertulis
dan lisan.
2. Memberikan tindak
lanjut (perbaikan
dan pengayaan).
3. Memberikan tugas
kepada siswa.
10
menit
Keterangan:
AGY= Jumlah Aktivitas guru yang muncul
selama pembelajaran (cek list)
pada kolomnya
TKP = Jumlah tahapan kegiatan pembelajaran
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa pada pembelajaran siklus 1 disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik histogram sebagai berikut:
Tabel 2
Distribusi Hasil Belajar Forehand Drive dalam Tenis Meja siklus 1
No
Nilai
F
%
1
67
2
5,72
2
70
6
17,14
Suwanta
810 Syntax Idea, Vol. 4, No 4, April 2022
No
Nilai
F
%
3
73
7
20
4
77
10
28,57
5
80
6
17,14
6
83
3
8,57
7
87
1
2,86
Jumlah
35
100
Berdasarkan Tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak
15 siswa (42,86%) siswa belum mencapai batas ketuntasan minimal. Sedangkan
siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan sejumlah 20 siswa (57,14%). Data
tersebut dapat disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3
Hasil ketuntasan belajar pukulan forehand drive
dalam tenis meja pada siklus 1
No
Ketuntasan
F
%
1.
Tuntas
20
57,14
2.
Tidak
Tuntas
14
42,86
JUMLAH
35
100
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik histogram berikut:
Gambar 1
Grafik Histogram Hasil Belajar Pukulan Forehand Drive Siklus 1
g. Tahap Refleksi
Refleksi pada tahap ini merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau
kegagalan yang telah dicapai. Berdasarkan hasil yang di dapat dalam tahap
observasi pada siklus pertama yang dikumpulkan dan dianalisis ternyata hasil
Meningkatkan hasil belajar pukulan Forehand Drive tenis meja melalui penggunaan
media pembelajaran Audio Visual
Syntax Idea, Vol.4, No.4, April 2022 811
yang dicapai belum memuaskan sehingga perlu dilanjutkan pada tindakan
berikutnya.
Demikian pula dengan hasil belajar forehand drive siswa yang memperoleh
nilai di atas 75 dari 35 siswa, baru mencapai 20 orang. Hasil ini belum sesuai
dengan target yang diharapkan. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
merencanakan untuk melakukan tindakan pada siklus kedua.
Tindakan pada siklus kedua merupakan hasil revisi dari siklus pertama. Hal
ini bertujuan agar hasil belajar forehand drive yang diperoleh siswa lebih
meningkat.
2) Deskripsi Data Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada siklus II yang dilakukan peneliti dengan terlebih dahulu membuat
persiapan mengajar yang dibuat berdasarkan masukan dari hasil refleksi siklus I.
Persiapan mangajar pada siklus II ini berisi kegiatan pembelajaran menggunakan
audio visual. Pada siklus II ini masih tentang materi forehand Drive.
Peneliti selain membuat persiapan mengajar juga membuat lembar
pengamatan penggunaan media audio visual dalam kegiatan pembelajaran yang
akan digunakan oleh rekan sejawat yang bertindak sebagai pengamat atau
observer untuk kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat, berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan antara peneliti
dan observer, tindakan ini dilakukan agar pembelajaran tenis meja materi pukulan
forehand drive semakin baik sehingga hasil belajar menjadi meningkat. Berikut
ini urutan kegiatan yang dilakukan pada siklus II.
c. Tahap awal (15 menit)
Pada tahap awal pembelajaran, siswa berbaris di depan kelas, masuk ke
kelas dengan tertib, duduk dengan rapi, guru mengkondisikan siswa, mengabsen
siswa,menyediakan bahan, alat dan sumber kegiatan, guru menata fasilitas dan
sumber belajar dengan baik, kemudian guru mengadakan apersepsi dengan
mengajak siswa untuk bernyanyi dan dilanjutkan dengan tanya jawab yang
berhubungan dengan materi forehand drive.
d. Tahap Inti (70 menit)
Pada tahap inti guru menjelaskan penjelasan tentang materi pembelajaran
forehand drive dalam tenis meja. Guru kemudian menjelaskan kesalahan-
kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada pertemuan sebelumnya dan dilanjutkan
menerangkan gerakan yang benar. Setelah itu guru menyiapkan komputer dan
LCD dilanjutkan dengah memutar video tentang teknik gerakan forehand drive,
guru menerangkan secara pelan-pelan dan rinci tentang video forehand drive yang
diputar. Mulai dari posisi badan sampai gerakan akhir pukulan.
Suwanta
812 Syntax Idea, Vol. 4, No 4, April 2022
Siswa dibuat secara berkelompok, dengan satu kelompok disediakan satu
meja tenis. Guru kemudian memutar ulang teknik gerakan forehand drive tahap
demi tahap, kemudian guru menyuruh siswa meniru gerakan yang dilihat di video.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa cukup
bervariasi, ada yang tinggi, sedang dan kurang. Terlihat masih ada yang lamban.
Melihat situasi tersebut guru kembali berusaha mengulang teknik yang dilakukan
sebelumnya, yaitu memutar video secara perlahan-lahan tahap demi tahap. Guru
melakukan monitoring, guru membantu siswa menumbuhkan, memotivasi untuk
kepercayaan dirinya, dan guru melakukan penilaian selama proses pembelajaran
berlangsung.
e. Tahap akhir (20 menit)
Pada tahap akhir pembelajaran siswa menyimpulkan pembelajaran
dengan bimbingan guru. Guru mengadakan evaluasi dan setelah selesai semua
yang dikerjakan siswa dikumpulkan. Guru melaksanakan penilaian pada akhir
pembelajaran. Guru mengumumkan kelompok yang nilai prosesnya baik dan
sebagai penguatan pada siswa guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang memiliki nilai proses terbaik dan menutup pembelajaran.
f. Tahap Observasi
Selama peneliti melaksanakan tindakan pada siklus II pengamat
memonitor kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Pengamatan yang dilakukan
masih menggunakan lembar pengamatan untuk mengetahui keefektifan dan
catatan lapangan untuk mencatat seluruh kejadian selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pengamatan dilakukan untuk mengamati sejauh mana perbaikan
telah dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran pada tindakan siklus II.
Berdasarkan penilaian observer dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil evaluasi yang diperoleh siswa pada pembelajaran siklus 2 disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik histogram sebagai berikut :
Tabel 7
Distribusi hasil belajar forehand drive tenis meja siklus 2
No
Nilai
F
%
1
70
1
2,86
2
73
2
5,71
3
77
4
11,43
4
80
16
45,71
5
83
7
20
6
87
4
11,43
7
90
1
2,86
Jumlah
35
100
Berdasarkan Tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak
7 siswa (20%) siswa belum mencapai batas ketuntasan minimal. Sedangkan siswa
Meningkatkan hasil belajar pukulan Forehand Drive tenis meja melalui penggunaan
media pembelajaran Audio Visual
Syntax Idea, Vol.4, No.4, April 2022 813
yang sudah mencapai batas ketuntasan sejumlah 28 siswa (80%). Data tersebut
dapat disajikan pada tabel berikut:
Tabel 8
Hasil ketuntasan belajar forehand drive tenis meja pada siklus 2
No
Ketuntasan
KKM
F
%
1.
Tuntas
75
28
80
2.
Tidak
Tuntas
75
7
20
JUMLAH
35
100
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik histogram berikut:
Gambar 6
Grafik Histogram Hasil Belajar Forehand Drive Siklus 2
g. Tahap Refleksi
Setelah peneliti melakukan kegiatan pembelajaran pada tindakan siklus II
kemudian tahapan berikutnya adalah peneliti bersama-sama dengan pengamat
melakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk merenungkan kembali kegiatan
pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran audio visual yang
dilakukan oleh peneliti. Dalam tahapan refleksi tersebut terjadi suatu diskusi
untuk mencocokkan (verifikasi) temuan dan hasil pengamatan. Hasil verifikasi
tersebut kemudian digunakan untuk membahas sejauh mana perbaikan yang telah
Suwanta
814 Syntax Idea, Vol. 4, No 4, April 2022
dilakukan dan kekurangan yang masih harus diperbaiki pada tindakan putaran
berikutnya.Hasil refleksi menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran pada
tindakan siklus III ini, telah mengalami kemajuan dari tindakan-tindakan yang
dilakukan pada tindakan sebelumnya. Peningkatan yang diperoleh berupa
peningkatan hasil belajar pukulan forehand drive dalam penggunaan media
pembelajaran audio visual yang ditunjukan dalam bentuk data nilai akhir atau
hasil belajar siswa, nilai pada lembar pengamatan, dan catatan lapangan.
Perlu diketahui bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus II
sudah mencapai target yang dicapai yakni dari 35 siswa yang mendapatkan nilai
di atas 75 adalah 28 orang. Peneliti telah melakukan proses belajar mengajar
dengan baik untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, selalu mengadakan
tanya jawab terhadap hasil siswa sebagai penjajagan apakah siswa telah mengerti
apa yang sedang diajarkan, menguasi bahan yang diajarkan, melakukan
penguatan, menciptakan suasana belajar yang kondusif, berpenampilan baik serta
membuat pelajaran pendidikan jasmani materi pukulna forehand drive dalam tenis
meja dapat dinikmati. Oleh karena itu tidak perlu diadakan pada siklus berikutnya,
karena sudah mencapai target yang diharapkan.
3) Analisis Data
Setelah melakukan evaluasi proses maupun hasil belajar, dilanjutkan dengan
analisis data. Analisis data meliputi analisis proses pembelajaran dan analisis hasil
belajar siswa. Untuk mengetahui hasil proses dapat dilihat dari lembar
pengamatan/observasi. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel grafik sebagai
berikut : Tabel 9
Analisis Data Proses/Pengamatan Pembelajaran Menggunakan Audio Visual
Siklus
Hasil
belajar
Proses
pembelajaran
I
57,14 %
55 %
II
80 %
100 %
4) Interpretasi Hasil Analisis
a. Siklus I
Pada siklus I, kondisi siswa dalam belajar sudah mengalami peningkatan
dapat dilihat pada tabel dan grafik histogram di atas. Ketekunan siswa dalam
belajar, keingintahuan siswa tentang materi, kerjasama dalam kelompok, serta
tanggung jawab siswa sudah memperlihatkan peningkatan dibandingkan dengan
kondisi awal sebelum penelitian dilakukan. Karena pada siklus I masih ada
kekurangan dalam proses belajar mengajar yaitu siswa yang hanya diam saja dan
ada yang bercanda sehingga suasana dalam kelompok ramai belum sepenuhnya
Meningkatkan hasil belajar pukulan Forehand Drive tenis meja melalui penggunaan
media pembelajaran Audio Visual
Syntax Idea, Vol.4, No.4, April 2022 815
terbimbing, karena masih banyak siswa yang pasif, dan masih perlu dibimbing,
sehingga hasil belajar siswa belum sesuai dengan target yang diharapkan.
Hasil yang didapat dari proses belajar mengajar adalah nilai tes rata-rata
siswa adalah 75,76 dengan 20 orang (57%) telah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dan nilai hasil materi pembelajaran adalah 55 %. Skor-skor
tersebut belum mencapai standar keberhasilan yang ditentukan peneliti sehingga
diperlukan siklus II untuk dapat meningkatkan hasil belajar pukulan forehand
drive dalam tenis meja.
b. Siklus II
Sikap aktivitas dan guru saat pembelajaran sudah menggambarkan
pembelajaran pukulan forehand drive dalam tenis meja dengan menggunakan
media pembelajaran audi visual (Ardiansyah, Efgivia, Arief, & Hartono, 2021).
Penemuan konsep dan penumbuhan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang
dipelajari sudah terlihat. Sudah terlihat interaksi dan komunikasi tidak hanya
antara siswa dan guru tetapi juga antar siswa. Selain itu sudah terlihat siswa
melakukan aktivitas pembelajaran dengan rasa senang. Terdapat keterpaduan
antara kemampuan sosial, emosional dan intelektual, sehingga lebih dapat
menggali potensi siswa.
Pengalokasian kegiatan telah berpusat pada siswa dan guru terus member
stimulus agar siswa mempunyai motivasi untuk beraktivitas dalam pembelajaran.
Bersikap sportif dan termotivasi untuk terus dapat memperbaiki kesalahan untuk
dapat mencapai pemahaman konsep yang lebih baik. Berdasarkan aktivitas yang
dilakukan didua pertemuan pada siklus II ini telah terlihat aktivitas siswa dan guru
sesuai dengan yang diharapkan (Astuti, 2012).
Hasil yang didapat dari proses belajar mengajar adalah nilai tes rata-rata
siswa adalah 77,43 dengan 28 orang (80%) telah mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dan nilai hasil materi pembelajaran adalah 100 %. Angka-angka
tersebut telah mencapai standar keberhasilan yang ditentukan peneliti dengan
demikian peneliti memutuskan untuk mengakhiri tindakan pembelajaran.
Berdasarkan hasil yang ada maka dengan menggunakan pembelajaran
menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar pukulan
forehand drive dalam tenis meja sehingga hipotesis tindakan yang diharapkan
berhasil.
Kesimpulan
Penyebab rendahnya hasil belajar pukulan forehand drive dalam tenis meja siswa
kelas XI SMAN 1 LEUWILIANG Tahun Ajaran 2018/2019 diantaranya adalah
kurangnya penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran. Hal ini membuat siswa merasa jenuh, dan pada akhirnya pelajaran
Pendidikan jasmani menjadi pelajaran yang membosankan bagi siswa. Kemampuan
guru dalam menggunakan penggunaan media dalam pembelajaran yang sesuai dengan
Suwanta
816 Syntax Idea, Vol. 4, No 4, April 2022
materi pelajaran serta metode yang sesuai sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
kegiatan pembelajaran. BIBLIOGRAFI
Amri, Ikip. (2016). Meningkatkan Keterampilan Pukulan Forehand Drive Tenis Meja
Melalui Media Pembelajaran Audio Visual (Vcd) Pada Siswa Kelas Viii Smpn 01
Tumbang Titi Kabupaten Ketapang. Ikip Pgri Pontianak.Google Scholar
Ardiansyah, Cucu, Efgivia, M. Givi, Arief, Zainal Abidin, & Hartono, Rudi. (2021).
PTM Terbatas Dengan Menggunakan Model Flipped Classroom Pada Mata
Pelajaran Pjok. Google Scholar
Astuti, Rina. (2012). Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Ketrampilan Proses Sains
menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen
Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Siswa (Pokok
Bahasan Limbah dan Pemanfaatan Limbah Kelas XI Semes. UNS (Sebelas Maret
University). Google Scholar
Budiman, Jumardi. (2019). Perkembangan peserta didik. Pustaka Rumah Aloy. Google
Scholar
Mursidin, Mursidin, Jafar, Muhammad, & Ifwandi, Ifwandi. (2018). Keberadaan Sarana
Dan Prasarana Olahraga Di Smp Negeri Se-Kabupaten Aceh Barat Daya.
Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi, 4(4). Google Scholar
Nahar, Novi Irwan. (2016). Penerapan teori belajar behavioristik dalam proses
pembelajaran. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(1). Google
Scholar
Octa, Amalia. (2021). Metode Dakwah Organisasi Kerohanian Islam (Rohis) Berbasis
Media Sosial Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama Islam Pada Siswa Di Sma
Negeri 1 Natar Kabupaten Lampung Selatan. Uin Raden Intan Lampung. Google
Scholar
Oktiani, Ifni. (2017). Kreativitas guru dalam meningkatkan motivasi belajar peserta
didik. Jurnal Kependidikan, 5(2), 216232. Google Scholar
Sipayung, Amando. (2017). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pukulan Forehand
Drive Dalam Permainan Tenis Meja Melalui Gaya Mengajar Resiprokal Pada
Siswa Kelas Xi Ipa 2 Sma N 1 Tanah Jawa Tahun Ajaran 2016/2017. Unimed.
Google Scholar
Wardhani, Prayuningtyas Angger. (2015). Efikasi Diri dan Pemahaman Konsep IPA
dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Sekolah Dasar Negeri Kota
Bengkulu. Jurnal Pendidikan Dasar, 6(1), 5867. Google Scholar
Meningkatkan hasil belajar pukulan Forehand Drive tenis meja melalui penggunaan
media pembelajaran Audio Visual
Syntax Idea, Vol.4, No.4, April 2022 817
Copyright holder:
Suwanta (2022)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: