How to cite:
Nafis,A., Bara, B, A., Farhani, D., Maharani, D., Prasetyo, F., Mukti, G, I., Sa’diyyah, N., (2022)
Analisis Senyawa Dolutegravir dalam Berbagai Sampel Biologis, Syntax Idea, 4(4),
https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v4i4.1837
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol.4, No.4, April 2022
ANALISIS SENYAWA DOLUTEGRAVIR DALAM BERBAGAI SAMPEL
BIOLOGIS
Alya Nafis, Bismar Al Bara, Deviana Farhani, Dhavina Maharani, Fajar Prasetyo,
Galih Ibnu Mukti, Nur Sa’diyyah
Universitas Singaperbangsa Karawang Jawa Barat, Indonesia
Email: 1910631210025@student.unsika.ac.id, [email protected],
Abstrak
Bioanalisis merupakan analisis kimia yang digunakan untuk menetapkan kadar zat-
zat xenobiotic serta zat biotik dalam sistem biologi. Dalam dunia farmasi
bioanalisis berperan dalam pengembangan obat baru, terapi drug monitoring, dan
juga bioekivalensi. Penelitian bioanalisis yang akan dibahas pada jurnal ini adalah
mengenai analisis dolutegravir dalam sampel urin, air liur (saliva), dan plasma
darah. Teknik yang digunakan dapat mendeteksi kandungan dolutegravir dalam
urin, liur, dan juga plasma darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengamati keberadaan dolutegravir menggunakan berbagai macam metode dalam
berbagai sampel biologis, yakni plasma darah, saliva, dan juga urin. Metode yang
digunakan dalam pembuatan review artikel ini adalah pengumpulan literature dari
sumber jurnal yang ada yang berkaitan dengan analisis dolutegravir pada sampel
biologis yang bersumber dari google, google scholar, dan e-book dengan
menggunakan kata kunci “dolutegravir”, “bioanalisis”, darah”, “urin”, dan
“saliva” dalam pencarian literatur. Penelusuran lebih lanjut dapat dilihat secara
manual pada penulisan daftar pustaka. Hasil yang didapatkan bahwa metode yang
digunakan dalam analisis sampel plasma darah dan saliva sudah bisa memberikan
hasil yang akurat. Namun metode yang digunakan pada sampel urin belum akurat
sehingga perlu adanya metode lain yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang
akurat.
Kata kunci: bioanalisis; dolutegravir; plasma darah; urin; saliva
Abstract
Bioanalysis is a chemical analysis used to determine the levels of xenobiotic
substances and biotic substances in biological systems. In the pharmaceutical
world, bioanalysis plays a role in the development of new drugs, monitoring drug
therapy, and also bioequivalence. The bioanalytic research that will be discussed in
this journal is about the analysis of dolutegravir in urine, saliva (saliva), and blood
plasma samples. The technique used can detect the content of dolutegravir in urine,
saliva, and blood plasma. The purpose of this study was to observe the presence of
dolutegravir using various methods in various biological samples, namely blood
Alya Nafis, Bismar Al Bara, Deviana Farhani, Dhavina Maharani, Fajar Prasetyo, Galih
Ibnu Mukti, Nur Sa’diyyah
824 Syntax Idea, Vol.4, No. 4, April 2022
plasma, saliva, and urine. The method used in making this article review is the
collection of literature from existing journal sources relating to the analysis of
dolutegravir on biological samples sourced from google, google scholar, and e-
books using the keywords "dolutegravir", "bioanalysis", "blood ”, “urine”, and
“saliva” in a literature search. Further search can be seen manually in writing a
bibliography. The results showed that the method used in the analysis of blood
plasma and saliva samples was able to provide accurate results. However, the
method used in urine samples is not yet accurate, so other methods are needed to
get accurate results.
Keywords: bioanalysis; dolutegravir; blood plasma; urine; saliva
Pendahuluan
Bioanalisis merupakan analisis kimia yang digunakan untuk menetapkan kadar
zat-zat xenobiotic serta zat biotik dalam sistem biologi. Teknik-teknik yang biasa
dilakukan dalam bioanalisis adalah LC UV/FL, LC MS, GC MS, serta LC MS/MS
(Grégoire et al., 2014). Sebelum melakukan penelitian biasanya dilakukan preparasi
pada sampel. Teknik yang biasa digunakan dalam preparasi sampel adalah teknik
pengenceran matriks, pengendapan protein (Bennetto-Hood, Tabolt, Savina, & Acosta,
2014), ultrafiltrasi, ekstraksi cair-cair, dan ekstraksi fase padat.
Dalam dunia farmasi bioanalisis berperan dalam pengembangan obat baru, terapi
drug monitoring, dan juga bioekivalensi. Sampel yang digunakan dalam bioanalisis
berasal dari matriks biologi, seperti darah, air liur, rambut, kulit, urin, tinja, dan lain
sebagainya.
Penelitian bioanalisis yang akan dibahas pada jurnal ini adalah mengenai analisis
dolutegravir dalam sampel urin, air liur (saliva), dan plasma darah.
Dolutegravir merupakan obat golongan antiretrovirus (ART) yang biasa
digunakan dalam terapi obat untuk penyakit HIV. Pada saat HIV menular, DNA HIV
akan dipadukan dengan DNA sel induk. Pemaduan antara DNA HIV dan DNA sel
induk dibantu oleh enzim integrase. Obat dolutegravir bekerja sebagain integrase
inhibitor yang mana akan menghambat proses pemaduan antara DNA HIV dan sel
induk. Obat ini tidak memberikan efek samping, namun jika muncul biasanya efek
samping yang terjadi adalah mual, sakit kepala, dan diare. Dolutegravir digunakan
untuk penderita HIV yang sudah mengalami resisten oleh obat golongan ARV.
Dolutegravir merupakan obat baru sehingga potensi resisten yang terjadi sangat minim.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pembuatan review artikel ini adalah pengumpulan
literature dari sumber jurnal yang ada yang berkaitan dengan analisis dolutegravir pada
sampel biologis yang bersumber dari google, google scholar, dan e-book dengan
menggunakan kata kunci “dolutegravir”, “bioanalisis”, “darah”, “urin”, dan “saliva”
dalam pencarian literatur. Penelusuran lebih lanjut dapat dilihat secara manual pada
penulisan daftar pustaka.
Analisis Senyawa Dolutegravir dalam Berbagai Sampel Biologis
Syntax Idea, Vol.4, No.4, April 2022 825
Hasil dan Pembahasan
1. Bioanalisis Dolutegravir pada Sampel Plasma Darah
Dalam menganalisis kadar dolutegravir juga dapat dilakukan dengan
menggunakan sampel plasma darah, seperti yang dilakukan oleh (Bennetto-Hood et
al., 2014), (Grégoire et al., 2014) dan (Yagura, Watanabe, Nakauchi, & Watanabe,
2017).
Menurut (Bennetto-Hood et al., 2014) melakukan analisis dolutegravir dengan
menggunakan sampel plasma darah pada pasien sebanyak 20µL yang dipreparasi
dengan pengendapan protein sederhana menggunakan asetonitril. Pengendapan
dilakukan dengan menggunakan pelarut organik yaitu asetonitril sebanyak 120µL
kemudian dilakukan pengocokan dengan rotary shaker selama 2 menit pada 1500rpm
dan endapan diendapkan dengan mensentrifugasi selama 5 menit pada 5000rpm.
Pengenceran sampel dilakukan dengan menambahkan supernatant ke 120µL 1mg/ml
EDTA dalam asam format 0.1% sebelum diinjeksikan ke HPLC-MS/MS untuk
analisis. Kromatografi dilakukan menggunakan kolom dengan ukuran 2.1 mm × 50
mm pada fase terbalik menggunakan pelarut 60:40 asetonitril/air yang mengandung
0.1% asam format. Deteksi analit dan internal standar dilakukan dengan HPLC-
MS/MS.
Hal serupa juga dilakukan oleh (Grégoire et al., 2014) yang melakukan analisis
kadar dolutegravir pada sampel plasma darah pasien HIV menggunakan
kromatografi cair tandem-spektrometri massa atau liquid chromatography-tandem
mass spectrometry (LC-MS/MS). Preparasi sampel dilakukan dengan cara
pengendapan protein darah pasien HIV yang telah dicampur dengan antikoagulan
berupa K3EDTA menggunakan sentrifugasi dengan kecepatan 1800 g selama 10
menit pada suhu 4°C. Kemudian, plasma darah diambil sebanyak 100 µL dan
dicampur dengan 200 µL reagent perpitasi yang terdiri dari campuran metanol dan
seng sulfat 0,2 M dengan perbandingan 80/20 (v/v) termasuk standar internalnya
yaitu dolutegravir-¹³Cd5 sebanyak 0,4 mg/L. Selanjutnya, campuran divortex dan
disentrifugasi kembali selama 15 menit dengan kecepatan 13.000 g dan suhu 4°C.
Lalu, supernatan sampel diambil sebanyak 25 µL untuk disuntikkan ke dalam sistem
kromatografi. Kromatografi dilakukan menggunakan campuran 90% eluen A yang
terdiri dari (100% air, 10 mM amonium asetat, 0,1% asam asetat) serta 10% eluen B
yang terdiri dari (100% asetonitril) untuk pengikatan dolutegravir. Selanjutnya,
supernatan sampel bersama eluen C yang terdiri dari (66% asetonitril:34% air, 10
mM amonium asetat, 0,1% asam asetat) disuntikan ke dalam kolom HPLC fenil-
heksil - deteksi spektrometri massa tandem dengan pompa isokratik untuk
mempermudah pemisahan dalam proses analisis.
Sedangkan Hiroki Yagura, dkk menganalisis kadar dolutegravir di dalam
plasma darah pada 162 pasien yang terinfeksi HIV dan di bawah pengobatan anti-
retroviral(ARV) termasuk DTG (dolutegravir). Analisis dilakukan dengan
mengisolasi analit dengan cara mensentrifugasi sampel plasma sebanyak 2mL pada
3000rpm selama 2menit, dan dilakukan pengujian konsentrasi menggunakan LC-MS.
Alya Nafis, Bismar Al Bara, Deviana Farhani, Dhavina Maharani, Fajar Prasetyo, Galih
Ibnu Mukti, Nur Sa’diyyah
826 Syntax Idea, Vol.4, No. 4, April 2022
Berdasarkan pemaparan yang telah dijabarkan dapat diketahui bahwa analisis
dolutegravir dalam sampel plasma darah dapat dilakukan dengan preparasi sampel
berupa pengendapan protein sederhana dan dianalisis menggunakan beberapa metode
seperti kromatografi cair tandem-spektrometri massa (HPLC-MS/MS) serta
kromatografi cair - spektrometri massa (LC-MS).
2. Bioanalisis Dolutegravir pada Sampel Urin
Analisis Dolutegravir juga dapat dilakukan menggunakan sampel urin,
penelitian ini telah dilakukan oleh Shabnam Allahverdiyeva, dkk pada tahun 2021
menggunakan metode analisis Voltametri dengan Voltametri siklik (CV) untuk
menyelidiki perilaku redoks Dolutegravir dalam buffer BR pada pH 10,0 dan
Voltametri Stripping Adsorptif Gelombang Persegi (SW-AdSV) dalam buffer BR
kisaran pH 2,0-12,0 untuk mengevaluasi kinerja analitis dan kepraktisan metode
tersebut.
Analisis Dolutegravir yang dilakukan oleh Shabnam Allahverdiyeva, dkk
menggunakan sampel urin manusia yang terbebas dari obat-obatan dengan kondisi
perut yang kosong dan diambil satu hari sebelum percobaan. Sampel urin yang
digunakan sebanyak 5,0 mL dan disentrifugasi dengan 5 mL larutan Dolutegravir (1
mg/mL), hasil sentrifugasi selanjutnya divortex selama 1 menit. Volume campuran
sebanyak 100 mL dipindahkan kedalam sel voltametri yang mengandung 10 mL
buffer BR pada pH 10,0. Penambahan berturut-turut larutan Dolutegravir dilakukan
dengan mikropipet ke sel voltametri, dan voltamogram stripping dicatat setelah
setiap penambahan. Prosedur ini juga diterapkan pada sampel urin yang bebas
Dolutegravir untuk mendapatkan blanko.
Sensitivitas pengujian tersebut masih belum cukup untuk mendeteksi
konsentrasi Dolutegravir dalam sampel urin dari pasien yang terinfeksi HIV.
Penelitian lanjut harus dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda, seperti
kromatografi dan spektrometri massa.
Analisis Dolutegravir menggunakan sampel urin juga dilakukan oleh Stephen
Castellino, dkk pada tahun 2013 menggunakan metode HPLC untuk menentukan
farmakokinetik, metabolisme, dan ekskresi dolutegravir setelah pemberian oral
tunggal [14C]dolutegravir sebagai formulasi suspensi untuk subjek manusia yang
sehat.
Subjek pria dewasa sehat dan tidak merokok berusia 30 hingga 55 tahun dan
berat badan lebih dari 50 kg dengan indeks massa tubuh 18,5 hingga 31 kg/m2
memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah puasa semalam
setidaknya 10 jam, subjek menerima dosis oral tunggal [14C]dolutegravir pada 20,9 -
0,1 mg mengandung 80 - 0,4 -Ci (0,96 mSv) radioaktivitas sebagai suspensi dalam
hypromellose, sodium laural sulfate, dan air steril untuk injeksi, segera diikuti
dengan pembilasan air, dengan total volume pemberian 240 ml . Setiap radioaktivitas
yang diperoleh dari botol dosis dikurangi dari dosis yang dihitung.
Analisis Senyawa Dolutegravir dalam Berbagai Sampel Biologis
Syntax Idea, Vol.4, No.4, April 2022 827
Urine dikumpulkan predosis dan pada 0 sampai 6, 6 sampai 12, dan 12 sampai
24 jam dan pada interval 24 jam sampai kriteria debit terpenuhi. Urine disimpan pada
suhu 2 hingga 8°C selama pengumpulan dan dikumpulkan selama interval
pengumpulan, dan kemudian sebagian dibekukan pada suhu 20°C atau lebih dingin.
urin (dalam rangkap tiga) radioaktivitas sampel ditentukan dengan penghitungan
kilau cair (LSC). Bagian dari setiap sampel dicampur dengan koktail kilau Ultima
Gold XR dan dianalisis radioaktivitasnya menggunakan penghitung kilau cair Model
2900TR (Packard Instrument Co., Meriden, CT) selama setidaknya 5 menit atau
100.000 hitungan. .Sampel urin yang dikumpulkan dari setiap subjek adalah
disentrifugasi, dan sebagian dianalisis dengan menggunakan HPLC dengan deteksi
radiokimia. Profil radiokimia urin dihasilkan dengan menggunakan Agilent
(PaloAlto, CA) 1200 sistem HPLC. Puncak radiokromatografi dipisahkan setelah
injeksi ke Simetri C18kolom (100 kali 4,6 mm; 3,5 -m; Waters Associates) pada
40°C dan dielusi dalam kondisi gradien dengan fase gerak yang terdiri dari 2 pelarut:
pelarut A, 0,1% amonium asetat dalam air; dan pelarut B, 0,1% amonium asetat
dalam asetonitril. Metode HPLC yang dijelaskan di atas untuk profil radiokimia juga
diterapkan pada analisis metabolit.
3. Bioanalisis Dolutegravir pada Sampel Saliva
Untuk menganalisis konsentrasi obat Dolutegravir melalui metode LC/MS
pada sampel air liur. Dikumpulkan saliva dari pasien yang terinfeksi HIV. Diberikan
regimen yang mengandung 50 mg DTG setiap hari selama lebih dari satu bulan.
Sampel dikumpulkan dalam waktu 1 jam dan disimpan pada suhu -20°C sebelum
penggunaan.
Sampel saliva dicampur dengan DTG-d5 (23,8 ng/mL) sebagai internal
standar, kemudian dicampur dengan asetonitril 1:1 untuk mengendapkan protein
yang terkandung pada sampel. Selanjutnya sampel disentrifugasi dengan kecepatan
12.000 rpm selama 3 menit pada suhu 25°C untuk menghilangan bahan yang
terendap.
Untuk menentukan konsentrasi DTG dapat menggunakan metode LC-MS
dengan DTG-d5 sebagai standar internalnya. Analit yang didapat nantinya
dipisahkan secara isokratis pada fase terbalik di kolom berukuran 1,5 x 50 mm.
Analit dideteksi menggunakan mode ionisasi elektrospray positif dengan pemantauan
reaksi ganda (MRM). Kemudian kurva kalibrasi dipersiapkan dengan saliva yang
mengandung DTG dalam kisaran 0,5-100 ng/mL.
Validasi metode kuantifikasi DTG dalam sampel saliva memberikan nilai
LLOQ 0,5 ng/mL yang sesuai dengan kriteria. Pada kurva kalibrasi linear dalam
kisaran 0,5-100 ng/mL didapatkan presisi <14,4% dan akurasi + 14,7%. Kriteria
penerimaan akurasi yakni + 15%, kecuali pada LLOQ yakni dalam + 20% dapat
diterima, sementara kriteria penerimaan presisi adalah CV <15%, kecuali pada
LLOQ yakni CV <20%. Standar yang tidak memenuhi kriteria ini dikeluarkan dari
perhitungan kurva.
Alya Nafis, Bismar Al Bara, Deviana Farhani, Dhavina Maharani, Fajar Prasetyo, Galih
Ibnu Mukti, Nur Sa’diyyah
828 Syntax Idea, Vol.4, No. 4, April 2022
Pada penelitian lain analisis Dolutegravir dalam air liur dilakukan dengan cara
pengambilan sampel air liur dari subjek yang dirawat di UNC CTRC setidaknya 2
jam sebelum pemberian dosis DTG 50 mg pada hari ke 1 dan pada hari ke 7. Cairan
mukosa rektal dikumpulkan sendiri sebelum pemberian dosis dan pada dua poin
waktu per subjek di hari ke 1 dan tiga poin waktu per subjek di hari ke 7 dan 8 (baik
1, 3, 6, 12, 18, atau 24 jam pasca dosis). RF dikumpulkan sendiri oleh subjek yang
mengikuti instruksi melalui penyisipan swab Dacron sekitar 1-2 inci ke dalam
rektum selama 1-2 menit.
Kuantifikasi konsentrasi obat di semua matriks diselesaikan dengan
menggunakan metode LC-MS / MS yang divalidasi oleh UNC Center for AIDS
Research Clinical Pharmacology and Analytical Chemistry Core. Air liur manusia
digunakan sebagai matriks pengganti untuk analisis RF. Standar kalibrasi dan sampel
QC disiapkan dengan menambahkan human air liur, diperkaya pada berbagai
konsentrasi dengan DTG, ke penyeka bersih untuk meniru komposisi sampel
penelitian. DTG awalnya diekstraksi dari penyeka dengan 2 mL asetonitril. Sebagian
dari ekstrak tersebut kemudian dicampur dengan DTG-IS. Mengikuti pusaran dan
langkah sentrifugasi, sampel dipindahkan ke pelat 96-sumur untuk analisis LC-MS /
MS. Tiga puluh mikroliter Air liur dicampur dengan 600 L asetonitril yang
mengandung standar internal. Mengikuti vortex dan langkah sentrifugasi, supernatan
diencerkan dengan metanol 50:50:air sebelum untuk analisis LC-MS/MS. DTG
dielusi dari Varian (Agilent) Pursuit Diphenyl (2,1 × 50 mm, ukuran partikel 3 m)
kolom analitik. Data dikumpulkan menggunakan Sciex Analyst Perangkat Lunak
Kromatografi pada spektrometer massa triple quadrupole AB Sciex API-5000 (AB
Sciex, Kota Asuh, CA). Kurva kalibrasi diperoleh dengan menggunakan
1/konsentrasi² regresi linier tertimbang analit: rasio area puncak standar internal.
Sampel di atas rentang kalibrasi 0,075 hingga 75 ng DTG per swab diencerkan 20
kali lipat dan dianalisis ulang. Semua kalibrator dan kontrol kualitas sampel berada
dalam 15% dari nilai nominal untuk kedua dalam-hari dan antara-hari
berjalan.Ketepatan dalam-hari dan antara-hari adalah <15%. Pemulihan DTG dan
internalnya standar yang terlihat dengan metodologi ini adalah >90%.
Analisis nonkompartemen dilakukan dengan menggunakan Phoenix
WinNonlin v6.3 (Certara LP; St. Louis, MO). Waktu aktual digunakan dalam semua
analisis PK. Area di bawah kurva konsentrasi-waktu dari 0 hingga 24 jam (AUC0-24
jam) dihitung menggunakan aturan trapesium dengan interpolasi linear up/log down.
Karena konsentrasi DTG dalam beberapa sampel RF berada di bawah batas deteksi
(BLD), AUC komposit untuk RF pada PK1 dihitung menggunakan konsentrasi
median pada setiap titik waktu. Karena RT dari dua subjek dikumpulkan pada setiap
titik waktu setelah pemberian dosis tunggal dan ganda, profil komposit digunakan
untuk analisis PK. Korelasi Peringkat Spearman antara RF dan RT dihitung
menggunakan SAS 9.3 (SAS Institute Inc; Cary, NC). Parameter PK dipisahkan
berdasarkan hari dan matriks.
Analisis Senyawa Dolutegravir dalam Berbagai Sampel Biologis
Syntax Idea, Vol.4, No.4, April 2022 829
Dalam RF, konsentrasi puncak 17,0 ng / usap terjadi sekitar 24 jam setelah
dosis tunggal. AUC 0-24jadalah 91,9 ng * jam / usap. Tidak ada fase eliminasi
terminal yang diamati. Dalam profil komposit dosis ganda, konsentrasi puncak
median (IQR) 26,5 (8,0 - 289) ng / mL terjadi pada RF pada jam 12,1 (6,1-12,1).
Median (IQR) RF AUC0-24jadalah 300,0 (73,6 - 3160) ng * jam / usap dan fase
eliminasi terminal hanya dapat diukur untuk 3 subjek. Tidak ada korelasi yang dapat
dideteksi (Spearman rho = 0,43, p = 0,17) antara konsentrasi RF dan konsentrasi RT
yang dikumpulkan dalam jendela 1 jam di Hari 7 dan 8. Paparan RF relatif rendah
dibandingkan RT dengan RF: RT AUC0-24jrasio 0,018 dan 0,047 setelah dosis
tunggal dan berulang.
Kesimpulan
Analisis senyawa dolutegravir pada beberapa sampel biologis dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode yang berbeda dengan tingkat keberhasilan yang
berbeda. Pada sampel plasma darah dapat dilakukan analisis dengan menggunakan
HPLC-MS/MS dan LC/MS dengan hasil yang cukup akurat, sensitif dan presisi. Pada
sampel urin analisis dilakukan dengan menggunakan Voltametri Siklik dengan hasil
yang belum cukup sensitifitasnya sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
menggunakan metode yang lain, metode yang lain juga dapat dilakukan dengan
menggunakan metode HPLC dengan hasil yang jauh lebih akurat. Pada sampel saliva
analisis dilakukan menggunakan metode LC-MS/MS dengan pendeteksian analit
menggunakan mode ionisasi electrospray positif melalui pemantauan reaksi ganda
dengan hasil yang cukup akurat.
BIBLIOGRAFI
Brown KC, Patterson KB, Malone SA, et al. Single and multiple dose pharmacokinetics
of maraviroc in saliva, semen, and rectal tissue of healthy HIV-negative men. J
Infect Dis. 2011; 203(10):148490. [PubMed: 21502084].Google Scholar
Bruzzese Eugenia, et al. Dolutegravir-based anti-retroviral therapy is effective and safe
in HIVinfected paediatric patients. Italian Journal of Pediatrics. 2018; 44(37):1-
5. Google Scholar
Bennetto-Hood, Chantelle, Tabolt, Glenn, Savina, Paul, & Acosta, Edward P. (2014). A
sensitive HPLCMS/MS method for the determination of dolutegravir in human
plasma. Journal of Chromatography B, 945, 225232. Google Scholar
Benjamin N G., Kristine B Patterson, Heather MA Prince, Craig Sykes, Jessica L., dll.
Dolutegravir Pharmacokinetics in the Genital Tract and Colorectum of HIV
Negative Men After Single and Multiple Dosing. J Acquir Immune Defic Syndr.
2013 September 1; 64(1): 3944. Google Scholar
Alya Nafis, Bismar Al Bara, Deviana Farhani, Dhavina Maharani, Fajar Prasetyo, Galih
Ibnu Mukti, Nur Sa’diyyah
830 Syntax Idea, Vol.4, No. 4, April 2022
Castellino, S., Moss, L., Wagner, D., Borland, J., Song, I., Chen, S., ... & Savina, P. M.
(2013). Metabolism, excretion, and mass balance of the HIV-1 integrase inhibitor
dolutegravir in humans. Antimicrobial agents and chemotherapy, 57(8), 3536-
3546. Google Scholar
Eron JJ, Clotet B, Durant J, Katlama C, Kumar P, Lazzarin A, PoizotMartin I,
Richmond G, Soriano V, Ait-Khaled M, Fugiwara T, Huang J, Min S, Vavro C,
Yeo J. 2013. Safety and efficacy of dolutegravir in treatment-experienced subjects
with raltegravir-resistant HIV type 1 infection: 24-week results of the VIKING
study. J. Infect. Dis. Google Scholar
Grégoire, M., Deslandes, G., Renaud, C., Bouquié, R., Allavena, C., Raffi, F., Jolliet,
P., & Dailly, E. (2014). A liquid chromatographytandem mass spectrometry assay
for quantification of rilpivirine and dolutegravir in human plasma. Journal of
Chromatography B, 971, 19. Google Scholar
K. Tsuchiya, M. Ohuchi, N. Yamane, H. Aikawa, H. Gatanaga, S. Oka, A. Hamada,
High-performance liquid chromatographytandem mass spectrometry for
simultaneous determination of raltegravir, dolutegravir and elvitegravir
concentrations in huma plasma and cerebrospinal fluid samples, Biomed.
Chromatogr. 32 (2018), e4058. Google Scholar
M Aouri, A Calmy, B Hirschel, A Telenti, T Buclin, M Cavassini, A Rauch, LA
Decosterd. A validated assay by liquid chromatography-tandem mass spectrometry
for the simultaneous quantification of elvitegravir and rilpivirine in HIV positive
patients. J Mass Spectrom. 48(2013)616-625. Google Scholar
M. Cabrol, F. Dubois-Galopin, E. Chatelut, P. Delobel, P. Gandia, Determination of
dolutegravir’s unbound fraction in human plasma using validated equilibrium
dialysis and LC-MS/MS methods, Clin. Chim. Acta 479 (2018) 5665. Google
Scholar
M Shibata, M Takahashi, M Yoshino, T Kuwahara, T Nomura, Y Yokomaku, W
Sugiura. Development and application of a simple LC-MS method for the
determination of plasma rilpivirine (TMC-278) concentrations. J Med Invest.
60(2013)35-40. Google Scholar
L Burugula, NR Pilli, A Makula, DS Lodagala, R Kandhagatla. Liquid
chromatographytandem mass spectrometric assay for the non-nucleoside reverse
transcriptase inhibitor rilpivirine in human plasma. Biomed Chromatogr.
27(2013)172-178. Google Scholar
Raffi F, Rachlis A, Stellbrink HJ, et al. Once-daily dolutegravir versus raltegravir in
antiretroviral-naive adults with HIV-1 infection: 48 week results from the
randomised, double-blind, non-inferiority SPRING-2 study. Lancet. 2013;
381(9868):73543. [PubMed: 23306000]. Google Scholar
Analisis Senyawa Dolutegravir dalam Berbagai Sampel Biologis
Syntax Idea, Vol.4, No.4, April 2022 831
Reese MJ, Savina PM, Generaux GT, Tracey H, Humphreys JE, Kanaoka E, Webster
LO, Harmon KA, Clarke JD Polli JW. 2013. In vitro investigations into the roles
of drug transporters and metabolizing enzymes in the disposition and drug
interactions of dolutegravir, a HIV integrase inhibitor. Drug Metab. Dispos.
41:353361. Google Scholar
Shabnam, A., dkk. 2021. First report for the electrochemical investigation of a new HIV
integrase inhibitor dolutegravir: Its voltammetric determination intablet dosage
forms and human urine using a boron-doped diamond electrode. Elsevier: 1-7
Google Scholar
Song I, Borland J, Chen S, et al. Effect of food on the pharmacokinetics of the integrase
inhibitor dolutegravir. Antimicrob Agents Chemother. 2012; 56(3):16279.
[PubMed: 22183173]. Google Scholar
Yagura, Hiroki, Watanabe, Dai, Nakauchi, Takao, & Watanabe, D. (2017). Effect of
dolutegravir plasma concentration on central nervous system side effects. Abstract
CROI, 3, 7. Google Scholar
Copyright holder:
Alya Nafis, Bismar Al Bara, Deviana Farhani, Dhavina Maharani, Fajar Prasetyo,
Galih Ibnu Mukti, Nur Sa’diyyah (2022)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: