How to cite:
Fransiska,A, N., Masyrofah, D., Putri, G, K., Malik, L, H., Wulanbirru, P., Putri, T, R., (2022)
Analisis Senyawa Obat Dalam Sampel Biologis Plasma Darah, Syntax Idea, 4(5), https://doi.org/
10.36418/syntax-idea.v4i5.1834
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol.4, No.5, Mei 2022
ANALISIS SENYAWA OBAT DALAM SAMPEL BIOLOGIS PLASMA DARAH
Angel Novia Fransiska, Diba Masyrofah, Gita Kurniawati Putri, Lhidya Halizah
Malik, Putri Wulanbirru, Tintia Rafika Putri
Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) Jawa Barat, Indonesia
[email protected], lhidyahalizahmalik@gmal.com,
Abstrak
Senyawa obat yang digunakan dalam penelitian ini adalah plasma dengan
amoksisilin, gliburida, vankomisin, amlodipin, dan parasetamol. Kromatografi-
Spektrometri Massa (GC-MS). Senyawa pertama yang digunakan yaitu amoxicillin,
konsentrasi plasma diukur pada 250 g/mL dan 500 g/mL, dan masing-masing
konsentrasi diulang 3 kali. Gliburida, konsentrasi plasma ditentukan dengan 3
konsentrasi yaitu 1 g/mL, 2 g/mL dan 4 g/mL, dan masing-masing konsentrasi
diulang 5 kali. Untuk Vankomisin, 4 konsentrasi digunakan untuk penentuan
konsentrasi plasma, yaitu 3 g/mL, 15 g/mL, 31,5 g/mL dan 48 g/mL konsentrasi
yang sesuai untuk penentuan amoksisilin, yaitu tingkat 500 g/mL. Semua
konsentrasi sesuai untuk penentuan glyburide metode yang paling akurat adalah
metode kromatografi cair/spektrometri massa (LC/MS), dan asetaminofen
menggunakan kromatografi gas-spektrometri massa (GC/MS) metode.-MS) ), kadar
parasetamol dalam sampel darah yang diperoleh adalah 175,2 ppm.
Kata kunci: kadar; plasma darah; senyawa obat
Abstract
The drug compounds used in this study were plasma with amoxicillin, glyburide,
vancomycin, amlodipine, and paracetamol. Chromatography-Mass Spectrometry
(GC-MS). The first compound used was amoxicillin, plasma concentrations were
measured at 250 g/mL and 500 g/mL, and each concentration was repeated 3 times.
Gliburides, plasma concentrations were determined in 3 concentrations, namely 1
g/mL, 2 g/mL and 4 g/mL, and each concentration was repeated 5 times. For
Vancomycin, 4 concentrations were used for determination of plasma
concentrations, namely 3 g/mL, 15 g/mL, 31.5 g/mL and 48 g/mL concentrations
suitable for determination of amoxicillin, i.e. levels of 500 g/mL. All concentrations
were suitable for the determination of glyburide the most accurate methods were
liquid chromatography/mass spectrometry (LC/MS), and acetaminophen using gas
chromatography-mass spectrometry (GC/MS) method.-MS) ), levels of paracetamol
in blood samples obtained is 175.2 ppm.
Keywords: rate; blood plasma; medicinal compound
Angel Novia Fransiska, Diba Masyrofah, Gita Kurniawati Putri, Lhidya Halizah Malik,
Putri Wulanbirru, Tintia Rafika Putri
906 Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022
Received: 2022-04-22; Accepted: 2022-05-05; Published: 2022-05-11
Pendahuluan
Validasi metode analisis merupakan proses yang menjamin analisis akurat,
sfesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis telah sesuai
dengan penggunaan yang dikehendaki (Fauziah et al., 2017). Beberapa parameter
analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis diuraikan dan
didefinisikan sebagaimana cara penentuannya. Adapun parameter-parameter tersebut
antara lain adalah kecermatan (akurasi), kesaksamaan (presisi), selektivitas, linearitas
dan rentang, batas deteksi (LOD) dan batas kuantitas (LOQ), ketangguhan metode,
kekuatan metode (Nyoman et al., 2015). Suatu metode analisis bisa dapat digunakan
jika telah dilakukan validasi dan menyesuakan dengan kondisi laboratorium dan
peralatan yang tersedia, meski metode yang akan digunakan telah dipublikasi pada
jurnal atau buku teks resmi (Uno et al., 2015).
Matriks biologi yang sering digunakan untuk menganalisis kadar obat atau
senyawa lain adalah serum, urine, darah, dan saliva. Matriks biologi (terutama darah)
diperoleh dengan cara invasif melalui vena (Venipuncture) (Supandi, 2015).
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan distribusi dari
komponen yang ada di fasa gerak dan fasa diam (Rizalina et al., 2018).
Pemeriksaan kadar obar dalam plasma darah yaitu metode yang susuai untuk
menjamin kualitas obat dan optimalisasi terpai obat dalam pelayanan farmasi, maka dari
itu diperlukan metode analisis yang valid untuk menentukan kadar senyawa obat yang
ada di dalam plasma darah (Tania et al., 2016). Untuk senyawa obat yang dipakai
berbeda-beda, sedangkan untuk sampel biologisnya sama yaitu plasma darah dengan
menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi untuk penetapan Amoxicillin,
Glibenclamide, vankomisin, Kromatografi Gas untuk penentuan Amlodipin, dan Gas
Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) untuk Paracetamol.
Senyawa obat yang pertama, Amoxicillin adalah antibiotik semisintetik penisilin
yang memiliki cincin B-laktam biasanya di gunakan pada terapi phenomia (Sofyani et
al., 2018). Amoxicillin merupakan antibiotik yang konsentrasi dalam darah sangat kecil
sehingga diperlukan metode analisis yang sensitif, selektif, dan valid untuk analisis
(Sofyani et al., 2018). Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA) merupakan
salah satu obat yang wajib diuji bioekuivalensinya, uji bioekivalensi ini berkatan dengan
kualitas obat yang ada di dalam plasma darah yang penting dilakukan untuk menjamin
obat yang diuji memiliki khasiat dan keamanan untuk pasien (Nyoman et al., 2015),
(Tania et al., 2016).
Senyawa obat yang ke dua, Glibenclamide adalah obat antidiabetika golongan
sulfonilurea yang sukar larut dalam air (Rohayati et al., 2015). Salah satu golongan
antidiabetik oral yang sering digunakan ialah golongan glibenclamide atau sering
disebut juga gliburide yang termasuk kedalam obat golongan sulfonil urea (Tresnawati
& Saputri, 2017). Glibenclamide bekerja dengan cara menstimulasi pengeluaran insulin
dengan cara menghambat penempelan reseptor sulfonil urea di sel β pulau langhears
Analisis Senyawa Obat dalam Sampel Biologis Plasma Darah
Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022 907
dan akhirnya menyebabkan adanya tegangan pembukaan calsium chanel yang akhirnya
terjadi peningkatan kalsium intra sel β.Analisis glibenklamid dalam cairan biologi
dilaporkan dapat dilakukan menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT), spektrofotometri ultraviolet-visibel, elektroforesis kapiler, serta kromatografi
cair spektrometri massa (Tresnawati & Saputri, 2017).
Senyawa obat yang ke tiga, Vankomisin merupakan salah satu terapi antibiotika
lini pertama yang diindikasikan secara luas pada infeksi bakteri gram positif multi-
resisten invasif, terutama pada methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) di
banyak negara , vankomisin digunakan untuk injeksi komplikasi seperti meningitis,
pneumonia, osteomyelitis dan endocarditis (Suardi et al., 2016), (Wibowo, Maulidina,
Fitri, & Ningrum, 2019). Jika dibandingkan antibiotika lainnya, vankomisin memiliki
indeks terapeutik sempit dengan tingkat variabilitas farmakokinetika tinggi. Beberapa
metode penetapan kadar vankomisin dalam plasma manusia menggunakan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan detektor UV fluorosensi, dan
spektrometri massa (Wibowo, Maulidina, Fitri, & Ningrum, 2019).
Senyawa obat yang ke empat, Amlodipin adalah obat anti hipertensi (penurun
tekanan darah tinggi) yang sering digunakan, bekerja dengan cara mengendurkan
pembuluh darah (Zulfiah, 2019). Pengguna obat ini biasanya sudah ketergantungan dan
tidak bisa lepas dengan obat tersebut. Penggunaan obat ini biasanya seumur hidup
Amlodipine memberikan efek farmakologis sebagai agen antihipertensi dengan
mekanisme kerja Calcium Channel Blocker (CCB), analisis amlodipin di dalam plasma
darah bertujuan untuk Therapeutic Drug Monitor (TDM) (Alawiyah & Mutakin, 2017).
Senyawa obat yang ke lima, paracetamol adalah golongan obat analgesik non
opioid yang dijual secara bebas (Sudarma & Subhaktiyasa, 2021b). Paracetamol
digunakan untuk meredakan nyeri ringan atau sedang dan kondisi demam ringan
(Oktaviana et al., 2019). Obat ini menjadi pilihan analgesik yang relatif aman bila
dikonsumsi dengan benar sesuai petunjuk penggunaan . Tujuan dari mereview jurnal ini
adalah untuk mengetahui kadar dari beberapa senyawa obat yang berada di dalam
plasma darah.
Metode Penelitian
Review jurnal ini menggunakan referensi primer yang berupa jurnal dan
bersumber dari google scholar yang sudah dipublikasi dan terpercaya. Metode yang
digunakan pada literature review adalah dengan mengumpulkan beberapa jurnal tentang
mengetahui kadar senyawa obat dalam plasma darah.
Angel Novia Fransiska, Diba Masyrofah, Gita Kurniawati Putri, Lhidya Halizah Malik,
Putri Wulanbirru, Tintia Rafika Putri
908 Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Senyawa Obat
Metode
Hasil
Amoxcillin
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT)
500 µg/mL dengan
waktu retensi di menit
ke 2,71
Glibenclamide
Resolusi 2,35 dengan
waktu retensi di menit
ke 1,14 dan 2,5 dengan
waktu retensi di menit
ke 1,15. (>1,5)
Vankomisin
3 µg/mL dengan waktu
retensi di menit ke 5,
613 sampai 5, 811
Amlodipin
Liquid Chromatography/Mass
Spectrophotometry (LC/MS)
0,5 µg/mL
Paracetamol
Gas Chromatography- Mass
Spectometry (GC - MS)
175,2 ppm.
B. Pembahasan
Penetapan kadar plasma yang digunakan dalam jurnal ini dilakukan
menggunakan 2 konsentrasi berbeda. Pada senyawa pertama Amoxicillin dilakukan
penetapan kadar dalam darah menggunakan konsentrasi 250 µg/mL dan 500
µg/mL, tiap konsentrasi dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Untuk konsentrasi
250 µg/mL dihasilkan rata-rata luas puncak 441847,33, rata-rata waktu retensi 2,76
dan rata-rata kadar terukurnya 1,67. Sedangkan untuk konsentrasi 500 µg/mL rata-
rata luas puncak 2069980,33, waktu retensi nya 2,71 dan kadar terukurnya 3,88.
Sebelumnya telah dilakukan validasi penetapan kadar Amoxicillin dalam plasma
secara in Vitro dengan metode yang sudah divalidasi, dan menunjukkan bahwa
Amoxicillin memiliki kadar yang sangat rendah, dan maka dari itu diperlukan kadar
terukur yang tinggi agar amoxicillin dalam plasma dapat terukur. Dan dapat
dibuktikan bahwa konsentrasi yang memiliki nilai kadar terukur yang tinggi adalah
konsentrasi kedua yaitu 500 µg/mL, yang artinya kadar yang cocok untuk
penetapan amoxicillin yaitu kadar pada konsentrasi 500 µg/mL (Nyoman et al.,
2015). Sedangkan untuk senyawa kedua yaitu Glibenclamide, penetapan kadar
dalam darah menggunakan 3 konsentrasi yaitu, 1 μg/mL, 2 μg/mL dan 4 μg/mL,
tiap konsentrasi dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Nilai presisi yang
diperoleh dari masing-masing konsentrasi secara berurutan yaitu 16,90%, 10,92%
dan 4,91% sedangkan untuk SPE-MIP MAA adalah 1,95%; 4,54%; dan 4,56%.
Analisis Senyawa Obat dalam Sampel Biologis Plasma Darah
Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022 909
Untuk nilai akurasi dari tiap konsentrasi diantaranya 95,99%, 99,2%, dan 105,17%
secara berurutan. Sedangkan untuk SPE-MIP MAA adalah 92,28%; 106,02%; dan
97,39%. Untuk mengetahui selektivitas metode yang digunakan, dapat dilihat dari
daya keterpisahan (resolusi) kedua puncak. Dari pembahasan dapat ketiga
konsentrasi cocok atau yang dapat digunakan dalam penetapan kadar
Glibenclamide dikombinasikan dengan Metformin dalam darah. Dikatakan
demikian karena hasil nilai resolusi yang diperoleh memenuhi persyaratan yakni
>1,5, yang dilihat dari hasil resolusi yaitu 2,35 dengan waktu retensi di menit ke
1,14 dan 2,5 dengan waktu retensi di menit ke 1,15 (Rohayati et al., 2015).
Sementara itu senyawa ke tiga yaitu Vankomisin, dilakukan penetapan
kadar dalam darah menggunakan 4 konsentrasi yaitu, 3 μg/mL, 15 μg/mL 31,5
μg/mL dan 48 μg/mL, masing-masing konsentrasi dilakukan pengujian sebanyak 5
kali. Hasil dari metode KCKT ini memperoleh nilai CV 1, 21% pada konsentrasi 3
μg/mL dengan waktu retensi nya di menit ke 5, 613 sampai 5, 811. Kemudian
dilakukan juga pengujian akurasi dan presisi kadar vankomisin, hasil dari pengujian
akurasi dan presisi kadar vankomisin intra hari diperoleh memiliki kedekatan
dengan kadar yang diketahui serta pengujian dari tiap replikasinya memiliki
kedekatan satu dengan lainnya. Selain pengujian akurasi dan presisi intra hari,
kadar Vankomisin juga dilakukan pengujian akurasi dan presisi antar hari. Pada
pengujian antar hari (between run) diperoleh dan dinyatakan bahwa nilai % diff dan
CV yang memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 15%. Pada konsentrasi 48 μg/mL
diperoleh % diff dengan rentang -13,65% - 13,20% dan CV sebesar 5,97%. Yang
maknanya pada pengujian Vanskomin dalam spiked plasma antar hari, yang
replikasi nilai kadar nya memiliki kedekatan dengan kadar yang lainnya yaitu pada
konsentrasi 48 μg/mL (Wibowo, Maulidina, Fitri, & Dwi, 2019).
Selanjutnya yaitu senyawa keempat, Amlodipin berikatan dengan protein
plasma 98% maka dari itu menyebabkan jumlah kadar dalamnya sedikit dan
diperlukan metode analisis yang sangat akurat. Metode yang digunakan adalah
instrumentasi Ultra Perfomance Liquid Chromatography-Electrospray Ionization
Mass Spectrometry dan Liquid Chromatography/ Mass Spectrophotometry
(LC/MS). Dari kedua metode ini yang paling akurat adalah metode Liquid
Chromatography/ Mass Spectrophotometry (LC/MS) dikarenakan mampu
mendeteksi konsentrasinya lebih kecil sehingga digunakan dalam analisis
amlodipin dalam cairan plasma darah (Alawiyah & Mutakin, 2017).
Senyawa yang terakhir adalah Paracetamol. Analisis kadar paracetamol
dalam plasma darah secara kualitatif diketahui dari kromatogram yang berupa RT
(Retention time) yang sama atau mendekati standar paracetamol yang menunjukkan
terdeteksi senyawa paracetamolnya. Nilai retention time pada sampel plasma darah
memiliki nilai 15.056. Dalam analisis kadar paracetamol dalam plasma darah
menggunakan metode Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS),
diperoleh kembali kadar dari paracetamol pada sampel darah yaitu 175,2 ppm
(Sudarma & Subhaktiyasa, 2021a).
Angel Novia Fransiska, Diba Masyrofah, Gita Kurniawati Putri, Lhidya Halizah Malik,
Putri Wulanbirru, Tintia Rafika Putri
910 Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022
Kesimpulan
Amoxicilin dilakukan penetapan kadar dalam darah menggunakan konsentrasi
250 µg/mL dan 500 µg/mL, konsentrasi yang cocok untuk penetapan amoxicilin yaitu
pada kadar 500 µg/mL. Penetapan glibenklamid kadar dalam darah menggunakan
konsentrasi 1 μg/mL, 2 μg/mL dan 4 μg/mL, semua konsentrasi cocok digunakan untuk
penetapan kadar glibenklamid. Penetapan kadar vanskomin dalam darah menggunakan
konsentrasi 3 μg/mL, 15 μg/mL 31,5 μg/mL dan 48 μg/mL, kadar yang memiliki
kedekatan dengan kadar yang lainnya yaitu pada konsentrasi 48 μg/mL. Amlodipin
menggunakan metode instrumentasi Ultra Perfomance Liquid Chromatography-
Electrospray Ionization Mass Spectrometry dan Liquid Chromatography/ Mass
Spectrophotometry (LC/MS). Metode yang paling akurat adalah metode Liquid
Chromatography/ Mass Spectrophotometry (LC/MS), karena mampu mendeteksi
konsentrasinya lebih kecil sehingga digunakan dalam analisis amlodipin dalam cairan
plasma darah. Paracetamol menggunakan metode Gas Chromatography-Mass
Spectrometry (GC-MS), diperoleh kadar paracetamol pada sampel darah yaitu 175,2
ppm. BIBLIOGRAFI
Alawiyah, A., & Mutakin. (2017). Analisis Amlodipin Dalam Plasma Darah Dan
Sediaan Farmasi. Farmaka, 15(3), 123132.Google Scholar
Fauziah, F., Kardela, W., Rasyid, R., & Silvi, M. (2017). Validasi Metode Analisis A-
Mangostin dalam Plasma Darah Manusia Secara In Vitro dengan Kromatografi
Lapis Tipis-Densitometri. Jurnal Farmasi Higea, 9(2), 96102. Google Scholar
Nyoman, N., Sari, P., Revolta, M., & Runtuwene, J. (2015). Validasi Metode Analisis
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Untuk Penetapan Kadar Amoxicilin Dalam
Plasma Secara in Vitro. Pharmacon, 4(3), 96103. Google Scholar
Oktaviana, E., Hidayati, I. R., & Pristianty, L. (2019). Pengaruh Pengetahuan terhadap
Penggunaan Obat Parasetamol yang Rasional dalam Swamedikasi (Studi pada Ibu
Rumah Tangga di Desa Sumberpoh Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo).
Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 4(2), 44. Google Scholar
Rizalina, H., Cahyono, E., Mursiti, S., & Nurcahyo, B. (2018). Optimasi Penentuan
Kadar Metanol dalam Darah Menggunakan Gas Chromatography. Indonesian
Journal of Chemical Science, 7(3), 254261. Google Scholar
Rohayati, A., Hasanah, A. N., Saptarini, N. M., & Aryanti, A. D. (2015). Optimasi
Kondisi Pemisahan Glibenklamid Kombinasi Metformin dalam Plasma Darah
Menggunakan KCKT Optimization of Separation Condition of Glibenclamide and
Metformin in Blood Plasma Using HPLC. Ijpst, 2(3), 96104. Google Scholar
Sofyani, C., Rusdiana, T., & Chaerunnisa, A. (2018). REVIEW: Validasi Metode
Analisis Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Untuk Penetapan Kadar Uji Disolusi
Terbanding Tablet Amoksisilin. Farmaka, 16(1), 324328. Google Scholar
Analisis Senyawa Obat dalam Sampel Biologis Plasma Darah
Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022 911
Suardi, M., Sofjan, M., & Raveinal, R. (2016). Kesesuaian Dosis Vankomisin pada
Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 3 dan 4 di Bangsal Penyakit Dalam RSUP
Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 3(1), 6471. Google
Scholar
Sudarma, N., & Subhaktiyasa, I. P. G. (2021a). Analisis Kadar Paracetamol Pada Darah.
Bali Medika Jurnal, 8(3), 285293. Google Scholar
Sudarma, N., & Subhaktiyasa, I. P. G. (2021b). Analisis kadar paracetamol pada darah
dan serum Sis Kadar Paracetamol Pada Darah Dan Serum: Analysis of paracetamol
levels in blood and serum. Bali Medika Jurnal, 8(3), 285293. Google Scholar
Tania, L., Sitepu, E. S., & Harahap, Y. (2016). Validasi Metode Analisis Ofloksasin
dalam Plasma In Vitro secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi-Fluoresensi
Mengacu pada European Medicines Agency Guideline. Pharmaceutical Sciences
and Research, 3(2), 6171. Google Scholar
Tresnawati, W., & Saputri, F. A. (2017). REVIEW: Analisis Penentuan Glibenklamid
dalam Pharmaceutical Dosage Forms. Farmaka, 14(2), 232245. Google Scholar
Uno, N. R., Sudewi, S., & Lolo, W. A. (2015). Validasi Metode Analisis Untuk
Penetapan Kadar Tablet Asam Mefenamat Secara Spektrofotometri Ultraviolet.
Pharmacon, 4(4), 156167. Google Scholar
Wibowo, A., Maulidina, D. I., Fitri, W. S., & Dwi, V. (2019). Validasi Metode
Bioanalisis Vankomisin dalam Spiked - plasma Manusia Menggunakan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi - detektor UV untuk Aplikasi Pemantauan Kadar
Obat dalam Darah. Eksakta: Jurnal Ilmu-Ilmu MIPA, 19(1), 3545. Google
Scholar
Wibowo, A., Maulidina, D. I., Fitri, W. S., & Ningrum, V. (2019). Validasi Metode
Bioanalisis Vankomisin HCl dalam Spiked-plasma Manusia Menggunakan KCKT-
UV untuk Aplikasi PKOD. EKSAKTA: Journal of Sciences and Data Analysis,
19(1), 5770. Google Scholar
Zulfiah, Z. (2019). Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Informasi Obat
Hipertensi (Amlodipine 5 Mg) Di Klinik Nur Ichsan Tahun 2019. Jurnal Farmasi
Sandi Karsa, 5(2), 105109. Google Scholar
Angel Novia Fransiska, Diba Masyrofah, Gita Kurniawati Putri, Lhidya Halizah Malik,
Putri Wulanbirru, Tintia Rafika Putri
912 Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022
Copyright holder:
Angel Novia Fransiska, Diba Masyrofah, Gita Kurniawati Putri, Lhidya Halizah
Malik, Putri Wulanbirru, Tintia Rafika Putri (2022)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: