Strategi guru tahfidz dalam pembinaan akhlak SMP IT Darurrahman Makassar
Syntax Idea, Vol.4, No.4, April 2022 725
presentation and conclusion/verivikasi drawdown As for the data sources in this
study, Guru Tahfidz, Principal and students of Darurrahman IT Junior High
School. The results of the research obtained from the Tahfidz Teacher Strategy in
Moral Development in Students at Darurrahman Makassar IT Junior High School
are: Tahfidz Teacher Strategy in The Development of Morals of Junior High School
DASRurrahman Makassar include: conducting coaching strategies and direct
supervision, teaching about Adab to students, providing punishment for students
who violate, doing good habituation and setting a good example. Supporting
factors and obstacles in moral coaching at SMP IT Darurrahman Makassar are: a.
Supporting factors are the motivation of teachers and students, the existence of
adequate facilities, the presence of support from parents. b. Inhibiting factors are
internal factors that arise from within the learner and external factors such as
family factors and environmental factors.
Keywords: strategy; tahfidz teacher; moral development
Received: 2021-12-22; Accepted: 2022-01-05; Published: 2022-04-20
Pendahuluan
Di era globalisasi ini, banyak sekali kesulitan yang harus dihadapi, khususnya di
bidang pesersekolahan. Oleh karena itu, para ahli pendidikan dan otoritas publik perlu
mengharapkan dan proaktif dalam mempersiapkan SDM yang terampil sehingga tidak
mudah terpengaruh dengan hal-hal buruk. Adanya pendidikan juga akan membantu
seseorang untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini telah diatur dalam
pelaksanaan pendidikan di Indonesia sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pada pasal 2 pasal 3 yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Fitriyani, 2018).
Sebagaimana yang dijelaskan juga oleh Kristiawan, bahwa pendidikan berarti
membina kemampuan peserta didik menjadi pribadi yang mengenal dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pribadi yang terhormat, kokoh, terpelajar,
imajinatif, mandiri dan menjadi penduduk mayoritas dan cakap. Menurut Al-Ghazali,
dalam perspektif Islam, pendidik adalah gerakan tepat yang menghasilkan perubahan
moderat dalam perilaku manusia atau upaya untuk menghilangkan etika yang buruk dan
menanamkan etika yang besar (Lubis & Asry, 2020).
Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan dan arahan yang kritis untuk
menjamin pergantian peristiwa dan ketahanan bangsa dan negara untuk mewujudkan
SDM yang unggul. Pendidikan penting sebagai usaha untuk mengembangkan dan
memupuk kemungkinan intrinsik, baik fisik maupun mendalam, sesuai dengan kualitas
yang ada di mata publik dan budaya (Alwasilah, Suryadi, & Karyono, 2022).