How to cite:
Putri, L, A., Nasir, F., Raharjo, J, F., (2022) Desain bahan ajar berbasis kemampuan pemecahan
masalah matematis pada materi turunan fungsi, Syntax Idea, 4(3), https://doi.org/ 10.36418/syntax-
idea.v4i3.1820
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol.4, No.3, Maret 2022
DESAIN BAHAN AJAR BERBASIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS PADA MATERI TURUNAN FUNGSI
Lifia Ardhya Putri, Fuad Nasir, Jajo Firman Raharjo
Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Gunung Jati Cirebon Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected], fuadugj@gmail.com, [email protected]om
Abstrak
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui desain bahan ajar berbasis
kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi turunan fungsi itu valid.
Metode penelitian yang digunakan adalah R&D (Research and Development) dan
menggunakan model ADDIE dengan memfokuskan sampai pada tahap ADD.
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Cirebon,
dengan mengambil partisipan sebanyak 9 siswa kelas 11. Hasil dari uji kevalidan
bahan ajar dan angket praktikalitas, bahwa modul berbasis kemampuan pemecahan
masalah dinyatakan cukup valid dengan perolehan 79.68% rata-rata secara
keseluruhan.
Kata Kunci: validasi; praktikalitas; pemecahan masalah matematis;
Abstract
The purpose of this study was determine the design of teaching materials based on
mathematical problem solving abilities on material derivative functions was valid.
The research method used is R&D (Research and Development) and uses the
ADDIE model by focusing on the ADD stage. This research was carried out in one
of the STATE High School in Cirebon District. Taking as many as 9 student of 11th
grade as participants. The results of the validity test of teaching materials and
practicality questionnaires, that the problem-solving ability-based module was
declared quite valid with an average gain of 79,68% on average whole.
Keywords: validity; practicality; mathematical problem solving;
Pendahuluan
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang
terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan dalam
bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik dalam pembinaan
sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan perlu mendapat perhatian dari
pemerintah, masyarakat dan pengelola pendidikan khususnya (Nurkholis, 2013).
Tujuan dari pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan mampu
mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadikannya sebagai manusia yang
Desain bahan ajar berbasis kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi
turunan fungsi
Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022 675
beriman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta selalu
bertanggung jawab (Hakim, 2016). Implementasi tujuan pendidikan sudah tertera
didalam kurikulum, saat ini kurikulum yang berkembang adalah kurikulum nasional
yang merupakan revisi dari kurikulum 2013. Salah satu pelajaran yang diwajibkan pada
kurikulum nasional adalah mata pelajaran matematika (Mulyani, 2011).
Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peran penting karena
matematika dapat meningkatkan kemampuan bernalar, berpikir, sistematis, dan kreatif.
Selain itu, pembelajaran matematika berguna di kehidupan sehari-sehari. Hal tersebut
didukung pernyataan (Nahdi, 2018) matematika merupakan mata pelajaran yang
memiliki peran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu tujuan belajar
matematika adalah melatih membuat keputusan atas dasar pemikiran secara logis,
cermat, yang penekananannya pada bernalar dan keterampilan dalam memecahkan
masalah sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Nahdi, 2018) tujuan
pembelajaran matematika adalah untuk mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah matematika yang sangat kompleks.
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan akan
mengindikasikan kemampuan siswa tersebut untuk berpikir, bernalar, dan menerapkan
pengetahuan yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan pernyataan NCTM (Hendriana,
Rohaeti, & Sumarmo, 2017) istilah pemecahan masalah mengandung tiga pengertian,
yaitu: pemecahan masalah sebagai suatu tujuan, sebagai proses dan sebagai
keterampilan.
Namun pada kenyataannya, dalam proses pembelajaran matematika, sebagian
siswa masih menganggap mata pelajaran matematika itu sulit. Hal ini dibuktikkan
dengan hasil observasi pendahuluan melalui wawancara kepada salah satu guru
matematika dan siswa di salah satu SMA diperoleh informasi bahwa guru jarang
memberikan soal masalah yang bersifat non rutin, disebabkan dalam proses
pembelajaran hampir seluruh siswa hanya mengingat bukan memahami konsep,
sehingga siswa merasa bingung ketika menghubungkan soal dengan konsep dalam
penyelesaian soal pemecahan masalah matematis. Terlebih lagi jika soal yang diberikan
berbeda dengan contoh, menyebabkan ketidakyakinan siswa dalam menyelesaikan soal.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, dibutuhkan suatu bahan ajar
yang mendukung untuk menguasai materi terutama untuk mengasah kemampuan
pemecahan masalah. Apabila bahan ajar yang digunakan memiliki kualitas yang baik,
diharapkan hasil dari proses belajar mengajar akan lebih baik dan selain itu guna
meningkatkan kemampuan diri siswa. Oleh karena itu tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui desain bahan ajar berbasis kemampuan pemecahan masalah matematis pada
materi turunan fungsi itu valid.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan bahan ajar. Jenis penelitian ini
adalah research and development (R&D) yang menggunakan model ADDIE sebagai
Lifia Ardhya Putri, Fuad Nasir, Jajo Firman Raharjo
676 Syntax Idea, Vol. 4, No3, Maret 2022
model penelitian, Berdasarkan tujuan penelitian maka model penelitian dan
pengembangan tidak mengikutsertakan tahap implementasi dan evaluasi. Produk yang
dihasilkan berupa modul berbasis kemampuan pemecahan masalah pada materi turunan
fungsi. Pengembangan bahan ajar ini untuk memaksimalkan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa dan membuat siswa senang belajar matematika.
Subjek penelitian ini adalah 9 siswa kelas XI MIPA di salah satu SMA Negeri
Kabupaten Cirebon. Pengumpulan data penelitian ini antara lain di dapat dari berbagai
sumber. Sumber dijadikan sebagai dasar dari pengumpulan data penelitian ini.
Bentuknya seperti angket praktikalitas.
Teknik analisis validasi desain bahan ajar berbasis kemampuan pemecahan
masalah matematis pada materi turunan fungsi. Untuk menentukan validasi maka dilihat
dari validasi ahli yang terdiri dari ahli media, ahli materi, dan guru mata pelajaran
matematika.
Validasi ahli materi menggunakan rumus:
Validasi ahli guru mata pelajaran matematika menggunakan rumus:
Setelah masing-masing uji validasi hasil diperoleh, kemudian dapat melakukan
perhitungan gabungan dengan rumus:
Keterangan
=
Validasi gabungan
=
Total skor empirik yang dicapai
=
Total skor yang diharapkan
Kriteria validasi bahan ajar menurut (Akbar, 2013)
Tabel 1
Kriteria Validasi Bahan Ajar
No
Kriteria Validasi Bahan
Ajar (%)
1
2
3
4
5
Sumber: dimodifikasi dari Purwanto
(Sefriani & Wijaya, 2018)
Desain bahan ajar berbasis kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi
turunan fungsi
Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022 677
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
1. Hasil Validasi
Validasi dilakukan setelah modul mendapatkan persetujuan dari ahli
(Sugiyono, 2017). Validasi dilakukan oleh beberapa ahli untuk memutuskan
modul bahwa modul turunan fungsi berbasis kemampuan pemecahan masalah
matematis dapat digunakan atau perlu direvisi. Validasi dilakukan oleh 2 dosen
pendidikan matematika Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon dan 1
guru mata pelajaran matematika di SMA. Berikut hasil validasi dari modul
turunan fungsi berbasis kemampuan pemecahan masalah matematis pada
penelitian ini. Tabel 2
Hasil Akhir Validasi Bahan Ajar
Validator
Hasil
Validasi
Skor yang
diharapkan
Presentasi
Validasi
Kriteria
Validasi
Ahli 1
101
120
84,2%
Cukup
Valid
Ahli 2
107
120
89,2%
Sangat
Valid
Ahli 3
107
120
89,17%
Sangat
Valid
Ahli4
103
120
85,83%
Sangat
Valid
Ahli 5
100
120
83,3%
Cukup
Valid
Rata-rata
86.34%
Sangat
Valid
Setelah mengetahui data hasil modul dari tiap validator, selanjutnya
menghitung persentase keseluruhan validator guna mengetahui hasil akhir
penilaian modul yang telah dibuat. Berdasarkan persentase keseluruhan validasi
yang diperoleh yaitu sebesar 86.34% yang memiliki kriteria sangat valid.
2. Hasil Praktikalitas
Subjek penelitian pada uji praktikalitas pengguna sebanyak 9 siswa. Uji
coba produk dilaksanakan di bulan April 2020 pada pokok bahasan turunan. Uji
coba produk tersebut dilaksanakan melalui whatsapp group dikarenakan situasi
covid-19 yang belum memungkinkan untuk bertatap muka secara langsung.
Selanjutnya siswa diberikan angket untuk mengetahui kepraktisan modul
melalui google form dengan indikator yang diukur adalah kondisi pembelajaran
yang dikembangkan berupa penyajian, materi, bahasa, dan keterikatan. Total
skor angket praktikalitas modul disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Lifia Ardhya Putri, Fuad Nasir, Jajo Firman Raharjo
678 Syntax Idea, Vol. 4, No3, Maret 2022
Tabel 3
Deskripsi Data Skor Angket Kepraktisan Modul
Deskripsi Data
Skor
Nilai Minimum
48
Nilai Maksimum
66
Rata-rata
58.1
Simpangan Baku
6.3
Varians
39.4
Skor Maksimal Ideal
80
Skor Minimal Ideal
20
Jumlah Responden
9
Dari tabel data skor angket kepraktisan modul, rata-rata skor angket
praktikalitas adalah 58.1 termasuk kategori sangat baik. Untuk pencapaian
praktikalitas keseluruhan diperoleh sebesar 72.6% artinya bahwa modul
tersebut keseluruhan dalam kategori cukup praktis. Dalam hal ini, rata-rata
keseluruhan responden memberikan respon yang baik terhadap penggunaan
modul. Selanjutnya, hasil persentase pencapaian praktikalitas untuk setiap
aspek ialah sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil Uji Praktikalitas untuk Setiap Aspek
Aspek
Persentase
Kategori
Penyajian
69.44
Cukup Praktis
Materi
74.07
Cukup Praktis
Bahasa
78.89
Cukup Praktis
Keterkaitan
69.79
Cukup Praktis
Rata-rata
73.02
Cukup Praktis
Berdasarkan data hasil uji praktikalitas untuk setiap aspek, terlihat bahwa
persentase pencapaian praktikalitas untuk setiap aspek sudah berada pada
kategori cukup praktis. Dari hasil uji praktikalitas yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa modul telah cukup praktis untuk digunakan dalam
pembelajaran.
B. Pembahasan
1. Pembahasan Validitas
Sebelum desain produk bahan ajar, dilakukan studi pendahuluan untuk
mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis melalui uji coba soal
dengan menggunakan empat indikator kemampuan pemecahan masalah
Desain bahan ajar berbasis kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi
turunan fungsi
Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022 679
matematis. Studi pendahuluan dilakukan di kelas XII MIPA. Materi yang dipilih
untuk penelitian adalah turunan fungsi, karena selain materi tersebut terdapat di
semester 2 dan tanpa disadari materi keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari
seperti menentukan nilai maksimum dan minimum. Soal yang digunakan
sebanyak 8 soal berbentuk uraian materi turunan fungsi. Selanjutnya, wawancara
dengan partisipan siswa dan guru melalui google form dan whatsapp.
Dari hasil uji coba ditemukan bahwa siswa mengalami kesulitan untuk
mengerjakan soal. Siswa cenderung lebih menyukai mengerjakan soal yang
bersifat rutin, artinya soal latihan biasa yang dapat diselesaikan dengan prosedur
yang dipelajari di kelas. Hal ini terbukti, ketika siswa di berikan soal cerita materi
turunan fungsi dalam kehidupan sehari-hari terlihat bahwa siswa belum dapat
menerjemahkan soal tersebut. Di dukung hasil wawancara siswa bahwa
penyampaian guru dalam memberikan materi turunan fungsi mempengaruhi
dalam memahami materi. Kemudian dari penggunaan bahan ajar, siswa yang di
wawancara menyebutkan bahwa buku yang ada sekarang sudah cukup membantu
dalam pembelajaran. Namun, alangkah baiknya terdapat sebuah bahan ajar yang
lebih sederhana dalam penyampaian materi agar siswa dapat memahami materi
serta dapat menjadi sumber belajar dimana dapat digunakan secara mandiri di
rumah. Hasil wawancara guru pun diperoleh bahwa siswa mengalami kesulitan
dalam belajar turunan dengan kondisi belajar online, dan beliau mengakui bahwa
setiap pengajaran siswa selalu di berikan soal yang sifatnya memahami seperti
terdapat kata “tentukan”.
Untuk mengatasi permasalahan di atas salah satunya dengan mendesain
bahan ajar berupa modul berisi materi turunan fungsi yang dikemas menarik dan
mudah dipahami oleh siswa. Bahan ajar berbasis kemampuan pemecahan masalah
matematis pada materi turunan fungsi disusun berupa modul. Modul ini disusun
bertujuan untuk membantu siswa dalam mempelajari materi turunan fungsi
khususnya pada sub bab menentukan nilai maksimum dan minimum. Modul yang
telah disusun dengan menerapkan empat tahapan kemampuan pemecahan masalah
pada soal-soal.
Setelah bahan ajar disusun, dilakukan tahap pengujian bahan ajar untuk
mengetahui layak atau tidaknya bahan ajar di implementasikan melalui uji
validasi oleh para ahli. Dalam penelitian ini uji validasi dilakukan oleh lima
validator yaitu empat dosen FKIP UGJ Cirebon dan satu guru matematika. Aspek
yang akan dinilai dalam lembar validasi yaitu aspek kelayakan isi, kelayakan
penyajian, dan kelayakan bahasa menurut BNSP. Hasil validasi yang telah
dilakukan oleh lima validator menunjukkan bahwa bahan ajar berupa modul yang
telah disusun termasuk dalam kategori sangat valid yang ditunjukkan dengan hasil
validasi sebesar 86.34% yang berarti bahan ajar berbasis kemampuan pemecahan
matematis pada materi turunan fungsi sudah sesuai dan dapat digunakan pada
pembelajaran di kelas.
Lifia Ardhya Putri, Fuad Nasir, Jajo Firman Raharjo
680 Syntax Idea, Vol. 4, No3, Maret 2022
Meskipun hasil validasi pada bahan ajar yang telah disusun termasuk dalam
kategori sangat valid, validator tetap memberikan saran terhadap bahan ajar yang
disusun. Saran dari kelima validator sebagian besar termasuk dalam aspek
komunikatif dan kesesuaian dengan perkembangan siswa. Berdasarkan hasil
validasi, bahan ajar diperbaiki sesuai saran yang diberikan oleh kelima validator,
sehingga menghasilkan bahan ajar yang valid dan dapat digunakan dalam
pembelajaran.
2. Pembahasan Praktikalitas
Selain dari hasil uji validasi, di dapatkan pula dari hasil uji praktikalitas
pengguna yang diuji cobakan kepada 9 siswa kelas XI MIPA. Secara keseluruhan
hasil praktikalitas memperoleh rata-rata persentase sebesar 72.6% dengan kata
lain bahan ajar yang telah dibuat oleh peneliti termasuk kriteria cukup praktis.
Pada uji praktikalitas ini terdapat beberapa aspek yang digunakan, diantaranya
aspek penyajian, materi, bahasa dan ketertarikan. Berikut penjelasan hasil
praktikalitas pada tahap aspek yang digunakan.
Pada aspek penyajian berdasarkan uji praktikalitas yang telah dilakukan
kepada 9 siswa memperoleh rata-rata persentase sebesar 69.44% yang artinya
aspek penyajian termasuk kriteria cukup praktis. Hal ini disebabkan oleh bahan
ajar ini sudah cukup membantu dalam pembelajaran, contoh soal dan soal latihan
sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Serta menggunakan ilustrasi masalah yang
berkaitan dengan kehidupan nyata, serta penyajian materi dalam modul dimulai
dari yang mudah ke sukar, sedang, dan mudah bagi siswa untuk memahaminya.
Pada aspek materi berdasarkan uji praktikalitas yang telah dilakukan kepada
9 siswa memperoleh rata-rata persentase sebesar 74.07% yang artinya aspek
materi termasuk kriteria cukup praktis. Hal ini disebabkan oleh materi bahan ajar
ini sudah cukup membantu siswa dalam pembelajaran, materi yang tersedia dalam
modul menguji seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi turunan fungsi.
Pada aspek bahasa berdasarkan uji praktikalitas yang telah dilakukan kepada
9 siswa memperoleh rata-rata persentase sebesar 78.89% yang artinya aspek
bahasa termasuk kriteria yang cukup praktis. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang
terdapat dalam bahan cukup mudah dimengerti oleh siswa, huruf yang digunakan
sederhana dan mudah dibaca, dan kalimat paragraph yang digunakan dalam modul
ini jelas dan mudah dipahami.
Pada aspek ketertarikan berdasarkan uji praktikalitas yang telah dilakukan
kepada 9 siswa memperoleh rata-rata persentase sebesar 69.79% yang artinya
aspek ketertarikan termasuk kriteria cukup praktis. Hal ini disebabkan oleh
tampilan bahan ajar yang cukup menarik siswa dalam pembelajaran, ketertarikan
siswa terhadap modul membuat belajar tidak membosankan, serta adanya ilustrasi
di setiap awal materi membuat siswa termotivasi untuk mempelajari materi
turunan fungsi.
Desain bahan ajar berbasis kemampuan pemecahan masalah matematis pada materi
turunan fungsi
Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022 681
Ditinjau dari hasil komentar dan saran setelah bahan ajar yang digunakan,
bahwa siswa berpendapat dengan adanya modul ini, ia dapat memahami konsep
pelajaran dengan baik dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempelajari materi dan membantu siswa belajar secara mandiri. Selain itu, siswa
merasa menyukainya karena membantu ketika ingin belajar di rumah. Dari segi
kebermanfaatan bahwa siswa lebih menyukai bahan ajar dikarenakan dapat
membantu mereka mengejar ketertinggalan karena simple dan mudah di pelajari
dan memotivasi mereka untuk belajar lebih giat. Adapun siswa merasa cenderung
kurang menyukai soal yang terlalu banyak karena mereka tidak terbiasa dengan
soal yang beragam.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Gitnita, Kamus, & Gusnedi, 2018)
bahwa bahan ajar fisika dengan konten kecerdasan spiritual dapat memudahkan
peserta didik memahami materi pembelajaran.
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil temuan dan diskusi diperoleh kesimpulan sebagai
berikut: Bahan ajar berbasis kemampuan pemecahan masalah matematis pada
materi turunan fungsi SMA kelas XI ini disusun berdasarkan hasil dari analisis
yang terdapat pada tahapan model ADDI dari model ADDIE. Pada tahap analisis
dilakukan analisis kebutuhan siswa dan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa,
serta penggunaan bahan ajar, penyusunan soal-soal yang nantinya akan
dimasukkan ke dalam bahan ajar berupa modul berbasis kemampuan pemecahan
masalah matematis, dan pembuatan produk. Hasil dari uji kevalidan bahan ajar
dan angket praktikalitas, bahwa modul berbasis kemampuan pemecahan masalah
dinyatakan cukup valid dengan perolehan 79.68% rata-rata secara keseluruhan.
BIBLIOGRAFI
Akbar, Sadun. (2013). Instrumen perangkat pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.Google Scholar
Gitnita, Sepna, Kamus, Zulhendri, & Gusnedi, Gusnedi. (2018). Analisis Validitas,
Praktikalitas, dan Efektifitas Pengembangan Bahan Ajar Terintegrasi Konten
Kecerdasan Spiritual pada Materi Fisika Tentang Vektor dan Gerak Lurus. Pillar
Of Physics Education, 11(2), 152160. Google Scholar
Hakim, Lukman. (2016). Pemerataan akses pendidikan bagi rakyat sesuai dengan
amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(1). Google Scholar
Hendriana, Heris, Rohaeti, Euis Eti, & Sumarmo, Utari. (2017). Hard skills dan soft
skills matematik siswa. Bandung: Refika Aditama. Google Scholar
Mulyani, Endang. (2011). Model pendidikan kewirausahaan di pendidikan dasar dan
Lifia Ardhya Putri, Fuad Nasir, Jajo Firman Raharjo
682 Syntax Idea, Vol. 4, No3, Maret 2022
menengah. Jurnal Ekonomi Dan Pendidikan, 8(1). Google Scholar
Nahdi, Dede Salim. (2018). Eksperimentasi model problem based learning dan model
guided discovery learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis
ditinjau dari self efficacy siswa. Jurnal Cakrawala Pendas, 4(1). Google Scholar
Nurkholis, Nurkholis. (2013). Pendidikan dalam upaya memajukan teknologi. Jurnal
Kependidikan, 1(1), 2444. Google Scholar
Sefriani, Rini, & Wijaya, Indra. (2018). Modul Pembelajaran Multimedia Interaktif
Berbasis Adobe Director Pada Mata Pelajaran Sistem Operasi Sekolah Menengah
Kejuruan. INTECOMS: Journal of Information Technology and Computer Science,
1(1), 6071. Google Scholar
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Google Scholar
Copyright holder:
Lifia Ardhya Putri, Fuad Nasir, Jajo Firman Raharjo (2022)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: