Gambaran keragaman konsumsi pangan pada masyarakat pesisir Tanjung Pendam pada
masa Pandemi Covid-19
Syntax Idea, Vol.4, No.3, Maret 2022 501
Pada hasil analisis data konsumsi tabel diatas, konsumsi lauk pauk daging sapi
masyarakat pesisir Tanjung Pendam pada masa pandemi COVID-19 rendah. Hanya
sekitar 16,67% sampel mengkonsumsi daging sapi dengan frekuensi 1-2 kali
seminggu. Dimana hal ini selaras dengan konsumsi daging sapi sebesar 1,55
gr/kap/hari pada hasil penelitian yang dilakukan di pesisir Jabung Timur (F &
Farhan, 2014). Daging kambing tidak dikonsumsi secara sehari-hari oleh sampel
responden. Produk olahan daging sapi yaitu bakso dikonsumsi oleh sekitar 40%
responden dalam waktu satu minggu. Konsumsi lauk pauk lainnya yang cukup tinggi
adalah ayam. Sebesar 53,33% sampel mengkonsumsi ayam dengan frekuensi 3-4 kali
seminggu. Konsumsi produk olahan ayam seperti sosis dan nugget juga memberikan
hasil yang cukup baik. Dimana sosis dikonsumsi oleh 40% sampel dengan frekuensi
3-4 kali seminggu, dan 33,33% sampel mengonsumsi nugget 3-4 kali seminggu.
Konsumsi sosis dan nugget didominasi oleh keluarga yang memiliki anggota
keluarga usia anak-anak dan remaja awal.
Konsumsi lauk pauk ikan pada sampel responden cukup beragam dari ikan
kurisi dengan 63,33% sampel 1-2 kali seminggu, ikan selar oleh 70% sampel 1-2 kali
seminggu, ikan tongkol 56,67% sampel 1-2 kali seminggu, serta ikan kembung
53,33% sampel 1-2 kali seminggu. Konsumsi ikan tenggiri rendah, yang dapat
disebabkan harga ikan jenis ini cukup mahal sehingga jarang dikonsumsi oleh
masyarakat. Konsumsi ikan lele juga rendah, dikarenakan masyarakat pesisir
Tanjung Pendam lebih umum mengonsumsi jenis ikan laut (saltwater fish)
dibandingkan ikan air tawar (freshwater fish). Konsumsi produk olahan ikan asin
sebesar 50% sampel mengonsumsi 1-2 kali seminggu dan 20% sampel mengonsumsi
3-4 kali seminggu. Produk olahan ikan lainnya yaitu ikan kaleng dikonsumsi oleh
40% sampel responden dengan frekuensi 1-2 kali seminggu. Konsumsi produk
seafood juga cukup rendah dibandingkan dengan produk ikan dan olahan ikan.
Konsumsi komoditas seafood yaitu kerang-kerangan pada umumnya cukup tinggi
bila air laut surut cukup jauh, karen biasanya masyarakat mencari kerang dilaut
secara langsung. Namun, pada waktu pengumpulan data merupakan musim angin
barat (Desember 2021-Januari 2022) sehingga air laut tidak surut jauh sehingga
konsumsi kerang yang tercatat sangat rendah (hasil observasi dan wawancara).
Konsumsi lauk pauk telur ayam juga cukup tinggi pada masyarakat pesisir
Tanjung Pendam. Sebesar 53,33% sampel mengonsumsi telur dengan frekuensi 5-6
kali seminggu. Hal ini dapat disebabkan karena harga telur yang lebih murah
dibandingkan harga lauk pauk lainnya. konsumsi lauk pauk dari kelompok kacang-
kacangan didominasi oleh olahan kacang kedelai yaitu tahu dan tempe. Sebesar
46,67% responden mengonsumsi tahu dan tempe sebanyak 3-4 kali dalam seminggu.
Konsumsi kacang tanah biasanya dimasak dengan bahan pangan lain seperti produk
teri kacang, gado-gado, dan pecel.
Secara keseluruhan konsumsi kelompok lauk pauk sampel responden
masyarakat pesisir Tanjung Pendam pada masa pandemi COVID-19 beragam, seperti