How to cite:
Widiastuti, R., Widodo, M, S., Faqih, A, R. (2022) Respon Hormon Stress dan Glukosa Darah Benih
Ikan Maru (Channa Marulioides) terhadap Suhu Berbeda, Syntax Idea, 4(5), https://doi.org/
10.36418/syntax-idea.v4i5.1839
E-ISSN:
2684-883X
Published by:
Ridwan Institute
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol.4, No.5, Mei 2022
RESPON HORMON STRESS DAN GLUKOSA DARAH BENIH IKAN MARU
(Channa marulioides) TERHADAP SUHU BERBEDA
Rohmah Widiastuti, Maheno Sri Widodo, Abd. Rahem Faqih
PDD Politeknik Negeri Pontianak Di Kab. Kapuas Hulu, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Pascasarjana universitas Brawijaya Malang
Abstrak
Ikan maru merupakan salah satu ikan hias karnivor yang bernilai tinggi, mempunyai
dua varian warna yaitu jenis yellow maru dan red maru serta menampilkan corak
yang beragam pada size yang berbeda. Dengan adanya pertimbangan demikian,
tujuan dari penelitian ini ialah bagian tahapan yang harus dilaksanakan apabila
pelaku budidaya ingin membuat langkah untuk domestikasi. Penelitian ini
menyatakan bahwa tiap tingkatan suhu sangat mempengaruhi kadar glukosa darah
ikan yang mengindikasikan bahwa ikan tersebut mengalami stress, biasanya stress
pada ikan dapat diakibatkan perubahan lingkungan yaitu suhu atau akibat beberapa
perlakuan misalnya akibat pengangkutan atau transportasi. Glukosa darah pasca
stress memperlihatkan fluktuasi menurun, tinggi dan menurun kembali ini dapat
dilihat pada suhu 29 ºC menghasilkan 115,2 mg/dL 117,8 mg/dL dapat
menurunkan glukosa darah. Kortisol juga dapat berdifusi keluar dari ikan, terutama
melintasi insang, dengan difusi pasif bentuk bebas.
Kata kunci: channa; respon fisiologis; kortisol; glukagon; glukosa darah; suhu
Abstract
Maru fish is one of the carnivorous ornamental fish that are of high value, have two
color variants, namely the yellow maru and red maru types and display various
patterns at different sizes. With this consideration, the purpose of this research is the
part of the stage that must be carried out if the cultivation actor wants to make steps
for domestication. This study states that each temperature level greatly affects the
blood glucose levels of fish which indicates that the fish is experiencing stress,
usually stress in fish can be caused by environmental changes, namely temperature
or due to some treatment such as transportation or transportation. Post-stress blood
glucose shows fluctuations decreased, high and decreased again can be seen at a
temperature of 29ºC produces 115.2 mg / dL 117.8 mg / dL can lower blood
glucose. Cortisol can also diffuse out of fish, especially across the gills, with free-
form passive diffusion.
Keywords: Channa; physiological response; cortisol; glucagon; glucose; themperature
Received: 2022-04-22; Accepted: 2022-05-05; Published: 2022-05-11
Rohmah Widiastuti, Maheno Sri Widodo, Abd. Rahem Faqih
844 Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022
Pendahuluan
Ikan dari golongan channa ini merupakan ikan yang banyak dijumpai diwilayah
genangan air, seperti danau. Dikarenakan dari bentuk dan rupanya seperti ular. Ikan ini
juga dijuluki snakehead. Ikan dari keluarga channa tergolong predator di alam dan
beragam jenisnya, dari yang untuk di konsumsi sampai untuk dijadikan ikan hias.
Penggemar ikan hias mengenalnya dengan sebutan ikan maru, yellow maru atau red
maru. Dengan kisaran harga yang beragam tergantung size dan corak warna. Respon
Stres merupakan sejumlah respon fisiologis dari tubuh yang terjadi pada saat hewan
berusaha mempertahankan homeostatis pada tiap tuntutan yang dikenakan padanya
Stres yang terjadi pada ikan salah satunya disebabkan karena kondisi lingkungan yang
buruk (Susanto, 2014). Dalam kondisi stress, ikan mengalami respon primer dan
sekunder. Respon primer yaitu melepas hormone kortisol dan katekolamin yang
mengeluarkan hormone glukagon. Kadar glukosa darah ikan yang normal mengandung
40-90 mg/dl, kandungan glukosa darah tersebut hampir sama dengan glukosa darah
pada manusia yaitu 70-110 mg/dl. Pemeliharaan terhadap suhu berbeda ini ialah salah
satu tahapan yang dapat dilakukan jika akan melakukan domestikasi ikan liar. Ikan liar
ketika dibawa kedalam lingkungan akuakultur yang sudah tersetting pasti akan stress
sebagai respon fisiologis pada ikan. Terdapat penelitian sebelumnya dengan hanya
mengamati glukosa darah, katekolamin, dan gambaran darah namun pada jenis ikan
berbeda dan ukuran ikan yang berbeda namun dengan parameter yang berbeda. Dengan
kata lain, belum terdapat penelitian mengenai analisis respon hormon stress yaitu
kortisol dan glukagon serta glukosa darah terhadap suhu berbeda pada jenis spesies
Channa ini. Diharapkan dengan adanya penelitian ini guna untuk budidaya ikan yang
berkelanjutan bahwa jika pelaku budidaya akan mendomestikasikan ikan liar, haruslah
melaksanakan salah satu tahapan ini, kemudian dapat diaplikasikan kepada masyarakat
yang mata pencahariannya berbasis budidaya ikan lokal.
Metode Penelitian
Metode penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Teknik pengumpulan
data secara observasi dan menggunakan aplikasi SPSS.
Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Glukosa Darah
Hasil uji Analisis menunjukkan interaksi suhu pada kadar glukosa darah
memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap glukosa darah ikan channa maru. Hal
ini menyatakan bahwa tiap tingkatan suhu sangat mempengaruhi kadar glukosa darah
ikan yang mengindikasikan bahwa ikan tersebut mengalami stress, biasanya stress
pada ikan dapat diakibatkan perubahan lingkungan yaitu suhu atau akibat beberapa
perlakuan misalnya akibat pengangkutan atau transportasi.
Respon Hormon Stress dan Glukosa Darah Benih Ikan Maru (Channa Marulioides)
terhadap Suhu Berbeda
Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022 845
Tabel 1
Nilai rata-rata interaksi pengaruh suhu terhadap glukosa darah
Glukosa darah yang tinggi (hiperglisemia) terjadi pada ikan yang diberikan
perlakuan suhu tinggi. Adanya perlakuan suhu tinggi tubuh ikan mensekresikan
hormone stress yang berfungsi menghambat sekresi insulin yaitu pada perlakuan
suhu 31 ºC menghasilkan 161,8 mg/dL 192,0 mg/dL. Glukosa darah pasca stress
memperlihatkan fluktuasi menurun, tinggi dan menurun kembali ini dapat dilihat
pada suhu 29 ºC menghasilkan 115,2 mg/dL 117,8 mg/dL. Perlakuan tersebut
membuktikan bahwa suhu 29 ºC mampu menurunkan glukosa tinggi dari
pengambilan sampel pertama sampai pengambilan sampel diakhir penelitian. Hal
tersebut sesuai menurut Masjudi, 2016 yang menyatakan dimana suhu 29 ºC dapat
menurunkan glukosa darah. Suhu mempengaruhi kadar glukosa darah, urea, uric acid
dan kadar protein, tetapi polanya tidak konsisten. Dari data tersebut menunjukkan
suhu merupakan factor lingkungan uama yang dapat menimbulkan stress pada ikan
liar (Masjudi, Tang, & Syawal, 2016).
2. Analisis Hormon Kortisol
Hasil uji analisis menunjukkan interaksi suhu pada hormon kortisol
memberikan pengaruh tidak nyata hal tersebut mungkin bagian dari tindakan non-
genomik kortisol lainnya baru-baru ini ditunjukkan dan tindakan ini mungkin
sebagian independen dari reseptor kortisol umum (Das, Gompper, & Winkler, 2018).
Kortisol akhirnya dapat dimetabolisme dan diinaktivasi, terutama melalui rute
hepato-bilier-fekal. Di hati dan empedu, kortisol diinaktivasi melalui reduksi dan
konjugasi menjadi glukuronida atau sulfat.
Rohmah Widiastuti, Maheno Sri Widodo, Abd. Rahem Faqih
846 Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022
Tabel 2
Nilai rata-rata interaksi pengaruh suhu terhadap hormone kortisol
Sekitar 95% dari kortisol yang dimetabolisme dalam empedu adalah sulfat,
sedangkan bagian yang tersisa adalah glukuronidasi (Brooks, Topczewski, Ichiishi,
Sanford, & Scott, 2014). Kedua metabolit tersebut kemudian dilepaskan ke
lingkungan melalui urin dan feses, masing-masing, mirip dengan steroid lainnya
(Brooks et al., 2014). Kortisol juga dapat berdifusi keluar dari ikan, terutama
melintasi insang, dengan difusi pasif bentuk bebas (Brooks et al., 2014). Menurut Xu
et al., 2015 respon primer melibatkan parameter hotmonal yaitu sekresi kortisol, oleh
karena itu kortisol umumnya dianggap sebagai mediator antara stress dan aktivitas
fisiologis lainnya pada ikan (Brooks et al., 2014). bersamaan kedua set hormon stres,
katekolamin dan kortisol, memiliki tindakan sekunder di berbagai jaringan dan organ
yang bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan hewan mengatasi ancaman stres.
Tindakan tersebut termasuk respons yang diinduksi katekolamin yang terutama
diarahkan untuk membuat substrat energik tersedia untuk digunakan oleh otot dan
jaringan lain untuk memfasilitasi respons perilaku (Fabbri & Moon, 2016). Pelepasan
kortisol memicu respon sekunder pada status oksidatif di jaringan hati, hal ini dapat
dilihat dalam proses aklimatisasi terhadap stressor lingkungan (Moniruzzaman,
Ghosal, Das, & Chakraborty, 2018). Pengujian kortisol menggunakan metode ELISA
ini juga sensitive terhadap waktu inkubasi, suhu dan mungkin dipengaruhi oleh
kostituen lain dalam sampel (Geffroy et al., 2018). Selain itu, paparan stres yang
berkepanjangan dan perubahan kortikosteroid yang bersirkulasi (terutama kortisol)
mungkin memiliki efek jangka panjang pada fisiologi stres organisme yang
memengaruhi kemampuan koping keturunannya (Colson, Valotaire, Geffroy, &
Kiilerich, 2015), (Colson et al., 2019), (Jacobson et al., 2017). baru-baru ini disebut
sebagai "respons stres kuaterner" (Faught & Vijayan, 2020).
Respon Hormon Stress dan Glukosa Darah Benih Ikan Maru (Channa Marulioides)
terhadap Suhu Berbeda
Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022 847
3. Analisis Hormon Glukagon
Hasil uji Analisis menunjukkan interaksi suhu pada kadar hormone glukagon
memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap hormone glukagon ikan channa maru.
Perlakuan suhu tinggi 31 ºC menghasilkan 628,81-764,01 mg/ml yang menandakan
kondisi ikan pasca stress.
Tabel 3
Nilai Rata-rata interaksi pengaruh suhu terhadap hormone glukagon
Dalam keadaan stress hormone glukagon menimbulkan berbagai efek pada
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein di hati. Hal ini menjelaskan bahwa
beberapa microgram glukagon sudah dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa
darah sebesar dua kali lipat atau bahkan lebih dalam waktu beberapa menit saja
(Schubert, Sander, Ester, Kriegel, & Xu, 2017). Akibatnya proses yang terjadi adalah
adanya peningkatan produksi glukagon untuk meningkatkan kadar kadar glukosa
darah dengan glikogenolisis, liposis dan gluconeogenesis. Dengan peningkatan
glikolisis hati dan glukogenesis (Cai Li et al., 2019) dengan demikian, ada hubungan
erat antara metabolism glukosa dan respon imun. Sebagai hormone kunci dalam
mengatur metabolism glukosa, glukagon melawan kerja insulin, yang dimediasi oleh
reseptornya (Collaboration et al., 2018). Selanjutnya sekresi glukagon pada ikan
dapat dipengaruhi oleh infeksi pathogen dan peradangan. Tingkat ekspresi reseptor
glukagon yang lebih tinggi di hati konsisten dengan fungsi glukagon di hati ikan,
termasuk stimulasi gluconeogenesis dan penghambatan sintesis glikogen dan
glikolisis (Collaboration et al., 2018). Inaktivasi reseptor glukagon menyebabkan
hyperplasia sel alfa ditemukan pada jenis ikan zebra, yang menunjukkan bahwa
kedua reseptor fungsional (Mingyu Li et al., 2015). Selain itu, diet tinggi glukosa /
kolesterol tinggi menginduksi peradangan perifer dan sentral ikan zebra, dan
meningkatkan ekspresi mRNA glukagon (Mingyu Li et al., 2015). Dengan demikian,
kerja sistem glukagon/Gcgr dapat dipengaruhi oleh respon imun.
Rohmah Widiastuti, Maheno Sri Widodo, Abd. Rahem Faqih
848 Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022
4. Kualitas Air Tabel 4
Kualitas air selama penelitian
Parameter
Suhu Perlakuan
(A) 25ºC
(B) 29 ºC
( C ) 31 ºC
(K) 27 ºC
pH
6,0-6,5
5,5-6,8
6,0-6,5
6,0-6,5
Oksigen Terlarut
(mg/L)
3,0-6,0
5,0-6,0
3,0-6,0
5,0-6,0
Ammonia (mg/L)
0,30-0,56
0,30-0,56
0,30-0,60
0,30-0,50
Hasil pengukuran Derajat keasaman (pH) menunjukkan keadaan air pada
kondisi asam atau basa. Nilai rata-rata pH selama penelitian berkisar rentang antara
5,5-6,8 yang dikatakan dalam batasan normal. Oksigen terlarut untuk budidaya ikan
jenis channa berkisar antara 3-7 mg/L dengan jenis ikan channa yang memiliki
kemampuan bernapas langsung dari udara dengan menggunakan organ labirin
bernama divertikula yang terletak di bagian atas insang sehingga mampu menghirup
udara dari atmosfer (Ernawati et al, 2019). Sedangkan nilai konsentrasi ammonia
selama penelitian berkisar 0,30-0,60 mg/L-1. Nilai tersebut masih berada pada batas
yang dapat dikategorikan mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup jenis
ikan channa. Kisaran ammonia untuk budidaya ikan gabus adalah < mg/L. Selain itu,
kenaikan suhu yang parah bisa menjadi pemicu stres itu sendiri (Samaras,
Papandroulakis, Lika, & Pavlidis, 2018).
5. Survival Rate (Kelulushidupan)
Perlakuan suhu 27 ºC sekaligus sebagai kontrol dengan persentase
kelulushidupan 77%, pada perlakuan A suhu 25 ºC menghasilkan 68%, pada
perlakuan B suhu 29 ºC menghasilkan 81% dan pada perlakuan D suhu 31 ºC
persentase SR berkisar 74%. Dapat dilihat pada persentase Kelulushidupan ikan
paling rendah yaitu pada suhu 25 ºC hal ini menandakan adanya adaftasi atau respon
fisiologis dari ikan uji ketika lingkungan dan kualitas air seperti suhu ekstrim dapat
mempengaruhi kehidupan ikan, dengan kecenderungan ikan akan banyak
mengeluarkan feses pada awal kemudian pingsan dan mati. Hal ini bisa dikatakan
kelulushidupan ikan sangat bergantung pada daya adaftasi ikan terhadap makanan,
lingkungan, status Kesehatan ikan, padat tebar dan kualitas air yang cukup
mendukung. Dapat dilihat pada persentase Kelulushidupan ikan paling rendah yaitu
pada suhu 25 ºC hal ini menandakan adanya adaftasi atau respon fisiologis dari ikan
uji ketika lingkungan dan kualitas air seperti suhu ekstrim dapat mempengaruhi
kehidupan ikan, dengan kecenderungan ikan akan banyak mengeluarkan feses pada
awal kemudian pingsan dan mati. Tingkat kematian ikan yang tinggi disebabkan
ukuran ikan, ukuran ikan mempengaruhi kelangsungan hidup ikan, fase kritis dan
rentan mati saat proses pemeliharaan suhu yang berbeda juga mempengaruhi
kelangsungan hidup ikan uji. Perubahan suhu secara drastic dapat menyebabkan
stress pada ikan atau membunuhnya (Gunawan et al 2019). Suhu rendah
Respon Hormon Stress dan Glukosa Darah Benih Ikan Maru (Channa Marulioides)
terhadap Suhu Berbeda
Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022 849
menyebabkan laju metabolism yang lambat sehingga aktivitas enzim dan hormone
tidak optimal bahkan tidak bekerja sama sekali (Ridwantara, Buwono, Suryana, Lili,
& Suryadi, 2019).
Contoh pengutipan secara langsung sebagai berikut:
Isi kutipan secara langsung. Quote quote quote quote quote quote quote quote
quote quote quote quote quote quote quote quote quote quote quote quote quote
quote quote quote quote quote quote quote quote. quote The text continues here.
Proofs must be formatted as follows: quote quote quote quote quote quote quote
quote quote quote quote quote quote , Penjelasan kutipan tersebut bisa di tulis di
sini.
Kesimpulan
Penelitian ini menyatakan bahwa tiap tingkatan suhu sangat mempengaruhi kadar
glukosa darah ikan yang mengindikasikan bahwa ikan tersebut mengalami stress,
biasanya stress pada ikan dapat diakibatkan perubahan lingkungan yaitu suhu atau
akibat beberapa perlakuan misalnya akibat pengangkutan atau transportasi. Glukosa
darah pasca stress memperlihatkan fluktuasi menurun, tinggi dan menurun kembali ini
dapat dilihat pada suhu 29 ºC menghasilkan 115,2 mg/dL 117,8 mg/dL dapat
menurunkan glukosa darah. Kortisol juga dapat berdifusi keluar dari ikan, terutama
melintasi insang, dengan difusi pasif bentuk bebas. Pelepasan kortisol memicu respon
sekunder pada status oksidatif di jaringan hati, hal ini dapat dilihat dalam proses
aklimatisasi terhadap stressor lingkungan. Hal ini menjelaskan bahwa beberapa
microgram glukagon sudah dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah
sebesar dua kali lipat atau bahkan lebih dalam waktu beberapa menit saja. Akibatnya
proses yang terjadi adalah adanya peningkatan produksi glukagon untuk meningkatkan
kadar kadar glukosa darah dengan glikogenolisis, liposis dan gluconeogenesis. Nilai
rata-rata pH selama penelitian berkisar rentang antara 5,5-6,8 yang dikatakan dalam
batasan normal. Kisaran ammonia untuk budidaya ikan jenis channa adalah < mg/L-1.
Rohmah Widiastuti, Maheno Sri Widodo, Abd. Rahem Faqih
850 Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022
BIBLIOGRAFI
Brooks, Allen F., Topczewski, Joseph J., Ichiishi, Naoko, Sanford, Melanie S., & Scott,
Peter J. H. (2014). Late-stage [18 F] fluorination: new solutions to old problems.
Chemical Science, 5(12), 45454553.Google Scholar
Collaboration, XENON, Aprile, E., Aalbers, J., Agostini, F., Alfonsi, M., Althueser, L.,
Amaro, F. D., Anthony, M., Arneodo, F., & Baudis, L. (2018). Dark matter search
results from a one ton-year exposure of XENON1T. Physical Review Letters,
121(11), 111302. Google Scholar
Colson, Violaine, Cousture, Morgane, Damasceno, Danielle, Valotaire, Claudiane,
Nguyen, Thaovi, Le Cam, Aurélie, & Bobe, Julien. (2019). Maternal temperature
exposure impairs emotional and cognitive responses and triggers dysregulation of
neurodevelopment genes in fish. PeerJ, 7, e6338. Google Scholar
Colson, Violaine, Valotaire, Claudiane, Geffroy, Benjamin, & Kiilerich, Pia. (2015).
Egg cortisol exposure enhances fearfulness in larvae and juvenile rainbow trout.
Ethology, 121(12), 11911201. Google Scholar
Das, Shibananda, Gompper, Gerhard, & Winkler, Roland G. (2018). Confined active
Brownian particles: theoretical description of propulsion-induced accumulation.
New Journal of Physics, 20(1), 15001. Google Scholar
Faught, Erin, & Vijayan, Mathilakath M. (2020). Glucocorticoid and mineralocorticoid
receptor activation modulates postnatal growth. Journal of Endocrinology, 244(2),
261271. Google Scholar
Geffroy, Benjamin, Sadoul, Bastien, Bouchareb, Amine, Prigent, Sylvain, Bourdineaud,
Jean Paul, Gonzalez-Rey, Maria, Morais, Rosana N., Mela, Maritana, Nobre
Carvalho, Lucélia, & Bessa, Eduardo. (2018). Nature-based tourism elicits a
phenotypic shift in the coping abilities of fish. Frontiers in Physiology, 9, 13.
Google Scholar
Jacobson, Mark Z., Delucchi, Mark A., Bauer, Zack A. F., Goodman, Savannah C.,
Chapman, William E., Cameron, Mary A., Bozonnat, Cedric, Chobadi, Liat,
Clonts, Hailey A., & Enevoldsen, Peter. (2017). 100% clean and renewable wind,
water, and sunlight all-sector energy roadmaps for 139 countries of the world.
Joule, 1(1), 108121. Google Scholar
Li, Cai, Maggi, Federico, Zhang, Keni, Guo, Chaobin, Gan, Yixiang, ElZein, Abbas,
Pan, Zhejun, & Shen, Luming. (2019). Effects of variable injection rate on
reservoir responses and implications for CO2 storage in saline aquifers.
Greenhouse Gases: Science and Technology, 9(4), 652671. Google Scholar
Li, Mingyu, Dean, E. Danielle, Zhao, Liyuan, Nicholson, Wendell E., Powers, Alvin C.,
& Chen, Wenbiao. (2015). Glucagon receptor inactivation leads to α-cell
hyperplasia in zebrafish. The Journal of Endocrinology, 227(2), 93. Google
Respon Hormon Stress dan Glukosa Darah Benih Ikan Maru (Channa Marulioides)
terhadap Suhu Berbeda
Syntax Idea, Vol.4, No.5, Mei 2022 851
Scholar
Masjudi, Heri, Tang, Usman M., & Syawal, Henny. (2016). Kajian tingkat stres ikan
Tapah (Wallago leeri) yang dipelihara dengan pemberian pakan dan suhu yang
berbeda. Berkala Perikanan Terubuk, 44(3), 6983. Google Scholar
Moniruzzaman, Mahammed, Ghosal, Indranath, Das, Debjit, & Chakraborty, Suman
Bhusan. Melatonin ameliorates H2O2-induced oxidative stress through modulation
of Erk/Akt/NFkB pathway. , 51 Biological Research (2018). Google Scholar
Qosasi, Achsanul, Maulina, Erna, Purnomo, Margo, Muftiadi, Anang, Permana, Erwin,
& Febrian, Fajri. (2019). The impact of information and communication
technology capability on the competitive advantage of small businesses.
International Journal of Technology. Google Scholar
Ridwantara, Dyara, Buwono, Ibnu Dwi, Suryana, Asep Agus Handaka, Lili, Walim, &
Suryadi, Ibnu Bangkit Bioshina. (2019). Uji Kelangsungan Hidup dan
Pertumbuhan Benih Ikan Mas Mantap (Cyprinus carpio) Pada Rentang Suhu yang
Berbeda. Jurnal Perikanan Kelautan, 10(1). Google Scholar
Samaras, Athanasios, Papandroulakis, Nikos, Lika, Konstadia, & Pavlidis, Michail.
(2018). Water temperature modifies the acute stress response of European sea bass,
Dicentrarchus labrax L.(1758). Journal of Thermal Biology, 78, 8491. Google
Scholar
Schubert, Erich, Sander, Jörg, Ester, Martin, Kriegel, Hans Peter, & Xu, Xiaowei.
(2017). DBSCAN revisited, revisited: why and how you should (still) use
DBSCAN. ACM Transactions on Database Systems (TODS), 42(3), 121. Google
Scholar
Susanto, Ahmad. (2014). Pengembangan pembelajaran IPS di SD. Kencana. Google
Scholar