Analisis Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Demam Typoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Cirebon
Abstract
Demam typoid adalah penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi, khususnya di negara berkembang. Dalam proses pengobatan penyakit demam typoid dibutuhkan antibiotika. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat dapat meningkatkan resiko kejadian efek samping dan resistensi antibiotika. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui pola penggunaan antibiotika dan menganalisis rasionalitas penggunaan antibiotika pada pasien demam typoid rawat inap di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Cirebon periode 2018. Tinjauan Pustaka Penggunaan antibiotika disini di batasi pada tepat diagnosa, tepat indikasi, tepat obat dan tepat dosis. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat retrospektif. Data yang diambil berasal dari rekam medik pasien demam typoid 49 pasien. Hasil penelitian menunjukan antibiotika yang sering digunakan adalah golongan sepalosporin, yaitu ceftriaxon sebanyak 55%. Dan untuk rasionalitas pengobatan adalah tepat diagnosa 100%, tepat indikasi 100% tepat obat 100% dan tepat dosis 84%.
Downloads
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International. that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.