Pemberian Pengampunan Antarpribadi Menurut Everett L. Worthington dan Charles L. Griswold

  • Diana Bachri Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta, Indonesia
Keywords: pengampunan antarpribadi, pengampunan tidak sempurna, (non-paradigmatic forgiveness), keutamaan moral, pembiasaan (habitus)

Abstract

Tidak mudah memberi pengampunan antarpribadi, terlebih dari pihak subyek sebagai korban kekerasan. Tujuan penelitian psikologis dengan pendekatan kualitatif terhadap perempuan korban kekerasan di masa anak memperlihatkan, tidak ditemukannya kesediaan mengampuni secara total sesuai teori pengampunan Worthington. Sebagai tindak-lanjut dari penelitian lapangan, ditelusuri argumentasi mendasar ketidak-mampuan atau ketidak-bersediaan subyek memberi pengampunan antarpribadi. Penelusuran ini membutuhkan kajian filosofis dengan memperhatikan berbagai argumentasi antropologis-etis. Mengapa tidak mudah memberi pengampunan antarpribadi, dan bagaimana penjelasan etis untuk menjawab permasalahan tidak mampu memberi pengampunan; inilah tujuan penelitian penulis. Pengampunan antarpribadi mampu diberikan subyek penyintas kekerasan, sebab mengandaikan masih terdapat luka, kemarahan dan perasaan sakit-hati terhadap pelaku kejahatan. Penjelasan filosofis Griswold mampu menjawab adanya kesulitan memberi pengampunan antarpribadi sehingga melengkapi teori psikologis Worthington tentang memberi pengampunan antarpribadi. Dengan memahami terdapat kesulitan memberi pengampunan antarpribadi, maka menjadi penting dilatih suatu kesediaan memberi pengampunan sedini mungkin, guna membangun habitus atau kebiasaan yang baik yaitu bersedia mengampuni sesama manusia secara antarpribadi dalam hidup sehari-hari.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2021-09-20
Section
Articles