Hubungan ASI Eksklusif dan BBLR dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 1-2
tahun
82 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
setengah balita mengalami perkembangan motorik kasar tidak sesuai umur yaitu
sebanyak 132 balita dan yang sesuai umurnya sebanyak 60 balita Umur anak di bawah
5 tahun merupakan periode emas yang menentukan kualitas hidupnya di masa yang
akan datang. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah
yang sering dijumpai di masyarakat, tetapi terkadang kurang mendapatkan penanganan
yang tepat. Banyak orangtua yang menunda penanganan keterlambatan perkembangan
mengakibatkan prognosis yang kurang baik (Ariani & Yosoprawoto, 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Fernando, Loke, & Rahayu, 2013)
yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan Balita di Posyandu Surakarta”
menunjukkan hasil bahwa dari 27 responden mayoritas balita yang mengalami
pertumbuhan normal yaitu 24 responden (85%) dan yang mengalami perkembangan
yang sesuai yaitu sebanyak 15 responden (63%).
Rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan juga telah ditetapkan oleh
WHO, UNICEF, dan Departemen kesehatan RI melalui SK Menkes No.
450/Men.Kes/SK/IV/2004 yang menjelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan,
perkembangan, dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama (Chave et al., 2014).
Bayi yang mendapatkan makanan padat atau cairan kecuali vitamin, mineral,
atau obat sebelum berumur 6 bulan seiring pemberian ASI dikategorikan sebagai ASI
non eksklusif. Berbagai penelitian telah dilakukan di luar negeri mengenai hubungan
pemberian ASI terhadap tumbuh kembang anak. Penelitian di Baltimore, Washington
(2008) didapatkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif berat badannya normal
dan tidak cenderung obesitas dibandingkan bayi yang mendapat ASI non eksklusif.
Pemberian ASI eksklusif untuk bayi yang berusia < 6 bulan secara global
dilaporkan kurang dari 40%. Secara nasional cakupan ASI untuk bayi sampai umur 6
bulan mengalami fluktuasi, yaitu 24,3% pada tahun 2008, kemudian meningkat pada
tahun 2009 menjadi 34,3%, dan menurun pada tahun 2010 menjadi 33,6%, di Jawa
Barat sendiri sebesar 39,6% dengan target pencapaian sebesar 80%. Cakupan ASI
eksklusif di Indonesia belum mencapai angka yang diharapkan yaitu sebesar 80%.
Berdasarkan laporan SDKI tahun 2012 pencapaian ASI eksklusif adalah 42%.
Sedangkan, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan provinsi tahun 2013, cakupan
pemberian ASI 0-6 bulan sebanyak 54,3% (Statistik, 2012).
Pemberian ASI eksklusif di kota Cimahi pada tahun 2018 sebanyak 61% dengan
target 80% (Herdiana, 2018) sementara berdasarkan laporan pemberian ASI eksklusif
0-6 bulan (Fatonah, 2020) sebanyak 76,8% dengan target 85%.
Bayi dengan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dapat mengalami gangguan
mental dan fisik pada usia balita. Beberapa penelitian mengungkapkan anak yang lahir
dengan riwayat BBLR mempunyai pola pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan
dengan anak berat lahir normal. Terdapat hambatan pertumbuhan yang serius pada
anak dengan riwayat BBLR yang dimulai sejak dalam kandungan hingga anak
berumur 2 tahun sehingga anak tidak pernah mencapai berat badan ideal (Tajra, 2011)