Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853�
e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 1, No 7 November 2019
KRONOLOGIS KASUS
DAN FAKTOR PENYEBAB ABORSI, PEMBUNUHAN DAN PEMBUANGAN/PENGUBURAN BAYI
Yati Purnama
Akbid surya Mandiri
Bima
Email:
[email protected]
Abstrak
Remaja yang telah lulus Sekolah Menengah
Atas (SMA) berada pada tahapan remaja tengah (13-15 tahun) dan remaja di
perguruan tinggi berada pada tahapan remaja akhir (16-19 tahun) dimana
berdasarkan psikologi perkembangannya, mereka mulai mencari identitas diri,
munculnya keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul
perasaan cinta yang mendalam, kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) mulai
berkembang, berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual, mulai
menampakkan pengungkapan kebebasan diri dan mewujudkan perasaan cinta
(Widyastuti, 2009).Pemberian fasilitas seperti smarphone dan laptop/notebook
tanpa diimbangi dengan pengawasan, pengarahan dan bimbingan yang baik membuat
remaja lebih mudah mengakses situs-situs seks. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis,
merancang, mengkaji serta menguji kronologi
penyebab aborsi, pembunuhan dan pembuangan/penguburan bayi. Jenis atau
metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah. penelitian deskriptif dengan
metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa. alasan
pelaku melakukan tindakan aborsi, pembunuhan, dan pembuangan bayi berasal dari
beberapa faktor yaitu faktor internal karena pelaku belum siap menikah, dan
pacar tidak mau bertanggung jawab. Dari keluarga tidak mau
bikin malu, dan orang tua tidak setuju, dari pendidikan masih ingin melanjutkan
kuliah. Pasangan ada yang mau bertanggung jawab dan
ada yang tidak mau bertanggung jawab, dan belum siap menikah. Dari hasil wawancara mendalam, orang yang membantu aborsi,
pembunuhan, dan pembuangan bayi yaitu pacar, bidan, dukun, serta teman. Yang memberikan saran serta obat untuk membantu aborsi. Cara yang dilakukan untuk aborsi yaitu minum obat, dibantu oleh
dukun, dan dibantu oleh bidan. Pada penelitian ini akan
diangkat suatu kasus yaitu kasus dan faktor penyebab aborsi, pembunuhan dan
pembuangan/penguburan bayi.
Kata Kunci: Masa remaja, aborsi dan pembunuhan,
pembuangan bayi
Pendahuluan
Era globalisasi dibangun dari dua kata yaitu kata era
dan globalisasi.
Era berarti zaman atau kurun waktu, sementara globalisasi berarti proses
mengglobal atau mendunia. Dengan demikian era globalisasi berarti zaman yang di
dalamnya terjadi proses mendunia. Pada era globalisasi, ilmu
pengetahuan dan tekhnologi berkembang sangat pesat. Kemajuan
teknologi membuat masyarakat lenih mudah mengakses jendela dunia baik melalui
telepon, televisi, media elektronik maupun internet. Perkembangan
ini dapat memberikan dampak positif dan negatif.
Penggunaan tekhnologi secara tepat guna akan dapat meningkatkan wawasan masyarakat secara progresif.
Namun, kesalahan dalam pemanfaatan tekhnologi ini berdampak
pada potensi hal negatif dan tindakan kriminal, sebagai contoh situs-situs
mengenai seks, gambar-gambar seks, dan video seks. Budaya
barat telah masuk ke Indonesia secara bebas melalui wisatawan asing yang datang
ke Indonesia. Ketidakmampuan masyarakat dalam
menyeleksi budaya barat mengakibatkan terjadinya pergeseran budaya, di mana
nilai moral dan rasa malu tidak lagi dijunjung dalam pergaulan. Hal ini sangat mengkhawatirkan, terutama bagi kalangan remaja.
Remaja yang telah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA)
berada pada tahapan remaja tengah (13-15 tahun) dan remaja di perguruan tinggi
berada pada tahapan remaja akhir (16-19 tahun) dimana berdasarkan psikologi
perkembangannya, mereka mulai mencari identitas diri, munculnya keinginan untuk
berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul perasaan cinta yang
mendalam, kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) mulai berkembang, berkhayal
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual, mulai menampakkan pengungkapan
kebebasan diri dan mewujudkan perasaan cinta (Y. Widyastuti, 2009). Pemberian fasilitas seperti
smarphone dan laptop/notebook tanpa diimbangi dengan pengawasan, pengarahan dan
bimbingan yang baik membuat remaja lebih mudah mengakses situs-situs seks.
Keingintahuan remaja yang lebih besar tentang seksualitas,
keinginan mencoba hal yang baru, dorongan seksual yang meningkat, ditambah
dengan kurangnya perhatian orang tua terhadap lingkungan dan pergaulan anaknya
berdampak pada keterlibatan remaja pada aktivitas seksual di luar nikah.
Kenakalan remaja ialah permasalahan yang selalu selalu
punya daya tarik untuk dikaji, sebab pada belakangan tahun terakhir, kenakalan
seakan jadi permasalahan nasional karena peningkatannya yang signifikan,
variasi maupun intensitasnya (Sahrudin, 2017) Hasil penelitian yang dilakukan pada 200 orang remaja
yang telah melakukan seks di luar nikah, diketahui bahwa 8 orang remaja di
antaranya telah melakukan hubungan seks di luar nikah pada usia <16 tahun,
64 orang remaja melakukannya pada usia 16-18 tahun dan 128 orang remaja
melakukannya pada usia >18 tahun. Hal ini menunjukkan
betapa memprihatinkannya kondisi generasi penerus bangsa, di mana budaya malu
tidak lagi dijunjung tinggi. (Suryoputro, Ford,
& Shaluhiyah, 2006) Perilaku seks bebas di kalangan
remaja sudah sangat meresahkan masyarakat. Seks bebas
umumnya berujung pada kehamilan yang tidak diinginkan. Krisis moral membuat banyak remaja yang hamil di luar nikahberupaya
untuk menggugurkan kandungannya (aborsi).
Setiap tahun tercatat 2,6
juta kasus aborsi. Sebanyak 700.000 pelaku aborsi adalah remaja atau perempuan
yang berusia dibawah 20 tahun, di mana 11,13% dari semua
kasus aborsi yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy). Pergaulan
bebas (free sex) yang semakin marak di Indonesia telah meracuni masyarakat,
terutama generasi muda. Dampaknya angka kekerasan
seksual dan kehamilan diluar pernikahan sangat tinggi. (E. S. A. Widyastuti,
2009)
Pada beberapa kasus dimana kasus percobaan
menggugurkan bayi tidak berhasil hingga kehamilan mencapai aterm, banyak di
antara pelaku seks bebas yang membunuh bayi yang telah dilahirkannya dan
membuang atau mengubur bayi tersebut. Hal ini dibuktikan data penanganan kasus oleh pihak
kepolisian Kota Bima yang mengungkapkan kasus pembunuhan, pembuangan bayi dan
penanaman bayi periode April 2015 sampai dengan September 2015 tercatat
sebanyak 3 kasus, dimana dua kasus yang telah ditangani oleh pihak kepolisian
Kota Bima dan telah diselesaikan di Pengadilan, namun satu kasus masih dalam
penyelidikan Polsek Asakota. (Nurmaya, 2016).
Hasil Focus Group Disscussion (FGD) dengan guru
Bimbingan dan konseling (BK) dari SMP dan SMA se-Kota yang dilakukan pada
tanggal 05 Desember 2015 diketahui bahwa, kasus ini seperti fenomena gunung es,
banyak kasus bunuh bayi dan tanam bayi yang dilakukan oleh remaja, namun tidak
terungkap. Sebagian masyarakat tidak mau melaporkan hal ini
kepada pihak yang berwajib, karena ingin menghindari pertengkaran dengan pihak
keluarga pelaku.
Hasil FGD di atas sejalan dengan hasil wawancara
pendahuluan pada bulan Desember 2015 yang dilakukan pada 2 orang remaja yang
melakukan seks bebas di Kelurahan Jatiwangi dan Rabadompu, diketahui bahwa
keduanya pernah melakukan mengeluarkan bayinya secara paksa karena masih
sekolah dan takut menjadi aib keluarga. Satu orang di
antaranya menguburkan jasad bayi di samping rumah dan satu lagi di kebun.
Banyak factor yang menyebabkan aborsi, pembunuhan dan
pembuangan/pengguguran bayi. Hasil wawancara yang peneliti lakukan pada bulan 02 Oktober 2015 salah
seorang narapidana kasus pembunuhan dan pembuangan bayi didapatkan bahwa karena
malu mempunyai anak diluar nikah, dan orangtuanya ingin menutupi aib karena
perbuatannya melakukan hubungan seksual diluar nikah. Masih
banyak lagi faktor yang mempengaruhi pembunuhan bayi yang belum diketahui.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang
kronologis kasus dan faktor penyebab pembunuhan dan pembuangan bayi. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pemetaan
masalah kesehatan reproduksi remaja.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
dengan metode penelitian kualitatif, metode penelitian kualitatif adalah salah
satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau
tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati penedekatan kualitatif diharapkan
mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau
perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau
organisasi tertentu dalam suatu seting konteks tertentu yang dikaji dari sudurt
pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian ini menggunakan
pendekatan fenomenologis, yaitu kebenaran sesuatu itu diperoleh dengan cara menagkap fenomena atau gejala yang memancar dari obyek
yang diteliti. Metode penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusanmasalah
tentang kronologis kasus�
dan faktor penyebab aborsi, pembunuhan dan pembuangan/penguburan
bayi.
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1
Karakteristik partisipan
Karakteristik |
Jumlah |
Persen |
1.
Usia pertama hubungan seks <20 tahun >20-30 tahun |
1 5 |
16,6 83,3 |
2.
Pendidikan SMA S1 |
1 5 |
16,6 83,3 |
3.
Frekuensi hubungan 1-5 kali |
6 |
100 |
4.
Jumlah pasangan seks 1 |
6 |
100 |
5.
Lama pacaran memutuskan
hubungan seks >8-12 bulan >1 tahun |
3 3 |
50 50 |
6.
Usia saat aborsi <20 tahun >20-30 tahun |
1 5 |
16,6 83,3 |
7.
Usia kehamilan >2-4 bulan > 4 bulan |
3 3 |
50 50 |
1.
Alasan
Aborsi
Faktor
penyebab aborsi yang tidak aman yaitu faktor internal pelaku, faktor keluarga,
faktor pendidikan, dan faktor dari pasangan.
�saya melakukan aborsi itu karena pacar saya lari dari tanggung jawab,
dia tidak mau tanggung jawab.� (pelaku
aborsi, pembunuhan, dan pembuangan bayi �I� 22th)
�pas orangtua saya tau saya hamil, waktu itu mungkin mereka kaget dan
saya juga mau lanjutin kuliah orangtua saya berpikir lebih baik eeeee aborsi
saja. Daripada menikah dini. Berfikir keluarga malu dan ya sebagainya. �(pelaku aborsi,pembunuhan,dan pembuangan
bayi �N�19th)
�Saya
juga belum mau punya anak masih pengen kuliah.� (pelaku aborsi, pembunuhan dan
pembuangan bayi�A� 22th )
�pacar
saya itu bakalan nikahin katanya tapi tunggu dulu lagi, mungkin dia lagi ada
urusan apa mungkin, tapi setelah menunggu lama tidak ada kepastian yaudah saya
bilang nggak bisa nunggu lagi terus pacar saya apa yah yaudah terserah kamu
kalau kamu nggak bisa nunggu saya.� (pelaku aborsi, pembunuhan, dan pembuangan
bayi �L� 23th)
2.
Orang
yang membantu aborsi
Para informan mengaku pada saat
melakukan aborsi beberapa cara atau orang yang membantu aborsi seperti (pacar
(beli obat), bidan (invasif aborsi), dukun (invasif aborsi), beli obat sendiri,
teman (beli obat).
�obat buat gugurin kandungan, kalau
nggak salah nama obatnya gastrum. Saat itu kan yang membeli obat itu adalah
pacar saya sendiri.� (pelaku aborsi, pembunuhan, dan pembuangan bayi �I� 22th)
�hhhmmm habis itu saya digimanain
yah kayak dipencet-pencet lah perut saya itu, di remas-remas gitu trus kayak
ada dimasukkin sesuatu besi-besi gituni. Masukin sesuatu dari bawah,
sakit.�(pelaku aborsi, pembunuhan dan pembuangan bayi �S� 22th)
�eeee kalau nggak salah kakak
ingat, kakak dulu minum kratingdaeng. Itu disuruh sama pacar kakak minum itu,
jadinya kakak coba aja tapi tidak berhasil. �(pelaku aborsi, pembunuhan, dan
pembuangan bayi �P� 23th)
3. Cara Aborsi
Para
informan mengaku pada saaat melakukan aborsi, pembunuhan dan pembuangan bayi
yang dilakukan pelaku untuk menggugurkan janinnya, membunuh serta membuang
bayinya adalah mulai dari minum obat, dibantu oleh dukun, dan dibantu oleh
bidan.
�hhhmmm habis itu saya digimanain
yah kayak dipencet-pencet lah perut saya itu, di remas-remas gitu trus kayak
ada dimasukkin sesuatu besi-besi gituni. Masukin sesuatu dari bawah,
sakit.�(pelaku aborsi, pembunuhan dan pembuangan bayi �S� 22th)
1. Alasan
Menurut �(Moore et al., 1999) salah
satu faktor yang mendukung remaja memilih aborsi adalah karena tidak mau
menjadi orangtua tunggal (singleparenthood). Ketika remaja mengalami KTD
mereka dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit karena mereka masih muda untuk
menjadi orangtua dan mempunyai risiko tinggi melahirkan anak di luar nikah,
sehingga 37% tidak menginginkan kelahiran bayinya atau 35% melakukan aborsi dan
hanya 14% yang mau meneruskan kehamilannya. Faktor yang sangat penting dan
mempengaruhi remaja dalam mengambil keputusan melakukan aborsi adalah orangtua,
khususnya ibu dan pasangannya, latar belakang sosial ekonomi tinggi dan
keinginan melanjutkan studi.
2.
Orang
yang membantu aborsi�
Ketika seorang perempuan mengalami kehamilan tak
diinginkan (KTD), diantara jalan keluar yang ditempuh adalah melakukan upaya
aborsi, baik yang dilakukan sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Banyak
diantaranya yang memutuskan untuk mengakhiri kehamilannya dengan mencari
pertolongan yang tidak aman sehingga mereka mengalami komplikasi serius atau
kematian karena ditangani oleh orang yang tidak berkompeten atau dengan
peralatan yang tidak memenuhi standar (Abu Hanifah &
Majeed, 2007)
3. Cara Aborsi
Ada beberapa cara perempuan
untuk menghentikan kehamilannya, mulai dari melakukan sendiri hingga minta
bantuan dan tenaga lain. Minum jamu peluntur atau telat bulan
merupakan salahsatu upaya sendiri yang umum dilakukan oleh perempuan yang
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan dan telah dikenal sejak lama.
Cara lain termasuk mengkonsumsi makanan atau minuman
lainnya yang dipercaya dapat memancing keluarnya janin dari kandungan seperti
nanas muda, bir hitam atau melakukan aktivitas tertentu misalnya loncat-loncat.
Jika upaya ini tidak berhasil baru mereka mencari pertolongan
kepada tenaga terlatih misalnya dokter kandungan. (Hastuti, 2008)
Kesimpulan
Berdasarkan�
penelitian� yang� dilakukan�
tentang�� �kronologis kasus dan
faktor penyebab aborsi, pembunuhan dan pembuangan/penguburan bayi� dapat
disimpulkan bahwa alasan pelaku melakukan tindakan aborsi, pembunuhan, dan
pembuangan bayi berasal dari beberapa faktor yaitu faktor internal karena
pelaku belum siap menikah, dan pacar tidak mau bertanggung jawab. Dari keluarga
tidak mau bikin malu, dan orang tua tidak setuju, dari pendidikan masih ingin
melanjutkan kuliah. Pasangan ada yang mau bertanggung jawab dan ada yang tidak
mau bertanggung jawab, dan belum siap menikah.
Dari hasil wawancara mendalam, orang yang membantu
aborsi, pembunuhan, dan pembuangan bayi yaitu pacar, bidan, dukun, serta teman.
Yang memberikan saran serta obat untuk membantu aborsi. Cara yang dilakukan
untuk aborsi yaitu minum obat, dibantu oleh dukun, dan dibantu oleh bidan.
BIBLIOGRAFI
Abu Hanifah, F., & Majeed, Z. A. (2007). Implementing national spatial
data infrastructure (NSDI) in Malaysia. Joint International Symposium and
Exhibition on Geoinformation, ISG/GNSS, Johor Bahru, Malaysia.
Hastuti, S. H. (2008). Perilaku Aborsi Pra Nikah Di
Kalangan Mahasiswa. Universitas muhammadiyah Surakarta.
Moore, B., Ghigna, S., Governato, F., Lake, G., Quinn, T.,
Stadel, J., & Tozzi, P. (1999). Dark matter substructure within galactic
halos. The Astrophysical Journal Letters, 524(1), L19.
Nurmaya, A. (2016). Penyalahgunaan napza di kalangan remaja
(studi kasus pada 2 Siswa di MAN 2 Kota Bima). Jurnal Psikologi Pendidikan
Dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 2(1),
26�32.
Sahrudin, S. (2017). Peran Konsep Diri, Religiusitas, dan Pola Asuh Islami terhadap Kecenderungan
Perilaku Nakal Remaja Di Cirebon. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia,
2(1), 50�62.
Suryoputro, A., Ford, N. J., & Shaluhiyah, Z. (2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja di jawa tengah:
implikasinya terhadap kebijakan dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi. Makara
Kesehatan, 10(1), 29�40.
Widyastuti, E. S. A. (2009). Personal dan sosial yang
mempengaruhi sikap remaja terhadap hubungan seks pranikah. Jurnal Promosi
Kesehatan Indonesia, 4(2), 75�85.
Widyastuti, Y. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Fitramaya, Info Media.