How to cite:
Aldy Geri Nugroho, Anik Ika Winarni (2024) Central retinal vein occlusion: a case report, (6) 10
E-ISSN:
2684-883X
CENTRAL RETINAL VEIN OCCLUSION: A CASE REPORT
Aldy Geri Nugroho, Anik Ika Winarni
Medika Utama Manggar, Indonesia
Abstrak
Tujuan pengobatan CVRO adalah untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada retina
dan meningkatkan penglihatan. Kehilangan penglihatan dapat terjadi di satu atau kedua
mata, dan dapat terjadi secara tiba-tiba atau bertahap, memengaruhi seluruh lapangan
pandang atau hanya sebagian. Nyeri dirasakan tidak terlalu mengganggu dan bertahan 3
hari setelah onset. Pandangan terganggu dirasakan awalnya hanya sedikit pada bagian
dekat hidung lalu semakin lama meluas ke bagian tengah hingga membuat pasien
kesulitan untuk melihat benda menggunakan dengan mata kanan. Kontrol diabetes dan
tekanan darah dapat membantu mencegah kerusakan pembuluh darah di retina. Berhenti
merokok dapat membantu melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Deteksi dini
CVRO sangat penting untuk meningkatkan peluang pemulihan penglihatan. Jika Anda
mengalami gejala CVRO, segera konsultasikan dengan dokter mata. Pemeriksaan mata
rutin juga penting untuk mendeteksi CVRO pada tahap awal, sebelum gejala muncul.
Oklusi vena retina sentral merupakan kondisi serius yang dapat menyebabkan
kehilangan penglihatan. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk
meningkatkan peluang pemulihan penglihatan.
Kata kunci: CVRO, retina, Oklusi vena retina
Abstract
The goal of CVRO treatment is to prevent further damage to the retina and improve
vision. Vision loss can occur in one or both eyes, and can occur suddenly or gradually,
affecting the entire field of vision or only a portion of it. The pain is felt less bothersome
and lasts 3 days after onset. Disturbed vision is initially felt only slightly near the nose
and then gradually expands to the middle so that it is difficult for the patient to see
objects using the right eye. Diabetes and blood pressure control can help prevent
damage to blood vessels in the retina. Quitting smoking can help protect blood vessels
from damage. Early detection of CVRO is essential to increase the chances of vision
recovery. If you experience symptoms of CVRO, consult an ophthalmologist
immediately. Regular eye exams are also important to detect CVRO in its early stages,
before symptoms appear. Central retinal vein occlusion is a serious condition that can
lead to vision loss. Early detection and proper treatment are essential to improve the
chances of vision recovery.
Keywords: CVRO, retina, Retinal vein occlusion
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Aldy Geri Nugroho, Anik Ika Winarni
6540 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
PENDAHULUAN
Oklusi vena retina sentral (CVRO) adalah kondisi medis yang serius yang
menyerang pembuluh darah di retina, lapisan jaringan sensitif cahaya yang terletak di
bagian belakang mata. Kondisi ini terjadi ketika vena retina sentral, pembuluh darah
utama yang mengalirkan darah dari retina, tersumbat. Hal ini menyebabkan
pembengkakan dan perdarahan di retina, mengganggu penglihatan dan bahkan
berpotensi menyebabkan kebutaan (Hayreh & Hayreh, 2015). CVRO merupakan
kondisi yang relatif jarang, tetapi dapat terjadi pada orang dari segala usia. Faktor risiko
yang terkait dengan CVRO meliputi diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung,
dan riwayat stroke (Christine & Agni, 2012; Koizumi, Ferrara, Bruè, & Spaide, 2007).
Selain itu, kebiasaan merokok dan penggunaan kontrasepsi oral juga dapat
meningkatkan risiko terkena CVRO (Arrigo & Bandello, 2021).
Mekanisme terjadinya CVRO melibatkan hambatan aliran darah di vena retina
sentral (Boesoirie, Yunard, Mahdiani, & Aziza, 2019). Hal ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, termasuk pembentukan gumpalan darah di dalam vena (trombosis),
tekanan pada vena dari luar (kompresi), peradangan pada dinding vena (inflamasi), atau
pengerasan dan penyempitan arteri (aterosklerosis). Trombosis terjadi ketika gumpalan
darah terbentuk di dalam vena retina sentral (Mayangsari & Lestari, 2019). Gumpalan
darah ini dapat terbentuk akibat kerusakan pada dinding pembuluh darah, perubahan
aliran darah, atau peningkatan kecenderungan penggumpalan darah. Gumpalan darah ini
dapat menghalangi aliran darah dan menyebabkan pembengkakan dan perdarahan di
retina. Kompresi terjadi ketika vena retina sentral ditekan dari luar oleh faktor-faktor
seperti tumor, edema, atau bahkan pembuluh darah yang membesar. Tekanan ini dapat
menghalangi aliran darah di vena dan menyebabkan pembengkakan dan perdarahan di
retina. Inflamasi pada dinding vena retina sentral dapat menyebabkan pembengkakan
dan penyempitan pembuluh darah, menghalangi aliran darah. Peradangan ini dapat
disebabkan oleh infeksi, trauma, atau kondisi autoimun (Yogarajah, 2017).
Aterosklerosis adalah kondisi yang menyebabkan pengerasan dan penyempitan
arteri, yang dapat menyebabkan penyempitan vena retina sentral (Fikriana, 2018; La
Ode Alifariki, 2020). Aterosklerosis dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding
arteri, yang dapat menekan vena retina sentral dan menghambat aliran darah. Gejala
CVRO dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan oklusi (SITANAYA, 2018).
Beberapa orang mungkin mengalami kehilangan penglihatan yang tiba-tiba dan
signifikan, sementara yang lain mungkin mengalami kehilangan penglihatan yang
bertahap dan perlahan. Gejala umum CVRO meliputi kehilangan penglihatan,
penglihatan kabur, bintik buta, kilatan cahaya, mata merah, dan nyeri mata (Sivaprasad,
Amoaku, & Hykin, 2015).
Kehilangan penglihatan dapat terjadi di satu atau kedua mata, dan dapat terjadi
secara tiba-tiba atau bertahap, memengaruhi seluruh lapangan pandang atau hanya
sebagian. Penglihatan kabur dapat membuat sulit untuk membaca, mengemudi, atau
melakukan aktivitas sehari-hari lainnya. Bintik buta dapat muncul di lapangan pandang,
Central retinal vein occlusion: a case report
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6541
berbentuk bulat, oval, atau tidak beraturan, dan dapat menghilang atau muncul kembali
(Sinawat et al., 2017).
Kilatan cahaya dapat terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung selama beberapa
detik atau menit, terjadi di seluruh lapangan pandang atau hanya di bagian tertentu.
Mata merah dapat disebabkan oleh peradangan atau perdarahan di retina, dan dapat
disertai dengan nyeri atau tidak. Nyeri di mata atau di sekitar mata dapat terjadi secara
tiba-tiba atau bertahap, berlangsung selama beberapa menit atau jam, dan dapat disertai
dengan mata merah atau tidak.
`Diagnosis CVRO biasanya dilakukan oleh dokter mata menggunakan
pemeriksaan mata komprehensif. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan mata untuk
mencari tanda-tanda peradangan, pembengkakan, atau perdarahan di retina,
menggunakan alat yang disebut oftalmoskop (Thomas, Thomas, Finn, & Fekrat, 2019).
Tujuan pengobatan CVRO adalah untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada
retina dan meningkatkan penglihatan. Pengobatan dapat meliputi penggunaan obat-
obatan seperti kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan di
retina, laser untuk menutup pembuluh darah yang bocor dan mengurangi perdarahan,
dan dalam beberapa kasus, pembedahan. Tidak semua kasus CVRO dapat dicegah,
tetapi beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena kondisi ini.
Kontrol diabetes dan tekanan darah dapat membantu mencegah kerusakan pembuluh
darah di retina. Berhenti merokok dapat membantu melindungi pembuluh darah dari
kerusakan (Larsen et al., 2018)
Deteksi dini CVRO sangat penting untuk meningkatkan peluang pemulihan
penglihatan. Jika Anda mengalami gejala CVRO, segera konsultasikan dengan dokter
mata. Pemeriksaan mata rutin juga penting untuk mendeteksi CVRO pada tahap awal,
sebelum gejala muncul. Oklusi vena retina sentral merupakan kondisi serius yang dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat
penting untuk meningkatkan peluang pemulihan penglihatan (Scott et al., 2018)
METODE PENELITIAN
Tabel 1 Identitas Pasien
Nama
Tn.KD
Usia
42 tahun
Agama
Islam
Pendidikan
S1
Pekerjaan
Swasta
Alamat
-
Anamnesis
1. Keluhan Utama : Nyeri pada mata kanan
2. Riwayat Penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada mata kanan serta penglihatan terganggu
sejak 2 minggu SMRS (berobat pada 30/07/2024). Nyeri dirasakan tidak terlalu
mengganggu dan bertahan 3 hari setelah onset. Pandangan terganggu dirasakan awalnya
hanya sedikit pada bagian dekat hidung lalu semakin lama meluas ke bagian tengah
Aldy Geri Nugroho, Anik Ika Winarni
6542 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
hingga membuat pasien kesulitan untuk melihat benda menggunakan dengan mata
kanan. Keluhan lain disangkal, Pasien tidak merasakan perih gatal, mata berair.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini. Pasien tidak memiliki
riwayat Hipertensi , namun memiliki DM (+) sejak 4 bulan SMRS dan rutin berobat
dengan Metformin 2x500 mg, dislipidemia (-), merokok (-).
Riwayat Penyakit keluarga : tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa
Pemeriksaan Fisik
Vital Sign :
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis, GCS E4M6V5
Tekanan darah : 110/90mmHg.
Nadi : 72x/menit, reguler
Pernafasan : 20x/menit, reguler
Suhu : 36
o
C di axilla
Saturasi O2 : 99 % room air
Pemeriksaan Fisik general : tidak ditemukan kelainan
Gambar 1. Foto Klinis Pasien
Tabel 2 Status Oftalmologi
Occuli Dekstra (OD)
0,4 PH (-)
Visus
Visus dengan kacamata sendiri
Eksoftalmus (-), gerak bebas
ke segala arah
Bola Mata
Madarosis (-), trikiasis (-),
distikiasis (-), krusta (-)
Silia
Central retinal vein occlusion: a case report
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6543
Occuli Dekstra (OD)
0,4 PH (-)
Visus
Edema (-), benjolan (-),
lagoftalmus (-), ptosis (-),
entropion (-), ektropion (-)
Palpebra
Superior
Edema (-), benjolan (-),
entropion (-), ektropion (-)
Palpebra
Inferior
Edema (-), hiperemis (-),
sekret (-), injeksi (-)
Konjungtiva
Palpebra
Injeksi (-), darah (-) jaringan
fibrovaskuler (-)
Konjungtiva
Bulbi
Ikterik (-), injeksi (-)
Sklera
Infiltrat (-), keratik presipitat
(-)
Kornea
COA dalam, tyndall effect (-),
hifema (-), hipopion (-)
Bilik Mata
Depan
Cokelat gelap, bentuk regular,
sinekia (-), nodul (-)
Iris
Bentuk bulat, tepi reguler,
isokor, berukuran +3mm, letak
sentral, refleks direk indirek
(+)
Pupil
Kekeruhan (-) iris shadow (-),
IOL (+)
Lensa
(+) Cemerlang
Refleks Fundus
Perdarahan dot-blot (+) flame
shape di keempat kuadran
terutama sisi Nasal
Korpus Vitreus
14 mmHg
Tekanan
Intraokuli
Edema (-), nyeri tekan (-),
hiperemis (-)
Sistem Kanalis
Lakrimalis
Nasal Hemianopia
Lapang
Pandang
Pemeriksaan Penunjang
Gambar 2. Foto makula (funduskopi)
Aldy Geri Nugroho, Anik Ika Winarni
6544 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Kesimpulan : didapatkan kesan oklusi pada vena retinal sentral pada mata kana
Pemeriksaan Optical Coherence Tomography (OCT)
Gambar 3. Kesimpulan CVRO
Ringkasan
Anamnesis: Tn. KB usia 42 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata kanan
serta penglihatan terganggu sejak 2 minggu SMRS (berobat pada 30/07/2024). Nyeri
dirasakan tidak terlalu mengganggu dan bertahan 3 hari setelah onset. Pandangan
terganggu dirasakan awalnya hanya sedikit pada bagian dekat hidung lalu semakin lama
meluas ke bagian tengah hingga membuat pasien kesulitan untuk melihat benda
menggunakan dengan mata kanan. Keluhan lain disangkal
RPD : HT (-), DM (+) sejak 4 bulan SMRS dan rutin berobat dengan Metformin 2x500
mg, dislipidemia (-), merokok (-) RPK : tidak ada
OD
OS
1. Keluhan utama: pandangan mata tertutup sesuatu,
nyeri
2. Onset:
3. Pandangan buram sejak 2 minggu yang lalu.
4. Kualitas: semakin mengganggu aktivitas
5. Keluhan tambahan: Pasien tidak merasakan perih
gatal, mata berair
1. Keluhan utama : tidak
ada
Diagnosis
1. Diagnosis Utama : Oklusi vena retinal central
2. Diagnosis banding: Oklusi Vena Retina Cabang (BRVO), Oklusi Arteri Retina
Sentral (CRAO), Retinopati Diabetik, Neuritis Optik, Degenerasi Makula, Retinopati
Prematuritas.
Central retinal vein occlusion: a case report
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6545
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kasus ini menggambarkan seorang pasien laki-laki berusia 42 tahun dengan
keluhan utama nyeri mata kanan dan gangguan penglihatan sejak 2 minggu. Pasien
memiliki riwayat diabetes mellitus (DM) yang terkontrol dengan Metformin 2x500 mg
sejak 4 bulan. Pemeriksaan fisik menunjukkan visus OD 0,4 PH (-) dan visus OS 1,0
PH (+). Pemeriksaan funduskopi menunjukkan kesan oklusi vena retina sentral pada
mata kanan. Pemeriksaan OCT konfirmasi diagnosis CVRO. Diagnosis utama pada
kasus ini adalah Oklusi Vena Retina Sentral (CVRO) pada mata kanan. Hal ini
didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti
funduskopi dan OCT.
Pasien memiliki faktor risiko untuk CVRO, yaitu diabetes mellitus. Diabetes
dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di retina,
yang meningkatkan risiko terjadinya CVRO. Gejala yang dialami pasien sesuai dengan
gejala umum CVRO, yaitu nyeri mata dan gangguan penglihatan. Gangguan
penglihatan yang dialami pasien dimulai dari sedikit pada bagian dekat hidung dan
semakin lama meluas ke bagian tengah, menunjukkan pola khas CVRO. Pemeriksaan
funduskopi dan OCT sangat penting untuk menegakkan diagnosis CVRO. Funduskopi
menunjukkan adanya oklusi pada vena retina sentral, sedangkan OCT memberikan
gambaran yang lebih detail tentang struktur retina dan membantu mengkonfirmasi
diagnosis. Diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan adalah BRVO, CRAO,
retinopati diabetik, neuritis optik, degenerasi makula, dan retinopati prematuritas.
Namun, berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang,
diagnosis CVRO lebih sesuai. Penatalaksanaan CVRO bertujuan untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut pada retina dan meningkatkan penglihatan. Untuk mengurangi
peradangan dan pembengkakan di retina dapat digunakan kortikosteroid. Terapi Laser
dapat digunakan untuk menutup pembuluh darah yang bocor dan mengurangi
perdarahan. Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk
memperbaiki aliran darah di vena retina. Prognosis CVRO bervariasi tergantung pada
tingkat keparahan oklusi, lokasi oklusi, dan respon pasien terhadap pengobatan.
Beberapa pasien dapat mengalami pemulihan penglihatan yang signifikan, sementara
yang lain mungkin mengalami kehilangan penglihatan permanen. Penting untuk
melakukan kontrol rutin ke dokter mata untuk memantau kondisi mata dan menilai
efektivitas pengobatan (Kaya et al., 2018).
Meskipun tidak semua kasus CVRO dapat dicegah, beberapa langkah dapat
diambil untuk mengurangi risiko terkena kondisi ini, yaitu menjaga kadar gula darah
dalam batas normal sangat penting untuk mencegah kerusakan pembuluh darah di
retina, menjaga tekanan darah dalam batas normal dapat membantu mencegah
kerusakan pembuluh darah, merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan
risiko CVRO. Kasus ini menunjukkan pentingnya deteksi dini dan pengobatan yang
tepat untuk CVRO. Pasien dengan DM memiliki risiko tinggi untuk terkena CVRO,
Aldy Geri Nugroho, Anik Ika Winarni
6546 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan mata rutin untuk mendeteksi kondisi ini
pada tahap awal. Penatalaksanaan yang tepat dapat membantu mencegah kerusakan
lebih lanjut pada retina dan meningkatkan peluang pemulihan penglihatan.
KESIMPULAN
Oklusi vena retina sentral (CVRO) adalah kondisi serius yang terjadi ketika vena
retina sentral, pembuluh darah utama yang mengalirkan darah dari retina, tersumbat.
Hal ini menyebabkan pembengkakan dan perdarahan di retina, mengganggu penglihatan
dan bahkan berpotensi menyebabkan kebutaan. CVRO merupakan kondisi yang relatif
jarang, tetapi dapat terjadi pada orang dari segala usia. Faktor risiko yang terkait dengan
CVRO meliputi diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan riwayat stroke.
Selain itu, kebiasaan merokok dan penggunaan kontrasepsi oral juga dapat
meningkatkan risiko terkena CVRO. Gejala CVRO dapat bervariasi tergantung pada
tingkat keparahan oklusi. Beberapa orang mungkin mengalami kehilangan penglihatan
yang tiba-tiba dan signifikan, sementara yang lain mungkin mengalami kehilangan
penglihatan yang bertahap dan perlahan. Gejala umum CVRO meliputi kehilangan
penglihatan, penglihatan kabur, bintik buta, kilatan cahaya, mata merah, dan nyeri mata.
Diagnosis CVRO biasanya dilakukan oleh dokter mata menggunakan pemeriksaan mata
komprehensif.
Tujuan pengobatan CVRO adalah untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada
retina dan meningkatkan penglihatan. Pengobatan dapat meliputi penggunaan obat-
obatan seperti kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan di
retina, laser untuk menutup pembuluh darah yang bocor dan mengurangi perdarahan,
dan dalam beberapa kasus, pembedahan. Tidak semua kasus CVRO dapat dicegah,
tetapi beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena kondisi ini.
Kontrol diabetes dan tekanan darah dapat membantu mencegah kerusakan pembuluh
darah di retina. Berhenti merokok dapat membantu melindungi pembuluh darah dari
kerusakan. Deteksi dini CVRO sangat penting untuk meningkatkan peluang pemulihan
penglihatan. Jika Anda mengalami gejala CVRO, segera konsultasikan dengan dokter
mata. Pemeriksaan mata rutin juga penting untuk mendeteksi CVRO pada tahap awal,
sebelum gejala muncul. Oklusi vena retina sentral merupakan kondisi serius yang dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat sangat
penting untuk meningkatkan peluang pemulihan penglihatan.
BIBLIOGRAFI
Arrigo, Alessandro, & Bandello, Francesco. (2021). Retinal vein occlusion: drug targets and
therapeutic implications. Expert Opinion on Therapeutic Targets, 25(10), 847864.
Boesoirie, Shinta Fitri, Yunard, Ardiella, Mahdiani, Sally, & Aziza, Yulia. (2019). Crash
Course Special Senses. Elsevier (Singapore) Pte Limited.
Christine, Reinne N., & Agni, Angela N. (2012). Diagnosis oklusi pembuluh darah retina.
Majalah Kedokteran UKI, 28(4), 194199.
Fikriana, Riza. (2018). Sistem kardiovaskuler. Deepublish.
Hayreh, Sohan Singh, & Hayreh, Sohan Singh. (2015). Central retinal vein occlusion. Springer.
Kaya, Faruk, Kocak, I., Aydin, A., Baybora, Hakan, Koç, Hacı, & Karabela, Yunus. (2018).
Central retinal vein occlusion: a case report
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6547
Effect of aflibercept on persistent macular edema secondary to central retinal vein
occlusion. Journal Français d’Ophtalmologie, 41(9), 809813.
Koizumi, Hideki, Ferrara, Daniela C., Bruè, Claudia, & Spaide, Richard F. (2007). Central
retinal vein occlusion case-control study. American Journal of Ophthalmology, 144(6),
858863.
La Ode Alifariki, S. Kep. (2020). Epidemiologi Hipertensi: Sebuah Tinjauan Berbasis Riset.
Penerbit LeutikaPrio.
Larsen, Michael, Waldstein, Sebastian M., Priglinger, Siegfried, Hykin, Philip, Barnes,
Elizabeth, Gekkieva, Margarita, Gupta, Ayan Das, Wenzel, Andreas, Monés, Jordi, &
Group, CRYSTAL Study. (2018). Sustained benefits from ranibizumab for central retinal
vein occlusion with macular edema: 24-month results of the CRYSTAL study.
Ophthalmology Retina, 2(2), 134142.
Mayangsari, Elly, & Lestari, Bayu. (2019). Farmakoterapi kardiovaskuler. Universitas
Brawijaya Press.
Scott, Ingrid U., VanVeldhuisen, Paul C., Ip, Michael S., Blodi, Barbara A., Oden, Neal L.,
Altaweel, Michael, Berinstein, Daniel M., & Group, SCORE2 Investigator. (2018).
Comparison of monthly vs treat-and-extend regimens for individuals with macular edema
who respond well to antivascular endothelial growth factor medications: secondary
outcomes from the SCORE2 randomized clinical trial. JAMA Ophthalmology, 136(4),
337345.
Sinawat, Suthasinee, Bunyavee, Chavisa, Ratanapakorn, Tanapat, Sinawat, Supat,
Laovirojjanakul, Wipada, & Yospaiboon, Yosanan. (2017). Systemic abnormalities
associated with retinal vein occlusion in young patients. Clinical Ophthalmology, 441
447.
Sitanaya, George A. D. E. Novra. (2018). Validitas Ez-U: Retinal Imaging Adapter For
Smartphones Dalam Skrining Retinopati Diabetik. Universitas Hasanuddin.
Sivaprasad, S., Amoaku, W., & Hykin, P. (2015). Clinical Guidelines: Retinal Vein Occlusion
(RVO) Guidelines. Accedido En Https://Www. Rcophth. Ac. Uk/Wp-
Content/Uploads/2015/07/Retinal-Vein-Occlusion-RVO-Guidelines-July-2015. Pdf El, 15.
Thomas, Akshay S., Thomas, Mridul K., Finn, Avni P., & Fekrat, Sharon. (2019). Use of the
ischemic index on widefield fluorescein angiography to characterize a central retinal vein
occlusion as ischemic or nonischemic. Retina, 39(6), 10331038.
Yogarajah, Mahinda. (2017). Crash Course Neurologi-Edisi Indonesia Ke-4-E-Book. Elsevier
(Singapore) Pte Limited.
Copyright holder:
Aldy Geri Nugroho, Anik Ika Winarni (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: