Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 3, No. 2, Februari 2021
KORELASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DENGAN
MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SEKOLAH INKLUSI
Suliwati
Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga Jawa Tengah, Indonesia
Email: [email protected]
Abstract
This study aims to
determine whether there is a correlation between the pedagogical competence of
Islamic Education Teachers and the learning motivation of students in Islamic
Education subjects in inclusive schools at SMP IT Nidaul
Hikmah, Salatiga in academic year 2018/2019. The
subjects in this study were 62 students of class VII B and VIII B including
students with special needs with disabilities and learning difficulties (slow
learner). This approach of research is quantitative correlation. The method
used to obtain data or information by using a questionnaire or questionnaire
sheet. The analysis used in this research is using descriptive analysis and the
product moment correlation hypothesis testing which assisted by the application
program SPSS version 25.00. The results of this study showed that the
pedagogical competence of Islamic Education teachers in the very low category
was 3.2%, the low category was 27.9%, the moderate category was 48.4% and the
high category was 20.9%. The learning motivation of students in the Islamic
Education subject in the very low category was 27.4%, the low category was
27.4%, the moderate category was 33.9% and the high category was 11.3%. The
correlation between Islamic Education teacher pedagogical competence and
learning motivation in the Islamic Education subjects based on the calculation
of the correlation stated that the null hypothesis (Ho) was rejected and the
alternative hypothesis (Ha) was accepted with the value of > r table with
0.495 > 0.244. Indicated that the correlation between the Islamic Education
teacher pedagogical competence and students learning motivation in Islamic
Education subjects has a positive moderate category and significant
correlation.
Keywords: teacher pedagogical competence; learning motivation; islamic education; inclusive education
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara
kompetensi� pedagogik guru PAI dengan
motivasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran PAI pada sekolah inklusi di
SMP IT Nidaul Hikmah Kota Salatiga pada tahun ajaran 2018/2019. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas VII B dan VIII
B yang berjumlah 62 orang termasuk
peserta didik berkebutuhan khusus tunadaksa dan kesulitan belajar (slow learner). Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif pendekatan korelasional. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data atau informasi menggunakan angket/lembar kuesioner.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
analisis deskriptif dan analisis uji hipotesis korelasi product moment yang dibantu
dengan program aplikasi
SPSS versi 25.00. Hasil penelitian
ini diperoleh bahwa kompetensi pedagogik guru PAI yang masuk kategori sangat rendah sebesar 3,2%, kategori rendah sebesar 27,9%, kategori sedang sebesar 48,4% dan kategori tinggi sebesar 20,9%. Motivasi belajar peserta didik dalam mata
pelajaran PAI yang masuk kategori sangat rendah sebesar 27,4%, kategori rendah sebesar 27,4%, kategori sedang sebesar 33,9% dan kategori tinggi sebesar 11,3%. Hubungan kompetensi pedagogik guru PAI dengan motivasi belajar dalam mata
pelajaran PAI berdasarkan perhitungan korelasi menyatakan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima dengan nilai�� > r tabel sebesar 0,495 > 0,244. Menunjukkan bahwa hubungan kompetensi pedagogik guru PAI dengan motivasi belajar peserta didik dalam mata
pelajaran PAI mempunyai korelasi positif yang sedang dan signifikan.
Kata kunci: kompetensi pedagogik guru; motivasi belajar; pendidikan agama islam;���
�pendidikan inklusi
Pendahuluan
Indonesia memiliki
masyarakat dengan latar belakang budaya, agama dan adat-istiadat berbeda.
Berdasarkan hal tersebut maka setiap individu harus mempunyai sikap yang
toleran dan anti-diskriminasi. Perbedaan anak dari segi fisik, komunikasi,
perilaku dan kemampuan menjadi sangat rentan dengan perlakuan diskriminasi.
Anak berkebutuhan khusus menjadi diperlakukan tidak adil menurut sistem
pendidikan. Sarana untuk menimba ilmu terbatas pada sekolah luar biasa yang
tidak semuanya dapat diberikan fasilitas dengan baik. Pendidikan merupakan
bagian dari hak asasi manusia dan hak setiap warga negara yang usaha
pemenuhannya harus direncanakan, dijalankan dan dievaluasi (Ariastuti
dan Herawati 2016). Setiap aspek
pendidikan sudah selayaknya mampu menerapkan nilai-nilai dari hak asasi
manusia. Contoh dalam pengaplikasiannya adalah sikap anti diskriminasi dalam
berbagai aspek guna mewujudkan dunia pendidikan yang harmonis. Menurut hasil
dari Survei Sosial-Ekonomi Nasional 2018 UNESCO dalam laporannya mengemukakan
terdapat sepertiga dari total 75 juta anak yang tidak dapat memperoleh haknya
dalam mengenyam pendidikan adalah para penyandang disabilitas (Wathoni
2013). Berdasarkan data Dapodik
tahun 2018 yang dilansir oleh kompas menyatakan bahwa sebaran siswa penyandang
disabilitas di Indonesia terdapat 993.000, sebanyak 91.000 anak berkebutuhan
khusus berada di sekolah inklusi �(Prodjo
2019). Anak berkebutuhan khusus harus
mendapatkan pendidikan yang layak untuk mengembangkan potensi dan bakatnya
bukan hanya melalui sekolah luar biasa (Desiningrum 2016). Pendidikan inklusif merupakan konsep pendidikan yang
tidak membeda-bedakan latar belakang kehidupan anak karena keterbatasan fisik
maupun mental (Ulva
dan Amalia 2020). Education at all
merupakan suatu pendidikan yang dipandang ideal sebagai inti dari pencapaaian
tujuan pendidikan inklusi di negara berkembang (Armstrong
dan Spandagou 2011). Pendidikan inklusi
memberikan kesamaan kesempatan kepada semua orang untuk berpartisipasi penuh
dalam semua kegiatan belajar atas dasar kesetaraan dengan mengakomodasi
kebutuhan khusus (Wardani et al. 2013). Berdasarkan hal tersebut maka akan tertanam sikap
menghargai orang lain, mampu mengembangkan karakter Islami dan tidak saling
membedakan dalam melihat kekurangan/keterbatasan orang lain. Sesuai dengan
firman Allah Swt.
يَا
أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّا
خَلَقْنَاكُمْ
مِنْ ذَكَرٍ
وَأُنْثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ
شُعُوبًا
وَقَبَائِلَ
لِتَعَارَفُوا
إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ
اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ
إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ
Terjemah Al-Qur�an:"Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.� (Q.S Al-Hujurat:13)
SMP IT Nidaul Hikmah adalah
sekolah Islam terpadu di Kota Salatiga yang mempunyai misi salah satunya
memberikan pelayanan pendidikan pada semua kalangan dengan pendidikan inklusi.
Guru di SMP IT Nidaul Hikmah menyadari bahwasanya setiap peserta didik
mempunyai karakteristik yang beragam mulai dari anak reguler atau anak yang
berkebutuhan khusus terutama dalam penyampaian materi. Salah satu faktor
internal dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah kompetensi guru.
Profesionalisme seorang guru dapat dinilai dari kompetensi yang dimiliki.
Kompetensi yang wajib dimiliki adalah pedagogik, sosial, kepribadian dan
profesional. Kompetensi pedagogik berkaitan dengan seni mengajar yang dilakukan
seorang guru (Habibullah 2012). Kompetensi pedagogik guru di sekolah inklusi pasti
akan berbeda apabila dibandingkan dengan sekolah reguler pada umumnya.
Kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajaran di sekolah inklusi sangat
dibutuhkan guna mewujudkan keberhasilan pendidikan. Peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan merupakan salah satu cara memberdayakan guru dalam melayani
kebutuhan siswa disabilitas (Al-Zyoudi
2006). Kompetensi pedagogik dalam
penelitian ini adalah pandangan peserta didik tentang kemampuan guru Pendidikan
Agama Islam yang berkaitan dengan seni mengajar dalam memberikan pemahaman
menyeluruh terhadap pembelajaran dan karakteristik subjek pembelajar sehingga
mampu mencetak peserta didik yang dapat mengembangkan bakat, minat dan potensi
diri.
Guru harus berusaha dan
memberikan motivasi agar tejadi proses interaksi yang kondusif (Suprihatin 2015). Motivasi belajar sangat berkaitan dengan hasil
pembelajaran. Setiap individu akan bergerak jika mendapatkan dorongan. Mencapai
suatu tujuan maka dibutuhkan motivasi yang kuat. Motivasi belajar yang� tinggi�
akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang bagus begitu juga
sebaliknya. Pendidikan Agama Islam sebagai basis pendidikan karakter bangsa dan
agama harus memiliki output yang baik sesuai dengan tolak ukur yang ada.
Nilai-nilai keagamaan harus dapat diaplikasikan dengan benar pada diri peserta
didik, sehingga akan mewujudkan hasil belajar yang sesuai baik dalam aspek
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan ketrampilan (psikomotorik).
Motivasi belajar yang rendah berhubungan dengan hasil belajar peserta didik
yang menurun. Motivasi belajar dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam
dalam penelitian ini adalah dorongan untuk menuju perubahan yang baik dalam
mencapai cita-cita yang berkaitan dengan pengetahuan yang diperoleh melalui
usaha mengarahkan dan mendidik peserta didik agar mengetahui, memahami dan
mempraktikan ajaran Islam (Ahyat 2017). Motivasi belajar perlu dibangun melalui lingkungan
eksternal melalui kompetensi guru. Peserta didik yang lemah dalam motivasi
belajarnya dapat disebabkan dari cara guru mengajar sehingga akan terjadi
kebosanan dan rasa jenuh. Ada berbagai macam karakteristik dan kebutuhan
peserta didik terutama dalam upaya menangani anak reguler dan anak berkebutuhan
khusus yang perlu dibimbing dan diberikan motivasi belajar (Anidar 2016). Sebagai wujud perhatian terhadap proses
pembelajaran, guru di SMP IT Nidaul Hikmah harus menyadari bahwasanya setiap
peserta didik mempunyai karakteristik yang beragam mulai dari anak reguler atau
anak yang berkebutuhan khusus terutama dalam penyampaian materi. Kondisi fisik
dan psikis peserta didik beragam mulai dari yang semangat, kurang semangat atau
bahkan bosan dalam menerima materi pelajaran. Permasalahan tersebut yang
menjadi latar belakang pentingnya motivasi belajar untuk mencapai tujuan
belajar yang sesuai dengan target.
Berdasarkan suatu penelitian
yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2017) menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara
simultan antara kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru terhadap
motivasi belajar siswa di MAN 5 Jombang. Penelitian lain yang dilakukan oleh Santika, Darmawiguna, dan Santyadiputra (2018) menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dan
profesional terhadap motivasi belajar siswa. Menurut data dari berbagai hasil
penelitian dan gambar latar belakang di atas maka menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara kompetensi pedagogik dengan motivasi belajar, hal tersebut yang
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan tema ini menggunakan
sampel di SMP IT Nidaul Hikmah berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan
inklusi.
Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini
menggunakan metodologi penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif pendekatan korelasional. Jenis penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel yang
dinotasikan dengan angka kuantitatif (Arikunto 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru
yang meliputi aspek dalam penguasaan karakteristik peserta didik, teori/
prinsip belajar yang mendidik, pengembangan kurikulum, kegiatan pembelajaran
yang mendidik,� pengembangan potensi
peserta didik, komunikasi dengan peserta didik, penilaian dan evaluasi.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar peserta didik
meliputi keinginan untuk belajar, keterlibatan dalam pelaksanaan tugas belajar
serta komitmen dan intensitas yang dimiliki individu untuk terus belajar.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik di SMP IT Nidaul
Hikmah Kota Salatiga yang berjumlah 167 peserta didik. Peneliti mengambil
sampel 37% dari populasi yang ada. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas VII B dan VIII B di SMP IT Nidaul Hikmah Kota Salatiga yang
berjumlah 62 peserta didik dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu purposive
sampling. Sampel bertujuan (purposive sampling) adalah teknik
sampling yang digunakan oleh peneliti jika mempunyai pertimbangan-pertimbangan
tertentu di dalam pengambilan sampelnya (Arikunto 2010). Pertimbangannya berkaitan dengan penerapan pendidikan inklusi di kelas
yaitu anak berkebutuhan khusus terdapat pada kelas VII B dan VIII B, sedangkan
kelas IX B tidak dijadikan sebagai sampel dikarenakan sedang mempersiapkan
ujian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket.
Instrumen angket telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis
data yang digunakan menggunakan uji hipotesis product moment dari Karel
Pearson dengan aplikasi SPSS 25.0 for windows. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah adanya korelasi positif antara kompetensi pedagogik guru PAI dengan
motivasi belajar peserta didik dalam Mata Pelajaran PAI pada sekolah inklusi di
SMP IT Nidaul Hikmah Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Hasil dan Pembahasan
1.
Data Persepsi
Peserta Didik tentang Variasi Tingkat Kompetensi Pedagogik Guru
PAI pada Sekolah Inklusi di SMP IT Nidaul
Hikmah Kota Salatiga
Persepsi peserta didik tentang variasi tingkat
kompetensi pedagogik guru diukur berdasarkan beberapa aspek yaitu pemahaman karakteristik
peserta didik, pemahaman teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik, kegiatan pembelajaran yang menarik, pengembangan potensi peserta
didik dan komunikasi dengan peserta didik. Beberapa indikator dibuat menjadi 15
item dengan 11 item yang valid, setiap pernyataan
memiliki 4 alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh responden. Skoring setiap
item diberikan penilaian dengan angka skor 1 sampai dengan 4 sesuai dengan
jenis itemnya.
Tabel 1
Distribusi
Frekuensi �Prosentase Persepsi Peserta Didik tentang Variasi
Tingkat Kompetensi Pedagogik Guru PAI
No. |
Kategori |
Interval |
Frekuensi |
Prosentase |
1. |
Sangat Rendah�
|
33 � 35 |
2 |
3,2% |
2. |
Rendah |
36 � 38 |
17 |
27,4% |
3. |
Sedang |
39 � 41 |
30 |
48,4% |
4. |
�Tinggi |
42 � 44 |
13 |
20,9% |
|
Jumlah |
|
62 |
100% |
Berdasarkan
perhitungan prosentase di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi peserta didik
tentang variasi tingkat kompetensi pedagogik guru PAI yang sangat rendah
sebesar 3,2%, rendah sebesar 27,9%, sedang sebesar 48,4% dan tinggi sebesar
20,9%. Jadi menurut persepsi peserta didik, kompetensi pedagogik guru PAI di
sekolah inklusi SMP IT Nidaul Hikmah Kota Salatiga tergolong dalam kategori
sedang yaitu sebesar 48,4% Persepsi peserta didik tentang variasi tingkat kompetensi
pedagogik Guru PAI di SMP IT Nidaul Hikmah tergolong sedang salah satu faktor
penyebabnya adalah guru mempunyai peranan yang berbeda dalam mengatasi dan
memahami peserta didik. Perbedaan karakteristik peserta didik menyebabkan guru
di sekolah inklusi mempunyai kompetensi pedagogik yang berbeda dengan guru di
sekolah reguler. Aspek-aspek kompetensi pedagogik guru melibatkan subjek
peserta didik berkebutuhan khusus untuk memperoleh pelayanan yang sesuai dengan
peserta didik pada umumnya. Terutama dalam mengarahkan peserta didik berkebutuhan
khusus dalam konsep penerimaan diri yaitu menerima diri apa adanya, memiliki
sikap positif atas dirinya, tidak terbebani oleh kecemasan atau rasa malu, dan
mau menerima kelebihan dan kekurangan dirinya. Berdasarkan hal tersebut peserta
didik dapat meningkatkan motivasi belajarnya. Peserta� didik berkebutuhan khusus yang mengalamai
gangguan tunadaksa dan slow learner dapat mengurangi aktifitas normal
individu dalam mengikuti pendidikan. Penguasaan kompetensi pedagogik guru di
sekolah inklusif sangat penting dalam dunia pendidikan sehingga perlu
ditingkatkan melalui berbagai kegiatan yang mendukung.
2.
Data Variasi Tingkat Motivasi Belajar Peserta Didik dalam Mata Pelajaran PAI pada
Sekolah Inklusi di SMP IT Nidaul
Hikmah Kota Salatiga
Motivasi belajar peserta didik dalam Mata Pelajaran
PAI diukur berdasarkan beberapa aspek yaitu keinginan untuk belajar,
keterlibatan dalam pelaksanaan tugas belajar dan komitmen intensitas yang dimiliki
individu untuk terus belajar. Beberapa indikator dibuat menjadi 9 item dengan 8
item yang valid, setiap pernyataan memiliki 4 alternatif jawaban yang dapat
dipilih oleh responden. Skoring setiap item diberikan penilaian dengan angka
skor 1 sampai dengan 4 sesuai dengan jenis itemnya.
Tabel 2
Distribusi
Frekuensi Prosentase Variasi Tingkat Motivasi Belajar
Peserta
Didik dalam Mata Pelajaran PAI
No. |
Kategori |
Interval |
Frekuensi |
Prosentase |
1. |
Sangat Rendah |
24 � 25 |
17 |
27,4% |
2. |
Rendah |
26 � 27 |
17 |
27,4% |
3. |
Sedang |
28 � 29 |
21 |
33,9% |
4. |
Tinggi |
30 � 31 |
7 |
11,3% |
|
Jumlah |
|
62 |
100% |
Berdasarkan perhitungan prosentase
tersebut dapat disimpulkan bahwa variasi tingkat motivasi belajar peserta didik
dalam mata pelajaran PAI
yang sangat rendah sebesar 27,4%, rendah sebesar 27,4%, sedang sebesar 33,9%
dan tinggi sebesar 11,3%. Jadi motivasi belajar peserta
didik dalam mata
pelajaran PAI pada sekolah inklusi di SMP IT Nidaul Hikmah Kota Salatiga
tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 33,9%.
Motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI
termasuk dalam kategori sedang, dapat disebabkan oleh faktor
eksternal berupa motivasi ekstrinsik yang diberikan. Motivasi ekstrinsik
meliputi peran guru dan lingkungan. Penguasaan guru terhadap karakteristik peserta didik mempunyai
hubungan dalam motivasi peserta didik. Guru yang mampu memberikan motivasi
belajar kepada peserta didik mempunyai penguasaan kompetensi yang dimilikinya.
Kompetensi guru dalam kategori sedang menyebabkan salah satu motivasi peserta
didik dalam kategori sedang. Faktor penyebab lainnya adalah kondisi peserta
didik yang heterogen dalam kelas. Terdiri dari peserta didik reguler dan
berkebutuhan khusus. Peserta didik berkebutuhan khusus tunadaksa dan slow
learner harus diberikan penguatan positif dan berbagai cara untuk
memotivasi belajar yang lebih dibandingkan peserta didik reguler. Motivasi
belajar peserta didik di SMP IT Nidaul Hikmah Kota Salatiga perlu ditingkatkan
melalui berbagai aspek profesionalisme guru dan motivasi intrinsik dari peserta
didik.
3.
Analisis Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan uji hipotesis analisis korelasi product moment. Uji
korelasi untuk menguji hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas
yaitu antara kompetensi pedagogik guru PAI (X) dan motivasi belajar peserta
didik pada mata pelajaran PAI (Y). Hasil dari analisis korelasi sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil
Uji Hipotesis Korelasi Product� Moment
Kompetensi Pedagogik
Guru PAI |
Pearson Correlation |
1 |
.495** |
Sig. (2-tailed) |
|
.000 |
|
N |
62 |
62 |
|
Motivasi Belajar
Peserta Didik Pada Mata
Pelajaran PAI |
Pearson Correlation |
.495** |
1 |
Berdasarkan
tabel di atas hipotesis nol (Ho) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima dengan nilai �> r tabel sebesar 0,495 > 0,244.
Menunjukan bahwa hubungan kompetensi pedagogik guru PAI dengan motivasi belajar
peserta didik dalam mata pelajaran PAI mempunyai korelasi positif yang sedang
dan signifikan. Angka korelasi positif menunjukan hubungan yang positif, yaitu jika
kompetensi pedagogik guru PAI meningkat maka motivasi belajar peserta didik
pada mata pelajaran PAI juga meningkat. Nilai signifikansi yang didapat adalah
0,000 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 maka terjadi hubungan yang
signifikan. Hasil r hitung >
r tabel� yang diperoleh yaitu 0,495 >
0,244 yang berada pada rentang ≥ 0,40 - < 0,70. Menunjukan bahwa
variabel X dan variabel Y terdapat hubungan positif yang sedang atau cukup.
Berdasarkan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan persepsi
peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru PAI dengan motivasi belajar
dalam mata pelajaran PAI mempunyai korelasi�
positif yang sedang dan signifikan.
Kompetensi
pedagogik guru PAI sangat penting dalam sekolah inklusi. Berfungsi untuk
mengembangkan tujuan pembelajaran, desain kurikulum dan materi pembelajaran
yang ada untuk peserta didik reguler dan berkebutuhan khusus. Motivasi peserta
didik di sekolah inklusi berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor
internal berasal dari dalam diri peserta didik sedangkan eksternal berasal dari
peran guru dan lingkungan. Anak berkebutuhan khusus dengan berbagai jenis
gangguan yang dialami dan anak reguler mempunyai motivasi belajar yang sama
untuk senantiasa mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Peserta didik
berkebutuhan khusus tunadaksa dan slow learner harus ditingkatkan
motivasi belajar melalui berbagai cara. Contohnya dapat melalui penguatan
positif dalam bentuk reward dan pujian.�
Semakin tinggi kompentensi pedagogik guru maka semakin tinggi motivasi
belajar peserta didiknya. Kompetensi pedagogik guru PAI dan motivasi belajar
peserta didik dalam mata pelajaran PAI pada sekolah inklusi di SMP IT Nidaul
Hikmah Kota Salatiga perlu ditingkatkan.
Kesimpulan
Persepsi peserta didik tentang variasi tingkat kompetensi pedagogik Guru
PAI pada sekolah inklusi di SMP IT Nidaul Hikmah Kota Salatiga tahun pelajaran
2018/2019 tergolong sedang, salah satu faktor penyebabnya adalah guru mempunyai
peranan� yang berbeda dalam mengatasi dan
memahami peserta didik. Motivasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran PAI
termasuk dalam kategori sedang hal ini dapat disebabkan oleh faktor eksternal berupa
motivasi ekstrinsik yang diberikan. Terdapat korelasi positif dan signifikan
antara persepsi peserta didik tentang kompetensi pedagogik guru PAI dengan
motivasi belajar dalam mata pelajaran PAI pada Sekolah Inklusi di SMP IT Nidaul
Hikmah Kota Salatiga dengan perhitungan korelasi product moment menghasilkan
nilai�� > r tabel sebesar 0,495 >
0,244 dengan interprestasi cukup kuat dengan nilai signifikansi sebesar 0,000
dimana 0,000 < 0,05.
BIBLIOGRAFI
Ahyat, Nur. 2017. �Metode
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.� EDUSIANA: Jurnal Manajemen Dan
Pendidikan Islam 4 (1): 24�31.
Al-Zyoudi, Mohammed. 2006. �Teachers� Attitudes towards Inclusive
Education in Jordanian Schools.� International Journal of Special Education.
Anidar, Jum. 2016. �Layanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.� Jurnal
Al-Taujih.
Ariastuti, Reni, and Vitri Dyah Herawati. 2016. �Optimalisasi Peran
Sekolah Inklusi.� Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat.
Arikunto, Suharsimi. 2010a. Prosedur Penelitian Ilmiah. Rineka
Cipta, Jakarta.
���. 2010b. �Prosedur Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktik.� Jakarta:
Rineka Cipta.
Armstrong, Derrick, Ann Cheryl Armstrong, and Ilektra Spandagou. 2011. �Inclusion:
By Choice or by Chance?� International Journal of Inclusive Education.
Desiningrum, Dinie Ratri. 2016. �Psiokologi Anak Berkebutuhan Khusus.� Psikosain.
Habibullah, Achmad. 2012. �Kompetensi Pedagogik Guru.� EdukasI: Jurnal
Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan.
Prodjo, Wahyu Adityo. 2019. �Jumlah Data Masuk Siswa Disabilitas Di
Selokah Inklusif Masih Sedikit.� Kompas.Com, 2019.
Santika, Dewayu Candra, I Gede Mahendra Darmawiguna, and Gede Saindra
Santyadiputra. 2018. �Hubungan Antara Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru
Ppl Jurusan Pendidikan Teknik Informatika Terhadap Motivasi Belajar Siswa Smk
Se-Kota Singaraja.� Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (Janapati).
Suprihatin, Siti. 2015. �Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa.� Promosi (Jurnal Pendidikan Ekonomi).
Ulva, Maria, and Rizki Amalia. 2020. �Proses Pembelajaran Matematika Pada
Anak Berkebutuhan Khusus (Autisme) Di Sekolah Inklusif.� Journal On Teacher
Education.
Wahyuningsih, R. 2017. �Pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di
MAN 5 Jombang.� JPEKBM (Jurnal Pendidikan Ekonomi
Wardani, IGAK, Didi Tarsidi, Tati Hernawati, Astati, and Zaenal Alimin.
2013. Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Journal of
Chemical Information and Modeling.
Wathoni, Kharisul. 2013. �Implementasi Pendidikan Inklusi Dalam Pendidikan
Islam.� Ta�allum: Jurnal Pendidikan Islam.