120
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 3, No. 1, Januari 2021
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG
HIV/AIDS
Guling Setiawan
Akademi keperawatan RS. Dustira Cimahi Jawa Barat,Indonesia
Abstract
This study aims to provide an overview of public knowledge and attitudes about
HIV/AIDS in RW.06, RW.07 and RW.15 Kel. Tamansari Area Puskesmas Salam
Bandung. This research uses quantitative descriptive design. The subject of this study
was people aged between 15-49 years old who were in three RW Tamansari Village,
Salam Bandung Health Center Area. The population in this study is the entire
community of Tamansari Village, Salam Bandung Health Center Area. Sampling
techniques in this study with stratified random sampling techniques with a sample of
97 people. Statistical analysis used in this study is by summing up and then
presented. The results showed that the knowledge of people categorized as having
less knowledge as much as 40.2%, simply does not exist (0%), and has good
knowledge as much as 59.8%. As for the attitude of the community that is
categorized as having an un-supportive attitude (-) as much as 46.4% and
categorized as having a supportive attitude (+) as much as 53.6%. Based on the
results of the research, to be able to improve the knowledge and attitudes of the
public is recommended by health officials to provide more information or counseling
to the public, so that it is expected that the information received is easier to
understand and implement.
Keywords: knowledge; attitude, HIV; AIDS
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pengetahuan dan sikap
masyarakat tentang HIV/AIDS di RW.06, RW.07 dan RW.15 Kel. Tamansari
Wilayah Puskesmas Salam Bandung. Penelitian ini menggunakan design deskriptif
kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah masyarakat berusia antara 15-49 tahun yang
berada di tiga RW Kelurahan Tamansari Wilayah Puskesmas Salam Bandung.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kelurahan Tamansari
Wilayah Puskesmas Salam Bandung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini dengan teknik stratified random sampling dengan sampel sebanyak 97 orang.
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara
dijumlahkan kemudian dipersentasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan masyarakat yang dikategorikan memiliki pengetahuan kurang
sebanyak 40,2%, cukup tidak ada (0%) dan memiliki pengetahuan yang baik
sebanyak 59,8%. Sedangkan untuk sikap masyarakat yang dikategorikan memiliki
sikap yang tidak mendukung (-) sebanyak 46,4% dan dikategorikan memiliki sikap
mendukung (+) sebanyak 53,6%. Berdasarkan hasil penelitian, untuk dapat
meningkatkan lagi pengetahuan dan sikap masyarakat disarankan petugas kesehatan
Guling Setiawan
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 121
untuk lebih banyak memberikan informasi atau penyuluhan kepada masyarakat,
sehingga diharapkan informasi yang diterima lebih mudah untuk dimengerti dan
dilaksanakan.
Kata kunci: pengetahuan; sikap; HIV/AIDS
Pendahuluan
Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi kesehatan setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Pardita & Sudibia,
2014).
Kesehatan memang bukanlah segala-galanya dalam hidup ini, tetapi menjalani
hidup tanpa kesehatan akan membuat segalanya kurang berarti. Tanpa kesehatan yang
optimal semuanya akan menjadi tidak bermakna. Setiap orang dalam hidupnya, pastilah
mendambakan hidup sehat (Suiraoka, 2012).
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan
dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga mansyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisah melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Fitriani, 2011).
Penyakit merupakan stressor bagi para penderitanya, terutama sekali penyakit
kronis dan penyakit terminal. Setiap individu yang sakit memiliki kemampuan adaptasi
yang berbeda dalam mengatasi stress akibat penyakit yang dideritanya (Hidayanti,
2013).
Penderita human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immune deficiency
syndrome (AIDS) terus bertambah dan menyebar luas di seluruh dunia. Pada tahun
2010, ada sekitar 40,3 juta orang dengan HIV/AIDS (ODHA), sedangkan yang
terinfeksi HIV baru, berjumlah 2,7 juta jiwa (Hiv/Aids, 2010).
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan suatu sindrom atau
kumpulan gejala penyakit yang di sebabkan oleh retrovirus HIV (Human Immuno
Deficiency Virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh (FKUI, 1996). AIDS adalah
tahap akhir dari infeksi HIV, dimana sejak pertama kali terinfeksi sampai timbulnya
gejala membutuhkan waktu 5-10 tahun (Ardhiyanti, Y, Lusiana, N., & Megasari, 2015).
Penyakit HIV AIDS menimbulkan stigma tersendiri bagi penderita dan
masyarakat. Dampak sosial, ekonomi, dan psikologis dirasakan sangat mendalam
seperti yang diungkapkan oleh (Kemensos, 2011) bahwa, seseorang yang terjangkit
HIV AIDS dapat berdampak sangat luas dalam hubungan sosial, dengan keluarga,
hubungan dengan teman-teman, relasi dan jaringan kerja akan berubah baik kuantitas
maupun kualitas
Kasus AIDS pertama kali di temukan di Amerika Serikat pada tahun 1981.
Hingga sekarang penyakit ini menjadi masalah internasional baik di negara maju
maupun di negara berkembang. Karena perkembangan penyakit ini relatif cepat, AIDS
juga di anggap sebagai penyakit yang berbahaya karena mempunyai case fality rate
Gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat tentang HIV/AIDS
122 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
100% dalam 5 tahun. Hal ini berarti bahwa dalam lima tahun setelah diagnosa AIDS di
tegakan semua penderita akan meninggal (Garner, Jarvis, Emori, Horan, & Hughes,
1988).
Peningkatan penyebaran infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan
tingginya jumlah kasus baru HIV secara global masih menjadi tantangan bagi negara-
negara di dunia dalam mencapai tujuan pembangunan global Sustainable Development
Goals (SDGs) 2016-2030. Berdasarkan Joint United Nations Programme on HIV and
AIDS (UNAIDS) (Gisslen et al., 2017) global report tahun 2013, dinyatakan bahwa
secara kumulatif, rata-rata estimasi populasi global dengan status HIV positif yang
terhitung sejak tahun 2001-2012 yaitu sebesar 30.000.000 individu dengan jumlah
penderita HIV terus meningkat setiap tahunnya.
Infeksi HIV di kawasan Asia dan Pasifik masih dapat terkendali dengan tingkat
prevalensi nasional dalam kategori rendah (0.5%-1.0%) pada sebagian besar negara di
Asia. Walaupun demikian, terdapat peningkatan jumlah kasus baru HIV secara
signifikan sepanjang tahun 2001-2012 pada empat negara di kawasan Asia dan Pasifik,
yaitu Filipina, Malaysia, Pakistan, serta Indonesia (UNICEF & Organization, 2013)
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia dengan jumlah kejadian HIV yang
mengkhawatirkan. Total estimasi populasi dengan status HIV positif yang dilaporkan di
Indonesia meningkat 2.6 kali dari tahun 2001-2012, yaitu sebanyak 610.000 orang
(Unicef & Organization, 2013). Sejalan dengan Indonesia, Kota Bandung menunjukkan
peningkatan kasus baru HIV setiap tahunnya bersama dua kota besar lain yang ada di
Jawa Barat, yaitu Jakarta dan Surabaya. Data terakhir dari Komisi Penanggulangan
AIDS (KPA) Kota Bandung tahun 2015, didapatkan bahwa terdapat sekitar 3625 orang
dengan status HIV positif, meningkat dari tahun 2014 yang berjumlah 3375 orang
dengan status HIV positif.
Untuk wilayah Puskesmas Salam saja, sudah ada peningkatan jumlah penderita
HIV/AIDS yang terdeteksi. Menurut data dari LSM Bahtera (mitra kerja) (Berliyanti,
Widyarini, Putri, Gea, & Chandra, 2016) Puskesmas Salam, pada tahun 2016 di wilayah
kerja Puskesmas Salam terdapat 64 orang pengguna narkoba jaru suntik. Jumlah
tersebut, terdapat 8 orang yang dinyatakan terinfeksi HIV (+).
Jumlah dari delapan orang penderita HIV (+) tersebut, didapatkan data bahwa ada
tujuh orang penderita HIV (+) dengan jenis kelamin laki-laki, sedangkan satu orang
lainya berjenis kelamin permpuan. Untuk usia penderita HIV (+) rata-rata berusia
produktf yaitu pada usia 20 sampai dengan 26 tahun. Untuk lokasi tempat tinggal bahwa
satu orng penderita di wilayah RW 06, lima orang penderita berada di wilayah RW 07,
dan dua orang penderita lainnya berada di wilayah RW 15. Untuk penderita yang berada
di wilayah RW 06 didapatkan statusnya AIDS dan sudah tidak mendapatkan
pengobatan karena sudah meninggal. Dilihat dari diwilayah RW.15 didapatkan bahwa
satu orang dengan setaus HIV (+) dengan komplikasi Meningitis dan TBC.
Khusus di wilayah Kelurahan Tamansari sendiri, angka penderita HIV/ AIDS
diperkira akan mengalami peningkatan setiap tahunnya, ini dikarenakan lingkungan
tempat tinggal dekat dengan pusat kota, daerah tempat hunian mahasiswa, dan rawan
Guling Setiawan
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 123
dengan prilaku-prilaku kriminal seperti mabuk- mabukan, judi, dan peredaran narkoba.
Karena daerah tersebut adalah salah satu daerah padat di kota Bandung, yang mayoritas
kondisi perekonomian penduduknya berada dalam kemiskinan. Selain itu pula daerah
tersebut dekat dengan daerah wisata dan tempat tempat hiburan yang memungkinkan bi-
sa berpengaruh terhadap penyimpangan seksual dan penyalahgunaan obat-obatan
terlarang.
Sejauh ini tingkat pengetahuan dan kesiapan masyarakat Indonesia untuk
menerima dan hidup berdampingan dengan penderita sendiri masih rendah. Sebagian
besar masytarakat Indonesia beranggapan bahwa AIDS hanya terbatas pada kelompok
orang asing, pekerja seks komersial dan homoseks, padahal AIDS sudah menyebar luas
di masyarakat hampir semua provinsi di Indonesia terkena infeksi HIV (Soeroso &
Widyastuti, 2003).
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada enam orang warga yang berada di
tiga RW tersebut, didapatkan bahwa hanya dua orang yang mengetahui pengertian,
penyebab, dan pencegahan HIV/AIDS dengan menggunakan kondom bila berhubungan
seks dengan orang lain. Sedangkan tiga orang hanya mengetahui cara penularanya
melalui jarum suntik narkoba, dan satu orang tidak mengetahui sama sekali.
Sejalan dengan upaya penanggulangan HIV/AIDS dalam kegiatan pendidikan
kesehatan tentang HIV/AIDS, maka pengetahuan yang cukup dan benar tentang
HIV/AIDS diperlukan untuk mewujudkan suatu prilaku yang dapat mengurangi risiko
penularan HIV/AIDS. Sedangkan sikap yang dimaksudkan adalah bagaimana kesiapan
masyarakat untuk hidup berdampingan dengan penderita HIV/AIDS di wilayah tempat
tinggalnya. Adanya informasi atau pengetahuan tentang resiko penularan HIV/AIDS
diharapkan di masyarakat terutama generasi mudanya dapat menurunkan insidensi
infeksi HIV/AIDS di Indonesia. Sedangkan untuk sikap yaitu bagaimana kesiapan
masyarakat sekitarnya bila mengetahui bahwa di wilayahnya terdapat penderita
HIV/AIDS.
Berdasarkan kenyataan di atas, maka peneliti ingin mengetahui “Gambaran
Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Tentang HIV/AIDS di RW 06, 07 dan 15 Kel.
Tamansari Wilayah Puskesmas Salam Bandung”.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif. Pada variabel
dalam penelitian ini adalah peneliti ingin memperoleh gambaran pengetahuan dan sikap
masyarakat tentang HIV/AIDS. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Salam Bandung yaitu sebanyak 2889 orang.
Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik stratiified random sampling. Ukuran
sampel didapatkan sebanyak 97 responden, dengan pembagiannya adalah RW 06
sebanyak 16 orang, RW 07 sebanyak 37 orang, dan RW 15 sebanyak 44 orang.
Adapun kriteria Inklusi : Usia masyarakat diantara 15-49 tahun, bersedia menjadi
responden dalam penelitian, dan mampu membaca dan menulis.
Gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat tentang HIV/AIDS
124 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner berupa
beberapa pertanyaan yang diberikan kepada responden. Hasil uji validitas dan
reliabilitas kuesioner didapatkan bahwa dinyatakan valid bila nilai r hitung lebih besar
dari 0,3. Kemudian dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitasnya lebih besar dari 0,7,
dimana uji reliabilitas sikap menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juli 2016, dan didapatkan hasil
penelitian pengetahuan dan sikap masyarakat tentang HIV/AIDS sebagai berikut :
karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi: pekerjaan, pendidikan, dan
usia. Dari beberapa karakteristik tersebut didapatkan hasil bahwa pekerjaan
sebagian responden berprofesi sebagai pegawai swasta (46,4%), sementara sangat
sedikit responden lannya tersebar masing- masing tersebar sebagai pegawai negri
(7,2%), guru (3,1%), mahasiswa (15,5%), wiraswasta (11,3%) dan sebagai ibu
rumah tangga (6,5%). Kemudian untuk pendidikan sebagian besar responden
pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu sebesar
60,8%. Sementara sangat sedikit responden lainya masing-masing memiliki latar
belakang pendidikan terakhir yang bervariasi, yaitu S1 (6,2%), D3 (10,3%), SMP
(15,5%) dan SD (7,2%). Selanjutnya untuk usia responden sebagian kecil
responden (33%) berusia antara 33 sampai 38 tahun, kemudian sebagian kecil
responden juga (27,8%) berusia antara 21sampai 26 tahun. Sementara masing-
masing sangat sedikit responden lainya berusia antara 15-20 tahun (3,1%), 27-32
tahun (19,6%), 9-44 tahun (4,1%) dan antara 45-49 tahun.
Hasil penelitian pengetahuan masyarakat pada tabel 1 menunjukkan bahwa
sebagian responden lainya (59,8%) memiliki pengetahuan yang sudah baik tentang
HIV/AIDS. Namun demikian perlu diperhatikan karena hampir sebagian responden
lainnya (40,2%) pengetahuan tentang HIV/AIDS masih tergolong kurang baik.
Pada tabel 4 dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden (94.8%)
pengetahuan mengenai tanda dan gejala penyakit HIV/AIDS tergolong masih
kurang, hanya sangat sedikit responden (5.2%) saja yang telah mengetahui
mengenai tanda dan gejala penyakit HIV/AIDS.
Diagram 1
Distribusi frekuensi, dan persentase pengetahuan responden tentang HIV/AIDS (n=97)
Guling Setiawan
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 125
Diagram 2
Distribusi frekuensi, dan persentase pengetahuan responden tentang pengertian
HIV/AIDS (n=97)
Diagram 3
Distribusi frekuensi, dan persentase pengetahuan responden tentang penyebab
HIV/AIDS (n=97)
Diagram 4
Distribusi frekuensi, dan persentase pengetahuan responden tentang tanda
dan gejala HIV/AIDS (n=97)
Diagram 5
Distribusi frekuensi, dan persentase pengetahuan responden tentang
pencegahan HIV/AIDS (n=97)
Diagram 6
Distribusi frekuensi, dan persentase sikap responden terhadap HIV/AIDS (n=97)
Gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat tentang HIV/AIDS
126 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
Diagram 7
Distribusi frekuensi, dan persentase sikap kognitif responden terhadap HIV/AIDS (n=97)
Diagram 8
Distribusi frekuensi, dan persentase sikap afektif responden terhadap HIV/AIDS (n=97)
Diagram 9
Distribusi frekuensi, dan persentase sikap afektif responden terhadap HIV/AIDS (n=97)
Pada tabel 5 memperlihatkan bahwa sebagian responden (50.5%) telah
mengetahui, dengan baik bagaimana pencegahan terjangkit HIV/AIDS, sebagian
kecil responden (24.7%) cukup mengetahui, sementara itu meskipun hanya
sebagian kecil (24.7%) pengetahuan masyarakat mengenai cara pencegahan
HIV/AIDS ternyata masih tegolong kurang sehingga perlu mendapat perhatian.
Pada tabel 6 menjelaskan bahwa sebagian responden (53.6%) di RW.06,
RW.07 dan RW.15 Kel. Tamansari Wilayah Puskesmas Salam Bandung memiliki
sikap yang positif terhadap penyakit HIV/AIDS. Namun demikian sebagian
responden lainya (46.4%) masih memiliki sikap yang negative terhadap penyakit
HIV/AIDS.
Pada tabel 7 menjelaskan bahwa sebagian responden (54.6%) di RW.06,
RW.07 dan RW.15 Kel. Tamansari Wilayah Puskesmas Salam Bandung ditinjau
dari aspek kognitif, sikapnya terhadap penyakit HIV/AIDS tergolong positf. Namun
demikian sebagian responden lainnya (45.4%) masih memiliki sikap negatif
terhadap penyakit HIV/AIDS bila ditinjau dari aspek kognitif.
Pada tabel 8 menjelaskan bahwa bahwa sebagian responden (53,6%) di RW.06,
RW.07 dan RW.15 Kel. Tamansari Wilayah Puskesmas Salam Bandung ditinjau
dari aspek afektif, sikapnya terhadap penyakit HIV/AIDS tergolong negatif.
Guling Setiawan
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 127
Namun demikian sebagian responden lainnya (46.4%) sikapnya terhadap penyakit
HIV/AIDS ditinjau dari aspek afektif sudah tergolong positif.
Pada tabel 9 menjelaskan bahwa sebagian besar responden (60.8%) di RW.06,
RW.07 dan RW.15 Kel. Tamansari Wilayah Puskesmas Salam Bandung ditinjau
dari aspek konatif, sikapnya terhadap penyakit HIV/AIDS tergolong positif. Namun
demikian sebagian kecil responden lainya (32.9%) sikapnya terhadap penyakit
HIV/AIDS ditinjau dari aspek konotif masih tergolong negatif.
B. Pembahasan
Hasil penelitian data karakteristik responden ditemukan bahwa sebagian
responden berprofesi sebagai pegawai swasta (46,4%), dengan tingkat pendidikan
terbanyak adalah Tamat SMA (60,8%), dan usia responden sebagian besar antara
33-38 tahun (33%).
Didapatkan hasil penelitian mengenai pengetahuan masyarakat tentang
HIV/AIDS sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik (59,8%).
Hasil ini tentunya sesuai dengan yang disampaikan oleh Notoatmodjo (2003)
bahwa pengetahuan yang baik dapat membantu mengurangi dan menekan angka
kejadian penyakit HIV/AIDS.
Ada pula sebagian responden lainnya (40,2%) yang memiliki pengetahuan
yang kurang dimiliki oleh sebagian responden dapat disebabkan karena beberapa
hal. Yang pertama, masih terbatasnya pemberian informasi oleh petugas kesehatan
disebabkan oleh karena keterbatasan waktu petugas kesehatan dalam memberikan
pendidikan kesehatan. Yang kedua, responden tidak mempunyai kemauan untuk
mencari informasi baik itu dari buku-buku,majalah,surat kabar,orang lain, ataupun
dari penyuluhan- penyuluhan yang ada. Hal ini sangat berpengaruh pada bentuknya
suatu perilaku, karena perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan yang
dimiliki (Soekidjo & Pendidikan, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian sikap masyarakat terhadap HIV/AIDS bahwa
sebgaian responden dikategorikan memiliki sifat positif terhadap penyakit
HIV/AIDS sebesar 53,6%. Hasil ini tentunya sesuai dengan apa yang disampaikan
oleh (Azwar, 2007) bahwa apabila salah satu diantara ketiga komponen sikap
(aspek kognitif, apektif, dan konatif) tidak konsisten dengan yang lain, maka akan
terjadi ketidak selarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap
sedemikian rupa sehingga konsistensi itu tercapai kembali. Sehingga dengan
memberikan informasi yang benar kepada masyarakat tentang HIV/AIDS sangat
mungkin akan membentuk reaksi psikologis yang positif, sehingga menimbulkan
kecenderungan bersikap favorabel dalam memunculkan perilaku baru.
Namun ada sebagian responden lainnya (46,4%) dikategorikan memiliki sikap
yang negatif/ unfavorabel terhadap penyakit HIV/AIDS. Hal ini bisa diakibatkan
oleh karena kurangnya infornasi yang jelas mengenai HIV/AIDS yang di terima
(Azwar, 2003). Selain itu sikap responden yang tidak mendukung bisa dikibatkan
oleh karena kepercayaan tentang HIV/AIDS yang dianggap kurang berguna
Gambaran pengetahuan dan sikap masyarakat tentang HIV/AIDS
128 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
sehingga mempengaruhi (sikapnya), sebagai mana (Azwar, 2007) mengatakan
bahwa pada umumnya reaksi emosi yang merupakan komponen afektif ini banyak
di pengaruhi oleh kepercayaan tentang objek sikap.
Kecenderungan berperilaku ini secara konsisten, selaras dengan kepercayaan
dan kepercayaan skan membentuk sikap. Sehingga sering dikatakan bahwa sikap
seseorang tercermin dalam kecenderungan berprilaku terhadap objek sikap. Dengan
demikian sangat berarti bila diharapkan sikap masyarakat terhadap HIV/AIDS akan
selaras dengan kecenderungan berperilaku.
Dalam penelitian ini tentunya peneliti memiliki keterbatasan dalam melakukan
penelitian diantaranya masih adanya masyarakat yang malu apabila ada anggota
keluarga yang menderita penyakit HIV/AIDS. selain itu yaitu penggunaan
handscoon yang kurang efektif pada saat berkomunikasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan mengenai gambaran
pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS di tiga RW Kelurahan Tamansari Wilayah
Puskesmas Salam Bandung, bahwa sebagian besar responden pengetahuan yang sudah
baik tentang HIV/AIDSsebesar 59,8%, walaupun masih ada responden yang memiliki
pengetahuan kurang baik sebesar 40,2%.
Gambaran sikap masyarakat tentang HIV/AIDS di tiga RW Kelurahan Tamansari
Wilayah Puskesmas Salam Bandung, bahwa sebagian responden memiliki sikap yang
positif (favorabel) terhadap HIV/AIDS yaitu sebesar 53,6% dan sebagian responden
memiliki sikap yang negatif (unfavorabel) terhadap HIV/AIDS yaitu sebesar 46,4%.
Sehingga diharapakan petugas kesehatan dapat meningkatkan upaya promotif dan
preventif, berupa penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat selama berada
dilingkungan rumah maupun diluar rumah sehingga penyakit HIV/AIDS dapat dicegah.
BIBLIOGRAFI
Ardhiyanti, Y., Lusiana, N., & Megasari, K. (2015). Bahan ajar AIDS pada asuhan
kebidanan. Yogyakarta. Deepublish.
Azwar, Saifuddin. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Edisi ke-2.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Berliyanti, Susana Ani, Widyarini, Maria, Putri, Fiona Ekaristi, Gea, Laurentius
Ariston, & Chandra, Eka. (2016). Pelatihan kewirausahaan dalam rangka
pemberdayaan ekonomi kelompok remaja inklusif.
Fitriani. (2011). Promosi Kesehatan. Ed 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
FKUI. (1996). Ilmu Penyakit dalam. Jilid 1. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Guling Setiawan
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 129
Garner, Julia S., Jarvis, William R., Emori, T. Grace, Horan, Teresa C., & Hughes,
James M. (1988). CDC definitions for nosocomial infections, 1988. American
Journal of Infection Control, 16(3), 128140.
Gisslen, M., Svedhem, V., Lindborg, L., Flamholc, L., Norrgren, H., Wendahl, S.,
Axelsson, M., & Sönnerborg, A. (2017). Sweden, the first country to achieve the
Joint United Nations Programme on Hiv/Aids (Unaids)/World Health Organization
(WHO) 909090 continuum of HIV care targets. HIV Medicine, 18(4), 305307.
Hidayanti, Ema. (2013). Strategi coping stress perempuan dengan hiv/aids. Sawwa:
Jurnal Studi Gender, 9(1), 89106.
HIV/AIDS, Joint United Nations Programme on. (2010). Unaids report on the global
aids epidemic (WHO Library Cataloguing-in-Publication Data, 68).
Kemensos. (2011). Bahan Interaktif Kementerian Sosial dalam Rangka Peringatan
Hari AIDS Sedunia. Jakarta.
Pardita, Dewa Putu Yudi, & Sudibia, I. Ketut. (2014). Analisis dampak sosial, ekonomi,
dan psikologis penderita hiv aids di Kota denpasar.
Soekidjo, Notoatmodjo, & Pendidikan, Pengantar. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Prinsip-Prinsip Dasar, Rineka Cipta: Jakarta.
Soeroso, Santoso, & Widyastuti, Palupi. (2003). Manajemen sumber daya manusia di
rumah sakit: suatu pendekatan sistem. Buku Kedokteran EGC.
Suiraoka, I. P. (2012). Penyakit degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika.
Unicef & Organization, World Health. (2013). Global AIDS response progress
reporting 2013: construction of core indicators for monitoring 2011 political
declaration on HI.