Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853�
e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 1, No 7 November 2019
�
PERAN OLAHRAGA
DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA DI AKAMIGAS BALONGAN INDRAMAYU
Endrixs Endrianto�
Akademi Minyak dan Gas Balongan Indramayu
Email: �[email protected]
Abstrak
Olahraga
merupakan bagian penting dalam proses pembentukan dan pengembangan karakter
seseorang. Ditengah krisisnya karakter positif bangsa kita
ini pemberdayaan dan pembinaan karakter sangat di perlukan, teuitama bagi para
remaja yang menginjak dewasa seperti halnya mahasiswa. Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui pernanan penting
olahraga dalam pembentukan karakter mahasiswa khususnya mahasiswa Akademi
Minyak dan Gas Balongan Indramayu. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan studi
pendekatan kepustakaan dengan mendeskripsikan gambaran dilapangan yang kemudian
disesuaikan dengan teori-teori yang ada. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa olahraga mempunyai
peran penting� sebagai salah satu� instrument dalam pembentukan karakter
mahasiswa khususnya di lingkungan Akamigas Balongan Indramayu.Nilai-nilai� yang terkandung dalam olahraga antara lain sikap tanggung jawab, rasa saling menghormati antar
sesama, memiliki ketekunan dan jiwa kerjasama yang tinggi, jujur dalam
bersikap, memiliki integritas yang tinggi dan masih banyak sikap positif
lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa olahraga mempunyai peran yang sangat penting
dalam proses pembentukan karakter mahasiswa. Olahraga juga
menjadi sebuah alat atau instrument penggerak yang didalamnya mempunyai
kekuatan untuk merubah mindset dan pola pikir mahasiswa dalam rangka menuju
manusia yang berakhlak mulia.
Kata Kunci: Peran Olahraga dan Pembentukan Karakter
Pendahuluan
Menurut Sejarah perkembangan olahraga Indonesia merupakan bagian yang berkaitan dengan sejarah kebudayaan
masyarakat Indonesia. Dimana olahraga yang ada di bangsa Indonesia telah dipengaruhi oleh negara-negara
Eropa, seperti bangsa Belanda, Jerman, Swedia, dan Austria.
Oleh karena itu baik sistem dan manajemen pengelolaannya banyak mempengaruhi
perkembangan olahraga di Indonesia (Husdarta & Riduwan, 2010)
Perkembangan olahraga
juga merupakan bagian dari pendidikan dan investasi masa depan yang harus
dipersiapkan. Melalui dunia
pendidikan olahraga akan�
membentuk karakter dan kepribadian individu yang positif.
Seiring dengan semboyan
yang melekat dalam dunia olahraga yaitu Men
Sana in Corpora Sanno. Dari
semboyan tersebut hendaknya bukan� hanya sekedar nama yang sering
disebut-sebut orang, melainkan dapat diwujudkan substansinya yaitu bagaimana
tubuh seseorang agar menjadi benar-benar kuat dan memiliki jiwa yang sehat. Pepatah �tersebut sudah sangat jelas menyiratkan agar kita lebih
meningkatkan kualitas hidup kita baik secara jasmani maupun rohani kita. Oleh
sebab itu, sudah selayaknya� olahraga ini
dijadikan sebagai pilar untuk menjaga keseimbangan dalam menuju hidup yang
sehat dan harmonis.
Olahraga bertujuan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas
manusia, menanamkam nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin,
mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan
nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa. Peran
olahraga sangat penting dan strategis dalam konteks pengembangan kualitas
sumber daya manusia yang sehat, mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki
sifat kompetitif yang tinggi. Selain itu juga penting dalam pengembangan
identitas, nasionalisme, dan kemandirian bangsa. Olahraga
dapat membangun jiwa fair play,
sportivitas, team work, dan
nasionalisme. Melalui olahraga inilah dapat diambil nilai-nilai karakter
positif yang dapat melatih sikap dan mental kita
Ditengah keprihatinan degradasi
moral dan karakter bangsa akan terus meningkat sejalan
dengan mewabahnya patologi sosial dan penyalahgunaan kebebasan tanpa aturan.
Selain itu juga ada perkembangan sentimen kedaerahan dan kesukubangsaan yang
semakin melunturkan semangat nasionalisme, maraknya kekerasan dan pelanggaran
HAM, terjadinya degradasi lingkungan, radikalisme, dan otensitas agama. �Untuk
mengatasi krisis moral dan karakter bangsa ini, banyak kalangan berpandangan
bahwa problem multidimensional ini dapat teratasi salah satunya melalui proses
pendidikan.
Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk membahasnya lebih
jauh dan diharapkan tentunya penelitian ini dapat� dijadikan gambaran dalam pembentukan dan
pembinaan karakter khususnya bagi para mahasiswa di lingkungan Akamigas
Balongan Indramayu dan umumya bagi para remaja dan pembaca.
Metode
Penelitian
Metode penelitian yang
digunakan dalam kajian ini adalah dengan�
menggunakan deskriptif kualitatif. (Nazir, 1988) menjelaskan
metode kualitatif adalah suatu metode yang digunakan dalam meneliti sekelompok
atau suatu objek dengan tujuan� untuk
mengetahui gambaran dari suatu fenomena kajian yang factual dan akurat yang
terjadi dilapangan. Sedang menurut Menurut (Aniskiewicz, 1979), metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian ini
dilakukan dengan cara: Library Research (Penelitian Kepustakaan) dan Field
Research (Penelitian Lapangan) dengan cara wawancara dan observasi sehingga
data yang akan diperoleh adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang di
olah dari data-data skunder.
Hasil dan Pembahasan
1. Perkembangan
Olahraga
Apabila diartikan secara harfiah olahraga merupakan
segala akrvitas yang berhubungan dengan fisik. Sebagaimana (Santosa, Wei, & Chan, 2005) mengemukakan olahraga adalah serangkaian gerak raga
yang teratur dan terencana yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan
kemampuan fungsionalnya.� Hal ini senada
seperti yang disampaikan oleh� (Giriwijoyo, 2005)bahwa olahraga adalah serangkaian gerak raga yang
teratur dan terencana yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan maksud
dan tujuan� tertentu. Sedangkan menurut
(Sudarma, n.d.) ciri
khas olahraga ialah
segala aktivitas yang lebih ditekankan pada aspek fisik atau jasmani yang berwujud
keterampilan gerak, daya tahan, kekuatan, kecepatan.
Dari
beberapa pengertian diatas dismpulkan bahwa olahraga merupakan semua jenis kegiatan yang lebih dominan pada gerak jasmani atau fisik.
Olahraga
juga bisa dikatakan sebagai realitas sesuatu hal yang dilakukan secara nyata. Oleh karena itu dalam berolahraga selalu
mewujudkan diri nampak kelihatan secara fisik dan menggunakan alat peraga yang
konkrit seperti bola, raket dan alat olahraga lainnya.�
Olahraga
sejak zaman dulu hingga sekarang terus mengalami peningkatan seiring dengan
kemjuan teknologi dan infromasi yang semakin cepat. Olahraga merupakan salah satu jenis
kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Pergeseran dan inovasi dari jenis-jenis olahraga pada zaman modern
seperti sekarang sangat beragam dibandingkan pada zaman dahulu.
Indonesia sendiri sebenarnya �olahraga sudah ada sejak zaman kerajaan
hanya saja mungkin ada sedikit perbedaan dari jenis dan inovasi-inovasi gerakan
yang berbeda. Namun pada dasarnya esensi dan fungsi dari olahraga itu sendiri
adalah sama ialah memelihara dan meningkatkan kesehatan
dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkam nilai moral dan akhlak
mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan
bangsa, memperkokoh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan
kehormatan bangsa.
Sesuai dengan UU
No.3 Th. 2005
tentang Sistem
Keolahragaan Nasional, macam olahraga terbagi menjadi 3 (tiga) pilar
olahraga, yaitu:
1.
Olahraga
Pendidikan (Education Sport)
2.
Olahraga
Prestasi (Competitive Sport)
3.
Olahraga
Rekreasi (Sport for All)
Olahraga
dalam kehidupan memiliki eksistensi yang signifikan. Bahkan Mutohir (2004) mengartikan olahraga
dapat dikatakan sebagai miniaturnya kehidupan, menembus tingkatan atau tatanan
masyarakat, dan menurut D.Mac.Arthur sebagai �penjaga negara�. Olahraga
disebut sebagai minaturnya kehidupan, karena� seluruh komponen manusia yang meliputi
komponen� kognitif, afektif, dan
psikomotorik bekerja saat melakukan olahraga.
2.
Nilai-Nilai Moral Dalam
Olahraga
Perkembangan
zaman yang begitu cepat dapat merubah kepribadian bangsa yang sudah sangat lama
tertanam dalam diri seseorang bertahun-tahun lamanya. Perubahan yang terjadi baik postif
maupun negatif atas dampak dari pengaruh globalisasi yang tak lagi di
terbantahkan. Tentunya sangat dibutuhkan
individu-individu yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan kemanusiaan
sebagai salah satu wujud pembangunan karakter bangsa. Penanaman
nilai-nilai moral dan karakter ini menjadi sangat penting untuk diajarkan.
Salah satunya adalah pembangunan karakter dan nilai-nilai moral bagi para
generasi muda dalam hal ini khususnya pembangunan karakter� mahasiswa Akamigas Balongan Indramayu
melalui bidang olahraga.
Dalam
konteksnya olahraga merupakan salah satu bagian penting sabagai sarana dan
isntrumen penanaman nilai-nilai dan pembentukan karakter bangsa yang bernilai
dan bermoral. Hal
tersebut dapat diperoleh antara lain dengan pendidikan
baik pendidikan formal maupun non formal di masyarakat. Karena pendidikan
merupakan salah satu actor penting dalam kehidupan seseorang dimana dalam
pendidikan seseorang akan dapat bertanggung jawab atas
dirinya dan juga memperoleh pendidikan mental dalam pembangunan karakter
bangsa.
Pada hakikatnya olahraga adalah gambaran kecil dari
sebuah kehidupan. Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa esensi
dasar dari kehidupan yang dijalani setiap hari sebagian akan
dijumpai dalam kegiatan olahraga. Karena dalam olahraga sendiri diajarkan
sebuah kedisiplinan, jiwa yang tidak mudah putus asa dan menyerah, memiliki
jiwa sportif yang kuat, memiliki jiwa kompetitif yang tinggi, mempunyai
semangat kerjasama yang tinggi, dan memahami akan aturan dan berani mengambil
keputusan ketika berhadapan dengsan orang lain.
Dalam olahraga dapat membangun karakter bangsa karena bangsa� yang sehat adalah bangsa yang kuat dan
produktif. (Sukarmin, 2011) tentang konsep diri mengatakan
bahwa remaja yang lebih aktif dalam berolahraga menunjukkan tingkat kepercayaan
diri (self confidence) yang tinggi
dibanding denga remaja yang kurang aktif dalam kegiatan olahraga.
United Nations dalam (Maksum, 2016) menyatakan juga bahwa olahraga merupakan instrumen
yang efektif untuk mendidik kaum muda, terutama dalam nilai-nilai. Sejumlah
nilai yang ada dandapat dipelajari melalui aktivitas olahraga meliputi:
cooperation, communication,
respect for the rules, problem-solving,
understanding, connection with others, leadership, respect for others, value of
effort, how
to win, how to lose, how to manage
competition, fair play, sharing, self-esteem, trust,
honesty,
self-respect, tolerance, resilience, team-work, discipline, dan confidence.
Namun pada akhirnya betapapun baik dan luhurnya nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam olahraga yang sejatinya juga adalah nilai-nilai yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari tidak akan bernilai makna suatu apapun apabila
semua itu� tidak
di implementasikan dalam kehidupan nyata. Oleh sebab itu yang
paling penting adalah bagaimana orang tersebut mau memulai untuk berubah dan
mengamalkan nilai-nilai moral yang baik itu diterapkan.
3. Olahraga dan
Karakter
Melihat dengan
sungguh-sungguh melalui definisi olahraga yang sudah dijelaskan dalam
undang-undang bahwa peran serta olahraga dalam mewujudnkan pembangunan karakter
manusia sepenuhnya memilki kesehatan baik secara jasmani dan rohani juga jiwa
sosial yang baik sangatlah penting.� Karena dalam olahraga
sesungguhnya banyak sekali nilai-nilai yang terkandung didalamnya, dimana bukan
hanya pengembangan fisik yang ditanamkan melainkan nilai-nilai sosial dan jiwa
rohaninya.
Dalam dunia olaharaga juga diperlukan
pengembangan budaya yang sinergis dari berbagai unsur yang berkarakter seperti
sinergis dari lembaga pendidikan (perguruan tinggi), stake holder. lembaga pemerintahan dan unsur � unsur lainya. Tiga pilar
olahraga yang sudah di sebutkan diatas menjadi acuan atau penyangga dalam
rangka pencapaian prestasi, kebugaran dan pendidikan anak bangsa yang
berkarakter yang terdiri atas 1) pengambangan olahraga prestasi, 2)
pengambangan olahraga rekreasi dan 3) Olahraga pendidikan. Sebagai perwujudanya dapat di gambarkan melalui filosofis padi.
Padi akan semkin merunduk dan tetap menunjukkan
kerendahannya ketika semakin terisi dan tidak pernah menunjukkan sikapnya yang
takabur dan sombong dan juga tetap santun terhadap sesama manusia.
Sebagaimana fenomena sosial
dan kultural, olahraga tidak akan terlepas dari
kompleksitas moral. Dengan eksistensi dan kemampuannya seseorang akan dapat dengan mudah menyesuaikan dirinya denga
lingkungannya, sebaliknya lingkungan akan dengan sendirinya mencari
ekstensifikasinya.
Proses penanaman dan
pengembangan nilai-nilai moral serta pembentukan karakter melalui olahraga ialah
dengan menjadikan kegiatan olahraga sebagai �icon and character building�. Hal tersebut
tentunya di sesuaikan dengan perkembangan zaman.
Menurut (Fachri, 2017) karakter diartikan sebagai nilai-nilai atau sikap
seseorang yang berhubungan langsung dengan Tuhannya seperti hubungan dirinya
dengan Tuhannya, sesama orang lain, dengan lingkungan, dan� juga kebangsaan yang terwujudkan dalam sikap,
perkataan dan perbuatan, perasaan seseorang yang dilandasi dengan norma-norma,
tatakrama, adat istiadat, dan budaya setempat. Lain� hal pendapat dari (Dhamayanti, Retnoningsih, & Anwariningsih, n.d.) tentang karakter dapat diartikan� sebagai nilai dasar seseorang yang melekat
dalam dirinya sebagai wujud pembangunan pribadinya yang diaktualisasikan dengan
sikap kesehariannya. Senada dengan pendapat (Bonder et al., 2017) bahwa karakter adalah cara berfikir dan berprilaku
dalam menajalankan kegiatan sehari-harinya sebgai ciri khas pribadinya �untuk hidup dan bekerjasama dengan sesama,
baik di lingkungan keluarganya maupun di lingkungan masyarakat.
Dari pendapat para ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa karaketer adalah sesuatu yang melekat dalam diri
seseorang yang kemudian menjadi kepribadian yang khas yang membedakan dirinya
dengan yang lain yaitu berupa�
sikap, pikiran dan tindakan yang digunakannya� dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan
keluarga maupun di lingkungan masyarakat.
Terdapat dua jenis nilai
karakter seseorang yang ada dalam olahraga, nilai tersebut ialah nilai sosial
dan moral. Nilai-nilai karakter dan budaya yang ada didalam olahraga sebenarnya
adalah berasal dari teori-teori pendidikan, psikologi pendidikan, nilai sosial
budaya, nilai-nilai agama yang diajarakan, nilai Pancasila UUD 1945, dan� di dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang
sisdiknas dan semua�
pengalaman-pengalaman nyata seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
(Pazur
& Kleppe, 1964) menjelaskan ada banyak nilai-nilai karakter yang� terkandung dalam
kegiatan berolahraga:
1) Bekerjasama dengan rekan team
2) �Menunjukkan keberanian
3) Bermain secara adil
4) Menghormati peraturan
5) Mengembangkan disiplin diri dan mempraktikkan pengendalian diri
6) Menumbuhkan� kedamaian
7) Menunjukkan sprotivitas
8) Menjaga integritas
9) Jujur dan sopan
10) Melatih jiwa kepemimpinan
11) Menghormati lingkungan
12) Bersikap empati dan menghargai
Dari berbagai gagasan sertab teori di atas, penanaman nilai-nilai
olahraga dalam pembentukan karakter tergambar pada kerangka konsep di bawah ini:
���� Gambar
1 Konsep Hubungan Olahraga, Nilai, Karakter
Dari penjelasan diatas menegaskan bahwa olahraga
merupakan bagian penting dalam proses pembentukan karakter seseorang. Sehingga
menurut (Mutohir, n.d.)pada konteks inilah olahraga mempunyai peran penting� sebagai salah satu� instrument dalam pembentukan karakter
mahasiswa khususnya di lingkungan Akamigas Balongan Indramayu. ��
Kesimpulan
Partisipasi mahasiswa dalam mengikuti
olahraga tidak akan membentuk karakter positif secara
otomatis, hal ini tergantung dengan bagaimana penerapan dan aktualisasinya
dalam kehidupan nyata yang diterapkan baik di lingkungan formal maupun
nonformal.Seperti yang sudah dijelaskan pengalaman yang diperoleh dari olahraga
akan membentuk karakter mahasiswa sesuai dengan yang diharapkan. Namun semua
itu tidak akan terjadi tanpa adanya kondisi-kondisi yang
menyokong ke arah positif atau dukungan yang diciptakan di lingkungan olahraga dipenuhi.
Seperti dukungan dan sikap positif dari dosen atau pelatih
dalam olahraga itu ditunjukkan.
Dengan
berolahraga banyak karakter positif yang terbentuk dalam didalamnya. Dari
olahraga juga seseorang akan menemukan sikap tanggung
jawab, rasa saling menghormati antar sesama, memiliki ketekunan dan jiwa
kerjasama yang tinggi, jujur dalam bersikap dan masih banyak lainnya. Nilai-nilai
tersebut tidak lain adalah perwujudan dari proses
pembentukan karakter seseorang melalui olahraga.
BIBLIOGRAFI
Aniskiewicz, A. S. (1979). Autonomic components of vicarious conditioning
and psychopathy. Journal of Clinical Psychology, 35(1), 60�67.
Bonder, M. J., Luijk, R., Zhernakova, D. V, Moed, M., Deelen,
P., Vermaat, M., � Bot, J. (2017). Disease variants alter transcription factor
levels and methylation of their binding sites. Nature Genetics, 49(1),
131.
Dhamayanti, I., Retnoningsih, D., & Anwariningsih, S. H.
(n.d.). Sistem Pengolahan Data Ujian Di Biro Administrasi Akademik
Universitas Sahid Surakarta.
Fachri, M. (2017). Peran Agama Dan Pendidikan Agama Islam
Sebagai Solusi Alternatif Menemukan Jati Diri Terhadap Alienasi Dampak
Modernisasi. Pedagogik: Jurnal Pendidikan, 4(2).
Giriwijoyo, S. (2005). Manusia dan olahraga. Bandung: ITB.
Husdarta, J. S., & Riduwan. (2010). Sejarah dan
Filsafat Olahraga. Alfabeta.
Maksum, M. (2016). Kedudukan Syariah sebagai sumber hukum
positif: Kajian awal atas hukum perkawinan, ekonomi Islam, dan Hukum
ketenagakerjaan di Indonesia dan Maroko. Istinbath: Jurnal Hukum Islam IAIN
Mataram, 15(2), 281�295.
Mutohir, T. C. (n.d.). Gusril.(2004). Perkembangan Motorik
Pada Masa Anak-Anak.
Nazir, M. (1988). Research methods. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Pazur, J. H., & Kleppe, K. (1964). The oxidation of
glucose and related compounds by glucose oxidase from Aspergillus niger. Biochemistry,
3(4), 578�583.
Santosa, P. I., Wei, K. K., & Chan, H. C. (2005). User
involvement and user satisfaction with information-seeking activity. European
Journal of Information Systems, 14(4), 361�370.
Sudarma, M. (n.d.). Bergesernya Nilai Olahraga: Olahraga
Publik Menuju Olahraga Inklusif.
Sukarmin, Y. (2011). Aktualisasi Nilai-nilai Olahraga
sebagai Upaya Membangun Karakter Bangsa. Yogyakarta State University.