154
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 3, No. 1, Januari 2021
PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN IMUNISASI DASAR
BERDASARKAN KEPEMILIKAN BUKU KIA DI JAWA TIMUR
(RISKESDAS 2018)
Lulus Prihandari dan Dumilah Ayuningtyas
Universitas Indonesia Depok Jawa Barat, Indonesia
Abstract
The maternal and child health book is important in conveying information related
to maternal and child health, especially covering basic immunization for infants.
The use of maternal and child health books is still not optimal, as evidenced by the
data on the coverage of kia book ownership in east java province, around 1.7% do
not have kia books. The purpose of this study was to analyze the relationship
between ownership of the mch handbook which includes recording, education and
communication with the use of basic immunization health services. This study used
a quantitative descriptive research method, which was conducted in the period
october-december 2020, using secondary data from riskesdas 2018. Data analysis
included univariate by conducting frequency distribution tests and bivariate
analysis with logistic regression tests. The results of the mch book ownership
obtained a statistical analysis of p value = 0.245 (p> 0.05), it can be concluded
that there is no significant relationship between mch book ownership and the use of
basic immunization health services.
Keywords: maternal and child health book; health services; basic immunization
Abstrak
Buku kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan hal penting dalam penyampaikan
informasi terkait kesehatan ibu dan anak terutama mencakup imunisasi dasar pada
bayi. Pemanfaatan buku kesehatan ibu dan anak (KIA) masih belum maksimal
terbukti dari data cakupan kepemilikan buku KIA di Provinsi Jawa Timur masih
ada sekitar 1,7% tidak memiliki buku KIA. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis hubungan antara kepemilikan buku KIA yang didalamnya meliputi
pencatatan, edukasi dan komunikasi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan
imunisasi dasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kuantitatif, yang dilakukan pada periode bulan Oktober-Desember 2020,
menggunakan data sekunder Riskesdas 2018. Analisis data meliputi univariat
dengan melakukan uji distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji regresi
logistik. Hasil kepemilikan buku KIA diperoleh analisis statistik nilai p = 0,245 (p
> 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
kepemilikan buku kia dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar.
Kata kunci: buku kesehatan ibu dan anak (KIA); pelayanan Kesehatan; imunisasi dasar
Lulus Prihandari dan Dumilah Ayuningtyas
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 155
Pendahuluan
Pelayanan kesehatan merupakan ranah yang tidak terlepas dari pengaruh
globalisasi yang sedang trend pada saat ini. Globalisasi telah mengubah cara hidup
orang banyak, menentukan suka, duka, selera, dan pilihan-pilihan orang dimanapun,
akan terjadi persaingan yang bebas, tidak mengenal belas kasihan, dan persaingan yang
kejam yang akan melibas dan dan meninggalkan yang lemah apabila tidak siap
menghadapinya. Hal ini membuat banyak organisasi termasuk pelayanan kesehatan
untuk melakukan inovasi dalam memberikan pelayanannya. Pelayananan yang inovatif
dan menguntungkan masyarakat sebagai pengguna jasa akan lebih diminati masyarakat
(Anggraeny, 2013).
Pada tahun 2017 diperkirakan 6,3 juta anak dan remaja meninggal, sebagian besar
karena penyebab yang dapat dicegah. Secara global, mayoritas kematian anak dan
remaja terjadi pada usia termuda, dengan risiko kematian tertinggi pada bulan pertama
kehidupan (Who, 2018).
Angka kematian pasca-neonatal, atau kematian di antara anak-anak berusia 1-11
bulan, menurun sebesar 51%, kematian neonatal menurun sebesar 41% dan kematian
pada anak usia 5-14 tahun menurun sebesar 37% pada periode yang sama. Peningkatan
terbesar dalam peluang bertahan hidup untuk anak-anak berusia 1-4 tahun terjadi
terutama sejak tahun 2000 (Who, 2018).
Imunisasi merupakan hal yang penting dalam pelayanan kesehatan yang
melindungi individu yang rentan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I). Dengan memberikan imunisasi tepat waktu, individu dan komunitas tetap
terjaga and kemungkinan penularan PD3I berkurang. Mencegah penularan PD3I tidak
hanya menyelematkan nyawa tetapi juga tidak membutuhkan sumber daya sebesar
merespons penularan (Who, 2018).
Kesehatan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan, karena
berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara. Pada pasal 44
Peraturan Menteri Kesehatan no.25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak yaitu
diperlukan peran aktif masyarakat baik secara perorangan maupun terorganisasi
termasuk orangtua atau keluarga. Salah satu cara yang terbaik untuk meningkatkan
kekebalan tubuh anak dengan memberikan imunisasi terhadap anak (Sari, Wanto, &
Windarto, 2018).
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes RI. 2015).
Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuan untuk
mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi, hal ini tercantum
dalam (Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, 2009). Pemerintah
wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. Imunisasi wajib
diberikan pada bayi dan anak dengan tujuan untuk mencegah sakit, kecacatan dan
kematian akibat PD3I. Dengan cakupan imunisasi yang tinggi akan terwujud pula
Pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar
156 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
kekebalan kelompok herd immunity yang memberikan perlindungan kepada semua
orang di suatu lokasi termasuk orang yang tidak mendapat imunisasi (Kemenkes, 2018).
Imunisasi merupakan upaya yang tepat untuk meberantas penyakit menular dan
indikator keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya universal child
immunization (UCI). Salah satu target keberhasilan program imunisasi adalah
tercapainya uci yang merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi secara merata
pada bayi di 100% desa/kelurahan (Arifiyanti, 2013).
Masyarakat masih ada pemahaman yang berbeda mengenai imunisasi, sehingga
masih banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan pelayanan imunisasi. Alasan
yang disampaikan orangtua mengenai hal tersebut, antara lain karena anaknya takut
panas, sering sakit, keluarga tidak mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu
tempat imunisasi, serta sibuk. (Riskesdas, 2013) sehingga pelayanan imunisasi harus
ditingkatkan di berbagai tingkat unit pelayanan.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Depkes RI,
2017).
Imunisasi menjadi salah satu isu utama dalam prioritas pembangunan kesehatan
nasional. Hal ini menjadi kegiatan prioritas kementerian kesehatan sebagai salah satu
bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals
(MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak. Salah satu tujuan
(Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, 2009) adalah untuk
menurunkan angka kematian bayi dan balita yaitu dengan upaya pencegahan berupa
imunisasi. Imunisasi yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk imunisasi rutin
meliputi: hepatitis b, polio, BCG, DPT, campak dan vaksin untuk jemaah haji.
Imunisasi yang belum disediakan oleh pemerintah antara lain: HIB, pneumokokus,
influenza, demam tifoid, MMR, cacar air, hepatitis a dan kanker leher rahim (HPV)
(Ikatan Dokter Anak Indoneisia., 2017).
Penyelenggaraan imunisasi ini merupakan upaya kesehatan pencegahan yang
dikelola langsung oleh puskesmas dan fasilitas buku sebagai edukasi penting yang
didapatkan salah satunya buku kesehatan ibu dan anak (KIA). Buku kesehatan ibu dan
anak (KIA) merupakan alat yang sederhana namun efektif sebagai alat informasi,
edukasi, dan komunikasi. Oleh karena itulah pada tahun 1990 departemen kesehatan
menggunakan model buku kia tersebut sebagai acuan dalam pengembangan buku KIA
versi nasional, dan menjadikan buku kia sebagai program nasional (R. I. Kemenkes,
2015).
Penggunaan buku KIA merupakan strategi pemberdayaan masyarakat terutama
keluarga untuk memelihara kesehatannya dan mendapatkan pelayanan kesehatan ibu
dan anak yang berkualitas. Salah satunya jadwal imunisasi yang lengkap dan informasi
yang membantu ibu untuk sadar akan pentingnya imunisasi bagi bayi dan balitanya.
Buku KIA sebagaimana tercantum dalam keputusan menteri kesehatan no
284/Menkes/SK/III/2004 mengenai buku KIAmemiliki beberapa kegunaan antara lain
sebagai pedoman yang dimiliki ibu dan anak yang berisi informasi dan catatan
Lulus Prihandari dan Dumilah Ayuningtyas
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 157
kesehatan ibu dan anak, dan juga buku KIA berfungsi sebagai satu-satunya alat
pencatatan kesehatan ibu dan anak, selain itu isi dari buku KIA juga 4 berfungsi sebagai
alat penyuluh kesehatan atau pembelajaran, dan alat komunikasi kesehatan (Depkes Ri,
2004)
Terdapat penelitian yang menyebutkan berdasarkan uji statistik Sperman Rank
dengan taraf kesalahan 5% dan tingkat kepercayaan 95% didapatkan nilai p value 0,00,
maka menunjukkan bahwa ada hubungan pemanfaatan buku KIA dengan kepatuhan
dalam imunisasi dasar lengkap pada balita di Puskesmas Sindang Barang Tahun 2019.
Berdasarkan hasil perhitungan di ketahui bahwa ada hubungan pemanfaatan buku KIA
dengan kepatuhan dalam imunisasi dasar lengkap pada balita di Puskesmas Sindang
Barang Tahun 2019. Semakin banyaknya pengetahuan tentang pemanfaatan buku KIA
semakin patuh dalam melakukan imunisasi dasar lengkap (Yuniarty & Lestari, 2019).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode ini merupakan
suatu penelitian yang mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena
kejadian yang terjadi secara faktual, sistematis serta akurat yang dapat berbentuk
aktivitas, hubungan dan karakteristik. Dari fenomena tersebut dijelaskan dalam bentuk
angka yang menggambarkan karakteristik subjek yang diteliti (Sugiyono, 2017). Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu salah satu teknik untuk
menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan
agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif sehingga diharapkan dapat
menjawab permasalahan penelitian (Sugiyono, 2010).
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner yang berisi
beberapa pertanyaan tentang persepsi atau pandangan terhadap masalah yang diteliti.
Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner individu riskesdas 2018. Responden yang
tercatat sebanyak 833 responden (Riskesdas, 2018). Penelitian ini menggunakan analisis
univariat dan bivariat dimana untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara
kepemilikan buku KIA dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di
Provinsi Jawa Timur.
Hasil dan Pembahasan
Dari hasil olah data yang dilakukan peneliti didapatkan deskripsi masing-masing
variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah suatu variabel
yang nilainya dipengaruhi pada nilai dari variabel lain yang mempengaruhinya. Berikut
distribusi variabel dependen pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar :
Tabel 1.
Distribusi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Imunisasi Dasar,
Provinsi Jawa Timur
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Imunisasi Dasar
Frekuensi
Persentase (%)
Memanfaatkan
684
82,1
Kurang Memanfaatkan
149
17,9
Total
833
100
Pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar
158 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
Hasil yang disajikan pada tabel 1. adalah distribusi pemanfaatan pelayanan
kesehatan imunisasi dasar, diketahui bahwa responden yang memanfaatkan pelayanan
imunisasi berjumlah 684 responden (82,1%) dan responden yang kurang memanfaatkan
pelayanan imunisasi berjumlah 149 responden (17,9%). Sehingga persentase responden
yang memanfaatkan pelayanan imunisasi lebih banyak (82,1%) dibandingkan responden
yang kurang memanfaatkan pelayanan imunisasi (17,9%).
Sedangkan variabel independen adalah suatu variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat), yaitu faktor-faktor yang diukur,
dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena
yang dianalisis atau diamati. Secara singkat bahwa variabel independen adalah variabel
yang nilainya dapat memengaruhi variabel lainnya. Berikut variabel dependen pada
penelitian ini adalah kepemilikan buku KIA.
Tabel 2.
Distribusi Kepemilikan Buku KIA, Provinsi Jawa Timur
Kepemilikan Buku KIA
Frekuensi
Ya, dapat menunjukkan
772
Ya, tidak dapat menunjukkan
47
Tidak memiliki
14
Total
833
Berdasarkan hasil yang disajikan pada tabel 2 adalah distribusi kepemilikan buku
KIA, diketahui bahwa responden yang memiliki buku KIA dapat menunjukkan
berjumlah 772 responden (92,7%) dan responden yang memiliki buku KIA tidak dapat
menunjukkan berjumlah 47 responden (5,6%). Sedangkan responden yang tidak
memiliki buku KIA berjumlah 14 responden. Sehingga persentase terbesar adalah
responden yang memiliki buku KIA dapat menunjukkan (92,7%).
Selanjutnya dilakukan analisis bivariat. Analisis bivariat dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara variabel bebas (independent) pemanfaatan pelayanan
kesehatan imunisasi dengan variabel terikat (dependent) kepemilikan buku KIA.
Analisis bivariat ini digunakan untuk menyeleksi variabel-variabel mana yang akan
dianalisis dalam analisis multivariat. Analisis bivariat dengan melakukan uji regresi
logistic. Berikut hasil yang didapatkan:
Tabel 3
Hubungan antara Kepemilikan Buku KIA dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Imunisasi Dasar di Jawa Timur (Riskesdas 2018)
Variabel
Pemanfaatan Pelayanan Imunisasi
Dasar
Total
P
value
Memanfaatkan
Kurang
Memanfaatkan
N
%
N
%
N
%
Kepemilikan Buku KIA
Ya, dapat
menunjukkan
630
75,6%
142
17,0%
772
92,7%
0,245
Ya, tidak dapat
menunjukkan
42
5,0%
5
0,6%
47
5,6%
Tidak memiliki
12
1,4%
2
0,2%
14
1,7%
Lulus Prihandari dan Dumilah Ayuningtyas
Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021 159
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari responden yang cukup
memanfaatkan pelayanan imunisasi dasar lebih banyak terjadi pada responden yang
memiliki buku KIA dan dapat menunjukkannya (17,0%) dibandingkan responden yang
memiliki buku KIA dan tidak dapat menunjukkannya (0,6%) dan yang tidak memiliki
buku KIA (0,2%). Berdasarkan hasil uji Regresi Logistic yang dilakukan, didapatkan
nilai p value = 0,245 (> 0,05). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho diterima,
artinya kepemilikan buku KIA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pemanfaatan pelayanan imunisasi dasar lengkap.
Kesimpulan
Hasil analisis pengolahan data statistik penelitian ini menyatakan tidak ada
hubungan antara kepemilikan buku KIA dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan
imunisasi dasar karena didapatkan karena p value = 0,245 > 0,05. Dengan demikian
faktor kepemilikan buku KIA tidak memiliki hubungan signifikan dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Jawa Timur.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dimana pada
metodenya memiliki beberapa kekurangan terkait dengan instrumen penelitian
pengisian kuisioner yang tidak lengkap sehingga informasi yang didapatkan kurang
lengkap dan sebagainya. Sehingga dapat kiranya penelitian ini menjadi bahan
pengetahuan pendukung terkait dengan hubungan antara kepemilikan buku KIA dengan
pemanfaatan pelayanan imunisasi dasar di Provinsi Jawa Timur.
BIBLIOGRAFI
Anggraeny, Cindy. (2013). Inovasi Pelayanan Kesehatan dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan di Puskesmas Jagir Kota Surabaya. Jurnal Kebijakan Publik Dan
Manajemen Publik, 1(1).
Arifiyanti, I. K. A. (2013). Upaya Peningkatan Cakupan Universal Child Immunization
(Uci) Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Kalirungkut Surabaya (Study
Benchmarking di Puskesmas Sidosermo Surabaya). Universitas Airlangga.
Depkes RI. 2015. (2015). Keputusan Menteri Kesehatan nomor 52 tahun 2015. Jakarta.
Depkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta. Retrieved from http://hukor.kemkes.go.id/Up
loads/Produk_Hukum/Pmk_No._12_Ttg_Penyelenggaraan_Imunisasi_.Pdf %0A
Depkes Ri, 2004. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan No 284/Menkes/Sk/Iii/2004
Mengenai Buku KIA. Jakarta. Retrieved from http://www.djsn.go.id/Storage/App/
Uploads/Public/58d/486/F01/58d486f010a3f067108647.Pdf
Ikatan Dokter Anak Indoneisia. (2017). Pentingnya Imunisasi Untuk Mencegah Wabah.
Jakarta.
Kemenkes, R. I. (2015). Profil kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta: Kemenkes RI.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar
160 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
Kemenkes, RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Retrieved from
https://www.kemkes.go.id/Resources/Download/Pusdatin/Profil-Kesehatan-
Indonesia/Profil_Kesehatan_2018_1.Pdf
Riskesdas. (2013). Kementerian Kesehatan Nasional Riset Kesehatan Nasional Jawa
Timur 2018. Badan Litbangkes. Retrieved from https://dinkes.kedirikab.go.id/Kont
en/Uu/22033-Hasil-Riskesdas-Jatim-2018.Pdf Pada Tanggal 2 Oktober 2020
Riskesdas. (2018). Kementerian Kesehatan Nasional Riset Kesehatan Nasional Jawa
Timur 2018.
Sari, Riyani Wulan, Wanto, Anjar, & Windarto, Agus Perdana. (2018). Implementasi
Rapidminer Dengan Metode K-Means (Study Kasus: Imunisasi Campak Pada
Balita Berdasarkan Provinsi). KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi
Dan Komputer), 2(1).
Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian. bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. (2009). Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Who. (2018). Immunization. Retrieved from https://www.who.int/Teams/Immunization-
Vaccines-And-Biologicals/About (14 November 2020).
Yuniarty, Salsalina Salsalina, & Lestari, Iis Iis. (2019). The Relationship Of The Use Of
The Mch Book With In Compliance Full Basic Immunization In Children In The
Health Center Sindang Barang Kota Bogor In 2019: Hubungan pemanfaatan buku
kia dengan kepatuhan dalam imunisasi dasar lengkap pada balita di Puskesma.
Jurnal Ilmiah Wijaya, 11(2), 143154.