Pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar
156 Syntax Idea, Vol. 3, No 1, Januari 2021
kekebalan kelompok herd immunity yang memberikan perlindungan kepada semua
orang di suatu lokasi termasuk orang yang tidak mendapat imunisasi (Kemenkes, 2018).
Imunisasi merupakan upaya yang tepat untuk meberantas penyakit menular dan
indikator keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya universal child
immunization (UCI). Salah satu target keberhasilan program imunisasi adalah
tercapainya uci yang merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi secara merata
pada bayi di 100% desa/kelurahan (Arifiyanti, 2013).
Masyarakat masih ada pemahaman yang berbeda mengenai imunisasi, sehingga
masih banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan pelayanan imunisasi. Alasan
yang disampaikan orangtua mengenai hal tersebut, antara lain karena anaknya takut
panas, sering sakit, keluarga tidak mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu
tempat imunisasi, serta sibuk. (Riskesdas, 2013) sehingga pelayanan imunisasi harus
ditingkatkan di berbagai tingkat unit pelayanan.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Depkes RI,
2017).
Imunisasi menjadi salah satu isu utama dalam prioritas pembangunan kesehatan
nasional. Hal ini menjadi kegiatan prioritas kementerian kesehatan sebagai salah satu
bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals
(MDGs) khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak. Salah satu tujuan
(Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, 2009) adalah untuk
menurunkan angka kematian bayi dan balita yaitu dengan upaya pencegahan berupa
imunisasi. Imunisasi yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk imunisasi rutin
meliputi: hepatitis b, polio, BCG, DPT, campak dan vaksin untuk jemaah haji.
Imunisasi yang belum disediakan oleh pemerintah antara lain: HIB, pneumokokus,
influenza, demam tifoid, MMR, cacar air, hepatitis a dan kanker leher rahim (HPV)
(Ikatan Dokter Anak Indoneisia., 2017).
Penyelenggaraan imunisasi ini merupakan upaya kesehatan pencegahan yang
dikelola langsung oleh puskesmas dan fasilitas buku sebagai edukasi penting yang
didapatkan salah satunya buku kesehatan ibu dan anak (KIA). Buku kesehatan ibu dan
anak (KIA) merupakan alat yang sederhana namun efektif sebagai alat informasi,
edukasi, dan komunikasi. Oleh karena itulah pada tahun 1990 departemen kesehatan
menggunakan model buku kia tersebut sebagai acuan dalam pengembangan buku KIA
versi nasional, dan menjadikan buku kia sebagai program nasional (R. I. Kemenkes,
2015).
Penggunaan buku KIA merupakan strategi pemberdayaan masyarakat terutama
keluarga untuk memelihara kesehatannya dan mendapatkan pelayanan kesehatan ibu
dan anak yang berkualitas. Salah satunya jadwal imunisasi yang lengkap dan informasi
yang membantu ibu untuk sadar akan pentingnya imunisasi bagi bayi dan balitanya.
Buku KIA sebagaimana tercantum dalam keputusan menteri kesehatan no
284/Menkes/SK/III/2004 mengenai buku KIAmemiliki beberapa kegunaan antara lain
sebagai pedoman yang dimiliki ibu dan anak yang berisi informasi dan catatan