1107
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 2, No. 12, Desember 2020
FITUR IDEAL DALAM E-LEARNING BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA PADA MASA PANDEMI COVID-19
Rolita Adelia Prasetya, Nurul Ayu Andari dan Muhammad Yusril Marom
Universitas Negeri Surabaya Jawa Timur, Indonesia
Abstract
In an effort to prevent the spread of the pandemic, universities in Indonesia are
changing the lecture system into online learning. Many digital platforms can
support online teaching and learning, but there are still many obstacles. The
shortcomings of an e-learning platform are an interesting topic to discuss. This
study designs an ideal feature that helps students facilitate online learning. The
purpose of this study was to identify the inhibiting factors for the online lecture
process of UNESA students and describe the effect of using ICT-based applications
(Information and Communication Technology). The method used is descriptive
quantitative with non-probability sampling techniques. The research subjects were
active students of UNESA class 2018 and 2019 who were selected using purposive
sampling technique. Data collection techniques using descriptive survey research
in the form of questionnaires and documentation. The results show that ideal
features are needed which include online presence, practical video tutorials,
library sources, uploading assignments without file size restrictions, practicum web
meetings, discussion/chat and sharing features, friendly discussion / chat features
for mathematical symbols. These features are needed by students in online
learning, so it is necessary to develop a special e-learning feature to support the
lecture process during this pandemic.
Keywords: features; ICT; online learning;
Abstrak
Upaya untuk mencegah penyebaran pandemi, perguruan tinggi di Indonesia
mengalihkan sistem perkuliahan menjadi pembelajaran dalam jaringan. Banyak
platform digital yang dapat mendukung dalam kegiatan belajar mengajar secara
online, namun masih banyak ditemukan kendala. Kekurangan pada platform e-
learning menjadi topik menarik untuk dibahas. Penelitian ini merancang fitur ideal
yang membantu mahasiswa memudahkan pembelajaran secara online. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan faktor penghambat jalannya proses
perkuliahan daring bagi Mahasiswa UNESA dan mendeskripsikan pengaruh
penggunaan aplikasi berbasis ICT (Information and Communication Technology).
Metode yang digunakan yaitu kuantitatif deskriptif dengan teknik sampel
nonprobabilitas. Subjek penelitian adalah mahasiswa aktif UNESA angkatan 2018
dan 2019 yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan penelitian survei deskriptif berupa
Rolita Adelia Prasetya, Nurul Ayu Andari dan Muhammad Yusril Marom
1108 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperlukan fitur
ideal yang memuat presensi online, video tutorial praktik, sumber literatur,
pengunggahan tugas tanpa batas ukuran data, web meeting yang praktis, fitur
diskusi/chat dan share, fitur diskusi/chat yang ramah untuk simbol matematika.
Fitur-fitur inilah yang menjadi kebutuhan mahasiswa dalam pembelajaran daring
sehingga diperlukan pengembangan fitur e-learning khusus untuk menunjang
proses kegiatan perkuliahan selama pandemi ini.
Kata kunci: fitur; ICT; pembelajaran dalam jaringan
Pendahuluan
Semenjak diumumkan secara resmi pada 2 Maret 2020 dengan ditandai dengan
pasien terdampak pandemi yang berjumlah dua orang, virus Covid-19 mengundang
banyak perubahan disegala aspek kehidupan yang memaksa masyarakat untuk bisa
beradaptasi (Indonesia, 2020). Pada bidang pendidikan, keberadaan virus Covid-19
mengakibatkan peniadaan kegiatan perkuliahan tatap muka di lingkungan kampus.
Pemerintah juga telah menetapkan Keputusan Bersama Empat Menteri Nomor
01/KB/2020 tanggal 15 Juni 2020 mengenai Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran
pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi
Corona Virus Disease (Covid-19) bahwa metode pembelajaran di perguruan tinggi
wajib dilaksanakan secara daring baik pada mata kuliah teori maupun mata kuliah
praktik. Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya preventif dalam menekan tingkat
penularan dan kematian akibat virus Covid-19 (Gitiyarko, 2020).
Perkembangan teknologi yang semakin canggih berimbas pada kemudahan akses
pendidikan dan ini sangat mendukung dalam proses pembelajaran daring (E-learning)
agar lebih optimal. E-learning merupakan produk dari ICT (Information and
Communication Technology) yang sebelumnya telah direncanakan pada salah satu
program Prof. Mohammad Nasir, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti) yang dinamakan SPADA (Sistem Pembelajaran Daring) Indonesia
sebagai media pendukung pembelajaran jarak jauh. Sistem Pembelajaran Daring
(SPADA) Indonesia merupakansebuah sistem pembelajaran berjejaring (networked
higher education) dan (online education) yang berbasiskan ICT yang memberikan
peluang kepada mahasiswa untuk mengikuti mata kuliah bermutu tertentu dari
perguruan tinggi lain dengan hasil belajar yang diakui sama oleh perguruan tinggi
dimana mahasiswa tersebut terdaftar (Spada Indonesia, 2015). Perencanaan awal
SPADA diharapkan bisa mencapai 30%, namun semenjak adanya pandemik Covid-19
rencana tersebut meningkat menjadi 100% ditiap universitas. Ketua Majelis Rektor
Perguruan Tinggi Negeri Indonesia menjelaskan bahwasannya pembelajaran daring
dapat dilakukan secara sinkronus seperti zoom cloud meeting, Whatsapp Group,
SPADA, surat elektronik dan lain sebagainya (Republika, 2020). Tidak terkecuali
sebagian besar mahasiswa Universitas Negeri Surabaya juga telah mengggunakan fitur-
fitur didalam aplikasi penunjang perkuliahan daring tersebut.
Fitur Ideal dalam E-Learning bagi Mahasiswa UNESA pada Masa Pandemi Covid-19
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1109
Universitas Negeri Surabaya (UNESA) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri
di Jawa Timur telah menyiapkan platform e-learning bernama “VINESA (Virtual
Learning UNESA)” dalam penyelenggaraan kuliah daring jauh sebelum terjadi pandemi
Covid-19. Vinesa sendiri merupakan sistem pembelajaran yang menfasilitasi proses
belajar mengajar tanpa mengharuskan bertatap muka secara langsung (Unesa.ac.id,
2018). Perkembangan teknologi informasi yang berkembang saat ini dapat berperan
sebagai media yang bisa menunjang proses pendidikan, khususnya dalam membantu
mempermudah proses pembelajaran yang tak bisa lepas dari sumber-sumber informasi
dari internet (Wekke, I. S., & Hamid, 2013). Peserta didik dituntut untuk memiliki
keahlian dan kemampuan sebagai penunjang program pembelajaran daring ini agar
berjalan dengan baik (Yustanti & Novita, 2019). Selain itu, diperlukan komunikasi dan
interaksi antara pengajar dengan peserta didik (Irawan, Susanti, & Triyanto, 2015)
Senada dengan apa yang dipaparkan oleh Keengwe dan Georgina dalam
penelitian mereka yang menyebutkan bahwa perkembangan teknologi dapat
memberikan dampak perubahan terhadap proses pelaksanaan aktivitas pengajaran dan
pembelajaran (Keengwe & Georgina, 2012). Menurut (Ariesto, 2012) mengungkapkan
bahwa ICT merupakan teknologi yang meliputi segala peralatan teknis untuk
menyampaikan informasi. Pendapat lain diutarakan oleh (Moh. Dirwan, 2014) yang
menyebut bahwa ICT sebagai payung besar terminologi yang mencakup seluruh
peralatan teknis untuk memproses dalam penyampaian informasi. Teknologi yang
diberikan ICT dapat memfasilitasi para penggunanya dengan kemudahan dalam
memperoleh ragam informasi yang diinginkan dalam berbagai format, baik itu berupa
suara, visual, teks, maupun simbol-simbol tertentu (Prawiradilaga, 2013).
Dalam bidang pendidikan, penggunaan ICT memiliki nilai lebih dalam
mendukung kegiatan belajar yang interaktif dibandingkan hanya menggunakan bahan
ajar cetak biasa. ICT yang menghadirkan kecanggihan teknologi dapat membantu
membangkitkan minat siswa terhadap materi pembelajaran karena sistem pada ICT
yang mampu menampilkan tampilan teks, suara, video, dan gambar secara lebih atraktif
(Kurnia, Darmawan, & Maskur, 2018).
Namun dalam penggunaan platform e-learning selain membawa banyak manfaat
juga menyisakan permasalahan. Terdapat berbagai kendala yang tengah dirasakan
Mahasiswa UNESA saat mengoperasionalkan platform e-learning, diantaranya seperti
koneksi jaringan seluler (sinyal) yang tidak stabil, keterlambatan pengumpulan tugas,
kurangnya koordinasi dalam penyampaian materi saat melakukan presentasi,
ketidakefektifan forum diskusi, maupun pemberian tugas oleh dosen baik teori ataupun
praktik yang tidak semua itu dapat dialihkan secara daring. Kendala dalam proses
pembelajaran daring tidak terlepas penyebabnya karena keterbatasan fitur-fitur yang
dirasa masih belum mampu memenuhi kebutuhan standar secara menyeluruh.
Berangkat dari nilai minus yang ada pada platform e-learning yang digunakan
mahasiswa UNESA saat ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait
review mendalam apa saja kendala pada penggunaan fitur-fitur e-learning guna
mengetahui kebutuhan fitur yang tepat digunakan mahasiswa UNESA dalam mengakses
Rolita Adelia Prasetya, Nurul Ayu Andari dan Muhammad Yusril Marom
1110 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
pembelajaran daring secara lebih optimal. Harapannya dengan hasil temuan peneliti
dapat memberikan kemudahan dan jalan solusi dalam mengatasi hambatan mahasiswa
UNESA selama kegiatan pembelajaran daring di masa pandemi.
Pembahasan mengenai penggunaan fitur ideal dalam pembelajaran daring yang
menjadi bahan penelitian ini sebenarnya bukanlah satu-satunya penelitian yang kali
pertama ada. Pada waktu sebelumnya sudah terdapat beberapa akademisi yang meneliti
fenomena seputar fitur ideal pembelajaran daring dan sudah dipublikasikan secara
umum baik itu di media daring ataupun media luring. Oleh karena itu, peneliti dalam
melakukan peninjauan berdasarkan penelitian terdahulu sebagai bahan referensi.
Referensi penelitian terdahulu diperlukan sebagai upaya untuk membandingkan
fenomena pembelajaran daring pada penelitian sebelumnya dengan fenomena
pembelajaran daring yang sedang peneliti teliti. Hasil dari penelitian terdahulu sangat
bermanfaat untuk memperkaya sumber informasi dalam menyusun kerangka berfikir
yang kuat. Analisis terhadap fenomena pada penelitian sebelumnya juga bisa digunakan
sebagai sumber dalam penyusunan teori yang relevan dalam penelitian ini. Penelitian ini
dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari penelitian yang telah dilakukan para
peneliti sebelumnya.
a. Pembelajaran berbasis ICT (Information, Communication, and Technology) terhadap
Motivasi Belajar Siswa Kelas X pada Pembelajaran Ekonomi di SMAN 1
Banguntapan”. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan media
pembelajaran berbasis ICT dapat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik kelas
X pada mata pelajaran ekonomi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan pengujian pretest
dan postest yang menujukkan bahwa setelah menggunakan ICT terjadi peningkatan
hasil prestasi belajar yang cukup signifikan. Pembelajaran berbasis ICT (Information,
Communication, and Technology) terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X pada
Pembelajaran Ekonomi di SMAN 1 Banguntapan”. Hasil dari penelitian ini adalah
bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dapat mempengaruhi motivasi
belajar peserta didik kelas X pada mata pelajaran ekonomi. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan pengujian pretest dan postest yang menujukkan bahwa setelah menggunakan
ICT terjadi peningkatan hasil prestasi belajar yang cukup signifikan (Hidayah,
Nuryanto, & Fawaid, 2010).
b. Penelitian ini adalah jurnal berjudul E-Learning dalam Pembelajaran berbasis
Proyek di SMA Negeri 1 Jepara“ yang ditulis oleh mahasiswa Universitas Negeri
Semarang yaitu M. Elfin Noor, Wahyu Hardyanto dan Hari Wibawanto pada tahun
2017. Hasil dari penelitian ini adalah Aplikasi E-Learning berupa Schology dan
Edmodo yang digunakan dalam pembelajaran berbasis proyek memiliki dampak
efektif yang signifikan dalam pencapaian sikap sosial, sikap spiritual, produk dan
proyek dalam penuntasan tugas belajar. Namun terdapat perbedaan hasil belajar dari
siswa yang menggunakan aplikasi E-Learning Schoology dan siswa yang
menggunakan Edmodo. Penelitian juga menujukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil
belajar antara peserta didik laki-laki maupun perempuan (Noor, Hardyanto, &
Wibawanto, 2017).
Fitur Ideal dalam E-Learning bagi Mahasiswa UNESA pada Masa Pandemi Covid-19
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1111
c. Penelitian ini adalah jurnal berjudul “Pembelajaran Daring Kombinasi WhatsApp
pada Kelas Karyawan Prodi Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun” yang
ditulis oleh Latjuba Sofyana dan Abdul Rozaq, mahasiswa Universitas PGRI Madiun
pada tahun 2019. Hasil penelitian ini adalah bahwa metode pembelajaran secara tatap
muka (konvensional) dianggap kurang begitu efektif diterapkan pada kelas karyawan
Program Studi Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun dikarenakan dalam
kelas karyawan mayoritas mahasiswanya merupakan pekerja diharuskan bisa
membagi waktu untuk belajar dan bekerja. Metode pembelajaran daring kombinasi
dirasa lebih efektif dikarenakan dalam metode tersebut pembelajarannya tidak
dibatasi ruang dan waktu sehingga menjadikan mahasiswa bisa menjalankan kuliah
dengan lebih fleksibel (Sofyana & Rozaq, 2019)/
Metode Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2011) metode penelitian kuantitatif berlandaskan filsafat
positivisme yaitu melalui rangkaian ilmiah dengan meneliti populasi atau sampel
tertentu, menggunakan teknik pengambilan sampel lalu mengumpulkan data kuantitatif
atau statistik untuk uji coba hipotesis. Peneliti menetapkan penelitian menggunakan
kuantitatif karena cocok digunakan tanpa melalui wawancara secara langsung sehingga
sesuai dengan kondisi saat ini. Selain itu penelitian kuantitatif lebih sistematis dan
terukur menggunakan kuesioner. Peneliti menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif.
Peneliti menggunakan deskriptif untuk berusaha menjelaskan pertanyaan apa, dimana,
kapan dan bagaimana sehingga bersifat deskriptif (Morissan, 2012).
Penelitian deskriptif tidak menjelaskan adanya hubungan antar variabel sehingga
tidak membutuhkan hipotesis atau memprediksi sesuatu. Penelitian deskriptif bertujuan
untuk memaparkan kondisi yang terjadi. Penelitian ini memaparkan fitur ideal apa saja
yang dibutuhkan mahasiswa UNESA untuk dapat menunjang pembelajaran daring.
Peneliti berupaya mengamati kendala yang dialami mahasiswa, media apa yang
digunakan serta kelemahan ataupun kesulitan yang didapatkan sehingga dapat
mengetahui faktor-faktor yang memicu adanya fitur baru. Fitur itu yang dibutuhkan
sesuai dengan pengembangan proses belajar dan kompleksnya materi pembelajaran.
Penelitian deskriptif bermanfaat sebagai problem solving dan memaparkan
permasalahan di masa sekarang. Hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui fitur ideal guna ditindaklanjuti menjadi platform atau aplikasi pada
penelitian lainnya yang lebih dalam sehingga tercapainya pembelajaran daring yang
kondusif dan efisien.
Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode survei. Survei merupakan
yang sangat cocok dalam pengukuran sikap dan peninjauan untuk menentukan arah
suatu masyarakat lewat berbagai aktivitas jejak saran/pendapat (Morissan, 2012).
Kategori survei yang digunakan adalah penelitian survei deskriptif. Survei deskriptif
berupaya dalam menjelaskan keadaan/peristiwa pada masa sekarang mengenai topik
tertentu sesuai dengan perkembangaen zaman. Sehingga penggambaran perilaku dari
responden digambarkan pada satu variabel saja. Sehubungan dengan itu, peneliti ingin
Rolita Adelia Prasetya, Nurul Ayu Andari dan Muhammad Yusril Marom
1112 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
mencoba menggambarkan respon yang dialami responden dalam menggunakan media
pembelajaran sehingga mengetahui kebutuhan yang belum tersedia, pada akhirnya
timbullah gambaran mengenai fitur ideal dalam e-learning bagi mahasiswa UNESA
pada masa covid-19.
Teknik sampel yang dipilih peneliti adalah teknik sampel nonprobabilitas
(nonprobability sampling) sehinga tidak dipilih secara acak dan tidak mengikuti aturan
panduan yang sistematis (Morissan, 2012). Alasan memilih menggunakan sampel
nonprobabilitas ini karena sangat memungkinkan untuk diterapkan dengan kendala
waktu yang terbatas. Peneliti tidak mungkin menerapkan sampel probabilitas karena
peneliti tidak memiliki daftar anggota seluruh populasi, tidak punya nomor telepon yang
bisa dihubungi dan tidak dapat menjamin kesediaannya rmenjadi responden. Cara
penarikan sampel nonprobabilitas menggunakan teknik sampling terpilih/ purposive
sample. Peneliti menggunakan sampel terpilih untuk mendapatkan responden, subjek
ataupun elemen-elemen yang mempunyai karaketrisitik tertentu yang dibutuhkan oleh
peneliti. Anggota populasi yang tidak memenuhi kriteria tidak dimasukkan dalam
sampel penelitian. Kriteria yang dipilih yaitu mahasiswa aktif S1 angkatan 2018 atau
2019 yang berkuliah di UNESA.
Pengumpulan data menggunakan dokumentasi serta kuesioner yang diisi online
oleh 38 responden yang bersedia mengisi kuesioner. Peneliti mengajukan 19 pertanyaan
terkait fitur ideal yang memuat pertanyaan berupa penyampaian materi
(presentasi/diskusi), pengumpulan tugas, kegiatan praktik/ lapangan, referensi bacaan
dan presensi. Dokumentasi diperlukan untuk mencari literatur lain atau data sekunder
untuk menunjang informasi penelitian.
Hasil dan Pembahasan
Data sementara yang telah diperbaharui pada (Sabtu, 31 Oktober 2020) tercatat
ada 38 tanggapan dari angket secara online yang telah disebarkan lewat google form.
Berikut hasil perolehan sementara dari angket yang telah disebarkan secara online
melalui Google Formulir:
1. Responden semuanya berasal dari UNESA dan berstatus mahasiswa aktif
angkatan 2019 ataupun 2018.
Gambar 1
Responden Mahasiswa
Fitur Ideal dalam E-Learning bagi Mahasiswa UNESA pada Masa Pandemi Covid-19
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1113
Responden yang diinginkan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai peneliti
yaitu mahasiswa aktif UNESA yang dipilih angkatan yang sudah pernah
mengikuti pembelajaran daring. Dikarenakan menggunakan teknik sampling
purposive maka jika ada yang mengisi angket ini dengan menjawab bukan
mahasiswa yang termasuk kriteria maka respon yang telah dikirimkan tidak
dianggap dan dihapus. Kesimpulannya sudah dipastikan 100% responden sesuai
dengan sampling yang ditentukan dan sesuai dengan kriteria.
2. Persyaratan utama yang telah dipenuhi ialah responden pernah mengikuti
pembelajaran daring di masa pandemi ini sesuai dengan ketentuan Surat
Rektorat UNESA.
Menurut Surat Rektorat UNESA menyatakan bahwa mahasiswa melanjutkan
pembelajaran daring pada semester genap kemarin, tepatnya pada pertemuan
pertengahan sebelum menjelang Ulangan Tengah Semester yaitu di pertengahan
bulan Maret 2020. Pengumuman yang mendadak beserta pengalihan kegiatan
atau penggantian pembelajaran tatap muka diumumkan secara online dan
mahasiswa yang berasal dari luar kota dihimbau untuk pulang kampung dan
melaksanakan pembelajaran daring dirumah masing-masing.
Gambar 2
Syarat utama
3. Sebanyak 92,1% responden menggunakan media pembelajaran daring berupa
video teleconference (Google Meet/Zoom/Webex). Media dipakai untuk
penyampaian materi dari dosen, presentasi, maupun diskusi antar individu atau
kelompok. Sisa responden sebanyak 7,9% memilih pilihan whatsapp sebagai
media pembelajaran daring. Dapat disimpulkan sejauh ini, variasi media yang
digunakan kurang beragam dan sebagian besar menggunakan media video
teleconference. Video teleconference berusaha memiripkan kondisi belajar
mengajar seperti pada saat tatap muka sehingga ada bukti kehadiran secara fisik
dan interaksi dua arah antar anggota di dalam grup.
Rolita Adelia Prasetya, Nurul Ayu Andari dan Muhammad Yusril Marom
1114 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
Gambar 3
Media yang sering digunakan
4. 84,2% responden menganggap pelaksanaan diskusi ataupun presentasi dalam
pembelajaran daring tidak optimal karena media yang digunakan terbatas dan
15,8% responden merasa sudah optimal. Dapat disimpulkan media video
teleconference yang menjadi mayoritas digunakan dalam pembelajaran daring,
masih saja kurang optimal dalam pelaksanaan pembelajaran daring.
Gambar 4
Keterbatasan Media
5. Penyampaian materi menurut survei bertahap dari interaksi dua arah hingga
model pesan tertulis. Dosen sebagian besar sebanyak 92,1% menurut responden
sudah menyampaikan materi dengan video teleconference dan sebagian kecil
yang lain, menggunakan media suara/audio dan yang terakhir menggunakan
pesan/chatting. Dapat disimpulkan bahwa jarang sekali dosen menerangkan
pelajaran dengan menggunakan media chatting yang mana komunikasi hanya
terjalin satu arah dan tidak leluasa dalam menyampaikan materi. Mahasiswapun
harus membaca satu persatu dengan tulisan yang belum tentu dipahami. Berbeda
dengan percakapan atau lewat audio yang mana, intonasi maupun penjedaan
membuat penyampaian materi mudah dipahami.
Fitur Ideal dalam E-Learning bagi Mahasiswa UNESA pada Masa Pandemi Covid-19
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1115
Gambar 5
Penyampaian Materi
6. Menurut 81,6% responden menganggap bahwa media yang paling efektif ialah
video teleconference dan sisanya memilih youtube sebagai media yang paling
efektif. Kesimpulannya dalam pemahaman materi mahasiswa mementingkan
interaksi antar anggota atau dengan dosen sehingga terjalinlah proses
pembelajaran yang interaktif. YouTube yang merupakan video tutorial khususnya
dalam pelajaran akademis juga menjadi media yang interaktif karena kita dapat
mendengar membaca sekaligus menyimak. Whatsapp yang meyediakan fitur
berbagi gambar, audio, maupun video juga efektif dalam pembelajaran daring
karena segi kepraktisan dan biasa digunakan sehari-hari. Media whatsapp juga
hanya menghabiskan kuota lebih sedikit karena display yang dipancarkan hanya
sebatas media yang ingin dibagikan atau diunduh tidak seperti video
teleconference yang memuat konten video komunikasi dua arah antara dosen
dengan mahasiswa.
Gambar 6
Media yang cocok
7. Sebagian besar mahasiswa atau responden sebanyak 94,7% mengalami kendala
sinyal ataupun koneksi yang sering terputus saat pembelajaran dari sehingga
media yang digunakan tetap tidak bisa optimal meskipun mendukung adanya
interaksi dua arah. Sisa responden kesulitan karena penyampaian materi oleh
dosen dirasa penjelasannya terlalu cepat sehingga mahasiswa tidak mudah dalam
mengikutinya. Kesimpulannya media yang digunakan dan dianggap efektif
sebenarnya sudah terlaksana dengan baik artinya fitur yang dibutuhkan sudah
ideal. Namun dalam pelaksanannya karena kondisi sinyal yang tak selalu stabil
Rolita Adelia Prasetya, Nurul Ayu Andari dan Muhammad Yusril Marom
1116 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
apalagi daerah yang minim terjangkau sinyal tetap kesulitan dalam penyampaian
materi secara daring. Kendala yang nyata seperti video ataupun audio/suara
yang tersendat saat melakukan video teleconference, keluar sendiri dari aplikasi,
dan sebagainya.
8. Sebanyak 34,2% responden menggunakan media email sebagai pengumpulan
atau pengiriman tugas disusul 28,9% responden menggunakan Google Classroom
untuk pengumpulan tugas. Sebanyak 21,1% mahasiswa menggunakan whatsapp
sebagai media pengumpulan tugas. Sisa responden menggunakan opsi lainnya
seperti campuran antara email, google classroom, dan whatsapp; melalui
penanggung jawab mata kuliah yang bersangkutan supaya dapat dikumpulkan
secara kolektif. Kesimpulannya adalah media yang paling banyak digunakan
ialah melalui email yang dikirimkan ke dosen secara individu.
Gambar 7
Media pengumpulan tugas
9. 78,9% responden tidak mengalami kendala dalam mengumpulkan tugas melalui
media pembelajaran yang dipilih di point 8. Dan sebanyak 21,1% mengalami
kendala karena sinyal dan gagalnya proses pengiriman tugas. Kesimpulannya
adalah bahwa media pengumpulan tugas sudah dirasa ideal namun karena
kendala sinyal seperti poin sebelumnya yang menghambat proses pengumpulan
tugas sehingga dari segi fitur sudah baik media yang digunakan.
Gambar 8
Kendala Tugas
Fitur Ideal dalam E-Learning bagi Mahasiswa UNESA pada Masa Pandemi Covid-19
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1117
10. Sebanyak 86,8% responden sebenarnya mempunyai jadwal mata kuliah yang
mengharuskan kegiatan praktik atau eksperimen secara langsung saat melakukan
perkuliahan langsung. Sisanya responden tidak mempunyai kegiatan praktik atau
turun lapangan pada mata kuliah yang yang sedang atau pernah dijalankan. Pada
pengisian kuesioner selanjutnya ialah pengalihan tugas seperti apa yang
diberikan dosen. Pengalihan tugas maupun pengajaran langsung tatap muka ialah
video tutorial maupun tugas dikerjakan ataupun dioperasionalkan menggunakan
studi kasus atau literatur. Dapat diketahui bahwa pembelajaran daring juga
mengakibatkan terbatasnya studi lapangan sehingga mengharuskan mahasiswa
untuk lebih banyak membaca dan produktif dengan membuat artikel ilmiah
ataupun jurnal (studi literatur) ataupun membuat kuesioner. Sekalipun ada
kegiatan praktik itupun dilakukan di rumah dan menggunakan video tutorial.
Alternatif lain yaitu mencari informan sedekat mungkin dengan rumah untuk
mencegah penyebaran virus sekaligus dapat melaksanakan tugas praktik.
Gambar 9
Mata Kuliah Praktik
11. Sebanyak 76,3% mahasiswa memerlukan video tutorial untuk pengajaran
kegiatan praktik dan sebagian kecil lainnya tidak memerlukannya.
Gambar 10
Video Tutorial
12. Pengganti tugas praktik bagi mahasiswa yang memerlukan praktik di
pembelajaran daring, mengusulkan tentang penggantian tugas praktik menjadi
bahan diskusi, membuat video tutorial secara mandiri/individu, membuat jurnal,
turun lapangan di semester berikutnya jika memungkinkan (setelah
Rolita Adelia Prasetya, Nurul Ayu Andari dan Muhammad Yusril Marom
1118 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
diperbolehkan masuk pembelajaran tatap muka). Dapat disimpulkan bahwa tidak
perlu adanya fitur khusus yang di butuhkan mahasiswa karena fitur untuk
mewadahi kebutuhan praktikk belum sampai ke perencanangan dan spesifikasi.
Sehingga hal yang masih diperlukan adalah menggunakan aplikasi video lain
ataupun referensi online yang dibutuhkan untuk menunjang penugasan praktik.
13. Sebanyak 71,1% responden masih kekurangan sumber referensi untuk pengerjaan
tugas ataupun jurnal/artikel dan lain-lain. Sebanyak 97,4% responden
membutuhkan fitur aplikasi pembelajaran daring yang terdapat sumber referensi
sehingga dapat memperluas bacaan ataupun digunakan sebagai bahan daftar
pustaka.
Gambar 11
Sumber Referensi
Gambar 12
Perlu adanya fitur referensi
14. Sebanyak 97,4% responden saat menempuh pembelajaran daring, presensi masih
sepenuhnya berlanjut. 89,5% responden membutuhkan fitur presensi online pada
setiap kali melakukan pembelajaran daring.
Fitur Ideal dalam E-Learning bagi Mahasiswa UNESA pada Masa Pandemi Covid-19
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1119
Gambar 13
Presensi Kehadiran
Gambar 14
Fitur Presensi Online
15. Mahasiswa memiliki saran mengenai fitur yang perlu dikembangkan di antara lain
aplikasi yang memuat fitur sederhana praktis dan mudah dipahami; platform yang
bisa untuk penyampaian materi, penyampaian video tutorial praktik, serta
pengumpulan tugas sekaligus; penggunaan Youtube sebagai penyampaian materi
karena koneksi yang lebih stabil dan lebih hemat kuota; menggunakan platform
campuran dan bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan mahasiswa;
menggunakan pembelajaran platform daring khusus mahasiswa; Web meeting
yang tidak menyedot banyak kuota, fitur presensi online, fitur pengupload tugas
tanpa batas ukuran file, fitur diskusi/chat yang sekalian bisa mengupload
gambar, fitur diskusi/chat yang ramah untuk simbol matematika.
Kesimpulan
Kebutuhan fitur pada platform E-Learning yang diperlukan oleh mahasiswa
UNESA meliputi media dalam penyampaian materi dan diskusi baik melalui video
tutorial praktik maupun media grup (chatting/audio) berguna supaya jejak rekaman
materi yang disampaikan dapat dipelajari lagi di lain waktu. Selain itu, penggunaan
video teleconference juga membantu menghasilkan kinerja pembelajaran yang optimal
yang mirip dengan pembelajaran tatap muka serta didalamnya terjadi proses
pembelajaran interaktif yang lebih nyaman, dan media pengumpulan tugas yang tidak
terbatas ukuran file, fitur diskusi/chat yang ramah untuk simbol matematika atau yang
Rolita Adelia Prasetya, Nurul Ayu Andari dan Muhammad Yusril Marom
1120 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
disebut dengan fitur ramah angka yang digunakan keseluruhan jurusan khususnya
jurusan teknik yang biasanya menggunakan angka-angka, fitur sumber akses referensi
bacaan, dan fitur presensi online. Sehingga diharapkan pada penelitian ini perlu adanya
pengembangan aplikasi e-learning sesuai dengan kebutuhan dalam satu platform khusus
dan harapannya platform ini tidak menghabiskan banyak kuota.
Fitur Ideal dalam E-Learning bagi Mahasiswa UNESA pada Masa Pandemi Covid-19
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1121
BIBLIOGRAFI
Ariesto, Sutopo Hadi. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur. Bandung:
Informatika.
Gitiyarko, Vincentius. (2020). SKB Pembelajaran Tahun Ajaran Baru di Masa Pandemi
Covid -19.
Hidayah, Miftakhul, Nuryanto, Sri, & Fawaid, Miftahul. (2010). Pengaruh Penggunaan
Media Pembelajaran Berbasis Ict (Information, Communication, And Technology)
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X pada Pembelajaran Ekonomi Di SMAN
1 Banguntapan. Pelita-Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY, 5(2), 1-11.
Indonesia, C. N. N. (2020). Jokowi Umumkan Dua WNI Positif Corona di Indonesia.
Diperoleh Pada Tanggal, 13.
Indonesia, Sapa. (2015). Sapa. Retrieved from Kemendikbud website:
https://spada.kemdikbud.go.id/berita/apa-itu-spada-indonesia
Irawan, Yudie, Susanti, Nanik, & Triyanto, Wiwit Agus. (2015). Analisa dan
Perancangan Sistem Pembelajaran Online (e-learning) pada SMK Mambaul Falah
Kudus. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro Dan Ilmu Komputer, 6(2), 345352.
Keengwe, Jared, & Georgina, David. (2012). The Digital Course Training Workshop
for Online Learning and Teaching. Education and Information Technologies,
17(4), 365379.
Kurnia, Nia, Darmawan, Deni, & Maskur, Maskur. (2018). Efektivitas Pemanfaatan
Multimedia Pembelajaran Berbantuan Ispring dalam Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Bahasa Arab. Teknologi Pembelajaran, 3(1),
158-175.
Morissan. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Prenadamedia Group.
Noor, Muhammad Elfin, Hardyanto, Wahyu, & Wibawanto, Hari. (2017). Penggunaan
E-Learning dalam Pembelajaran Berbasis Proyek di SMA Negeri 1 Jepara.
Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology, 6(1), 1726.
Prawiradilaga, Dewi Salma dkk. (2013). Mozaik Teknologi Pendidikan E- Learning.
Jakarta: Kencana.
Sofyana, Latjuba, & Rozaq, Abdul. (2019). Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis
Whatsapp pada Kelas Karyawan Prodi Teknik Informatika Universitas PGRI
Madiun. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika: JANAPATI, 8(1), 8186.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Unesa.ac.id. (2018). Pembelajaran Daring UNESA. Retrieved from UNESA website:
Rolita Adelia Prasetya, Nurul Ayu Andari dan Muhammad Yusril Marom
1122 Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020
www.UNESA.ac.id/page/layanan/vi-learn.
Wekke, I. S., & Hamid, S. (2013). Technology on Language Teaching and Learning: A
Research on Indonesian Pesantren.
Yustanti, Ike, & Novita, Dian. (2019). Pemanfaatan E-Learning Bagi Para Pendidik Di
Era Digital 4.0 Utilization Of E-Learning For Educators In Digital Era 4.0.
Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas Pgri Palembang,
12(01).