Pengaruh Persepsi Kualitas, Persepsi Harga, dan Reputasi Toko terhadap Niat Beli dan
Perilaku Beli Konsumen Di Retail Modern
Syntax Idea, Vol. 2, No 12, Desember 2020 1051
yang menjadi kunci pemasar dalam mendapatkan pelanggan yaitu image toko, kualitas
merk/barang yang dijual, dan harga/promosi (Grewal, Krishnan, Baker, & Borin, 1998).
Seiring dengan perkembangan jaman seperti saat ini, menyebabkan keberadaan
pasar tradisional mulai tersaingi atau tergeser oleh adanya bisnis retail modern yang
semakin menjamur. Pertumbuhan retail-retail modern semakin pesat di berbagai
wilayah di Indonesia, khususnya daerah yogyakarta.
Adanya pertumbuhan pada retail modern tersebut juga mempengaruhi persaingan
bisnis yang semakin ketat. Begitu juga halnya dengan indomaret, dimana waralaba
indomaret memiliki strategi yang mampu membuat konsumen melakukan pembelian
untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Indomaret yang memiliki tempat yang luas serta
bersih menyebabkan konsumen betah untuk berlama-lama dalam berbelanja. Kualitas
produk yang ditawarkan juga beragam. Harga yang bersaing tersebut menyebabkan
indomaret memiliki konsumen dari berbagai kalangan (Azidin, 2019). Di sisi lain,
perilaku konsumen menginginkan cara berbelanja yang praktis serta nyaman. Hal yang
diinginkan konsumen dalam melakukan pembelian di retail modern adalah adanya
kenyamanan yang bisa dicermati oleh konsumen antara lain: tata ruang atau tata letak
yang rapi serta bersih, display yang menarik, pencahayaan yang cukup terang,
tersedianya air conditioner (AC), serta sebagainya (Rohman, 2012).
Pada umumnya perusahaan dalam hal ini merupakan perusahaan bisnis eceran,
mengalami kesulitan dalam memahami serta menganalisis pola perilaku konsumen.
Dengan demikian, perusahaan dituntut untuk bisa memantau perubahan-perubahan
perilaku konsumennya, termasuk perilaku konsumen dalam niat melakukan pembelian
dalam berbelanja. Memahami perilaku konsumen sangat penting artinya bagi
kelangsungan bisnis suatu perusahaan, terutama dalam bidang pemasaran. Merek
menjadi faktor yang berperan untuk mempengaruhi konsumen dalam pandangannya
terhadap kualitas suatu produk (Febriani & Dewi, 2019).
Begitu pentingnya membangun merek menyebabkan persoalan merek ini bukan
lagi persoalan manajer pemasaran semata. Pada hakekatnya merek telah menjadi
tanggungjawab seorang CEO, karena keputusan branding yang salah akan
menghancurkan seluruh value perusahaan dan begitu pula sebaliknya bila perusahaan
mampu melakukan keputusan branding yang tepat sehingga mampu meningkatkan
ekuitas merek, maka merek tersebut dapat mendongkrak kinerja perusahaan dan
mampu membawa perusahaan di tengah persaingan yang semakin tajam (Chan, 2010).
Ekuitas merek adalah istilah pemasaran yang menggambarkan nilai merek. Nilai
itu ditentukan oleh persepsi konsumen dan pengalaman dengan merek. Jika orang
sangat menghargai suatu merek, merek tersebut memiliki ekuitas merek yang positif.
Ketika suatu merek secara konsisten kurang menghasilkan dan mengecewakan sampai
pada titik di mana orang merekomendasikan orang lain untuk menghindarinya, itu
memiliki ekuitas merek negative (Natalia, 2015). Ekuitas merek yang dibangun oleh
pihak indomaret merupakan sebuah keuntungan yang akan meningkatkan kepercayaan
konsumen terhadap indomaret serta membantu konsumen untuk lebih memahami