1143
Syntax Idea: pISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 2, No. 12, Desember 2020
KOLABORASI MODEL DISCOVERY LEARNING DAN PETA KONSEP
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGANTAR EKONOMI
BISNIS DI SMKN 1 SINGKEP
Sri Kartini
SMK Negeri 1 Singkep Kabupaten Lingga Kepulauan Riau, Indonesia
Abstract
This research aims to determine the effectiveness of the implementation of the
Discovery Learning Model Collaboration with Concept Map Assistance in
Improving Learning Outcomes of Introduction to Business Economics for Class XI
Students of Banking Odd Semester SMK Negeri 1 Singkep Lingga Regency
2018/2019. Through discovery learning models and concept maps, students learn
independently to find concepts that are related to each other. Give mutual support
to each member in the group so that it can generate self-confidence. The hope is
that if students have completed a concept from the subject matter to be studied and
compiled it in a concept map and use it in the learning process by explaining it to
other friends, then they have tried to master the concepts being learned that are
interrelated so that it can help students to understand the concept and will
naturally emerge meaning from that lesson. This study used a classroom action
research procedure with 2 cycles. From the research results, it was obtained that
the test scores obtained by students in the first cycle were the number of students
who completed 55.56 did not complete 44.44 with an average value of 75. In the
second cycle the number of students who completed 100 did not complete 0 and
the value an average of 84.44. Thus there is a significant increase in learning
outcomes.
Keywords: discovery learning; concept map; interests; learning outcomes
Abstrak
Penelitian ini bertujun untuk mengetahui efektifitas implementasi kolaborasi model
discovery learning berbantuan peta konsep dalam meningkatkan hasil belajar
pengantar ekonomi bisnis peserta didik kelas xi perbankan semester ganjil smk
negeri 1 singkep kabupaten lingga tahun 2018/2019. melalui model pembelajaran
discovery learning dan peta konsep peserta didik belajar mandiri untuk menemukan
konsep yang saling berkaitan satu sama lainnya. saling memberi dukungan pada
setiap anggota dalam kelompoknya sehingga dapat memunculkan rasa percaya diri.
harapannya bila peserta didik telah menyelesaikan suatu konsep dari materi
pelajaran yang akan dipelajari dan menyusunnya dalam suatu peta konsep serta
menggunakannya dalam proses pembelajaran dengan menjelaskan ke teman
lainnya, maka ia telah berusaha menguasai konsep-konsep yang dipelajari itu saling
berkaitan sehingga dapat membantu peserta didik untuk memahami konsep tersebut
dan dengan sendirinya akan timbul kebermaknaan dari pelajaran itu. penelitian ini
menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas dengan dengan 2 siklus. dari hasil
Sri Kartini
Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020 1144
penelitian diperoleh nilai ulangan yang diperoleh siswa pada siklus ke satu jumlah
siswa yang tuntas 55,56 tidak tuntas 44,44 dengan nilai rata-rata 75. pada siklus
ke dua jumlah siswa yang tuntas 100 tidak tuntas 0 dan nilai rata-rata 84,44.
dengan demikian terdapat peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar.
Kata kunci: discovery learning; peta konsep;minat; hasil belajar
Pendahuluan
Secara historis, apabila memperhatikan hakikat kontennya, usia pendidikan
karakter sesungguhnya seumur dengan sejarah pendidikan itu sendiri. Hanya saja
menyangkut peristilahan yang dipakai, istilah pendidikan karakter baru muncul pada
dekade terakhir di Amerika Serikat termasuk yang dipakai di Indonesia dalam dua tahun
terakhir ini (Sudrajat, 2011).
Sejakvawal, bidang ilmu pendidikan telah mengatasi berbagai tantangan dan
perubahan dalam masyarakat. Kenyataan yang terjadi pada saat ini bahwa dunia
terus berubah sehingga orang memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru untuk
mengelola kehidupan mereka sehari-hari (Nurhasanah & Sobandi, 2016).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai organisasi yang berfungsi
mengelola pendidikan di Indonesia menyambut baik perkembangan ICT dengan memas
ukkan kurikulum yang bernuansa pengenalan teknologi informasi dan komunikasi
(Sjukur, 2012). Proses pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat berperanan
dalam mengatasi krisis multidimensional (Anshori, 2016).
Proses pendidikan secara formal diwujudkan dalam kegiatan pembelajaran
disekolah. Untuk mencapai tujuan tertentu, pembelajaran dapat dilakukan melalui
kegiatan belajar yang berkualitas (Hidayah, 2017).
Berdasarkan pengalaman peneliti guru pengantar ekonomi bisnis SMK Negeri 1
Singkep terungkap bahwa rendahnya hasil belajar pengantar ekonomi bisnis disebabkan
karena sebagian besar peserta didik kurang termotivasi untuk belajar pengantar ekonomi
bisnis. Hal ini disebabkan karena peserta didik menganggap bahwa pengantar ekonomi
bisnis itu adalah pelajaran yang membosankan, banyak hafalan dan sangat
membingungkan sehingga sulit untuk dipahami.
Menurut (Sudjana & Rivai, 2010) menyatakan bahwa pada dua dasa warsa ini
rendahnya hasil belajar pengantar ekonomi bisnis mungkin disebabkan oleh kurangnya
pemahaman peserta didik pada pengantar ekonomi bisnis. Apabila mereka akan ujian
mereka cenderung menghafal materi tersebut tanpa mengerti makna yang terkandung
dari materi tersebut. Keadaan ini selain menyulitkan peserta didik dalam memahami
konsep juga dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Hal seperti ini selain
menyulitkan peserta didik dalam memahami konsep dan menghubungkan konsep-
konsep yang relevan juga dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat
dilihat dari hasil analisis angket minat yang diberikan pada saat melaksanakan
observasi. Hasil yang diperoleh yaitu 33,33% (6) peserta didik minatnya cukup dan
66,67% (12) peserta didik minatnya kurang. Sedangkan hasil belajar yang diperoleh
Kolaborasi Model Discovery Learning Berbantuan Peta Konsep
1145 Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020
pada saat pree tes yaitu 27,78% (5) peserta didik mencapai ketuntasan dan 72,22% (13)
peserta didik belum mencapai ketuntasan.
Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan tidak
dapat dipisahkan dalam kegiatan edukatif. Belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah
bentuk edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara guru dengan siswa (Pane
& Dasopang, 2017). Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan
edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar kepada peserta didik. Dalam
pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari pendidik
kepada peserta didik (Lanani, 2013).
Dalam proses belajar, setiap siswa harus diupayakan untuk terlibat secara aktif
guna mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini memerlukan bantuan dari guru untuk
memotivasi dan mendorong agar siswa dalam proses belajar terlibat secara totalitas.
Guru harus menguasai baik materi maupun strategi dalam pembelajaran (Fathurrohman,
2015).
Hasil belajar siswa merupakan salah satu tujuan dari proses pembelajaran di
sekolah, untuk itu seorang guru perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode
mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar (Nasution, 2018).
Dalam menghadapi globalisasi tanpa adanya persiapan yang kuat maka globalisasi
akan menjadi sesuatu yang menakutkan dan akan berubah menjadi sesuatu yang
negative (Mustari & Rahman, 2014).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi. Tehnologi mempunyai pengaruh
yang besar terhadap globalisasi (Musa, 2015). Globalisasi sebagai fenomena khusus
dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan
bagian dari proses kehidupan manusia (Suneki, 2012).
Untuk mengatasi keadaan di atas, perlu strategi mengajar yang sesuai agar peserta
didik mampu menguasai dan memahami konsep-konsep (Hartini, 2019). Selama ini
usaha yang telah dilakukan guru khususnya guru pengantar ekonomi bisnis kelas XI
Perbankan Semester Ganjil SMK Negeri 1 Singkep Kabupaten Lingga adalah dengan
memperbanyak pemberian latihan agar peserta didik dapat mengingatnya lebih lama,
untuk memperdalam pemahaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan guru
memberikan tugas di rumah dan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan guru agar peserta didik belajar lebih
bermakna adalah dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning yang
dipadukan dengan Peta Konsep (Sari, 2016). Melalui model pembelajaran discovery
learning dan Peta Konsep dapat diperlihatkan bagaimana peserta didik dapat belajar
mandiri untuk menemukan sendiri konsep itu yang saling berkaitan satu sama lainnya.
Saling memberi dukungan pada setiap anggota dalam kelompoknya yang dapat
memunculkan rasa percaya diri. Harapannya bila peserta didik telah menyelesaikan
suatu konsep dari materi pelajaran yang akan dipelajari dan menyusunnya dalam suatu
Peta Konsep serta menggunakannya dalam proses pembelajaran dengan menjelaskan ke
teman lainnya, maka ia telah berusaha menguasai konsep-konsep yang dipelajari itu
Sri Kartini
Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020 1146
saling berkaitan sehingga dapat membantu peserta didik untuk memahami konsep
tersebut dan dengan sendirinya akan timbul kebermaknaan dari pelajaran itu.
Metode Penelitian
Subyek dalam PTK ini adalah peserta didik kelas XI Perbankan Semester Ganjil
SMK Negeri 1 Singkep tahun pelajaran 2018/2019. Penentuan kelas ini dilaksanakan
peneliti berdasarkan hasil investigasi terhadap kelas yang diajar oleh peneliti. Pada kelas
ini ada permasalahan rendahnya minat dalam pembelajaran pengantar ekonomi bisnis
sehingga hasil belajar yang diperoleh pada masih jauh dari yang diharapkan. Peserta
didik masih banyak yang belum mencapai ketuntasan. Peneliti berharap akan terjadi
peningkatan hasil belajar pengantar ekonomi bisnis jika dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan model discovery learning dan Peta Konsep.
Hasil dan Pembahasan
A. Perencanaan, Pelaksanaan dan Hasil Tindakan
1.
Penyusunan rencana, tindakan, observasi, dan refleksi pada Siklus I
Pembelajaran Siklus I dilaksanakan dengan menggunakan model discovery
learning dimana terdapat ceramah, diskusi, tanya jawab dan presentasi dengan
menggunakan Peta Konsep). Siklus ini terdiri dari Penyusunan rencana, tindakan,
observasi, dan refleksi. Pada siklus pertama, proses pembelajaran direncanakan
dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan seperti dalam jadwal kegiatan penelitian
berikut:
Tabel 1
Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I
No
Tanggal
Jumlah
jam
Kegiatan Guru dan Peserta didik
Evaluasi
1
28-08-2018
2
Guru memberi motivasi pada
peserta didik dengan
menyampaikan kompetensi dasar
yang akan dibahas dan materi
tentang Pengantar Ekonomi
Bisnis
Diadakan pretes
Penilaian
performance
peserta didik
dan pretes
2
4-09-2018
2
Guru membagikan lembar
kegiatan peserta didik tentang
pasar persaingan sempurna
Peserta didik melakukan diskusi
menyelesaikan lembar kegiatan
peserta didik dan persiapan
observasi.
Peserta didik mulai
diperkenalkan dengan Model
Discovery Learning dan Peta
Konsep
Penilaian
kinerja dalam
diskusi
3
11-09-2018
2
Peserta didik melakukan
observasi pada materi pasar
Penilaian
kinerja peserta
Kolaborasi Model Discovery Learning Berbantuan Peta Konsep
1147 Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020
No
Tanggal
Jumlah
jam
Kegiatan Guru dan Peserta didik
Evaluasi
persaingan sempurna
Peserta didik mulai terbiasa
dengan pembelajaran
menggunakan Model Discovery
Learning dan Peta Konsep
didik dalam
observasi
4
18-09-2018
2
Diiadakan postes
Peserta didik melakukan revisi
laporan hasil observasi
Penilaian
laporan hasil
observasi dan
postes
5
25-09-2018
2
Refleksi dengan peserta didik dan
persiapan kegiatan siklus kedua
Klasikal
Semua kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana tersebut di atas.
a. Pelaksanaan, pertemuan pertama: Proses pembelajaran dilakukan seperti
biasanya.
1. Diawali dengan: pemberian motivasi, apersepsi dan penyampaian tujuan
belajar hari itu.
2. Kemudian sebelum tindakan dilaksanakan, kepada peserta didik dibagikan
angket yang harus diisi dengan jujur. Agar supaya benar-benar jujur,
identitas peserta didik tidak perlu dicantumkan. Dengan asumsi, kalau
nama peserta didik dicantumkan, peserta didik akan kurang leluasa dalam
mengisi angket, karena takut akan mempengaruhi nilai pengantar ekonomi
bisnis mereka. Sedang kalau tanpa nama, peserta didik akan lebih leluasa
dalam mengisi angket sesuai dengan kenyataan. Setelah angket
dikumpulkan, lalu dibagikan soal pretes dengan diberikan penjelasan
seperlunya. Hasilnya 6 peserta didik cukup berninat dan 12 peserta didik
kurng berminat mengikuti pelajaran, sedangkan hasil pretest 5 peserta
didik mencapai ketuntasan dan 13 peserta didik belum mencapai
ketuntasan.
Pertemuan kedua : Setelah diberi motivasi, apersepsi dan disampaikan
tujuan pelajaran hari itu, Diperkenalkan model discovery learning dan Peta
Konsep. Di sini dijelaskan tentang apa itu model discovery learning dan
Peta Konsep, kegunaannya, aturan-aturannya serta cara pembuatannya.
Semua peserta didik nampak tertarik dan memperhatikan ketika
pembelajaran baru ini diperkenalkan. Mungkin karena sebelumnya belum
pernah diperkenalkan suatu atau karena ada kolaborator atau karena nya
memang menarik bagi mereka. Yang penting, pada langkah pertama ini
sudah kelihatan ada perubahan yang positif pada peserta didik. Di sini
peserta didik juga nampak aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti.
Apalagi dalam mereview materi yang lalu itu, peneliti berusaha melibatkan
sebanyak-banyaknya peserta didik, dengan memanggil nama-nama peserta
Sri Kartini
Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020 1148
didik dari segala penjuru kelas, walaupun mereka masih banyak yang diam
dan yang menjawab hanya peserta didik-peserta didik yang pandai saja.
Pertemuan ketiga : Setelah diberi motivasi, apersepsi dan disampaikan
tujuan pembelajaran hari itu. Dalam memberikan contoh, peneliti selalu
melibatkan peserta didik untuk menarik perhatiannya. Lalu peserta didik
diminta bekerja mulai membahas tentang materi yang akan dibahas secara
berkelompok dan persiapan membuat bahan presentasi dalam bentuk Peta
Konsep. Kemudian diberikan kesempatan pada kelompok yang sudah siap
untuk mempresentasikan dan kelompok lain untuk menanggapi. Kelompok
yang dibentuk anggotanya mempunyai kemampuan yang heterogen. Dengan
harapan agar peserta didik yang mempunyai kemampuan kurang, malu,
diam dan sebagianya termotivasi untuk tampil berani dan mampu
berbicara/berkomunikasi dengan lancar.
Pertemuan keempat: Setelah dilaksanakan kegiatan awal pembelajaran
seperti biasa, peserta didik melanjutkan diskusi dan presentasi. Tujuan
diadakannya belajar kelompok adalah supaya peserta didik yang lemah bisa
tertolong atau termotivasi oleh peserta didik yang pandai. Setelah semua
kelompok berhasil mempresentasika dengan Peta Konsepnya, guru
(peneliti) memberikan penguatan dan menyimpulkan bersama dengan
peserta didik. Pada pertemuan ini diadakan ulangan harian, yang juga
berfungsi sebagai postes siklus pertama. Soal seperti pretes tetapi dalam
proses pembelajaran sudah menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning dan peta Peta Konsep. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus II
No.
Nama
Hasil pre test
Hasil siklus I
1
Apt
85
100
2
Ev
85
90
3
Hry
60
65
4
Ik
80
90
5
Ist
65
80
6
Jes
45
60
7
Lin
65
90
8
Mal
60
65
9
med
55
80
10
Nas
20
45
11
Ns
70
75
12
Pr
100
100
13
St
55
60
14
Sis
55
60
15
Sof
60
50
16
Son
45
75
17
T s
65
85
18
Riz
75
80
5 PD =27,78%= Tuntas
11PD=61,11%= Tidak Tuntas
10 PD= 55,56%=
Tuntas
Kolaborasi Model Discovery Learning Berbantuan Peta Konsep
1149 Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020
8 PD= 44.44%
=Tidak Tuntas
KKM=75
Kepada peserta didik yang belum tuntas belajar, diminta mengikuti
program perbaikan, dengan mengulangi ulangan tersebut di rumah dan
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan kelima:Pada pertemuan ini, setelah pemberian
motivasi,apersepsi dan ulasan ulangan yang baru lalu, kemudian diadakan
refleksi. Peneliti mengajukan berbagai pertanyaan seputar implementasi
Model Discovery Learning dan Peta Konsep secara lisan kepada seluruh
peserta didik dan persiapam kegiatan siklus ke II.
a. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti sendiri berdasarkan lembar
Pengamatan yang telah disiapkan. Adapun hasilnya adalah sebagai
berikut: Hasil Pengamatan siklus Pertama:
1) Waktu pengamatan : Pertemuan 1 5 (28 Agustus 2018 s/d 25
September 2018).
2) Tempat pelaksanaan : Ruang kelas XI Perbankan SMK Negeri 1
Singkep.
1. Peserta didik :
1) Secara umum seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan
baik dan tertib.
2) Sebagian besar peserta didik nampak tertarik dengan, materi dan
cara penyampaian materi yang lain dari biasanya, peserta didik
selalu dilibatkan.
3) Peserta didik nampak lebih senang belajar dalam kelompok.
2. Guru (Peneliti) :
1) Sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP.
2) Selalu berusaha menarik minat peserta didik dengan cara
melibatkan banyak peserta didik dalam menjelaskan materi.
3) Sudah bagus dalam membentuk kelompok belajar, sudah adil.
4) Sudah berusaha memunculkan kretifitas peserta didik dengan
membebaskan peserta didik dalam memberi nama kelompok,
memilih kertas dan ukurannya, serta pewarnaan dalam pembuatan
Peta Konsep.
3. Penilaian Proses :
Secara keseluruhan proses pembelajaran pada siklus 1 sudah cukup baik,
4. Saran-saran :
1) Semua instruksi hendaknya disampaikan sebelum peserta didik
mengerjakan tugas.
Sri Kartini
Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020 1150
2) Setelah memberi instruksi hendaknya dicek, apakah instruksi itu
sudah dipahami oleh peserta didik secara keseluruhan, dengan
bertanya kepada peserta didik.
5. Refleksi :
Hasil refleksi dengan peserta didik dan kolaborator pada siklus pertama
adalah :
1) Kebanyakan peserta didik menyukai pembelajaran dan ada yang
biasa saja.
2) Kebanyakan peserta didik mengatakan peta konsep dapat
mempermudah penulisan.
3) Yang menarik dari peta konsep adalah gambar, warna dan
pembuatannya.
4) Kebanyakan peserta didik menyukai belajar kelompok, karena bisa
bekerjasama dan tugas jadi ringan.
2.
Peneliti Merencanakan Untuk Ulangan Pada Siklus 2
a. Perencanaan
Siklus kedua direncanakan dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan.
Langkah-langkahnya tetap sama, hanya ada penekanan tindakan kepada peserta
didik yang masih belum aktif dan belum berani berbicara didekati dan
dibimbing tersendiri. Waktu kerja kelompok lebih dipantau lagi supaya tidak
ada peserta didik yang tidak mau bekerja lagi. Adapun jadwal kegiatannya
adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Ulangan Pada Siklus 2
No
Tanggal
Jumlah
jam
Kegiatan Pembelajaran
Keterangan
1.
09-10-2018
2
Pretes materi penelitian pasar
persaingan tidak sempurna
Di kelas
2.
16-10-2018
2
Mempelajari materi pasar
persaingan tidak sempurna
Penilaian
Proses
3.
23-10-2018
2
Ulangan
Penilaian
individu
4.
30-10-2018
2
Refleksi dengan peserta didik di
depan kelas dan Pengisian angket
kedua.
b. Pelaksanaan
Pada pertemuan pertama siklus ke 2 Model pembelajaran yang baru
dipelajari dan Peta Konsep juga diingatkan supaya digunakan untuk
mempermudah peserta didik dalam memahami pasar persaingan tidak
sempurna. Pada pertemuan kedua, Mempelajari materi pasar persaingan tidak
sempurna.
Pada pertemuan ketiga, diadakan evaluasi atau ulangan harian. Ulangan
ini ulangan individu. Untuk Hasil ulangan pada siklus II adalah 2 peserta didik
mendapat nilai 87, 2 peserta didik mendapat nilai 85, 1 peserta didik mendapat
Kolaborasi Model Discovery Learning Berbantuan Peta Konsep
1151 Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020
nilai 83, 7 peserta didik mendapat 80, 2 peserta didik mendapat 77.1 orang
peserta didik tidak hadir karena sakit.
Pertemuan keempat diadakan ulangan susulan dan pengisian angket
susulan bagi yang belum ulangan dan mengisi angket. Supaya tidak terganggu,
ulangan dan pengisian angket dilakukan di perpustakaan sekolah. Setelah
selesai dikumpulkan dan penelitian selesai. Selanjutnya pelajaran biasa di luar
penelitian.
c. Observasi atau Pengamatan
Observasi dilakukan oleh peneliti pada setiap pertemuan. Yang penting adalah
mencatat kejadian-kejadian penting, penilaian proses dan saran. Hasilnya
adalah : Hasil Pengamatan siklus Kedua :
1. Waktu pengamatan : Pertemuan 1 4 (9-30 Oktober 2018).
2. Tempat pelaksanaan : Ruang Kelas XI Perbankan Semester Ganjil SMK
Negeri 1 Singkep
3. Catatan Pelaksanaan :
a. Peserta didik :
Peserta didik melaksanakan tugas dengan baik, kelas terkendali, tertib
dan lancar.
Peserta didik nampak menikmati pembelajaran dengan ini, terbukti
lebih banyak peserta didik yang membawa peralatan dari pada
sebelumnya.
b. Guru :
Sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan lebih
baik.
Dapat mengendalikan kelas, pembelajaran berjalan dengan baik dan
menyenangkan
d. Sarana dan prasarana sekolah :
Masih seperti sebelumnya, tetapi sudah cukup
a . Kejadian-kejadian :
Kesenangan bagi peserta didik yang suka menggambar bertambah
karena materi yang kedua ini memerlukan gambar-gambar untuk
memperjelas teks.
Bagi yang kurang terampil menggambar, mereka juga terlihat
kreatifitasnya dengan mengguntingi gambar-gambar dari
Koran/majalah, lalu ditempelkan di Peta Konsep yang dibuat dan
buku pekerjaannya.
b . Penilaian proses :
Proses pembelajaran pada siklus 2 lebih baik dan lebih
sempurna dari pada siklus pertama.
Sri Kartini
Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020 1152
c Saran : teruskan gunakan ini, termasuk untuk aspek atau kompetensi
yang lain
d Refleksi
Pada akhir siklus 2 diadakan lagi refleksi dengan peserta didik.
Hasilnya adalah :
1. Peserta didik sudah mulai menyukai pembelajaran dengan
Model Discovery Learning dan Peta Konsep.
2. Kebanyakan peserta didik mengatakan lebih mudah menulis
dengan membuat Peta Konsepnya terlebih dahulu.
3. Yang menarik dari Peta Konsep adalah gambar, warna dan
pembuatannya.
4. Belajar kelompok dalam Model Discovery Learning lebih
disukai.
5. Dengan pemantauan yang lebih intensif, semua peserta didik
sudah mau bekerja.
Untuk melihat hasil prestasi belajar peserta didik setelah dilakukan
sejumlah tindakan, sehingga diperoleh nilai prestasi akademik dari siklus I
dan siklus II seperti tabel dibawah.
Dengan pembelajaran model discovery learning dan penggunaan Peta
Konsep hasil prestasi yang didapat oleh peserta didik ada peningkatan nilai
yang cukup besar. Itu bisa dilihat dari nilai masing-masing individu yang
terdapat pada tabel diatas. Bukan itu saja nilai rata-rata setiap siklus I sampai
II juga mengalami peningkatan dengan pembelajaran model discovery learning
dan penggunaan Peta Konsep ini.
Tabel 4
Rekapitulasi Nilai Ulangan siklus I dan siklus II
N0.
Nama
Hasil
pre test
Hasil siklus I
Hsil siklus II
Ketuntasan
1
Apt
85
100
100
T
2
Ev
85
90
90
T
3
Hry
60
65
75
T
4
Ik
80
90
90
T
5
Ist
65
80
85
T
6
Jes
45
60
80
T
7
Lin
65
90
95
T
8
Mal
60
65
80
T
9
Med
55
80
90
T
10
Nas
20
45
75
T
11
Ns
70
75
80
T
12
Pr
100
100
100
T
13
St
55
60
75
T
14
Sis
55
60
75
T
15
Sof
60
50
75
T
16
Son
45
75
80
T
17
T s
65
85
90
T
18
Riz
75
80
85
T
Kolaborasi Model Discovery Learning Berbantuan Peta Konsep
1153 Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020
5 PD =27,78%=
Tuntas
11PD=61,11%= T T
Rata2=63,61
10 PD= 55,56%=
Tuntas
8 PD= 44.44% =TT
Rata2=75
Tuntas 100%
Rata2=84,44
KKM=75
Berdasarkan nilai rata-rata didapat dari setiap siklus, kenaikan siklus I ke
siklus II adalah 9,44 nilai rata-rata ulangan. Dari data diatas, kita juga dapat
melihat presentase ketuntasan belajar peserta didik setelah menggunakan
pembelajaran pembelajaran model discovery learning dan penggunaan Peta
Konsep di kelas, rangkumannya adalah seperti tabel berikut ini.
Tabel 5
Prosentase Ketuntasan Belajar Peserta Didik Setelah PTK
Ketuntasan
belajar
Prosentase jumlah peserta didik
Nilai ulangan
Pre test
Siklus I
Siklus II
Ket
Tuntas
27,78%
55,56 %
100%
Naik
Tidak tuntas
61,11%
44,44%
0%
Turun
Nilai rata-rata
63,61
75
84,44
N aik
Dengan menggunakan ketuntasan belajar sesuai dengan pelajaran
Pengantar Ekonomi Bisnis maka peserta didik yang memperoleh nilai kurang
dari 75 dikatakan belum tuntas. Dari tabel di atas, maka menurut nilai ulangan
yang diperoleh peserta didik data pada siklus ke satu jumlah peserta didik yang
tuntas 55,56 tidak tuntas 44,44 dengan nilai rata-rata 75. Pada siklus ke dua
jumlah peserta didik yang tuntas 100 tidak tuntas 0 dan nilai rata-rata
84,44.
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
model discovery learning dan penggunaan peta konsep dengan kerja kelompok
pada materi pelajaran PEB memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya
pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan
belajar meningkat dari siklus I, II, yaitu masing-masing 55,56 % menjadi
100%, secara klasikal telah tercapai, atau dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 6
Prosentase Ketuntasan Balajar
Sikslus I
Siklus II
Keterangan
55,56 %
100%
Mengalami Peningkatan
Hasil yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran model discovery
learning dan penggunaan peta konsep dalam pembelajarannya dapat diuraiakan
sebagai berikut:
1. Pada proses pembelajaran model discovery learning dan penggunaan Peta
Konsep ditemukan adanya peserta didik yang telah aktif bertanya kepada
teman sekelompoknya, tanpa malu-malu. Kegiatan tersebut juga membuat
peserta didik senang karena mereka tidak merasa tertekan oleh guru pada
Sri Kartini
Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020 1154
saat mengajar. Itu disebabkan guru hanya berupa fasilitator yaitu
pembimbing peserta didik apabila ada yang belum mengerti.
2. Kegiatan pembelajaran model discovery learning dan penggunaan Peta
Konsep juga membuat peserta didik memiliki rasa sosial yang tinggi
terhadap teman-temannya itu. Karena mereka harus bertukar pikiran tentang
materi yang diberikan oleh guru. Disamping itu juga guru harus bersabar
dalam membimbing peserta didik untuk melakukan tugasnya.
3. Dalam pembelajaran kooperatif setiap peserta didik atau kelompok dituntut
membuat kesimpulan materi yang diajarkan bersam-sama dengan guru,
sehingga setiap kesimpulan dari masing-masing peserta didik bukan berasal
dari guru melainkan hasil pemikiran mereka sendiri.
Hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas apabila dilihat dari hasil
prestasi belajar peserta didik dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Dengan pembelajaran model discovery learning dan penggunaan Peta
Konsep menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas semakin meningkat dari
siklus satu, ke siklus dua. Demikian juga dengan prosentase anak yang
mencapai ketuntasan belajar, dari siklus pertama sampai siklus yang ke dua
mengalami peningkatan. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Model Discovery Learning dan penggunaan peta konsep dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran Model Discovery
Learning dan penggunaan Peta Konsep juga dapat meningkatkan nilai rata-
rata kelas yang berarti pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran meningkat.
2. Pembelajaran model discovery learning dan penggunaan peta juga
meningkatkan nilai ketuntasan dan minat belajar peserta didik.
Dari pembahasan di atas, dapat dibuat rangkuman hasil penelitian seperti
berikut ini:
1. Siklus I
a. Perencanaan, pada hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajarannya
belum maksimal sesuai dengan apa yang diinginkan.
b. Pelaksanaan, dalam RPP yang dibuat mungkin karena peserta didikny
yang belum tahu cara pembelajarannya bagaimana.
c. Pengamatan, kegiatan guru lebih dominan daripada peserta didik dan
peserta didik kurang memahami tentang pembelajarannya, sehingga
kendalanya alokasi waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan dan
peserta didik selalu bertanya tentang pembelajarannya bukan materi.
d. Refleksi, perlu diterangkan lagi pembelajaran kooperatif bagaimana
sehingga pelaksanaan kegitan belajar mengajar (KBM) berjalan baik dan
alokasi waktunya sesuai yang diharapkan.
Kolaborasi Model Discovery Learning Berbantuan Peta Konsep
1155 Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020
2. Siklus II
a. Perencanaan, rencana pembelajaran dibuat sesuai dengan hasil pada
siklus I.
b. Pelaksanaan, kegiatan belajar-mengajar sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat.
c. Pengamatan, peserta didik sudah aktif bertanya tentang materi yang
belum dimengerti dan peserta didik aktif melaksanakan tugas
praktikumnya dengan baik, prestasi belajarnya mulai meningkat.
d. Refleksi, peserta didik perlu aktif lagi dalam menjawab pertanyaan dan
menyimpulkan materi yang ada.
Kendala-kendala yang ditemukan dalam pembelajaran kooperatif di kelas
adalah seperti berikut ini:
1) Pada siklus pertama peserta didik belum sepenuhnya siap menerima materi
dengan pembelajaran yang beda dari biasanya, alokasi waktu yang tidak
sesuai dengan apa yang diinginkan dan banyaknya peserta didik yang tidak
aktif dalam pembelajaran.
2) Pada siklus kedua peserta didik sudah aktif dalam menjawab pertanyaan
dari guru dan membuat kesimpulan materi walaupun masih ada peserta
didik yang belum menjawab pertanyaan dengan baik.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan
pembelajaran model discovery learning dan penggunaan Peta Konsep dalam
pembelajaran pengantar ekonomi bisnis kelas XI SMK Negeri 1 Singkep.
Setelah tindakan dilakukan, didapat hasil seperti yang terangkum dalam dalam
tabel diatas. Berdasarkan data yang didapat selama tindakan dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar setelah dilakukan
pembelajaran model discovery learning dan penggunaan peta konsep.
Dalam penelitian ini meskipun faktor lingkungan dan anak peserta
didik selama penelitian tindakan dilaksanakan berpengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik, namun berdasarkan data dan hasil pembahasan penelitian
tersebut, menunjukkan bahwa materi pelajaran pengantar ekonomi bisnis lebih
mudah diterima oleh peserta didik setelah diajarkan dengan pembelajaran
model discovery learning dan penggunaan peta konsep. Salah satunya adalah
hasil belajar peserta didik yang semakin meningkat pada siklus tindakan.
Pada saat awal penelitian ini dilaksanakan, ditemukan adanya peserta
didik yang masih belum mengerti tentang pembelajaran yang dipakai. Namun
setelah 2 siklus tindakan dilaksanakan menunjukan bahwa peserta didik sudah
dapat memahami secara benar pembelajaran kooperatif. Hal ini tidak dapat
lepas dari penggunaan pembelajaran model discovery learning dan
penggunaan peta konsep. Dengan demikian, materi PEB apabila diajarkan
dengan pembelajaran model discovery learning dan penggunaan Peta Konsep,
Sri Kartini
Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020 1156
akan menghasilkan peserta didik yang memiliki pemahaman materi lebih baik
dari pada peserta didik lain.
Pembelajaran model discovery learning dan penggunaan peta konsep
dengan yang disampaikan dengan diskusi, tanya jawab dan praktek untuk
menjelaskan materi Pengantar Ekonomi Bisnis, menunjukan hasil yang sangat
baik. Indikator dari temuan ini adalah peserta didik memiliki penguasaan
materi pelajaran yang meningkat, berdasarkan indikator nilai hasil belajar baik
untuk nilai ulangan dan nilai praktek yang semakin meningkat pada setiap
langkah tindakan.
Kesimpulan
Setelah pembelajaran model discovery learning dan penggunaan peta konsep
dilaksanakan, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Pembelajaran model
discovery learning dan penggunaan peta konsep sangat diperlukan dalam pembelajaran
Pengantar Ekonomi Bisnis. Peserta didik dapat belajar secara berkelompok saling
memberi motivasi dan bertukar pikiran untuk menemukan konsep yang dicari. Dengan
membuat kerangka sub topik dalam bentuk Peta Konsep yang dapat digambar dan
diwarnai/menempel gambar guntingan dari koran dan majalah, dapat memotivasi
peserta didik untuk mengekspresikan gagasannya melalui gambar yang beraneka ragam
dan warna. Peta Konsep juga dapat memunculkan ide, sehingga mempermudah peserta
didik dalam memahami akan keterkaitan konsep. Selain itu, peta konsep juga dapat
memunculkan kreatifitas peserta didik kelas XI Perbankan SMK Negeri 1 Singkep. 2)
Implementasi model discovery learning dan pengguanaan peta konsep dalam
pembelajaran ternyata juga dapat menumbuhkan minat peserta didik selain hasil belajar
Pengantar Ekonomi Bisnis yang kita harapkan. Hal ini dibuktikan dengan catatan hasil
pengamatan peneliti, yang memberi catatan bahwa peserta didik sangat senang atau
antusias dalam mengikuti pelajaran dengan Peta Konsep. Peserta didik juga sangat aktif
dalam mengikuti pelajaran. Penampilan guru dan materi yang disajikan cukup baik,
mengena dan mudah diterima peserta didik. Pada waktu ulangan, semua peserta didik
terlihat asyik dalam mengerjakan tugas dan semua peserta didik dapat menyelesaikan
tugas itu dengan baik. 3) Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan model discovery learning dan penggunaan Peta Konsep dengan kerja kelompok
pada materi pelajaran PEB memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman peserta didik
terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, II,
yaitu masing-masing 55,56 % menjadi 100%, secara klasikal 4) Nilai ulangan yang
diperoleh peserta didik pada siklus I jumlah peserta didik yang tuntas 55,56% tidak
tuntas 44,44% dengan nilai rata-rata 75. Pada siklus ke dua jumlah peserta didik yang
tuntas 100% tidak tuntas 0% dan nilai rata-rata 84,44.
Kolaborasi Model Discovery Learning Berbantuan Peta Konsep
1157 Syntax Idea, Vol. 2, No. 12, Desember 2020
BIBLIOGRAFI
Anshori, Sodiq. (2016). Kontribusi Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Pendidikan
Karakter. Edueksos: Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 3(2).
Fathurrohman, Muhammad. (2015). Model-Model Pembelajaran. Universitas Negeri
Yogyakarta. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Retrieved From.
Hartini, Sri. (2019). Kompetensi Profesional Guru dalam Meningkatkan Motif
Berprestasi Peserta Didik: Studi di SDN Karangpucung 04 dan SDN
Karangpucung 05 Kabupaten Cilacap. Indonesian Journal of Education
Management & Administration Review, 3(1), 7176.
Hidayah, Nurul. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komik Pada
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV MI Nurul Hidayah Roworejo
Negerikaton Pesawaran. Terampil: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar,
4(1), 3446.
Lanani, Karman. (2013). Belajar Berkomunikasi dan Komunikasi untuk Belajar dalam
Pembelajaran Matematika. Infinity Journal, 2(1), 1325.
Musa, M. Insya. (2015). Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa
Indonesia. Jurnal Pesona Dasar, 3(3).
Mustari, Muhamad, & Rahman, M. Taufiq. (2014). Manajemen pendidikan. Raja
Grafika Persada.
Nasution, Mardiah Kalsum. (2018). Penggunaan Metode Pembelajaran dalam
Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Studia Didaktika, 11(01), 916.
Nurhasanah, Siti, & Sobandi, Ahmad. (2016). Minat Belajar sebagai Determinan Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (JPManper), 1(1),
128135.
Pane, Aprida, & Dasopang, Muhammad Darwis. (2017). Belajar dan Pembelajaran.
Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 333352.
Sari, Eka Novita. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dengan
Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sel di SMA. Universitas
Negeri Semarang.
Sjukur, Sulihin B. (2012). Pengaruh Blended Learning terhadap Motivasi Belajar dan
Hasil Belajar Siswa Di Tingkat SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2(3).
Sudjana, Nana, & Rivai, Ahmad. (2010). Media pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sudrajat, Ajat. (2011). Mengapa Pendidikan Karakter? Jurnal Pendidikan Karakter,
1(1).
Suneki, Sri. (2012). Dampak Globalisasi terhadap Eksistensi Budaya Daerah. CIVIS,
2(1/Januari).