How to cite:
Irwan Darmawan, Ismet Ruchimat, Dinda Satya Upaja Budi(2024) Soundscape Ruang Besalen:
Pengaruh Lingkungan Akustik dalam Proses Pembuatan Gamelan Penclon, (06) 10
E-ISSN:
2684-883X
SOUNDSCAPE RUANG BESALEN: PENGARUH LINGKUNGAN AKUSTIK
DALAM PROSES PEMBUATAN GAMELAN PENCLON
Irwan Darmawan, Ismet Ruchimat, Dinda Satya Upaja Budi
Institut Seni Budaya Indonesia, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini mengeksplorasi soundscape ruang besalen dalam pembuatan gamelan
Penclon, alat musik tradisional Indonesia. Menggunakan pendekatan kualitatif dan
metode studi kasus, penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana suara-suara
yang dihasilkan selama proses pembuatan gamelan, serta interaksi antara pembuat dan
lingkungan, mempengaruhi karakteristik akhir gamelan Penclon. Penelitian dilakukan di
bengkel pembuatan gamelan Besalen Purbalaras daerah Cisaranten, Kota Bandung.
Hasil menunjukkan bahwa soundscape ruang besalen berperan penting dalam
menentukan kualitas suara gamelan dan mencerminkan tradisi serta praktik budaya
lokal. Temuan ini menawarkan wawasan baru mengenai hubungan antara lingkungan
akustik dan proses pembuatan gamelan, serta kontribusinya terhadap pelestarian warisan
budaya.
Kata kunci: soundscape, gamelan Penclon, pelestarian budaya.
Abstract
This research explores the soundscape of the Besalen space in making the Penclon
gamelan, a traditional Indonesian musical instrument. Using a qualitative approach
and case study method, this research aims to understand how the sounds produced
during the gamelan making process, as well as the interaction between the maker and
the environment, influence the final characteristics of the Penclon gamelan. The
research was conducted at the Besalen Purbalaras gamelan making workshop in the
Cisaranten area, Bandung City. The results show that the soundscape of the Besalen
room plays an important role in determining the sound quality of the gamelan and
reflects local cultural traditions and practices. These findings offer new insights into the
relationship between the acoustic environment and the gamelan creation process, as
well as their contribution to the preservation of cultural heritage.
Keywords: soundscape, Gamelan Penclon, cultural preservation.
PENDAHULUAN
Gamelan Penclon merupakan bagian penting dari warisan musik tradisional
Indonesia. Alat musik ini dikenal tidak hanya karena keindahan bunyinya tetapi juga
karena proses pembuatannya yang melibatkan teknik-teknik kompleks yang diwariskan
dari generasi ke generasi. Pembuatan Gamelan Penclon adalah sebuah seni yang
memadukan keterampilan teknis dan kepekaan terhadap lingkungan akustik di
sekitarnya, menjadikannya sebagai aspek yang tidak hanya berkontribusi pada kualitas
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Soundscape Ruang Besalen: Pengaruh Lingkungan Akustik dalam Proses Pembuatan
Gamelan Penclon
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6265
musik tetapi juga pada pelestarian budaya. Pembuatan gamelan tidak hanya
memerlukan keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman mendalam tentang lingkungan
akustik yang akan memengaruhi hasil akhir alat musik (Cahyo Prabowo, 2023).
Pernyataan yang berbeda dari Sari menegaskan bahwa proses pembuatan gamelan
adalah sebuah seni yang melibatkan teknik tradisional dan kepekaan terhadap elemen
suara, menjadikannya bagian dari pelestarian budaya lokal (Murcahyanto, 2022).
Salah satu komponen kunci dalam pembuatan Gamelan Penclon adalah ruang
besalen, yaitu tempat di mana proses pembuatan dilakukan. Ruang besalen adalah ruang
yang unik dan vital dalam proses penciptaan gamelan, di mana setiap suara dan interaksi
menjadi bagian integral dari soundscape yang membentuk karakter musik (Gunawan &
Sugiyanto, 2014). Sesuai kutipan tersebut maka ruang ini lebih dari sekedar lokasi fisik;
ia merupakan elemen integral yang memengaruhi setiap aspek dari pembuatan gamelan.
Selama proses pembuatan, beragam suara dihasilkan, mulai dari bunyi alat pahat yang
memahat logam, suara palu yang membentuk dan menyelaraskan komponen, hingga
interaksi yang terjadi antara para pengrajin. Setiap suara ini berkontribusi pada
soundscape atau lanskap suara dari ruang besalen. Pernyataan tersebut diperkuat oleh
kutipan dari Tanjung di mana, setiap elemen suara dalam ruang besalen berkontribusi
pada lanskap suara, yang pada gilirannya mempengaruhi cara gamelan berinteraksi
dengan pendengarnya (Ariawarman, 2017).
Soundscape ruang besalen memiliki karakteristik akustik yang khas, seperti
resonansi dan reverberasi, yang mempengaruhi bagaimana suara gamelan dihasilkan
dan kualitas akhir dari alat musik tersebut. Ruang besalen yang ideal memiliki
karakteristik akustik yang memungkinkan suara gamelan menyebar secara merata dan
menghasilkan resonansi yang kaya. Elemen-elemen seperti ukuran ruang, bentuk, dan
material dinding berperan penting dalam menciptakan akustik yang optimal (Handayani,
2018). Karakteristik akustik ruang ini mencakup faktor-faktor seperti ukuran ruang,
material dinding, dan distribusi suara, yang semuanya dapat mempengaruhi hasil akhir
dari gamelan. Oleh karena itu, memahami soundscape ruang besalen adalah penting
untuk memahami bagaimana berbagai suara yang dihasilkan selama proses pembuatan
mempengaruhi kualitas dan karakteristik gamelan. Pernyataan tersebut dikuatkan oleh
kutipan dari Prabowo yaitu kualitas suara gamelan sangat dipengaruhi oleh karakteristik
fisik ruang pembuatan, yang meliputi ukuran dan material dinding, sehingga penting
untuk memahami akustik ruang tersebut (Nur Setya Rahman Nuzulul, 2023).
Meskipun pentingnya soundscape dalam proses pembuatan gamelan telah
diakui, penelitian yang mendalam mengenai hubungan antara lingkungan akustik ruang
besalen dan hasil akhir dari Gamelan Penclon masih terbatas. Penelitian ini bertujuan
untuk mengeksplorasi bagaimana berbagai elemen suara yang dihasilkan di ruang
besalen berinteraksi dengan karakteristik akustik ruang tersebut dan bagaimana interaksi
ini mempengaruhi proses pembuatan gamelan serta kualitas akhir produk. Dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus, penelitian ini akan
memfokuskan pada bengkel pembuatan gamelan di daerah Cisaranten, Kota Bandung
Irwan Darmawan, Ismet Ruchimat, Dinda Satya Upaja Budi
6266 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
yaitu di Besalen Purbalaras untuk mendapatkan wawasan yang mendalam mengenai
fenomena ini.
Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
lebih komprehensif mengenai bagaimana soundscape ruang besalen berperan dalam
pembuatan Gamelan Penclon, serta bagaimana hal ini berkontribusi pada pembentukan
karakteristik musik gamelan. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan tentang bagaimana aspek-aspek akustik dan budaya berinteraksi dalam
tradisi pembuatan gamelan, serta memberikan kontribusi pada upaya pelestarian dan
pengembangan tradisi musik gamelan di masa depan. Dengan demikian, penelitian ini
tidak hanya memperkaya pemahaman akademis tentang aspek teknis dan kultural dari
pembuatan gamelan, tetapi juga mendukung pelestarian warisan budaya yang bernilai
tinggi.
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus (Dewi, 2019). Desain studi kasus memungkinkan
peneliti untuk menginvestigasi fenomena dalam konteks spesifik, memberikan wawasan
mendalam mengenai interaksi antara lingkungan dan praktik budaya (Assyakurrohim,
Ikhram, Sirodj, & Afgani, 2023). Fokus penelitian ini adalah pada soundscape ruang
besalen selama proses pembuatan Gamelan Penclon. Berikut adalah langkah-langkah
yang digunakan dalam metode penelitian beserta kaitannya dengan artikel ini:
Penelitian ini menggunakan desain studi kasus untuk mengeksplorasi secara
mendalam fenomena soundscape dalam pembuatan Gamelan Penclon. Studi kasus
memungkinkan peneliti untuk menyelidiki interaksi spesifik antara lingkungan akustik
dan proses pembuatan gamelan dalam konteks yang terfokus. Kaitannya dengan artikel
desain ini memungkinkan analisis rinci dari bagaimana soundscape ruang besalen
mempengaruhi kualitas gamelan dan membantu memahami dampak lingkungan akustik
terhadap karakteristik akhir Gamelan Penclon.
Penelitian ini dilakukan di bengkel pembuatan gamelan daerah Besalen Purbalaras
Jl. Endang Hambali, RT 02 Rw 06, Cisaranten Kulon, Cingised, Kota Bandung, dengan
pemilihan lokasi dilakukan secara purposive sampling untuk memastikan keberagaman
dan kualitas dalam data yang diperoleh. Subjek penelitian termasuk para pengrajin
gamelan dan ahli budaya lokal. Kaitannya dengan artikel pemilihan lokasi dan subjek
yang tepat memastikan bahwa data yang dikumpulkan mewakili variasi dalam proses
pembuatan gamelan dan memberikan wawasan yang mendalam tentang peran
soundscape dalam setiap konteks spesifik. Pernyataan tersebut diperkuat oleh kutipan
dari Kusumawati bahwasannya pemilihan lokasi dan subjek yang tepat adalah kunci
dalam penelitian kualitatif, karena hal ini berpengaruh pada representativitas data yang
dikumpulkan (Sugiyono, 2020)
Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan
rekaman suara. Observasi partisipatif dilakukan untuk menangkap dinamika suara di
ruang besalen, wawancara mendalam dengan pengrajin dan tokoh budaya untuk
Soundscape Ruang Besalen: Pengaruh Lingkungan Akustik dalam Proses Pembuatan
Gamelan Penclon
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6267
memperoleh perspektif tentang pengaruh soundscape, serta rekaman suara untuk
analisis akustik. Kaitannya dengan artikel metode pengumpulan data ini memberikan
gambaran menyeluruh tentang bagaimana berbagai elemen suara berinteraksi dalam
ruang besalen dan mempengaruhi kualitas serta karakteristik akhir dari Gamelan
Penclon. Metode observasi partisipatif dan wawancara mendalam memungkinkan
peneliti untuk memahami nuansa interaksi dalam ruang akustik yang kompleks
(Shahidi, Latiff, Syabri, Fauzi, & Makhtar, 2020).
Data dianalisis secara deskriptif dan tematik. Analisis suara dilakukan untuk
mengidentifikasi elemen-elemen utama dalam soundscape, sementara analisis tematik
digunakan untuk memahami pola-pola dari wawancara dan observasi. Kaitannya dengan
artikel analisis ini memungkinkan peneliti untuk menghubungkan karakteristik akustik
dari soundscape dengan proses pembuatan gamelan dan untuk mengeksplorasi
bagaimana faktor-faktor akustik berkontribusi pada kualitas dan karakter gamelan.
Analisis tematik memberikan cara untuk mengidentifikasi pola dalam data kualitatif,
sehingga peneliti dapat menghubungkan pengalaman subjek dengan konteks penelitian
(Adelliani, Sucirahayu, & Zanjabila, 2023). Validasi dilakukan melalui triangulasi dan
member checking. Triangulasi membandingkan data dari berbagai sumber, sementara
member checking melibatkan umpan balik dari subjek penelitian untuk memastikan
akurasi interpretasi. Kaitannya dengan artikel validasi data ini memastikan bahwa
temuan mengenai pengaruh soundscape terhadap pembuatan Gamelan Penclon akurat
dan dapat diandalkan, serta menguatkan keabsahan hasil penelitian. Triangulasi dan
member checking sangat penting dalam validasi data untuk memastikan akurasi dan
kredibilitas temuan.
Penelitian dilakukan dengan mematuhi prinsip-prinsip etika, termasuk
mendapatkan persetujuan dari subjek penelitian dan menjaga kerahasiaan data.
Kaitannya dengan artikel memastikan etika penelitian yang baik menjamin bahwa hasil
penelitian tentang soundscape dan pembuatan gamelan diperoleh dengan cara yang
menghormati hak dan privasi para pengrajin dan tokoh budaya. Etika penelitian harus
dijunjung tinggi untuk melindungi hak subjek dan menjamin integritas hasil penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam artikel ini, pembahasan dilakukan untuk memberikan pemahaman yang
mendalam mengenai soundscape ruang besalen dan bagaimana elemen-elemen
akustiknya mempengaruhi proses pembuatan Gamelan Penclon, sebuah alat musik
tradisional yang memiliki peranan penting dalam budaya Indonesia. Pembahasan ini
akan mengeksplorasi beberapa aspek kunci, mulai dari deskripsi rinci soundscape ruang
besalen, dampaknya terhadap kualitas gamelan, hingga pengaruh praktik budaya dan
tradisi lokal terhadap keseluruhan proses.
Soundscape Ruang Besalen, pembahasan dimulai dengan analisis menyeluruh
tentang soundscape ruang besalen, yaitu lingkungan akustik tempat pembuatan Gamelan
Penclon berlangsung. Soundscape ini mencakup berbagai elemen suara yang dihasilkan
selama proses pembuatan, seperti dentingan alat pahat, suara palu yang dipukul, serta
Irwan Darmawan, Ismet Ruchimat, Dinda Satya Upaja Budi
6268 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
interaksi antara pengrajin. Setiap suara ini berkontribusi pada penciptaan lingkungan
akustik yang khas di ruang besalen.
Analisis dilakukan untuk memahami secara mendalam bagaimana berbagai faktor
fisik dalam ruang besalen mempengaruhi karakteristik akustik. Ukuran dan bentuk
ruang besalen secara signifikan memengaruhi cara suara dipantulkan dan diserap, yang
berdampak langsung pada kualitas akhir alat musik (Suprianto, 2011). Sesuai kutipan
sebelumnya bahwa faktor-faktor seperti ukuran ruang, bentuk, dan material dinding
berperan penting dalam bagaimana suara dipantulkan, diserap, dan didistribusikan.
Misalnya, ukuran dan bentuk ruang mempengaruhi pola penyebaran suara dan
intensitasnya. Ruang yang lebih besar dengan bentuk yang kompleks dapat
menyebabkan resonansi yang berbeda dibandingkan dengan ruang yang lebih kecil dan
lebih sederhana. Material dinding, seperti kayu, batu, atau bahan lainnya,
mempengaruhi pantulan suara dan tingkat absorpsi. Dinding yang terbuat dari kayu
mungkin memberikan resonansi yang lebih hangat dan melankolis, sedangkan dinding
batu bisa memberikan kualitas suara yang lebih keras dan jelas. Selain itu, sistem
ventilasi juga mempengaruhi akustik dengan menentukan bagaimana udara bergerak
dalam ruang dan bagaimana suara terdistribusi. Semua elemen ini berinteraksi untuk
menciptakan lingkungan akustik yang mendukung atau menghambat proses pembuatan
gamelan.
Pengaruh Terhadap Kualitas Gamelan, selanjutnya, pembahasan berfokus pada
bagaimana soundscape ruang besalen mempengaruhi kualitas dan karakteristik akhir
dari Gamelan Penclon (Yusli & Rachma, 2019). Penjelasan ini mencakup bagaimana
suara-suara yang dihasilkan selama proses pembuatan seperti dentingan palu dan
gesekan alat pahat memengaruhi tonalitas, resonansi, dan kualitas suara gamelan. Setiap
elemen suara memberikan kontribusi pada proses pembentukan karakteristik gamelan
yang unik.
Penelitian ini menggunakan studi kasus dari bengkel pembuatan gamelan di
Cisaranten, Kota Bandung yaitu di besalen purbalaras, untuk menunjukkan bagaimana
variasi dalam soundscape di masing-masing bengkel dapat mempengaruhi kualitas dan
karakter gamelan yang dihasilkan. Misalnya, bengkel dengan ukuran ruang yang lebih
besar mungkin menghasilkan gamelan dengan resonansi yang lebih dalam dan penuh,
sementara bengkel dengan ruang yang lebih kecil mungkin menghasilkan gamelan
dengan suara yang lebih tajam dan terfokus. Variasi dalam material akustik, seperti jenis
kayu yang digunakan, juga dapat mempengaruhi tonalitas dan resonansi akhir gamelan
(Sugita & Astawa, 2016). Penjelasan ini membantu dalam memahami bagaimana
faktor-faktor akustik dan teknik pembuatan berinteraksi untuk membentuk kualitas dan
karakteristik akhir dari Gamelan Penclon.
Praktik budaya dan tradisi lokal tidak hanya memengaruhi teknik pembuatan
gamelan, tetapi juga membentuk pengalaman akustik yang mendalam dalam proses
produksi . Maka dari itu praktik Budaya dan Tradisi, pembahasan selanjutnya
mengeksplorasi bagaimana praktik budaya dan tradisi lokal mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh soundscape ruang besalen. Diskusi ini mencakup bagaimana praktik
Soundscape Ruang Besalen: Pengaruh Lingkungan Akustik dalam Proses Pembuatan
Gamelan Penclon
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6269
budaya tradisional, metode pembuatan gamelan, dan ritual yang terkait dengan
pembuatan gamelan berinteraksi dengan soundscape untuk mempengaruhi hasil akhir
gamelan. Sesuai dengan perkataan Indratno ritual dan metode tradisional dalam
pembuatan gamelan sering kali disesuaikan dengan kondisi akustik ruang untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Hal ini menunjukkan adanya interaksi yang kuat antara
aspek budaya dan akustik dalam proses pembuatan gamelan (Kristanto, 2022).
Praktik budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun memainkan peran
penting dalam menentukan teknik pembuatan dan penggunaan alat yang digunakan
dalam ruang besalen. Tradisi lokal sering kali melibatkan metode pembuatan gamelan
yang spesifik dan ritual yang diadakan untuk mempengaruhi kualitas suara dan makna
spiritual dari gamelan. Misalnya, ritual sebelum atau selama pembuatan gamelan dapat
melibatkan doa atau upacara yang dipercaya dapat mempengaruhi kualitas suara
gamelan. Interaksi antara pengrajin dan lingkungan akustik juga mencerminkan nilai-
nilai budaya yang mendasari proses pembuatan gamelan.
Diskusi ini juga mencakup bagaimana tradisi dan teknik yang ada dipertahankan
atau diadaptasi berdasarkan faktor-faktor akustik yang ada di ruang besalen. Proses
pembuatan gamelan sering kali melibatkan penyesuaian teknik dan metode berdasarkan
kondisi akustik untuk memastikan bahwa gamelan yang dihasilkan memiliki kualitas
yang sesuai dengan harapan budaya. Dampak dari interaksi ini dijelaskan untuk
memberikan wawasan tentang bagaimana aspek-aspek akustik dan budaya
berkolaborasi dalam proses pembuatan gamelan dan bagaimana hal ini berkontribusi
pada pelestarian tradisi musik yang berharga.
Secara keseluruhan, pembahasan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang
komprehensif mengenai hubungan antara soundscape ruang besalen, proses pembuatan
Gamelan Penclon, dan praktik budaya yang terlibat. Dengan analisis yang mendalam
dan studi kasus yang luas, diharapkan pembahasan ini dapat memperkaya pemahaman
tentang bagaimana lingkungan akustik mempengaruhi kualitas dan karakteristik
gamelan serta bagaimana tradisi dan teknik pembuatan beradaptasi dengan faktor-faktor
akustik. Temuan dari pembahasan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
signifikan pada pelestarian dan pengembangan tradisi musik gamelan di masa depan,
serta memberikan wawasan baru dalam studi tentang hubungan antara budaya dan
lingkungan akustik.
Irwan Darmawan, Ismet Ruchimat, Dinda Satya Upaja Budi
6270 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Gambar 1. Peleburan Wilahan
(Dokumentasi: Irwan Darmawan, 2024)
Gambar 2. Penempaan Bahan Gamelan
(Dokumentasi: Irwan Darmawan, 2024)
Gambar 3. Bunyi Selepan
(Dokumentasi: Irwan Darmawan, 2024)
Soundscape Ruang Besalen: Pengaruh Lingkungan Akustik dalam Proses Pembuatan
Gamelan Penclon
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6271
Gambar 4. Bunyi mengukir
(Dokumentasi: Irwan Darmawan, 2024)
Gambar 5. Tungku Perapian Penclon
(Dokumentasi: Irwan Darmawan, 2024)
KESIMPULAN
Artikel ini telah menjelaskan secara komprehensif mengenai peran dan pengaruh
soundscape ruang besalen dalam proses pembuatan Gamelan Penclon, yang merupakan
alat musik tradisional Indonesia dengan nilai budaya dan artistik yang mendalam.
Melalui pendekatan kualitatif dan studi kasus yang mendalam, penelitian ini menyoroti
bagaimana lingkungan akustik ruang besalen mempengaruhi kualitas dan karakteristik
akhir dari gamelan, serta hubungan erat antara praktik budaya dan teknik pembuatan
dengan faktor-faktor akustik tersebut.
Pertama-tama, pembahasan menunjukkan bahwa soundscape ruang besalen terdiri
dari berbagai elemen suara yang signifikan, seperti dentingan alat pahat dan suara palu.
Elemen-elemen ini tidak hanya menciptakan lingkungan akustik yang khas tetapi juga
berinteraksi dengan karakteristik fisik ruang, termasuk ukuran, bentuk, dan material
dinding, untuk mempengaruhi distribusi dan resonansi suara. Temuan ini menunjukkan
Irwan Darmawan, Ismet Ruchimat, Dinda Satya Upaja Budi
6272 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
bahwa faktor-faktor akustik ruang besalen memainkan peran kunci dalam membentuk
kualitas tonal dan resonansi gamelan yang dihasilkan.
Selanjutnya, analisis terhadap dampak soundscape terhadap kualitas gamelan
mengungkapkan bahwa variasi dalam lingkungan akustik dapat menghasilkan
perbedaan yang signifikan dalam tonalitas dan karakter gamelan Penclon. Studi kasus
dari bengkel pembuatan gamelan di besalen purbalaras jl. endang hambali, RT 02 Rw
06, cisaranten kulon, Cingised, Kota Bandung, menegaskan bahwa perbedaan dalam
ukuran ruang, material akustik, dan teknik pembuatan mempengaruhi hasil akhir dari
gamelan, yang menekankan pentingnya lingkungan akustik dalam proses pembuatan
alat musik tradisional.
Lebih lanjut, pembahasan juga menggarisbawahi bagaimana praktik budaya dan
tradisi lokal berinteraksi dengan soundscape ruang besalen. Teknik pembuatan dan
ritual yang berkaitan dengan pembuatan gamelan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
akustik tetapi juga memberikan kontribusi pada pengembangan teknik dan penyesuaian
metode untuk memastikan kualitas suara yang sesuai dengan nilai-nilai budaya.
Interaksi ini mencerminkan hubungan yang saling mempengaruhi antara aspek akustik
dan budaya dalam proses pembuatan gamelan. Secara keseluruhan, penelitian ini
memberikan wawasan mendalam mengenai bagaimana soundscape ruang besalen
mempengaruhi kualitas dan karakteristik gamelan Penclon serta bagaimana praktik
budaya dan teknik pembuatan beradaptasi dengan kondisi akustik yang ada. Temuan
dari studi ini penting untuk upaya pelestarian dan pengembangan tradisi musik gamelan,
serta memberikan kontribusi signifikan pada studi tentang hubungan antara budaya dan
lingkungan akustik. Penelitian ini tidak hanya memperkaya pemahaman tentang proses
pembuatan gamelan tetapi juga menekankan pentingnya mempertimbangkan faktor-
faktor akustik dan budaya dalam pelestarian warisan budaya musik tradisional.
BIBLIOGRAFI
Adelliani, Namirah, Sucirahayu, Citra Afny, & Zanjabila, Azmiya Rahma. (2023).
Analisis Tematik pada Penelitian Kualitatif. Penerbit Salemba.
Ariawarman, Muhammad. (2017). Tinjauan Proses Pembuatan Gong Gamelan Jawa.
Universitas Negeri Jakarta.
Assyakurrohim, Dimas, Ikhram, Dewa, Sirodj, Rusdy A., & Afgani, Muhammad Win.
(2023). Metode studi kasus dalam penelitian kualitatif. Jurnal Pendidikan Sains
Dan Komputer, 3(01), 19.
Cahyo Prabowo, Dani. (2023). Proses Pembuatan Pencon Bonang Besi Laras Slendro
Nada Ro (2) Versi Bambang Sumijo: Kajian Organologi dan Akustik. Institut Seni
Indonesia Yogyakarta.
Dewi, Radix Prima. (2019). Studi Kasus-Metode Penelitian Kualitatif.
Gunawan, Ardi, & Sugiyanto, Danis. (2014). Proses Kreatif Antonius Wahyudi Sutrisno
Sebagai Komposer Gamelan. Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran Dan Kajian
Tentang Bunyi, 14(1).
Handayani, Luh Titi. (2018). Kajian etik penelitian dalam bidang kesehatan dengan
melibatkan manusia sebagai subyek. The Indonesian Journal of Health Science,
10(1).
Soundscape Ruang Besalen: Pengaruh Lingkungan Akustik dalam Proses Pembuatan
Gamelan Penclon
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6273
Kristanto, Alfa. (2022). Penggunaan Gamelan dalam Perspektif Pendidikan Seni di Era
4.0. Clef: Jurnal Musik Dan Pendidikan Musik, 3(2), 7886.
Murcahyanto, Hary. (2022). Pelatihan seni musik Tradisi Gamelan Tokol pada generasi
muda. ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 3(2), 207216.
Nur Setya Rahman Nuzulul, Rohim. (2023). Pembuatan Gamelan Moulding Jenis
Bonang Barung Di PT. YPTI Kalasan Yogyakarta. Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
Shahidi, A. H., Latiff, Ain Atiqah, Syabri, Muhammad Syahmi, Fauzi, Muhamad Faiz,
& Makhtar, Riduan. (2020). Penelitian akustik dialek Kedah. Jurnal Melayu, 577
594.
Sugita, I., & Astawa, K. (2016). Studi Dendrite Arm Spacing (Das) Dan Akustik Pada
Pengecoran Perunggu 20% Sn Sebagai Bahan Gamelan. Buletin Udayana
Mengabdi, 15(1), 4449.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. In Alfabeta,
Bandung (Cetakan ke). Bandung: ALFABETA, cv.
Suprianto, Bambang. (2011). Pusat kerajinan di Sukoharjo Sebagai Pusat Informasi,
Promosi dan Pemasaran.
Yusli, Utami Dwi, & Rachma, Nurullya. (2019). Pengaruh pemberian terapi musik
gamelan jawa terhadap tingkat kecemasan lansia. Jurnal Perawat Indonesia, 3(1),
7278.
Copyright holder:
Irwan Darmawan, Ismet Ruchimat, Dinda Satya Upaja Budi(2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: