Implementasi Konstruktivisme dalam kegiatan library user education di Perpustakaan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6465
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi digital yang pesat serta perubahan dalam cara
berkomunikasi dan sistem informasi menjadikan abad ke-21 sebagai era transformasi
dan reformasi. Perpustakaan saat ini dituntut untuk mengikuti pola perkembangan
teknologi yang sesuai dengan zamannya. Perpustakaan yang baik harus memberikan
pelayanan yang baik, seperti pada kegiatan Library User Education atau pendidikan
pemakai perpustakaan yang sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga pemustaka
dapat memahami cara pemanfaatan perpustakaan yang efektif dan efisien.
Perpustakaan adalah fasilitas yang sangat penting dalam mendukung
perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan tidak akan berjalan dengan optimal tanpa
dukungan dari sumber daya belajar yang diperlukan untuk kegiatan belajar-mengajar.
Perpustakaan sebagai pusat sumber daya informasi menjadi tulang punggung gerak
majunya suatu institusi terutama institusi pendidikan, di mana tuntutan untuk adaptasi
terhadap perkembangan informasi sangat tinggi (Suwarno, 2010). Keberadaan
perpustakaan memiliki dampak signifikan terhadap dunia pendidikan dan peningkatan
kualitas bangsa di bidang pendidikan. Perpustakaan didirikan untuk menyediakan
layanan informasi kepada pemustaka, tanpa memandang agama, usia, atau latar
belakang lainnya. Sebagai penyedia informasi, perpustakaan dituntut untuk menyajikan
beragam informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan selaras dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, perpustakaan memerlukan
pustakawan yang siap membantu pemustaka dalam Library User Education (Ganggi,
2017).
UPT Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi terus melakukan Library
User Education pada mahasiswa baru setiap tahun melalui Pustakawan sebagai pendidik
kegiatan Library User Education (Cahyadi, 2017)v. Peran Pustakawan merupakan
seseorang yang telah ditunjuk dan diberi tanggung jawab dan memiliki kemampuan dan
cakapan mengelola perpustakaan sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas sehubungan
dengan perpustakaan (Efrina, Sasongko, & Zakaria, 2017). Jika Library User Education
ini dijalankan secara optimal, maka pemustaka akan mencapai kemampuan dalam
komunikasi, kolaborasi, dan literasi informasi. Dalam pendidikan pengguna, (Musa,
2015) membedakan dua aspek, yaitu orientasi perpustakaan dan instruksi perpustakaan.
Orientasi perpustakaan bertujuan untuk memperkenalkan pengguna pada perpustakaan,
termasuk layanan yang tersedia. Ini juga memungkinkan pengguna mempelajari secara
umum cara menggunakan perpustakaan, seperti jam operasional, lokasi koleksi tertentu,
dan prosedur peminjaman. (Rangkuti, 2014) memberi pengertian pengguna adalah
orang yang ditemuinya tatkala orang tersebut memerlukan dokumen primer atau
menghendaki penelusuran bibliografi. Oleh karena itu, dalam Library User Education,
penting untuk merancang pembelajaran yang menekankan pada pengembangan
kompetensi-kompetensi tersebut. Pengembangan kompetensi dalam Library User
Education atau pendidikan pemakai perpustakaan akan terjadi jika pemustaka berperan
aktif sebagai agen dalam proses perolehan pengetahuan. Pustakawan tidak dapat
sekadar mentransfer pengetahuan kepada pemustaka, melainkan siswa perlu secara aktif