How to cite:
Muhammad Aghniyaa-u Romadlon, Heri Wahyudi (2024) Evaluasi Pembinaan Atlet Olahraga
Cricket Jawa Timur di Surabaya (06) 10,
E-ISSN:
2684-883X
EVALUASI PEMBINAAN ATLET OLAHRAGA CRICKET JAWA TIMUR DI
SURABAYA
Muhammad Aghniyaa-u Romadlon, Heri Wahyudi
Universitas Negeri Surabaya, Indonesia
Abstrak
Kriket merupakan olahraga tim yang masuk dan berkembang di Indonesia sejak 1880-an
dimana Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan pengembangan terpesat di Indonesia
yang ditunjukkan melalui permainan kriket modern dan mendapat medali juara 3 six’s di BK
PON. Sejak dibentuknya Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Jawa Timur, telah banyak hal
yang dilakukan untuk menunjang prestasi atlet cricket Jawa Timur di berbagai kompetisi,
hanya saja berdasarkan evaluasi 5 tahun ke belakang tidak kunjung berubah posisi utama
dalam kompetisi skala Nasional maupun Internasional. Maka diperlukan sebuah penelitian
terkait evaluasi kinerja organisasi PCI Jawa Timur yang bertujuan untuk mengetahui
perancangan kebijakan terkait pembinaan atlet cricket di Jawa Timur yang terdiri dari
konteks, input, proses, dan output pembinaan atlet. Subjek dalam penelitian ini sejumlah 32
orang yang terdiri dari 2 pengurus, 1 pelatih dan 29 atlet. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan hasil dari indikator CIPP yaitu: Context termasuk kategori baik, Input termasuk
kategori baik, Process termasuk kategori baik dan Product termasuk kategori tidak baik.
Semua yang dilakukan oleh pengurus untuk pembinaan atlet olahraga cricket Jawa Timur di
Surabaya dari indikator CIPP sudah berjalan baik kecuali Product perlu peningkatan agar
meraih prestasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa diperlukan
peningkatan dan perbaikan untuk beberapa komponen seiring waktu dapat berjalan lebih baik
dengan perhatian lebih antara lain aspek sosialisasi terhadap masyarakat agar lebih mengenal
kriket, diadakannya event internal untuk melatih mental dan teknik atlet yang berguna ketika
menghadapi kejuaraan dan penambahan serta perawatan untuk sarana prasarana serta adanya
pembuatan periodisasi baik rencana program hingga pendanaan.
Kata Kunci : Evaluasi, CIPP, Pembinaan Atlet, Olahraga Cricket
Abstract
Cricket is a team sport that introduced and developed in Indonesia since the 1880s, with East
Java as one of the provinces with the most rapid development in Indonesia, which was
demonstrated through modern cricket and won the 3rd six's medal in BK PON (Qualifited
National Games). There are many effort did by the Indonesian Cricket Association (PCI) of
East Java to enhance the achievement of cricket athletes in various competitions. However,
based on an evaluation of the past 5 years, there has been no significant change in the
primary position in both national and international competitions. Therefore, a study is needed
regarding the performance evaluation of the PCI of East Java, aimed to understand the policy
design related to the development of cricket athletes in East Java, consisting of the context,
input, process, and output of athlete development. The subjects in this study were 32
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Muhammad Aghniyaa-u Romadlon, Heri Wahyudi
6396 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
individuals consisting of 2 officials, 1 coaches, and 29 athletes. The results of this study show
the results of the CIPP (Context, Input, Process, Product) indicators, namely: Context falls
into the good category, Input falls into the good category, Process falls into the good
category, and Product falls into the not good category. Everything that is done by the
management for the coaching of East Java cricket athletes in Surabaya from the CIPP
indicators has been going well except Product needs to be improved in order to achieve
achievements. Based on the results of the study, it can be concluded that improvements and
improvements are needed for several components over time to run better with more attention,
including aspects of socialisation to the community to be more familiar with cricket, holding
internal events to train mental and technical athletes who are useful when facing
championships and additions and maintenance for infrastructure and the creation of
periodisation both program plans to funding.
Keywords: Evaluation, CIPP, Athlete Development, Cricket Sports
PENDAHULUAN
Kegiatan yang dilaksanakan pasti terdapat konsep agar kegiatan dapat berjalan lancar
mulai dari perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan serta pengendalian atau evaluasi
terhadap suatu kegiatan. Hal tersebut, berlaku terhadap instansi atau induk olahraga yang
melakukannya agar mencapai tujuan yang berjalan dengan baik, sesuai konsep awal dan
setiap bidang dapat bekerja sama untuk saling membantu serta terkadang hasil tidak sesuai
dengan rencana. Maka dari itu, diperlukannya pengendalian (evaluasi) dari program setelah
melakukan kegiatan atau event agar mengetahui kelebihan dan kekurangan. Evaluasi
dilakukan setelah kegiatan dengan memberikan penilaian melalui pengamatan secara
sistematis sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan berdasarkan data dan
informasi yang konkrit terkait objek yang diteliti dalam penelitian (Chandra, 2021).
Berdasarkan pendapat (Narlan & Juniar, 2020) dalam buku “Pengukuran Dan Evaluasi
Olahraga” menyatakan bahwa, Evaluasi sebuah proses penilaian pelaksanaan yang melalui
pertimbangan berdasarkan orang, benda maupun keadaan sekitar. Maka, manfaatnya yaitu
meminimalisir kesalahan, saat akan menjalankan kegiatan serupa dan menjadi pembelajaran
untuk kegiatan kedepannya. Evaluasi pembinaan berkaitan erat dengan organisasi khususnya
yang berada dalam ranah olahraga. Evaluasi pembinaan bisa diartikan sebagai menilai
sekaligus menganalisa program kegiatan untuk mengukur efektivitas kegiatan, yang sesuai
dengan tujuan serta adanya dampak yang diberikan. Dalam dunia olahraga, evaluasi berfungsi
untuk membantu program dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik khususnya dari
tingkat keberhasilan kegiatan pembinaan dalam sebuah organisasi atau tim. Menurut (Rouse,
2011) menyatakan dari Kirkpatrick bahwa evaluasi pembinaan terdiri dari 4 tingkatan
meliputi reaksi, pembelajaran dan perilaku serta hasil, berdasarkan keempat tingkatan
tersebut, berfokus pada efektivitas dan dampak pembinaan yang diberikan kepada atlet.
Kemudian, pembinaan tidak lepas dari peran manajemen yang perannya menyusun rencana
secara sistematis agar induk olahraga atau tim dapat mengerjakan tugas dengan baik dan
terstruktur.
Selanjutnya, olahraga cricket merupakan olahraga tim dimainkan oleh kedua tim yang
bertanding dengan jumlah 11 pemain secara bergantian, dengan 2 orang yang melakukan
batting untuk menyerang juga di waktu yang sama 11 orang menjadi fielding di posisi
berbeda yang mengharuskan untuk meredam tim penyerang agar tidak menciptakan
banyaknya run. Setiap tim dalam pertandingan memiliki kesempatan untuk menyerang
maupun bertahan. Kemudian, sejarah masuknya olahraga cricket di Indonesia pada awal tahun
Evaluasi Pembinaan Atlet Olahraga Cricket Jawa Timur di Surabaya
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6397
1880-an tepatnya zaman kolonial Belanda. Berselang beberapa puluh tahun, cricket
berkembang di daerah Indonesia bagian timur pada tahun 1997 tepatnya di NTT dan mulai
berkembang pada tahun 2000 dengan dibentuknya yayasan Kriket Indonesia dan setahun
kemudian tergabung dengan federasi Internasional Cricket yang sekarang disebut dengan ICC
(Ali & Yanto, 2022).
Cricket sudah berkembang di beberapa provinsi di Indonesia, yang terbaru terdata
mengikuti kejuaraan kualifikasi PON yaitu sebanyak 14 provinsi yang sudah dapat
mengembangkan cricket salah satunya Jawa Timur dan bertemu di Bali pada babak
kualifikasi PON 2024 dengan 3 nomor pertandingan Six’s, T10 dan
T20 sebagai persiapan PON yang akan diadakan di PON SUMUT mendatang
(Mahendra et al., 2023). Setelah perhelatan pra PON Cricket yang diadakan di Bali. Terdapat
10 provinsi (salah satunya Jawa Timur) akan bertanding di ajang empat tahunan tersebut. Hal
tersebut, menunjukkan bahwa cricket Jawa Timur telah mengalami perkembangan karena
dapat bersaing dalam perhelatan Pra PON.
Olahraga cricket bukan olahraga baru di Jawa Timur, masuk dan berdiri pada tahun
2017. Setelah terbentuknya kepengurusan cricket di Jawa Timur, terbilang mulai berkembang
karena di tahun tersebut mengadakan event lomba mulai dari Cricket Open Piala Rektor
Unesa Cup I, tim putri yang mengikuti kejuaraan International di Bali dan beberapa atlet yang
menjadi perwakilan dalam mengikuti POMDA yang dipersiapkan untuk POMNAS XVI
Jakarta. Hal tersebut menjadi bukti bahwa cricket di Jawa Timur dapat bersaing dikancah
nasional (Khabib & Susanto, 2021) Cricket Jawa Timur mulai merintis untuk mencari bibit
atlet agar mengembangkan potensi atlet pada olahraga tersebut secara berkala dan berjenjang,
melalui sosialisasi di kota atau kabupaten yang berada di Jawa Timur. Seperti dilansir
“Basha.fm” yang ditulis (Zain, 2022) “terbukti proses dari sosialisasi sudah berjalan selama
enam tahun dan terdapat 13 tim dari Kota juga Kabupaten di Jawa Timur, yang mengikuti
Exhibition Porprov dengan 6 tim putri dan 7 tim putra pada tahun 2022 yang dilaksanakan di
lapangan SMAN 2 Situbondo”.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, pada pelaksanaan lomba, terdapat kekurangan
mulai dari persiapan lomba, kurangnya pelatihan tentang permainan dasar cricket modern
sehingga tim yang mengikuti perlombaan hanya asal bermain ketika menghadapi kejuaraan
dengan tidak adanya teknik dan taktik bermain cricket serta manajemen organisasi cricket
dalam menyusun serta melaksanakan kegiatan maupun pengadaan alat dan tempat yang
dimiliki oleh tim kota atau kabupaten yang dinilai kurang sehingga pada saat perlombaan
sering terjadi bergantian memakai alat dan tidak adanya prasarana yang dimiliki oleh
pengprov JATIM dalam mendukung performa atlet. Selain itu, kurang berkembangnya cricket
di Jawa Timur.
Setelah perhelatan Exhibition Porprov 2022, cricket mulai berbenah mulai dari proses
dalam mengatur tata kelola organisasi. Hal ini terbukti dengan ditunjuknya Ketua PCI Jawa
Timur yang baru yaitu Ibu Dr. Siti Marwiyah, S.H., M.H selaku Rektor di UNITOMO, Beliau
berusaha menjalankan program kerja mulai dari manajemen organisasi dan berusaha
melengkapi sarana prasarana untuk meningkatkan kualitas atlet. Pengurus cricket Jawa Timur
terus berusaha dalam melengkapi kebutuhan tim, contohnya pada saat pelaksanaan TC untuk
persiapan Kejurnas Cibubur di Jakarta dan persiapan pra-PON di Bali.
Pengurus mengupayakan dengan membuat dua net knockdown yang berfungsi untuk
melatih teknik batting dan bowling juga pengadaan alat juga masih menggunakan alat lama
dan jumlahnya terbatas, mengakibatkan atlet bergantian menggunakannya selama latihan
berlangsung. Kemudian, tempat yang hanya digunakan selama proses TC berlangsung dan
tidak permanen yang mengakibatkan harus membuat terlebih dahulu sebelum melakukan drill.
Muhammad Aghniyaa-u Romadlon, Heri Wahyudi
6398 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Akan tetapi, peneliti menilai dari pengadaan alat atau fasilitas untuk berlatih yang kurang
layak, pengurus hanya mempersiapkan saat mendekati perlombaan saja sehingga hasilnya
kurang maksimal karena mengejar target dan atlet dibuat kelelahan selama waktu TC. Oleh
karena itu, diperlukannya tim untuk tetap memonitoring terhadap perkembangan atlet yang
minimal paham latihan cricket. Melakukannya secara berkala untuk memantau dan
memberikan kebutuhan atau motivasi kepada atlet agar atlet lebih baik untuk ke depannya.
Setelah mendapat tim monitoring untuk mengetahui keadaan di lapangan yang hasilnya
diberikan kepada bidang yang terkait, nantinya akan dijadikan informasi pada saat
dilakukannya evaluasi bersama, yang menilai aspek berbagai bidang mana atau kegiatan yang
diperlukan perubahan rencana atau tidak agar program dapat berjalan dengan lancar.
Cricket Jawa Timur telah mengikuti serangkaian perlombaan bergengsi mulai dari
nasional hingga internasional sampai juara. Berikut daftar raihan prestasi cricket baik melalui
sumber dan observasi dari peneliti, antara lain.
Tabel 1 List Prestasi Cricket Jawa Timur
Posisi Tim
Nama Kejuaraan
Tim Putri (Juara 2)
Kejuaraan International Bali 2019
Tim Putra (Juara 3)
POMNAS XVI Jakarta, September 2019
Tim Putri (Juara 3)
POMNAS XVI Jakarta, September 2019
Tim Putri (Juara 3)
Kejurnas U-19, Desember 2019
Tim Putra (Menempati posisi 4)
Kejurnas U-19, Desember 2019
Tim Putra (Juara 3)
Kejurnas 2022, Oktober 2022
Tim Putri (Juara 3)
Kejurnas 2022, Oktober 2022
Tim Putra (Juara 3)
Bali International Six’s 2022, April 2023
Tim Putri (Juara3) Six’s
Pra PON 2023, Agustus-September 2023
Tim Putra (Posisi 4)
Pra PON 2023, Agustus-September 2023
Sumber (Khabib & Susanto, 2021) dan observasi
Berdasarkan tabel tersebut, seharusnya tim putri dapat dipastikan tim putri dapat tampil
dalam PON Sumatera Utara, Aceh 2024 mendatang. Maka, kepengurusan cricket Jawa Timur
memerlukan sebuah bidang yang membahas dan memantau perkembangan latihan hingga
kebutuhan sarana dan prasarana atlet demi meningkatkan prestasi cricket kalau ingin berjuang
lebih di PON. Nantinya pembinaan atlet yang telah disusun oleh pengurus dan pelatih dapat
tercapai secara maksimal sehingga dapat melewati capaian sebelumnya. Jadi program dari
pembinaan cricket Jawa Timur yang dirasa kurang, perlu adanya perbaikan dari berbagai
aspek yang telah dipantau perkembangannya secara internal maupun eksternal, menggunakan
metode untuk peningkatan kualitas atlet dari program latihan serta pengadaan juga perbaikan
sarana prasarana.
Dengan demikian, permasalahan yang peneliti temukan adalah kepengurusan PCI Jawa
Timur kurang dalam melakukan perencanaan dan monitoring untuk mencapai rencana yang
sesuai karena faktor kurangnya sarana prasarana yang ada dan pendanaan yang dimiliki tidak
mencukupi saat pembinaan berlangsung serta kurang konsisten dalam menjalankan prorgam.
Meskipun pengurus memiliki keinginan yang besar tetapi persiapannya seadanya maka
hasilnya pun setengah-setengah. Oleh karena itu, diperlukannya evaluasi pembinaan yang
bertujuan memperbaiki permasalahan dan melanjutkan program yang telah berjalan dengan
baik. Jadi, peneliti memilih judul yaitu “Evaluasi Pembinaan Atlet Olahraga Cricket Jawa
Timur di Surabaya”.
Evaluasi Pembinaan Atlet Olahraga Cricket Jawa Timur di Surabaya
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6399
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian evaluatif ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif yang
digunakan untuk mengevaluasi pembinaan atlet olahraga cricket Jawa Timur di Surabaya.
Penelitian ini berfokus pada program yang telah direncanakan juga dijalankan dan
menghasilkan hasil dari program kegiatan pada subjek penelitian.
Model evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi CIPP, dengan keterangan
bahwa Evaluasi Context berfokus pada dasar perencanaan pembinaan atlet olahraga cricket
Jawa Timur di Surabaya. Evaluasi Input berfokus pada perekrutan pelatih dan atlet, sarana
dan prasarana, pendanaan program pembinaan atlet. Evaluasi Process berfokus pada
pelaksanaan program latihan dan keefektifan pelaksanaan pembinaan atlet. Evaluasi Product
memiliki fungsi untuk melihat hasil dari pembinaan atlet olahraga cricket Jawa Timur di
Surabaya (Stufflebeam, 2008).
Desain evaluasi program, suatu rencana yang menunjukkan evaluasi yang dilakukan,
berasal dari siapa informasi atau data akan dikumpulkan. Desain yang dibuat untuk
meyakinkan kalau evaluasi akan dilakukan menurut organisasi secara teratur dan menurut
aturan evaluasi yang baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Context Evaluation (Evaluasi Konteks)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada evaluasi konteks memiliki
rata-rata 3,90 yang termasuk kategori baik dan di dalam evaluasi ini meliputi beberapa
indikator seperti latar belakang, tujuan program dan komponen evaluasi.
Peneliti akan menjelaskan per indikator dari evaluasi konteks seperti latar belakang,
tujuan program dan komponen evaluasi. Berdasarkan indikator latar belakang yang terdapat
komponen latar belakang, dasar hukum, sasaran program dan struktur kepengurusan serta
rencana program pembinaan jangka panjang dan pendek yang memiliki hasil rata-rata sangat
baik. Peneliti mendapatkan informasi terhadap alasan dibalik penyusunan pembinaan ini,
salah satunya adalah adanya upaya yang dilakukan oleh pengurus dengan melakukan
pengenalan terhadap olahraga cricket kepada masyarakat karena prospek untuk menjadi atlet
dan meraih prestasi sangat terbuka lebar, untuk dasar hukum yang terdapat di pembinaan atlet
cricket sudah valid dan sesuai dengan undang-undang, AD/ART hingga surat pemanggilan
atlet untuk dapat mengikuti pembinaan atlet. Berdasarkan penjelasan diatas mengenai latar
belakang dari proses pembinaan yang memiliki rencana jangka panjang tetapi belum
terbentuknya konsep untuk menghadapi selama 1-2 tahun. Sementara itu, SLOMPN
Universitas Negeri Surabaya yang tujuannya membina atlet muda yang dipersiapkan untuk
mengikuti ajang Olimpiade 2032 yang dipersiapkan sejak 2022 lalu agar proses yang
dipersiapkan semakin matang (Dirgantara et al., 2024). Pembinaan cricket dapat mencontoh
atau menduplikasi rencana yang dilakukan oleh SLOMPN UNESA.
Pada cabang olahraga cricket di Jawa Timur prestasi yang terbaru diperoleh pada saat
BK PON cricket Jawa Timur untuk tim putri mendapatkan juara 3 nomor six’s. Selanjutnya,
kedua tim dari Jawa Timur dapat bermain baik, awalnya dianggap sebelah mata oleh provinsi
lain tetapi dapat menyuguhkan permainan yang diluar ekspektasi lawan-lawan dan
Muhammad Aghniyaa-u Romadlon, Heri Wahyudi
6400 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
memberikan persaingan di kejuaraan tersebut. Pada latar belakang yang ingin disampaikan
pengurus dan pelatih yaitu atlet dapat bermain cricket modern dan dapat mengembangkannya
untuk daerah asal. Selain itu, pengurus memiliki peran yang jauh lebih besar dalam
melakukan pendampingan untuk perkembangan cricket di Jawa Timur yaitu dengan
mengadakan sosialisasi dan kompetisi internal agar cricket lebih dikenal masyarakat secara
luas.
Indikator tujuan program pembinaan atlet olahraga cricket Jawa Timur di Surabaya
memiliki hasil yang baik, memiliki tujuan utama yaitu agar atlet mengerti dan paham teknik
bermain cricket modern yang dapat diaplikasikan saat di lapangan serta memberikan
penguatan fisik dan harapannya cricket berkembang untuk daerah asal atlet. Menurut (Hamid,
2020) yang menjelaskan tentang tujuan program memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum
untuk jangka panjang dan tujuan khusus untuk jangka pendek. Cricket Jawa Timur
mendapatkan perak di BK PON 2023 karena cricket Jawa Timur membuat fondasi yang lebih
kuat dengan permainan cricket modern yang cantik dan atlet dapat mengembangkan cricket
agar semakin banyak peminat, pelan dan pasti harapan tersebut akan tercapai bergantung
usaha bersama terutama pengurus. Berdasarkan penjelasan dari ahli dan peneliti, jika melihat
di lapangan tujuan dari pembinaan sudah tercapai baik tujuan umum (membuat fondasi
permainan cricket dan berkembangnya olahraga cricket) dan tujuan khusus (cricket dapat
meraih juara). Usaha yang diperlukan adalah konsistensi dalam melaksanakan rencana
tersebut agar tujuan program dapat berjalan.
Indikator komponen evaluasi yang termasuk kategori baik. Sebelum dilaksanakannya
sebuah evaluasi diperlukannya membuat tujuan dari program, menetapkan kategorinya,
menyesuaikan teknik yang dipergunakan dari yang mudah dan membagi alat yang akan
digunakan serta melakukan tindakan dalam evaluasi (Khairunnisa, 2019). Sesuai dengan
penjelasan tersebut, rencana yang dilakukan oleh pengurus bidang pembinaan prestasi yang
bekerja sama dengan pelatih untuk dilaksanakannya secara pelatihan mandiri, sepasca
KEJURNAS dengan memberikan program latihan yang menyesuaikan kegiatan atlet dan
memberikan pantangan untuk atlet. Hal tersebut, berguna karena dapat melatih untuk fokus
dalam melatih daya tahan dan kekuatan untuk tubuhnya sendiri, yang hasilnya akan terlihat
saat dilaksanakan seleksi BK PON, apakah atlet benar-benar melakukan program yang
diberikan atau tidak. Selain itu, pengurus tidak memberikan dana untuk pelatihan secara terus
menerus yang dana tersebut dialokasikan untuk kebutuhan perlombaan. Kemudian,
pembinaan untuk tim BK PON yang jadwal latihannya menyesuaikan sarana prasarana serta
pendanaan yang disediakan seadanya, terbukti membuahkan hasil dengan menghasilkan
permainan yang dapat ditiru oleh tim lawan dan dapat membawa medali meskipun tidak
seperti harapan awal.
Input Evaluation (Evaluasi Masukan)
Hasil pada evaluasi masukan untuk pembinaan atlet olahraga cricket Jawa Timur di
Surabaya memiliki rata-rata yang berkategorikan baik. Dalam indikator masukan ini meliputi
sub indicator dari pelatih, atlet, sarana prasarana dan dukungan orang tua serta pendanaan
Evaluasi Pembinaan Atlet Olahraga Cricket Jawa Timur di Surabaya
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6401
Poin pertama membahas pelatih cricket Jawa Timur. Berdasarkan hasil angket,
wawancara dan dokumentasi bahwa pelatih cricket memiliki latar belakang dalam melatih
cricket. Hal tersebut, dibuktikan dengan memiliki sertifikasi pelatih di Malaysia dan
mengikuti lisensi pelatih internasional melalui modul “ICC” Afrika Selatan. Zulimy Ariffin
mendedikasikan ilmunya dengan melatih cricket sebagai hobi, seperti di Malaysia beliau
memiliki sekolah untuk membina anak muda Malaysia dalam bermain cricket. Selain itu,
beliau seorang entrepreneur di bidang olahraga dengan menjual alat cricket yang sudah ada di
Malaysia dan Jakarta (Indonesia). Dipilihnya beliau adalah untuk memberikan fondasi untuk
bermain cricket modern yang nantinya menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh atlet Jawa
Timur. Menurut (Assagaf, 2023) menyatakan bahwa pelatih memiliki tugas dan wewenang
untuk membentuk atlet sebagai pribadi mandiri, disiplin dan bertanggung jawab. Meskipun,
bukan asli orang Indonesia, pelatih selalu mengedepankan integritas yang tinggi. Oleh sebab
itu, Atlet cricket Jawa Timur menjalankan program yang pernah beliau dapatkan ketika
menjalani pelatihan dan program yang diberikan bukan skala nasional tetapi sudah seperti
bermain skala internasional. Sayangnya, usaha yang dilakukan tidak didukung secara penuh
oleh pengurus, hasilnya yang didapat tim Jawa Timur setengah-setengah.
Pada poin kedua tentang atlet, individu yang memiliki keunggulan berolahraga dan aktif
serta pernah mengikuti pertandingan (Ramadhani & Jannah, 2023). Berawal dari tahapan
seleksi untuk KEJURNAS, atlet yang dipilih saat Eksibisi PORPROV. Atlet dipilih dari
masing-masing daerah, nantinya ada seleksi yang dilakukan secara berkala dengan melihat
kualitas atlet sampai mendekati 1 bulan pelaksanaan kejuaraan dan sepasca KEJURNAS atlet
diharuskan berlatih mandiri dengan menyerahkan jadwal kegiatan sehari-hari agar dapat
dibuatkan program beserta intensitas latihan sesuai jadwal atlet, program tersebut dijalankan
hampir 4 bulan sebagai persiapan seleksi BK PON karena pengurus tidak memfasilitasi
program yang disediakan oleh pelatih. Rencananya ada 3 bulan tetapi pengurus hanya
menyediakan 1 bulan. Oleh karena itu, program mandiri yang dilakukan adalah mengganti 2
bulan yang tidak terlaksana. Setelah itu, ada seleksi untuk BK PON di Bali yang terbuka
untuk umum yang lintas cabor diperbolehkan untuk ikut. Seleksi BK PON adalah monitoring
akhir dari atlet yang diberi latihan mandiri, apakah atlet menjalankan program yang diberikan
secara sungguh-sungguh atau hanya sekadarnya, penerimaan atlet untuk BK PON sesuai
dengan kebutuhan tim karena pelatih yang memilih secara langsung dan murni dari hasil kerja
keras atlet sendiri yang nantinya dapat masuk ke tim BK PON di Bali.
Poin ketiga adalah sarana dan prasarana dari indikator masukan pembinaan atlet
olahraga cricket Jawa Timur. Sarana prasarana yang menunjang cabang olahraga cricket
terbilang masih belum terpenuhi secara maksimal. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti
melalui angket, wawancara dan dokumentasi sarana dan prasarana yang disediakan oleh PCI
Jawa Timur masih belum maksimal. Mulai dari penyediaan alat untuk atlet dan lapangan baik
untuk drill yang dibuat di lapangan tennis FBS dengan izin untuk menghadapi kejuaraan,
nantinya dibongkar setelah izin penggunaan tempat selesai dan untuk latihan simulasi
pertandingan yang lapangannya belum sesuai standar, jadinya atlet yang membuat lapangan di
lapangan softball menggunakan clay dari tanah atau kotoran kuda yang sudah kering, nantinya
akan diratakan agar tidak ada gundukan sehingga pantulan bola lebih terarah setelah dibuat.
Muhammad Aghniyaa-u Romadlon, Heri Wahyudi
6402 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Kalau tidak dirawat maka akan ditumbuhi oleh rumput sehingga harus membuat lagi. Sarana
prasarana seharusnya dibuatkan manajemen khusus agar terpelihara dan kegunaannya lebih
tepat karena harga yang dibutuhkan untuk sarana prasarana olahraga ini relatif mahal
(Dirgantara et al., 2024). Peristiwa sebenarnya mengenai sarana prasarana terkait anggaran
yang diberikan oleh PCI Jawa Timur tidak dapat memenuhi semua yang dibutuhkan karena
PCI Jawa Timur harus membuat proposal pendanaan yang diajukan ke KONI maupun
sponsor melalui pengajuan proposal ketika pembinaan membutuhkan dana. Oleh sebab itu,
untuk alat pribadi atlet diharuskan memiliki sendiri seperti glove dan alat seperti bola untuk
drill batting didapat dari pemberian pelatih secara sukarela.
Pada poin keempat terkait pendanaan di pembinaan atlet olahraga cricket. Menurut
(Yuesti & Kepramareni, 2019) pendanaan adalah Tindakan dalam menentukan sumber dana
yang akan digunakan, melalui penentuan dengan mempertimbangkan pendanaan agar optimal
dan perusahaan dapat menggunakan sumber dana tersebut yang berasal dari dalam maupun
luar perusahaan. Peneliti mendapat informasi melalui hasil wawancara baik kepada pengurus,
pelatih dan atlet mengenai pendanaan, alokasi dana kebanyakan disalurkan ke penyediaan
alat, konsumsi dan transport. Selain itu, dari informasi yang didapat untuk gaji atau reward
pelatih terbilang kurang dan atlet tidak mendapatkan gaji sama sekali, karena pengurus masih
harus memikirkan keseimbangan untuk membuat fondasi permainan cricket yang dimulai
dengan penyediaan alat yang nantinya akan dikaji ulang agar atlet mendapatkan gaji.
Poin kelima adalah dukungan dari orang tua. Orang tua adalah motivator ulung untuk
anaknya dalam menentukan arah dan mengarahkan agar anak tidak salah arah, berdasar ikatan
batin yang membuat anak lebih merasakan pesan dari orang tua (Bullah & Rokhman, 2020).
Peran dari orang tua atlet adalah untuk mendukung langkah anaknya saat menjadi atlet, orang
tua memberikan support baik materi dengan memberikan uang saku atau biaya hidup ketika
mengikuti pemusatan latihan maupun nonmateri seperti dukungan moral, mengingatkan agar
jangan lupa untuk beribadah, selalu mengikuti arahan yang ada dan tidak lupa
bertanggungjawab, dukungan tersebut berguna untuk meningkatkan mood, performa dan
kualitas dari atlet. Nantinya dari banyaknya kekurangan yang terdapat di pembinaan ini dapat
tertutupi oleh motivasi dan dukungan orang tua atlet serta adanya hubungan baik dari orang
tua kepada atlet dan orang tua kepada pelatih dan pengurus agar proses pembinaan dapat
berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Process Evaluation (Evaluasi Proses)
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat peneliti terkait evaluasi proses pembinaan
atlet olahraga cricket Jawa Timur di Surabaya termasuk kategori yang baik, indikator di
tahapan ini meliputi sub indikator pelaksanaan program pembinaan dan monitoring evaluasi
Pada evaluasi proses, terkait pelaksanaan program pembinaan. Serangkaian kegiatan
dapat dilakukan secara sendiri maupun kelompok yang didukung secara sistematis dan
menggunakan sumber daya untuk membawa sebuah hasil yang sudah ditentukan (Widyastuti,
2013). Program yang dilaksanakan oleh pembinaan atlet olahraga cricket Jawa Timur sudah
baik, mulai dari program jangka pendek dan panjang, persiapan umum dan khusus dan pra-
kompetisi juga kompetisi utama serta masa transisi. Program latihan menyesuaikan atlet
Evaluasi Pembinaan Atlet Olahraga Cricket Jawa Timur di Surabaya
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6403
dengan meningkatkan pemahaman olahraga cricket modern, diikuti dengan peningkatan fisik,
mental dan prestasi dilakukan secara bertahap dengan melakukan periodisasi latihan dan tidak
dilakukan secara singkat. Pelatihan jangka panjang yang dilakukan hanya 1 tahun itu terhitung
mulai dari Eksibisi PORPROV, TC KEJURNAS hingga KEJURNAS, dan program mandiri
serta TC BK PON hingga BK PON di Bali. PCI Jawa Timur menggunakan program jangka
panjang untuk event besar dan jangka pendek saat akan menghadapi kejuaraan. Kemudian,
kekurangan pada bagian ini hanya dilaksanakan ketika adanya event besar/kejuaraan
bergengsu dan tanpa adanya proses bertahap untuk mempersiapkan dari jauh hari demi
menghadapi event yang akan datang.
Poin kedua mengenai monitoring evaluasi, poin ini berfungsi untuk mengumpulkan data
dan informasi terkait pembinaan atlet cricket Jawa Timur. Menurut (Bimantara, 2023)
pemantauan dilakukan sebagai perbandingan berdasarkan hasil kinerja dengan target.
Evaluasi dilakukan setiap sesi latihan selesai, pelatih memberikan evaluasi terhadap teknik
bermain cricket atlet dan pola permainan yang akan dihadapi pada saat pertandingan.
Selanjutnya catatan evaluasi akan disampaikan dari Binpres yang akan disebarkan pada
pengurus PCI Jawa Timur setiap harinya atau minimal pada akhir pekan. Kemudian, pengurus
melakukan tes untuk mengikuti kejuaraan dan bekerja sama dengan KONI Jawa Timur untuk
melaksanakan tes fisik selama 2x dalam setahun, kegiatan tersebut berguna untuk
mengevaluasi pertumbuhan, perkembangan adanya penaikan atau penurunan massa otot atlet
yang memengaruhi performa pada saat melakukan program yang diberikan. Data dari evaluasi
ini berguna untuk degradasi promosi atlet cricket Jawa Timur tetapi kekurangannya adalah
tidak ada peran pengurus yang seharusnya merangkul atlet yang tidak lolos seleksi sehingga
kebanyakan atlet memilih off.
Product Evaluation (Evaluasi Produk)
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi produk atau hasil
pelaksanaan pembinaan atlet olahraga cricket Jawa Timur di Surabaya tidak baik. Evaluasi
produk berfokus kepada hasil pembinaan, apakah hasil yang dicapai sudah sesuai tujuan awal
atau tidak dan dampak yang diberikan apakah positif atau negatif dari pembinaan atlet
olahraga cricket Jawa Timur di Surabaya
Berdasarkan hasil prestasi yang diperoleh pembinaan sejak berdiri dari 2017 hingga
sekarang sudah baik. Akan tetapi, prestasi yang didapat selalu stuck di posisi 2, 3 dan tidak
membawa medali seperti adanya persaingan yang ketat dari provinsi lain yang
pengalamannya lebih banyak sehingga salah satu tim yang mewakili Jawa Timur tidak
mendapat juara atau hanya finish belum sesuai target yang diharapkan. Berdasarkan data yang
didapat peneliti terkait produk terdapat 2 faktor yang bisa menjadi penyebab dari hasil tidak
baiknya di evaluasi produk ini.
Pertama adalah keterlibatan pengurus dalam memantau perkembangan atlet baik di
dalam maupun luar lapangan salah satunya dengan memberikan sebuah event yang
berkelanjutan, dari event tersebut dapat terlihat perkembangan atlet secara bertahap
mengalami kemajuan karena atlet terus menerus berlatih untuk meningkatkan kualitas
bermain baik teknik dan motivasi dalam bertanding. Jikalau pengurus mengadakan event-
Muhammad Aghniyaa-u Romadlon, Heri Wahyudi
6404 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
event berskala Jawa Timur, hal tersebut yang membuat atlet mau dan tidak mau harus berlatih
selain untuk menyiapkan fisik dan berlatih dengan tim juga untuk meraih kemenangan karena
hal tersebut menjadi sebuah prestasi yang dapat dibanggakan oleh atlet. Nantinya, sistem
seleksi atlet dapat dipilih melalui event-event tersebut karena sudah terlihat bahwa atlet siap
dalam bertanding.
Kedua adalah finansial atau pendanaan yang dibutuhkan pengurus selama menjalankan
sistem pembinaan berlangsung seperti dengan menganggarkan sesuai kebutuhan selama 1-2
tahun, yang dana tersebut dapat dialokasikan untuk alat, gaji pelatih juga atlet, dll. Dana dapat
didapatkan secara bertahap selama tidak melebihi masa yang telah ditentukan karena dana
sangat krusial sekali untuk memenuhi kebutuhan, saat dana dicari ketika mendekati kejuaraan
atau ketika ada keperluan yang ingin didapat akan kesusahan karena tidak memiliki simpanan
yang mungkin mencapai nilai dari kebutuhan tersebut.
Dibandingkan dari pembinaan atlet cricket Jawa Timur di Surabaya, pembinaan prestasi
selam Puslatcab KONI Kabupaten Pasuruan (Kusumawati & Wahyudi, 2024), yang mana
context dari pembinaan ini lebih terstruktur mulai dari latar belakang pembinaan yang
melakukan pendekatan terkait kondisi fisik atlet menggunakan teknologi keolahragaan seperti
sport science yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan karena penggunaan teknologi
dalam olahraga berdampak sangat positif bagi atlet dan tentunya bagi pengurus yang dapat
mengetahui kondisi fisik dari atlet untuk menentukan kelayakan atlet dalam tim.
Jika melihat dari jurnal (Chandra, 2021) program pembinaan PPLP bola basket provinsi
Riau yang melakukan seleksi pelatih dan atlet untuk PPLP bola basket provinsi Riau dengan
menggunakan dana yang tersedia dan pelatih serta atlet mendapatkan insentif yang dapat
mencukupi kebutuhan atlet dan sarana prasarana menggunakan dana yang tersedia. Selain itu,
pengurus selalu berhubungan secara langsung dengan orang tua atlet yang secara tidak
langsung mengetahui kondisi atlet itu sendiri seperti apa. Hal yang tidak jauh berbeda dari
penelitian (Assagaf, 2023) dari program SLOMPN UNESA yang melakukan penganggaran
untuk kebutuhan atlet renang yang dianggarkan untuk satu tahun seperti baju renang dan
kualitas sarana dan prasarana yang selalu menjadi pusat perhatian pengurus agar proses
pembinaan dapat berjalan dengan lancar
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti dapat
disimpulkan dari hasil evaluasi pembinaan atlet olahraga cricket Jawa Timur di Surabaya
terkategorikan baik, meliputi Context : dari indikator konteks terkategorikan baik dengan
melihat hasil yang didapat ketika mengikuti BK PON 2023. Setiap sub indikator
menunjukkan kategori baik pada sub indikator “latar belakang”, sudah sangat mendukung
para pengurus untuk mencari, mencetak atlet cricket dan membuat dukungan dengan
dibuatkannya program latihan untuk atlet serta melakukan evaluasi dengan baik ketika
Latihan dan pertandingan. Kemudian, beberapa sub indikator yang terbilang baik, terdapat
kekurangan seperti kurang pahamnya pengurus dengan model latihan cricket dan kurangnya
proses pendampingan terhadap atlet pada masa transisi sepasca kejuaraan yang menyebabkan
fisik atlet tidak seperti saat menghadapi perlombaan dan ketika akan menghadapi perlombaan
Evaluasi Pembinaan Atlet Olahraga Cricket Jawa Timur di Surabaya
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6405
atlet harus berjuang lagi agar menemukan fisik dan performa seperti saat aktif berlatih untuk
kejuaraan. Input : indikator input memiliki kategori baik, dalam indikator meliputi sub
indikator seperti pelatih, atlet, sarana prasarana, pendanaan dan dukungan orang tua. Dari
lima sub indikator yang masuk kategori baik ada pada sub indikator pelatih, atlet dan
dukungan orang tua, mulai dari didukung oleh pelatih cricket Jawa Timur yang memiliki
sertifikasi dan lisensi internasional, program yang dibawa sangat baik dengan membuat
fondasi permainan cricket modern di Jawa Timur. Kemudian, dari atlet yang memiliki
motivasi dan semangat juang yang tinggi. Selanjutnya, ketika proses pembinaan berjalan
orang tua mengetahui dan memberikan dukungan kepada para atlet untuk tetap semangat dan
termotivasi. Sedangkan, dua sub indikator lainnya termasuk kategori kurang baik, meliputi
sarana prasarana yang dimiliki cricket Jawa Timur kurang memadai untuk pembinaan atlet
cricket dari segi jumlah juga standarnya dan pendanaan yang tidak dapat memenuhi semua
kebutuhan yang dibutuhkan karena dana yang diajukan melalui penganggaran dana tidak cair
sepenuhnya sehingga alokasi dana banyak disalurkan untuk sarana prasarana, konsumsi dan
transportas. Process : berdasarkan data yang peneliti peroleh, indikator proses termasuk
kategori baik. Dalam kedua sub indikatornya berkategori baik yang membahas tentang
pelaksanaan pembinaan yang berjalan dengan baik sesuai rencana dari program latihan jangka
pendek dan panjang, pra-kompetisi dan kompetisi hingga masa transisi. Meskipun, dilakukan
dengan singkat. Sedangkan, evaluasi berjalan baik dilakukan setiap setelah sesi latihan hari
yang dibahas bersama dengan perwakilan Binpres, pelatih dan atlet melalui grup session.
Kekurangannya adalah atlet diharuskan untuk selalu aktif kepada pelatih yang menangani dua
tim. Product : pada indikator produk terkategorikan tidak baik, dimana sub indikator ini
adalah prestasi. Prestasi yang diraih Jawa Timur tergolong tidak baik karena atlet harus
merintis dan berjuang tanpa adanya reward yang sesuai dengan pengorbanan serta kurangnya
kompetisi internal, nantinya dari kompetisi tersebut sponsor bisa saja tertarik untuk
bergabung. Selain itu, besarnya harapan yang membuat atlet terbebani karena melihat
persiapan yang dilakukan masih kurang
BIBLIOGRAFI
Ali, M., & Yanto, A. H. (2022). Analisis Teknik Dasar Bowling Olahraga Kriket. Jurnal
Olahraga Dan Kesehatan Indonesia (JOKI), 2(2), 117124.
Assagaf, S. M. U. F. (2023). Sistem klasifikasi berita kriminal menggunakan metode naive
bayes classifier. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Bimantara, D. T. (2023). Perancangan Sistem Monitoring Dan Evaluasi Pelaksanaan
Puslatkab Kabupaten Lumajang. Indonesia Strength Conditioning and Coaching
Journal, 1(1), 15.
Bullah, H., & Rokhman, M. (2020). Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Perspektif Al
Qur’an dan Hadis. SCHOLASTICA: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 2(1), 7392.
Chandra, D. (2021). Evaluasi Program Pembinaan Prestasi Pada Pusat Pendidikan Dan
Latihan Pelajar (Pplp) Bola Basket Provinsi Riau. Universitas Negeri Yogyakarta.
Dirgantara, M., Fithroni, H., Wahyudi, H., & Hakim, A. A. (2024). Evaluasi Program Sentra
Latihan Olahragawan Muda Potensial Nasional Universitas Negeri Surabaya. Jurnal
Kajian Dan Penelitian Umum, 2(1), 98110.
Hamid, A. (2020). Manajemen Program ADP (Amil Development Program) pada Lembaga
Muhammad Aghniyaa-u Romadlon, Heri Wahyudi
6406 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
IMZ.
Khabib, M. A., & Susanto, I. H. (2021). Persepsi Atlet Cricket Jawa Timur Terhadap Program
Cricket From Home Dalam Pandemi Covid-19. Jurnal Kesehatan Olahraga, 9(01), 129
136.
Khairunnisa, E. W. (2019). Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini di Taman
Kanak-Kanak Harapan Ibu Sukarame Bandar Lampung. UIN Raden Intan Lampung.
Kusumawati, L. S., & Wahyudi, H. (2024). Evaluasi Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga
Renang Pada Klub Pangeran Timoer Kabupaten Madiun. Jayabama: Jurnal Peminat
Olahraga, 3(1), 2130.
Mahendra, H. N., Mallikarjunaswamy, S., & Subramoniam, S. R. (2023). An assessment of
vegetation cover of Mysuru City, Karnataka State, India, using deep convolutional neural
networks. Environmental Monitoring and Assessment, 195(4), 526.
Narlan, A., & Juniar, D. T. (2020). Pengukuran dan evaluasi olahraga (prosedur pelaksanaan
tes dan pengukuran dalam olahraga pendidikan dan prestasi). Deepublish.
Ramadhani, S. W., & Jannah, M. (2023). The Improving Teenage Athlete Sports Motivation
Through Identity Awareness Training. Character Jurnal Penelitian Psikologi, 10(1),
112124.
Rouse, D. N. (2011). Employing Kirkpatrick’s evaluation framework to determine the
effectiveness of health information management courses and programs. Perspectives in
Health Information Management, 8(Spring).
Stufflebeam, D. L. (2008). Egon Guba’s conceptual journey to constructivist evaluation: A
tribute. Qualitative Inquiry, 14(8), 13861400.
Widyastuti, D. K. (2013). Pelaksanaan program pelatihan keterampilan institusional di UPT
balai pelatihan kerja kabupaten sleman. Skripsi UNY: Tidak Diterbitkan.
Yuesti, A., & Kepramareni, P. (2019). Manajemen Keuangan Jendela Pengelolaan Bisnis.
Bali: CV. Noah Aletheia.
Copyright holder:
Muhammad Aghniyaa-u Romadlon, Heri Wahyudi (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: