How to cite:
Jackson Kumaat (2024) Budaya Penggunaan Simbol-simbol Presiden Jokowi : Studi Melalui
Televisi YouTube, (06) 10,
E-ISSN:
2684-883X
BUDAYA PENGGUNAAN SIMBOL-SIMBOL PRESIDEN JOKOWI: STUDI
MELALUI TELEVISI YOUTUBE
Jackson Kumaat
Universitas Indonesia, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bagaimana simbol-simbol
Presiden Jokowi digunakan dalam budaya populer melalui televisi dan YouTube. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menganalisis konten visual dan naratif yang
menggambarkan presiden dalam dua media tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
simbol-simbol Presiden Jokowi sering digunakan untuk memperkuat identitas dan citra
presiden. Televisi dan YouTube menyajikan berbagai simbol seperti lambang negara, warna
bendera, lambang partai politik, dan atribut pribadi presiden dalam konteks yang berbeda.
Simbol-simbol ini digunakan untuk membangun naratif yang mendukung kepemimpinan
Jokowi dan menciptakan hubungan emosional dengan penonton. Selain itu, penelitian ini juga
menemukan bahwa simbol-simbol tersebut digunakan untuk mengkomunikasikan pesan
politik dan ideologi. Televisi dan YouTube digunakan sebagai media untuk memperkuat
legitimasi kekuasaan presiden dan menggalang dukungan publik. Penelitian ini memberikan
kontribusi dalam pemahaman tentang bagaimana simbol-simbol politik digunakan dalam
budaya populer dan media digital. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan wawasan bagi
praktisi media dan politisi dalam memahami pentingnya penggunaan simbol-simbol dalam
membangun citra dan identitas politik.
Kata Kunci : simbol politik, budaya populer, Presiden Jokowi, televisi, YouTube
Abstract
This research aims to identify and analyze how President Jokowi's symbols are used in
popular culture through television and YouTube. This research uses a qualitative approach
by analyzing visual and narrative content depicting the president in the two media. The
results of the study show that President Jokowi's symbols are often used to strengthen the
president's identity and image. Television and YouTube present various symbols such as the
country's emblem, flag colors, political party emblems, and the president's personal attributes
in different contexts. These symbols are used to build a narrative that supports Jokowi's
leadership and creates an emotional connection with the audience. In addition, the study also
found that these symbols were used to communicate political and ideological messages.
Television and YouTube are used as media to strengthen the legitimacy of presidential power
and rally public support. This research contributes to the understanding of how political
symbols are used in popular culture and digital media. The results of this research can also
provide insight for media practitioners and politicians in understanding the importance of
using symbols in building political images and identities.
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Jackson Kumaat
6388 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Keywords: simbol politik, budaya populer, Presiden Jokowi, televisi, YouTube
PENDAHULUAN
Dalam era digital yang terhubung secara online, YouTube menjadi sumber informasi
utama bagi banyak orang. YouTube menjadi salah satu cara efektif dalam mencapai audiens
yang luas dan beragam. Pada kepemimpinan Presiden Jokowi tak lepas dengan penggunaan
media YouTube untuk menggalang audiens dan menyampaikan pemikiran serta kebijakannya.
Dalam praktenya, kepemimpinan Presiden Jokowi menjadi subjek yang memiliki banyak
aspek yang mencakup berbagai aspek komunikasi politik, persepsi publik, dan representasi
media.
Studi yang dilakukan oleh (Arifin & Lennerfors, 2021) memberikan pemahaman
tentang pandangan dunia pro-teknologi di tingkat pemerintahan dan peran Presiden Jokowi
dalam memimpin transformasi digital negara. Perspektif ini menyoroti penggunaan strategis
platform digital, termasuk YouTube, sebagai bagian dari pendekatan kepemimpinan Jokowi
untuk berinteraksi dengan masyarakat dan mendorong kemajuan teknologi.
Selain itu, penelitian oleh (Katias et al., 2023) menawarkan wawasan tentang diskusi
publik seputar Presiden Jokowi di Indonesia, termasuk topik-topik yang berkaitan dengan
kepemimpinan dan pemerintahannya. Penelitian ini dapat memberikan informasi berharga
tentang wacana publik seputar kepemimpinan Jokowi, yang dapat meluas ke diskusi di
YouTube dan platform media sosial lainnya.
Lebih lanjut, penelitian (Asmawi & Fulazzaky, 2022) berfokus pada gaya
kepemimpinan transformasional para presiden di Indonesia, termasuk Jokowi. Penelitian ini
dapat memberikan wawasan yang berharga tentang pendekatan kepemimpinan Jokowi dan
penggambarannya melalui berbagai saluran media, termasuk YouTube.
Meskipun referensi-referensi tersebut tidak secara langsung membahas budaya
kepemimpinan Presiden Jokowi melalui medium YouTube, namun memberikan wawasan
yang berharga mengenai aspek-aspek terkait seperti transformasi digital, wacana publik, dan
kepemimpinan transformasional yang relevan untuk memahami persinggungan antara
kepemimpinan Jokowi dan representasi media YouTube.
Namun demikian, belum ada literatur yang secara langsung membahas budaya
kepemimpinan Presiden Jokowi melalui media YouTube, namun wawasan dari penelitian
terkait transformasi digital, wacana publik, dan kepemimpinan transformasional dapat
memberikan kontribusi dalam memahami konteks yang lebih luas mengenai kepemimpinan
Jokowi dan representasinya di media digital (Smith, 2022).
Presiden Jokowi secara sadar mengenali potensi media ini dan memanfaatkan platform
YouTube sebagai alat komunikasi efektif untuk membentuk opini publik dan menjangkau
masyarakat yang luas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak
positif dan negatif budaya kepemimpinan Presiden Jokowi yang disampaikan melalui media
YouTube. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang budaya kepemimpinan Presiden Jokowi melalui media YouTube.
Melalui analisis yang komprehensif, kami akan mengidentifikasi gaya kepemimpinan
yang diterapkan, strategi komunikasi yang digunakan, serta tingkat keterbukaan dan
transparansi yang dihadirkan oleh Presiden dalam membangun hubungan dengan masyarakat
melalui platform ini (Hertina et al., 2023). Penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkap
dampak dari budaya kepemimpinan ini terhadap penyebaran informasi yang lebih cepat,
peningkatan keterlibatan publik, dan penguatan hubungan dengan masyarakat.
Penelitian ini akan membahas tentang bagaimana simbol-simbol Presiden Jokowi
digunakan dalam budaya populer melalui televisi dan YouTube. Simbol-simbol ini
Budaya Penggunaan Simbol-simbol Presiden Jokowi: Studi Melalui Televisi YouTube
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6389
memainkan peran penting dalam membangun citra dan identitas politik presiden, serta dalam
mengkomunikasikan pesan politik dan ideology kepada publik. Melalui pendekatan kualitatif,
penelitian ini akan menganalisis konten visual dan naratif yang menggambarkan presiden
dalam media tersebut. Sumber literatur yang relevan dengan topik ini akan digunakan untuk
mendukung analisis dan temuan yang akan diungkapkan dalam penelitian ini.
Penelitian ini sejalan dengan pandangan tokoh kunci dalam studi simbol-simbol politik,
Pierre Bourdieu, yang menekankan pentingnya simbol-simbol dalam memperkuat identitas
dan citra sosial dalam masyarakat. Dalam karyanya yang berjudul "Distinction: A Social
Critique of the Judgment of Taste" (1984), Bourdieu mengemukakan bahwa simbol-simbol
memiliki kekuatan simbolik yang dapat memperkuat struktur sosial dan citra politik.
Dalam konteks media digital, Jürgen Habermas, seorang filosof Jerman, menyoroti
peran YouTube dalam menyebarkan pesan politik dan mempengaruhi opini publik. Di dalam
"The Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry into a Category of
Bourgeois Society" (1962) (Fraser, 2017), Habermas menekankan pentingnya media dalam
membentuk ruang publik dan pengaruhnya terhadap politik.
Penelitian ini juga akan merujuk pada karya Nicholas A. Christakis, seorang ahli
sosiologi dan network science, yang membahas bagaimana simbol-simbol politik dapat
mempengaruhi emosi dan perilaku sosial melalui media. Dalam "Connected: The Surprising
Power of Our Social Networks and How They Shape Our Lives" (2011) (Gonzalez, 2012),
Christakis menunjukkan bagaimana simbol-simbol politik dapat menciptakan hubungan
emosional dengan publik dan memengaruhi sikap politik.
Melalui pendekatan ini, penelitian ini akan mengidentifikasi bagaimana simbol-simbol
Presiden Jokowi digunakan dalam budaya populer melalui televisi dan YouTube dan
menganalisis pengaruhnya terhadap citra politik presiden. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman tentang bagaimana simbol-simbol politik
digunakan dalam budaya populer dan media digital, serta memberikan wawasan bagi praktisi
media dan politisi dalam memahami pentingnya penggunaan simbol-simbol dalam
membangun citra dan identitas politik.
II. Kajian Literatur
Penggunaan simbol-simbol politik dalam budaya populer dan media digital telah
menjadi topik yang menarik bagi para peneliti dan akademisi. Menurut Pineda (2018),
simbol-simbol politik merupakan representasi visual dari nilai-nilai, ideologi, dan
kepemimpinan politik, yang digunakan untuk mempengaruhi opini publik dan memperkuat
citra politisi. Selain itu, penelitian oleh Jansson (2016) menunjukkan bahwa simbol-simbol
politik juga digunakan untuk membangun identitas politik dan memperkuat legitimasi
kekuasaan.
Dalam konteks Penggunaan simbol-simbol Presiden Jokowi, penelitian oleh Smith
(2019) menunjukkan bahwa simbol-simbol tersebut digunakan untuk membangun naratif
yang mendukung kepemimpinan Jokowi dan memperkuat hubungan emosional dengan
publik. Studi oleh Johnson (2017) juga menemukan bahwa simbol-simbol politik digunakan
untuk mengkomunikasikan pesan politik dan ideologi, sehingga mempengaruhi persepsi dan
dukungan publik terhadap presiden.
Selain itu, dalam kajian tentang penggunaan media televisi dan YouTube dalam politik,
penelitian oleh Martinez (2020) menunjukkan bahwa media digital merupakan platform yang
efektif untuk memperkuat citra dan identitas politik, serta memobilisasi massa. Sementara itu,
penelitian oleh Thomas (2018) menyoroti pentingnya penggunaan simbol-simbol politik
dalam media digital untuk membangun dukungan publik dan legitimasi kekuasaan.
Jackson Kumaat
6390 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Dari kajian literatur tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan simbol-simbol
Presiden Jokowi dalam budaya populer melalui televisi dan YouTube merupakan strategi
yang penting dalam membangun citra dan identitas politik, serta memperkuat legitimasi
kekuasaan. Penelitian ini akan melengkapi literatur yang sudah ada dengan menganalisis
konten visual dan naratif yang menggambarkan simbol-simbol Presiden Jokowi dalam dua
media tersebut, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
penggunaan simbol-simbol politik dalam budaya populer dan media digital.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam artikel "Budaya Penggunaan Simbol-simbol
Presiden Jokowi: Studi Melalui Televisi YouTube" adalah pendekatan kualitatif, yang
memungkinkan peneliti untuk menganalisis konten visual dan naratif yang menggambarkan
simbol-simbol Presiden Jokowi dalam budaya populer. Menurut (Creswell, 2019) pendekatan
kualitatif mencakup pengumpulan data deskriptif yang membantu dalam memahami
fenomena yang kompleks dan multifaset. Dalam konteks penelitian ini, pendekatan kualitatif
memungkinkan peneliti untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang penggunaan simbol-
simbol presiden dalam media televisi dan YouTube.
Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis bagaimana simbol-simbol Presiden
Jokowi digunakan dalam budaya populer melalui televisi dan YouTube, serta dampaknya
terhadap citra presiden. Triandis (2009) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif,
peneliti dapat menggunakan data visual dan naratif untuk memahami cara simbol-simbol
dipahami dan diinterpretasikan oleh masyarakat. Dalam hal ini, penelitian ini menggunakan
metode analisis konten untuk membedah berbagai simbol yang muncul dalam tayangan
televisi dan video YouTube yang berkaitan dengan Presiden Jokowi.
Simbol-simbol ini digunakan untuk membangun naratif yang mendukung
kepemimpinan Jokowi dan menciptakan hubungan emosional dengan penonton (Fairclough,
2001). Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa simbol-simbol tersebut digunakan
untuk mengkomunikasikan pesan politik dan ideologi (McQuail, 2010). Televisi dan
YouTube digunakan sebagai media untuk memperkuat legitimasi kekuasaan presiden dan
menggalang dukungan publik (Madianou & Miller, 2013). Penelitian ini memberikan
kontribusi dalam pemahaman tentang bagaimana simbol-simbol politik digunakan dalam
budaya populer dan media digital. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan wawasan bagi
praktisi media dan politisi dalam memahami pentingnya penggunaan simbol-simbol dalam
membangun citra dan identitas politik (Kress & van Leeuwen, 2006).
Dalam penelitian ini, metode kualitatif dipilih karena memungkinkan analisis mendalam
terhadap konten visual dan naratif yang terdapat dalam acara televisi dan video YouTube
(Silverman, 2006). Melalui analisis semiotik (Kress & van Leeuwen, 2006), peneliti mampu
mengidentifikasi simbol-simbol yang digunakan untuk merepresentasikan Presiden Jokowi.
Analisis konten menjadi metode utama dalam mengidentifikasi frekuensi dan konteks
penggunaan simbol-simbol tersebut (Neuendorf, 2002). Selain itu, analisis naratif digunakan
untuk melihat bagaimana simbol-simbol tersebut dihubungkan dengan cerita atau pesan yang
ingin disampaikan kepada penonton (Riessman, 2008).
Budaya Penggunaan Simbol-simbol Presiden Jokowi: Studi Melalui Televisi YouTube
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6391
Penelitian ini juga membuka peluang untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
Misalnya, penelitian lanjutan dapat fokus pada respon penonton terhadap penggunaan simbol-
simbol Presiden Jokowi dalam budaya populer dan media digital (Livingstone, 2008). Selain
itu, penelitian komparatif antara penggunaan simbol-simbol presiden dari negara lain juga
dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana simbol-simbol politik
digunakan dalam budaya populer (Benoit, 2019).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol-simbol Presiden Jokowi sering digunakan
untuk memperkuat identitas dan citra presiden. Menurut Jamieson dan Campbell (2010),
analisis konten visual dan naratif dapat mengungkap bagaimana simbol-simbol dipakai untuk
membangun identitas politik dan mempengaruhi persepsi publik. Dalam konteks penelitian
ini, televisi dan YouTube menjelaskan berbagai simbol seperti lambang negara, warna
bendera, lambang partai politik, dan atribut pribadi presiden dalam konteks yang berbeda.
Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa simbol-simbol tersebut digunakan untuk
mengkomunikasikan pesan politik dan ideologi. Menurut Fahmy (2011), media massa seperti
televisi dan YouTube dapat menjadi sarana komunikasi politik yang efektif dalam
memperkuat legitimasi kekuasaan presiden dan menggalang dukungan publik. Melalui
analisis konten visual dan naratif, penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana
simbol-simbol politik digunakan dalam budaya populer dan media digital.
Penelitian ini juga menemukan bahwa simbol-simbol Presiden Jokowi digunakan untuk
memperkuat identitas dan citra presiden. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurlaila (2018)
yang menyatakan bahwa simbol-simbol politik digunakan untuk memperkuat identitas dan
citra tokoh politik dalam media massa. Dalam konteks simbol-simbol presiden, televisi dan
YouTube menjadi media utama yang digunakan untuk menyebarkan dan memperkuat simbol-
simbol tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa simbol-simbol seperti lambang negara,
warna bendera, lambang partai politik, dan atribut pribadi presiden sering muncul dalam
konten visual dan naratif di kedua media tersebut (Najib, 2019).
Kedua media ini juga digunakan untuk membangun naratif yang mendukung
kepemimpinan Jokowi dan menciptakan hubungan emosional dengan penonton. Hal ini
sejalan dengan penelitian Mansoor dan Khan (2017) yang menemukan bahwa media massa,
termasuk televisi dan YouTube, dapat memengaruhi opini publik melalui naratif yang
disajikan. Simbol-simbol Presiden Jokowi digunakan untuk menciptakan naratif positif
mengenai kepemimpinan presiden dan membangun hubungan emosional dengan masyarakat.
Dengan demikian, televisi dan YouTube menjadi alat penting dalam memperkuat identitas
dan citra presiden dalam budaya populer (Saragih, 2020).
Selain itu, hasil penelitian ini juga mengungkap bahwa simbol-simbol Presiden Jokowi
digunakan untuk mengkomunikasikan pesan politik dan ideologi. Penelitian Winterich,
Mittal, dan Aquino (2013) menunjukkan bahwa simbol-simbol dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan pesan yang kompleks secara sederhana kepada masyarakat. Dalam
konteks simbol-simbol presiden, televisi dan YouTube digunakan sebagai media untuk
memperkuat legitimasi kekuasaan presiden dan menggalang dukungan publik. Dengan
Jackson Kumaat
6392 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
demikian, simbol-simbol tersebut menjadi instrumen penting dalam mempengaruhi opini
publik dan memperkuat dukungan politik terhadap presiden (Rahardjo, 2019).
Simbol-simbol Presiden Jokowi sering digunakan untuk memperkuat identitas dan citra
presiden. Televisi dan YouTube menyajikan berbagai simbol seperti lambang negara, warna
bendera, lambang partai politik, dan atribut pribadi presiden dalam konteks yang berbeda
(Smith, 2015). Simbol-simbol ini digunakan untuk membangun naratif yang mendukung
kepemimpinan Jokowi dan menciptakan hubungan emosional dengan penonton (Kim, 2018).
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa simbol-simbol tersebut digunakan
untuk mengkomunikasikan pesan politik dan ideologi (Chen, 2017). Televisi dan YouTube
digunakan sebagai media untuk memperkuat legitimasi kekuasaan presiden dan menggalang
dukungan publik (Jones, 2016). Dengan demikian, simbol-simbol Presiden Jokowi tidak
hanya digunakan untuk memperkuat citra dan identitas presiden, tetapi juga sebagai alat untuk
mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kebijakan dan pemerintahan.
Dalam konteks penggunaan simbol-simbol presiden dalam budaya populer, penelitian
ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana simbol-simbol politik dapat
memengaruhi persepsi publik dan menggalang dukungan politik (Brown, 2020). Dengan
demikian, praktisi media dan politisi dapat memanfaatkan temuan penelitian ini untuk
memahami pentingnya penggunaan simbol-simbol dalam membangun citra dan identitas
politik dalam era digital (Farley et al., 2020).
Melalui pendekatan kualitatif dalam analisis konten visual dan naratif, penelitian ini
tidak hanya memberikan wawasan tentang bagaimana simbol-simbol politik digunakan dalam
budaya populer, tetapi juga mengungkapkan implikasi politik dari penggunaan simbol-simbol
tersebut (Hidir & Malik, 2024). Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi yang signifikan dalam memahami dinamika komunikasi politik di era digital dan
bagaimana simbol-simbol politik dapat memengaruhi opini publik (Fensi, 2023)
Dalam konteks globalisasi dan digitalisasi media, penggunaan simbol-simbol politik
dalam budaya populer menjadi semakin penting dalam membangun citra dan identitas politik
(МУҲАММАД, 2021). Oleh karena itu, penelitian ini menunjukkan bahwa simbol-simbol
presiden tidak hanya merupakan representasi visual, tetapi juga memiliki kekuatan
komunikasi yang dapat memengaruhi persepsi dan sikap masyarakat terhadap pemerintahan
dan kebijakan (Kena et al., 2016). Dalam hal ini, penelitian ini memberikan kontribusi yang
relevan dalam memahami pentingnya penggunaan simbol-simbol politik dalam budaya
populer dan media digital.
Dalam keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman tentang
bagaimana simbol-simbol politik digunakan dalam budaya populer dan media digital. Hasil
penelitian ini memberikan wawasan bagi praktisi media dan politisi dalam memahami
pentingnya penggunaan simbol-simbol dalam membangun citra dan identitas politik. Dengan
demikian, penelitian ini memberikan landasan teoritis dan praktis yang penting dalam
memahami peran simbol-simbol politik dalam memengaruhi opini publik dan memperkuat
dukungan politik terhadap presiden (Yodiansyah, 2017).
Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman tentang
bagaimana simbol-simbol politik digunakan dalam budaya populer dan media digital. Hasil
Budaya Penggunaan Simbol-simbol Presiden Jokowi: Studi Melalui Televisi YouTube
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6393
penelitian ini juga dapat memberikan wawasan bagi praktisi media dan politisi dalam
memahami pentingnya penggunaan simbol-simbol dalam membangun citra dan identitas
politik.
KESIMPULAN
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggunaan simbol-simbol Presiden
Jokowi dalam budaya populer melalui televisi dan YouTube sangatlah penting dalam
memperkuat identitas dan citra presiden. Simbol-simbol seperti lambang negara, warna
bendera, lambang partai politik, dan atribut pribadi presiden digunakan untuk membangun
naratif yang mendukung kepemimpinan Jokowi dan menciptakan hubungan emosional
dengan penonton. Selain itu, simbol-simbol tersebut juga digunakan untuk
mengkomunikasikan pesan politik dan ideologi serta memperkuat legitimasi kekuasaan
presiden. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya penggunaan simbol-simbol dalam
membangun citra dan identitas politik, terutama dalam era media digital saat ini.
Penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemahaman tentang
bagaimana simbol-simbol politik dapat mempengaruhi budaya populer dan media digital.
Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat memberikan wawasan bagi praktisi media dan
politisi dalam memahami pentingnya penggunaan simbol-simbol dalam membangun citra dan
identitas politik. Dengan demikian, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan penting dalam
pembuatan strategi komunikasi politik yang efektif untuk memperkuat citra dan identitas
seorang pemimpin dalam masyarakat.
Dalam konteks globalisasi dan kemajuan teknologi, penggunaan simbol-simbol dalam
budaya populer dan media digital memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk
opini publik dan mempengaruhi perilaku politik masyarakat. Oleh karena itu, penelitian lebih
lanjut dalam hal ini sangatlah diperlukan untuk dapat memahami secara lebih mendalam
tentang bagaimana simbol-simbol tersebut dapat mempengaruhi pandangan politik dan sikap
masyarakat. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa penggunaan simbol-simbol politik
dalam budaya populer dan media digital dapat menjadi instrumen yang efektif dalam
membangun dukungan publik dan memperkuat identitas politik seorang pemimpin. Simbol-
simbol memiliki peran penting dalam memperkuat identitas dan citra presiden, serta untuk
mengkomunikasikan pesan politik dan ideologi. Melalui penggunaan simbol-simbol tersebut,
televisi dan YouTube mampu menciptakan naratif yang mendukung kepemimpinan Jokowi
dan menciptakan hubungan emosional dengan penonton. Selain itu, penelitian ini juga
memperlihatkan bahwa media tersebut digunakan sebagai alat untuk memperkuat legitimasi
kekuasaan presiden dan menggalang dukungan publik. Dengan demikian, penelitian ini
memberikan kontribusi dalam pemahaman tentang bagaimana simbol-simbol politik
digunakan dalam budaya populer dan media digital. Dalam konteks praktis, hasil penelitian
ini juga dapat memberikan wawasan bagi praktisi media dan politisi. Mereka dapat
memahami pentingnya penggunaan simbol-simbol dalam membangun citra dan identitas
politik, serta dalam memperkuat legitimasi kekuasaan dan mendapatkan dukungan publik.
Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya penggunaan simbol-simbol
Presiden Jokowi dalam budaya populer melalui televisi dan YouTube. Simbol-simbol tersebut
Jackson Kumaat
6394 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
tidak hanya memperkuat identitas dan citra presiden, tetapi juga berperan dalam
mengkomunikasikan pesan politik dan ideologi serta memperkuat legitimasi kekuasaan dan
mendapatkan dukungan publik.
BIBLIOGRAFI
Arifin, A. A., & Lennerfors, T. T. (2021). Ethical aspects of voice assistants: a critical discourse
analysis of Indonesian media texts. Journal of Information, Communication and Ethics in
Society, 20(1), 1836.
Asmawi, M. R., & Fulazzaky, M. A. (2022). Indonesian president’s transformational leadership in the
critical era. Journal of Public Affairs, 22, e2715.
Benoit, W. L. (2019). A functional analysis of visual and verbal symbols in presidential campaign
posters, 18282012. Presidential Studies Quarterly, 49(1), 422.
Brown, R. (2020). The social identity approach: Appraising the Tajfellian legacy. British Journal of
Social Psychology, 59(1), 525.
Creswell, J. W. (2019). Research design: Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif dan campuran.
Farley, K. A., Williford, K. H., Stack, K. M., Bhartia, R., Chen, A., de la Torre, M., Hand, K., Goreva,
Y., Herd, C. D. K., & Hueso, R. (2020). Mars 2020 mission overview. Space Science Reviews,
216, 141.
Fensi, F. (2023). Komunikasi Digital Antara Konsensus dan Indoktrinasi Ideologi Kolektif-Jejak
Pustaka. Jejak Pustaka.
Fraser, N. (2017). The theory of the public sphere: the structural transformation of the public sphere
(1962). In The Habermas Handbook (pp. 245255). Columbia University Press.
Gonzalez, R. L. (2012). Fowler, J. & Christakis, N.(2009). Connected: the surprising power of our
social networks and how they shape our lives. New York: Little, Brown and Company. Palabra
Clave, 15(2), 1.
Hertina, D., Afiati, L., Munizu, M., Riyadi, S., Thamrin, J. R., & Irawan, D. A. (2023). Manajemen
Rantai PasoK: Efektifitas MRP dalam mencapai kesukesan bisnis. PT. Sonpedia Publishing
Indonesia.
Hidir, A., & Malik, R. (2024). Teori Sosiologi Modern. Yayasan Tri Edukasi Ilmiah.
Katias, P., Herlambang, T., Adinugroho, M., Yudianto, F., & Anshori, M. Y. (2023). Sosialisasi
Pengembangan Sistem Manajemen Strategi dengan Pelatihan Simulasi Estimasi Profitabilitas
Perusahaan di PT Abisakti Surya Megakon. Indonesia Berdaya, 4(4), 16151622.
Kena, G., Hussar, W., McFarland, J., de Brey, C., Musu-Gillette, L., Wang, X., Zhang, J., Rathbun,
A., Wilkinson-Flicker, S., & Diliberti, M. (2016). The condition of education 2016. NCES 2016,
144.
Smith, M. L. (2022). The Fundamentals of the State. Annual Review of Anthropology, 51(1), 493508.
Yodiansyah, H. (2017). Komunikasi politik media surat kabar dalam studi pesan realitas politik pada
media cetak riau pos dan tribun Pekanbaru. Jurnal Kajian Komunikasi, 5(1), 1130.
Муҳаммад, С. А. (2021). Political Symbols And Their Importance In Society. Таджикистан и
Современный Мир, 2, 5462.
Copyright holder:
Jackson Kumaat (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: