How to cite:
Yap Suci Kuswardani (2024) Dinamika Persaingan dan Prospek Industri Mobil Listrik di Indonesia:
Analisis Tren dan Implikasi, (06) 10,
E-ISSN:
2684-883X
DINAMIKA PERSAINGAN DAN PROSPEK INDUSTRI MOBIL LISTRIK DI
INDONESIA: ANALISIS TREN DAN IMPLIKASI
Yap Suci Kuswardani
Universitas Indonesia, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengkaji dinamika persaingan dan prospek industri mobil listrik di
Indonesia menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan literature review. Studi ini
menganalisis tren perkembangan industri mobil listrik, mengidentifikasi pemain utama di
pasar Indonesia, serta mengeksplorasi tantangan dan peluang yang dihadapi industri ini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa meskipun industri mobil listrik di Indonesia masih dalam
tahap awal, terdapat potensi pertumbuhan yang signifikan didorong oleh dukungan
pemerintah, kesadaran lingkungan yang meningkat, dan perkembangan teknologi. Namun,
tantangan seperti infrastruktur pengisian daya yang terbatas, harga yang relatif tinggi, dan
persepsi konsumen masih perlu diatasi. Peta persaingan menunjukkan adanya kombinasi
pemain lokal dan internasional, dengan strategi yang beragam dalam menghadapi pasar.
Prospek ke depan industri ini diprediksi positif, namun bergantung pada kolaborasi antara
pemerintah, industri, dan masyarakat dalam mengatasi berbagai tantangan di masa depan.
Kata Kunci : Mobil listrik, persaingan industri, tren pasar, kebijakan pemerintah, adopsi
teknologi
Abstract
This study aims to examine the dynamics of competition and the prospects of the electric car
industry in Indonesia using a qualitative method with a literature review approach. The study
analyzes the development trends of the electric car industry, identifies the key players in the
Indonesia market, and explores the challenges and opportunities facing the industry. The
results of the study show that although the electric car industry in Indonesia is still in its
infancy, there is significant growth potential driven by government support, increased
environmental awareness, and technological developments. However, challenges such as
limited charging infrastructure, relatively high prices, and consumer perception still need to
be addressed. The competition map shows a combination of local and international players,
with diverse strategies in dealing with the market. The industry's future prospects are
predicted to be positive, but it depends on collaboration between the government, industry,
and society in overcoming various challenges in the future.
Keywords: Electric cars, industrial competition, market trends, government policies,
technology adoption
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Dinamika Persaingan dan Prospek Industri Mobil Listrik di Indonesia:
Analisis Tren dan Implikasi
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6341
PENDAHULUAN
Industri mobil listrik di tanah air semakin berkembang dengan pesat dalam beberapa
tahun belakangan (Tambunan, 2021). Kehadiran kendaraan ramah lingkungan ini menjadi
bagian dari upaya nasional untuk mengurangi emisi dan mengubah ketergantungan atas bahan
bakar fosil. Data yang dirilis Kementerian Perindustrian menunjukkan penjualan mobil hijau
meningkat drastis dari hanya 229 unit pada 2019 menjadi 2.693 unit pada 2022 (Petrin et al.,
2023). Pertumbuhan ini memperlihatkan minat masyarakat Indonesia yang semakin besar
terhadap teknologi ramah lingkungan.
Perkembangan industri ini tak lepas dari dukungan pemerintah lewat berbagai kebijakan
dan insentif. Salah satu langkah penting adalah dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 55
Tahun 2019 mengenai percepatan program kendaraan listrik berbasis baterai (Andrestian et
al., 2023). Aturan ini menjadi dasar bagi pengembangan ekosistem mobil ramah lingkungan
di Indonesia, termasuk produksi, infrastruktur pendukung, hingga insentif produsen dan
konsumen (Tangkudung, 2024).
Namun, industri ini masih dihadapkan berbagai tantangan. Infrastruktur pengisian daya
yang masih terbatas, harga kendaraan yang mahal, serta persepsi masyarakat yang belum
sepenuhnya paham menjadi kendala utama lajunya adopsi mobil hijau (Dewi, 2023). Studi
yang dilakukan Putra et al. mengungkap rasio Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum
(SPKLU) dan kendaraan listrik di Indonesia pada 2020 hanya 1:250, jauh dari memadai.
Di sisi produsen, beberapa perusahaan otomotif mulai berinvestasi dalam
pengembangan dan produksi mobil ramah lingkungan di Indonesia. Wuling Motors telah
meluncurkan Air ev diproduksi lokal di pabrik Cikarang (Ardiyanti et al., 2023). Langkah
serupa juga diambil Hyundai dengan membangun pabrik di Cikarang untuk memproduksi
IONIQ 5. Inisiatif ini menunjukkan komitmen industri otomotif dalam mengembangkan
kapasitas produksi lokal untuk kendaraan hijau.
Perkembangan Global dan Tren Menuju Transportasi yang Ramah Lingkungan
Tren global yang membawa ke arah moda transportasi yang lebih memperhatikan
lingkungan telah menjadi katalis utama bagi perkembangan industri kendaraan listrik di
berbagai negara, termasuk Indonesia (Wahyudi, 2024). Kesadaran akan dampak perubahan
iklim dan kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon telah mendorong banyak negara untuk
mengadopsi kebijakan yang mendukung elektrifikasi sektor transportasi.
Di tingkat dunia, penjualan mobil listrik terus menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Menurut laporan Badan Energi Internasional (IEA), penjualan mobil listrik global
mencapai 10 juta unit pada tahun 2022, meningkat 55% dibandingkan tahun sebelumnya
(IEA, 2023) (Zola et al., 2023). Pertumbuhan ini didorong oleh kombinasi faktor, termasuk
penurunan biaya baterai, peningkatan jangkauan kendaraan, serta kebijakan pemerintah yang
mendukung.
Beberapa negara telah mengambil langkah agresif dalam mendorong adopsi kendaraan
listrik. Norwegia, misalnya, telah berhasil mencapai penetrasi pasar mobil listrik tertinggi di
dunia, dengan lebih dari 80% penjualan mobil baru pada tahun 2022 merupakan kendaraan
listrik murni atau hybrid plug-in (Perusahaan Jalan Raya Norwegia, 2023). Keberhasilan ini
dicapai melalui kombinasi insentif pajak, subsidi pembelian, serta pengembangan
infrastruktur pengisian daya yang luas (Robertua et al., 2024).
China, sebagai pasar otomotif terbesar di dunia, juga telah menjadi pemimpin dalam
adopsi kendaraan listrik. Penjualan mobil listrik di China mencapai 5,9 juta unit pada tahun
2022, meningkat 93% dari tahun sebelumnya (Asosiasi Produsen Mobil Tiongkok, 2023).
Keberhasilan China dalam mengembangkan industri mobil listrik didukung oleh kebijakan
Yap Suci Kuswardani
6342 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
pemerintah yang komprehensif, termasuk subsidi pembelian, pengembangan infrastruktur,
serta dukungan untuk penelitian dan pengembangan teknologi baterai (Ramadhani & Yuliana,
2023).
Tren global ini memiliki implikasi signifikan bagi Indonesia. Sebagai negara dengan
populasi besar dan pasar otomotif yang berkembang, Indonesia memiliki potensi besar untuk
menjadi pemain kunci dalam industri mobil listrik di kawasan Asia Tenggara. Namun, untuk
mencapai hal tersebut, diperlukan strategi yang komprehensif yang melibatkan pemerintah,
industri, dan masyarakat.
Kajian Gunawan et al. (2023) mengungkap bahwa adaptasi kendaraan listrik di tanah air
mampu memberi sumbangsih penting dalam mengurangi pelepasan gas rumah kaca yang
dihasilkan lalu lintas. Penelitian itu memproyeksikan bahwa jika 30% mobil pribadi di
Indonesia beralih ke kendaraan listrik pada 2030, emisi CO2 yang timbul dari sektor angkutan
dapat dikurangi hingga 20%.
Kebijakan Pemerintah terkait Pengembangan Mobil Listrik di Tanah Air
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat untuk mendorong
pengembangan industri kendaraan ramah lingkungan melalui berbagai aturan dan peraturan.
Langkah strategis ini sejalan dengan target nasional yang menargetkan pengurangan emisi gas
rumah kaca sebesar 29% pada 2030 dalam skenario bisnis seperti biasa, atau bahkan 41%
dengan dukungan internasional (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2021).
Salah satu kebijakan fundamental adalah Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019
mengenai percepatan program kendaraan listrik berbasis baterai untuk transportasi darat.
Aturan ini menjadi landasan bagi perkembangan ekosistem mobil ramah lingkungan di
Indonesia, meliputi aspek produksi, penggunaan, dan infrastruktur pendukung. Beberapa poin
penting dalam kebijakan ini mencakup:
1. Insentif fiskal dan non-fiskal bagi produsen mobil listrik, termasuk pengurangan pajak
impor untuk komponen yang belum dapat diproduksi di dalam negeri.
2. Dukungan pengembangan infrastruktur pengisian daya, meliputi kerja sama antara
pemerintah dan swasta dalam membangun stasiun pengisian daya umum.
3. Standardisasi komponen dan kendaraan ramah lingkungan untuk menjamin keamanan dan
mutu produk.
4. Program konversi kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM) menjadi kendaraan
listrik berbasis baterai.
Untuk memperkuat implementasi kebijakan tersebut, pemerintah telah mengeluarkan
berbagai peraturan turunan. Salah satunya adalah Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 13 Tahun 2020 mengenai penyediaan infrastruktur pengisian listrik untuk
kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Aturan ini mengatur aspek teknis dan bisnis
dalam pengembangan infrastruktur pengisian daya, termasuk tarif listrik khusus untuk
SPKLU (Kementerian ESDM, 2020).
Dari sisi insentif fiskal, pemerintah telah memberikan berbagai insentif pajak untuk
mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
120/PMK.010/2021 mengatur tentang pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM) untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dengan kapasitas motor
penggerak listrik hingga 150 kW. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan harga jual mobil
listrik di pasar domestik, sehingga lebih terjangkau bagi konsumen (Kementerian Keuangan,
2021).
Selain itu, pemerintah juga mendorong pengembangan industri baterai kendaraan
listrik di dalam negeri. Melalui Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang
Dinamika Persaingan dan Prospek Industri Mobil Listrik di Indonesia:
Analisis Tren dan Implikasi
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6343
Pelaksanaan Nilai Ekonomi Karbon, pemerintah memberikan insentif bagi pengembangan
industri baterai yang memanfaatkan sumber daya mineral lokal, seperti nikel (Sekretariat
Kabinet RI, 2021). Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah sumber daya
alam Indonesia dan memperkuat rantai pasok industri kendaraan ramah lingkungan nasional.
Meskipun berbagai kebijakan telah dilaksanakan, efektivitas dan dampaknya terhadap
pertumbuhan industri mobil listrik masih perlu dievaluasi secara berkala. Studi yang
dilakukan oleh Pratama et al. (2023) menunjukkan bahwa meskipun kebijakan pemerintah
telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan industri, masih terdapat beberapa
tantangan dalam implementasinya. Salah satunya adalah koordinasi antar lembaga pemerintah
yang perlu ditingkatkan untuk memastikan konsistensi dan sinergi kebijakan.
Produsen dalam Industri Kendaraan Bermotor Listrik di Tanah Air
Industri kendaraan bermotor listrik di Indonesia saat ini diwarnai oleh hadirnya
berbagai pelaku, baik dari produsen dalam negeri maupun mancanegara. Setiap peserta
industri memiliki strategi yang berbeda dalam merebut pangsa pasar dan menghadapi
tantangan yang ada. Berikut ini analisis mengenai pemain utama dalam industri kendaraan
bermotor listrik di Indonesia:
Produsen Lokal
PT. Wuling AltraJUARA Indonesia
PT. Wuling AltraJUARA, meskipun bermerek asal Tiongkok, telah membangun
fasilitas produksi di Indonesia dan berjanji untuk memproduksi kendaraan listrik secara lokal.
Peluncuran model Udara ev pada 2022 menjadi tanda serius PT. Wuling AltraJUARA dalam
pasar kendaraan bermotor listrik Indonesia. Udara ev dihasilkan di pabrik PT. Wuling
AltraJUARA di Cikarang, Jawa Barat, dengan tingkat kandungan dalam negeri (TiKdN) yang
cukup tinggi (PT. Wuling AltraJUARA, 2022). Strategi PT. Wuling AltraJUARA fokus pada
segmen kendaraan listrik perkotaan dengan harga yang agak terjangkau, menargetkan
konsumen kelas menengah Indonesia.
PT. Hyundai Motor Manufacturing Indonesia
PT. Hyundai telah berinvestasi besar di Indonesia dengan membangun pabrik di
Cikarang khusus memproduksi kendaraan listrik. Peluncuran IONIQ 5 yang diproduksi lokal
pada 2022 menjadi tonggak penting bagi PT. Hyundai di pasar Indonesia. Dengan kapasitas
produksi hingga 250.000 unit per tahun, PT. Hyundai berencana menjadikan Indonesia
sebagai basis produksi kendaraan listrik untuk pasar Asia Tenggara (PT. Hyundai Motor
Manufacturing Indonesia, 2023). Strategi PT. Hyundai mencakup pengembangan berbagai
segmen kendaraan listrik, dari model padat hingga SUV mewah.
PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia
Sebagai produsen mobil yang berpengalaman selama berdekade-tahun di Indonesia,
Toyota kini melangkah memasuki segmen kendaraan ramah lingkungan. Meski belum
memproduksi kendaraan listrik murni secara domestik, mereka telah meluncurkan beberapa
model hybrid buatan pabrik dalam negeri. Toyota berencana memulai produksi mobil baterai
di Tanah Air beberapa tahun mendatang, dengan fokus mengembangkan teknologi baterai
yang cocok dengan iklim tropis merah putih (Toyota Motor Manufacturing Indonesia, 2023).
Strategi mereka bersikap hati-hati, mengawali elektrifikasi secara bertahap dari hybrid
sebelum beralih ke listrik murni.
Yap Suci Kuswardani
6344 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Produsen Internasional
Tesla
Meski belum memiliki pabrik di Indonesia, Tesla telah memasuki pasar dalam negeri
lewat impor langsung. Kehadiran Tesla di tanah air ini ditandai dengan dibukanya showroom
pertama di Jakarta pada 2023 (Tesla Indonesia, 2023). Strategi Tesla di Indonesia fokus ke
segmen mewah, dengan model seperti Model 3 dan Model Y sebagai unggulan. Tesla juga
telah menyiratkan minat berinvestasi di Indonesia, terutama dalam mengembangkan rantai
pasok baterai, mengingat kekayaan sumber daya mineral Indonesia yang vital bagi produksi
baterai kendaraan listrik.
BYD (Build Your Dreams)
BYD, produsen mobil listrik terbesar di Tiongkok, mulai memasuki pasar Indonesia
pada 2022 lewat kerja sama dengan distributor lokal. BYD menawarkan berbagai model
kendaraan ramah lingkungan, dari sedan hingga SUV, dengan harga bersaing (BYD Auto
Indonesia, 2023). Strategi BYD di Indonesia mencakup rencana membangun pabrik di tanah
air dalam jangka menengah, yang akan meningkatkan daya saing mereka di pasar domestik.
Nissan
Nissan, melalui aliansinya dengan Mitsubishi Motors, telah lama memasarkan
kendaraan di Indonesia. Terkait mobil listrik, Nissan memperkenalkan model Leaf, meski
lewat impor. Nissan berencana memperkuat posisi di pasar mobil listrik dengan
mempertimbangkan produksi lokal di masa depan (Nissan Motor Indonesia, 2022). Strategi
Nissan fokus pada edukasi konsumen dan pengembangan infrastruktur pengisian daya bekerja
sama dengan berbagai pihak.
Beberapa perusahaan teknologi dalam negeri mulai berpartisipasi dalam industri ini,
seperti Esemka dan Molina, yang merefleksikan upaya negara membangun kapabilitas
otomotif domestik.
Esemka.
Menjadi merek mobil nasional, yang mengumumkan rencana mengembangkan mobil
listrik. Meski belum meluncurkan kendaraan komersial, Esemka telah melakukan berbagai
penelitian dan pengembangan teknologi. Esemka yang dahulu dikenal sebagai proyek
pendidikan di SMK Solo mengalami berbagai tahapan. Pada awal 2010-2012, Esemka mulai
menarik perhatian sebagai proyek siswa SMK. Prototipe dipamerkan mendapat dukungan.
Namun 2013-2018 Esemka hadapi tantangan signifikan dalam produksi massal mengarah
pada restrukturisasi menjadi bisnis. September 2019, PT Solo Manufaktur Kreasi resmi
meluncurkan Esemka Bima 1.2 dan 1.3 meski konvensional tapi langkah penting industri
otomotif dalam negeri. Sejak 2020 Esemka umumkan rencana mobil listrik meski belum ada
produk. Perusahaan terus tingkatkan kapasitas dan jaringan distribusi.
Molina
Molina (Mobil Listrik Nasional) merupakan startup yang lebih baru di industri mobil
listrik Indonesia. Didirikan pada 2019 oleh sekelompok insinyur dan pengusaha Indonesia,
Molina memiliki visi untuk menciptakan mobil listrik terjangkau untuk pasar lokal. Dari 2020
hingga 2021, Molina mengembangkan prototipe pertama mereka, yaitu sebuah mobil kota
kecil yang dirancang sesuai dengan kondisi jalan di Indonesia dan kebutuhan penggunanya.
Pada 2022, Molina melakukan uji coba terbatas prototipe tersebut di beberapa kota di
Indonesia. Hasil uji coba digunakan untuk menyempurnakan desain mobil dan kinerjanya.
Dinamika Persaingan dan Prospek Industri Mobil Listrik di Indonesia:
Analisis Tren dan Implikasi
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6345
Perusahaan mengumumkan rencana untuk mulai memproduksi secara terbatas pada akhir
2023 atau awal 2024 serta mencari mitra lokal untuk meningkatkan komponen dalam negeri
dalam produksinya.
Kedua perusahaan menghadapi tantangan serupa, seperti keterbatasan modal,
persaingan dengan merek internasional yang mapan, kebutuhan untuk mengembangkan atau
mengakuisisi teknologi penting khususnya sistem baterai dan mesin listrik, serta membangun
kepercayaan konsumen terhadap merek baru. Namun, mereka juga memiliki prospek
menjanjikan berkat dukungan pemerintah menggalakkan otomotif listrik dalam negeri, pasar
domestik yang besar, serta kemampuan untuk merancang produk sesuai preferensi dan
kebutuhan konsumen Indonesia.
Secara keseluruhan, perkembangan Esemka dan Molina menunjukkan potensi dan
tantangan dalam pengembangan industri mobil listrik nasional Indonesia. Meskipun masih
dalam tahap awal, kedua perusahaan ini memainkan peran penting dalam ekosistem mobil
listrik Indonesia dan berkontribusi pada pengembangan kapasitas teknologi serta manufaktur
dalam negeri di masa depan.
METODE PENELITIAN
Kajian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan literature review untuk
meninjau dinamika persaingan dan prospek industri mobil ramah lingkungan di tanah air (Van
Lange Paul et al., 2015). Pendekatan ini dipilih karena kemampuannya memahami fenomena
kompleks, seperti perkembangan industri tersebut yang masih baru di Indonesia. Selaras
pandangan (Assyakurrohim et al., 2023), penelitian kualitatif memungkinkan para peneliti
menggali makna yang melekat pada masalah sosial atau manusia tertentu, dalam konteks ini
adalah gejolak industri kendaraan hemat energi.
Sumber yang digunakan mencakup makalah jurnal terkait industri mobil hemat energi,
kebijakan energi, dan transportasi lestari; laporan pemerintah dan lembaga internasional
tentang industri kendaraan listrik; publikasi industri dan laporan perusahaan dari pelaku utama
sektor mobil ramah lingkungan; serta berita dan analisis pasar dari sumber terpercaya. Kriteria
inklusi untuk literatur yang digunakan adalah publikasi dalam lima tahun terakhir (2019-
2024) untuk memastikan relevansi dan keaktaulan data, fokus pada industri kendaraan listrik
di Indonesia atau relevansi langsung dengan konteks Indonesia, serta penerbitan dalam bahasa
Indonesia atau Inggris.
Analisis data dilakukan menggunakan pendekatan tematis, seperti yang disarankan
(Creswell, 2019) untuk penelitian kualitatif. Langkah-langkah analisis mencakup pengaturan
dan persiapan data untuk analisis, membaca seluruh data untuk memperoleh gambaran umum,
melakukan kode terhadap data, menggunakan proses kode untuk menghasilkan deskripsi dan
tema, serta memutuskan bagaimana deskripsi dan tema akan direpresentasikan dalam narasi
kualitatif sebelum melakukan interpretasi terhadap temuan.
Untuk memastikan validitas dan reliabilitas penelitian menggunakan triangulasi, sumber
data untuk membangun justifikasi tema yang konsisten, peer debriefing melibatkan rekan
peneliti untuk mereview studi ini guna meningkatkan akurasi interpretasi, sementara
mengklarifikasi bias dilakukan untuk merefleksikan bagaimana interpretasi temuan dapat
dipengaruhi oleh latar belakang peneliti. Selain itu, informasi yang bertentangan dengan tema
umum juga disajikan untuk meningkatkan kredibilitas hasil penelitian.
Yap Suci Kuswardani
6346 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Penelitian ini memiliki beberapa batasan, termasuk ketergantungan pada data sekunder
yang mungkin memiliki bias atau keterbatasan tertentu, fokus pada konteks Indonesia yang
mungkin membatasi generalisasi temuan ke negara lain, serta sifat dinamis industri mobil
listrik yang dapat menyebabkan beberapa informasi cepat kedaluwarsa.
Meskipun penelitian ini tidak melibatkan partisipan manusia secara langsung, prinsip-
prinsip etika penelitian tetap diperhatikan, termasuk pengutipan dan referensi yang tepat
untuk menghormati karya intelektual penulis lain, objektivitas dalam analisis dan interpretasi
data, serta transparansi dalam melaporkan metode dan temuan penelitian.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dirancang untuk memberikan
pemahaman mendalam tentang dinamika persaingan dan prospek industri mobil ramah
lingkungan di Indonesia. Dengan mengadopsi pendekatan kualitatif dan metode studi literatur,
penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan analisis yang komprehensif dan kontekstual, serta
membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut di bidang ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peta Persaingan Industri Kendaraan Listrik di Indonesia
Industri kendaraan listrik di Indonesia kini sedang mengalami masa pertumbuhan awal
yang dinamis, dengan berbagai pelaku baik lokal maupun internasional bersaing untuk
memperoleh pangsa pasar. Berdasarkan analisis data dan informasi dari berbagai sumber, peta
persaingan industri kendaraan listrik di Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut:
Pemain Internasional
Beberapa produsen mobil ternama internasional telah memasuki pasar Indonesia dengan
berbagai strategi:
1. - Hyundai: Sebagai produsen mobil internasional yang masuk ke pasar Indonesia
melalui Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, perusahaan ini telah mendirikan fasilitas
produksi di Cikarang khusus untuk memproduksi kendaraan listrik. Peluncuran IONIQ 5
yang diproduksi lokal pada tahun 2022 menandai komitmen jangka panjang Hyundai
terhadap pasar Indonesia. Dengan kapasitas produksi hingga 250.000 unit per tahun,
Hyundai berniat membuat Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik untuk pasar
Asia Tenggara.
2. - Tesla: Meskipun belum memiliki fasilitas produksi di Indonesia, Tesla telah mulai
memasuki pasar melalui impor langsung. Pembukaan showroom pertama di Jakarta pada
tahun 2023 menandai kedatangan resmi Tesla di Indonesia. Strategi Tesla fokus pada
segmen premium, dengan model seperti Model 3 dan Model Y sebagai produk utama.
3. - BYD (Build Your Dreams): Produsen mobil listrik terbesar di China ini mulai
memasuki pasar Indonesia pada tahun 2022 melalui kerja sama dengan distributor lokal.
BYD menawarkan berbagai model kendaraan listrik dengan harga bersaing dan berniat
membangun fasilitas produksi lokal dalam jangka menengah.
4. Nissan: Melalui aliansinya dengan Mitsubishi Motors, Nissan telah memperkenalkan
model Leaf ke pasar Indonesia, meskipun masih melalui impor. Perusahaan ini berniat
untuk memperkuat posisinya di pasar mobil listrik Indonesia dengan mempertimbangkan
produksi lokal di masa depan.
Dinamika Persaingan dan Prospek Industri Mobil Listrik di Indonesia:
Analisis Tren dan Implikasi
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6347
Produsen Lokal dan produsen luar negeri yang beroperasi di dalam negeri.
Beberapa produsen luar negeri yang beroperasi di dalam negeri juga mulai memasuki
arena persaingan kendaraan listrik di Indonesia:
1. Wuling Motors Indonesia: Produsen asal China yang beroperasi di Indonesia, Wuling telah
mendirikan fasilitas produksi di Indonesia dan berkomitmen untuk memproduksi
kendaraan listrik secara lokal. Peluncuran model Airev pada tahun 2022 menandai langkah
serius Wuling dalam pasar kendaraan listrik Indonesia. Strategi Wuling fokus pada segmen
kendaraan listrik perkotaan dengan harga yang relatif terjangkau.
2. Toyota Indonesia: Sebagai pemimpin pasar otomotif di Indonesia, Toyota juga mulai
memasuki arena kendaraan listrik. Meskipun belum memproduksi mobil listrik murni
secara lokal, Toyota telah meluncurkan beberapa model hybrid yang diproduksi di
Indonesia. Perusahaan ini berniat untuk memulai produksi kendaraan listrik berbasis
baterai di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
3. Esemka: Merek mobil nasional Indonesia ini telah mengumumkan rencana untuk
mengembangkan mobil listrik. Meskipun belum meluncurkan model kendaraan listrik
secara komersial, Esemka telah melakukan berbagai penelitian dan pengembangan dalam
teknologi ini. Perusahaan ini menghadapi tantangan dalam hal pengembangan teknologi
dan modal, namun memiliki dukungan kuat dari pemerintah.
4. Molina (Mobil Listrik Nasional): Sebagai start-up yang didirikan pada tahun 2019, Molina
bertujuan untuk menciptakan mobil listrik terjangkau untuk pasar lokal. Perusahaan ini
telah mengembangkan prototipe mobil listrik kota kecil dan berniat untuk memulai
produksi terbatas pada akhir 2023 atau awal 2024.
Analisis Strategi Produsen Utama
Strategi Lokalisasi Produksi
Beberapa pemain kendaraan listrik terkemuka seperti Hyundai, Wuling, dan Toyota
telah memilih strategi lokalisasi produksi di Tanah Air kita. Strategi ini memiliki beberapa
manfaat yakni mengurangi biaya produksi dan logistik. Meningkatkan tingkat kandungan
dalam negeri. Memenuhi persyaratan regulasi pemerintah. Memetik manfaat insentif fiskal
yang ditawarkan oleh pemerintah
Contohnya, Hyundai telah berinvestasi besar dalam membangun pabrik di Cikarang
khusus untuk mobil listrik. Ini memungkinkan Hyundai untuk memproduksi IONIQ 5 secara
lokal dan merencanakan ekspansi produksi untuk model-model berikutnya.
Strategi Pengembangan Teknologi
Beberapa perusahaan difokuskan pada pengembangan teknologi sesuai kondisi di Tanah
Air Toyota, misalnya, berfokus pada pengembangan teknologi baterai yang cocok dengan
iklim tropis Indonesia. Esemka dan Molina berupaya mengembangkan teknologi yang dapat
diproduksi secara lokal dan sesuai dengan kebutuhan pasar domestik.
Strategi Kemitraan dan Kolaborasi
Yap Suci Kuswardani
6348 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Banyak pelaku di industri ini menjalin kemitraan strategis untuk memperkuat posisinya
BYD bekerjasama dengan distributor domestik untuk memasuki pasar Indonesia. Nissan
memanfaatkan aliansinya dengan Mitsubishi Motors untuk memperkuat pangsa pasarnya di
Indonesia. Molina mencari kemitraan dengan pemasok lokal untuk meningkatkan konten
dalam negeri dalam produksinya.
Segmentasi Pasar dan Sasaran Konsumen
Berdasarkan analisis data pasar dan preferensi konsumen, segmentasi pasar mobil listrik
di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kelompok:
Segmen Mega (Harga > Rp 1 miliar)
Pasar segmen menengah atas melibatkan kalangan eksekutif dan insan bisnis yang
menginginkan alat transportasi maju dengan daya dukung tinggi serta tampilan mewah.
Beberapa contoh produk yang mengaspal jalur ini antara lain Tesla Model 3 dan Hyundai
IONIQ 5 versi premium. Sementara itu, pasar segmen menengah atas turut menyasar
profesional mapan dan keluarga kelas madya atas yang mementingkan keseimbangan antara
canggihnya fitur, kinerja memuaskan, dan harga bersaing. Contoh kendaraan listrik yang pas
di jalur ini termasuk BYD Atto 3 dan Hyundai Kona Electric. Pasar kelas menengah menyasar
masyarakat mapan dan kaum muda berpenghasilan sedang. Produk-produk di segmen ini
menawarkan harga terjangkau namun hemat bahan bakar dan sesuai untuk kebutuhan sehari-
hari. Beberapa contohnya meliputi Wuling Air ev versi premium dan mobil listrik buatan
Esemka yang akan hadir.
Sementara untuk kalangan perkotaan pemula atau yang sensitif harga, pasar terjangkau
menawarkan solusi dengan harga paling terjangkau, ukuran kompak serta mampu memenuhi
mobilitas pinggir kota. Di antaranya ada Wuling Air ev basis dan mobil Molina yang tengah
disiapkan. Perusahaan seperti Hyundai turut menawarkan teknologi Vehicle-to-Load pada
IONIQ 5, sehingga bisa sebagai sumber listrik portabel. Tesla pun terkenal dengan
otomatisasi mutakhir dan pemutakhiran jarak jauh atau over-the-air. Desain kompak namun
fashionable Wuling Air ev sesuai untuk perkotaan. Sementara gaya minimalis dan masa depan
Tesla Model 3 dan Y menjadi daya tarik sendiri. Teknologi baterai canggih BYD
meningkatkan jelajah jauh dan keamanan. Kemudian IONIQ 5 Hyundai menyediakan
pengisian cepat hingga 80% dalam 18 menit saja. Layanan purna jual menjadi strategi
pelengkap utama produsen guna memenangkan persaingan di pasar mobil listrik Indonesia.
Wuling menawarkan garansi baterai selama delapan tahun atau 120.000 kilometer untuk
memberi ketenangan pikiran kepada konsumen. Mereka ingin pembeli merasa aman dan
nyaman dengan pilihan ini. Hyundai menyediakan layanan darurat siap panggil 24 jam khusus
untuk pemilik kendaraan listrik. Mereka ingin membantu konsumen dalam kondisi darurat
dan membuat pengalaman memiliki kendaraan ramah lingkungan menjadi lebih nyaman.
Program Kepemilikan
Beberapa produsen seperti Hyundai dan Wuling menawarkan program tukar tambah
istimewa untuk konsumen yang ingin beralih dari kendaraan konvensional ke kendaraan
hijau. Mereka ingin memudahkan konsumen untuk berpindah. Tesla menawarkan skema
Dinamika Persaingan dan Prospek Industri Mobil Listrik di Indonesia:
Analisis Tren dan Implikasi
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6349
pembiayaan dan sewa yang fleksibel untuk mempermudah kepemilikan. Perusahaan ingin
membuka kesempatan yang lebih luas bagi konsumen untuk memiliki kendaraan mereka.
Kolaborasi dan Kemitraan Strategis
Perkembangan industri kendaraan ramah lingkungan di Indonesia tidak terlepas dari
berbagai kolaborasi dan kerja sama strategis antar berbagai pihak Kemitraan Pemerintah dan
Swasta, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan PLN dan perusahaan swasta untuk
mengembangkan infrastruktur pengisian daya. Mereka ingin mendukung industri ini Bersama.
Kementerian Perindustrian menjalin hubungan dengan produsen kendaraan listrik untuk
meningkatkan kandungan dalam negeri. Semua pihak ingin saling mendukung.
Kolaborasi Antar Industri, Produsen kendaraan ramah lingkungan bekerja sama dengan
perusahaan teknologi untuk mengembangkan sistem hiburan dan konektivitas lebih canggih.
Mereka ingin memberikan pengalaman berkendara terbaik bagi konsumen. Kerjasama antara
produsen kendaraan listrik dan perusahaan energi terbarukan untuk mengembangkan solusi
pengisian daya berbasis sumber daya bersih. Semua pihak peduli pada lingkungan.
Kemitraan Riset dan Pengembangan, Universitas dan lembaga penelitian di Indonesia
bekerja sama dengan produsen kendaraan listrik untuk mengembangkan teknologi sesuai
kondisi setempat. Mereka ingin bersama-sama mendorong inovasi. Esemka dan Molina
menjalin kemitraan dengan institusi pendidikan untuk meningkatkan kapabilitas teknologi
mereka. Semua pihak ingin terus belajar dan berkembang.
Kemitraan Rantai Pasok, Produsen kendaraan listrik bekerja sama dengan pemasok
lokal untuk meningkatkan kandungan dalam negeri dalam produksi mereka. Mereka ingin
saling mendukung industri dalam negeri. Kerjasama antara produsen baterai dan perusahaan
pertambangan Indonesia untuk mengembangkan industri baterai dalam negeri. Semua pihak
ingin membangun ekosistem yang kuat.
Prospek Industri Kendaraan Ramah Lingkungan di Indonesia
Industri kendaraan listrik di Indonesia kini berada pada suatu titik penting dalam
perkembangannya, dengan potensi pertumbuhan yang signifikan namun juga dihadapkan pada
berbagai tantangan. Kesuksesan pengembangan industri ini akan tergantung pada kolaborasi
yang efektif antara pemerintah, industri, lembaga penelitian, dan masyarakat.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan strategis, Indonesia memiliki peluang
untuk tidak hanya menjadi pasar yang menarik bagi kendaraan listrik, tetapi juga menjadi
pemain kunci dalam rantai pasokan global industri ini. Kesuksesan dalam mengembangkan
industri kendaraan listrik akan memberikan manfaat signifikan bagi perekonomian nasional,
lingkungan, dan posisi Indonesia dalam lanskap otomotif global yang sedang bertransformasi.
Namun, perlu diingat bahwa transisi menuju mobilitas ramah lingkungan adalah
proses jangka panjang yang memerlukan komitmen berkelanjutan dari semua pemangku
kepentingan. Fleksibilitas dalam kebijakan dan strategi akan diperlukan untuk merespon
perubahan teknologi, dinamika pasar, dan tantangan yang muncul. Dengan demikian,
Indonesia dapat memposisikan diri sebagai pemimpin dalam revolusi mobilitas ramah
Yap Suci Kuswardani
6350 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
lingkungan di kawasan Asia Tenggara dan berkontribusi signifikan terhadap upaya global
dalam mengurangi dampak perubahan iklim melalui sektor transportasi.
Tantangan dalam pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia
Meskipun industri kendaraan listrik di Indonesia menunjukkan potensi pertumbuhan
yang signifikan, terdapat beberapa tantangan utama yang perlu diatasi untuk mencapai
perkembangan yang optimal. Berikut adalah analisis mendalam mengenai tantangan-
tantangan tersebut:
Infrastruktur pengisian daya yang terbatas
Salah satu kendala terbesar dalam adopsi kendaraan listrik di Indonesia adalah
keterbatasan infrastruktur pengisian daya. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (2023), hingga akhir tahun 2022, terdapat sekitar 1.200 stasiun pengisian
kendaraan listrik umum (SPKLU) di seluruh Indonesia. Jumlah ini masih jauh dari target
pemerintah untuk membangun 31.000 SPKLU pada tahun 2030.
Purwanto dkk. (2020) mengemukakan bahwa distribusi SPKLU yang tidak merata,
terutama terkonsentrasi di kota-kota besar, menimbulkan kendala bagi adopsi kendaraan
listrik di daerah lain. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi calon konsumen terkait
jangkauan perjalanan dan aksesibilitas pengisian daya, khususnya untuk perjalanan jarak jauh.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan
Presiden Nomor 55 Tahun 2019 mengenai Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik
Berbasis Baterai untuk Transportasi Darat. Peraturan ini mendorong kerja sama antara
pemerintah dan swasta dalam pengembangan infrastruktur pengisian daya (Kementerian
Sekretariat Negara, 2019).
Harga kendaraan listrik yang masih relatif mahal dibandingkan kendaraan konvensional
menjadi faktor penghambat adopsi massal. Sebuah kajian oleh Anwar dkk. (2022)
menunjukkan bahwa harga rata-rata kendaraan listrik di Indonesia masih 30-40% lebih mahal
dibandingkan kendaraan konvensional dengan spesifikasi serupa.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Indonesia telah menerapkan insentif fiskal,
termasuk pembebasan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan listrik
(Kementerian Keuangan, 2021). Namun, Nugroho dan Prasetyo (2023) berpendapat
diperlukan strategi jangka panjang untuk menurunkan biaya produksi secara signifikan,
termasuk pengembangan rantai pasok dalam negeri dan peningkatan kapasitas produksi dalam
negeri.
Persepsi dan preferensi konsumen memainkan peran krusial dalam adopsi kendaraan
listrik. Sebuah survei yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia (2022) mengungkapkan bahwa meskipun kesadaran akan manfaat
lingkungan dari kendaraan listrik meningkat, masih ada kekhawatiran di kalangan konsumen
Indonesia terkait:
1. Jangkauan perjalanan (range anxiety)
2. Ketersediaan dan kecepatan pengisian daya
3. Biaya pemeliharaan jangka panjang
4. Nilai jual kembali
Dinamika Persaingan dan Prospek Industri Mobil Listrik di Indonesia:
Analisis Tren dan Implikasi
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6351
Ridwan et al. (2022) menyoroti peran penting edukasi konsumen dan sosialisasi
masalah lingkungan untuk mengubah presepsi dan meningkatkan penerimaan terhadap
kendaraan ramah lingkungan. Mereka juga menekankan perlunya test drive dan pengalaman
langsung dalam membentuk kepercayaan pembeli terhadap teknologi hijau.
Salah satu tantangan besar Indonesia adalah ketergantungan pada impor suku cadang
utama kendaraan hijau seperti baterai dan sistem daya. Data Kementerian Perindustrian
(2023) menunjukkan sekitar 60-70% komponen kendaraan ramah lingkungan berasal dari luar
negeri. Ketergantungan ini tidak hanya mempengaruhi harga akhir, tetapi juga membuat
industri rentan pada fluktuasi mata uang dan disrupsi rantai pasok. Hadi dan Supriyanto
(2022) menekankan pentingnya pengembangan industri dalam negeri agar dapat mengurangi
impor dan meningkatkan daya saing.
Pemerintah telah merencanakan program hilirisasi industri baterai ramah lingkungan
untuk menyelesaikan masalah ini. Program tersebut bertujuan memanfaatkan sumber daya
alam seperti nikel sebagai bahan baku utama. (Kementerian Investasi, 2023)
Kerangka aturan dan standarisasi yang komprehensif sangat dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan industri ramah lingkungan yang aman dan berkelanjutan. Namun,
Indonesia masih menemui tantangan dalam hal ini. Pratama et al. (2023) mengidentifikasi
beberapa bidang yang membutuhkan pengembangan regulasi dan standar lebih lanjut seperti:
standar keselamatan baterai dan stasiun pengisian, regulasi daur ulang baterai bekas,
standarisasi protokol pengisian, dan aturan kendaraan sebagai penyimpan energi.
Kementerian Perhubungan (2022) telah mengeluarkan sejumlah aturan terkait standar
keselamatan dan uji coba kendaraan ramah lingkungan. Akan tetapi, Handayani dan Sutrisno
(2023) berpendapat dibutuhkan kerja sama multi-pihak dan holistik antar kementerian dan
pemangku kepentingan untuk menciptakan ekosistem regulasi yang mendukung.
Tantangan besar dalam membangun industri mobil listrik di Tanah Air membutuhkan
kerja sama lintas sektor. Pembangunan infrastruktur pengisian daya, menurunkan harga lewat
peningkatan produksi dalam negeri, sosialisasi kepada masyarakat, membangun rantai pasok
lokal, dan menyempurnakan aturan serta standar menjadi langkah prioritas.
Meski hambatan-hambatan tersebut berarti, potensi pertumbuhan industri ini di
Indonesia masih cerah. Dengan komitmen kuat pemerintah, industri swasta dan warga negara,
Indonesia berpeluang menjadi pemain utama revolusi mobilitas ramah lingkungan di kawasan
Asia Tenggara.
Tantangan Perusahaan Startup Mobil Listrik
Berdirinya startup otomotif listrik dalam negeri seperti Esemka dan Molina
menggambarkan upaya negara membangun keahlian otomotif dalam negeri.
Esemka yang awalnya dikenal sebagai proyek mobil nasional yang dimulai sebagai
program pendidikan di SMK di Solo, Jawa Tengah, mengalami berbagai tahap
pengembangan. Pada 2010-2012, Esemka mulai menarik perhatian luas sebagai hasil karya
siswa SMK. Prototipe pertama ditampilkan dan mendapat dukungan berbagai pihak termasuk
aparatur. Akan tetapi, 2013-2018 Esemka diuji berbagai kendala teknis dan aturan dalam
mendesak produksi massal yang menuntun restrukturisasi menjadi badan usaha. Pada
Yap Suci Kuswardani
6352 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
September 2019, PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) meresmikan Esemka Bima 1.2 dan 1.3.
Meski masih menggunakan mesin konvensional, peluncuran ini jadi langkah penting bagi
otomotif dalam negeri. Sejak 2020, Esemka umumkan rencana mengembangkan mobil listrik
meski belum ada produk nyata. Perusahaan terus meningkatkan kapasitas produksi dan
jaringan distribusi.
Sementara itu Molina (Mobil Listrik Negeri) merupakan startup yang lebih baru di
dunia industri otomotif listrik Indonesia (Alzani et al., 2024). Didirikan pada 2019 oleh
sekelompok insinyur dan pengusaha Tanah Air, Molina bercita-cita untuk menciptakan
kendaraan listrik bersahabat untuk pasar domestik. Dari 2020 hingga 2021, Molina
mengembangkan prototipe awal mereka, sebuah mobil kota kecil yang dirancang sesuai
dengan keperluan serta kondisi jalan di Nusantara. Pada 2022, Molina melakukan uji coba
terbatas prototipe di beberapa kota di Indonesia, dan masukan dari uji coba tersebut
dimanfaatkan untuk penyempurnaan rancangan dan kinerja. Perusahaan menyampaikan
rencana untuk memulai produksi terbatas pada akhir 2023 atau awal 2024 sambil mencari
kerjasama dengan pemasok lokal untuk meningkatkan kandungan dalam negeri dalam
produksi (Nursanti et al., 2024).
Kedua perusahaan dihadapkan pada tantangan serupa, seperti keterbatasan modal,
persaingan dengan merek internasional yang sudah mapan, kebutuhan untuk mengembangkan
atau mengakuisisi teknologi inti, khususnya dalam sistem baterai dan powertrain listrik, serta
membangun kepercayaan konsumen terhadap merek lokal yang agak baru. Namun, mereka
juga memiliki prospek yang menjanjikan, berkat dukungan pemerintah yang mendorong
pengembangan industri kendaraan listrik nasional, pasar domestik yang besar, dan
kemampuan untuk merancang produk yang sesuai dengan kebutuhan serta preferensi
konsumen Tanah Air.
Secara keseluruhan, perkembangan Esemka dan Molina menandakan potensi dan
tantangan dalam pengembangan industri otomotif listrik negeri di Indonesia. Meskipun masih
pada tahap awal, kedua perusahaan ini memainkan peran penting dalam ekosistem kendaraan
listrik Indonesia dan dapat berkontribusi pada pengembangan kapabilitas teknologi dan
manufaktur lokal di masa mendatang.
KESIMPULAN
Penelitian ini melihat secara mendalam dinamika persaingan dan prospek industri
kendaraan listrik di Indonesia. Analisis berbagai pihak menunjukkan bahwa meskipun industri
kendaraan listrik di Indonesia masih berada pada tahap awal, terdapat potensi pertumbuhan
yang signifikan yang didorong oleh faktor-faktor tertentu, termasuk dukungan kebijakan
pemerintah, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan, serta
perkembangan teknologi yang terus berlanjut.
BIBLIOGRAFI
Alzani, M. R., Syarifudin, A., & Trisiah, A. (2024). Analisis Konten pada Pemberitaan Mengenai
Mobil Listrik di Channel Youtube CNBC Indonesia. Indonesian Journal of Applied Technology,
1(3), 12.
Andrestian, M. D., Mas’Odah, S., Dewi, Z., & Hapisah, H. (2023). Pengenalan, Budidaya, dan Inovasi
Dinamika Persaingan dan Prospek Industri Mobil Listrik di Indonesia:
Analisis Tren dan Implikasi
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6353
Produk Laktagogum Daun Torbangun di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Majalah
Cendekia Mengabdi, 1(3), 104115.
Ardiyanti, D., Kurniawan, F., Raokter, U., & Wikansari, R. (2023). Analisis penjualan mobil listrik di
Indonesia dalam rentang waktu 2020-2023. ECOMA: Journal of Economics and Management,
1(3), 114122.
Assyakurrohim, D., Ikhram, D., Sirodj, R. A., & Afgani, M. W. (2023). Metode studi kasus dalam
penelitian kualitatif. Jurnal Pendidikan Sains Dan Komputer, 3(01), 19.
Creswell, J. W. (2019). Research design: Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif dan campuran.
Dewi, L. (2023). Buku: Manajemen Pengunjung Di Destinasi Wisata.
Nursanti, T. D., Haitamy, A. G., DN, D. A., Masdiantini, P. R., Waty, E., Boari, Y., & Judijanto, L.
(2024). ENTREPRENEURSHIP: Strategi Dan Panduan Dalam Menghadapi Persaingan Bisnis
Yang Efektif. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
Petrin, Z., Jensen, T. C., Lungrin, E., & Eikland, K. A. (2023). Road effects on benthic
macroinvertebrate assemblages in boreal headwater streams. Science of the Total Environment,
855, 158957.
Ramadhani, S., & Yuliana, L. (2023). Pengaruh Persepsi Konsumen Terhadap Minat Beli Mobil
Listrik Mercedes-Benz EQS. Jurnal Orientasi Bisnis Dan Entrepreneurship (JOBS), 4(1), 3544.
Robertua, V., Oktavian, R., Hermawan, P. A., Nainggolan, F., & Avrielia, T. (2024). Solusi Palsu
dalam Implementasi Perjanjian Paris di Indonesia: Studi Kasus Percepatan Program Kendaraan
Listrik Berbasis Baterai di Jakarta. AEGIS: Journal of International Relations, 8(1).
Tambunan, T. T. H. (2021). UMKM di Indonesia: perkembangan, kendala, dan tantangan. Prenada
Media.
Tangkudung, A. G. (2024). Jejak Sejarah Mobil Listrik di Indonesia: Perkembangan dan Tantangan.
Syntax Idea, 6(9), 60876096.
Van Lange Paul, A. M., Liebrand, W. B. G., & AM, W. H. (2015). Introduction and literature review.
Social Dilemmas, 328.
Wahyudi, A. (2024). RPJP Sektor Transportasi Terkait Energi Dan Lingkungan Dalam Menghadapi
Tantangan Global 2045. Juremi: Jurnal Riset Ekonomi, 3(5), 671684.
Zola, G., Nugraheni, S. D., Rosiana, A. A., Pambudy, D. A., & Agustanta, N. (2023). Inovasi
Kendaraan Listrik Sebagai Upaya Meningkatkan Kelestarian Lingkungan dan Mendorong
Pertumbuhan Ekonomi Hijau di Indonesia: Perkembangan Kendaraan Listrik di Indonesia,
Kendaraan Listrik Bagi Kelestarian Lingkungan, Kendaraan Listrik dalam Mencapai Ekonomi
Hijau. E-Jurnal Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan, 12(3), 159170.
Copyright holder:
Yap Suci Kuswardani (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: