How to cite:
Helena Iriana Malau (2024) Stock Valuation in Retail Trade Companies Listed On The Idx:
Residual Income And Dividend Discount Model., (06) 09,
E-ISSN:
2684-883X
STOCK VALUATION IN RETAIL TRADE COMPANIES LISTED ON THE
IDX: RESIDUAL INCOME AND DIVIDEND DISCOUNT MODEL
Helena Iriana Malau
Universitas Singaperbangsa, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini membandingkan konsistensi hasil analisis valuasi saham dengan metode
Dividend Discount Model (DDM) dan Residual Income Model (RIM). Laporan ini juga
mengkaji pengaruh perhitungan nilai saham intrinsik kedua metode ini terhadap harga
saham perusahaan ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Studi ini menggunakan
metodologi kuantitatif dengan sepuluh organisasi, menghasilkan ukuran sampel total
empat puluh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai intrinsik saham, yang
ditentukan melalui metode RIM, memberikan pengaruh positif dan signifikan secara
statistik pada harga saham. Sebaliknya, nilai intrinsik saham, yang dihitung
menggunakan metode DDM, tidak menunjukkan dampak yang terlihat. Selain itu,
variabel return on asset dan debt to equity ratio juga ditemukan berdampak negatif
terhadap harga saham. Lebih lanjut, temuan tersebut mengungkapkan bahwa return on
assets (ROA) dan debt to equity ratio (DER) memiliki efek yang merugikan pada harga
saham. Wawasan ini memiliki implikasi yang signifikan bagi investor,
menggarisbawahi pentingnya memahami valuasi saham dan membuat keputusan
investasi yang tepat dengan merenungkan beragam pendekatan penilaian dan
fundamental intrinsik perusahaan.
Kata kunci: Valuasi Saham, Metode RIM dan DDM, Retail
Abstract
This study compares the consistency of stock valuation analysis results with the
Dividend Discount Model (DDM) and Residual Income Model (RIM) methods. This
report also examines the effect of the calculation of the intrinsic share value of these
two methods on the stock prices of retail companies listed on the Indonesia Stock
Exchange. The study used a quantitative methodology with ten organizations, resulting
in a total sample size of forty. The results show that the intrinsic value of stocks,
determined through the RIM method, exerts a positive and statistically significant
influence on stock prices. In contrast, the intrinsic value of the stock, calculated using
the DDM method, shows no visible impact. In addition, the variables of return on asset
and debt to equity ratio were also found to have a negative impact on stock prices.
Furthermore, the findings reveal that return on assets (ROA) and debt to equity ratio
(DER) have a detrimental effect on stock prices. These insights have significant
implications for investors, underscoring the importance of understanding stock
valuations and making informed investment decisions by reflecting on a company's
diverse valuation approach and intrinsic fundamentals.
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 09, September 2024
Helena Iriana Malau
6142 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
Keywords : Stock Valuation, RIM and DDM Methods, Retail
PENDAHULUAN
Sebelum menginvestasikan uangnya pada saham, investor perlu mengetahui
berapa nilai saham tersebut saat ini. Residual Income Model (RIM) dan Dividend
Discount Model (DDM) merupakan dua dari beberapa pendekatan yang dapat
digunakan untuk menilai nilai sebenarnya dari suatu perusahaan. Terkait dengan
penilaian harga saham, RIM melihat laba ekonomi perusahaan dan DDM melihat
dividen yang akan diperoleh investor (Solihat, 2020). Bertujuan untuk membandingkan
dan mengontraskan kedua pendekatan tersebut, penelitian ini akan meneliti bagaimana
bisnis retail trade yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dinilai di masa lalu. Untuk
mengetahui bagaimana pasar modal menilai saham di Indonesia, kami mengamati
sektor retail trade yang merupakan bagian penting dari perekonomian negara (Hairul &
Moin, 2022).
Pemahaman akan pentingnya analisis valuasi saham dalam dunia investasi. Pasar
modal Indonesia, khususnya saham, semakin dikenal oleh masyarakat, dan kesadaran
akan investasi demi kehidupan yang lebih baik juga telah meningkat. Namun, masih
banyak investor yang tidak memahami cara menghitung atau menganalisis valuasi
saham, sehingga mereka sering mengikuti rekomendasi orang lain tanpa memahami
aspek-aspek fundamental yang mempengaruhi harga saham (Hasanah & Rusliati, 2017).
Hal ini dapat menyebabkan investor baru melakukan investasi dengan uang panas,
seperti pinjaman online, atau bahkan menggadaikan aset pribadi. Pasar modal Indonesia
juga mengalami perubahan signifikan, terutama setelah pandemi COVID-19. Banyak
perusahaan mengambil keputusan untuk merumahkan karyawan, sehingga banyak orang
yang dirumahkan dan berpikir keras bagaimana bertahan hidup. Dalam situasi ini,
banyak masyarakat beralih menjadi pengusaha kecil atau UMKM, serta usaha daring
untuk memenuhi kehidupan mereka. Selain itu, banyak masyarakat juga memutuskan
menjadi investor untuk mendapatkan passive income, salah satunya dengan menjadi
investor reksadana. Dalam menganalisis valuasi saham, ada dua kategori utama: valuasi
absolut dan valuasi relatif. Valuasi absolut melibatkan penilaian saham berdasarkan
aspek-aspek fundamental seperti residual income dan dividend, sedangkan valuasi
relatif melibatkan perbandingan saham dengan saham lainnya (Hasanah & Rusliati,
2017). Penelitian-penelitian yang relevan dengan analisis valuasi saham menggunakan
Residual Income Model (RIM) dan Dividend Discount Model (DDM) telah dilakukan
oleh beberapa peneliti. Namun, hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan perbedaan
yang signifikan dalam beberapa aspek.
Studi Utomo Fadjar tahun 2019 menggunakan pendekatan RIM untuk menilai
nilai saham dari lima emiten teratas dengan harga pasar tertinggi di Bursa Efek
Indonesia per 31 Desember 2017. Temuan studi tersebut menunjukkan bahwa saham PT
Gudang Garam Tbk dinilai undervalued, tetapi saham PT Unilever Indonesia Tbk
dinilai overvalued. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan RIM dapat
memberikan hasil yang tepat ketika mengevaluasi harga saham (Utomo, 2019). Dalam
studinya tahun 2023, Vosby Florensi menggunakan teknik RIM dan Free Cash Flow to
Equity (FCFE) untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap saham-saham di
perusahaan yang beroperasi di sektor industri produk konsumen (Florensi, 2018) .
Temuan studi tersebut menunjukkan bahwa penggunaan kedua pendekatan tersebut
secara bersamaan menghasilkan hasil yang konsisten, dengan Residual Income Model
Stock Valuation in Retail Trade Companies Listed On The Idx: Residual Income And Dividend
Discount Model.
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 6143
(RIM) mengungguli metode Free Cash Flow to Equity (FCFE) karena persentase
koreksi kesalahannya yang lebih rendah. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan
pendekatan sinergis dapat meningkatkan ketepatan temuan analisis (Sutjipto &
Setiawan, 2021). Dalam penelitiannya tahun 2021, Dwi Yulianto menggunakan
metodologi RIM (Residual Income Model) dan DDM (Dividend Discount Model) untuk
menilai nilai perusahaan di industri konstruksi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan kedua metodologi tersebut menawarkan penilaian menyeluruh terhadap
kondisi saham. Namun, penelitian ini tidak membahas konsistensi hasil analisis saat
membandingkan penggunaan RIM dan DDM. Penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan campuran teknik dapat memberikan penilaian kondisi saham yang lebih
komprehensif. Penelitian yang dilakukan oleh (Sutjipto, Setiawan, & Ghozali, 2020)
menggunakan metodologi DDM (Dividend Discount Model) dan P/E (Price-to-
Earnings) Ratio untuk mengevaluasi nilai saham di Bursa Efek Indonesia. Temuan
penelitian menunjukkan bahwa teknik DDM menghasilkan hasil yang lebih tepat
dibandingkan dengan Rasio P/E untuk memperkirakan nilai intrinsik ekuitas. Penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan DDM dapat memberikan hasil yang lebih tepat dalam
menilai nilai intrinsik ekuitas (Sutjipto & Setiawan, 2021).
Secara ringkas, penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan RIM (Relative
Importance Model) dan DDM (Dividend Discount Model) dapat memberikan hasil yang
tepat dan konsisten ketika mengevaluasi harga saham. Meskipun demikian, perbedaan
dalam metodologi dan temuan menunjukkan bahwa penelitian sebelumnya masih
kekurangan beberapa komponen penting yang harus ditangani. Oleh karena itu,
penelitian ini berupaya untuk mengatasi kekurangan ini dengan melakukan analisis
komparatif terhadap keandalan hasil penilaian saham yang diperoleh melalui
pendekatan RIM dan DDM. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai dampak
nilai intrinsik saham yang dihitung dengan RIM terhadap harga saham, serta dampak
nilai intrinsik saham yang dihitung dengan DDM terhadap harga saham. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menentukan status penilaian (Overvalued, Undervalued, atau
Fair) dari bisnis retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
membandingkan temuan analisis menggunakan dua pendekatan yang berbeda. Sehingga
penelitian ini dapat memberikan penilaian yang lebih menyeluruh terhadap status saham
perusahaan retail trade dan membantu investor dalam membuat pilihan investasi yang
lebih tepat (Yuliani, Saudi, & Sinaga, 2021).
Penelitian ini dilakukan untuk menilai konsistensi temuan analisis valuasi saham
yang diperoleh dari metodologi RIM dan DDM. Selain itu, penelitian ini berupaya
untuk menguji dampak nilai intrinsik perusahaan, yang ditentukan dengan
menggunakan kedua pendekatan tersebut, terhadap harga saham. Penelitian ini
bertujuan untuk membantu investor dalam menentukan valuasi perusahaan retail trade
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan membandingkan temuan analisis yang
diperoleh dari dua pendekatan yang berbeda, investor dapat memutuskan apakah saham
perusahaan-perusahaan ini dinilai Overvalued, Undervalued, atau wajar. Tujuan utama
dari penelitian ini adalah untuk memberikan analisis menyeluruh tentang status saham
perusahaan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Analisis ini berupaya
untuk membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang tepat dan
mengurangi risiko emosional yang dapat memengaruhi pilihan investasi mereka.
Helena Iriana Malau
6144 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
METODELOGI PENELITIAN
Data penelitian ini bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang bergerak di
sektor ritel yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara tahun 2017 dan 2021.
Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan masing-masing
perusahaan. Sampel untuk penelitian ini ditentukan berdasarkan beberapa kriteria
seleksi. Pada tahap awal, hanya perusahaan yang aktif di sektor ritel dan resmi tercatat
di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang akan dipertimbangkan. Data yang digunakan
meliputi catatan keuangan dari tahun 2017 hingga 2021. Oleh karena itu, penting bagi
perusahaan untuk memastikan bahwa laporan keuangan mereka lengkap dan mudah
diakses melalui situs web resmi BEI, serta melalui situs web perusahaan (Sugiyono &
Lestari, 2021).
Prosedur pengambilan sampel akan menggunakan stratified sampling, yaitu
perusahaan akan dikelompokkan ke dalam beberapa subsektor tertentu dalam retail
trade, seperti makanan, pakaian, dan elektronik. Pendekatan ini menjamin masuknya
semua segmen dalam sampel. Selanjutnya, akan digunakan selective sampling,
khususnya menargetkan perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu, seperti
menunjukkan kinerja keuangan yang kuat atau secara konsisten membagikan dividen.
Dari populasi sebanyak 40 perusahaan, dipilih sampel sebanyak 10 perusahaan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah
proses metodis yang memanfaatkan data numerik untuk menganalisis dan mengekstrak
informasi yang relevan dengan penelitian tertentu. Penelitian kuantitatif merupakan
jenis penelitian yang sangat bergantung pada data numerik dalam seluruh prosesnya,
termasuk pengumpulan data, analisis data, dan penyajian temuan (Sugiyono, 2020).
Pendekatan dokumenter pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini. Data
sekunder dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber, termasuk laporan keuangan
perusahaan ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, bahan referensi, dan jurnal
penelitian sebelumnya. Informasi tersebut untuk tahun 2017 hingga 2021. Teknik
analisis data dalam penelitian ini melibatkan identifikasi variabel dan pengujian
hipotesis menggunakan metode statistik. Dua variabel independen dan satu variabel
dependen digunakan dalam penelitian ini. Nilai intrinsik saham, yang ditentukan
menggunakan Model Diskon Dividen (DDM) dan Model Pendapatan Sisa (RIM),
adalah variabel independen, sedangkan harga saham adalah variabel dependen. Regresi
linier berganda merupakan salah satu teknik statistik yang digunakan dalam proses
analisis data untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dan terikat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menganalisis Saham-Saham Perusahaan Sektor Konstruksi Termasuk
Undervalued ataupun Overvalued
Hasil analisis untuk mengetahui nilai intrinsik perusahaan-perusahaan IDX retail
trade menggunakan metode RIM dan DDM adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai Intrinsik Saham Konstruksi Menggunakan Metode RIM dan DDM
No
Kode
Harga
Saham
Tahun
Selisih dengan
Harga Saham
Hasil
RIM
DDM
RIM
DDM
RIM
DDM
1
AMRT
605
2017
303
604
302
1
Undervalued
Undervalued
2
MAPI
730
2017
569
342
161
388
Undervalued
Undervalued
3
MIDI
1025
2017
412
431
613
594
Undervalued
Undervalued
4
ACES
1350
2017
920
857
430
493
Undervalued
Undervalued
Stock Valuation in Retail Trade Companies Listed On The Idx: Residual Income And Dividend
Discount Model.
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 6145
5
ERAA
168
2017
522
149
-354
19
Overvalued
Undervalued
6
CSAP
490
2017
422
149
68
341
Undervalued
Undervalued
7
RALS
1170
2017
860
852
310
318
Undervalued
Undervalued
8
RANC
348
2017
329
95
19
253
Undervalued
Undervalued
9
TELE
925
2017
858
475
67
450
Undervalued
Undervalued
10
AMRT
805
2018
658
525
147
280
Undervalued
Undervalued
11
MAPI
1005
2018
1067
245
-62
760
Overvalued
Undervalued
12
MIDI
1020
2018
509
443
511
577
Undervalued
Undervalued
13
ACES
1700
2018
1097
871
603
829
Undervalued
Undervalued
14
ERAA
458
2018
1044
156
-586
302
Overvalued
Undervalued
15
CSAP
550
2018
511
260
39
290
Undervalued
Undervalued
16
RALS
1570
2018
1049
1030
521
540
Undervalued
Undervalued
17
RANC
348
2018
366
80
-18
268
Overvalued
Undervalued
18
TELE
820
2018
916
865
-96
-45
Overvalued
Overvalued
19
AMRT
800
2019
1040
960
-240
-160
Overvalued
Overvalued
20
MAPI
960
2019
1367
244
-407
716
Overvalued
Undervalued
21
MIDI
1270
2019
584
211
686
1059
Undervalued
Undervalued
22
ACES
1720
2019
1114
1092
606
628
Undervalued
Undervalued
23
ERAA
318
2019
538
243
-220
75
Overvalued
Undervalued
24
CSAP
438
2019
494
281
-56
157
Overvalued
Undervalued
25
RALS
1070
2019
1104
742
-34
328
Overvalued
Undervalued
26
RANC
306
2019
395
72
-89
234
Overvalued
Undervalued
27
TELE
206
2019
4911
41
5117
165
Undervalued
Undervalued
28
AMRT
780
2020
801
106
-21
674
Overvalued
Undervalued
29
MIDI
1950
2020
633
402
1317
1548
Undervalued
Undervalued
30
ACES
1560
2020
848
1873
712
-313
Undervalued
Overvalued
31
CSAP
370
2020
503
428
-133
-58
Overvalued
Overvalued
32
RALS
645
2020
402
745
243
-100
Undervalued
Overvalued
33
RANC
420
2020
405
71
15
349
Undervalued
Undervalued
34
AMRT
1165
2021
1547
1863
-382
-698
Overvalued
Overvalued
35
MIDI
2060
2021
763
458
1297
1602
Undervalued
Undervalued
36
ACES
1235
2021
837
669
398
566
Undervalued
Undervalued
37
MCAS
11100
2021
1856
16
9244
11084
Undervalued
Undervalued
38
ERAA
550
2021
1201
104
-651
446
Overvalued
Undervalued
39
CSAP
405
2021
669
71
-264
334
Overvalued
Undervalued
40
RANC
1540
2021
332
-951
1208
2491
Undervalued
Undervalued
21019
27787
O = 16
O = 6
U = 24
U = 34
Sumber: Data diolah, 2024
Menganalisis Konsistensi Nilai Intrinsik Saham-Saham Perusahaan Sektor
Konstruksi Menggunakan Metode RIM dan DDM
Konsistensi yang dianalisis untuk mengetahui konsisten atau tidaknya nilai
intrinsik yang dihasilkan dari metode Residual Income Model (RIM) dan Dividend
Discount Model (DDM) setelah dibandingkan dengan harga pasar (market price) dari
saham yang diteliti. Hipotesis dari analisis ini adalah sebagai berikut:
H0 : Analisis mendapatkan nilai tidak konsistensi < 50% dari jumlah total sampel
H1 : Analisis mendapatkan nilai konsistensi > 50% dari jumlah total sampel
Hasil uji konsistensi nilai intrinsic menggunakan RIM dan DDM dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Helena Iriana Malau
6146 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
Tabel 2. Uji Konsistensi Nilai Intrinsik Menggunakan RIM dan DDM
No
Kode
Harga
Saham
Tahun
Nilai Intrinsik
Hasil
Konsistensi
RIM
DDM
RIM
DDM
1
AMRT
605
2017
303
604
Undervalued
Undervalued
Konsisten
2
MAPI
730
2017
569
342
Undervalued
Undervalued
Konsisten
3
MIDI
1025
2017
412
431
Undervalued
Undervalued
Konsisten
4
ACES
1350
2017
920
857
Undervalued
Undervalued
Konsisten
5
ERAA
168
2017
522
149
Overvalued
Undervalued
Tidak Konsisten
6
CSAP
490
2017
422
149
Undervalued
Undervalued
Konsisten
7
RALS
1170
2017
860
852
Undervalued
Undervalued
Konsisten
8
RANC
348
2017
329
95
Undervalued
Undervalued
Konsisten
9
TELE
925
2017
858
475
Undervalued
Undervalued
Konsisten
10
AMRT
805
2018
658
525
Undervalued
Undervalued
Konsisten
11
MAPI
1005
2018
1067
245
Overvalued
Undervalued
Tidak Konsisten
12
MIDI
1020
2018
509
443
Undervalued
Undervalued
Konsisten
13
ACES
1700
2018
1097
871
Undervalued
Undervalued
Konsisten
14
ERAA
458
2018
1044
156
Overvalued
Undervalued
Tidak Konsisten
15
CSAP
550
2018
511
260
Undervalued
Undervalued
Konsisten
16
RALS
1570
2018
1049
1030
Undervalued
Undervalued
Konsisten
17
RANC
348
2018
366
80
Overvalued
Undervalued
Tidak Konsisten
18
TELE
820
2018
916
865
Overvalued
Overvalued
Konsisten
19
AMRT
800
2019
1040
960
Overvalued
Overvalued
Konsisten
20
MAPI
960
2019
1367
244
Overvalued
Undervalued
Tidak Konsisten
21
MIDI
1270
2019
584
211
Undervalued
Undervalued
Konsisten
22
ACES
1720
2019
1114
1092
Undervalued
Undervalued
Konsisten
23
ERAA
318
2019
538
243
Overvalued
Undervalued
Tidak Konsisten
24
CSAP
438
2019
494
281
Overvalued
Undervalued
Tidak Konsisten
25
RALS
1070
2019
1104
742
Overvalued
Undervalued
Tidak Konsisten
26
RANC
306
2019
395
72
Overvalued
Undervalued
Tidak Konsisten
27
TELE
206
2019
-4911
41
Undervalued
Undervalued
Konsisten
28
AMRT
780
2020
801
106
Overvalued
Undervalued
Tidak Konsisten
29
MIDI
1950
2020
633
402
Undervalued
Undervalued
Konsisten
30
ACES
1560
2020
848
1873
Undervalued
Overvalued
Tidak Konsisten
31
CSAP
370
2020
503
428
Overvalued
Overvalued
Konsisten
32
RALS
645
2020
402
745
Undervalued
Overvalued
Tidak Konsisten
33
RANC
420
2020
405
71
Undervalued
Undervalued
Konsisten
34
AMRT
1165
2021
1547
1863
Overvalued
Overvalued
Konsisten
35
MIDI
2060
2021
763
458
Undervalued
Undervalued
Konsisten
36
ACES
1235
2021
837
669
Undervalued
Undervalued
Konsisten
37
MCAS
11100
2021
1856
16
Undervalued
Undervalued
Konsisten
38
ERAA
550
2021
1201
104
Overvalued
Undervalued
Tidak Konsisten
39
CSAP
405
2021
669
71
Overvalued
Undervalued
Tidak Konsisten
40
RANC
1540
2021
332
-951
Undervalued
Undervalued
Konsisten
K = 26
TK = 14
Sumber: Data diolah, 2024
Berdasarkan tabel Uji Konsistensi Nilai Intrinsik Menggunakan RIM dan DDM
di atas, dari total 40 sampel yang dilakukan analisis, diketahui bahwa jumlah sampel
yang konsisten adalah 26 sampel, sedangkan sampel yang menunjukkan hasil tidak
konsisten adalah 14 sampel, sehingga proporsi sampel yang konsisten adalah 65,00%
dan sampel yang tidak konsisten adalah 35,00%. Berdasarkan hasil tersebut, maka H0
ditolak dan H1 diterima, yang menandakan analisis nilai intrinsik menggunakan metode
RIM dan DDM mendapatkan nilai konsistensi > 50%.
Stock Valuation in Retail Trade Companies Listed On The Idx: Residual Income And Dividend
Discount Model.
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 6147
Uji Normalitas
Untuk menentukan apakah nilai sisa yang dihasilkan oleh analisis regresi
memiliki distribusi normal, uji normalitas digunakan. Model regresi yang menghasilkan
nilai sisa yang mengikuti distribusi normal dianggap efektif. Untuk mengevaluasi
normalitas data, ahli statistik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov bergantung pada prinsip-prinsip berikut untuk pengambilan
keputusan:
a. Jika data penelitian memiliki nilai signifikansi (Sig) lebih besar dari 0,05, maka
dianggap terdistribusi secara teratur.
b. Nilai Sig di bawah 0,05, di sisi lain, menunjukkan bahwa data mungkin tidak
didistribusikan secara teratur.
Gambar 1. Uji Normalitas
Sumber: Data diolah, 2024
Untuk signifikansi dua sisi, nilai Asymp adalah 0,0052, di atas batas 0,005.
Menurut standar yang diuraikan dalam uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, data
tersebut dapat dianggap memiliki distribusi normal. Akibatnya, model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Uji Heteroskedastisitas
Dengan mengikuti pedoman khusus, seseorang dapat memastikan apakah gejala
heteroskedasistitas ada atau tidak ada dengan menganalisis pola gambar scatterplot
sebagai berikut:
Gambar 2. Uji Hetersokedastisitas Scatterplots
Sumber: Data diolah Penulis, 2024
Berdasarkan output Scatterplots diatas diketahui bahwa, Titik data diffuser dalam
contoh ini terlihat tersebar di atas, di bawah, dan di sekitar angka 0. Selain itu, poin-
Helena Iriana Malau
6148 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
poin tidak hanya bertambah di bagian atas atau bawah. Selain itu, distribusi titik data
tidak boleh mengikuti pola seperti gelombang yang bergantian antara pelebaran dan
penyempitan. Terakhir, pertimbangan juga diberikan pada distribusi titik data tidak
terstruktur.
Akibatnya, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak menunjukkan
heteroskedastisitas, yang menunjukkan bahwa model tersebut memenuhi kriteria untuk
model regresi yang andal dan optimal.
Uji Parsial (Uji T)
Landasan pengambilan keputusan dari uji parsial (uji T) adalah sebagai berikut:
Uji parsial menilai signifikansi hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen dengan membandingkan nilai t taksiran dengan nilai dalam tabel t:
a. Jika nilai t
hitung
> t
tabel
maka terdapat pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel
terikat (Y) atau hipotesis diterima.
b. Sebaliknya, jika nilai t
hitung
< t
tabel
maka tidak terdapat pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y) atau hipotesis ditolak.
Sehingga hasil dari pengujian ini ialah:
Gambar 3 Uji t
Sumber: Data diolah, 2024
Berdasarkan tabel Hasil Uji T di atas dapat diketahui bahwa:
a. Nilai t
hitung
yang didapatkan untuk variabel X1 adalah 8,078 > 2,030. Maka
didapatkan hasil bahwa variabel X1 (RIM) berpengaruh positif terhadap variabel Y
(harga saham).
b. Nilai t
hitung
yang didapatkan untuk variabel X2 adalah 0,148 < 2,030. Maka
didapatkan hasil bahwa variabel X2 (DDM) tidak berpengaruh terhadap variabel Y
(harga saham).
c. Nilai t
hitung
yang didapatkan untuk variabel X3 adalah -7,260 > 2,030. Maka
didapatkan hasil bahwa variabel X3 (ROA) berpengaruh negatif terhadap variabel
Y (harga saham).
d. Nilai t
hitung
yang didapatkan untuk variabel X4 adalah -5,055 > 2,030. Maka
didapatkan hasil bahwa variabel X4 (DER) berpengaruh negatif terhadap variabel
Y (harga saham).
Uji Simultan (F)
Untuk mengevaluasi pengaruh kolektif dari semua faktor independen terhadap
variabel dependen, F-test digunakan untuk menentukan apakah pengaruh kolektif dari
semua faktor independen terhadap variabel dependen dapat diterima. Proses pemilihan
keputusan dalam pengujian ini melibatkan analisis nilai F yang ditunjukkan dalam tabel
Stock Valuation in Retail Trade Companies Listed On The Idx: Residual Income And Dividend
Discount Model.
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 6149
ANOVA. Penelitian ini menggunakan ambang batas signifikansi 0,05. Uji F bergantung
pada prinsip-prinsip berikut untuk memandu pengambilan keputusan:
a. Jika nilai sig. < 0,05 maka hipotesis diterima. Maka artinya RIM (X1), DDM (X2),
ROA (X3) dan DER (X4) secara simultan berpengaruh terhadap Harga Saham (Y).
b. Jika nilai sig. > 0,05 maka hipotesis ditolak. Maka artinya RIM (X1), DDM (X2),
ROA (X3) dan DER (X4) secara simultan tidak berpengaruh terhadap Harga Saham
(Y).
Sehingga hasilnya sebagai berikut :
Gambar 4. Uji F
Sumber: Data diolah, 2024
Dari tabel hasil yang diberikan, terlihat bahwa nilai signifikansi adalah 0,000.
Karena nilai signifikansinya adalah 0,000 < 0,05, kita dapat menyimpulkan,
berdasarkan kriteria pengambilan keputusan dari uji F, bahwa hipotesis diterima.
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa RIM (X1), DDM (X2), ROA (X3), dan DER
(X4) secara bersama-sama memiliki dampak yang signifikan terhadap Harga Saham
(Y).
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted )
Mengevaluasi kemampuan gabungan variabel independen untuk menjelaskan
variabel dependen adalah tujuan dari uji koefisien penentuan. Untuk model penelitian
yang disarankan, model prediktif yang lebih akurat ditunjukkan oleh nilai yang lebih
tinggi. Koefisien penentuan, kadang-kadang disingkat R², adalah angka yang bervariasi
dari 0 hingga 1. Ketika variabel independen memiliki nilai yang mendekati 1, itu berarti
bahwa sebagian besar informasi yang diperlukan untuk memprediksi variabel dependen
ditangkap olehnya. Nilai R2 yang lebih rendah, di sisi lain, menunjukkan bahwa
kemampuan faktor independen untuk menjelaskan variabel dependen dibatasi.. Hasil uji
koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data diolah, 2024
Nilai R Kuadrat yang diperoleh dari output adalah 0,662. Koefisien determinasi
menunjukkan bahwa pengaruh gabungan RIM (X1), DDM (X2), ROA (X3), dan DER
Helena Iriana Malau
6150 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
(X4) terhadap Harga Saham (Y) mencapai 66,2%, sedangkan sisanya sebesar 33,8%
disebabkan oleh faktor lain.
Konsistensi Nilai Intrinsik Menggunakan Metode RIM dan DDM
Setelah dilakukan analisis nilai intrinsik saham dengan menggunakan metode
RIM dan DDM pada 10 perusahaan retail trade di Indonesia yang tercatat di BEI, maka
diperoleh total 40 sampel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan
menggunakan metode RIM, sebanyak 24 sampel tergolong Undervalued dan 16 sampel
tergolong Overvalued. Bersamaan dengan itu, pendekatan DDM digunakan untuk
melakukan analisis intrinsik saham, menghasilkan 34 sampel yang dikategorikan
sebagai Undervalued dan 6 sampel yang dikategorikan sebagai Overvalued. Perhitungan
ini diperoleh dengan membandingkan nilai intrinsik saham, yang ditentukan
menggunakan metodologi RIM (Residual Income Model) dan DDM (Dividend Discount
Model), dengan harga saham penutupan di pasar. Saham didefinisikan sebagai
undervalued jika harga saham penutupan perusahaan lebih rendah dari nilai
intrinsiknya. Demikian pula, jika harga saham akhir melebihi nilai intrinsiknya, saham
tersebut dikategorikan sebagai Overvalued.
Menurut uji konsistensi yang dilakukan pada kedua metodologi tersebut, temuan
menunjukkan bahwa 26 sampel digolongkan sebagai konsisten, sedangkan 14 sampel
diberi label tidak konsisten. Tingkat kesesuaian antara temuan yang diperoleh dari
pendekatan RIM dan DDM adalah 65,00% konsisten, sedangkan 35,00% sisanya tidak
konsisten. Temuan tersebut menunjukkan bahwa nilai intrinsik yang diperoleh dari
pendekatan RIM dan DDM menunjukkan tingkat konsistensi yang tinggi, yang
menunjukkan bahwa kedua metode ini dapat digunakan secara bersamaan dan juga
dapat berfungsi sebagai alternatif satu sama lain. Dalam konteks ini, "pengganti"
mengacu pada kemampuan kedua prosedur untuk saling menggantikan dalam menilai
nilai intrinsik saham. Hal ini karena kedua pendekatan memberikan temuan yang
serupa. Terdapat korelasi yang kuat antara temuan yang diperoleh dari penggunaan
pendekatan Residual Income Model (RIM) dan Dividend Discount Model (DDM) untuk
menentukan nilai sebenarnya dari saham. Temuan penelitian menunjukkan bahwa
65,00% dari hasil yang diperoleh dari kedua pendekatan tersebut sesuai, namun 35,00%
sisanya tidak sesuai.
Penemuan ini menunjukkan bahwa kedua pendekatan tersebut dapat digunakan
secara bergantian sebagai sarana untuk menentukan nilai inheren saham. Korelasi yang
kuat antara RIM dan DDM menunjukkan bahwa kedua prosedur ini dapat dipertukarkan
dan dapat digunakan secara bersamaan. Lebih jauh, beberapa penyelidikan terkait
menguatkan penemuan ini. Dwi Menurut penelitian (Yulianto, Mulyantini, & Arieftiara,
2021) 47,92% sampel menunjukkan konsistensi antara RIM dan DDM, sedangkan
52,08% menunjukkan inkonsistensi. Lebih lanjut, penelitian tersebut mengungkapkan
bahwa nilai intrinsik, sebagaimana ditentukan oleh model dividen diskonto (DDM),
memiliki dampak yang signifikan dan menguntungkan terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat & Yuliah, (2018) menggunakan metode
DDM untuk menilai nilai inheren saham perusahaan tekstil dan garmen yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Temuan tersebut mengungkapkan bahwa 4
dari 5 perusahaan memiliki nilai intrinsik yang menyimpang dari harga pasar. Secara
spesifik, 2 perusahaan dianggap overvalued sementara 3 perusahaan dianggap
undervalued (Yuliah, Triana, & Lesmana, 2019). Selanjutnya, penelitian (Florensi,
2018) melakukan penelitian untuk mengevaluasi ketepatan teknik RIM dan FCFEM
Stock Valuation in Retail Trade Companies Listed On The Idx: Residual Income And Dividend
Discount Model.
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 6151
dalam menilai nilai sebenarnya dari ekuitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
teknik RIM menunjukkan akurasi yang lebih unggul dibandingkan dengan metode
FCFEM, yang ditunjukkan oleh rata-rata APE sebesar 1,00% untuk metode RIM dan
3,98% untuk metode FCFEM. Pendekatan RIM dan DDM memiliki korelasi yang kuat
dalam menilai nilai inheren saham, sehingga keduanya dapat dipertukarkan sebagai
instrumen analisis dalam penilaian saham.
Pengaruh Nilai Intrinsik Saham yang Dihitung Menggunakan Metode RIM
terhadap Harga Saham
Metode RIM digunakan untuk menghitung nilai intrinsik 40 saham sektor
konstruksi tahun 2017 sampai dengan 2021. Nilai intrinsik rata-rata yang diperoleh
sebesar Rp 623,35 dengan nilai tertinggi sebesar Rp 1.856 yang dihasilkan oleh MCAS
pada tahun 2021 dan nilai terendah sebesar Rp -4.911,00 yang dihasilkan oleh TELE
pada tahun 2019.
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan menggunakan Uji Parsial (Uji T)
untuk variabel X1 (RIM), didapatkan nilai t
hitung
sebesar 8,078 > nilai t
tabel
yaitu sebesar
2,030. Berdasarkan angka tersebut, dapat disimpulkan bahwa perhitungan nilai intrinsik
ekuitas dengan metode RIM berpengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa setiap perubahan nilai RIM akan berpengaruh terhadap harga
saham selanjutnya. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa selisih antara harga saham dengan
nilai intrinsik total yang dihitung dengan pendekatan RIM adalah 21019. Berdasarkan
teknik RIM, harga saham saat ini lebih tinggi daripada nilai intrinsik yang dihitung,
seperti yang ditunjukkan oleh selisih yang dihasilkan. Nilai yang dihasilkan positif.
Berdasarkan teknik RIM, harga saham perusahaan retail trade BEI dikategorikan
sebagai Overvalued. Hal ini menunjukkan bahwa saham perusahaan retail trade BEI
kemungkinan akan mengalami penurunan nilai keseluruhan yang signifikan dalam
beberapa hari mendatang.
Jika nilai intrinsik suatu saham lebih tinggi daripada harga pasarnya saat ini, maka
saham tersebut dianggap overvalued, artinya harganya terlalu tinggi. Dalam hal ini,
investor disarankan untuk tidak membeli saham tersebut atau menjualnya jika sudah
memilikinya. Hal ini karena ada potensi harga saham akan turun di masa mendatang,
dan dengan melakukan tindakan ini, investor dapat meminimalkan kerugian yang
diakibatkan oleh penurunan harga saham. Grafik berikut menggambarkan fluktuasi
harga saham yang umum terjadi dalam industri retail trade sepanjang tahun 2021.
Sumber : www.tradingview.com (diolah)
Gambar 2. Rata-Rata Harga Saham Sektor Retail trade Tahun 2017-2022
Grafik di atas memberikan bukti adanya potensi penurunan saham yang tergolong
Overvalued jika dihitung dengan metode RIM. Hal ini didukung dengan pengamatan
Helena Iriana Malau
6152 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
bahwa harga penutupan rata-rata perusahaan sektor retail trade mengalami penurunan
dari Rp2.579,29 pada akhir Desember 2021 menjadi Rp1.723,22 pada akhir Desember
2022. Terlihat jelas bahwa nilai intrinsik saham sektor retail trade mempengaruhi
fluktuasi harga saham. Hal ini dikarenakan nilai intrinsik yang dihasilkan dapat menjadi
tolok ukur untuk meramalkan perubahan harga saham di masa mendatang. Jika investor
menggunakan pendekatan RIM untuk meramalkan harga saham di masa mendatang,
besar kemungkinan mereka akan memperoleh imbal hasil sesuai dengan ekspektasinya.
Hasil ini konsisten dengan studi Dedi Putra yang dilakukan di Darmajaya dari
tahun 2004 hingga 2006. Tujuan Putra dalam penelitian itu adalah untuk menyelidiki
bagaimana pengembalian saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dipengaruhi oleh nilai intrinsik saham. Putra menggunakan tes Kolmogorov-
Smirnov untuk menjamin bahwa distribusi data normal. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa informasi tentang hasil saham, nilai pasar saham, dan nilai
intrinsik didistribusikan secara normal. Selain itu, penelitian ini menggunakan regresi
linier dasar dan uji-t sampel berpasangan untuk mengevaluasi hubungan antara hasil
saham dan nilai intrinsik. (Putra, 2019) menemukan bahwa nilai intrinsik saham
memiliki dampak substansial terhadap jumlah imbal hasil saham pada bisnis industri
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kedua penelitian menunjukkan bahwa
kombinasi pendekatan RIM dan DDM dapat digunakan secara efektif untuk
menentukan nilai intrinsik saham dengan tingkat konsistensi yang tinggi. Meskipun
mungkin ada beberapa variasi dalam hasil evaluasi, kedua prosedur tersebut dapat
dipertukarkan dan dapat berfungsi sebagai alternatif satu sama lain. Lebih lanjut,
penelitian-penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa nilai intrinsik, sebagaimana
ditentukan oleh model dividen diskonto (DDM), memiliki dampak substansial pada
harga saham.
Pengaruh Nilai Intrinsik Saham yang Dihitung Menggunakan Metode DDM
terhadap Harga Saham
Metode DDM digunakan untuk menghitung nilai intrinsik 40 saham sektor
konstruksi dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021. Nilai intrinsik rata-rata yang
diperoleh adalah Rp.454,25 dengan nilai tertinggi sebesar Rp.1.873,00 yang dihasilkan
oleh ACES pada tahun 2020 dan nilai terendah sebesar Rp.-951,00 yang dihasilkan oleh
RANC pada tahun 2021.
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan menggunakan Uji Parsial (Uji T)
untuk variabel X2 (DDM), didapatkan nilai t
hitung
sebesar 0,148 < nilai t
tabel
yaitu sebesar
2,030. Berdasarkan angka-angka tersebut, temuan menunjukkan bahwa nilai intrinsik
saham sebagaimana ditentukan dengan pendekatan DDM tidak mempengaruhi harga
saham. Tidak mungkin untuk menentukan apakah perubahan nilai DDM akan
berdampak pada harga saham berikutnya. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa selisih antara
harga saham dengan nilai intrinsik total yang dihitung dengan pendekatan DDM adalah
sebesar 27787. Berdasarkan pendekatan DDM, harga saham saat ini lebih tinggi dari
nilai intrinsik yang dihitung, yang ditunjukkan oleh selisih positif. Berdasarkan
pendekatan DDM, harga saham perusahaan retail trade BEI masuk dalam kategori
Overvalued. Temuan ini menunjukkan bahwa saham perusahaan retail trade BEI
berpotensi mengalami penurunan nilai keseluruhan yang signifikan pada periode
berikutnya.
Jika harga pasar saham saat ini sama dengan atau lebih besar dari nilai intrinsik,
maka saham tersebut dinilai overvalued. Dalam hal ini, investor disarankan untuk tidak
Stock Valuation in Retail Trade Companies Listed On The Idx: Residual Income And Dividend
Discount Model.
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 6153
membeli saham atau menjualnya jika sudah memilikinya. Hal ini karena harga saham
berpotensi mengalami penurunan di masa mendatang, dan dengan menghindarinya,
investor dapat meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh penurunan harga saham.
Grafik berikut menggambarkan fluktuasi harga saham yang umum terjadi dalam industri
retail trade sepanjang tahun 2021.
Sumber : www.tradingview.com (diolah)
Gambar 3. Rata-Rata Harga Saham Sektor Retail trade Tahun 2017-2022
Grafik di atas memberikan bukti adanya potensi penurunan saham yang tergolong
Overvalued, sebagaimana ditentukan oleh metode DDM. Hal ini didukung oleh
penurunan harga penutupan rata-rata perusahaan sektor retail trade yang diamati dari
Rp2.579,29 pada akhir Desember 2021 menjadi Rp1.723,22 pada akhir Desember 2022.
Jelas terlihat bahwa nilai intrinsik perusahaan di sektor retail trade memengaruhi
fluktuasi harga saham. Hal ini karena nilai intrinsik yang tercipta dapat menjadi dasar
untuk meramalkan perubahan harga saham di masa mendatang. Jika investor
menggunakan pendekatan DDM untuk meramalkan harga saham di masa mendatang,
besar kemungkinan mereka akan memperoleh imbal hasil sesuai dengan ekspektasi
mereka.
Rio Rosandy Qurrota Ain dan Ardhiani Fadila melakukan penelitian pada tahun
2023 dengan tujuan nyata untuk melihat pengujian model penilaian saham. Pendekatan
Price to Earnings Ratio (PER), Dividend Discount Model (DDM), dan metode Price to
Book Value (PBV) adalah model yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk
mengetahui pengaruh variabel X2 (DDM) terhadap harga saham, peneliti menggunakan
uji parsial (T-test) (Ain & Fadila, 2023). Temuan menunjukkan bahwa nilai t nilai
perkiraan (0,148) kurang dari nilai t tabel esensial (2,030). Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa nilai intrinsik ekuitas yang ditentukan dengan menggunakan teknik
DDM tidak memiliki dampak yang signifikan secara statistik terhadap harga saham.
Lebih lanjut, penelitian ini mengungkapkan bahwa harga saham pelaku usaha sektor
retail trade yang diukur dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IDX) masih lebih
tinggi dibandingkan nilai intrinsik yang dihitung dengan pendekatan DDM. Hal ini
menunjukkan bahwa saham-saham ini memiliki kapasitas untuk mengalami penurunan
harga secara menyeluruh di masa mendatang.
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan konsistensi hasil analisis valuasi
saham menggunakan metode Residual Income Model (RIM) dan Dividend Discount
Model (DDM). Selain itu, penelitian ini berupaya menganalisis dampak nilai intrinsik
Helena Iriana Malau
6154 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
saham yang dihitung menggunakan kedua metode tersebut terhadap harga saham.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan metode RIM terhadap nilai
intrinsik saham (variabel X1) memiliki dampak yang substansial dan positif terhadap
harga saham (variabel Y). Hal ini didukung oleh nilai t yang dihitung (8,078) yang
melebihi nilai t tabel (2,030). Dapat dipahami bahwa teknik RIM memiliki kemampuan
untuk memberikan nilai intrinsik saham yang selaras dengan harga saham pasar.
Namun, perhitungan metode DDM terhadap nilai intrinsik saham (variabel X2)
tidak memiliki pengaruh substansial terhadap harga saham. Hal ini terbukti dari nilai t
yang dihitung (0,148), yang lebih rendah dari nilai t tabel (2,030). Penemuan ini
menunjukkan bahwa pendekatan DDM tidak dapat secara andal memperkirakan harga
saham. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa variabel Return on Asset
(ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki dampak buruk yang nyata terhadap
harga saham. Dapat dipahami bahwa masalah mendasar perusahaan, bersama dengan
nilai intrinsik sahamnya, juga memengaruhi harga saham di pasar. Secara keseluruhan,
temuan penelitian ini memberikan wawasan yang signifikan bagi investor yang ingin
memahami nilai saham dan membuat pilihan investasi yang lebih tepat. Hal ini dapat
dicapai dengan mengevaluasi beberapa metode penilaian dan variabel bisnis dasar..
BIBLIOGRAFI
Ain, Rio Rosandy Qurrota, & Fadila, Ardhiani. (2023). Analisis Model Valuasi Saham
dengan Pendekatan DDM, PER, dan PBV. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan,
11(1), 1528.
Florensi, Vosby. (2018). Analisis Fundamental Saham-saham Perusahaan Sektor
Industri Barang Konsumsi dengan Menggunakan Residual Income Model dan Free
Cash Flow Model. ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal,
7(3).
Hairul, Iqbal, & Moin, Abdul. (2022). Valuasi Saham dengan Dividend Discount Model
( DDM ) dan Price Earning Ratio ( PER ) untuk Pengambilan Keputusan Investasi
( Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Makanan & Minuman, Perkebunan, dan
Pertambangan Batu Bara). Selekta Manajemen: Jurnal Mahasiswa Bisnis &
Manajemen, 01(06), 123134.
Hasanah, Resti Siti, & Rusliati, Ellen. (2017). Harga Saham Dengan Metode Dividend.
Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen (JRBM), 10(2), 110.
Hidayat, Angga, & Yuliah, Nike. (2018). The effect of good corporate governance and
tax planning on company value. EAJ (Economics and Accounting Journal), 1(3),
234241.
Putra, Dedi. (2010). Pengaruh Nilai Intrinsik Saham dan Nilai Pasar Saham ditinjau dari
Analisis Fundamental terhadap Tingkat Return Saham pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Informatics & Business Institute Darmajaya,
8(2), 166176.
Solihat, Asri. (2020). Mind Map Research of 5 Years: Financial Modeling and Pro
Forma Analysis. Business Innovation and Entrepreneurship Journal, 2(1), 18.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. In Alfabeta,
Bandung (Cetakan ke). Bandung: ALFABETA, cv.
Sugiyono, Sugiyono, & Lestari, Puji. (2021). Metode penelitian komunikasi
Stock Valuation in Retail Trade Companies Listed On The Idx: Residual Income And Dividend
Discount Model.
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 6155
(Kuantitatif, kualitatif, dan cara mudah menulis artikel pada jurnal internasional).
Alvabeta Bandung, CV.
Sutjipto, Eddy, & Setiawan, Wawan. (2021). Accuracy of dividend discount model and
p/e ratio valuation in Indonesia stock exchange. SSRN Electronic Journal,
(November), 113. https://doi.org/10.2139/ssrn.3865915
Sutjipto, Eddy, Setiawan, Wawan, & Ghozali, Imam. (2020). Determination of intrinsic
value: Dividend discount model and discounted cash flow methods in Indonesia
Stock Exchange. Eddy Sutjipto, Wawan Setiawan and Imam Ghozali,
Determination of Intrinsic Value: Dividend Discount Model and Discounted Cash
Flow Methods in Indonesia Stock Exchange, International Journal of
Management, 11(11).
Utomo, Fadjar. (2019). Valuasi nilai saham lima emiten dengan harga pasar tertinggi
di Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2017 menggunakan metode Residual
Income Model.
Yuliah, Yuliah, Triana, Leni, & Lesmana, Ihwan Satria. (2019). ANALISIS NILAI
SAHAM DENGAN DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) (Studi kasus
Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2018). Jurnal Manajemen STIE Muhammadiyah Palopo, 5(2), 913.
https://doi.org/10.35906/jm001.v5i2.360
Yuliani, Reva, Saudi, Mohd Haizam, & Sinaga, Obsatar. (2021). Of Intrinsic Value
Relative Valuation Techniques: Specific Geographical Review on Listed
Companies (Overvalued, Undervalued or Fairvalued) In Indonesia Stock
Exchange-30. Rigeo, 11(1), 767773.
Yulianto, Dwi, Mulyantini, Sri, & Arieftiara, Dianwicaksih. (2021). Valuation of
Intrinsic Value of Construction Sector Stock Using Residual Income Model (RIM)
and Dividend Discount Model (DDM). Budapest International Research and
Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal), 4(3), 72437257.
Copyright holder:
Helena Iriana Malau (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: