Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853�
e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 1, No. 6 Oktober 2019
PENGARUH PENGEMBANGAN� KARIR TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN (STUDI
KASUS DI CV. SAILAN INDUSTRIES BANDUNG)
Hari Imbrani
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Gema Widya Bangsa
Email: [email protected]
Abstrak
CV. Sailan Industries Bandung
melaksanakan program pengembangan karir dalam rangka memenuhi tuntutan
kebutuhan karyawan kedepan yang lebih baik, bagian kepegawaian menginformasikan
tentang kekosongan jabatan terhadap karyawan, namun pengisian jabatan masih
dinilai belum sepenuhnya diisi oleh karyawan yang sesuai keahlian dan juga
sesuai pendidikan. Dari sisi motivasi sebagian karyawan masuk ke perusahaan
karena pertimbangan nama baik perusahaan, juga karena pemberian upah yang sesuai
dengan ketentuan pemerintah. Baiknya motivasi karyawan perusahaan masih belum
diimbangi dengan penerapan kebijakan pengembangan karir.Inilah yang mendasari
kegiatan penelitian dilakukan. Jenis penelitian termasuk ke dalam penelitian
Asosiatif dan penelitian menyimpulkan terdapat hubungan dalam derajat sangat
kuat antara pengembangan karir dengan motivasi kerja, yaitu r = 0,708. Pengaruh
pengembangan karir terhadap motivasi kerja adalah 50,1% dan sisanya 49,9%
dipengaruhi variabel lain. Hasil uji hipotesis menyebutkan Ho ditolak dan Ha
diterima hal ini karena t hitung (8,851) > t tabel (1,980).persamaan
regresi, Y = 5668 + 1.137X
Kata Kunci: Pengembangan
Karir dan Motivasi Kerja
Pendahuluan
Untuk
mencapai tujuan organisasi, diperlukan karyawan yang memiliki pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan yang mampu mendukung kinerja dari organisasi, hal
tersebut dapat dicapai dengan proses pengembangan karir yang baik. Perhatian
dan pendekatan dari pimpinan perusahaan terhadap masalah-masalah yang dihadapi
oleh para karyawan, dapat mendukung pada pencapaian pengembangan karir karyawan.
Tujuan
pengembangan karir adalah untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan tujuan
pegawai dengan kesempatan karier yang tersedia di organisasi saat ini dan
dimasa yang akan datang. Usaha pembentukan sistem pengembangan karir yang baik
akan membantu pegawai menentukan kebutuhan karir mereka sendiri dan
menyesuaikan antara kebutuhan pegawai dan tujuan organisasi, sedarmayanti
(2017:141)
CV.
Sailan Industries sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang Apparel,
Textile dan Fashion dalam usahanya untuk mendapatkan sumber daya manusia yang
berkualitas merasa perlu utuk melaksanakan pengembangan karier. Pelaksanaan
pengembangan karier adalah salah satu upaya manajemen yang terencana dan dilakukan
secara berkesinambungan untuk meningkatkan kompetensi pekerja dan prestasi
kerja perusahaan melalui program pelatihan, pendidikan dan pengembangan.
Upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia sangatlah penting bagi suatu
organisasi, karena bagaimanapun manusia merupakan unsur yang sangat vital dalam
suatu organisasi. Manajemen
sumber daya manusia merupakan pilar yang memiliki tuntutan utama bagi
organisasi, dalam mendukung pola penentuan strategi dan kebijakan secara
terpadu. Keputusan sumber daya manusia yang baik perlu didukung oleh kualitas
pelaksanaan menajemen sumber daya manusia
(Pane, 2019). Salah satu upaya yang dilakukan
dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia pada CV. Sailan Industries
dengan melakukan pengembangan karier bagi pegawainya. Hal tersebut perlu
dilakukan agar pegawai tidak merasa jenuh dengan pekerjaannya, sehingga dapat
meningkatkan motivasi� untuk bekerja dan
pada akhirnya dapat mendorong pegawai agar lebih berprestasi lagi.
Metode
Penelitian
Bentuk penelitian ini ialah
penelitian kuantitatif, dimana�
instrumen� penelitian� yang�
digunakan� adalah Kuesioner. Menurut sugiyono �metode penelitian
kuantitatif bisa
didefinisikan
sebagai langkah
penelitian yang dilatarbelakangi oleh
filsafat positivisme, dipakai
untuk meneliti komunitas
ataupun
sampel tertentu, kiat pemungutan sampel pada lazimnya dilaksanakan dengan cara random, pengambilan �evidensi
memakai
alat
penelitian, analisis data dapat
berkarakter
kuantitatif ataupun
statistik dengan maksud
mengetes
asumsi
yang sudah
ditetapkan� (Sugiyono, 2012).
Hasil dan Pembahasan
1.
Kebijakan
Pengembangan Karir CV. Sailan
Industries Bandung�
Kebijakan pengembangan karir dilaksanakan perusahaan
dalam memenuhi tuntutan kebutuhan karyawan akan perbaikan status ekonominya
serta juga langkah strategis perusahaan untuk menciptakan kondisi terencana
sehubungan upaya menumbuhkan persaingan sehat sekaligus menumbuhkan motivasi
kerja karyawan.
Kesimpulan tanggapan responden
sehubungan dengan kebijakan pengembangan karir yang dilaksanakan CV. Sailan Industries Bandung dengan skor total 3378 berdasarkan diagram frekuensi
adalah 84,45% dan hal ini ada di rentang Baik sebagaimana tabel berikut:
Tabel 1 Tanggapan Responden dengan Kebijakan Pengembangan
Karir
Interval |
Keterangan |
Indikator
Var X |
|
20%
- 36% |
Sangat
Tdk Baik |
37%
- 52% |
Tdk
Baik |
53%
- 68% |
Ckp
Baik |
69%
- 84% |
Baik |
85%
- 100% |
Sangat
Baik |
2.
Motivasi Kerja Karyawan CV. Sailan
Industries Bandung�
Dalam rangka mengupayakan tercapainya tujuan perusahaan,
manajemen� melakukan langkah tepat untuk
tetap terjaganya motivasi kerja karyawan,�
perlakuan yang didasarkan pada pendekatan secara material dan non
material dilaksanakan manajemen perusahaan.
Kesimpulan tanggapan responden sehubungan dengan motivasi kerja
karyawan CV. Sailan Industries Bandung dengan skor total 3386 berdasarkan
diagram frekuensi adalah 84,65% dan hal ini ada di rentang sangat setuju� sebagaimana tabel berikut :
Tabel 1 Tanggapan Responden dengan Motivasi Kerja
Karyawan
Interval |
Keterangan |
Indikator
Var Y |
|
20%
- 36% |
Sangat
Tidak Baik |
37%
- 52% |
Tidak
Baik |
53%
- 68% |
Cukup
Baik |
69%
- 84% |
Baik |
85%
- 100% |
Sangat
Baik |
3. Pengaruh Pengambangan Karir� Terhadap Motivasi Kerja
a. Validitas
Instrumen X dan Y
Instrumen
yang valid menurut (Sugiono, 2012:121) adalah:
�berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur �, dalam hal ini digunakan Validitas Konstruk :
Apabila
nilai koefisien korelasi butir item pernyataan yang sedang diuji lebih besar
dari r-kritis 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut
merupakan konstruksi yang valid dan dapat digunakan untuk pengukuran dalam
rangka pengumpulan data untuk penelitian selanjutnya.
Tabel 3 Validitas Variabel X
Pernyataan |
R |
r ktitis |
keterangan |
x1 |
0,376 |
0,300 |
Valid |
x2 |
O,450 |
0,300 |
�Valid |
x3 |
0,786 |
0,300 |
Valid |
x4 |
0,766 |
0,300 |
Valid |
x5 |
0,742 |
0,300 |
Valid |
x6 |
0,766 |
0,300 |
Valid |
x7 |
0,766 |
0,300 |
Valid |
x8 |
0,524 |
0,300 |
Valid |
x9 |
0,654 |
0,300 |
Valid |
x10 |
0,755 |
0,300 |
Valid |
Sumber
: Pengolahan Data.
Tabel� 4 Validitas Variabel Y
Pernyataan |
R |
r ktitis |
keterangan |
y1 |
0,663 |
0,300 |
Valid |
y2 |
0,813 |
0,300 |
�Valid |
y3 |
0,533 |
0,300 |
Valid |
y4 |
0,563 |
0,300 |
Valid |
y5 |
0,688 |
0,300 |
Valid |
y6 |
0,813 |
0,300 |
Valid |
y7 |
0,877 |
0,300 |
Valid |
y8 |
0,802 |
0,300 |
Valid |
y9 |
0,826 |
0,300 |
Valid |
y10 |
0,825 |
0,300 |
Valid |
Sumber
: Pengolahan Data.
Berdasarkan
hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan
dapat dikatakan valid karena lebih besar dari 0,3
b. Reliabilitas
Instrumen X dan Y
Instrumen
yang reliabel menurut (Sugiono 2012:121) adalah
: �berarti instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
yang sama akan menghasilkan data yang sama�, dalam hal ini digunakan
Reliabilitas Belah Dua :
Apabila
nilai koefisien reliabilitas bernilai positif dan lebih besar daripada 0,70
maka instrument dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka penelitian
selanjutnya.
Tabel 5 Reliability Statistics |
|||
Cronbach's Alpha |
Part 1 |
Value |
.528 |
N of Items |
6a |
||
Part 2 |
Value |
.607 |
|
N of Items |
5b |
||
Total N of Items |
11 |
||
Correlation Between Forms |
.622 |
||
Spearman-Brown Coefficient |
Equal Length |
.767 |
|
Unequal Length |
.768 |
||
Guttman Split-Half
Coefficient |
.613 |
||
|
|
Berdasarkan
hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan
dapat dikatakan kurang reliabel jika pengukuran dilaksanakan denga Gutman
Split-Half Coefficient karena kurang dari 0.70 meskipun demikian jika
menggunakan pendekatan yang lain dapat dikatakan reliebel.
c. Korelasi Kedua
Variabel
Berdasarkan
perhitungan dengan menggunakan Pearson
pruduct Momnettentang derajat hubungan antara kedua variabel penelitian
adalah sebagai berikut :
Tabel 6
Correlations |
|||
|
Prengembangan karir |
Motivasi |
|
Pengembangan kariri |
Pearson Correlation |
1 |
.708** |
Sig. (1-tailed) |
|
.000 |
|
N |
80 |
80 |
|
Motivasi |
Pearson Correlation |
.708** |
1 |
Sig. (1-tailed) |
.000 |
|
|
N |
80 |
80 |
Nilai koefisien korelasi ini mempunyai arti terdapat
hubungan yang positif antara variable pengembangan karir dengan variable motivasi,
yaitu 0,708 yang menurut Champion dalam Bambang(2005: 86) mengenai
kriteria keeratan asosiasi sebagai berikut:
Tabel 7 Koefisien Korelasi
r (Koefisien
Korelasi) |
Keterangan |
0,00 � 0,25 |
Hubungan
sangat lemah |
0,26� - 0,50 |
Hubungan
Cukup Lemah |
0,51� - 0,75 |
Hubungan
Cukup Kuat |
0,76� - 1,00 |
Hubungan
Sangat Kuat |
Nilai tersebut ada di rentang 0,51 � 0,75 yang artinya
Cukup Kuat.� Dan koefisien korelasi
dihitung setelah sebelumnya diadakan uji normalitas data dimana hasilnya dapat
diperhatikan pada tabel berikut :
|
Berdasarkan data tersebut di tabel tersebut di atas
maka masing-masing variabel, pengambangan karir maupun motivasi berdistribusi
normal karena mempunyai tingkat signifikansi > 0.05, yaitu 0.178 dan 0.167
Kolmogorov-Smirnov. Hal ini diperkuat dengan pendapat Duwi (2009 : 15) yaitu : �jika signifikansi >
0.05 maka data berdistribusi normal, jika signifikansi < 0.05 maka data
tidak berdistribusi normal�.
d. Koefisien
Determinasi
Besarnya pengaruh dari variable X (pengembangan
karir) terhadap variable Y (motivasi) berdasarkan perhitungan koefisien� determinasi adalah 50,1% sebagaimana hasil
pengolahan data pada tabel berikut :
Tabel 9 Determination
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.708a |
.501 |
.495 |
2.78372 |
e. Persamaan
Regresi
Hubungan kedua variabel dan besarnya pengaruh
berdasarkan pendekatan Analisis Regresi Sederhana, diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel
10
Regression
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
5.668 |
5.431 |
|
1.044 |
.300 |
Motivasi Pengembangan Kariri |
1.137 |
.128 |
.708 |
8.851 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: motivasi. |
Jika
dituliskan dalam persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
Y = 5.668 + 1.137X
Apabila ada kenaikan kegiatan pengembangan karir
sebesar satu tingkat akan menyebakan kenaikan motivasi sebesat 6.805. Adapun
hipotesis :�Diduga ada pengaruh dari pengembangan karir yang dilaksanakan perusahaan
terhadap motivasi kerja karyawan�. Diuji
dengan Uji t, pada tingkat signifikansi 0,05, df = n � 2 :
a. t
Tabel ≥ t hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak
b. t
Tabel ≤ t hitung, maka Ho ditolak dan Ha diterima
�t Tabel menunjukkan nilai 1,980 sementara t
hitung berdasarkan informasi di tabel adalah 8.851,� Jadit
Tabel ≤ t hitung, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya lebih jelasnya
Hipotesis yang penulis tetapkan dapat diterima.
Kesimpulan
������������ Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
:
1.
Program
pengembangan karir yang dilaksanakan CV. Sailan Industries sudah dapat dikatakan
baik. Pengembangan karir didasarkan pada pertimbangan ; penilaian &
evaluasi, kesetiaan, prestasi kerja, latar belakang pendidikan, pelatihan yang
pernah diikuti, serta pengalaman kerja. Dua dimensi dasar pertimbangan , yaitu
organisasi dan personal.
2.
Motivasi kerja
karyawan CV. Sailan Industries sudah sangat baik, upaya menumbuhkan motivasi
dilaksanakn atas dasar ; upah, barang, penempatan, latihan, penghargaan,
bintang jasa, dan perlakuan.
3.
Pengaruh dari
pengembangan karir yang dilaksanakan perusahaan terhadap motivasi karyawan CV.
Sailan Industries 50, hal ini diperkuat oleh cukup kuatnya hubungan kedua
variabel, yaitu 0,708 dan hasil pengujian hipotesis yang menolak Ho dan
menerima Ha karena t hitung > t tabel, 8,855 > 1,980. Persamaan regresi
yang menghubungkan kedua variabel, Y = 5,668 + 1,137X.
BIBLIOGRAFI
Pane, D. S. P. (2019). Pengaruh Budaya Organisasi,
Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Sebagai Variabel Intervening
Terhadap Kinerja Dosen Politeknik di Kota Bekasi. Syntax Literate; Jurnal
Ilmiah Indonesia, 4(9), 1�14.
Bambang Wahyudi, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, �Andi Offset, Yogyakarta.
Duwi Priyatno, 2009, SPSS, Analisis Korelasi, Regresi dan
Multivariate, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Gava Media, Yogyakarta.
Riduwan, 2004,Statistik
untuk Lembaga & Instansi Pemerintah/Swasta, Cetakan Pertama, ALFABETA,
Bandung.
Sedarmayanti, 2017, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Perncanaan dan Pengembangan SDM Untuk Meningkatkan
Kompetensi, Kinerja, dan Produktivitas Kerja,Cetakan Kesatu, PT.Refika Aditama,
Bandung.
Soeprihanto, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka
Cipta, Jakarta.
Sondang P.Siagian, 2014, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja.
Rineka Cipta. Jakarta.
Sugiono, 2003.Metode Penelitian Administrasi, ALFABETA. Bandung.
���������������������������� , 2006,
Metode Penelitian Administrasi,
Edisi Revisi, Jakarta, Rineka Cipta.
���������������������������� , 2012, Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cetakan ke 15, Alfabeta, Bandung.