�� Syntax
Idea : p�ISSN: 2684-6853� e-ISSN : 2684-883X�����
�Vol. 1, No. 6 Oktober 2019
SISTEM PENDUKUNG
KEPUTUSAN PEMILIHAN KONSULTAN DESAIN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING
Warkianto Widjaja
Universitas
Kebangsaan (UKRI)
Email:
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini adalah untuk menganalisis, merancang, mengimplementasikan serta menguji
sistem pendukung keputusan pemilihan konsultan pada lelang terbuka, yang
memiliki kriteria-kriteria penilaian konsultan yang cepat dan akurat dengan
menggunakan Metode SAW dengan bantuan program Microsoft Excel, Penggunaan� media� penyimpanan data secara elektronik yang
tersistematis serta Memberikan
informasi alternatif �keputusan untuk pemilihan Konsultan Desain yang terbaik
dengan cepat dan bermutu. Jenis
atau metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara dan
analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pelaksanaan lelang pekerjaan
desain dilakukan oleh beberapa perusahaan untuk menentukan konsultan desain
yang paling kompeten sehingga didapat proses dan hasil desain yang bermutu baik
dari segi biaya, mutu dan waktu. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan
perusahaan yang layak melaksananakan pekerjaan desain maka dibutuhkan sebuah
sistem pendukung keputusan. Pada penelitian ini akan diangkat suatu kasus yaitu
mencari alternatif terbaik bedasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan
dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting). Penelitian dilakukan
dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses
perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu konsultan
desain terbaik.
Kata
Kunci: Simple Additive Weighting (SAW), konsultan desain, nilai bobot,
lelang
Pendahuluan
Suatu perusahaan berkewajiban menjamin proses lelang yang
bermutu dan tidak berpihak
terhadap setiap pesertanya dan setiap peserta lelang berhak untuk mendapatkan
penilaian yang adil. Proses lelang yang bermutu memberikan pengaruh yang besar
pada proses desain, hasil desain yang baik, dan sebagainya. Hasil desain
pengembangan yang baik pada suatu perusahaan menunjukkan seberapa berhasilnya
suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dalam rangka meningkatkan arah
pengembangan yang sesuai dengan rencana induk, perusahaan melaksanakan berbagai
kegiatan seperti kegiatan lelang pekerjaan desain yang bermutu. Namun terkadang
kegiatan pekerjaan desain tidak berjalan dengan efektif, dimana hal ini
disebabkan oleh tidak tepatnya pemilihan konsultan desain yang disebabkan oleh
data identifikasi pelaksana pekerjaan desain yang kurang akurat. Seringkali
ditemukan terjadi kesalahan dalam menentukan kelayakan penerimaan pekerjaan
desain tersebut. Masalah seperti ketidaktepatan sasaran penentuan konsultan
desain tentunya harus segera di atasi dan dicari solusinya agar tidak terulang
lagi pada paket-paket kegiatan dimasa yang akan datang.
Seringkali proses seleksi konsultan desain lebih banyak di
tujukan pada aspek administratif karena lebih mudah dinilai, padahal sebenarnya
banyak aspek yang lebih menentukan dalam menentukan konsultan yang kompeten.
Melihat hal ini tentunya pihak yang menyelenggarakan lelang pekerjaan desain
membutuhkan informasi mengenai keadaan perusahaan peserta lelang baik dari
aspek administratif maupun aspek teknis, sehingga mereka dapat mengetahui jika
dilihat dari sisi pengelaman perusahaan, kompetensi tim perencana, metodologi
pelaksanaan perencanaan dan kemampuan inovasi yang harus di prioritaskan untuk
diberikan penilaian.
Melihat permasalahan tersebut maka perlu adanya suatu sistem
yang dapat menentukan konsultan desain yang terbaik. Dimana informasi yang
dihasilkan dapat membantu pihak pengambil keputusan dalam dalam hal ini
perusahaan pelaksana lelang dalam mengambil atau menentukan konsultan desain.
Suatu sistem akan berjalan dengan baik atau mencapai tujuannya jika didukung
atau diterapkan suatu metode. Dalam penentuan konsultan desain ini, digunakan
beberapa indikator atau kriteria yang dianggap mampu mempengaruhi penentuan
hasil perencanaan yang bermutu. Melihat hal ini Simple Additive Weighting (SAW)
merupakan suatu metode yang dianggap efektif untuk menentukan konsultan yang terbaik.
Menurut �(Kusrini,
2007) �Sistem merupakan kumpulan� elemen�
yang� saling berkaitan� yang bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output).� Sistem merupakan kesatuan dari
beberapa elemen yang saling berkaitan dan berhubungan untuk mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Prawito
& Asri, 2019). Menurut Davis dalam �(Hartono,
2013) mengemukakan bahwa terdapat dua model pengambilan�� keputusan,��
yaitu�� model�� sistem tertutup dan model sistem terbuka.
a. Model Sistem Tertutup
Model
sistem tertutup dilandasi asumsi bahwa keputusan dapat diambil tanpa campur
tangan dari lingkungan (luar) sistem, karena sistem pengambilan keputusan tidak
dipengaruhi oleh lingkungan. Dalam hal ini sistem pengambilan keputusan
dianggap:
1) Mengetahui semua alternatif tindakan
untuk menanggapi permasalahan dengan segala konsekuensinya.
2) Memiliki� metode�
untuk� menyusun
alternatif-alternatif sesuai prioritasnya.
3) Dapat memilih/menetapkan alternatif yang paling �menguntungkan,� misalnya dari segi laba, manfaat, dan
lain-lain.
b. Model Sistem Terbuka
Model� sistem�
terbuka� dilandasi� asumsi bahwa sistem pengambilan keputusan dan
lingkungan memiliki hubungan saling pengaruh. Keputusan yang diambil akan
berdampak terhadap lingkungan dan sebaliknya lingkungan juga berpengaruh
terhadap sistem pengambilan keputusan. Dalam hal ini sistem pengambilan
keputusan dianggap:
1) Hanya mengetahui sebagian saja dari
alternatif-alternatif untuk menangani permasalahan dengan segala
konsekuensinya.
2) Hanya� dapat�
menyajikan� sejumlah alternatif
yang baik untuk menangani permasalahan, tetapi tidak dapat memilih/menetapkan
alternatif yang paling menguntungkan.
3) Sekadar��� mempersilakan��� pemilihan alternatif terbaik untuk
dilakukan oleh pijak diluar sisten sesuai dengan aspirasinya.
Metode Simple Additive
Weighting (SAW) merupakan salah satu metode yang biasanya di terapkan pada
suatu sistem pengambilan keputusan atau yang biasanya digunakan dalam pemecahan
masalah yang melibatkan banyak alternatif pilihan sehingga dapat membantu
pengguna dalam mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Metode SAW dianggap
efektif diterapkan pada penentuan konsultan desain ini karena sebelum dilakukan
proses perangkingan setiap alternatif yang ada, terlebih dahulu nilai setiap
alternatif dilakukan normalisasi. Nilai-nilai setiap alternatif tersebut
diperoleh dari pemenuhan setiap kriteria perencana yang kompeten. Tingkat
kompetensi diurutkan dari nilai alternatif yang tertinggi. Semakin rendah nilai
alternatif semakin rendah pula tingkat kompetensinya.
Konsep dasar�
metode� SAW� adalah�
mencari� penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada
setiap alternatif pada semua kriteria (Kusumadewi, Hartati, Harjoko, & Wardoyo, 2006). Metode SAW membutuhkan proses
normalisasi matrik keputusan (X)� ke� suatu skala�
yang dapat� diperbandingkan dengan
semua rating alternatif yang ada.
Metode SAW mengenal adanya 2 (dua) atribut yaitu kriteria
keuntungan (benefit) dan kriteria biaya (cost). Perbedaan mendasar dari kedua
kriteria ini adalah dalam pemilihan kriteria ketika mengambil keputusan.
Adapun langkah penyelesaian dalam
menggunakan Simple Additive Weighting
Method (SAW) adalah:�����������
a. Menentukan alternatif, yaitu
Aɩ.
b. Menentukan kriteria yang akan
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu CJ.
c. Memberikan nilai rating kecocokan
setiap alternatif pada setiap kriteria.
d. Menentukan bobot preferensi atau
tingkat kepentingan (W) setiap kriteria
W = [ Wı W2 W3 W4 WJ ](1)
e. Membuat tabel rating kecocokan dari
setiap alternatif pada setiap kriteria.
f.
Membuat matrik keputusan yang dibentuk dari tabel rating
kecocokan dari setiap alternatif pada setiap�
kriteria. Nilai� setiap� alternatif (Ai) �pada�
setiap� kriteria� (Cj)�
yang� sudah ditentukan, dimana,
i=1,2,�m dan j=1,2,�n.
g.
Melakukan�
normalisasi� matrik� keputusan�
dengan� cara�� menghitung�
nilai� rating�� kinerja ternomalisasi (rij) dari alternatif
Ai pada kriteria Cj.
Keterangan :
1) Dikatakan kriteria keuntungan
apabila nilai Xij memberikan keuntungan bagi pengambil keputusan, sebaliknya
kriteria biaya apabila Xij menimbulkan biaya bagi pengambil keputusan.
2) Apabila berupa kriteria keuntungan
maka nilai Xij dibagi dengan nilai Maxɩ(Xij) dari setiap kolom, sedangkan
untuk kriteria biaya, nilai Minɩ(Xij) dari setiap kolom dibagi dengan
nilai Xij
h.
Hasil dari nilai rating kinerja ternomalisasi (rij)
membentuk matrik ternormalisasi (R)
��
i.
Hasil akhir nilai preferensi (Vi ) diperoleh dari
penjumlahan dari perkalian elemen baris matrik ternormalisasi (R) dengan bobot preferensi (W) yang
bersesuaian eleman kolom matrik (W).
Hasil perhitungan nilai Vi yang
lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai�
merupakan alternatif terbaik (Kusumadewi et al., 2006).
Metode Penelitian
1.
Tahapan Penelitian
Tahap-tahap
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4. Mengacu pada gambar 4 ini,
tahapan-tahapan yang digunakan dalam penelitian ini ada 6 tahap yaitu penentuan
kriteria, pengumpulan data, analisis data, pengolahan data dan perhitungan,
analisis hasil, kesimpulan dan saran.
Teknik
penentuan kriteria yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan
wawancara singkat dengan pihak perusahaan mengenai teknik penentuan dan
penilaian peserta lelang. Selain itu pengumpulan data juga dilakukan dengan
cara melakukan studi pustaka terkait dengan lelang terbuka dan kriteria apa
saja yang digunakan untuk menentukan pemenang lelang tersebut. Pengumpulan data
dan seleksi awal dilakukan panitia lelang yang mendapat tugas dari perusahaan.
Setelah data yang diperlukan lengkap, maka selanjutnya yang dilakukan adalah
analisis data. Analisis data dilakukan data yang digunakan tepat dan
benar-benar dapat menggambarkan kondisi peserta lelang saat ini, setelah itu
baru dilakukan pengolahan data tersebut. Pengolahan data ialah melakukan penetapan
kriteria yang akan digunakan dalam penelitian ini, pemberian bobot pada setiap
kriteria menggunakan metode MADM. Penentuan alternative dan penentuan pemenang
lelang menggunakan metode SAW. Setelah didapat hasil pengolahan data, maka
selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil tersebut.
���� Penentuan Kriteria
����� Pengumpulan Data
Analisis Data
Pengolahan data dan
Perhitungan
Analisis Hasil
�Kesimpulan
dan Saran
�Gambar 4. �Prosedur Tahapan Penelitian
2. Penentuan Kriteria
Berdasarkan
ketentuan panitia lelang, setiap peserta lelang harus memenuhi berbagai
persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan. Kriteria penentuan pemenang dari
peserta lelang yang memasukan dokumen penawaran adalah sebagai berikut:
1)
Pengalaman Peserta Lelang
a) Merencanakan pekerjaan sesuai
kegiatan 10 tahun terakhir
b) Merencanakan pekerjaan mirip
kegiatan 10 tahun terakhir
2)
Kualifikasi Tenaga Ahli
a) Kualifikasi Team Leader
b) Kualifikasi Koordinator Tenaga Ahli
c) Kualifikasi Tenaga Ahli
d) Kualifikasi Tenaga Pendukung
3)
Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)
a) Tujuan dan latar belakang proyek
b) Ruang lingkup proyek
c) Pengenalan kondisi wilayah
d) Potensi permasalahan
4)
Pendekatan dan Metodologi
a) Desain fasilitas infrastruktur
b) Desain fasilitas bangunan
c) Apresiasi dan inovasi
d) Jadwal perencanaan
5)
Fasilitas Pendukung
a) Fasilitas ruang kantor
b) Fasilitas kendaraan
c) Perangkat keras komputer
d) Perangkat lunak software
6)
Paparan Konsep Desain
a) Paparan persyaratan administratif
b) Paparan pemahaman atas KAK
c) Paparan metodologi dan inovasi
d) Paparan hasil kerja dan penjadwalan
3.
Perancangan metode Simple Additive Weighting
Penentuan
pemenang peserta lelang menggunakan beberapa kriteria untuk menentukan nilai
atau rangking peserta lelang. Bertujuan untuk mempermudah pengolahan data atau
perhitungan rangking peserta lelang maka diterapkan metode yang dapat
menyelesaikan permasalahan yang melibatkan banyak kriteria yaitu metode Simple Additive Weighting (SAW). Karena metode SAW merupakan salah satu
metode dari model MADM, maka
penentuan bobot dan nilai variabel setiap kriteria harus menggunakan Multi Attribute Decision Making (FMADM).
Pada
penentuan pemenang peserta lelang terbuka ini menggunakan 6 kriteria yaitu
pengalaman peserta lelang, kualifikasi tenaga ahli, pemahaman terhadap kerangka
acuan kerja, pendekatan dan metodologi, fasilitas pendukung dan paparan konsep
desain. Dari setiap kriteria dipilih satu hal yang dianggap paling bisa
menggambarkan kriteria tersebut. Berikut ini merupakan kriteria yang digunakan
untuk menentukan pemenang peserta lelang terbuka pekerjaan perencanaan
rekayasa.
Tabel 1
Kriteria Seleksi Konsultan Rekayasa
Kriteria |
Keterangan |
|
C1 |
Pengalaman peserta lelang |
Pengalamam pekerjaan sejenis 10
tahun terakhir |
C2 |
Kualifikasi tenaga ahli |
Kualifikasi Team Leader, Tenaga
Ahli dan Tenaga Penunjang |
C3 |
Pemahaman terhadap KAK |
Tujuan dan latar belakang proyek,
ruang lingkup, pengenalan kondisi wilayah dan potensi permasalahan. |
C4 |
Pendekatan dan metodologi |
Konsep desain fasilitas dan
penjadwalan |
C5 |
Fasilitas pendukung |
Fasilitas kantor, kendaraan dan
software. |
C6 |
Paparan konsep desain |
Paparan persyaratan
administrative, pemahaman terhadap KAK, metodologi, inovasi, hasil kerja dan
penjadwalan. |
Mengacu
pada tabel
1 di atas, selanjutnya masing-masing kriteria tersebut akan ditentukan
bobotnya.
Tabel 2
Bobot Kriteria Seleksi
Kriteria |
|
Bobot
(%) |
C1 |
|
6 |
C2 |
|
16 |
C3 |
|
2 |
C4 |
|
14 |
C5 |
|
2 |
C6 |
|
60 |
Pada
setiap kriteria untuk setiap peserta lelang akan dinilai kelompok ahli, yang
dibuat tiga kelompok, yaitu kelompok 1 yang menilai kriteria C1, C2 dan C5.
Kelompok 2 yang menilai kriteria C3 dan C4. Sedangkan kelompok 3 yang menilai
kriteria C6. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ahli. Rentang nilai yang
digunakan dari nilai terendah 0 samapai dengan 100. Nilai 0 jika peserta lelang
tidak menyampaiakan materi yang diminta. Jika peserta lelang menyampaikan
materi yang diminta namun tidak lengkap dan tidak bermutu maka diberi nilai
terendah 30. Jika materi yang disampaikan sangat lengkap dan bermutu maka
diberi nilai 90 sampai 100.
Setelah
diketahui bobot dan nilai setiap kriteria, maka selanjutnya dapat melakukan
proses penentuan pemenang lelang dengan metode SAW.
Hasil dan Pembahasan
Alternatif yang digunakan dalam penelitian ini merupakan 4
perusahaan konsultan tipe besar berbadan hukum berbentuk Perusahaan Terbatas
(PT). Adapun alternatif tersebut sebagai berikut:
Tabel 3
Alternatif Perusahaan
Konsultan
Alternatif |
Kondisi
Perusahaan Terbatas (PT) |
A1 |
Berpengalaman, tenaga ahli sedang sibuk, konsep desain
sangat baik |
A2 |
Berpengalaman, tenaga ahli sedang sibuk, konsep desain
kurang lengkap |
A3 |
Berpengalaman, tenaga ahli tersedia, konsep desain cukup
lengkap. |
A4 |
Kurang berpengalaman, tenaga ahli kurang, konsep desain
tidak lengkap. |
Selain
alternatif, yang diperlukan dalam perhitungan metode SAW adalah bobot kriteria. Berdasarkan tabel 2, maka bobot
preferensi adalah sebagai berikut :
W
= (0.06, 0.16, 0.02, 0.14, 0.02, 0.60)
Data mengenai kompetensi peserta lelang didapat dari dokumen
lelang dan bahan paparan yang disampaikan kepada panitia lelang. Mengacu pada
data dokumen lelang dan paparan yang telah diterima, maka rating kecocokan dari
setiap alternatif pada setiap kriteria ditentukan sebagai berikut:
Tabel 4.
Rating Nilai Alternatif untuk Setiap Kriteria
Alternatif |
Kriteria |
|||||
C1 |
C2 |
C3 |
C4 |
C6 |
C7 |
|
A1 |
80.06 |
60.87 |
88.76 |
77.27 |
87.76 |
80.85 |
A2 |
81.13 |
60.01 |
80.25 |
63.02 |
80.34 |
74.09 |
A3 |
90.18 |
88.97 |
85.64 |
76.12 |
88.57 |
85.79 |
A4 |
70.16 |
68.95 |
71.98 |
66.12 |
75.49 |
70.53 |
Mengacu pada tabel 4, untuk C1 sampai nilai C6 nilai
terbesar adalah terbaik maka diasumsikan sebagai kriteria keuntungan (benefit).
Sehingga untuk melakukan normalisasi C1 sampai dengan C6 dilakukan normalisasi
menggunakan persamaan yang menggunakan nilai maksimum.
Setelah matriks keputusan di buat, maka selanjutnya
dilakukan normalisasi terhadap matriks tersebut. Normalisasi terhadap matriks
dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel. Jika di urutkan berdasarkan
nilai tertinggi ke terendah maka urutannya sebagai berikut :
Tabel 5
Rangking Nilai Alternatif
Hasil
Penilaian |
|
0.9972 |
A3 |
0.9080 |
A1 |
0.8305 |
A2 |
0.8170 |
A4 |
Mengacu pada tabel 5 di atas, dapat dilihat urutan nilai
tertinggi sampai terendah untuk semua peserta lelang. Berdasarkan rangking
nilai tersebut di atas, para pengambil keputusan atau dalam hal ini pihak
panitia lelang dapat mengambil keputusan perusahaan peserta lelang mana yang
menjadi pemenangnya.
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar dapat mengetahui
kriteria dan nilai bobot dari setiap kriteria dalam menentukan pemenang peserta
lelang terbuka bidang rekayasa. Hasil dari penelitian ini adalah informasi
mengenai rangking nilai dari semua peserta lelang sehingga diharapkan hasil
dari penelitian ini dapat dijadikan acuan perusahaan dalam menentukan pemenang
lelang. Perusahaan peserta lelang dengan tingkat kompetensi terbaik yaitu perusahaan
konsultan A3, kiranya dapat diprioritaskan untuk dijadikan pemenang lelang
tersebut, dan selanjutnya dipanggil untuk dilakukan negosiasi dari segi biaya
penawaran. Selain itu, informasi yang dihasilkan dari sistem yang dibangun pada
penelitian ini diharapkan dapat membantu mempermudah pihak panitia lelang dalam
menyajikan laporan mengenai rangking dan pemenang lelang tersebut.
BIBLIOGRAFI
Hartono, B. (2013). Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kusrini. (2007). Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan. Yojakarta: Penerbit Andi.
Kusumadewi, S., Hartati, S., Harjoko, A., & Wardoyo, R.
(2006). Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM). Yogyakarta:
Graha Ilmu, 78�79.
Prawito, P. S., & Asri, F. M. T. (2019). Analisis dan
Perancangan Ulang Sistem Informasi Sewa Apartemen Online Berbasis Web Studi
Kasus di PT. Tierra Properti Indonesia (Tierralogy. Com). Syntax Literate;
Jurnal Ilmiah Indonesia, 4(9), 113�131.