Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����

Vol. 2, No. 11, November 2020

 


Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 1 ManusubKabupatenKapuas KaltengTp.2017/2018

 

 

Abstract

Fostering student learning activities in schools is the duty and responsibility of the school which is entrusted to guidance and counseling officers, field teachers, administrative staff and even school caretakers. A teacher not only delivers material but is also obliged to provide direction to students in order to increase their learning activities. This research is based on the problem: Can guidance and counseling at SDN 1 ManusubKec Mantanga help individuals who are slow to learn to improve learning achievement in the field of study of BP in SDN 1 ManusubKec Mantangai Students, Kapuas District, 2018/2019 Academic Year While the purpose of this research is: counseling at SDN 1 ManusubKec Mantangai can help individuals who are slow to learn to improve learning achievement in the field of BP studies in students of SDN 1 ManusubKec Mantangai, Kapuas District, 2018/2019 academic year. The conclusion that can be stated in this research is that at this time the existence of guidance and counseling in schools is very necessary, considering that in the teaching and learning process in schools, new problems often arise that may not have happened before.

 

Keywords: learning achievement; guidance and motivation; BK;

 

Abstrak

Pembinaan aktivitas belajar siswa di sekolah merupakan tugas dan tanggung jawab sekolah yang dipercayakan kepada petugas bimbingan dan penyuluhan, guru bidang studi, pegawai tata usaha bahkan penjagha sekolah sekalipun. Seorang guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja tetapi berkewajiban pula memberikan pengarahan kepada siswa agar dapat meningkatkan aktivitas belajarnya. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: Apakah bimbingan dan penyuluhan di SDN 1 ManusubKec Mantangaidapat membantu Individu yang lambat belajarnya untuk meningkatkan prestasi belajar bidang studi BP pada SiswaSDN 1ManusubKec MantangaiKabupaten KapuasTahun Pelajaran 2018/2019 Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah : Ingin mengetahui Apakah bimbingan dan penyuluhan di SDN 1ManusubKec Mantangaidapat membantu Individu yang lambat belajarnya untuk meningkatkan prestasi belajar bidang studi BP pada SiswaSDN 1 ManusubKec Mantangai Kabupaten KapuasTahun Pelajaran 2018/2019. Kesimpulan yang dapat dikemukakan pada penelitian ini adalah pada saat sekarang ini keberadaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah-sekolah mutlak diperlukan, mengingat dalam proses belajar mengajar disekolah tidak jarang timbul suatu problem-problem baru yang mungkin belum pernah terjadi sebelumnya.

 

Kata kunci: prestasi belajar; bimbingan dan motivasi; BK

Pendahuluan

Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian setingi-tingginya (Mastuti et al., 2020).

Menurut (Fitriyah, 2019) pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan seseorang, hal ini disebabkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan semakin luas pengetahuannya dan semakin tinggi daya analisisnya, sehingga pada akhirnya akan mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, dengan kata lain pendidikan memberikan prasyarat bagi kemampuan seseorang untuk memperbaiki kualitasnya yaitu kualitas untuk menjalankan tugas yang diembannya tersebut.

Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan formal yang melibatkan guru dan peserta didik. Interaksi antara guru dan peserta didik ini dapat disebut sebagai proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu proses transformasi ilmu dari guru kepada peserta didik. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para peserta didik menuju perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial budaya. Proses pembelajaran bertujuan agar peserta didik dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan (Munawaroh, Subali, & Sopyan, 2012).

Dalam UU kita pada nomor No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 2 menerangkan bahwa �Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila yang berakar pada nilaikeagunganagama, kebudayaan nasional Indonesiayang menyesuaikan denganperkembangan IPTEK (Nurdyansyah & Fitriyani, 2018).

Pendidikan sebagai sebuah kegiatan dan proses aktivitas yang di sebgaja merupakan gejala masyarakat ketika sudah mulai disadari pentingnya upaya untuk membentuk, mengarahkan dan mengatur manusia sebagaimana dicita-citakan(Gunawan, 2012).

Pembinaan aktivitas belajar siswa di sekolah merupakan tugas dan tanggung jawab sekolah yang dipercayakan kepada petugas bimbingan dan penyuluhan, guru bidang studi, pegawai tata usaha bahkan penjagha sekolah sekalipun. Seorang guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja tetapi berkewajiban pula memberikan pengarahan kepada siswa agar dapat meningkatkan aktivitas belajarnya (Farikhah, 2015).

Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal serta aktivitas belajar yang tinggi, tidak hanya ditentukan oleh guru saja, tetapi volume aktivitas belajar siswa juga ikut menentukan. Pada dewasa ini sebagian besar sekolah menengah telah menetapkan telah menetapkan seorang guru khusus yang menangani siswa atau individu yang bermasalah dalam hubungannyadengan proses belajarnya. Seorang guru khusus tersebut tidak lain adalah petugas bimbingan dan penyuluhan yang mampu dan ahli dalam bidangnya (Megawati & Sari, 2012).

Hasil belajar tidak lepas dari proses belajaryang dijalani oleh siswa dalam kegiatanbelajar mengajar. Dari sisi guru tindakmengajar diakhiri dengan proses evaluasihasil belajar sedangkan dari sisi siswa hasilbelajar merupakan hasil yang dicapaisiswa. Hasil belajar dipengaruhi beberapafaktor yaitu faktor internal dan faktoreksternal. Faktor internal merupakan faktoryang berasal dari dalam diri siswa sepertikondisi fisiologi, kecerdasan, bakat, minat,motivasi dan kemampuan kognitif. Faktoreksternal merupakan faktor yang berasaldari luar diri siswa seperti faktor lingkungandan faktor instrumental.

Pembelajaran dimaksudkan untuk tercapaianya tujuan tertentuagar pembelajaran berjalan efektif dan efisien (Nurdyasnyah & Andiek, 2015). Belajar secara utuh dapat berarti proses pengarahan untuk pencapaian tujuan dan proses melakukan perbuatan melalui pengalaman yang diciptakan (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016).

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa beserta unsur yang ada di dalamnya. Guru merupakan faktor yang paling dominan yang menentukan kua-litaspembelajaran. Kualitas pembelajaran yang baik, tentu akanmenghasilkan hasil bel-ajar yang baik pula (Wulandari & Surjono, 2013).

Menurut dalam sistem pembelajaran guru dituntut untuk mampu memilih metode pembelajaranyang tepat, mampu memilih dan mengguna-kan fasilitas pembelajaran, mampu memilih dan menggunakan alat evaluasi, mampu me-ngelola pembel-ajaran di kelas maupun di laboratorium, menguasai materi, dan memahami karakter siswa (Rusman, 2012).

Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya sangat penting saja, bahkan sama sekali tidak bias dipisahkan dari kehidupan. Pendidikan itu mutlak sifatnya dalam kehidupan, baik dalam kehidupan bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa atau Negara sebagian besar ditentukan oleh mutu pendidikannya (Wahyudi & Sukmasari, 2018).

Sesuai dengan lajunya perkembangan dan kebutuhan yang ada pada masyarakat Indonesia dari tahun ketahun, untuk itu jumlahnya sekolah yang ada di Indonesia pun semakin lama makin bertambah pula, sehingga semakin banyak pula motivasi yang terjadi pada tiap-tiap sekolah yang mana selalu sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi sekarang ini jelas membawa dampak yang mengarah kepada penanganan yang perlu dipersiapkan, terutama dalam kaitanya dengan proses belajar mengajar disekolah. Mengingat hal � hal tersebut diatas, maka program bantuan terhadap siswa di sekolah juga perlu dipersiapkan dalam menanggani setiap masalah yang dihadapi oleh siswa dalam proses belajarnya.

Berdasarkan pedoman pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan yang tercantum dalam kurikulum KTSP 2006 yaitu Buku Pedoman IIIC, ditetapkan program bimbingan dan penyuluhan disekolah dalam membantu individu memecahkan masalah � masalah yang dihadapi dalam proses belajarnya. Untuk memperoleh hasilk belajart yang maksimal diperlukan adanya aktivitas yang maksimal pula dari siswa pada dasarnya setiap siswa atau individu itu mempunyai aktivitas, namun potensi di antara mereka itu berbeda. Pembinaan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis diharapkan agar kadar aktifitas dari setiap individu akan lebih optimal (Jannah, 2010).

Pada anak sesuai siswa sekolah menengah, khususnya siswa SMU/SMK merupakan masa investasi dimana pada masa ini merupakan masa yang penuh potensi � potensi dalam mengembangkan bakat, minat, kemampuan serta ketrampilan yang ada pada diri mereka. Pada masa seperti ini siswa dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, bukan berarti tidak menghadapi banyak tantangan justru pada masa muda seperti inilah tantangan yang dihadapi lebih kompleks dalam mengatasinya.

Ketidak mampuan siswa dalam menghadapi hambatan � hambatan yang dialamainya akan mengakibatkan siswa menjadi pemalas, kegiatan � kegiatannya tidak terarah dan sulit dikontrol, egonya tinggi, ingin berhasil tanpa jerih payah yang seharusnya dilakukan, mudah frustasi dan mudah tersinggung, apabila pada saat resesi ekonomi dunia seperti dunia sekarang ini dimana tantangan selalu muncul. Salah satu penanggulanganya adalah perlunya kehadiran petugas bimbingan dan penyuluhan disekolah adalah diutamakan dalam hubungannya dengan proses belajarnya disekolah maupun dirumah.

Program bantuan yang dilaksanakan oleh petugas bimbingan dan penyuluhan (BP) di sekolah, dalam menjalankan tugasnya, petugas bimbingan dan penyuluhan harus dapat menjalin kerja sama yang baik dengan perangkat pendidikan yang lain seperti : Kepala Sekolah, Guru, Petugas Tata Usaha, Penjaga Sekolah bahkan masyarakat sekitarnya.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas maka penulis mengemukakan sebuah judul penelitian yaitu tentang �Peningkatan Prestasi Belajar Bimbingan Konseling Materi Kelebihan dan Kekurangan Diri Dengan Bimbingan dan MotivasiSDN 1Kalumpang Kec MantangaiKabupaten KapuasTahun Pelajaran 2013/2014�.

 

Metode Penelitian

Di dalam penelitian berhasil tidaknya suatu kegiatan yang dilaksanakan banyak ditentukan oleh tepatnya metode yang digunakan. Dengan demikian metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan kualitas hasil yang telah dilakukan . Oleh karena itu perlu terlebih dahulu ditentukan metode yang tepat bagi permasalahan yang akan diteliti dan ketetapan dalam memilih inilah yang akan mengarahkanb kepada tujuan penelitian.

Dalam hal ini metode mempunyai pengertian sebagai alat penyelidikan, hal ini juga sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh WJS. Poerdarminto, bahwa : �Metode adalah cara yang teratur dan terpilih yang paling baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan dalam pendidikan���Sedangkan menurut SuFadilla Psno Hadi adalah :�Metode adalah suatu usaha untuk menentukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha dimana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah�.�

Istilah metode berasal dari kata �Metode� dan �Logos�. Metode artinya suatu cara untuk mencapai tujuan, sedangkan Logos artinya ilmu, maka METODE berarti ilmu tentang cara untuk mencapai kebenaran sesuatu secara ilmiah. Dengan melihat uraian diatas maka jelaslah bahwa metode pada hakekatnya membawa cara-cara yang dapat digunakan dalam suatu penyelidikan guna mendapat data-data yang objektif akhirnya diperoleh suatu hasil yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah.

 

 

Hasil dan Pembahasan

Dalam bagian ini akan diuraikan berturut-turut mengenai pengalaman-pengalaman dalam rangka pelaksanaan penelitian mengenai :

A.    Kegiatan Bimbingan Penyuluhan Dalam Rangka Pemecahan Masalah

Kegiatan yang dilakukan oleh petugas bimbingan dan penyuluhan di SDN 1KALUMPANG KEC MANTANGAI adalah menginventarisasi siswa yang perlu mendapatkan prioritas dalam meningkatkan prestasi belajarnya, khususnya pada bidang studi BP. Dalam hal ini petugas bimbingan dan penyuluhan menentukan individu � individu itu melalui kegiatan belajarnya disekolah.

Setelah menentukan individu-individu yang mendapatkan prioritas penanganan itu, kegiatan bimbingandan penyuluhan selanjutnya dalam rangka keseluruhan usaha pemecahan adalah :

1.    Mengidentifikasi individu-individu yang bermasalah, dan dikategorikan dalam ��daftar tersebut dibawah ini :

SDN 1 Kalumpang

Daftar nama-nama siswa yang dikategorikan perlu mendapatkan bantuan pelayanan bimbingan dan penyuluhan

No.

Kategori Masalah

Siswa yang perlu

pelayanan BP

1

Maslah keterlambatan akademis. Mereka tidak

sepenuhnya menghadapi pelajaran, tampak berat terhadap pelajaran, bersembunyi takut diberi pertanyaan

1. Amat

2. Jon

2

Masalah sangat cepat belajar. Mempunyai bakat akademis yang tinggi atau IQ diatas 130

3. teri

3

Masalah lambat belajar. Murid yang mempunyai bakat akademis rendah IQ sekitar 100

4. Dausi

5. Antil

6. Johan W

4

Masalah penempatan minat sosialnya terlalu membedakanya dengan kawan � kawannya yaitu terlalu atau lebih

7. Bahruni

8. Dono

5

Masalah tingkah laku dan sosialnya emosional pada umumnya. Agresif suka menggangu dan mencari perhatian

9. Dono

 

6

Masalah menyendiri, yaitu pemalu, mudah gentar, kurang berani dalam menghadapiu teman yang lain.

10. Achmad

 

7

Masalah tingkah laku umum, yaitu kerjanya tidak produktif, ada kejanggalan � kejanggalan tingkah laku

11. Dimas

 

8

Masalah � masalah jasmaniah. Masalah kehadiran yaitu sering absen karena melanggar tata tertib sekolah

12. Wulan

13. Apok

9

Masalah pembicaraan (tidak banyak basa basi)

14. Fadilla P

15. Sri

16. Asnol

10

Masalah jasmaniah umum

-

 

2.    Penelaahan Status

Dalam kegiatan belajar pada umunya kelima siswa itu menunjukkan kekurangan siapan dalam memulai pelajaran. Mereka seakan �akan kurang potensial, lemah dan enggan. Latar belakang keluarga atau orang tua dalam hal ini dapat dikatakan status sosialnya kurang mampu.

Dalam pergaulannya dikelas sebagian besar mereka pasif, tetapi ada juga yang agresif, misalnya Jumain. Secara umum individu yang bermasalah itu mempunyai anggota keluarga paling sedikit 6 (enam) orang. Kelamahan dan kelebihan individu.

 

No.

Subjek

Kelemahan

Kelebihan

1

Apok

Lemah dalam pelajaran, pendiam, suka pacaran, jera dalam pergaulannya. Tidak punya teman bermain

Mempunyai ketrampilan menari

2

Sri

 

Lemah dalam belajarnya, bandel, ceplas ceplos, kadang kala acuh tak acuh

Pandai menggambar

3

Dimas

Malas, kurang aktifitas, lebih menonjol usianya, jarang melaksanakan tugas

Tidak ada

4

Fadilla P

Lemah dalam belajarnya, kurang aktifitas belajarnya, kelihatan acuh, kekuatan fisiknya agak menonjol

Banyak teman, mengikuti klub olah raga silat, solider penurut, patuh

5

Wulan

Pemalas, sering tidak melakukan tugas, kurang bergairah, acuh terhadap teman � temannya, pemarah, mudah tersinggung

Kelebihannya tidak jelas

 

Kriteria kesulitan siswa

No.

Subjek

Kesulitan yang dialami

1

Asnol

Kelambatan belajar, karena kurang motivasi sehingga tidak tahu apa yang seharusny dilakukan dalam belajarnya

2

Ahmat

Kelambanan belajar, karena status atau lingkungan keluarga belum menunjang

3

Dono

Kurang aktifitas belajar, karena selalu disibukkan oleh pekerjaan membantu orang tua

4

Johan

Daya pikirnya lemah, phisik badanya kekar, aktifitas belajarnya lemah.

5

Antil

Kurang aktifitas belajar, sembrono atau ceroboh, kesempatan belajar dibatasi (membantu orang tua

 

3.    Langkah-langkah Kegiatan

Setelah menentukan kriteria kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa atau individu, petugas bimbingan dan penyuluhan melaporkan kepada kepala sekolah sebagai penanggung jawab sekolah. Atas anjuran dari kepala sekolah petugas bimbingan dan penyuluhan diminta untuk membuat surat panggilan kepada wali murid untuk mempersiapkan data � data yang menyangkut individu yang bermasalah seperti :

a)         Daftar prestasi siswa

b)        Catatan pribadi murid

c)         Hasil belajar murid

d)        Buku kegiatan OSIS

e)         Kartu SPP

f)         Panggilan orang tua atau wali murid

g)        Catatan kegiatan bimbingan dan penyuluhan

h)        Catatan pelanggaran tata tertib

i)          Catatan khusus kejadian diluar kelas

Setelah berkonsultasi dengan kepala sekolah, petugas bimbingan dan penyuluhan minta informasi lain kepada bapak atau ibu guru. Berdasarkan informasi dari bapak atau ibu guru dapat diperoleh gambaran secara umum sebagai berikut :

a)      Sebagian dari mereka belum dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan

b)      Sebagian terbesar guru dalam proses belajar mengajarnya menggunakan metode ceramah

c)      Dalam menerima pelajaran murud pasif sekali

d)      Murid tidak mempunyai buku pelajaran atau buku pegangan terutama BP

e)      Jarang melaksanakan tugas yang diberikan���

f)       Tidak pernah mengemukakan pendapat atau pertanyaan

g)      Terasa berat dalam menerima pelajaran

h)      Mengeluh karena materi pelajaran BP khusunya banyak dan membingungkan.

4.    Pengamatan secara mendalam

Pada pokoknya berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara mendalam, mereka para siswa yang mengalami masalah tidak pernah mel;akukan pelanggaran yang kelewat batas. Pelanggaran yang mereka lakukan masih dalam taraf ayang wajar, sebagai akibat dari kurangnya rasa tertib dan disiplin dalam mentaati tata tertib disekolah. Reaksi bagi mereka, seandainya melakukan pelanggaran kecil menunjukkan sikap penjelasan

Kelambatan dalam belajarnya mereka bukan disebabkan karena seringnnya melakukan pelanggaran, tetati disebabkan karena seringnnya melakukan pelanggaran, tetapi disebabkan karena faktor-faktor lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar kuran menunjang. Ditambah pula dengan belum dapat mengembangkan motivasi dalam belajarnya baik disekolah maupun dirumah.

 

Jenis-jenis pelanggaran yang mereka lakukan adalah :

No.

Subjek

Jenis Pelanggaran

1.

Antil

Akibat belum dapat mengatur waktu dalam kegiatannya kadang tidak masuk sekolah

2.

Dono

Sekali waktu bajunya tidak dimasukkan, malas mengerjakan tugas PR

3.

Dimas

Akibat selalu ingin menarik perhatian, dia bertingkah yang mengundang perhatian teman lainnya pelanggaran seperti baju tidak dimasukkan, mengoda temannya tapi sering tidak mengikuti upaca diluar jam pelajaran, sok jagoan merupakan kebiasaan yang sering dilakukan

4.

Sri

Hampir tidak pernah melakukan pelanggaran, hanya memaang kalau diberi PR dan pertanyaan sering tidak dilaksanakan atau dijawab

5.

Ahmad

Fisiknya kuat daripada daya pikirnya,pemalas, ceroboh, diam kalau ditanaya, tidak mengerjakan PR.

 

 

5.    Penyuluhan

Program bimbingan dan penyuluhan yang dilaksanakan oleh petugas khusus. Petugas adalah orang yang ahli dibidangnya. Dalam melaksanakan tugasnya disekolah selalu bekerja sama dengan wali kelas, guru bidang studi, pegawai tata usaha dan lainya serta mengadakan koordinasi dengan kepala sekolah dan orang tua murid. Dalam melaksanakan tugasnya selalu menjaga hubungan baik antara penyuluh dengan seluruh siswa agar dapat menjalin hubungan yang erat dan ssaling percaya mempercayai sehingga memudahkan dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Bagaimanapun juga program bimbingan dan penyuluhan merupaka sarana dan prasarana terhadap individu yang mengalami masalah. Oleh karena itu apabila tidak tepat dalam memberikan terapi akan membawa akibat yang fatal, baik bagi siswa sendiri maupun penyuluh dalam menjalankan perannya. Ketetapan waktu dan kebutuhan perlu diserahkan dan diselaraskan.

Dari tingkah laku individu diatas bahwa mereka mengalami gejala-gejala gangguan belajar yang disebut psikoneorologis atau perceptual motor, karena gejala-gejala nampak adalah sebagai berikut :

 

No.

Gelaja � gejala gangguan

Subjek

1.

Mudah kebingungan

1. Amat

2. Jon

2.

Apabila menerima reaksi gerakkan atau tindakan berlebihan

3. teri

 

3.

Sukar menguasai diri dan melakuakan

4.Dausi

5. Antil

6.Johan W

4.

Dalam keadaan normal mudah beralih perhatian

7. Bahruni

8. Dono

5.

Suka Bergerak

9. Dono

 

6.

Koordinasi antar gerakan mata dan tangan kurang

10. Achmad

 

7.

Kurang jeli

11. Dimas

 

8.

Sukar mengatur dan menyusun pikiran

12. Wulan

13. Apok

9

Ketrampilan dalam pelajaran kurang

14. Fadilla P

15. Sri

10

Kurang mampu melakukan langkah � langkah yang operasional

16. Asnol

 

6.    Terapi pembinaannya dalam belajar

Sebagian besar mereka menganggap bahwa materi bidang studi BP itu terlalu banyak dan sukar dimengerti, sehingga membingungkan dan akibatnya malas belajar. Berdasarkan data penulis mengemukakan bahwa prestasi belajar yang dicapai untuk bidang studi BP yang mereka peroleh adalah dalam kriteria cukup artinya paling tinggi nilainya 7 (tujuh). Hal ini terjadi pada siswa yang mendapatkan nilai, baik pada studi BP maupun bidang lainnya ternyata hampir sama.

Mengingat hal tersebut, maka terapi yang tepat dalam membimbing mereka dalah dengan pembinaan pada belajar mereka secara tertib, teratur dan berkesinambungan sesuai dengan jenjang sekolah masing � masing. Dalam proses belajar, terutama pada bidang studi BP, perlu ditanamkan dan dibangkitkan motivasinya.

 

B.     Analisa data dan hipotesa

Sebelum mengemukakan interprestasidata, maka terlebih dahulu penulis kemukakan tentang analisa data. Dalam analisa data ini terdapat 2(dua) variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Yang kami sajikan disini adalah :

a)      Variabel Bebas (X) : Fungsi bimbingan dan penyuluhan

b)      Variabel Terikat (Y): Prestasi Belajar Siswa

Sebagaimana dikemukakan dalam interprestasi data bahwa menguji sebuah hipotesa, diperlukan beberapa jenis data sebagai berikut

Data menunjukkan perhubungan variabel bebas dan variabel terikat. Terlebih dahulu penulis kategorikan penilaian sebagai berikut :

 

Tabel 1

Penilaian Prestasi Belajar Siswa Sebelum Pelayanan Bp

No.

Nilai

Kriteria

1

10

Istimewa

2

9

Baik sekali

3

8

Baik

4

7

Cukup

5

6

Sedang

6

5

Kurang

7

4

Kurang Sekali

8

3

Jelek

 

Tabel 2

Presentasi Prestasi Belajar Siswa Sebelum Pelayanan Bp

Kriteria Penilaian

F

%

Cukup

10

26.3

Sedang

20

52.7

Kurang

5

13.1

Kurang Sekali

3

7.9

Jumlah

38

100

 

 

 

 

Tabel 3

Presentasi Prestasi Belajar SiswaSDN 1Kalumpang Kec Mantangaikabupaten KapuasTahun Pelajaran 2013/2014sesudah Pelayanan Bp

No.

F

%

Cukup

13

34.2

Sedang

25

65.8

Kurang

-

-

Kurang Sekali

-

-

Jumlah

38

100

 

Dari tabel diatas dapat kita lihat prestasi belajar setelah pelayanan bimbingan dan penyuluhan terhadap selisih sebagai berikut :

Dengan menggunakan deviasi presentase (%) :

% d = % 1 - % 2

Tafsiran dari d % adalah : Berapa banyak kasus dalam satu kategori variabel melebihi kasus dari variabel lain. Jadi besarnya kenaikan adalah :

4.      Kriteria nilai cukup���������������������������������������� = 34.2 � 26.3 = 7.9

5.      Kriteria nilai sedang�������������������������������������� = 65.8 � 52.7 = 13.1

6.      Kriteria nilai kurang��������������������������������������� = 13.1

7.      Kriteria nilai kurang sekali���������������������������� = 7.9

Berarti dalam hal ini variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Berarti pelayanan yang diberikan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dari analisa diatas dapat kita ketahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar BP mereka secara umum setelah adanya bimbingan dan penyuluhan adalah :

= (7.9+ 13.1 + 13.1 + 7.9) = 44.00%

 

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kami kemukakan pada penelitian ini adalah :(1.) Pada saat sekarang ini keberadaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah-sekolah mutlak diperlukan, mengingat dalam proses belajar mengajar disekolah tidak jarang timbul suatu problem-problem baru yang mungkin belum pernah terjadi sebelumnya. (2.) Mengingat bahwa tujuan utama bimbingan dan penyuluhan adalah membantu individu yang bermasalah, jadi bukan berpusat pada masalah-masalah saja maka perlu adanya kerja sama yang selalu terkoordinir antara petugas bimbingan dan penyuluhan dengan siswa, keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal ini mengingat pengaruh lingkungan sekitar dari setiap individu yang tidak sama satu dengan lainnya. (3.) Kehadiran bimbingan dan penyuluhan merupakan faktor pendorong bagi siswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan belajarnya serta meningkatkan aktifitas belajarnya. Kehadiran bimbingan dan penyuluhan jangan sampai menimbulkan salah pengertian bagi siswa sehingga menyebabkan timbulnya dampak yang tidak menguntungkan semua tugasnya. (4.) Dalam membantu individua yanag bermasalah, bimbingan dan penyuluhan hendaknya dapat menjaga keselarasan, keserasian dan keseimbangan dalam menjalankan tugasnya. (5.) Bimbingan dan penyuluhan yang dilaksanakan dengan penuh loyalitas dan dedikasi yang tinggi serta memiliki keahlian khusus dalam bidangnya, maka secara efektif dan efisien dapat membantu siswa yang mengalami masalah dalam belajarnya dapat meningkatkan prestasi belajarnya (6.) Peningkatan prestasi belajar bagi yang terdapat hambatan perlu adanya pembinaan dan bimbingan belajar, khususnya dari petugas bimbingan dan penyuluhan disekolah.

 

BIBLIOGRAFI

 

Farikhah, Siti. (2015). Manajemen lembaga pendidikan. Aswaja Presindo.

 

Fitriyah, Nurul. (2019). Peningkatan pemahaman kosa kata materi alat al Muwasalat mata pelajaran Bahasa Arab menggunakan metode bernyanyi pada siswa Kelas II E MI Al Fithrah Kedinding Surabaya. UIN Sunan Ampel Surabaya.

 

Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan karakter. Bandung: Alfabeta, 2.

 

Jannah, Wirdatul. (2010). Pelaksanaan Analisis Masalah Siswa Berdasarkan Hasil Alat Ungkap Masalah Umum (Aum U-3) Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 25 Pekanbaru. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

 

Mastuti, Rini, Maulana, Syarif, Iqbal, Muhammad, Faried, Annisa Ilmi, Arpan, Arpan, Hasibuan, Ahmad Fauzul Hakim, Wirapraja, Alexander, Saputra, Didin Hadi, Sugianto, Sugianto, & Jamaludin, Jamaludin. (2020). TEACHING FROM HOME: dari Belajar Merdeka menuju Merdeka Belajar. Yayasan Kita Menulis.

 

Megawati, Yolanda Dian Nur, & Sari, Annisa Ratna. (2012). Model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individualization (TAI) dalam meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Banjarnegara Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 10(1).

 

Munawaroh, Rosyidatul, Subali, Bambang, & Sopyan, Achmad. (2012). Penerapan Model Project Based Learning Dan Kooperatif Untuk Membangun Empat Pilar Pembelajaran Siswasmp. UPEJ Unnes Physics Education Journal, 1(1).

 

Nurdyansyah, Nurdyansyah, & Fahyuni, Eni Fariyatul. (2016). Inovasi model pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Nizamia Learning Center.

 

Nurdyansyah, Nurdyansyah, & Fitriyani, Toyiba. (2018). Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Terhadap Hasil Belajar Pada Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

 

Nurdyasnyah, Nurdyansyah, & Andiek, Widodo. (2015). Inovasi teknologi pembelajaran. Nizamia Learning Center (NLC).

 

Rusman, Model model Pembelajaran. (2012). Mengembangkan Profesional Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

 

Wahyudi, Hendro Setyo, & Sukmasari, Mita Puspita. (2018). Teknologi dan Kehidupan Masyarakat. Jurnal Analisa Sosiologi, 3(1).

 

Wulandari, Bekti, & Surjono, Herman Dwi. (2013). Pengaruh problem-based learning terhadap hasil belajar ditinjau dari motivasi belajar PLC di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(2).