�� Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853� e-ISSN : 2684-883X�����

�Vol. 1, No. 6 Oktober 2019

 


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ELASTISITAS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

 

Ahmad Gumrowi

Madrasah Aliyah Negeri 1 Pesisir Barat

Email: gumrowi@gmail.com

 

Abstrak

Penelitian tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Elastisitas siswa MAN 1 Pesisir Barat melalui pembelajaran pendekatan� kontekstual� Team� Assisted Individualization dan mengetahui seberapa besar kenaikan hasil belajar tersebut. Objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa MAN 1 Pesisir Barat pada pokok bahasan Elastisitas melalui pembelajaran pendekatan� kontekstual� Team� Assisted Individualization. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga siklus, dari hasil analisis diperoleh bahwa Pembelajaran� Melalui� Pendekatan� Kontekstual� Model Team� Assisted Individualization� dapat�� meningkatkan� hasil�� belajar Elastisitas�� siswa MAN 1 Pesisir Barat pada setiap siklusnya. Rata-rata hasil belajar siswa meningkat pada siklus I dari 67,90� menjadi 75,70 pada siklus II atau meningkat 11,49%, pada siklus III 79,77 atau� meningkat 5,37%. Rata-rata ketuntasan kelas meningkat pada siklus I dari 40,00� menjadi 73,33 pada siklus II atau meningkat 83,33%, pada siklus III menjadi 86,67 atau� meningkat 18,18%.

 

Kata Kunci: Hasil belajar, kontekstual, assisted, individualization, team

 

Pendahuluan

Pendidikan yang bermutu, akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Salah satu indikator tingginya kualitas pembelajaran dalam pendidikan adalah adanya kesempatan dan ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi dan bakat yan dimiliki dan dapat memenuhi kebutuhan emosional peserta didik (Cholik, 2017). Adapun persoalan belakangan ini dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan, baik pada tingkat dasar maupun tingkat menengah. Dalam skala mikro rendahnya kualitas pendidikan dapat dilihat dari rendahnya perolehan nilai ujian siswa yang merupakan indikator pencapaian hasil belajar. Salah satu mata pelajaran yang termasuk kategori rendah adalah fisika. Tinggi rendahnya hasil belajar fisika siswa disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor yang berasal dari dalam maupun faktor yang berasal dari luar diri siswa. Rendahnya hasil belajar ini diduga karena pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru pada proses pembelajaran sangat kurang tepat dan� pengelolaan kegiatan� pembelajaran� yang masih belum dapat membangkitkan motivasi belajar siswa secara optimal. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus diciptakan secara teratur untuk mewujudkan keberhasilan dari proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Pemilihan model pembelajaran sangat menentukan akan keberhasilan dan tingkat penguasaan siswa terhadap� suatu pelajaran.

Pada penelitian tindakan ini peneliti mencoba berinovasi kegiatan belajar mengajar� menggunakan pendekatan Kontekstual� Team� Assisted Individualization pada pelajaran fisika khususnya pokok bahasan elastisitas.� Dengan pendekatan ini diharapkan siswa akan tertarik dan aktif untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar fisika khususnya pada pokok bahsan elastisitas. Selain itu� berdampak juga pada peningkatan kinerja guru� dan aktivitas siswa� pada proses pembelajaran di MAN 1 Pesisir Barat.

(Komalasari, 2010) mendefinisikan pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupan.� Jadi dengan demikian dapat dikatakan bahwa CTL merupakan pembelajaran yang mengaitkan antara materi dengan situasi dunia nyata yang saling terhubung dan terjadi disekitar siswa sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang dipelajari dan mengambil manfaatnya serta dapat menerapkannya dalam kehidupan.

Salah� satu� model� pembelajaran� kooperatif� adalah�� Team� Assisted Individualization (TAI). Pembelajaran tipe ini merupakan pembelajaran yang menggabungkan� belajar kooperatif dengan� individu. Dalam menyelesaikan� tugas kelompok, masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya karena keberhasilan kelompok ditentukan oleh masing-masing anggota kelompok, dalam hal ini setiap anggota kelompok harus bekerja sama dan saling membantu untuk saling memahami materi pelajaran. Pelajaran belum dapat dilanjutkan jika salah� satu� anggota�� belum� menguasai pelajaran (Slavin, 2015).

Hasil belajar menurut pendapat Gagne dalam (Dahar, 1989) menyatakan, bahwa; �Hasil belajar dapat didefinisikan� sebagai sesuatu� yang telah dicapai seseorang setelah ia mengalami proses belajar, dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dan proses belajar yang dilakukan atau yang dilaluinya. Penilaian hasil belajar, harus dilakukan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana tujuan untuk intruksional yang telah diajarkan dalam kegiatan pembelajaran yang telah dikuasai siswa.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Pesisir Barat� yang berloksidi Jl. Lapangan Merdeka Labuhan Jukung Pesisir Barat. �Penelitian tindakan ini� dilaksanakan 3 siklus, �pada tiap-tiap� siklus terdiri dari� empat tahapan, yaitu (Arikunto & Pendidikan, 1992) :

1.      Perencanaan (planning)

2.      Pelaksanaan tindakan (acting)

3.      Pengamatan (observasing) dan

4.      Refleksi berdasarkan hasil pengamatan (reflecting)

Data hasil belajar berupa rata-rata� nilai� tes� yang diberikan� setelah� mengikuti� proses kegiatan� pembelajaran� dengan� menggunakan� pembelajaran� Pendekatan� Kontekstual� Team� Assisted Individualization� dalam setiap siklus. Data yang diperoleh pada setiap siklus dianalisis secara kuantitatif rumus:

Keterangan

������� : Nilai rata-rata tes

�� : Jumlah nilai seluruh siswa

N�������� : Jumlah siswa

Untuk rnengetahui keberhasilan hasil belajar siswa yang diinginkan dan penelitian ini berpedoman kepada indikator sebagai berikut: Siswa dapat menyelesaikan kasus tentang Elastisitas, siswa� paham tentang materi yang disampaikan dengan pencapaian 75 % �siswa dapat tuntas pada kompetensi dasar yang diberikan dan kategori tentang keberhasilan� siswa dengan nilai hasil test ≥ 73 sesuai dengan KKM.

 

Hasil dan Pembahasan

Pada akhir pertemuan setiap siklus diadakan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pokok bahasan Elastisitas. Data hasil belajar siklus I� dibandingkan data hasil belajar siswa sebelum penelitian seperti tabel� 1 dan gambar 1� berikut:

 

Tabel 1 Data Hasil Belajar 30 Siswa� Pada Siklus I

No

Kegiatan

Ketuntasan Klasikal

Kenaikan Ketuntasan (%)

Rata-rata Siswa

Jml Siswa

(%)

1

Pra Penelitian

7

23.33

-

62.80

2

Siklus I

12

40.00

71.43

67.90

 

Gambar 1 Grafik Ketuntasan Hasil belajar sklus I

Data tersebut menunjukkan�� bahwa� dari 30 siswa� yang memperoleh� nilai��� ≥ 73 (tuntas) sebanvak 12 siswa atau sekitar 40 % dari jumlah� siswa yang hadir. Jika dibandingkandengan nilai awal siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa atau 23,33%� jelas mengalami peningkatan 71,43%. Sedangkan rata-rata hasil belajar dari 62,8 menjadi 67,9 atau� meningkat 8,12% dari sebelum menggunakan kontekstual� Team� Assisted Individualization.� Perubahan ini masih sangat jauh dari harapan peneliti, tetapi jelas adanya perubahan hasil belajar siswa dengan� pembelajaran� melalui� pendekatan� kontekstual� Team� Assisted Individualization.

Data hasil belajar pada siklus II seperti tabel 2 dan gambar 2 berikut:

Tabel 2� Data Hasil Belajar 30 Siswa� Pada Siklus Siklus II

No

Kegiatan

Ketuntasan Klasikal

Kenaikan Ketuntasan (%)

Rata-rata Siswa

Jml Siswa

(%)

1

Siklus I

12

40.00

71.43

67.90

2

Siklus II

22

73.33

83.33

75.70

�����

 

 

 

 

 

 

 

�������������������������������� Gambar 2� Grafik Ketuntasan Hasil belajar sklus II

Pada siklus II dari 30 siswa yang tuntas atau memperoleh� nilai�� ≥ 73 sebanyak 22 siswa� atau 73,33% dari� jumlah siswa yang hadir., jika dibandingkan dengan siklus I mengalami kenaikan 83,33 %. Sedangkan rata-rata hasil belajar dari 67,9 menjadi 75,7 atau� meningkat 11,49% Walaupun� hasil belajar mengalami peningkatan yang cukup baik� pada siklus II namun�� indikator� keberhasiIan siswa baik secara individu maupun klasikal belum terpenuhi.

Data hasil belajar pada siklus III seperti tabel 3 dan gambar 3 berikut:

Tabel 3� Data Hasil Belajar 30 Siswa� Pada Siklus Siklus III

No

Kegiatan

Ketuntasan Klasikal

Kenaikan Ketuntasan (%)

Rata-rata Siswa

Jml Siswa

(%)

1

Siklus II

22

73.33

83.33

75.70

2

Siklus III

26

86.67

18.18

79.77

 

����� Gambar 3� Grafik Ketuntasan Hasil belajar sklus III

Berdasarkan data tersebut siswa yang memperoleh nilai�� ≥73 sebanyak 26� siswa atau� 86,67% meningkat 18,18% dari siklus II. Sedangkan rata-rata hasil belajar dari 75,7 menjadi 79,77 atau meningkat 6,47% dari rata-rata siklus II. Dari data diatas maka indikator keberhasilan pada penelitian ini terpenuhi semua.

Dengan melihat perubahan-perubahan ini jelaslah bahwa ��pembelajaran� melalui� pendekatan� kontekstual�� Team� Assisted Individualization dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI.A.1 MAN 1 Pesisir Barat yang berjumlah 30 siswa pada pokok bahasan elastisitas.

 

Kesimpulan

Berdasarkan� hasil penelitian dan pembahasannya dapat disimpulkan� sebagai berikut:

1.      Pembelajaran� Melalui� Pendekatan� Kontekstual� Team� Assisted Individualization

dapat�� meningkatkan� hasil�� belajar Elastisitas�� siswa MAN 1 Pesisir Barat tahun pada setiap siklusnya.

2.      Rata-rata hasil �belajar siswa meningkat pada siklus I dari 67,90� menjadi 75,70 pada siklus II atau �meningkat 11,49%, pada siklus III 79,77 atau� meningkat 5,37%.

3.      Rata-rata ketuntasan kelas meningkat pada siklus I dari 40,00 menjadi 73,33 pada siklus II atau meningkat 83,33%, �dan pada siklus III menjadi 86,67 atau� meningkat 18,18%.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

����������������������������������������������������������

 

BIBLIOGRAFI

Arikunto, Suharsimi, & Pendidikan, Dasar�Dasar Evaluasi. (1992). Bumi Aksara. Jakarta.

 

Cholik, Cecep Abdul. (2017). Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk Meningkatkan Pendidikan Di Indonesia. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(6), 21�30.

 

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar: Jakarta: Penerbit Erlangga.

 

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama.

 

Slavin, Robert E. (2015). Cooperative learning in elementary schools. Education 3-13, 43(1), 5�14.