Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����

Vol. 2, No. 11, November 2020

 


KONSTRUKSI MEDIA ONLINE MENGENAI PEMBERITAAN BLAME GAME TERKAIT ASAL MULA VIRUS CORONA MUNCUL

 

Muhammad Yudistira Meydianto

Universitas Budi Luhur Jakarta, Indonesia

Email: [email protected]

 

Abstract

The purpose of this research is to see how the news packaging of the two media is opposite each other. Research Methods Text analysis with the analysis of the Robert N. Entman version of the framing approach. The subjects of this research are the New York Times and Xinhua.com media, while the object of this research is the news released from the two media relating to mutual accusations of the origin of the corona virus appearing. The theory of framing analysis uses the concept of Robert N. Entman. According to Entman, framing is viewed on 2 major dimensions, namely: �Selection of gossip and highlighting aspects. Prominence is the process of making facts more interesting, more interesting, meaningful or more memorable to the audience. The reality that is presented in a prominent way has a greater possibility to be noticed and to hypnotize the audience about a reality. The Chinese side's research results rejected Trump's accusation that the corona virus was deliberately created and originated from China, Trump also could not provide valid evidence so that China emphasized more that they rejected the accusation, while the New York Times supported Trump's statement. But on the other hand, the New York Times also blamed Trump for the corona virus in the United States because of his slow handling. The Chinese side's research results rejected Trump's accusation that the corona virus was deliberately created and originated from China, Trump also could not provide valid evidence so that China emphasized more that they rejected the accusation, while the New York Times supported Trump's statement. But on the other hand, the New York Times also blamed Trump for the corona virus in the United States because of his slow handling.

 

Keywords: Corona Virus; Framing Analysis; Foreign Media;

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pengemasan pemberitaan dari kedua media yang saling bersebrangan. Metode Penelitian Analisis teks dengan pendekatan analisis framing versi Robert N. Entman. Subjek penelitian ini adalah media New York Times dan Xinhua.com, sedangkan objek penelitian ini adalah berita-berita yang dikeluarkan dari kedua media tersebut yang berkaitan dengan saling tuduh asal muasal virus corona muncul. Teori Analisis framing menggunakan konsep Robert N. Entman. Menurut Entman, framing ditinjau pada 2 dimensi akbar, yaitu: �Seleksi gosip dan penonjolan aspek. Penonjolan merupakan proses menciptakan fakta lebih bermakna, lebih menarik, berarti atau lebih diingat khalayak. Realitas yang tersaji secara menonjol memiliki kemungkinan lebih akbar untuk diperhatikan dan menghipnotis khalayak mengetahui mengenai suatu realitas. Hasil penelitian Pihak China menolak tuduhan Trump yang mengatakan virus corona sengaja diciptakan dan berasal dari China, Trump juga belum bisa memberikan bukti yang valid sehingga China lebih menekankan bahwa mereka menolak tuduhan tersebut, sedangkan New York Times mendukung pernyataan Trump. Namun di sisi lain, New York Times juga menyalahkan Trump karena menyebarkan virus corona di Amerika Serikat dikarenakan lambannya penanganan. Hasil penelitian Pihak China menolak tuduhan Trump yang mengatakan virus corona sengaja diciptakan dan berasal dari China, Trump juga belum bisa memberikan bukti yang valid sehingga China lebih menekankan bahwa mereka menolak tuduhan tersebut, sedangkan New York Times mendukung pernyataan Trump. Namun di sisi lain, New York Times juga menyalahkan Trump karena menyebarkan virus corona di Amerika Serikat dikarenakan lambannya penanganan.

 

Kata kunci: Virus Corona; Analisis Framing; Media Asing;

 

Pendahuluan

Kemajuan teknologi yang dewasa ini dirasakan terbukti memberikan banyak manfaat dan kemudahan pada kehidupan manusia. Adanya internet merupakan sebuah hasil berkembang pesatnya teknologi yang turut memberikan banyak sekali dampak positif apabila digunakan sebaik mungkin. Salah satunya adalah sebagai media pemasaran. Beberapa tahun terakhir menurut (Mahardika & Gusti Aji, 2018).

Istilah �komunikasi massa� (mass communication) dicetuskan sebagaimana juga �media massa� (mass media) pada awal abad ke-20 untuk menggambarkan apa yang kemudian merupakan fenomena sosial baru dan ciri utama dari dunia baru yang muncul yang dibangun pada fondasi industrialisme dan demokrasi populer (Hidayat & Salim, 2013).

Media massa adalah alat yang digunakan manusia untuk menyampaikan pesan. Media massa sangat penting karena memiliki kekuatan, tidak hanya bisa menyampaikan pesan kepada publik, melainkan karena media massa mampu melakukan fungsi edukasi, memberikan pengaruh juga memberikan hiburan. Peran media massa sebagai media informasi sangat penting dalam transmisi informasi, serta kebijakan pemerintah. Sesuai dengan tingkat perkembangan teknologi komunikasi yang semakin cepat, metode komunikasi juga mengalami kemajuan yang sangat cepat. Tetapi semua ini memiliki aksentuasi yang sama, meliputi menyampaikan pesan, ide, dan konflik kepada publik. (Makhshun & Khalilurrahman, 2018).

Media massa terutama internet memang memberikan peluang lebih besar untuk seseorang berkreatifitas, mendapatkan informasi dari banyak hal, serta mengaktualisasikan diri mereka, namun tidak terkadang pula media internet Leni Winarni, Media Massa dan Isu justru memberikan informasi yang salah dan diyakini sebagai kebenaran sebab kurangnya pengetahuan dan wawasan pengguna internet (Winarni, 2014).

Media massa memiliki peran yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat yang konsumtif dengan informasi yang dapat menunjang kehidupan mereka (Makhshun & Khalilurrahman, 2018). Terdapat berbagai macam jenis media massa diantaranya, media televisi, radio dan media cetak, namun hari demi hari teknologi komunikasi semakin berkembang sehingga belakangan telah lahirlah new media, yang awal kemunculannya lahir sekitar akhir dari abad ke 20an. Beberapa contoh dari produk new media adalah seperti internet, website, game online dan termasuk media online. Para ahli teknologi berhasil menemukan media online yang secara otomatis mengasilkan sebuah media yang tadinya hanya ada secara konvensional bertambah menjadi media secara digital. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi massa sering dipahami sebagai perangkatperangkat yang diorganisir untuk berkomunikasi secara terbuka dan pada situasi yang berjarak kepada khalayak luas dalam waktu yang relatif singkat (Bend Abidin Santosa, 2017).

Media online menjadi bukti bahwa media massa telah mengalami revolusi. Selain keunggulannya yang cepat meluas dalam mempublikasikan informasi, media online juga dapat diakses dimanapun berada, khusunya melalui ponsel pintar atau smartphone. Pesatnya perkembangan media internet mendorong masyarakat untuk dapat mengakses media online melalui handphone atau gadget. (Atmojo, 2016). Sehingga tidak mengherankan jika para khalayak beralih platform dalam mendapatkan informasi, yakni dari media cetak ke media online dalam hal mendapatkan berita. Data diperkuat dari hasil riset yang dilakukan oleh lembaga riset global GFK, dan Indonesian Digital Association (IDA), dimana konsumsi berita melalui media online paling tinggi dibandingkan konsumsi berita melalui media lain seperti televisi, koran, majalah dan radio.

Media online yang sudah berubah menjadi sebuah primadona, namun tetap saja membutuhkan pemasukan, sehingga media online masih harus bergantung pada jumlah pembaca ataupun �klik�. Kedua hal tersebut akan berpengaruh terhadap jumlah iklan yang masuk guna memenuhi kebutuhan produksi di dapur redaksi. Media satu sama lain juga berlomba-lomba untuk menghadirkan berita yang cepat disajikan. Untuk mendapatkan klik dan view yang banyak yang nantinya akan mempengaruhi pendapatan mereka, media online akhirnya membuat kalimat yang bertujuan memancing rasa ingin tahu masyarakat pada judul berita.

Sedikit disayangkan, media online merupakan media tercepat dalam mengabarkan berita dibanding media lain, namun tak jarang media online kembali dipertanyakan mengenai keaktualan dan faktualannya, selain itu terkadang judul berita yang dibuat tidak selaras dengan isinya. Kebiasaan ini sayangnya tidak hilang dari kebiasaan media online tersebut mengenai pemberitaan virus covid-19 atau corona yang sudah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai sebuah pandemic karena penyebarannya yang terjadi secara global. Media massa juga tentunya sangat berpengaruh dalam keadaan Covid-19 saat ini.

Indonesia bahkan global dihebohkan dengan timbulnya virus jenis baru yang diklaim menjadi Virus Corona atau pada sebutan ilmiahnya diklaim menjadi Covid-19. Virus corona mulai merebak di sekitar daerah Wuhan dan sekarang sudah menjangkiti lebih dari 100 negara. Sebanyak lebih dari 100.000 orang pada keadaan global dinyatakan positif terinfeksi virus ganas ini. Jumlah masalah baru yang dilaporkan pada China memang menurun. Tetapi lonjakan masalah justru terjadi pada Korea Selatan, Italia, dan Iran. Semakin meluasnya endemi corona ke banyak belahan dunia sebagai ancaman berfokus bagi perekonomian global. (Burhanuddin & Abdi, 2020) COVID-19 (penyakit virus corona 2019) merupakan keadaan darurat Kesehatan yang saat ini menjadi perhatian internasional. Hingga saat ini, belum ditemukan pengobatan farmasi yang paling efektif, meskipun sangat diperlukan terutama bagi pasien yang mengidap penyakit parah (Cortegiani, Ingoglia, Ippolito, Giarratano, & Einav, 2020).

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus tersebut dapat menyerang siapapun, baik bayi, anak-anak, dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini telah diberi nama oleh WHO untuk penyakit tersebut yaitu COVID-19 serta pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular secara cepat serta sudah menyebar ke wilayah lain di Cina juga sejumlah negara, termasuk Indonesia. Coronavirus ialah kumpulan virus yang dapat menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini mengakibatkan infeksi pernapasan ringan saja. Tetapi, virus inipun dapat menimbulkan infeksi pernapasan berat: infeksi paru-paru (Pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrom (MERS), serta Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (Santi Puspa Ariyanidan Santosa, 2020).

Dunia saat ini tengah waspada dengan penyebaran sebuah virus yang dikenal dengan virus corona. Coronaviruses (CoV) merupakan bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu hingga penyakit yang lebih berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) and Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV)(Mona, 2020). Penyakit yang disebabkan virus corona, atau dikenal dengan COVID-19, adalah jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan belum pernah diidentifikasi menyerang manusia sebelumnya (Abdi, 2020).

Coronavirus adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Kelompok virus ini yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia,termasuk manusia. Pada manusia, coronavirus menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti;SARS, MERS, dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan (Mastuti et al., 2020).

Virus corona mempunyai kelebihan dibandingkan dengan� virus sebelumnya, lantaran memiliki� kecepatan pada penularannya, dan mengakibatkan banyaknya kasus kematian. Kecemasan serta kepanikan ini, dapat dipahami dikarenakan bukan hanya berdampak� kematian, namun juga tehadap upaya pencegahannya. Pelaksanaan lockdown atau PSBB ini berimbas terhadap banyak sekali sektor kehidupan manusia, misalnya dalam pekerjaan, pendidikan, serta keagamaan. Imbas yang nampak bukan hanya menggangu kesehatan, namun berimbas juga pada perekonomian negara diberbagai belahan dunia. Bahkan perekonomian global mengalami ujian berat yg diakibatkan pandemi Covid-19 ini (Burhanuddin, C. I., Makassar, U. M., Abdi, M. N., & Makassar, 2020).

Perdebatan mengenai lokasi awal munculnya virus ini menjadi sebuah perdebatan di kalangan media internasional, media Internasional sama-sama memiliki satu suara mengenai awal dari lokasi kemunculan virus ini, media ramai-ramai menyebutkann bawasannya virus ini berasal dari salah satu kota di negara China yakni kota Wuhan. Kasus pertama mengenai terjangkitnya virus Covid-19 ini, diduga terjadi di negara China pada tanggal 17 November 2019 (Kantarjian, Welch, Kornblau, DiNardo, & Ajami, 2020) yang kemudian menyebar hingga ke seluruh dunia secara cepat pada Februari 2020.

Peneliti memilih dua portal berita asing dalam melakukan penelitian ini, yakni New York Times media yang berasal dari Amerika Serikat dan Xinhua.com yang merupakan media berasal dari China. Peneliti memilih New York times sebagai media yang berlawanan dengan media China, karena media tersebut cukup gencar membangun berita yang bawasannya negara Republik Rakyat China merupakan tempat dimana virus ini berasal, selain itu pemerintah China dinilai tidak sigap dalam mengatasi virus ini dan China sengaja melakukan hal ini sebagai sebuah senjata biologis.� Sementara media-media China menolak anggapan media Amerika tersebut, media China justru berbalik menuduh bawasannya para tentara Amerika lah yang sengaja menyebarkan Virus Corona di wiliyahnya khususnya di Kota Wuhan, Alasan China mengelurkan statment tersebut bukan tanpa alasan, karena pada bulan Oktober 2019 terdapat pertandingan dunia militer di kota Wuhan. Kemudian banyak yang berasumsi adanya peristiwa ini dikaitkan dengan persaingan perang dagang kedua negara tersebut.

����������������������������������������������������������������������������������������������������������������������

Metode Penelitian

Peneliti menggunakan metode analisis teks dengan pendekatan analisis framing yang dikemukakan oleh Robert N. Entman. Entman mendefinisikan bahwasanya framing merupakan pendekatan yang dilakukan guna mengetahui bagaimana cara pandang (perspektif) yang digunakan wartawan atau jurnalis ketika melakukan seleksi isu dan menulis berita (Eriyanto, 2011).

Dalam praktik langsung yang dilakukan, framing dilakukan oleh media dengan melakukan seleksi terhadap isu tertentu dan melakukan pengabaian terhadap isu lainnya untuk menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi wacana penempatan, pengulangan, penggunaan grafis yang mendukung, penggunaan label tertentu, asosiasi terhadap simbol budaya, generalisasi, dan simplifikasi. Semua aspek tersebut digunakan untuk membuat dimensi dari konstruksi berita dapat diingat oleh khalayak (Mustika, 2017).

Ada empat versi pembinaan elemen Robert Entman N, yaitu; (A) Mendefinisikan masalah, bagaimana suatu peristiwa/masalah dilihat? Dalam apa? Atau sebagai masalah apa?; (B). Mendiagnosis penyebab atau sumber masalah, kita lihat kejadian disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap sebagai penyebab masalah? Yang� dianggap sebagai penyebabkan masalah?; (C). Membuat keputusan moral, nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah? Apa nilai moral yang digunakan untuk melegatimasi atau tindakan mendelegimitasi?; (D). Rekomendasi terhadap masalah, bagaimana penyelesaian yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah? Jalan apa yang tersedia dan harus diambil untuk memecahkan masalah? ((Eriyanto, 2011).

 

 

Hasil dan Pembahasan

Pada sub bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan terkait dengan blame game mengenai awal mula virus corona berasal. Setiap media memiliki pandangan masing-masing dalam membangun sebuah berita, dalam penelitian ini, Peneliti berniat menjelaskan analisis framing tentang pemberitaan blame game yang dilakukan oleh media China dan Amerika terkait awal kemunculan virus corona pada media online Xinhua.com dan New York Times dengan menggunakan analisis framing Robert N. Entman.

Berdasarkan empat dimensi diatas, Peneliti akan memberikan analisis sesuai dengan empat dimensi tersebut, setelah peneliti melakukan analisis, langkah berikutnya peneliti akan menginterpretasikan sehingga nantinya diharapkan akan diketahui bagaimana New York Times dan Xinhua.com dalam membingkai informasi yang diberitakan menggunakan model analisis ini.

1.        Struktur Framing pemberitaan Xinhua.com mengenai Penentangan negara China terhadap stigma yang diberikan Amerika Serikat dengan memanggil virus corona dengan sebutan Virus China (China opposes US Stigmatization by calling coronavirus �Chinese Virus�)

a.       Define Problems (Pendefinisian Masalah)

Pendefinisian masalah ini terkait dengan berita penolakan stigma yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada China dengan mengganti nama Virus Corona menjadi Virus China yang dimuat di Xinhua.com. Peneliti mencari pendefinisian masalah ini dari berita terpilih, berikut adalah pendefinisian masalah dari berita terkait:

�China is strongly indignant at and firmly opposes U.S. stigmatization by calling the novel coronavirus "Chinese virus�

Berdasarkan dari kutipan diatas, jelas bahwa Xinhua.com ingin menyatakan bahwa China sangat marah dan menentang stigma Amerika Serikat yang menyatakan bahwa nama virus corona diganti dengan nama virus China dan meminta Amerika Serikat untuk berhenti menyatakan hal demikian dikarenakan tuduhan tersebut tidak memiliki dasar untuk menyebut bawasannya virus corona berasal dar wilayah Republik Rakyat China.

b.      Diagnose Causes (Memperkirakan Masalah)

Donal Trump, yakni Presiden Amerika Serikat sekaligus orang yang mengganti sebutan virus corona dengan sebutan Virus China merupakan sumber masalah karena menurut pihak China tuduhannya tidak memiliki dasar.

�Spokesperson Geng Shuang made the remarks at a press conference when asked to comment on U.S. President Donald Trump's tweet Monday, in which he called the novel coronavirus "Chinese virus, Recently, some U.S. politicians have connected the novel coronavirus with China, aiming to stigmatize China," Geng said. "We are strongly indignant at and firmly oppose that."

Didalam peristiwa ini Donal Trump untuk sekian kalinya menyalahkan China karena menyebarnya virus corona secara global, puncaknya Trump menyebut covid19 adalah berasal dari negara yang ada di Asia tersebut.

c.       Make Moral Judgment (Membuat Keputusan Moral)

Masalah moral pada berita ini adalah ketika pihak China melalui kementerian Negerinya meminta agar Amerika dapat memperbaiki kesalahannya dan berhenti membuat tuduhan yang tidak ada dasarnya.

�urges the United States to correct its mistakes and stop making groundless accusations against China, according to a Chinese Foreign Ministry spokesperson�

Badan Organisasi Kesehatan Dunia� juga melarang untuk membangun stigma dengan mengaitkan virus dengan negara dan wilayah tertentu.

�The World Health Organization and the international community clearly and definitely opposed to stigmatization by associating the virus with specific countries and regions.�

Berdasarkan penjelasan diatas, Xinhua.com inigin menyampaikan dan mempertegas bahwa pihak republic Rakyat China menolak keras jika dikaitkan bawasannya Covid19 bukanlah sebuah virus yang berasal dari negaranya, ditambah dengan statment yang diberikan oleh badan organisasi kesehatan Internasional yang melarang untuk mengkaitkan virus dengan negra dan wiyah tertentu.

d.      Treatment Recomendation (Menekankan Penyelesaian)

Menteri luar negeri China meminta agar pihak Amerika Serikat pada saat ini fokus kepada negaranya sendiri terlebih dahulu

�What the United States should do first is to manage its own business well, and play a constructive role in international cooperation on pandemic fight and safeguarding global public health security, Geng said�

Pihak China menyarankan agar Amerika Serikat sekarang fokus pada mengelola bisnisnya sendiri dengan baik dan memainkan perannya sebagai negara superpower dalam bekerja sama dengan negara-negara lainnya dalam memerangi pandemi ini dan menjaga kesehatan masyarakat global.

2.        Struktur Framing pemberitaan Xinhua.com mengenai� lembaga Jerman yang meragukan tuduhan Amerika Serikat mengenai labolaturium di China yang diduga sebagai tempat dimana China menciptakan virus corona (German agency doubts U.S. coronavirus allegations against Chinese lab)

a.    Define Problems (Pendefinisian Masalah)

Melalui pemberitaan ini, Xinhua yang merupakan media pemberitaan pemerintah seperti ingin meyakinkan bawasannya virus corona bukan dari negara, kali ini Xinhua mengeluarkan berita bawasannya sebuah Lembaga di Jerman meragukan bawasaanya virus corona sengaja diciptakan di laboratorium di China

�WASHINGTON, (Xinhua) -- Germany's federal intelligence agency doubts U.S. allegations that COVID-19 "originated in a Chinese laboratory", saying the allegations were aimed at diverting attention from U.S. failure to contain the disease, U.S. television network CNBC said, citing a German magazine�(German Agency Doubs U.S Coronavirus Allegations Againts Chinese Lab)

Lembaga Jerman tersebut mengatakan bahwa tuduhan Amerika Serikat ini sebagai sebuah alibi mereka karena gagal mengatasi virus ini sehingga korban banyak berjatuhan di Amerika Serikat.

b.    Diagnose Cause (Memperkirakan Masalah)

Hal yang menjadi masalah disini adalah tuduhan Amerika Serikat beserta aliansinya tidak valid karena tidak ada bukti yang mendukung dari tuduhan yang dilontarkan tersebut.

�The German Federal Intelligence Service (BND) had asked members of the U.S.-led "Five Eyes" intelligence alliance for evidence to support the allegations, but none of the five wanted to back the allegations stemming from U.S. Secretary of State Mike Pompeo, CNBC said in an article on its website.�

Lembaga Jerman tersebut meminta bukti dukungan yang dapat meyakinkan bawasannya virus corona sengaja diciptkan oleh pihak China.

c.    Make Moral Judgment (Membuat Keputusan Moral)

Lembaga Jerman tersebut memandang bahwa Amerika hanya mengalihkan perhatian public agar tidak dipandang bahwa pemerintah Amerika Serikat gagal dalam menanggulangi pandemic ini.

�In a report prepared for German Defence Minister Annegret Kramp-Karrenbauer, BND concluded that the U.S. allegations "were a deliberate attempt to divert public attention from U.S. President Donald Trump's 'own failures'", according to CNBC.�

d.    Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian)

Pada pemberitaan disini tidak ada Treatment Recommendation yang diberikan secara detail selain hanya meminta bukti bawasaanya tuduhan yang diberikan Amerika dan Aliansinya memiliki dasar dan hal yang mendukung kecuali mereka mampu memberikan bukti valid dan bisa dipertanggungjawabkan.

3. � Struktur Framing pemberitaan Xinhua.com mengenai Politisasi Corona Virus ditengah Pertarungannya, hanya membuang waktu (Spotlight: Politicizing coronavirus waste of time in pandemic battle)

a.       Define Problems (Pendefinisian Masalah)

Melalui pemberitaan ini, Pihak China menegaskan untuk menolak tuduhan Trump yang menurutnya virus corona sengaja diciptakan oleh China sendiri di laboratorium di pusat kota Wuhan.

�NOT MANMADE VIRUS, Many researchers have ruled out that the virus was created, or engineered in a lab, with genetic studies showing that the virus has a natural source, evolution, and a transmission most probably of leaping from animal to human.�

b.      Diagnose Cause (Memperkirakan Masalah)

Trump dan kawan-kawanlah yang lagi-lagi menjadi sumber masalah, karena menuduh bahwa China sengaja menciptakan virus corona yang dinilai sebagai sebuah konspirasi.

"Mr. Trump's aides and Republicans in Congress have sought to blame China for the pandemic in part to deflect criticism of the administration's mismanagement of the crisis in the United States, which now has more coronavirus cases than any country,"

c.       Make Moral Judgment (Membuat Keputusan Moral)

Amerika Serika, sebuah negara super power tentu tidak ingin dicap gagal dalam menangani pandemi ini serta dicap gagal dalam melindungi warga negaranya, alih alih serius dalam menangani pandemi ini, justru pihak Amerika menyalahkan pihak lain

�However, instead of focusing efforts on saving lives and livelihoods, politicians in some countries, especially in the United States, have tried to conveniently scapegoat China for their own failures to tackle the coronavirus outbreak.�

d.      Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian)

Dalam memberikan pemecahan masalah atau jalan tengah mengenai adanya blame game ini,, Richard Horton, pemimpin redaksi jurnal medis terkemuka mendesak bawasannya baik pihak Amerika dan China harus menyingkirkan egonya masing masing yakni saling menyalahkan dengan adanya pandemi ini

�We should be working together to face down this threat," he said, adding that it is useless and wrong to blame China for the origin of the novel coronavirus. In a signed letter recently published by The New York Times, more than 70 U.S. and Chinese public health scholars urged the United States and China to cooperate in tackling COVID-19. Officials in Washington, Beijing and beyond should stride cautiously, however. Avoid infusing the politics needed to quell COVID-19 with tactics designed to serve partisan interests," read the letter.�

1.      Struktur Framing pemberitaan newyorktimes.com mengenai pemberitaan yang dikeluarkan oleh China bahwa mereka menuduh balik bahwa pihak Amerika membawa corona virus melalui Tentaranya yang datang ke China (China Spins Tale That the U.S. Army Started the Coronavirus Epidemic).

a.    Define Problems (Pendefinisian Masalah)

Isu ini dilihat sebagai sebuah respon China terhadap tuduhan Donal trump kepada pihak China, China telah menolak stigma bawasannya virus Corona bersumber dari negaranya, kini China Berbalik menuduh pihak Amerikalah yang sengaja membawa virus Corona ke China, China menganggap virus ini dibawa oleh tentaranya pada kunjungannya ke China bulan Oktober 2019 silam.

�China is pushing a new theory about the origins of the coronavirus: It is an American disease that might have been introduced by members of the United States Army who visited Wuhan in October.�

China menganggap tentara Amerika membawa virus corona ke wuhan ketika ada perlombaan� militer di China dan pada saat itu tentara Amerika Serikat ikut berpartisipasi dalam perlombaan� militer internasional. Pentagon mengirim 17 tim dengan lebih dari 280 atlet dan anggota staf lainnya ke acara tersebut, jauh sebelum ada wabah yang dilaporkan.

Namun tidak serta merta Amerika menerima tuduhan China tersebut, China kembali menyalahkan Amerika karena dianggap gagal menangani virus ini pada awal kemunculanya, Virus� ini muncul di Kota Wuhan, disanalah semua bermula ketika ada seseorang sudah terinfeksi sehingga akhirnya menyebar.

�The first cluster of patients was reported at the Huanan Seafood Wholesale Market, and studies have since suggested that the virus could have been introduced there by someone already infected. Wuhan and the surrounding province of Hubei account for the overwhelming amount of cases and deaths, so there is no scientific reason to believe the virus began elsewhere.�

Amerika Serika menyebut China harus bertanggung jawab dan tidak bisa menyalahkan negara lain akan terjadinya hal ini karena memang kemunculan wabah ini bermula di kota Wuhan, China.

b.    Diagnose Cause (Memperkirakan Masalah)

Peristiwiwa ini disebabkan awalnya bermula dari tuduhan Amerika Serikat yang mengatakan dan membuat stigma bahwa virus corona berasal dari negara tirai bambu tersebut.

�Mr. Zhao�s posts appeared to be a retort to similarly unsubstantiated theories about the origins of the outbreak that have spread in the United States. Senior officials there have called the epidemic the �Wuhan virus,� and at least one senator hinted darkly that the epidemic began with the leak of a Chinese biological weapon.�

Namun newyorktimes selaku media Amerika Serikat, tidak serta merta menerima tuduhan China, tapi tidak juga membela negaranya, karena disini disebutkan bawasannya baik pihak China dan Amerika saling membuat tuduhan tanpa memiliki bukti valid.

Pihak newyorktimes menyebut, Ketika Amerika menyalahkan China, itu sebagai sebuah pengalihan isu atas gagalnya pemerintah Amerika mengamankan masyarakatnya dari serangan virus ini, namun disisi lain newyorktimes menyebut bahwa China� menyalahkan Amerika sebagai sebuah pengalihan perhatian dari kesalahan langkah China ketika virus ini muncul:

�The insinuation came in a series of posts on Twitter by Zhao Lijian, a ministry spokesman who has made good use of the platform, which is blocked in China, to push a newly aggressive, and hawkish, diplomatic strategy. It is most likely intended to deflect attention from China�s own missteps in the early weeks of the epidemic by sowing confusion or, at least, uncertainty at home and abroad.�

Pihak newyorktimes juga� menyebut bahwa Presiden China penanganan awal dari kemunculan virus ini, puncaknya� ketika kemarahan publik meletus karena tidak adanya peringatan kewaspadaan akan virus mematikan tersebut.

�China�s leader, Xi Jinping, has faced sharp criticism for the government�s initial handling of the outbreak, even at home. Public anger erupted in February when a doctor who was punished for warning his colleagues about the coronavirus died, prompting censors to redouble their efforts to stifle public criticism.�

c.    Make Moral Judgment (Membuat Keputusan Moral)

Berbagai tuduhan saling dilontarkan oleh kedua negara, bahkan WHO juga sempat melarang untuk mengaitkan virus ini berasal dari wilayah tertentu, alhasil tuduhan tersebut menjadi mentah.

�There is not a shred of evidence to support that, but the notion received an official endorsement from China�s Ministry of Foreign Affairs, whose spokesman accused American officials of not coming clean about what they know about the disease.�

Dari berbagai statment yang dikeluarkan, tidak ada bukti valid bawasannya virus corona berasal dari salah satu negara yang terlibat blame game, sehingga dirasa ini merupakan sebuah alibi dari masing-masing negara yang gagal dalam menangani virus ini.

d.    Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian)

Pihak China mendesak agar para pejabat negeri paman sam berhenti menyebut bawasannya virus corona berasal dari negaranya dan tidak mempolitisir ditengah situasi sekarang ini.

�Chinese officials have repeatedly urged officials in other countries not to politicize what is a public health emergency. Conservatives in the United States, in particular, have latched on to loaded terms that have been criticized for stigmatizing the Chinese people.�

2.      Struktur Framing pemberitaan newyorktimes.com mengenai tingginya tensi hubungan antara Amerika Serikat dan China ditengah Pandemi Virus Corona (From Respect to Sick and Twisted: How Coronavirus Hit U.S.-China Ties)

a.    Define Problems (Pendefinisian Masalah)

Peristiwa pandemik virus corona menaikan tensi kedua negara yakni Amerika Serikat dan Republic Rakyat China, hubungan kedua negara meruncing akibat saling tuduh mengenai perdebatan awal mula munculnya virus corona dan juga penanganan virus corona tersebut.

�A sharp escalation of tensions over the handling of the pandemic has raised the specter of a new Cold War.�

NYTimes, media Amerika Serikat, mengatakan adanya hal ini hubungan kedua negara akan membuat perang dingin dengan jenis yang baru.

b.   Diagnose Cause (Memperkirakan Masalah)

Masalah� ini disebabkan karena adanya pembalasan atas kritik yang dilontarkan Amerika atas penanganan pandemi virus corona oleh China yang dianggap telat.

�Evil.� �Lunacy.� �Shameless.� �Sick and twisted.� China has hit back at American criticism over its handling of the coronavirus pandemic with an outpouring of vitriol as acrid as anything seen in decades.�

Pihak Amerika Serikat menganggap, kesalahan China sehingga wabah ini menyebar adalah ketika pejabat China menahan informasi sehingga membuat para dokter tidak memiliki keberanian untuk melaporkan temuan kasus covid19.

�In its first months, the outbreak delivered a political blow to Mr. Xi, after officials held back information and discouraged doctors from reporting cases. Mr. Trump appeared confident that the United States had little to fear, and he praised Mr. Xi�s handling of the crisis.�

Sempat memiliki kesepakan antara Trump dan Xi untuk bekerjasama untuk memerangi wabah ini secara bersama sama, kesepakatan kembali runtuk ketika Trump menganggap China menutupi informasi penting dan menyebabkan jumlah korban wabah ini di Amerika meledak.

�Their brittle unity collapsed as coronavirus deaths exploded in the United States. The White House and the Republican Party tried to shift the focus of ire, blaming China for reacting slowly and covering up crucial information.�

c.    Make Moral Judgment (Membuat Keputusan Moral)

Adanya tuduhan tanpa bukti yang konkrit berakibat rusaknya hubungan bilateral antara Amerika dan China, China menganggap Amerika dan sekutunya ingin menahan kenaikan China sebagai kekuatan Ekonomi.

�The bitter recriminations have plunged relations between China and the United States to a nadir, with warnings in both countries that the bad blood threatens to draw them into a new kind of Cold War. A cycle of statements and actions is solidifying longstanding suspicions in Beijing that the United States and its allies are bent on stifling China�s rise as an economic, diplomatic and military power.�

Tidak dapat dipungkiri, pada saat ini memang China sebagai salah satu penantang Amerika Serikat dalam urusan ekonomi,� Perseteruan Amerika Serikat dan China mengenai pandemi ini meluas ke sektor lainnya.

�The clash with the United States over the pandemic is fanning broader tensions on trade, technology, espionage and other fronts � disputes that could intensify as President Trump makes his contest with Beijing a theme of his re-election campaign.�

d.   Treatment Recommendation (Menekankan Penyelesaian)

New York Times selaku media Amerika serikat mengkalim melalui berita ini bahwa Donal Trump selaku presiden negara adidaya menelpon presiden China untuk bersama sama mengahadapi wabah� ini karena berkaitan dengan darurat kesehatan global.

�Only weeks ago, Mr. Xi and Mr. Trump spoke by telephone and proclaimed their unity in the face of the coronavirus. Mr. Trump declared his �respect� for Mr. Xi, and Mr. Xi told him that countries had to �respond in unison� against a global health emergency.�

Kesimpulan

Hasil penelitian Pihak China menolak tuduhan Trump yang mengatakan virus corona sengaja diciptakan dan berasal dari China, Trump juga belum bisa memberikan bukti yang valid sehingga China lebih menekankan bahwa mereka menolak tuduhan tersebut, sedangkan New York Times mendukung pernyataan Trump. Namun di sisi lain, New York Times juga menyalahkan Trump karena menyebarkan virus corona di Amerika Serikat dikarenakan lambannya penanganan.

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Abdi, Milad. (2020). Coronavirus disease 2019 (COVID-19) outbreak in Iran: Actions and problems. Infection Control & Hospital Epidemiology, 41(6), 754�755.

 

Atmojo, Kusuma Tri. (2016). Alat Bantu Jalan Untuk Tunanetra Dengan Sensor Pendeteksi Lubang Berbasis Mikrokontroller Atmega 8. Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Informatika, 5(3).

 

Burhanuddin, C. I., Makassar, U. M., Abdi, M. N., & Makassar, U. M. (2020). AkMen. https://e-jurnal.stienobel-indonesia.ac.id/index.php/akmen. Retrieved from stienobel

 

Cortegiani, Andrea, Ingoglia, Giulia, Ippolito, Mariachiara, Giarratano, Antonino, & Einav, Sharon. (2020). A systematic review on the efficacy and safety of chloroquine for the treatment of COVID-19. Journal of Critical Care.

 

Eriyanto. (2011). Analisis isi: Pengantar metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Kencana Prenada Media Group.

 

Hidayat, Lukman, & Salim, Suhandi. (2013). Analisis Biaya Produksi Dalam Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan. Jimkes, 1(2), 159�168.

 

Kantarjian, Hagop, Welch, Mary Alma, Kornblau, Steven, DiNardo, Andrew, & Ajami, Nadim. (2020). Life in the Time of COVID-19. LWW.

 

Mahardika, Elok, & GUSTI AJI, GILANG. (2018). Implementasi Komunikasi Pemasaran Digital dalam Promosi Pariwisata (Studi Kasus Pada Kota Wisata Batu). Commercium, 1(2).

 

Makhshun, Toha, & Khalilurrahman, Khalilurrahman. (2018). Pengaruh Media Massa dalam Kebijakan Pendidikan. TA�DIBUNA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(1), 57�68.

 

Mastuti, Rini, Maulana, Syarif, Iqbal, Muhammad, Faried, Annisa Ilmi, Arpan, Arpan, Hasibuan, Ahmad Fauzul Hakim, Wirapraja, Alexander, Saputra, Didin Hadi, Sugianto, Sugianto, & Jamaludin, Jamaludin. (2020). TEACHING FROM HOME: dari Belajar Merdeka menuju Merdeka Belajar. Yayasan Kita Menulis.

 

Mona, Nailul. (2020). Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial Untuk Meminimalisasi Efek Contagious (Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia). Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 2(2).

 

Mustika, Rieka. (2017). Analisis Framing Pemberitaan Media Online Mengenai Kasus Pedofilia di Akun Facebook. Jurnal Penelitian Komunikasi, 20(2).

 

Santosa, Bend Abidin. (2017). Peran media massa dalam mencegah konflik. Jurnal Aspikom, 3(2), 199�214.

 

Santosa, Santi Puspa Ariyanidan. (2020). Analisis Pengaruh Social Distancingdalam Pencegahan Penyebaran Virus Corona Dengan Pelaksanaan Sholat Fardhu Berjamaah Dimasjid Al Ikhlas Desa Sukoharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Jawa Tengah. Jurnal Syntax Idea, 2(5), 123.

 

Winarni, Leni. (2014). Media Massa dan Isu Radikalisme Islam. Jurnal Komunikasi Massa, 7(2), 159�166.