Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 2, No. 11, November 2020
ANALISIS SEMIOTIKA
CHARLES SANDERS PEIRCE PADA LOGO PT BANK MEGA SYARIAH
Widya Aryani dan Ahmad Toni
Pascasarjana Ilmu Komunikasi,Universitas Budi
Luhur, Jakarta, Indonesia
Email : [email protected] dan
[email protected]
Abstract
The purpose of this research is to analyze and describe
the meaning of the signs contained in the logo of Bank Mega Syariah. The
purpose of this research is to analyze and describe the meaning of the signs
contained in the logo of Bank Mega Syariah. The identity of an institution is a
reflection of the vision of an agency / agency visualized in the agency logo.
The current logo of Bank Mega Syariah characterizes the identity and goals to
be achieved by Bank Mega Syariah, the transformation of the new Bank Mega
Syariah logo is a reflection of the spirit of all Bank Mega Syariah elements in
realizing Indonesia's ideals. The symbol of affirmation "M" which has
been widely recognized so far, represents the aspirations, optimism,
opportunities and aspirations of the Indonesian people as well as the desire to
build a better and better and more prosperous future for the family and nation.
The identity of an institution is a reflection of the vision of an institution
/ agency visualized in the agency logo. The current logo of Bank Mega Syariah
characterizes the identity and goals to be achieved by Bank Mega Syariah, the
transformation of the new Bank Mega Syariah logo is a reflection of the spirit
of all Bank Mega Syariah elements in realizing Indonesia's ideals. The symbol
of affirmation "M" which has been widely recognized so far,
represents the aspirations, optimism, opportunities and aspirations of the
Indonesian people as well as the desire to build a better and better and more
prosperous future for the family and nation.
Keywords: Logo; Bank Mega Syariah; Semiotics; Charles
Sanders Peirce
Abstrak
Tujuan penelitian
ini untuk menganalisa dan mendeskripsikan makna dari tanda-tanda yang terdapat
di dalam logo Bank Mega Syariah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa dan
mendeskripsikan makna dari tanda-tanda yang terdapat di dalam logo Bank Mega
Syariah. Identitas suatu lembaga merupakan cerminan dari visi, misi suatu
lembaga / instansi yang divisualisasikan dalam logo instansi. Logo Bank Mega
Syariah yang dibuat saat ini mencirikan identitas dan tujuan yang akan dicapai
oleh Bank Mega Syariah, transformasi logo baru Bank Mega Syariah menjadi
cerminan semangat seluruh elemen Bank Mega Syariah dalam mewujudkan cita-cita
Indonesia. Penegasan symbol �M� yang selama ini sudah banyak dikenal, sebagai
representasi dari aspirasi, optimism, peluang dan cita-cita masyarakat
Indonesia serta keinginan untuk membangun masa depan keluarga dan bangsa yang
lebih baik dan lebih sejahtera. Identitas suatu lembaga merupakan cerminan dari
visi, misi suatu lembaga/instansi
yang divisualisasikan dalam logo instansi. Logo Bank Mega Syariah yang dibuat
saat ini mencirikan identitas dan tujuan yang akan dicapai oleh Bank Mega
Syariah, transformasi logo baru Bank Mega Syariah menjadi cerminan semangat
seluruh elemen Bank Mega Syariah dalam mewujudkan cita-cita Indonesia.
Penegasan symbol �M� yang selama ini sudah banyak dikenal, sebagai representasi
dari aspirasi, optimism, peluang dan cita-cita masyarakat Indonesia serta
keinginan untuk membangun masa depan keluarga dan bangsa yang lebih baik dan
lebih sejahtera.
Kata kunci: Logo; Bank Mega Syariah; Semiotika; Charles Sanders Peirce
Pendahuluan
Salah satu identitas perusahaan yang sangat mendasar adalah logo. Sejak zaman pra-sejarah, manusia telah menggunakan
simbol visual sebagai bentuk komunikasi. Simbol visual tersebut dituangkan kedalam gambar-gambar yang dipahat pada
batu dengan makna yang terdapat didalamnya yaitu sebagai salah satu cara dalam
menyampaikan pesan antara manusia satu dengan lainnya.
Logo merupakan suatu gambar atau sekedar
sketsa dengan arti tertentu dan mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, organisasi, produk, negara, lembaga dan hal lainnya membutuhkan sesuatu yang singkat dan mudah diingat sebagai
pengganti dari nama sebenarnya (Wirawan,
2017).
Logo bisa dijadikan
identitas atau tanda pengenal yang digunakan oleh perusahaan, organisasi atau
produk untuk memberikan ciri khas yang membedakan satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Gambar dan tulisan sebagai elemen
pembentuk logo merupakan sebuah sistem tanda
yang bertujuan untuk mengkomunikasikan pesan mengenai jenis usaha, citra atau
bahkan karakter perusahaan kepada masyarakat. Tanda-tanda yang digunakan dalam sebuah logo merupakan tanda-tanda yang mudah dipahami dan telah disepakati secara cepat berkomunikasi dengan khalayak(Sari, 2016).
Beberapa penemuan dan teknologi
telah membantu mewujudkan era logo seperti sekarang ini, misalnya penemuan
cincin silinder, koin, penyebaran�
kebudayaan gambar sebagai salah satu media komunikasi, teknologi cetak
digital (digital printing). Sebuah logo dapat berupa nama, lambang atau
elemen grafis lain yang ditampilkan secara visual. Sebuah logo diciptakan
sebagai identitas agar unik dan mudah dibedakan dengan perusahaan kompetitor atau pesaing. Logo bisa diibaratkan dengan
wajah, setiap orang bisa dengan mudah dikenali antara satu dengan yang lain
hanya dengan melohat wajah. Perlu memandang untuk mewujudkan jati diri melalui
visualisasi tampilan dengan logo, dapat dikatakan bahwa melalui logo dan
tagline sebuah perusahaan untuk mengkomunikasi citra dirinya kepada masyarakat luas.
Logo merupakan sebuah visi
penyampaian citra positif melalui sebuah tampilan sederhana dalam bentuk simbol
karena fungsi dasarknya sebagai identitas, logo haruslah unik dan mudah
diingat. Selain itu, logo juga harus divisualisasikan seimbang dan enak
dipandang serta relevan sehingga mampu memberikan penjelasan mengenai apa yang
ditawarkan perusahaan pemilik logo. Saat ini
peranan simbol visual sebagai bentuk komunikasi sangatlah penting mengingat
keberadaannya sangat tak terbatas dalam kehidupan kita sehari-hari. Logo
merupakan bagian dari identitas perusahaan yang dirancang terutama sebagai simbol
pembeda untuk dikenali diantara perusahaan-perusahaan lainnya, sebagai bentuk
komunikasi yang mencerminkan nilai-nilai ideal suatu perusahaan yang sengaja
dibentuk dan memainkan peran yang sangat penting dalam benak konsumen khususnya
peran dalam menciptakan persepsi yang kuat tentang merk atau perusahaan.
Sebuah identitas perusahaan dalam
bentuk nama dan logo perusahaan menjadi faktor penentu dalam menjual produk
karena dari logo maupun nama yang mencerminkan ciri khas perusahaan tersebut,
konsumen/nasabah dapat mengetahui siapa produsen barang atau jasa yang mereka
beli. Untuk menampilkan jati diri suatu perusahaan, biasanya nama dan logo
suatu perusahaan dipasang diberbagai barang milik perusahaan seperti kartu
nama, kop surat, pulpen, mug, brosur, web page, iklan, baliho
dll. Logo memperoleh suatu makna dari suatu kualitas
yang disimbolkan melalui corporate culture, positioning, historis atau
aspirasi. Apa yang diartikan atau dimaksudkan adalah lebih penting daripada
seperti apa rupanya, penekanannya pada makna diluar atau bali wujud
logo itu (Barna, 2010).
Pada akhirnya adalah refleksi citra
bisnis perusahaan, institusi, instansi dan lain sebagainya yang
disimbolisasikan serta direpresentasikan secara utuh dan total, bahwa logo
tersebut mengandung arti atau makna suatu �kebijakan berfikir� dan �maksud
tertentu� badan usaha (aspirasi perusahaan). Setelah menemukan ada suatu kejutan pada sebuah logo, orang biasanya
lebih mudah ingat pada logo tersebut sehingga ingat pada entitas perusahaan.
Desain logo yang digunakan oleh perusahaan pada umumnya memiliki makna dan
filosofi yang terkandung didalamnya, seperti halnya dengan visi dan misi
perusahaan. Maka logo dan simbol termasuk kedalam Corporate Identity (Baptista, 2016).
Semiotika adalah salah satu ilmu
pengetahuan yang mempelajari suatu tanda, penggunaan tanda dan bagaimana cara
tanda itu bekerja. Tanda-tanda adalah segala sesuatu yang kita gunakan dalam
upaya mencari jalan di dunia ini. Posisi semiotika dalam ilmu komunikasi
merupakan hal utama yang menjelaskan berbagai faktor lainnya. Apabila
dihubungkan dengan logo, semiotika mempelajari fungsi tanda gambar yaitu bagaimana
memahami sistem tanda yang ada didalam logo yang berperan membimbing khalayak
agar dapat menangkap sebuah pesan yang terdapat didalamnya (Sardila, 2016).
Analisis semiotik menyediakan sebuah konsep kerja yang menyeluruh dan
seperangkat metode dengan ketentuan yang bisa dipakai sejauh mungkin terhadap
tanda-tanda praktis gerak isyarat, pakaian, tulisan, fotografi, film dan
sebagainya. Dalam penelitian ini, analisis semiotika yang digunakan adalah
analisis semiotika Charles Sanders Peirce yaitu
lebih tertuju kepada sebuah konsep yang menawarkan model dengan apa yang
disebut triadic dan konsep
trikonominya yang terbagi menjadi tiga, model tersebut seringkali disebut juga
sebagai teori segitiga makna (triangle
meaning semiotics). Dalam memahami studi
tentang makna setidaknya terdapat tiga unsur utama yakni : (1) tanda, (2) acuan
tanda, dan (3) penggunaan tanda. Tanda adalah sesuatu yang bersifat fisik, bisa
dipersepsi indra kita, tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri dan
bergantung pada pengenalan oleh penggunanya sehingga disebut tanda (Gulo, 2015).
Demikian
juga logo, Logo adalah sebuah bentuk yang disebut juga sketsa gambar yang di
visualisasi dari visi dan misi sebuah perusahaan atau organisasi maupun jenis
produk. Sebuah logo perusahaan atau organisasi akan dikatakan sukses apabila
perusahaan tersebut mempunyai ciri khas brand tersendiri yang mudah diterima
oleh ingatan masyarakat sebagai pengganti nama perusahaan atau organisasi
tersebut. Saat ini, logo semakin dibutuhkan orang bukan hanya pada setiap
perusahaan maupun produk, tetapi dalam setiap karakter dibutuhkan logo agar
supaya merefleksikan ciri khas dari pengguna logo tersebut (Sabri, 2019).
Elemen-elemen yang ada dalam sebuah logo dirasa mempunyai pesan yang sama dengan visi, misi,
jiwa dan kepribadian perusahaan tersebut. Ilmu tentang tanda
dan segala yang berkaitan dengannya adalah ilmu semiotika. Pada semiotika, semua yang dilihat atau dibuat
dapat didefinisikan, mengacu pada hal yang merujuknya dan bisa diinterpretasikan adalah tanda, dengan menggunakan
akal sehatnya, seseorang biasanya mengkaitkan sebuah tanda pada rujukan (reference)
agar memahami arti tersebut.
Berdasarkan latar belakang itu, penulis
membuat penelitian yang berjudul �Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce Pada Logo PT Bank Mega
Syariah�.�
����������������������������������������������������������������������������������������������������������������������
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika, mengacu pada Logo Bank Mega Syariah yang akan dianalisis. Menggunakan semiotika sebgaai metode analisis, peneliti dapat mengetahui makna, tanda dan lambing pada logo Bank Mega Syariah. Segala yang hadir dalam kehidupan manusia akan dipandang sebagai tanda yaitu suatu hal yang akan mereka beri makna.
Secara garis besar, logo adalah
tanda, symbol maupun lambang yang memiliki makna dan juga digunakan
sebgaai sebuah identitas suatu organisasi, komunitas, perusahaan ataupun
individu yang bertujuan agar mudah diingat oleh orang lain. Logo atau bisa
disebut dengan corporate identity atau brand identity adalah
sebuah tanda yang dimana secara langsung tidak menjual, melainkan memberi suatu
identitas yang pada akhirnya akan menjadi sebuah alat pemasaran yang signifikan
dan logo nantinya akan mampu dan juga membantu membedakan suatu produk atau
jasa dari pesaingnya (Anam, Rochman, Fauzi,
Nindyapuspa, & Khadafi, 2019).
Secara etimologis, semiotik berasal
dari kata Yunani simeon yang berarti �tanda�. Secara terminologis, semiotik
dapat didefinisikan sebgaai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek,
peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Semiotik sebagai ilmu
�tanda� (sign) dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya,
hubungannya dengan kata lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang
mempergunakannya (Suryani, Hidayatullah,
Mayangsari, & Rahmi, 2020).
Beberapa hal yang akan dianalisis
semiotika Charles Sanders Pierce diantaranya : representament, yakni bentuk
yang diterima oleh tanda atau berfungsi sebagai tanda (Saussure menamakannya
signifier). Representament kadang
diistilahkan juga menjadi sign (tanda), sedangkan sesuatu dapat disebut dengan
tanda apabila memenuhi dua syarat diantaranya adalah pertama bisa dipersepsi
baik dengan panca-indera maupun dengan pikiran atau perasaan, kedua berfungsi
sebagai tanda (mewakili sesuatu yang lain / interpretant) yakni bukan penafsir
tanda melainkan lebih merujuk pada makna dari
tanda(Deni Setiawan, 2019).
Hipotesis yang paling baik adalah
yang memandang interpretant sebagai representasi yang lain dan dirujukan kepada
objek yang sama. Pentingnya sebuah� logo
bagi perusahaan karena dapat membentuk suatu identitas atau jati diri yang
berbeda dari suatu perusahaan dengan yang lainnya. Begitupun dengan Bank Mega
Syariah merupakan salah satu pelopor bank di Indonesia saat ini karena telah
memiliki identitas atau citra perusahaan yang cukup kuat termasuk juga kedalam
CT Corp (Chaerul Tanjung Corporation) yang merupakan salah satu
pengusaha Indonesia terbaik dan memiliki lini bisnis yang cukup banyak di Indonesia.
Strategi pendekatan yang dimiliki
oleh perusahaan (Bank Mega Syariah) melalui unsur semangat dan dinamis, dengan
huruf M yang merupakan singkatan dari Bank Mega. Warna kuning menggambarkan
kecerdasan dan harapan, dipadu dengan warna abu-abu yang menggambarkan proses
dan sistem yang canggih. Sementara warna orange menggambarkan semangat dan
optimisme. Hal tersebut sengaja diciptakan oleh Bank Mega Group (Bank Mega
& Mega Syariah) agar usahanya yang bergerak di bidang jasa layanan
keuangan, dengan memiliki warna dan logo yang simple tersebut, diharapkan dapat
mudah diingat oleh pihak nasabah.
Arti dari sebuah logo adalah sebagai
identitas �khusus� oleh suatu perusahaan, dengan logo yang berbentuk gambar /
suatu sebutan huruf lebih memudahkan orang untuk mengingatnya karena produk
yang bagus tapi tidak ada orang yang mengenalnya maka tidak aka nada yang
menggunakannya. Selain sebagai identitas, logo masih memiliki fungsi lainnya (Puspadewi, 2014). Dalam membuat logo wajib memperhatikan
aspek-aspek sbb:
a. Sederhana
Logo yang sederhana itu baik dan tidak banyak variasi serta pesan dalam logo mudah dicerna. Meskipun sederhana logo haruslan berbeda dengan yang lainnya sehingga logo tidak terkesan membosankan.
b. Mudah Diingat dan Dimengerti
Logo yang baik itu yang dapat mencerminkan pesan atau identitas dari sebuah perusahaan atau organisasi tertentu dalam sekali lihat.
c.
Tahan Lama
Logo yang tidak
termakan tren itu lebih baik, walau dalam jangka waktu yang lama pun tidak
terkesan kuno sehingga tidak perlu mendesain ulang atau merevisi logo tersebut.
d. Enak Dipandang
Logo yang tidak rapid an acak-acakan akan dilewatkan, hal itu juga menjadi kesan bahwa organisasi atau perusahaan pemiliknya tidak professional.
e. Sesuai Fungsi
Sebuah logo harus melambangkan fungsi, makna dan produk dari pemiliknya sehingga orang yang melihat tidak salah mengerti.
f. Tepat
Tepat disini adalah mengenai pemilihan berbagai elemen dalam logo, seperti warna, font, mascot dll.
g. Unit dan Menarik
Logo yang unik dan
menarik akan membuat orang yang melihat tertarik juga akan menjadi ciri khas
dari suatu organisasi atau perusahaan tertentu.
Ada beberapa konsep menarik
yang dikemukakan oleh Pierce terkait dengan tanda dan interpretasi terhadap
tanda yang selalu dihubungkannya dengan logika. Yakni segitiga tanda antara ground (sign),
denotatum (Objek), dan interpretant. Ground adalah dasar atau
latar dari tanda, umumnya berbentuk sebuah kata. Denotatum adalah unsur kenyataan
tanda. Interpretant adalah interpretasi terhadap kenyataan yang ada dalam tanda. Dimana dari ketiga konsep
tersebut dilogikakan lagi kedalam beberapa
bagian yang masing-masing pemaknaannya
syarat akan logika.
� Sign
���������������������������������� Objek����������������������������������������������������� Interpretant
Gambar 1
Segitiga Charles Sanders Peirce
Sumber: (Tinarbuko, 2008, dalam Buku
semiotika komunikasi visual)
Dalam Ground atau Sign ada tiga konsep Qualisigns, Sinsigns, dan Legisigns. Qualisigns adalah penanda yang bertalian dengan kualitas, Sinsigns adalah penanda yang bertalian dengan kenyataan dan legisigns adalah penanda yang bertalian dengan kaidah. Qualisigns adalah tanda yang dapat ditandai berdasarkan sifat yanga ada dalam tanda tersebut. Contoh dalan kata �merah� terdapat suatu qualisigns karena merupakan tanda pada suatu bidang yang mungkin. Kata merah apabila dikaitkan dengan bunga mawar merah bermakan perasaan cinta terhadap seseorang. Sinsign adalah tanda yang merupakan tanda atas dasar tampilnya dalam kenyataan. Semua pernyataan individual makhluk hidup (manusia, hewan, dll) yang tidak dilembagakan merupakan suatu sinsign. Contoh: suara jeritan, suara tawa. Legisign adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu peraturan yang berlaku umum, sebuah konvensi, sebuah kode. Contoh : tanda-tanda lalu lintas. Tanda-tanda yang bersifat tradisional (sudah menjadi sebuah tradisi).
Dalam Denotatum (objek)
terdapat konsep berupa icon, index, symbol. Icon adalah
sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan bentuk objeknya
(terlihat pada gambar atau lukisan). Index adalah sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang mengisyaratkan petandanya. Simbol adalah sesuatu
yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang oleh kaidah secara konvensi
telah lazim digunakan dalam masyarakat. Dalam interpretant
terdapat konsep berupa Rheme, decisign, dan
argument. Rheme adalah penanda yang bertalian dengan mungkin terpahaminya objek petanda bagi penafsir.
Decisign adalah penanda yang menampilkan informasi tentang petandanya. Argument adalah
penanda yang petandanya akhir bukan suatu
benda tetapi kaidah.
Hasil dan Pembahasan
Untuk menganalisa lebih jauh logo Bank Mega Syariah, penulis akan mencoba menganalisa menganalisa tampilan logo dari pragmatisme Charles Sanders Peirce. Menurut Charles Sanders Peirce jika kita ingin mengetahui makna yang ada dibalik tanda, maka ada baiknya kita melihat dari sisi objek, ground dan interpretan.
Sebelum membahas lebih mendalam, penulis ingin memberikan sebuah ringkasan yang padat, bisa mengkategorikan pendapat Peirce, kalau kita melihat objek maka kita membicarakan sasaran yang menjadi bahan pembiacaraan yaitu logo Bank Mega Syariah dengan kata lain objek sebagai penanda dari �sesuatu�. Lalu ground, merupakan tanda yang menandakan �sesuatu� beda dengan yang lainnya baik itu bentuk logo, tipografi dan warna yang menjadi bentuk keseluruhan dari objek tersebut. Sedangkan interpretan adalah hasil dari kumpulan persepsi yang diterima manusia dalam menilai objek dengan melihat ground-nya atau (tandanya). Untuk lebih jelasny, peneliti akan memaparkan beberapa kerangka teori yang terkait langsung dengan pembahasan dalam upaya mengupas satu persatu dari bagian-bagian terpenting sejalan dengan paparan dari teori Peirce.
1. Logo dalam
Komunikasi
Logo merupakan suatu bentuk gambar atau sekedar sketsa dengan arti tertentu dan mewakili suatu arti dari perusahaan, daerah, perkumpulan, produk, negara dan hal-hal lainnya yang dianggap membutuhkan hal-hal lainnya yang singkat dan mudah diingat sebagai pengganti dari nama sebenarnya (Caniago, 2012). Sejalan dengan definisi dari logo yang mana asal kata logo berasal dari Bahasa Yunani logos, yang memiliki arti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Awalnya yang lebih populer adalah istilah logotype, bukan logo. Dalam hal ini, logo yang dimaksud bisa menggunakan elemen apa saja seperti tulisan, gambar, logogram ilustrasi dan lainnya (Rustam, 2009:12).
Sebagai bahasa penanda, biasanya logo ditampilkan berupa simbol yang mencerminkan citra tertentu yang sengaja dibangun oleh suatu perusahaan atau lembaga. Sebagaimana ungkapan Roy Paul Nelson (1977) dalam Martadi, �Makin simbolis suatu logo, makin berhasil (sebagai logo)�. Pernyataan ini didasari oleh prinsip bahwa tampilan logo seyogyanya sarat pula dengan kandungan falsafah atau pandangan hidup pemiliknya (Martadi, 2002). Logo dalam perencanaan corporate identity desain bagaikan tubuh yang mampu mengkomunikasikan isi hati/citra/image produk atau perusahaan yang bersangkutan.
Logo sebagai salah satu aplikasi dari corporate identity dapat juga berfungsi sebagai pembeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya. Sebagai suatu karya seni� rupa, sebuah logo tidak lepas dari elemen-elemen seni rupa dasar yang membentuknya. Sejalan dengan ungkapan Adams (seperti dikutip Ramanda, 2011) menjelaskan bahwa elemen-elemen visual tersebut terbagi menjadi empat diantaranya, garis, bentuk, warna, dan tipografi.
2. Warna dalam Komunikasi
Warna memiliki sifat yang subyektif, sebab warna memiliki hubungan yang sangat erat dengan setiap individu yang melihatnya. Demikian juga warna yang ada pada logo, warna merupakan elemen yang sangat penting dalam peranannya sebagai media pengingat. Selain itu, warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk meraih kepekaan pengelihatan sehingga mampu menstimuli perasaan, perhatian, dan minat seseorang (Kusrianto, 2007) dalam artikel mata kuliah semiotikanya menjelaskan bahwa Proses semiosis merupakan suatu proses pemaknaan tanda yang bermula dari persepsi atas dasar, kemudian dasar merujuk pada objek, akhirnya terjadi proses interpretan.
Sebagaimana objek-objek yang lain, warna memiliki banyak fungsi. Warna juga tidak hanya digunakan orang untuk mendesain seseuatu agar tampil menarik secara visual, namun warna dapat dikaitkan dengan ciri atau karakter dari seseorang. Warna juga dapat menjadi tanda yang memiliki makna yang sama ataupun berbeda bagi masyarakat yang menggunakannya (Zuhriah, 2018). Warna salah satu kajian yang penting dan perlunya analisa apa makna sebenarnya dari warna yang digunakan pada logo Bank Mega Syariah.
3. Tipografi
Tipografi adalah �bidang ilmu yang mempelajari seluk-beluk mengenai huruf, yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai fungsi estetis dan fungsi komunikasi, sebagai fungsi estetis, tipografi digunakan untuk menunjang penampilan sebuah pesan agar terlihat menarik, sedangkan sebagai fungsi komunikasi tipografi digunakan untuk menyampaikan pesan (informasi) berupa teks dengan jelas dan tepat (Manggola, 2019). Dalam penelitian ini tentu Logo terkait langsung dengan tipografi, karena terlihat jelas ada tulisan teksnya bertuliskan �Bank Mega Syariah� yang perlu dianalisa sejalan dengan teori yang kembangkan.
4. Semiotika dalam Komunikasi
Semiotika
adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Sobur, 2013). Berdasarkan pandangan semiotika, bila seluruh praktik sosial dapat
dianggap sebagai fenomena bahasa, maka semuanya dapat juga dipandang sebagai
tanda. Hal ini dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri (ROMDHONI, 2019). Semiotika merupakan ilmu tentang tanda- tanda. Semiotika adalah suatu ilmu
atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang
dipakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah- tengah
manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika pada dasarnya hendak mempelajari
bagaimana kemanusiaan memaknai hal-hal. Mamaknai dalam hal ini tidak dapat
dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan.
Teori
semiotik dari Peirce, lebih menekankan pada logika dan filosofi dari tanda-
tanda yang ada di masyarakat dan seringkali disebut sebagai �grand theory�
dalam semiotika. Menurut Peirce, logika harus mempelajari bagaimana orang
bernalar. Penalaran itu, menurut
hipotesis teori Peirce yang mendasar, dilakukan
melalui tanda-tanda.�Tanda-tanda memungkinkan
kita berpikir, berhubungan dengan orang lain, dan memberi makna pada apa yang
ditampilkan oleh alam semesta. Manusia mempunyai kemungkinan yang luas dalam
keanekaragaman tanda; diantaranya tanda-tanda linguistik merupakan kategori yang penting, tetapi bukan satu-satunya kategori�. Metode semiotika dicirikan
oleh adanya dua prosedur penelitian utama yaitu, penelitian sejarah dan
interpretasi.
Dalam
penelitian sejarah, pertama-tama sistem makna harus ditinjau secara historis.
Alasannya adalah untuk mendapatkan pemahaman yang benar tentang makna sesuatu,
maka perlu diketahui bagaimana hal itu muncul. Kemudian interpretasi, kaitannya
dengan penelitian semiotika adalah mengacu pada tujuan penelitian semiotika itu
sendiri, yaitu untuk menjelaskan makna hubungan X = Y. X adalah sesuatu yang
ada secara material. Itu bisa berupa kata, novel, acara televisi, atau artefak
manusia lainnya. Y adalah makna artefak ini dalam semua dimensinya (pribadi,
sosial, historis). Termasuk di dalam upaya penggambaran semua makna yang
terdapat dalam Y adalah seluruh dan substansi dari metode-metode smiotika.
Maka, langkah ini pada umumnya disebut sebagai �interpretasi�(Danesi, 2010).
5. Visualisasi Logo Bank Mega Syariah
Logo Bank Mega Syariah mencerminkan suatu identitas instansi perbankan syariah, dibawah naungan CT Corp, Bank Mega Syariah merupakan bagian dari Mega Group khusus untuk penyedia layanan keuangan berbasis syariah. Berikut gambar logo Bank Mega Syariah:
Tabel 1.
Visualisasi Logo Bank Mega Syariah
Visual Logo |
Tanda |
Objek |
Interpretan |
|
Huruf M |
Gambar Sesuai
dengan Huruf M |
Proses yang dinamis
pada layanan perbankan |
Logo Bank Mega Syariah ini memiliki gambar / bentuk yang segar dan dinamis, terdiri dari huruf �M� paduan warna kuning, orange dan abu-abu. Simbol �M� pada logo tersebut merupakan singkatan dari Bank Mega Syariah. Logo tersebut didesain oleh Landor yang juga mendesain logo CT Corp. Landor adalah perusahaan kelas dunia seperti coca-cola yang berkantor pusat di London yang khusus mendesain logo-logo perusahaan kelas dunia, dengan demikian logo Bank Mega Syariah sudah setara dengan logo-logo perusahaan kelas dunia, sehingga menciptakan image yang berkelas pada perusahaan tersebut.
6. Tanda Visual Warna
Logo Bank Mega Syariah
Warna merupakan salah satu symbol dari suatu peruasahaan terutama dalam dunia perbankan yang memiliki makna tersendiri dan visi misi dari masing-masing instansi perusahaan tersebut. Warna dari logo Bank Mega Syariah sbb :
1)
Warna kuning tersebut menggambarkan kreatifitas, kecerdasan dan merupakan sumber energi
2)
Warna abu-abu yang menggambarkan proses dan system yang canggih,
3)
Warna orange menggambarkan
sebagai warna yang hangat, dapat menambah
antusias, daya tarik, kebahagiaan, semangat dan optimisme.
Warna-warna tersebut melukiskan semangat Bank Mega Syariah dalam memberi solusi keuangan lengkap bagi nasabah. Secara keseluruhan, logo Bank Mega Syariah merefleksikan tekad dan komitmen Bank Mega Syariah untuk dapat ikut serta mewujudkan Indonesia yang lebih baik dengan menyediakan jasa keuangan dan perbankan terbaik, layanan prima dan professional kepada seluruh masyarakat Indonesia. Dengan menggunakan system teknologi berkelas dunia dan ditunjang dengan kontrol kualitas yang mengacu kepada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
7. Analisis Segitiga Makna Logo Bank Mega Syariah
Analisis yang dihasilkan lewat logo akan lebih efektif untuk mengetahui apa makna dan pesan apa yang terkandung pada logo tersebut. Berikut teori mengulas makna yang tersirat pada logo Bank Mega Syariah. Secara visual logo memiliki bentuk M, dimana bentuk M tersebut tidak terlihat membosankan, melainkan terdapat shap atau lekukan bentuk M yang cukup dinamis dan menarik mata. Sejalan dengan misi perusahaan saat ini, yaitu bertekad mengembangkan perekonomian syariah melalui sinergi dengan semua pemangku kepentingan, menebarkan nilai-nilai kebaikan yang islami dan manfaat bersama sebagai wujud komitmen dalam berkarya dan beramal serta senantiasa meningkatkan kecakapan diri dan berinovasi mengembangkan produk serta layanan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan misi tersebut, logo Bank Mega Syariah telah dikemas dengan baik dalam mengkomunikasikannya kepada masyarakat.
Analisis pertama, penalaran dengan jenis petandanya meliputi; Qualisign, logo Bank Mega Syariah dilihat dari berbentuk huruf M dan memiliki tiga warna yaitu kuning, abu-abu dan orange, didalam kata Bank Mega Syariah menggunakan warna hitam pada tulisan Bank Mega dan didalam kata syariah memiliki satu warna yakni ungu. Jenis tipografi termasuk dalam jenis Calibri Body sedangkan jenis hurufnya adalah Arial Black yang bermakna lebih modern, objektif dan stabil.
Analisa kedua adalah hubungan kenyataan dengan jenis dasarnya yaitu Indeks, Warna kuning, orange dan abu-abu dari logo Bank Mega Syariah diartikan sebagai mencerminkan kemodernan yang memberi makna bahwa pelayanan yang diberikan selalu mengikuti perkembangan teknologi, antusias dan selalu siap dalam melayani serta penuh dengan kreatifitas. Analisa ketiga, adalah hubungan pikiran dengan jenis petandanya yaitu Argument, Logo Ja-alHaq mencerminkan suatu identitas instansi pelayanan keuangan �yang berbasis syariah, meskipun terdapat Mega Group yang juga memiliki logo yang sama tetapi Bank Mega Syariah memiliki warna ungu yang menggambarkan kemewahan dan bersifat personal. Bank Mega Syariah menempatkan dirinya bagian dari Mega Group yang bercirikan khas syariah dan sehingga CT Corp memiliki segala jenis pilihan bisnis untuk masyarakat baik dalam konvensional maupun syariah.
Kesimpulan
Secara garis besar, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa dan mendeskripsikan makna dari tanda-tanda yang terdapat di dalam
logo Bank Mega Syariah. Tanda-tanda tersebut dianalisa dan dimaknai menggunakan
metode semiotika Charles Sanders Peirce. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah diuraikan dalam pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, tanda
yang terdapat pada bentuk logo Bank Mega Syariah, Warna dan Tipografi tersebut
sesuai dengan visi dan misi Bank Mega Syariah yang coba diperlihatkan oleh
logo. Sehingga berdasarkan hasil kecocokan antara teori dengan logo melalui
makna ketiga warna yang terdapat pada Bank Mega Syariah adalah suatu usaha Bank
Mega Syariah untuk dapat ikut serta mewujudkan Indonesia yang lebih baik dengan
menyediakan jasa keuangan dan perbankan terbaik, layanan prima dan professional
kepada seluruh masyarakat Indonesia.
BIBLIOGRAFI
Anam, Choirul,
Rochman, Alfan Nur, Fauzi, Achmad, Nindyapuspa, Ayu, & Khadafi, Shah.
(2019). Perancangan Desain Logo �R3-Viora�sebagai Identitas Baru UKM Viora
Collection, Tanggulangin, Sidoarjo. JAST J. Apl. Sains Dan Teknol, 3(1),
50�59.
Baptista, Jose Da
Costa Lobo. (2016). TA: Perancangan Logo dan Media Promosi Cristo Rei
Berbasis Religi untuk Meningkatkan Brand Awareness Wisata Kota Dili.
Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya.
Barna, Finna Putri.
(2010). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi nasabah Bank
Syariah (studi kasus pada Bank Mega Syariah KCP Panglima Polim).
Caniago, Ferri.
(2012). Cara mutakhir jago desain logo. Jakarta Timur, Niaga Swadaya.
Danesi, M. (2010). Pengantar
Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalansutra.
Deni Setiawan, Deni.
(2019). Ikon, Indeks, Dan Simbol Pada Lirik Lagu Heartache, Pierce, Dan
You�ve Broken My Heart Karya One Ok Rock (Kajian Semiotika). Diponegoro
University.
Gulo, Elvira Beryl
Valencia. (2015). Representasi budaya patriarki dalam film 7 hati 7 cinta 7
wanita (analisis semiotika John Fiske). Universitas Multimedia Nusantara.
Kusrianto, Adi.
(2007). Pengantar desain komunikasi visual. Yogyakarta: Andi.
Manggola, Alen.
(2019). Analisis Semiotika Logo Ja-alHaq Metode Charles Sander Peirce Pada
Madrasah Ibtidaiyah Plus Ja-alHaq Kota Bengkulu. Al-MUNZIR, 12(1),
1�12.
Martadi, Martadi.
(2002). Reposisi Citra Melalui Logo Studi Kasus Perubahan Logo PT Pos
Indonesia. Nirmana, 4(1).
Puspadewi, Diana.
(2014). Perancangan Ulang Corporate Identity PT Sinar Antjol Menjadi Peace
Group. Universitas Multimedia Nusantara.
ROMDHONI, A. L. I.
(2019). Semiotik Metodologi Penelitian. Literatur Nusantara.
Sabri, Muhammad.
(2019). Analisis Semiotika Logo Restauran Srikandi. Proporsi: Jurnal Desain,
Multimedia Dan Industri Kreatif, 2(2), 199�205.
Sardila, Vera. (2016).
Analisis Semiotika pada Tunjuk Ajar Melayu sebagai Pendekatan Pemahaman Makna
dalam Komunikasi. Jurnal Dakwah Risalah, 27(2), 87�96.
Sari, Ratih Purnama.
(2016). Analisis Makna Logo PT. Telkom. fakultas Ilmu Komunikasi
(UNISBA).
Sobur, A. (2013). Semiotika
Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suryani, Tri Irma,
Hidayatullah, Arief, Mayangsari, Yayu Rahmawati, & Rahmi, Rahmi. (2020).
Representasi Perempuan Tangguh Dalam Iklan Shampo �Pantene Pro-Vitamin Series.�
Jurnal Komunikasi Dan Kebudayaan, 7(1), 158�167.
Wirawan, Komang
Indra. (2017). Pementasan Dramatari Calonarang Di Kota Denpasar Perspektif
Teo-Estetika Hindu. Program Doktor Program Studi Ilmu Agama Program
Pascasarjana Institut Hindu.
Zuhriah, Mrs.
(2018). Komunikasi organisasi. Fakultas Ilmu Sosial: Ilmu Komunikasi.