How to cite:
Selly Rahmadiah Hasibuan, Juliana Lina, Nabila Dwi Putri, Izdihar Putri Hyachinta, Fiska Maya
Wardgani (2024) Histologi Kardiovaskular Pada Wistar Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Curcuma
Zedoria, (6) 10
E-ISSN:
2684-883X
HISTOLOGI KARDIOVASKULAR PADA WISTAR DIABETES MELITUS
TIPE 2 DENGAN CURCUMA ZEDORIA
Selly Rahmadiah Hasibuan
1
, Juliana Lina
2
, Nabila Dwi Putri
3
, Izdihar Putri
Hyachinta
4
, Fiska Maya Wardgani
5
Universitas Prima Indonesia
1,2,3,4,5
,
PUI Diabetic Care and Tech
2,5
,
Universitas Pendidikan Indonesia
5
Abstrak
Diabetes melitus tipe 2 adalah gangguan penyakit metabolik yang ditandai dengan
kenaikan gula akibat penurunan sekresi insulin oleh sel-sel beta pada pankreas atau
gangguan fungsi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
ekstrak kunyit putih (curcuma zedoria) terhadap wistar yang terkena diabetes melitus tipe
2. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimental dengan metode the one
group post test only design. Objek penelitian adalah tikus yang dibagi dalam lima
kelompok perlakuan dengan 25 ekor tikus yang dijadikan sampel. Hasil penelitian
menunjukkan dengan dosis 250 mg/KgBB, 500 mg/KgBB, 750 mg/KgBB dapat
menurunkan kadar gula darah tetapi di dapati derajat kerusakan yang berbeda-beda pada
pemeriksaan histopatologi jantung. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
kunyit dapat menurunkan kadar gula darah tetapi tidak dapat memperbaiki secara
menyeluruh sel-sel yang rusak akibat dari diabetes. Disarankan untuk melakukan
penelitian lebih lanjut terkait dosis dan perlakuan yang lebih efektif untuk menghasilkan
ekstrak kunyit putih yang sempurna sehingga dapat dikonsumsi dengan baik oleh
penderita diabetes melitus.
Kata kunci: Ekstrak kunyit putih, Curcuma zedoria, Diabetes Melitus tipe 2, Tikus
Wistar, Histopatologi Kardiovaskular
Abstract
Diabetes mellitus type 2 is a metabolic disease characterized by elevated blood sugar due
to decreased insulin secretion by beta cells in the pancreas or impaired insulin function.
This study aims to determine the effect of giving white turmeric extract (curcuma zedoria)
to wistar affected by diabetes mellitus type 2. This type of research uses experimental
research with the one group post test only design method. The object of the study was rats
divided into five treatment groups with 25 rats sampled. The results showed that doses of
250 mg/KgBB, 500 mg/KgBB, 750 mg/KgBB can reduce blood sugar levels but different
degrees of damage were found in the histopathological examination of the heart. This
JOURNAL SYNTAX IDEA
p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Histologi Kardiovaskular Pada Wistar Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Curcuma
Zedoria
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6501
shows that the administration of turmeric extract can reduce blood sugar levels but
cannot completely repair cells damaged by diabetes. It is recommended to conduct
further research related to doses and treatments that are more effective in producing the
perfect white turmeric extract so that it can be consumed properly by people with diabetes
mellitus.
Keywords: white turmeric extract; Curcuma zedoria; type 2 diabetes mellitus; Wistar
rats; heart histopathology.
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit yang kronis karena adanya peningkatan
gula darah dalam tubuh yang tidak dapat mengsekresikan insulin secara efektif. Pada
diabetes melitus tipe 2 adalah gangguan penyakit metabolic yang ditandainya dengan
kenaikan gula darah akibat adanya penurunan sekresi insulin oleh sel sel beta pada
pancreas atau gangguan fungsi pada insulinnya (resistensi insulin). Menurut data WHO
(World Health Organization) tercatat bahwa 422 juta orang yang ada di dunia terkena
diabetes melitus atau 8,5% pada orang dewasa. Dan diabetes merupakan salah satu dari
10 besar penyebab kematian yang di dunia pada tahun 2022. Dari data Organisasi
Internasional Diabetes Federation (IDF,2019) menyatakan bahwa Negara di Arab, Afrika,
dan Pasifik Barat menempati peringat pertama dan kedua dengan data prevalensi diabetes
dengan usia penduduk 20-79 tahun tertinggi yang berada diantara 7 region di dunia, yaitu
sebanyak 12,2% dan 11,4%. Wilayah Asia Tenggara sendiri dimana Indonesia
menduduki peringkat ketiga dengan prevalensi yang 11,3%. IDF sendiri juga mendatakan
jumlah penderita diabetes melitus yang pada usia 20-79 tahun berada pada beberapa
negara tertinggi yaitu Cina, India, dan Amerika Serikat mendapati jumlah penderita
sebanyak 116,4%, 77 juta, 31 juta, dan Indonesia berada di peringkat ke 7 dengan 10
negara yang jumlah penderita terbanyak, yaitu sebesar 10,7 juta (Einarson et al., 2018)
Diabetes melitus tipe 2 tidak disebabkan karena kurangnya sekresi insulin tetapi
dikarenakan sel tidak dapat mengekresikan insulin sehingga insulin berjalan secara tidak
normal. Keadaan ini biasanya disebutkan dengan terjadinya resistensi insulin. Resistensi
insulin ini banyak terjadi seperti obesitas dan kurang aktifitas fisik. Pada penderita
diabetes melitus tipe 2 ini dapat juga terjadinya peningkatan produksi gukosa hepatic.
Pada dasarnya diabetes melitus tipe 2 ini hanya akan bersifat relative dan tidak absolut
(Einarson et al., 2018)
Faktor resiko pada penderita DM itu ada faktor resiko yang tidak dapat diubah,
faktor resiko yang dapat diubah, dan faktor lain. Menurut American Diabetes Association
(ADA) bahwa faktor resiko yang tidak dapat diubah pada DM ada genetic (first degree
relative),umur kurang lebih 45 tahun, riwayat melahirkan bayi dengan berat badan diatas
>4000 kg atau riwat lahir dengan berat badan rendah <2,5 kg. faktor resiko yang dapat
diubah ada obesitas dengan IMT lebih kurang 25kg/m2 atau lingkar perut lebih kurang
80 cm pada wanita dan pada laki-laki lebih kurang 90 cm, kurangnya aktivitas fisik,
hipertensi, dislipidemi dan diet yang tidak sehat. Faktor lainnya adalah seperti penderita
Selly Rahmadiah Hasibuan, Juliana Lina, Nabila Dwi Putri, Izdihar Putri Hyachinta,
Fiska Maya Wardgani
6502 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Polycystic Ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom metabolic dengan memiliki
riwayat glukosa terganggu (TGT) atau dengan glukosa darah puasa terganggu (GDPT),
memiliki riwayat penyakit kardiovaskular seperti stroke, pjk (penyakit jantung koroner)
atau peripheral aterial diseases (PAD), konsumsi alkohol, stress, merokok, dan
mengonsumsi kopi atau kafein (Bhatt et al., 2016)
Komplikasi yang di dapat terjadi pada DM ada yaitu, komplikasi akut dan
komplikasi kronis. Kompliasi akut sendiri ada Hipoglikemia adalah dimana kadar
glukosa seseorang dibawah nilai normal (<50 mg/dl), hipoglikemia biasanya terjadi pada
penderita DM tipe 1. Kemudian ada hiperglikemia yaitu kadar gula darah dapat
meningkat secara tiba-tiba. Komplikasi kronis ada komplikasi makrovaskuler dan
komplikasi mikrovaskuler. Komplikasi makrovaskuler yaitu komplikasi yang umum
terjadi pada penderita DM adanya trombosit otak (terjadinya pembekuan darah pada
Sebagian otak), dapat mengalami penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kognetif,
dan stroke. Komplikasi mikrovaskuler biasanya terjadi pada penderita DM tipe 1 seperti
terjadinya nefropati, diabetic retinopati (kebutaan), neuropati, dan amputasi (Simatupang
et al., 2013)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kunyit
putih (curcuma zedoria) terhadap wistar yang terkena diabetes melitus tipe 2. Penelitian
ini diharapkan berguna dan dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya untuk
masyarakat menggunakan kunyit putih sebagai obat herbal dengan kondisi penderita
diabetes melitus yang terkena komplikasi kardiovaskular.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian esksperimental dengan metode the one
group post test only design. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari April
2024 sampai Mei 2024. Penelitian dan perlakuan hewan uji dilakukan di Laboratorium
Farmakologi Universitas Sumatera UTara Medan, sedangkan pengujian histopatologi
jantung dilakukan di Departemen Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara Medan.
Sampel penelitian ini yang digunakan dalam penelitian tikus dibagi dalam 5
kelompok perlakuan dan setiap 5 kelompok ada 6 ekor tikus wistar, sehingga total jumlah
sampel penelitian adalah 30 ekor.
Kunyit putih dicuci dan dikeringkan di lemari pengering haluskan menggunakan
blender. Ekstrak kunyit putih dibuat dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%
dan didestilisasi terlebih dahulu sebanyak 10 kali lipat berat serbuk kunyit putih. 1000
gram serbuk putih dimasukkan ke dalam wadah lalu di tambahkan etanol 96% sebanyak
75 bagian (7,5 liter). Serbuk kunyit putih direndam selama 5 hari sambil sering disduk
dan terlindung dari cahaya kemudian di saring. Ampas kunyit putih yang telah disaring
direndam lagi dengan sisa etanol 96% (2,5 liter) selama 2 hari lalu disaring. Gabungkan
filtrate dan pekatkan dengan alat rotary evaporator sampai diperpleh ekstral yang hampir
kental. Ekstrak hampir kental tersebut diuapkan di penangas air sampai diperoleh ekstrak
kental. Penentuan dosis aloksannya untuk menginduksi tikus dengan pemberian
Histologi Kardiovaskular Pada Wistar Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Curcuma
Zedoria
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6503
intraperitoneal sebesar 130 mg/KgBB dengan volume pemberian 0,1 ml/10gram BB
tikus.
Setelah sampel dan bahan telah dibuat dapat dilanjutkan dengan perlakuan langsung
kepada hewan uji coba. Tikus wistar jantan dipelihara di Animal house USU. Tikus diberi
kode unok TMB 01 sampai TMB 30. Tikus yang digunakan dalam penelitian ini
ditempatkan secara individual pada kandang berventilasi yang terbuat dari besi stainlis
steel dengan ukuran luas alas 150 cm, dan tinggi 15 cm. Suhu kamdang berkisar 20-27
celcius dan kelembaban antara 50-70%. Cahaya dalam keadaan 12 jam terang dan 12
gelap. Tikus diberi makan pada mala hari (nocturnal). Setiap kandang diberi label pada
pintu bagian atas. Label tersebut berisi kode hewan uji, tanggal kedatangan, berat badan
awal, tanggal induksi aloksan, kelompok perlakuan dan rencana terminasi. Adaptasi tikus
pada tempat yang baru dilakukan minimal 5 hari. Tikus ditimbang 3 hari sekali, dipelihara
sampai berat badan memenuhi syarat penelitian. Pakan yang diberikan adalah pakan ayam
pellet dari pakan ayam dengan pellet 511 dan diberi air minum berupa aquadestilata yang
diberikan secara ad libitum. Penimbangan berat badan dan pemeriksaan fungsi jangung
awal dilakukan sebelum tikus diinduksi larutan aloksan. Kelompok sampel yang sudah
dipilih dibagi menjadi kelompok normal, negatif, P1 dengan dosis 250mg/KgBB, P2
dengan dosis 500 mg/KgBB, P3 dengan dosis 750 mg/KgBB.
Lalu setelah 14 hari diberikan ekstrak kunyit putih pada kelompok P1 250
mg/KgBB, P2 500 mg/KgBB, P3 750 mg/KgBB. Hewan coba yang digunakan adalah
tikus putih jantan galur wistar usia 6-8 minggi dengan berat badan 180-220 gram. Tikus
dibagi lima kelompk dan dipuasakan selama 10 jam kemudian masing-masing tikus dari
tiap kelompok ditimbang berat badannya. Pada hari yang sama juga diberikan larutan
aloksan monohidrat 125 mg/kgBB tikus secara intraperitoneal kecuali kelompok normal.
Setelah empat hari diinduksi dengan larutan aloksan, setiap hewan uji diambil darahnya
untuk pengukuran kadar glukosa darah hari pertama, tikus dengan kadar gula darah >200
mg/dl dikelompokkan. Pengambilan darah dilakukan pada pembuluh darah ekor tikus.
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran konsentrasi gula darah tikus pada masing-
masing kelompok perlakuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan dari hasil penelitian dengan menggunakan esktrak kunyit putih
(curcuma zedoria) dengan pemberian beberapa dosis terhadap histopatologi jantung pada
tikus wistar yang diinduksikan dengan aloksan dapat dilihat sebagai berikut :