Syntax Idea : p-ISSN: 2684-6853 e-ISSN : 2684-883X
Vol. 2, No. 10, Oktober 2020
STRATEGI PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DAN WHATSAPP
UNTUK MEMPERLUAS JARINGAN PEMASARAN DIGITAL BENIH
SAYURAN OLEH WAFIPRENEUR DI MASA PANDEMI COVID-19
Rahmah Taqiyya dan Sugeng Riyanto
Universitas Brawijaya Malang,Jawa timur, Indonesia
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstract:
As technology advances, conventional marketing has now shifted to digital
marketing. Digital marketing is a marketing activity that uses various sites on the
internet. One of them is through social media. Social media is considered effective
for marketing a product because of the wide range of marketing that will be
obtained. This research discusses the strategy of using Facebook and WhatsApp
to expand the marketing network of vegetable seeds carried out by Wafipreneur
during the Covid-19 pandemic. The method used is descriptive qualitative and
uses in-depth interviews with informants, literature study, and documentation.
Based on the research results, Facebook and WhatsApp are the social media and
message-based social media which have the most visitors. Because of that,
Wafipreneur is take advantage of Facebook and WhatsApp to market the product
through the features provided. During the four months of using Facebook and
WhatsApp for marketing their seeds, Wafipreneur has obtained a turnover of up
to IDR 250,000,000 despite being in this pandemic situation. Wafipreneur has a
special strategy in marketing vegetable seeds and expanding its marketing
network.
Abstrak:
Seiring dengan kemajuan teknologi, pemasaran konvensional saat ini telah beralih
menjadi pemasaran digital. Pemasaran digital merupakan kegiatan pemasaran
yang menggunakan berbagai situs di internet. Salah satunya adalah melalui media
sosial. Media sosial dinilai efektif untuk memasarkan suatu produk secara online
karena luasnya jangkauan pemasaran yang akan di dapat. Penelitian ini
membahas tentang strategi pemanfaatan Facebook dan WhatsApp untuk
memperluas jaringan pemasaran benih sayuran yang dilakukan oleh Wafipreneur
di masa pandemic Covid-19. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dan menggunakan teknik wawancara mendalam dengan narasumber, studi literatur
dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, Facebook dan WhatsApp
merupakan media sosial dan media sosial berbasis pesan yang paling sering
dikunjungi oleh penggunanya. Wafipreneur melakukan jual beli benih sayur
melalui fitur-fitur yang disediakan oleh Facebook dan WhatsApp untuk
memasarkan produk tersebut. Selama empat bulan memanfaatan Facebook dan
WhatsApp untuk pemasaran benihnya, Wafipreneur telah memperoleh omzet
hingga Rp 250.000.000 walaupun berada pada situasi pandemi ini. Wafipreneur
810
Strategi pemanfaatan media sosial facebook dan whatsapp untuk memperluas jaringan
pemasaran digital benih sayuran
memiliki strategi khusus dalam melakukan pemasaran benih sayuran dan
memperluas jaringan pemasarannya.
Kata kunci: Pemasaran digital; Facebook; Whatsapp; Benih Sayuran; Pandemi
Pendahuluan
Kemajuan teknologi yang dewasa ini dirasakan terbukti memberikan banyak
manfaat dan kemudahan pada kehidupan manusia. Adanya internet merupakan sebuah
hasil berkembang pesatnya teknologi yang turut memberikan banyak sekali dampak
positif apabila digunakan sebaik mungkin. Salah satunya adalah sebagai media
pemasaran. Beberapa tahun terakhir menurut
(Mahardika & GUSTI AJI,
2018),
perkembangan teknologi banyak menggeser fokus kegiatan komunikasi pemasaran,
yang pada mulanya dilakukan dengan cara konvensional hingga beralih ke dunia digital.
Hal tersebut dilakukan pemasar untuk memperluas jangkauan pasarnya. Hampir seluruh
masyarakat saat ini dapat mengakses internet dengan mudah, Dengan demikian, target
pasar yang dapat dijangkau oleh pemasar akan menjadi lebih luas, sehingga potensi
mendapatkan keuntungan bisnis dari internet akan sangat besar.
Pemasaran digital adalah suatu kegiatan pemasaran dengan menggunakan internet
dan teknologi informasi untuk memperluas dan meningkatkan fungsi pemasaran
konvensional (Kusuma & Sugandi, 2018). Saat ini pemasaran digital merupakan solusi
yang paling efektif bagi para pedagang untuk menjangkau dan memperluas target
pasarnya tanpa mengenal jarak dan waktu. Pemasaran digital banyak dijumpai melalui
berbagai media sosial yang dengan segala kelebihannya, mampu mendukung dan
membantu proses pemasaran tersebut. Menurut (Kader, Mulyatini, & Setianingsih,
2018) sebanyak 87,13% dari total penduduk Indonesia merupakan pengguna media
sosial. Facebook merupakan media sosial yang paling sering dikunjungi dengan
presentase 54% dari pengguna media sosial di Indonesia dan diikuti oleh media sosial
lain seperti Instagram, Youtube, Gmail, Twitter, dan LinkedIn. Masifnya pengguna
Facebook di Indonesia memberikan peluang bagi masyarakat untuk memulai bisnis
digital. Selain jumlah pengguna, terdapat banyak kemudahan yang ditawarkan lewat
fitur-fitur Facebook yang dapat mempermudah proses pemasaran online yang dilakukan
oleh pemasar.
Selain itu, media sosial berbasis pesan teks seperti WhatsApp, Line, KakaoTalk,
dan lain sebagainya juga dinilai efektif dalam mendukung proses pemasaran. Hal itu
dikarenakan aplikasi-aplikasi tersebut tidak sekedar dapat mengirim pesan teks saja,
melainkan juga dapat mengirimkan pesan gambar, video, suara, dokumen, juga dapat
melakukan panggilan dan video call. Sehingga masih sangat memungkinkan bagi
seseorang untuk memasarkan produk yang dimilikinya atau memperluas jaringan
pasarnya melalui aplikasi berbasis pesan tersebut. Menurut (Pranajaya & Wicaksono,
2018), WhatsApp merupakan aplikasi yang paling populer yang dimanfaatkan oleh
pemakai sebagai media komunikasi dalam menyampaikan pesan. Banyak tokoh
masyarakat yang menggunakan WhatsApp karena menurut mereka melalui aplikasi
tersebut, informasi yang disampaikan akan lebih efektif dan pesan lebih cepat diterima
Syntax Idea, Vol. 2, No. 10, Oktober 202
811
Rahmah Taqiyya dan Sugeng Riyanto
oleh sasaran (Trisnani, 2017). Oleh karena berbagai kemudahan yang ditawarkan, tak
mengherankan apabila WhatsApp menjadi aplikasi berbasis pesan yang paling banyak
diminati oleh berbagai kalangan, tidak memandang usia, jabatan, dan status sosial.
Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini memberi keresahan pada masyarakat
Indonesia maupun dunia akan tersebarnya virus yang berdampak pada kesehatan apabila
segala aktivitas di luar rumah tetap dilaksanakan. Oleh karena itu, pemerintah
mengeluarkan kebijakan yang diatur (peraturan perundang - undangan no 21, 2020)
mengenai PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk memutus rantai
penyebaran Covid-19. Adanya kebijakan tersebut menyebabkan kerugian pada
perusahaan-perusahaan. Di antara perusahaan tersebut ada yang bisa bertahan, namun
ada yang mengambil langkah untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja pada
karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut guna mengurangi kerugian perusahaan
akibat penyebaran Covid-19 ini.
Situasi yang terjadi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi siapapun, kebijakan
PSBB yang difokuskan untuk kesehatan, cukup berdampak buruk di sisi ekonomi.
Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaannya dan terpaksa menutup tokonya
karena tidak ada pendapatan yang terus masuk akibat pembatasan aktivitas masyarakat
di luar rumah. Lain halnya dengan para pedagang yang lapaknya berbasis digital.
Masyarakat yang berdagang melalui internet cenderung dapat mempertahankan keadaan
ekonomi dari hasil penjualannya di berbagai sosial media yang mereka gunakan.
Kebijakan untuk bekerja di rumah membuat masyarakat lebih sering menggunakan
smartphone beserta gadget lainnya yang akhirnya membawa penggunanya untuk
mengakses internet. Penjualan berbagai produk maupun jasa melalui internet akan lebih
sering dilihat oleh pengguna internet, yang mana hal tersebut dapat menjadi salah satu
faktor penentu kesuksesan dari proses jual beli online. Oleh karena itu, pemasaran
digital merupakan kegiatan yang saat ini dapat menjadi peluang besar untuk
memperoleh penghasilan. Hanya saja, produk yang ditawarkan haruslah memiliki nilai
lebih bagi calon konsumen, misalnya sebagai pemenuh kebutuhan primer, pengisi
waktu luang, atau penghibur di saat jenuh. Nilai dari produk tersebut tentu harus
disesuaikan dengan segmen-segmen calon konsumen agar penjualan produk tetap stabil
bahkan dapat meningkat.
Sebagai pebisnis, terutama yang bergerak di dunia digital, tentu memiliki berbagai
strategi dalam memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran yang efektif untuk
menggapai konsumen. Persaingan antar pelaku usaha di media sosial terasa sangat ketat
mengingat banyaknya toko online yang saling unjuk diri untuk menjadi yang terbaik di
hati konsumen. Di masa pandemic seperti saat ini, banyak pelaku usaha baru yang
menjajaki berbagai media sosial yang ada. Entah karena keterpaksaan tidak akan
berjalannya usaha jika hanya dilakukan secara offline, atau sekedar mengisi kekosongan
waktu yang dimiliki karena adanya kebijakan PSBB ini. Hal tersebut menjadikan
persaingan antar pelaku usaha digital kian mengetat. Perlu adanya strategi khusus yang
dilakukan pelaku usaha dalam memanajemen usahanya agar tetap menjadi pilihan
nomor satu bagi konsumen.
812
Syntax Idea, Vol. 2, No 10, Oktober 2020
Strategi pemanfaatan media sosial facebook dan whatsapp untuk memperluas jaringan
pemasaran digital benih sayuran
Wafipreneur merupakan sebuah bisnis start-up yang berdiri pada 2017 silam,
start-up ini adalah hasil praktik kerja lapang beberapa siswa di salah satu SMK di
Anyer, Banten. Wafipreneur bergerak pada bidang riset dan pemasaran berbagai produk
dan jasa secara online, yang dikelola oleh Wafi, keluarga Wafi, dan teman-teman Wafi.
Pemasaran yang dilakukan ialah memasarkan produk-produknya melalui beberapa
website yang diperuntukkan untuk masing-masing produk. Awal tahun
2020,
Wafipreneur mulai menjalani bisnis dengan model affiliate marketing yang merupakan
sebuah cara dalam suatu usaha bisnis di mana terdapat pihak yang menjualkan produk
milik perusahaan dan pihak tersebut akan mendapatkan komisi dari hasil produk yang
terjual lewat pihak tersebut. Menurut (Ningsih & Kurniawan, 2019) pihak yang menjual
produk tersebut tidak perlu memiliki persediaan produk, ia hanya mengarahkan calon
pembeli melalui link khusus yang diberikan merchant sebagai alat untuk mendeteksi
bahwa pembeli yang datang merupakan pembeli melalui referensi pihak tersebut. Model
bisnis ini telah dilakukan oleh Wafipreneur dan masih berlanjut sampai saat ini.
Ketika muncul isu pandemic Covid-19 di Indonesia, Wafipreneur terus
memikirkan bagaimana untuk tetap dapat mempertahankan usahanya. Hingga pada saat
kebijakan PSBB akan diterapkan, ia memutuskan untuk melakukan kerjasama dengan
salah satu perusahaan benih sayuran di Cianjur, Jawa Barat untuk menjual produk benih
sayur dengan metode affiliate marketing. Pertimbangan menjual benih sayur dipilihnya
karena pada saat diterapkannya kebijakan PSBB, Wafipreneur memandang bahwa
masyarakat butuh aktivitas yang dapat dikerjakan di rumah. Berkebun menjadi salah
satu alternatif kegiatan yang kerap dipilih oleh banyak keluarga untuk mengisi waktu
luang di rumah. Oleh karena itu, Wafipreneur yakin produk benih sayur yang ia jual
akan menjadi produk yang paling dicari untuk beberapa bulan ke depan.
Wafipreneur menerapkan model affiliate marketing pada Facebook dan
WhatsApp. Melalui model ini, Wafipreneur telah mampu membuka lapangan pekerjaan
baru kepada masyarakat dengan berbisnis melalui internet. Bahkan terdapat reseller
yang bergabung karena alasan kehilangan pekerjaan akibat Pemutusan Hubungan Kerja.
Saat ini, Wafipreneur telah merangkul 286 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dengan jumlah tersebut, Wafipreneur telah menghasilkan omzet penjualan benih hingga
250 juta rupiah, jumlah yang sangat besar mengingat usaha benih baru dimulai pada
Maret 2020 lalu. Wafipreneur tidak memiliki toko secara offline, start up ini hanya
memanfaatkan media sosial-media sosial yang ada. Terkhusus untuk produk benih
sayuran, Facebook dan Whatsapp adalah media sosial yang dipilih Wafipreneur untuk
membangun dan memperluas jaringan pemasarannya. Merangkul dan mempertahankan
reseller yang berjumlah ratusan tidaklah mudah. Namun itulah nilai lebih yang dimiliki
oleh Wafipreneur, terdapat strategi khusus yang diterapkan Wafipreneur dalam menjaga
hubungan yang baik dengan reseller-resellernya. Komunikasi yang baik adalah kunci
keberhasilan dari pemasaran digital ini. (Aditya & Lubis, 2017) menyatakan bahwa
komunikasi dalam pemasaran merupakan sebuah aspek penting dalam keseluruhan misi
pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Hal tersebut membawa keinginan
penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai strategi pemanfaatan media sosial
Syntax Idea, Vol. 2, No. 10, Oktober 202
813
Rahmah Taqiyya dan Sugeng Riyanto
Facebook dan Whatsapp yang dilakukan oleh Wafipreneur untuk memperluas jaringan
pemasaran digital benih sayuran pada masa pandemi Covid-19.
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada rumah informan yang berlokasi di Perumahan Griya
Palem Mas F7, Kampung Larangan, Desa Harjatani, Kecamatan Kramatwatu,
Kabupaten Serang untuk memperoleh data primer penelitian. Adapun waktu yang
digunakan untuk pelaksanaan penelitian adalah selama dua bulan mulai dari bulan Juli
2020, sampai dengan bulan Agustus 2020.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deksriptif kualitatif yang
terfokus pada studi kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat sampai
tuntas. Menurut (Gunawan, 2013), penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan
analisis proses berpikir secara induktif, yakni proses berpikir logis mengenai dinamika
hubungan antar fenomena yang diamati dengan melakukan observasi data, pembahasan,
dukungan pembuktian dan diakhiri dengan kesimpulan umum.
Pemilihan informan menggunakan teknik Snowball Sampling, yakni dipilih
berdasarkan rekomendasi orang lain untuk menemukan informan kunci yang memiliki
banyak informasi
(Nurdiani,
2014). Dalam penelitian ini, informan yang dipilih
merupakan pihak yang representatif dalam memberikan informasi terkait penelitian
penulis mengenai pemasaran benih sayur melalui media sosial Facebook dan
WhatsApp. Peneliti melakukan observasi, wawancara
(in-depth interview),
dokumentasi, dan mencari data sekunder melalui studi pustaka sebagai teknik
pengumpulan data penelitian. Wawancara dilakukan peneliti untuk menggali hal-hal
secara mendalam mengenai situasi dan fenomena yang terjadi oleh partisipan, dimana
hal tersebut tidak dapat ditemukan melalui observasi (Sugiyono, 2013). Sedangkan studi
pustaka ilakukan dengan menjadikan jurnal, buku, atau skripsi yang relevan dengan
permasalahan penelitian sebagai referensi untuk memperkuat dan atau menjadi dasar
teori penelitian.
Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif model (Sugiyono, 2013), yakni
aktivitas yang dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah secara interaktif dan terus
menerus sampai tuntas dan datanya sudah jenuh. Aktivitas tersebut terdiri dari empat
tahap, di antaranya tahap pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
Hasil dan Pembahasan
Pemanfaatan media online sebagai alat pemasaran digital saat ini telah menjadi
pilihan yang kerap dilakukan oleh para pebisnis. Baik kalangan UKM, maupun
perusahaan. Jatuhnya pada pilihan tersebut juga disertai banyak alasan, seperti
kemudahan akses yang dapat dijangkau oleh semua kalangan, modal dan biaya
operasional yang dapat ditekan, dan besarnya manfaat yang akan didapatkan. Begitu
pula dengan Iko Musmulyadi, ayah dari Wafi sekaligus pencetus model affiliate
marketing pada start-up Wafipreneur ini memilih untuk melakukan pemasaran hanya
814
Syntax Idea, Vol. 2, No 10, Oktober 2020
Strategi pemanfaatan media sosial facebook dan whatsapp untuk memperluas jaringan
pemasaran digital benih sayuran
melalui internet. Hal tersebut dikarenakan sangat mudah baginya untuk memasarkan
berbagai macam produk melalui media sosial yang ia miliki, tidak perlu tempat untuk
penyimpanan produk, tidak perlu mengumpulkan massa untuk tes produk, tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk mencari pasar, cukup diam di rumah dan aktif berkomunikasi
di internet melalui smartphone miliknya.
Salah satu produk yang ia jual melalui media sosial adalah benih sayuran. Benih
tersebut ia dapatkan dari hasil kerjasama dengan salah satu produsen benih di Cianjur,
Jawa Barat. Satu paket benih sayuran dikemas dengan kemasan yang menarik yang
terdiri atas
16 jenis benih. Masing-masing benih berisikan puluhan hingga ratusan
benih. Selain itu, di dalam paket tersebut juga disediakan link untuk mengakses panduan
menanam dan juga pupuk kimia seperti urea, KCl, dan SP36. Pemasaran benih sayuran
yang beliau lakukan hanya melalui media sosial pribadi miliknya, yakni Facebook dan
WhatsApp. Pemilihan kedua media sosial tersebut tidak lain karena banyaknya jumlah
relasi Iko yang turut aktif menggunakan Facebook maupun WhatsApp. Menurut
(Wardhana, 2015), Facebook cocok digunakan untuk menjangkau audiens, karena
karakter penggunanya tersebar dari semua level. Atas dasar itu, Iko memaksimalkan
penggunaan Facebook sebagai media pemasaran dengan menggunakan fitur-fitur yang
tersedia.
Facebook merupakan salah satu media sosial yang kini tidak hanya digunakan
untuk menjalin komunikasi dengan kerabat jauh saja, namun juga menjadi media jual-
beli online suatu produk atau jasa. Facebook dapat dinikmati dalam bentuk akun pribadi
maupun sebuah grup. Iko menggunakan akun pribadi miliknya untuk memasarkan
produk-produk yang ia jual. Ia juga menggunakan Facebook Ads untuk memasarkan
beberapa produk dari Wafipreneur. Namun untuk produk benih sayur, ia hanya
memanfaatkan fitur akun pribadinya. Teman Iko di Facebook berjumlah 4.633 orang, di
mana sebagian besar di antaranya merupakan orang-orang yang sudah mengenalinya
sebelum ia berbisnis. Menurutnya, hal tersebut merupakan nilai lebih bagi Iko karena
tingkat kepercayaan yang diberikan padanya akan semakin besar. Iko berharap
kepercayaan yang sudah terbangun itu dapat berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian teman-teman Facebooknya. Sesuai dengan penelitian terdahulu mengenai
kepercayaan (Gefen, et al, 2003), didapatkan hasil bahwa kepercayaan berpengaruh
secara positif terhadap keputusan pembelian online.
Dari berbagai fitur yang disediakan Facebook, Iko memanfaatkan fitur “buat
postingan” pada kolom linimasa di akun pribadinya. Fitur ini digunakannya untuk
mengunggah foto dan video produk benih sayuran beserta kalimat persuasifnya. Setiap
postingan yang diunggah, terdapat fitur suka, komentari, dan bagikan. Jika terdapat
teman yang berkomentar di postingannya, Iko segera menjawabnya untuk melengkapi
juga membenarkan apa yang ditulisnya pada kalimat pengantar foto produk benih
sayuran. Desain foto produk yang ia gunakan sangat sederhana, namun karena foto yang
digunakan merupakan foto asli, disertai dengan video, dan testimoni produk benih
sayuran, banyak teman Iko di Facebook yang tertarik untuk membelinya.
Syntax Idea, Vol. 2, No. 10, Oktober 202
815
Rahmah Taqiyya dan Sugeng Riyanto
Iko juga memanfaatkan akun Facebook pribadinya untuk menggagas dan
menerapkan model affiliate marketing dalam pemasaran produknya. Menurutnya,
model ini merupakan model yang efektif untuk memperluas jaringan pemasaran,
terlebih di saat pandemic seperti saat ini. Tidak perlu keluar rumah untuk bekerja,
karena semua sudah tersistem. Sistem model ini tidak menyulitkan, dapat menaungi
orang-orang yang belum dapat pekerjaan, memiliki syarat bergabung menjadi reseller
yang mudah, serta memiliki tingkat promosi produk juga, Oleh karena itu, Iko yakin
bahwa mendirikan model affiliate marketing pada produk-produk yang ia jual adalah
keputusan yang tepat bagi kemajuan bisnisnya. Hal ini sesuai dengan (Safitri & Sujito,
2011) bahwa affiliate marketing merupakan suatu solusi efektif dan efisien dalam
langkah promosi, karena dapat menghemat biaya promosi offline, jangkauan
pemasarannya luas, dan tidak mengenal waktu.
Model ini baginya sangat cocok digunakan untuk memasarkan produk benih
sayuran di masa pandemic seperti saat ini. Iko menargetkan akan mengirimkan produk
benih sayuran ke seluruh Indonesia dalam waktu singkat. Menurut Iko, hasil riset pasar
dari Wafipreneur yang digerakkan oleh putra sulungnya ini menyatakan bahwa saat ini
benih sayur merupakan sebuah produk unggulan yang dicari oleh masyarakat untuk
mengisi waktu luang mereka selama kebijakan PSBB, karena kegiatan menanam sayur
dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk keluarga. Menanam sayur dapat menjadi
sarana edukasi keluarga yang sangat menarik, anak dapat dikenalkan pada hobi baru
yang bermanfaat, dan merupakan sebuah usaha dalam meciptakan ketahanan pangan
keluarga. Selaras dengan itu, (Suharyon & Darwis, 2017) menyatakan bahwa kegiatan
menanam sayur berpotensi menambah pendapatan keluarga, mampu mengurangi biaya
pembelian pangan terutama sayuran, dan dapat menambah ketersediaan pangan. Hal
tersebut juga diyakini oleh Iko sebagai peluang besar baginya untuk berbisnis produk
benih sayuran dengan menggunakan model affiliate marketing.
Sistem bisnis affiliate marketing benih sayuran sampai dengan Juli 2020 telah
memiliki reseller sebanyak 286 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada mulanya,
Iko mengajak melalui akun Facebook miliknya dengan fitur
“buat postingan”. Ia
mengajak dengan melampirkan foto bertuliskan “Open Reseller” dan menulis kalimat
ajakan untuk bergabung khas dengan gaya bahasanya. Namun saat ini, banyak reseller
bergabung karena mendapatkan informasi dari orang yang telah menjadi reseller
sebelumnya. Iko mengaku, sekitar 70% dari 286 reseller tersebut adalah orang-orang
yang belum Iko kenali sebelumnya. Reseller-reseller tersebut bergabung karena
berbagai alasan. Sebagian besar mereka mengaku ingin menambah penghasilan,
kemudian ada yang ingin belajar berbisnis, dan ada pula beberapa orang yang beralasan
untuk menjaga kondisi finansialnya akibat terkena Pemutusan Hubungan Kerja oleh
perusahaan mereka terdahulu.
Walaupun angka 286 merupakan angka yang cukup besar untuk sebuah usaha
yang baru, namun Iko tetap berusaha untuk meningkatkan jumlah resellernya menjadi
1000 orang sampai dengan akhir tahun 2020. Akan tetapi Iko sadar, kuantitas akan
kalah dengan kualitas. Oleh karena itu, selain menarik orang untuk menjadi reseller
816
Syntax Idea, Vol. 2, No 10, Oktober 2020
Strategi pemanfaatan media sosial facebook dan whatsapp untuk memperluas jaringan
pemasaran digital benih sayuran
benih sayuran, Ia juga memiliki strategi untuk membangkitkan semangat reseller-
resellernya dalam berjualan. Yang pertama, komisi yang didapat oleh reseller berjumlah
cukup besar, yaitu 30% dari satu paket benih sayur yang terjual. Harga satu paket benih
sayuran yang dipasarkan adalah Rp 185.000, artinya tiap reseller yang menjual satu
paket benih sayuran saja, maka ia akan mendapatkan Rp 55.500. Jumlah yang sangat
besar menurutnya, mengingat reseller tidak perlu mengeluarkan uang untuk modal,
tidak memerlukan lapak untuk berjualan, dan tidak memerlukan biaya pemasaran yang
besar. Karena modal yang diperlukan hanyalah smartphone atau gadget lain, kuota
internet, dan juga keinginan untuk berbisnis Yang kedua, Iko sering memberi hadiah
untuk resellernya yang berhasil menjual paket benih sayuran terbanyak dalam waktu
singkat. Ia mengumumkan pemberian hadiah tersebut di akun Facebook pribadinya
maupun di grup WhatsApp yang berisikan seluruh reseller. Yang ketiga, Iko juga
pernah mengisi webinar khusus untuk konsumen dan reseller produk benih sayuran
yang berisikan mengenai pembinaan kemampuan pemasaran digital.
(Riyanto,
Ambayoen, & Mubarak, 2019) menyatakan pekerjaan di bidang pemasaran juga perlu
diperhatikan dalam hal kesejahteraan pekerja, seperti pemberian gaji yang layak dan
pengadaan bonus-bonus lainnya. Hal tersebut dikarenakan tenaga kerja pemasaran
merupakan aset dari usaha perdagangan sayur mayur, yang mana akan sangat sulit
apabila tidak ada pekerja yg mampu memasarkan suatu produk. Sama halnya dengan
strategi yang dilakukan Iko pada usaha affiliate marketing ini. Pemberian komisi yang
layak, insentif atau hadiah secara berkala, serta pembinaan-pembinaan yang dilakukan
tidak lain bertujuan untuk mempertahankan reseller, memberi motivasi, serta
meningkatkan kinerja daripada reseller dalam menjual produk benih sayuran tersebut.
Selama sistem ini berlangsung, banyak dari reseller yang mengeluh karena
ketidaktahuan reseller mengenai cara menanam dan merawat tanaman, sedangkan
banyak pelanggan mereka yang bertanya tentang hal itu. Berangkat dari hal tersebut, Iko
membuat grup khusus reseller dan pelanggan benih sayuran di Facebook untuk
mengedukasi cara menanam yang baik dan benar. Karena Iko merupakan lulusan
sarjana pertanian, maka ilmu tersebut sudah ia kuasai. Grup tersebut bernama Gerakan
Keluarga Menanam Sayuran. Grup ini memiliki anggota sebanyak 1.119 orang. Jika
melihat linimasa dan foto grup, banyak sekali pelanggan yang sering membagikan
pengalaman menanam masing-masing. Tidak jarang ada yang bertanya mengenai
masalah dari tanaman mereka. Di dalam grup Facebook tersebut, mereka saling
berkenalan, berdiskusi, dan saling mendukung dalam hal keberlangsungan kegiatan
menanam. Hal tersebut membuat Iko terkesan karena awalnya tidak dibayangkan bahwa
grup tersebut akan menjadi aktif bahkan tanpa kehadiran dirinya. Adanya grup Gerakan
Keluarga Menanam Sayuran menurutnya berhasil meminimalisir pertanyaan-pertanyaan
dari pelanggan mengenai kesulitan mereka dalam menanam. Pada akhirnya, grup ini Iko
peruntukkan sebagai grup publik, agar ilmu yang tercantum di dalamnya dapat tersalur
kepada siapa saja yang ingin menanam sayur.
Syntax Idea, Vol. 2, No. 10, Oktober 202
817
Rahmah Taqiyya dan Sugeng Riyanto
Gambar 1
Foto Grup Keluarga Menanam Sayuran
Hubungan antara Iko dan seluruh reseller benih sayuran berlangsung baik. Sebisa
mungkin Iko selalu berkomunikasi walaupun tidak melalui tatap muka. Iko
menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi dengan seluruh resellernya. Iko
melakukan komunikasi melalui fitur personal chat ataupun grup. Kedua fitur tersebut
sama saja baginya, hanya saja ia lebih mengutamakan berkomunikasi melalui grup agar
semua reseller dapat sama-sama belajar dengan pengalaman reseller lain yang bertanya
maupun berbagi info. Ia membagi 286 reseller tersebut ke dalam 4 grup sesuai dengan
tanggal mereka bergabung. Pada masing-masing grup terdapat arahan dan tata cara bagi
reseller untuk berjualan. Grup ini juga diperuntukkan sebagai tempat pelaporan
transaksi pembelian yang telah dilakukan sebelumnya oleh reseller dengan
konsumennya. Pelaporan transaksi diwajibkan Iko menyesuaikan format pembelian juga
disertai dengan bukti pembelian. Iko juga kerap mengirim foto dan video mengenai
produk benih sayuran agar reseller dapat mengirimkan kepada pelanggan. Baik itu foto
atau video mengenai tata cara menanam, asal dan kualitas benih, dan juga testimoni-
testimoni pelanggan yang telah sukses membesarkan benih yang mereka tanam. Jika ada
reseller yang menyatakan kesulitan dalam membimbing pelanggan untuk menanam, Iko
membagikan link pada grup WhatsApp untuk dapat mengakses grup Facebook Gerakan
Keluarga Menanam Sayuran, dan menyarankan para reseller untuk mengajak
pelanggannya bergabung pada grup tersebut untuk kemudian melakukan diskusi
bersama pelanggan lainnya yang telah berhasil membesarkan tanamannya.
818
Syntax Idea, Vol. 2, No 10, Oktober 2020
Strategi pemanfaatan media sosial facebook dan whatsapp untuk memperluas jaringan
pemasaran digital benih sayuran
Gambar 2
Grup WhatsApp Reseller
Selain fitur grup, Iko juga terus mempromosikan paket benih sayuran melalui fitur
“status”. Fitur ini menyediakan penggunanya untuk menuliskan atau melampirkan foto
maupun video selama 24 jam. Seseorang yang memiliki jumlah teman WhatsApp yang
banyak dapat meraih jumlah orang yang melihat status yang banyak pula, karena
WhatsApp hanya mengizinkan penggunanya yang dapat melihat status WhatsApp orang
lain adalah pengguna yang saling menyimpan nomor handphone masing-masing. Hal
tersebut menjadikan Iko selalu menyimpan nomor pelanggan dan reseller agar mereka
dapat melihat perkembangan stok produk, testimonial, dan hal-hal penting mengenai
produk benih sayuran tersebut melalui status WhatsApp yang ia bagikan.
Bisnis benih sayuran yang dijalankan dengan sistem affiliate marketing tentu
memiliki kelebihan dan kekurangan. Iko mengaku kelebihan yang ia dapatkan adalah
pengalaman yang sangat berharga dalam berbisnis. Model affiliate marketing ini belum
pernah ia coba sebelumnya, namun atas izin Tuhan Yang Maha Esa, ia mampu
menjadikan bisnis ini berlanjut dan meluas dari Sabang sampai Merauke. Melalui bisnis
ini, ia bisa menambah relasi dan membuka peluang pekerjaan bagi orang-orang yang
membutuhkan. Ia juga turut membina para reseller tentang cara berdagang dengan ilmu
yang diketahuinya. Kelebihan lain yang ia rasakan adalah keefektifan sistem affiliate
marketing dalam memperluas jaringan pemasaran. Menurutnya, dalam dunia bisnis
digital, pemasaran melalui reseller itu sangat penting. Produk yang dijual ketika
memiliki reseller akan lebih cepat meluas dibandingkan tidak melalui reseller. Ia
menganalogikan jumlah reseller yang ada adalah jumlah toko yang tersebar. Semakin
Syntax Idea, Vol. 2, No. 10, Oktober 202
819
Rahmah Taqiyya dan Sugeng Riyanto
banyak jumlah toko yang tersebar di Indonesia, semakin cepat juga masyarakat
mengetahui produk yang dijual, dan pada akhirnya semakin cepat pula produk akan
terjual. Iko juga mendapat omzet penjualan benih sayuran yang sangat besar, yakni
sekitar 250 juta yang ia dapatkan hanya dalam waktu 4 bulan. Dari jumlah omzet
tersebut, ia mendapat keuntungan sebesar Rp 88.664.000 dengan keuntungan perbulan
adalah sebagai berikut:
Gambar 3
Grafik Keuntungan Penjualan Benih Sayuran
Pada bulan April, keuntungan penjualan benih sayuran yang Iko dapat adalah Rp
20.320.000, kemudian pada bulan Mei meningkat cukup drastis yakni menjadi sebesar
Rp 38.560.000. selanjutnya pada bulan Juni menurun menjadi sebesar Rp 28.356.000,
dan data terakhir di Bulan Juli mengalami penurunan keuntungan yang sangat signifikan
menjadi Rp 1.428.000. Pada tiga bulan pertama, penjualan benih sayuran mendapatkan
keuntungan yang tinggi, namun tetap mengalami penurunan di bulan Juni walaupun
tidak signifikan. Hal tersebut karena mulai awal bulan Juni, pemerintah sudah
memutuskan untuk menerapkan masa transisi menuju New Normal. Di mana pada saat
itu beberapa sektor usaha sudah mulai mempekerjakan karyawannya dengan mengikuti
protokol kesehatan yang baik dan benar. Sehingga, waktu luang yang dimiliki di rumah
akan menjadi lebih sedikit dibandingkan dua bulan sebelumnya. Begitu pula yang
terjadi pada bulan Juli. Ketika kebijakan New Normal ini sudah diberlakukan, banyak
masyarakat yang lebih memilih untuk bekerja agar tetap dapat memenuhi kebutuhan
mereka dan menjadikan kegiatan menanam sebagai hobi saja. Menurut Iko, pengiriman
paket benih menurun sangat drastis. Pada bulan April, Mei, dan awal Juni, pengiriman
paket benih sayuran dapat mencapai 100 paket per hari. Sedangkan pada bulan Juli
hanya mencapai 10 paket per hari. Penurunan jumlah pembelian menurutnya sangat
wajar, karena produk ini juga ia perkenalkan dan promosikan untuk mengisi waktu
luang selama PSBB. Penjualan benih sayuran ini tidak akan berhenti walaupun
keuntungan yang didapat kecil, sebaliknya, produk ini akan menjadi produk permanen
820
Syntax Idea, Vol. 2, No 10, Oktober 2020
Strategi pemanfaatan media sosial facebook dan whatsapp untuk memperluas jaringan
pemasaran digital benih sayuran
yang ia jual. Hal ini dikarenakan Iko memandang isu ketahanan pangan ke depan
mungkin akan menjadi topik penting, terlebih kualitas sumber daya lahan yang semakin
menurun, sehingga solusi kegiatan berkebun di rumah juga akan semakin sering
diperbincangkan.
Selain kelebihan, tentu penjualan benih sayuran dengan sistem affiliate marketing
juga memiliki kekurangan. Iko merupakan seseorang yang bekerjasama dengan
produsen benih, bukan bagian dari produsen benih tersebut. Sehingga, ia tidak terlalu
mengetahui proses pengemasan yang dilakukan oleh produsen benih tersebut.
Terkadang Iko mendapat celaan dari pelanggan yang merasa kecewa karena
keterlambatan kedatangan paket benih yang ia pesan. Ia juga pernah mendapatkan
kritikan karena kemasan paket yang sampai di rumah pelanggan rusak. Menurutnya, itu
adalah hal lumrah yang terjadi dalam dunia bisnis, yang harus dilakukan adalah
mengevaluasi diri setiap hari, bertanggungjawab atas keluhan pelanggan, dan tetap
menjaga komunikasi yang baik dengan pelanggan. Mental pebisnis tidak akan turun
hanya dengan mendengar kritik, sebaliknya, pebisnis akan menjadikan kritik sebagai
kalimat pembangun baginya untuk menjadi pebisnis yang lebih baik lagi.
Kesimpulan
Facebook dan WhatsApp dapat menjadi alternatif media sosial yang digunakan
untuk melakukan pemasaran digital. Jumlah pengguna dan fitur-fitur di dalamnya
mendukung pemasar untuk mendapatkan pelanggan dan memperluas jaringan
pemasaran. Bisnis benih sayuran pada masa pandemi menjadi sebuah solusi bagi
masyarakat yang ingin menambah penghasilan, karena banyak keluarga di Indonesia
yang masih mencari kegiatan produktif di rumah. Model affiliate marketing merupakan
sebuah model pemasaran yang efektif dan efisien dilaksanakan oleh pebisnis untuk
memperluas jaringan pemasarannya tanpa harus bergerak secara offline. Model ini
digunakan untuk mempercepat produk benih sayuran terjual sehingga keuntungan yang
didapat akan lebih banyak dan cepat. Selain itu model affiliate marketing juga dapat
menjadi sebuah jawaban bagi keluhan para karyawan yang terkena PHK untuk tetap
mempertahankan kondisi finansialnya. Wafipreneur memiliki strategi dalam
membangun hubungan yang baik dengan para resellernya, yaitu dengan transparansi
jumlah komisi yang cukup tinggi, pemberian insentif, dan pembinaan reseller. Untuk
menjaga keberlangsungan usaha yang didirikan, Wafipreneur selalu melakukan evaluasi
penjualan setiap harinya. Tidak lupa Wafipreneur juga selalu menjadikan kritik sebagai
bahan mereka untuk meningkatkan kualitas bisnisnya.
Syntax Idea, Vol. 2, No. 10, Oktober 202
821
Rahmah Taqiyya dan Sugeng Riyanto
BIBLIOGRAFI
Aditya, Wahyu Rizky, & Lubis, Evawani Elysa.
(2017). Strategi Komunikasi
Pemasaran (Studi Pada Event Tupperware Home Party Dalam Menjaga Loyalitas
Konsumen PT. Riau Cahaya Utami di Kota Pekanbaru). Riau University.
Gunawan, Imam. (2013). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 143.
Kader, Mukhtar Abdul, Mulyatini, Nurdiana, & Setianingsih, Wiwin. (2018). Model
Pemasaran Digital Marketing Fb_Ads Dan Email Marketing Dalam Meningkatkan
Volume Penjualan. ISEI Business and Management Review, 2(2), 24-29.
Kusuma, Diana Fitri, & Sugandi, Mohamad Syahriar. (2018). Strategi pemanfaatan
Instagram sebagai media komunikasi pemasaran digital yang dilakukan oleh Dino
Donuts. Jurnal Manajemen Komunikasi, 3(1), 18-33.
Mahardika, Elok, & GUSTI AJI, GILANG.
(2018). Implementasi Komunikasi
Pemasaran Digital dalam Promosi Pariwisata (Studi Kasus Pada Kota Wisata
Batu). Commercium, 1(2).
Ningsih, Desrini, & Kurniawan, Putu Hari. (2019). Strategi Afiliasi Bisnis: Suatu Model
Pemilihan Channel Penjualan dan Pengelolaan Hotel Non Jaringan di Kota Batam.
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Sosial Dan Teknologi (SNISTEK), 2, 55-60. n.
Nurdiani, Nina.
(2014). Teknik sampling snowball dalam penelitian lapangan.
ComTech: Computer, Mathematics and Engineering Applications, 5(2), 1110-
1118.
peraturan perundang - undangan no 21. (2020). No. 21 Tahun 2020.
Pranajaya, Pranajaya, & Wicaksono, Hendra. (2018). Pemanfaatan Aplikasi Whatsapp
(Wa) Di Kalangan Pelajar: Studi Kasus Di Mts Al Muddatsiriyah Dan Mts Jakarta
Pusat. Orbith: Majalah Ilmiah Pengembangan Rekayasa Dan Sosial, 14(1).
Riyanto, Sugeng, Ambayoen, Mas Ayu, & Mubarak, Ahmad Hilman Nala. (2019).
Strategy of Vegetables Traders in Maintaining Social Capital with Workers.
Prosiding Seminar, 57-61.
Safitri, Ayu, & Sujito, Sujito.
(2011). Website Paramita Member Club Dengan
Menerapkan Model Affiliate Marketing. Jurnal Teknologi Informasi: Teori,
Konsep, Dan Implementasi, 2(2), 191-200.
Sugiyono, P. D.
(2013). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D
[Quantitative and qualitative and R & D research methods]. Bandung, Indonesia:
Alfabeta.
822
Syntax Idea, Vol. 2, No 10, Oktober 2020
Strategi pemanfaatan media sosial facebook dan whatsapp untuk memperluas jaringan
pemasaran digital benih sayuran
Suharyon, Suharyon, & Darwis, Valeriana. (2017). Manfaat Kegiatan Kawasan Rumah
Pangan Lestari Terhadap Ketahanan Pangan Keluarga di Kabupaten Sarolangun.
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian.
Trisnani. (2017). Pemanfaatan Whatsapp Sebagai Media Komunikasi dan Kepuasan
Dalam Penyampaian Pesan Dikalangan Tokoh Masyarakat. Jurnal Komunikasi,
Media, Dan Informatika, 6(3).
Wardhana, Aditya.
(2015). Strategi digital marketing dan Implikasinya pada
Keunggulan Bersaing UKM di Indonesia. Seminar Keuangan Dan Bisnis IV UPI.
Syntax Idea, Vol. 2, No. 10, Oktober 202
823