Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X������ Vol. 2, No. 10, Oktober 2020

��������������������������������������������������

 

PENGEMBANGAN AGROWISATA BERBASIS USAHA TANI TERPADU GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DALAM MENYONGSONG BONUS DEMOGRAFI 2030

Imron Agung Khoirdin dan Muslimah

Institut Agam Islam Negeri Palangkaraya

Email: [email protected] dan [email protected]

 

Abstract

Researchers offer the idea of integrated agrotourism-based agrotourism that aims to improve people's well-being as well as open new jobs to face the demographic bonuses that will come as a stepping stone to making Indonesia an advanced Nigeria country. The strategy offered by the author covers several aspects, including establishing an integrated farming system with organic farming systems and agrotourism development. This study uses qualitative methods which means the research process is done by investigating a social phenomenon and human problems, in which case researchers create a complex picture, examine words, detailed reports from the respondents, and conduct studies on natural situations. Based on Adam Smith's classic theory (1729-1790) which suggests that man was the main production factor determining the prosperity of the nations. Therefore, it can be explained that the quality of human resources in the development of agrotourism based on integrated farming can be a solution to improve the welfare of the community to meet the demographic bonus of 2030.

Keywords: Demographic Bonus; Farmer; Agrotourism; Integrated

 

Abstrak

Peneliti menawarkan gagasan pengembangan agrowisata berbasis usaha tani terpadu yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta membuka lapangan pekerjaan baru guna menghadapi bonus demografi yang bakal datang sebagai batu loncatan untuk menjadikan negara Indonesia sebagai Ngera yang maju. Strategi yang ditawarkan penulis meliputi beberapa aspek, diantaranya adalah dengan mendirikan klompok tani terpadu dengan sistem pertanian organik serta pengembangkan agrowisata. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berarti proses penelitian dilakukan dengan cara menyelidiki suatu fenomena social dan masalah manusia, dalam hal ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandagan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami. Dengan berlandaskan teori klasik Adam Smith (1729-1790) yang mengemukakan, bahwa manusia sebagai faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Maka dapat dijelaskan bahwa kualitas sumber daya manusia dalam pengembangan agrowisata berbasis usaha tani terpadu dapat menjadi solusi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk menyongsong bonus demografi 2030.

Kata Kunci: Bonus Demografi; Petani; Agrowisata; Terpadu

 

Pendahuluan�

�Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Fakta itu dapat diartikan sebagai berkah, namun juga dapat diartikan sebagai musibah. Berkah karena Indonesia akan memiliki banyak tenaga kerja yang dapat dijadikan sumber daya bagi industri. Namun, disisi lain besarnya jumlah penduduk membuat tanggungan pemerintah juga semakin besar, terlebih lagi jika penduduk tersebut tidak produktif dalam menghasilkan multiplier bagi perekonomian. Polemik mengenai hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi memang sudah berlangsung dari zaman classical economics. Namun, nyatanya tidak ada data dan hipotesa yang bisa membuktikan hubungan keduanya. Semakin banyaknya tenaga kerja diharapkan mampu membuat roda perekonomian berjalan semakin cepat.�

Indonesia dalam waktu dekat akan memiliki masa dimana banyaknya jumlah penduduk usia produktif sehingga menurunkan rasio ketergantungan. Masa inilah yang disebut dengan bonus demografi. Hal ini merupakan dampak dari adanya perlambatan pertumbuhan penduduk yang terjadi di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Perlambatan jumlah penduduk disebabkan oleh salah satunya adalah Angka Kelahiran di Indonesia yang menurun.

Angka kelahiran (TFR) Indonesia telah mengalami penurunan dalam jangka waktu 30 tahunan, karena keberhasilan program KB Nasional. Keberhasilan ini mulai menurun ketika kebijakan program KB didesentralisasi ke Kabupaten/Kota, dengan peningkatan kembali TFR dari tahun 2000 ke 2010. Meskipun telah terjadi penurunan angka kelahiran pada era 1970-2000, namun tambahan bayi yang lahir setiap tahun masih cukup besar yaitu sekitar 3 � 4 juta bayi. Kondisi ini dimasa depan akan semakin meningkatkan jumlah penduduk produktif ke depan. Hingga pada akhirnya pada tahun 2020 kurang lebih sampai dengan tahun 2030 Negara Indonesia akan di hadiahi bonus demografi yang berarti usia produktif yang berkisar dari umur 15 tahun sampai dengan umur 65 tahun lebih banyak dari pada yang berusia nonproduktif. Peningkatan jumlah penduduk usia produktif yang akan menurunkan resio ketergantungan harus dibarengi dengan peningkatan kualitasnya, agar mereka yang masuk ke usia tersebut dapat memperoleh kesempatan kerja yang tersedia atau bahkan mampu menciptakan kesempatan kerja.

Oleh karena itulah penulis mencoba mngusulkan metode atau model Pengelolaan Sumber Daya (SD) untuk menyongsong Bonus Demografi 2030, yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani khususnya, dan masyarakat pada umumnya.

Metode Penelitian

����������� Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah seperti apa yang telah disampaikan di atas maka penelitian ini dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif dimana metode ini sering digunakan oleh para peneliti dalam bidang ilmu social. Beberapa peneliti juga dikemukakan bahwasannya penelitian kualitatif dilaksanakan untuk membangun pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan. Pendekatan penelitian kualitatif juga merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu fenomena social dan masalah manusia. Dalam hal ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandagan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami. .

Hasil dan Pembahasan

����������� Didalam sebuah hasil data penelitian di LD FEUI yang dilakukan oleh Sri Moertiningsih Adioetomo menjelaskan bahwa Indonesia diprediksi bakal mendapat bonus demografi di tahun 2030, yang mana penduduk dengan umur produktif yang berkisar 15 sampai dengan 65 tahun lebih besar dari pada penduduk yang berumur di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun. Data terbut dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.�

Gambar 1. Tabel proyeksi usia kerja, anak-anak, dan lansia di Indonesia

�Surya Chandra, anggota DPR Komisi IX, dalam Seminar masalah kependudukan di Indonesia di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan bahwa jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan mencapai 70 persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah penduduk yang tidak produktif (di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Dilihat dari jumlahnya, masyarakat umur produktif mencapai sekitar 180 juta, sementara non produktif hanya 60 juta. Hal ini tentunya bakal membawa dampak sosial-ekonomi yang signifikan. Dalam hal ini tentunya negara harus mampu menyerap tenaga produktif tersebut sehingga bonus demografi ini menjadi peluang besar bagi negara untuk maju, tentunya dengan menyiapkan lapangan pekerjaan sebanyakbanyaknya juga mengedukasi msyarakat agar bisa untuk berwirausaha secara mandiri.� Pada prinsipnya penyediaan atau pembukaan lapangan pekerjaan tidak hanya menjadi tanggungjawab negara, tetapi menjadi tanggungjawab masyarakat secara umum, para peneliti dan para praktisi bisnis harus bersatu guna menciptakan suatu formula, sistem bisnis yang dapat menyediakan lapangan pekerjaan sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang berlimpah ini, di dalam artikel ini penulis merancang sebuah formua atau kerangka alur yang dapat diterapkakn di dalam industri pertanian guna menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat indonesia secara umum dan masyarakat pedesaan secara khusus.

A. Prospek Industri Pariwisata Indonesia

Bisnis di bidang industri pariwisata sangat mengntungkan hal ini tidak dapat dipungkiri lagi, kebtuhan masarakat lokal maupun asing akan tempat wisata� menjadi sesuatu yang wajib, dari sekala kecil maupun besar, hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara setiap tahunnya, dapat dilihat dalam data tabel yang di sajikan Badan Pusat Statistik di bawah ini:

Kujungan Wisatawan Asing di Indonesia Periode, 2013 sd 2016

Bulan

Tourist Arrivals
        2013

Tourist Arrivals
        2014

Tourist Arrivals
        2015

Tourist Arrivals
        2016

Januari

614,328

753,079

723,039

814,303

Februari

678,415

702,666

786,653

888,309

Maret

725,316

765,607

789,596

915,019

April

646,117

726,332

749,882

901,095

Mei

700,708

752,363

793,499

915,206

Juni

789,594

851,475

815,148

857,651

Juli

717,784

777,210

814,233

1,032,741

Augustus

771,009

826,821

850,542

1,031,986

September

770,878

791,296

869,179

1,006,653

Oktober

719,900

808,767

825,818

1,040,651

November

807,422

764,461

777,976

Desember

766,966

915,334

913,828

Total

8,802,129

9,435,411

9,729,350

Sumber:Badan Pusat Statistik

Kujungan Wisatawan Asing di Indonesia Periode, 2007 sd 2015

 

  2007

  2008

  2009

  2010

  2011

  2012

  2013

  2014

 2015

Wisatawan Asing
(dalam juta)

  5.51

  6.23

  6.32

  7.00

  7.65

  8.04

  8.80

  9.44

  9.73

Sumber: Badan Pusat Statistik

Tabel di atas menunjukan bahwa prospek usaha dibidang industri pariwisata sangat menguntungkan dengan banyaknya wisatawan asing yang masuk ke negara kita secara tidak langsung akan meningkatkan devisa negara secara signifikan dan tentunya peluang ini tidak boleh disiasiakan begitu saja, hal ini menjadi sebuah batu loncatan bagi negara untuk mengedukasi masyarakat dan memberdayakan mereka sehingga mampu menciptakan peluang usaha yang dapat menyerap banyak tenaga kerja� khususnya di bidang industri pariwisata (Badan Pusat Statistik, n.d.). Data yang bersumber dari laman kementian pariwisata Indonesia menunjukan peningkatan devisa pariwisata setiap tahunnya, dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2 Tabel Peningkatan Jumlah Devisa�

Pariwisata di Indonesia

B. Bagan Alur Sistem Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Manusia

Peneliti merumuskan sebuah sekema sistem pengelolaan sumber daya alam dan manusia yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan insudtri wisata yang terpadu, dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

�������

Gambar 3 Tabel Peningkatan Jumlah Devisa�

Pariwisata di Indonesia

Gambar di atas menjelaskan proses alur yang harus dilaukan dalam mengelola sumber daya yang ada, mulai dari yang terpenting adalah pengelolaan sumber daya� manusia yang menjadi kunci pokok kesuksesan segala aspek, dalam hal ini industri agrowisata dapat kita ciptakan di setiap belah masyarakat kota maupun pedesaan, dengan cara mendirikan kelompok tani yang selanjutnya diedukasi agar tercipta sistem pertanian terpadu, guna menciptakan kelestarian lingkungan seingga konsep triple bottom line dapat di raih. Setelah terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas maka tahap selanjutnya adalah pengaplikasian ilmu untuk mendirikan industri agro wisata, pada tahap ini sebuah industri pertanian dikelola dan ditata bagaimana sebua pertanian dapat menjadi objek wisata yang menarik, jika semua itu dapat di realisasikan maka dapat dipastikan industri yang di bangun akan menyerap tenaga kerja yang melimpah, yang berdampak berkurangnya angka pengangguran di negri ini.

 

C. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Menurut Sulistyanto, (2011) menjelaskan bahwa teori klasik menganggap manusialah sebagai inti utama dalam menggapai kesejahteraan bagi bangsa-bangsa. Hal tersebut disebabkan bumi tidak akan ada artinya jika tanpa keberadaan sumber daya manusia yang mahir dalam mengelolanya sehingga memberikan dampak positif bagi kehidupan secara umum. Seorang ilmuan bernama Adam Smith (1729-1790) menuturkan bahwasanya dalam teori kelasik menatakan alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan faktor tama dalam menmbkan perekonomian bagi sebuah bangsa. Jika system perekonomian telah tumbuh maka akan menjadi pondasi atau modal utama untuk membangun aset fisik dalam artian pemberdayaan� sumber daya manusia yang efektif adalah syarat terpentig bagi pertumbuhan ekonomi.�

Penjelasan di atas memberikan pengetahuan bahwasanya sumber daya manusia menjadi aspek terpenting dalam sebuah tatanan hidup manusia dan kualitas sumber daya manusia itu sendiri menjadi sebuah inti yang menentukan kesuksesan sebuah organisasi sosial, dalam hal ini tentunya kualitas sumber daya manusia menjadi aspek terpenting dalam pencapaian kesuksesan industri agrowisata yang dibangun, terdapat beberapa cara dalam mengedukasi masyarakat agar memiliki kemampun dan berkualitas dalam merealisasikan pembangunan industri agrowisata ini� diantaranya adalah:

1.        Penyuluhan

�Penyuluhan merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan kepada masyarakat, dengan diadakannya sebuah penyuluhan maka masyarakat akan memiliki kemampuan untuk bersaing juga akan tembul rasa keinginan keikutsertaan dalam membangun negri secara umum. Menurut Mardikanto, (1987) menyatakan bahwa penyuluhan merupakan sebuah proses komunikasi pembangunan, penyuluhan bukan hanya sekadar upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, bahkan yang lebih inti dari itu adalah guna menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.��

Dalam pengelolaan industri agrowisata yang akan menjadi wadah berwira usaha bagi para petani tentunya sebuah penyuluhan menjdi hal yang seharusnaya dilaukan oleh negara maupun swasta, agar indstri ini dapat menjadi pemacu pergerakan ekonomi nasional, juga tentunya menerap tenaga kerja yang banyak, seingga taraf kesejahteraan masyarakat naik dan bonus demografi yang diperoleh negara menjadi berkah.

2.        Pelatihan

Sebuah pelatihan umum dilakukan oleh sebuah organisasi di dalam setruktur sosial maupun perusahaan, hal ini dilakukan guna memberikan kemampuan standar bagi para individu karyawan maupun masyarakat dalam mengerjakan dan menjalankan sebuah tugas yang di emban. Pelatihan merupakan sebuah proses pembelajaran atau tarnsformasi nilai pengetahuan bagi karyawan atau masyarakat umum agar trampil serta memiliki kemampuan standar dalam mengemban sebuah tanggung jawab atas sebuah pekerjaan (M.A, 2012).

Dari penjelasan siangkat diatas tentang pelatihan maka dapat disimpulkan bahwasanya pelatihan merupakan sebuah kegiatan pembelajaran dan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat atau karyawan yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup singkat dengan menerapkan metode praktek agar masyarakat semakin trampil, serta dapat menjalankan tugas dengan baik sesuai standar.

Di dalam sebuah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu turut bersama membangun sebuah organisasi atau bisnis dalam hal ini industri agrowisata, patut juga dilakukan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan industri wgrowisata yang dibagun, karena dalam kontes ini masyarakat akan menjadi ujung tombak dari keberhasilan industri agrowisata itu sendiri, seperti pelatihan pengaplikasian pupuk organik dalam pertanian, pelatihan sistem penanaman tumbuan yang estetik juga pengelolaan lahan agara dapat dipadukan dengan industri pariwisata sehingga tidak hanya hasil taninya saja yang dapat kita petik tetapi dapat juga menghasilkan dari sektor jasa, lebih luas lagi tentunya dapat memberikan dampak positif yang siginifikan kepada negara maupun masyarakat secara khusus.

D. Pengelolaan Sumber Daya Alam

Sumber daya merupakan segala hal yang memiliki kegunaan, sedangkan Sumber Daya Alam (SDA) itu sendiri adalah akumulasi dari segala faktor fisik, kimia, bilogi dan sosial yang dengannya tercipta lingkungan sekitar kita. Hunker, dkk 2011 memberikan pemahaman bahwa segala sesuatu yang didapat dari bumi, biosfer, dan atmosfer yang keberadaanya tergantung pada aktivitas kegiatan manusia. Keseluruhan dari lini alam ini seperti biji-bijian, tumbuhan, tanah, air, udara, matahari merupakan sumber daya alam.�

Pengelolaan smber daya alam yang baik perlu dilakukan guna terciptanya lingkungan yang sehat serta tetap terjganya kelestarian alam. Oleh karenanya dalam pembangunan agrowisata ini dapat diterapkan beberapa cara pengelolaan lahan yang baik, diantaranya adalah Penerapan Sistem Prtanian Organik.

Pertanian bisa juga disebut sebagai kegiatan bercocok tanam, keikutsertaan manusia atau campur tangan manusia terhadap tanaman tumbuhan yang dapat dipanen dan dimanfaatkan oleh manusia, karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa tanaman (Agustina, 2011). Dalam lingkungan moderen seperti sekarang ini sistem pertanian sudah sedikit yang menerapkan sistem pertanian organik, kebanyakan manusia menggunakan pupuk kimia atau bahan kimia guna mendapatkan hasil yang maksimal, tetapi mereka tidak berfikir akan dampak negatif jangka panjang yang akan datang, tanah menjadi tidak subur dan hasil pertanian pun tidak sepenuhnya sehat, berbanding terbalik dengan permintaan pasar yang banyak memilih hasil pertanian yang dikelola dengan sistem organik, tanpa pupuk kimia, oleh karenanya hasil tani yang dikelola dengan sistem organik harganya akan tinggi dari pada yang dikelola dengan sistem kimia atau pupuk kimia.

Pertanian organik sebagai suatu sistem pengelolaan tanaman di lahan pertanian yang berazaskan daur ulang secara hayati. Dalam proses produksi pertanian menggunakan pupuk hayati, kompos ataupun menggunakan hasil dari limbah peternakan yang telah di olah menjadi pupuk, sehingga mampu memperbaiki kegemburan dan kesuburan tanah, seingga kelestarian alam terjaga secara utuh (Kartini & Budaraga, 2020).

 

E. Sistem Pertanian Terpadu

Pertanian terpadu merupakan suatu kegiatan yang mengkombinasikan sebuah kegiatan pertanian atau perkebunan, peternakan juga perikanan dan kegiatan lainnya dalam satu tempat atau lahan industri, dengan harapan dapat saling menguntungkan antara satu objek dengan objek yang lain, seialin itu juga pertanian terpadu diharapkan dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang kepada para peteni atau stekholderny seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Dengan demikian pertanian terpadu dapat meningkatkan produktivitas lahan serta memenuhi program pembangunan yang dicanangkan pemerintah dan secara otomatis jika hal ini dikelola oleh masyarakat desa secara umum maka desa akan berkembang secara terpadu dan mandiri (Rahadian, 2017).

Sistem pertanian terpadu merupakan sebuah jalan dalam mengelola tanaman, hewan ternak juga ikan dalam satu lingkungan guna menciptakan suatu produk maksimal serta cenderung tertutup dari masukan luar (Sulistyono, 2019). Disinilah letak pentingnya sistem pertanian terpadu untuk menciptakan sebuah industri agrowisata, karena kombinasi antara segala aspek pertanian akan menimbulkan sebuah keunikan yang layak untuk disajikan kehadapan masyarakat luas dalam arti menjadi tempat wisata jika dapat dikelola dengan baik dan maksimal.

 

F. Industri Agrowisata Sebagai Gerbang Pertumbuhan Ekonomi

Agrowisata berasal dari dua kata agro dan wisata. Kata agro memiliki arti pertanian sedangkan wisata artinya berwisata, dalam konteks ini agrowisata berarti memiliki makna berwisata ke tempat pertanian. Pertanian dalam cangkupan makana yang luas seperti pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan (Junaedi, 2015). Disebutkan oleh Nugraha, (2017) bahwasanya agrowisata dapat menjadi sebuah industri yang memiliki prospek baik untuk dikembangkan di pedesaan, karena karena hasil dari pertanian, peternakan dan perikanan dapat menjadi daya tarik yang tinggi bagi wisatawan, jika ini semua dikombinasikan dan ditata dengan baik dan tentunya lahan dikelola dengan menerapkan sistem pertanian terpadu demi mendapatkan hasil yang maksimal.

Dengan berlandaskan pemaparan-pemaparan di atas dapat� perjelas bahwasanya pengemplementasian sistem pertanian terpadu dan organik dapat memaksimalkan hasil dari pengolahan induustri agrowisata yang diciptakan di desadesa dan tentunya akan menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan, selain daripada itu juga industri agrowisata akan menarik banyak karyawan sehingga tercipa kesejahteraan bagi lingkungan sekitar. Sehingga hal ini dapat menjadi solusi bagi negara dan para steakholdernya dalam menghadapi bonus demografi yang akan diperoleh pada tahun 2030 nanti.

Kesimpulan

Pemaparan diatas banyk menjelaskan tentang salah satu solui bagi negara dan masyarakat secara khusus dalam membuka sebuah peluang bisnis yang dapat menyerap tenaga kerja sehingga bonus demografi pada tahun 2030 nanti dapat menjadi berkah bagi masyarakat dan peluang bagi negara indonesia untuk lebih maju. Dijelaskan juga didalam artikel bahwasanya terdapat beberapa tahapan dalam membangun industri agrowisata agar dapat maksimal dan tetap berorientasi pada konsep triple bottom line. (1.) Sebelum dibangun industri agrowisata masyarakat harus diedukasi agar mereka mampu mengelola dan menjalankan konsep pertanian terpadu dan penataan lahan untuk menjadi sesuatu yang layak dikomersialkan, dan menjdi daya tarik bagi wisatawan dalam negri mapun luar negri. (2.) Dengan bersamaan berjalannya penyuluhan dan pelatihan maka pihak pemerintah maupun swasta harus membuat kelompok tani agar lebih terorganisir dan dapat diterapkan disetiap desa yang ada di penjuru pelosok indonesia. (3.) Setelah terbentukya kelompok tani maka barulah dapat tercipta industri agrowisata disetiap desa yang tentunya memberdayakan masyarakat sekitar sehingga hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.

Industri agrowisata dengan sistem pertanian terpadu dapat menjadi salah satu sarana bagi negera Indonesia dalam menyongsong bonus demografi yang akan datang pada tahun 2030 mendatang, juga sekaligus dapat menjai batu loncatan bagi masyarakat pedesaan maupun petani untuk menaikan taraf perekonomian meraka secara berkelanjutan, karena pada dasarnya peluang industri wisata tidak akan pernah surut, seuai data yang di dapatkan dari BPS menunjukan kenaikan jumlah wisatawan saing maupun loka yang segnifikan. Guna menunjang kelestarian alam, makan pengolahan pertanian dengan sistem organik perlu dilakukan, agar semua dari aspek lingkungan dan sosial dapat terjaga secara maksimal yang pada akhirnya konsep tripel bottom line yang berorientasi pada kelestarian Pelanet/Alam, People/Manusia dan Profit atau perekonomian, dapat teremplementasikan di negara indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBILIOGRAFI

Agustina, L. (2011). Teknologi Hijau dalam Pertanian Organik Menuju Pertanian Berkelanjutan. Universitas Brawijaya Press.

Badan Pusat Statistik. (n.d.). Konsep dan Definisi Statistik Kunjungan Wisatawan

Mancanegara. ����������� Retrieved ������� October ���������� 17, ����� 2020, � from https://www.bps.go.id/subject/16/pariwisata.html

Gunawan, I. (2013.). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara. 27.

Junaedi, I. G. B. R. U. dan I. W. R. (2015). Agrowisata Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia: Solusi Masif Pengentasan Kemiskinan. Yogyakarta: Deepublish.

Kartini, N. L., & Budaraga, I. K. (2020). Pertanian Organik Penyelamat Kehidupan. Yogyakarta: Deepublish.

M.A, D. J. M. (2012). Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana.

Nugraha, I. G. P. (2017). Pengembangan Agrowisata Anggur Berbasis Masyarakat Di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng-Bali. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 6(1), 20�30.�

Rahadian, A. S. (2017). Pertanian Terpadu Dan Aspek Ketenagakerjaan Di Perdesaan. Masyarakat Indonesia, 36(2), 267�285.�

Sulistyanto, T. H. (n.d.). Meningkatkan Kinerja Perusahaan Melalui Manajemen Sumber ��� Daya �� Manusia. ����������� Retrieved ������� October ���������� 17, ����� 2020, � from

https://www.academia.edu/43535314/Meningkatkan_Kinerja_Perusahaan_Melal ui_Manajemen_Sumber_Daya_Manusia

Sulistyono, N. B. E. (2019). Sistem Pertanian Terpadu yang Berkelanjutan. UMMPress.