Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 2, No. 10, Oktober 2020
KOMUNIKASI PEMASARAN SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN KAIN BATIK SUKABUMI
Ayatullah Rosyadi, Erry Sunarya dan Kokom
Komariah
Universitas Muhammadiyah Sukabumi Jawa Barat, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected] dan
Abstract
This research aims to be able to know the level of implementation of
marketing communication strategy implementation in seeking the preservation of Sukabumi batik fabric conducted by MSME Pondok
Batik Kreasi Sukabumi. This
research uses qualitative methods with descriptive approaches and data
collection using observation, interviews, literature studies, and
documentation. The chosen informant is tailored to the state of the company
without involving many people. Data analysis is performed using miles and Huberman
interaction models, and the validity of data using triangulation. As a result
of the research conducted, MSME Pondok Batik Kreasi Sukabumi has carried out a
marketing communication implementation action aimed at preserving Sukabumi batik fabric, using five factors of marketing
communication or commonly referred to as marketing communication mix. Of the
five marketing communication mixes of MSME Pondok
Batik Kreasi Sukabumi more
focus communication personally and directly by utilizing various media that can
be used in conducting a communication.�
�
Keywords:
Marketing Communication Strategy; Preservation; Batik;
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk dapat mengetahui gambaran tingkat pelaksanaan implementasi
strategi komunikasi pemasaran dalam mengupayakan pelestarian kain batik
Sukabumi yang dilakukan oleh UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan pengumpulan data
menggunakan observasi, wawancara, kajian kepustakaan dan dokumentasi. Informan yang dipilih disesuaikan
dengan keadaan perusahaan tanpa melibatkan banyak orang. Analisa
data yang dilakukan menggunakan
model interaksi Miles dan Huberman, dan keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil dari penelitian yang dilakukan, UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi telah melakukan tindakan implementasi komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk melestarikan kain batik Sukabumi, menggunakan lima faktor komunikasi pemasaran atau biasa disebut
dengan bauran komunikasi pemasaran. Dari lima bauran komunikasi pemasaran UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi lebih memfokuskan komunikasi secara personal dan langsung dengan memanfaatkan berbagai media yang dapat digunakan dalam melakukan sebuah komunikasi.
Kata kunci:
Strategi Komunikasi
Pemasaran; Pelestarian; Batik
Pendahuluan
Sebagai sebuah Negara yang kaya akan
budayanya, Negara Indonesia menjadi salah satu Negara yang diminati oleh banyak
turis dari berbagai mancanegara. Hal ini menjadikan Negara Indonesia harus
tetap menjaga budaya-budaya tersebut agar tidak musnah yang beriringan dengan
berlangsungnya perkembangan teknologi yang semakin cepat dan pesat. Keberadaan
budaya milik Negara Indonesia yang sudah ada sejak zaman dahulu kala merupakan
peninggalan nenek moyang Negara Indonesia yang telah diturunkan kepada
keturunannya untuk dapat terus dilestarikan dan dikembangkan. Maka dari itu
merupakan suatu tanggungjawab untuk masyarakat Negara Indonesia agar tetap
menjaga dan membudidayakan setiap budaya yang ada di Negara Indonesia.
Banyaknya budaya di wilayah Negara Indonesia menjadi perhatian pemerintah untuk
dapat mengukur jumlah budaya tersebut, jumlah yang tercatat dalam pembukuan
Statistik Kebudayaan tahun 2019 bahwa jumlah budaya milik Negara Indonesia
mencapai 3.573 budaya dengan klasifikasi 2.754 warisan budaya benda dan 819
warisan budaya tak benda (DARMAJI, 2019) (Hadi, Permanawiyat, Sambodo, Anindyatri, &
Mas�ad, 2019).
Batik menjadi salah satu
budaya milik Negara
Indonesia yang perlu dijaga
oleh setiap masyarakat
Negara Indonesia. Salah satu budaya
yang memperlihatkan seni rupa berupa corak
atau motif yang dilakukan terhadap kain ini,
telah ada sejak zaman kerajaan Majapahit pada akhir abad ke-18 atau awal abad ke-19 dan menyebar kepada kerajaan lainnya (Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2017) (Anisa & Rachmaniar, 2019). Menjadi
salah satu mata pencaharian, batik berkembang sangat baik di kalangan masyarakat dan menjadi sorotan dunia. United Nationts of
Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) mengakui keberadaan batik sebagai warisan� budaya milik Negara Indonesia pada tanggal
02 Oktober 2009 (Rofiq & Suyono, 2019). Sejak
saat itu kecintaan masyarakat terhadap batik semakin besar.
Sebagai sebuah
mata pencaharian, menjadi suatu hal
yang penting bagi para pengrajin batik untuk dapat melakukan interaksi kepada masyarakat sebagai proses mendapatkan konsumen sekaligus sebagai pengenalan batik itu sendiri. Komunikasi pemasaran menjadi hal yang sangat penting untuk sebuah
pelaksanaan usaha agar terciptanya hubungan antara produsen dengan konsumen (Kusniadji, 2016). Komunikasi
pemasaran juga menjadi langkah sebuah perusahaan dalam mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan. Tujuan dari komunikasi pemasaran yaitu menyebarluaskan informasi mengenai suatu produk atau jasa
agar dapat dikenal oleh masyarakat dan memberikan efek bagi perusahaan
untuk mendapatkan konsumen dan laba (Suyatna, Anggraini, Agustina, & Widyastuti, 2017). �Hal ini menjadi salah satu fokus perusahaan dalam menjalankan usaha yang sedang dijalankan.
Perlu adanya
pelaksanaan proses perancangan
sebuah strategi yang dilakukan
untuk dapat menemtukan keberhasilan perusahaan dalam waktu jangka Panjang (Huda & Martanti, 2018). Komunikasi
mejadi sebuah pengetahuan untuk mene,laah lebih dalam fungsi-fungsi dari manajemen komunikasi antara organisasi/Lembaga kepada khalayak umum (Doembana, Rahmat, & Farhan, 2017). Strategi komunikasi
pemasaran lebih sering dikenal dengan dengan komunikasi
pemasaran terpadu atau integrated
marketing communication (IMC), yang mana IMC ini menjadi proses usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran untuk mendapatkan citra positif dari
para konsumen (Morrisan, 2015). Terdapat
beberapa proses pelaksanaan
sebuah komunikasi yaitu pengirim atau komunikator, pesan, saluran, penerima atau
komunikator, umpan balik, kesepakatan pelaku komunikasi. Beberapa hal tersebut
merupakan perputaran proses komunikasi yang sering dilakukan oleh masyarakat (Feriyanto & Triana, 2015). Dalam komunikasi pemasaran terdapat faktor-faktor komunikasi pemasaran yang sering disebut dengan bauran komunikasi
pemasaran yang merupakan dimensi dari segala
proses yang sering dilakukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan komunikasi pemasaran. Terdapat lima bauran komunikasi pemasaran yaitu periklanan, promosi penjualan, public
relations, personal selling, dan direct and online marketing. Bauran komunikasi tersebut menjadi bentuk penyampaian gagasan yang perlu mengeluarkan biaya untuk dapat mempromosikan
produk atau jasa yang ditawarkan, percobaan sebuah insentif jangka pendek, merancang citra merek atau
perusahaan, berinteraksi dengan para konsumen, dan penggunaan media online untuk meningkatkan perluasan wilayah pennjualan (Tjiptono & Diana, 2016).
Proses komunikasi pemasaran
tidak hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
besar, namum dalam usaha sekecil
apapun proses komunikasi pemasaran perlu dilakukan. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan salah satu usaha kecil
yang bergerak tanpa melupakan proses komunikasi pemasaran. Seperti yang dilakukan salah satu UMKM dalam bidang pembuatan
dan penjualan batik yaitu
UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi yang telah menerapkan proses komunikasi pemasaran kepada masyarakat untuk terus melestarikan budaya batik di kalangan masyarakat. Proses komunikasi
yang dijalankan dengan melakukan jalinan komunikasi, baik langsung maupun tidak langsung kepada konsumen. Menjadi hal yang penting bagi Pondok
Batik Kreasi Sukabumi untuk terus menjalin
hubungan dengan para konsumen agar dapat memberikan efek positif bagi kedua
belah pihak.
Tabel 1
Komunikasi Pemasaran
Pondok Batik Kreasi Sukabumi Sesuai Tingkat Pelaksanaan Teratas
No |
Komunikasi Pemasaran Yang Dilakukan |
Keterangan |
Permasalahan |
1. |
Penjualan Langsung |
Melakukan interaksi secara langsung dengan konsumen dan calon konsumen. |
- |
2. |
Ikut Serta dalam Pameran |
Mengikuti setiap pameran sebagai strategi mendapatkan konsumen dengan jangkauan yang lebih luas. Tercatat 14 pameran yang diikuti dalam kurun waktu
2014-2019. |
- |
3. |
Hubungan dengan Masyarakat |
Menjadi pembicara dalam pelatihan dan talk show, pendukung
sebuah event, dan pengadaan
produk untuk Sponsorship. |
Problem Non Teknis |
4. |
Penggunaan Media Sosial dan E-Commerce |
Pemanfaatan teknologi sebagai ladang usaha dilakukan dengan menggunakan dua sosial media dan satu e-commerce |
Masih adanya penghentian penjualan |
5. |
Periklanan |
Penggunaan media cetak dan elektronik sebagai media promosi dengan mengunakan radio, TV, brosur dan pamflet. |
Dilakukan atas dasar permintaan
instansi lain. |
���
Sumber: Pondok Batik Kreasi Sukabumi, 2020
Melestarikan
suatu budaya juga merupakan sebuah program besar memelihara kebudayaan agar semakin
berkembang dan tidak punah (Ariati,
Kartinah, & Intannia, 2019) (Kartinah et al., 2019). Hal tersebut
berlaku bagi seluruh budaya yang ada di suatu wilayah termasuk Indonesia. Batik sebagai
sebuah warisan budaya tak benda
yang sekaligus sebuah produk yang layak untuk di perjual belikan, harus mampu dijaga oleh pelaku usaha untuk
menghindari kepunahan dari budaya itu
sendiri. Terdapat tiga upaya dalam
melakukan pelestarian kain batik yaitu dengan mengembangkan motif batik,
menyelenggarakan promosi produk, dan bekerjasama dengan pemerintah (Saputri et al., 2020).
Permasalahan yang terjadi,
dengan perkembangan zaman
yang semakin meningkat, Pondok Batik Kreasi Sukabumi masih belum memaksimalkan segala fasilitas yang ada. Padahal fasilitas
yang ada, mampu memberikan peningkatan penjualan sekaligus dapat mengenalkan batik Sukabumi kepada masyarakat luas bahkan hingga ke
mancanegara. Terfokus kepada proses penjual secara langsung membuat proses komunikasi pemasaran lain tidak berjalan efektif. Dalam menjalin hubungan dengan masyarakat masih adanya permasalahan diluar teknis yang dilakukan. Dari segi penerapan media, masih mengandalkan permintaan dari siaran radio dan peliputan tv.
Pengenalan batik Sukabumi
kepada masyarakat perlu dilakukan dengan lebih baik
lagi dengan penggunaan strategi komunikasi pemasaran kepada para konsumen dalam mengupayakan tetap terjaga kelestarian batik Sukabumi. Strategi komunikasi pemasaran dilakukan untuk tetap menjaga
hubungan dengan para konsumen dan masyarakat sekaligus meningkatkan pangsa pasar yang lebih luas dan menjadi tindakan pelestarian kain batik Sukabumi.
Metode Penelitian
Metode penelitian
ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dengan indikator penelitian yaitu UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi. Teknik pengumpulan data
dengan melakukan observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi menggunakan triangulasi teknik, sumber dan waktu. Teknik analisa data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Hasil dan Pembahasan
Semenjak diakuinya batik oleh UNESCO
pada tahun 2009, budaya batik semakin dicintai oleh masyarakat Negara Indonesia
karena mampu memberikan sebuah kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
Mulai saat itu pula Sukabumi bergerilia untuk ikut serta dalam membudidayakan
batik di wilayah Sukabumi yang dimulai pada tahun 2010. Melewati Rumah Aspirasi
yang diberdayakan oleh Inggrid Maria Palupi Kansil, anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang bekerjasama dengan bupati Kabupaten
Sukabumi saat itu. Pada tahun 2011, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Jawa Barat mengadakan sebuah pelatihan wirausaha muda dengan
klasifikasi usia di bawah 25 tahun yang dilaksanakan oleh Yayasan Batik Jawa
Barat.
Berjalannya waktu, sebuah usaha kecil
mulai merintis pada awal tahun 2012 dengan nama UMKM Pondok Batik Kreasi
Sukabumi. UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi melakukan penjualan kain batik khas
Tasikmalaya kepada seluruh relasi yang ada di Sukabumi, dengan kata lain UMKM
Pondok batik Kreasi Sukabumi melakukan sebuah reseller kepada beberapa pangsa
pasar seperti ibu-ibu pengajian, teman-teman, tetangga, dan beberapa relasi
yang ada di Sukabumi. Pada tahun 2014 UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi
mendapat desakan dari pihak keluarga dan konsumen untuk dapat membuat batik sendiri
khas Sukabumi. Desakan itu menjadi suatu tantangan bagi UMKM Pondok Batik
Kreasi Sukabumi untuk dapat menciptakan batik khas Sukabumi. Pada tahun yang
sama tantangan itu terjawab dan dilaksanakan oleh UMKM Pondok Batik Kreasi
Sukabumi dengan penambahan dua orang karyawan untuk membantu proses pelaksanaan
usaha batik tersebut.
�
Gambar
1
Proses
Pembuatan dan Hasil Motif Batik UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi
Sumber: Pondok Batik Kreasi Sukabumi,2020
UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi kemudian
memberanikan diri untuk bekerjasama dengan dinas-dinas. Dinas yang menjadi
sasaran pertama UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi adalah dinas perizinan.
Pertemuan UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi dengan dinas perizinan membuka
suatu peluang untuk ikut serta dengan UMKM lainnya memasukan produk batik khas
Sukabumi di Gerai Dewan Kerajinan Nasional Daerah (DEKRANASDA) Kabupaten
Sukabumi. Batik khas Sukabumi kemudian dikenal oleh masyarakat luas dan menjadi
suatu kebanggaan tersendiri bagi Sukabumi. Perkembangan batik semakin
baik dengan adanya program dari dinas tentang pembinaan
batik terhadap masyarakat.
Dengan kerjasamanya
dengan banyak dinas, UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi mampu menjadi mentor untuk pelatihan-pelatihan batik
di dalam Maupun luar kota dan memiliki
hak paten atas beberapa motif yang telah dibuatnya. Mampu ikut serta dalam beberapa
pameran-pameran besar di
Indonesia, bahkan hingga kelas internasional. Mampu ikut andil dalam
pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Provinsi Jawa Barat dengan pengadaan barang sebanyak 500 pcs pada tahun 2018.
Pada tahun 2015, UMKM Pondok
Batik Kreasi Sukabumi resmi mendapatkan izin usaha sebagai
perusahaan perorangan. Dan
pada tahun 2018, resmi menjadi CV. Yudawastu Kencana dan masih berjalan sebagai usaha dalam bidang
pembuatan dan penjualan
batik khas Sukabumi.
Pelaksanaan strategi komunikasi
pemasaran UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi sudah berjalan cukup baik. Strategi
yang dilakukan dengan terus melakukan interaksi dengan para konsumennya, mampu
memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perusahaan. Hal tersebut
juga menjadikan upaya pelestarian kain batik Sukabumi berjalan lancar. Kegiatan strategi yang dilakukan telah menerapkan bauran komunikasi pemasaran berupa periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, personal
selling, dan direct and online marketing. Namun masih ada pelaksanaan
yang belum maksimal dilakukan oleh UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi.
Penggunaan media periklanan
yang dilakukan oleh UMKM Pondok
Batik Kreasi Sukabumi dengan memanfaatkan kesempatan dari permintaan beberapa media elektronik seperti radio dan tv. Pembuatan pamflet hanya dilakukan ketika ikut serta
dalam kegiatan besar. Hal ini menjadikan proses periklanan UMKM
Pondok Batik Kreasi Sukabumi masih belum berjalan sesuai dengan baik.
Gambar 2 Pamflet Pondok Batik Kreasi Sukabumi
Sumber: Pondok Batik Kreasi
Sukabumi,2020
Penggunaan promosi
penjualan hanya dilakukan dengan memberikan diskon kepada konsumen yang membeli dengan jumlah yang cukup besar. Masih belum melakukan gagasan besar dalam promosi
penjualan yang dapat menarik minat konsumen
untuk terus berlangganan. Jalinan hubungan dengan masyarakat dilakukan cukup efektif, karena Pondok Batik Kreasi Sukabumi mendapatkan kepercayaan untuk dapat melatih
sekaligus mengenalkan batik
khas Sukabumi kepada masyarakat. Kepercayaan yang diberikan juga membuka peluang Pondok Batik Kreasi Sukabumi untuk bisa ikut serta
dalam pameran-pameran besar dan mensukseskan beberapa event besar di Sukabumi.
Gambar 1 Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan dan Pameran
Sumber: Pondok Batik
Kreasi Sukabumi,2020
Penjualan langsung atau personal selling
menjadi hal yang paling utama dilakukan oleh Pondok Batik Kreasi Sukabumi untuk
membuka semua kesempatan yang dapat menguntungkan. Penjualan secara langsung
ini dengan adanya interaksi seperti proses pelaksanaan komunikasi. Penjualan
secara online menjadi salah satu media yang dilakukan oleh Pondok Batik Kreasi
Sukabumi untuk dapat meningkatkan jumlah penjualan dan pangsa pasar yang lebih
luas. Penjualan online yang digunakan oleh Pondok Batik Kreasi Sukabumi yaitu dengan menggunakan media sosial dan e-commerce.
Gambar 4 Media online Pondok Batik Kreasi Sukabumi
Sumber: Pondok Batik
Kreasi Sukabumi,2020
UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi telah
mengimplementasikan strategi komunikasi pemasaran dalam meengupayakan
pelestarian kain batik Sukabumi. Dari lima faktor bauran komunikasi
pemasaran terdapat dua faktor yang belum maksimal dalam pelaksanaannya.
Periklanan yang dilakukan masih mengandalkan kepentingan media elektronik dalam
peliputan kebudayaan batik tersebut. Dan dalam segi promosi penjualan UMKM
Pondok Batik Kreasi Sukabumi belum memberikan sebuah gagasan untuk dapat
meningkatkan penjualan dan menarik hati para konsumen untuk membeli dengan
ketertarikan yang lainnya.
Kesimpulan
Dari hasil survei dilapangan, hasil
penelitian ini menunjukan UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi telah
mengimplementasikan strategi komunikasi pemasaran. Dari keseluruhan bauran
komunikasi pemasaran terdapat dua faktor yang masih belum dilaksanakan secara
maksimal yaitu periklanan dan promosi penjualan. Sedangkan yang menjadi hal
terpenting yang dilakukan oleh UMKM Pondok Batik Kreasi Sukabumi adalah
penjualan personal atau personal selling. Namun dari keseluruhan bauran
komunikasi tersebut, masih bisa saling menutupi kekurang dari faktor-faktor
lainnya. Karena seluruh bauran komunikasi pemasaran tersebut secara tidak
langsung berhubungan satu sama lain.
Dari kesimpulan tersebut, UMKM Pondok
Batik Kreasi Sukabumi perlu lebih memberanikan diri untuk mengeluarkan biaya
yang besar guna mendapatkan konsumen yang lebih besar dengan cakupan jangkauan
yang lebih luas. Dan memberikan sebuah gagasan yang hebat untuk menarik minat
beli konsumen untuk mengkonsumsi produk batik khas Sukabumi. Yang nantinya
sekaligus memberikan dampak positif bagi keberlangsungan budaya batik khas
Sukabumi.
BIBLIOGRAFI
Anisa, Renata, &
Rachmaniar, Rachmaniar. (2019). Media Informasi Dan Komunikasi Pemerintah
Provinsi Jawa Barat. LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(1), 36�40.
Ariati, Antung Lisa,
Kartinah, Nani, & Intannia, Difa. (2019). Gambaran Penggunaan Obat Off-label
pada Pasien Pediatrik Rawat Jalan di RSUD Ulin Banjarmasin Periode
Januari-Desember 2013. Jurnal Pharmascience, 2(1), 58�64.
Darmaji, Afan.
(2019). Aplikasi Translator Bahasa Indonesia Ke Bahasa Lampung Dialek A Pada
Platform Android. Skripsi
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung
Doembana, Ismawati,
Rahmat, Abdul, & Farhan, Muhammad. (2017). Buku Ajar Manajemen Dan
Strategi Komunikasi Pemasaran. Yogyakarta: Zahir Publishing.
Feriyanto, Andri,
& Triana, Endang Shyta. (2015). Komunikasi Bisnis �Strategi Komunikasi
dalam Mengelola Bisnis (1st ed.). Kebumen: Mediatera.
Hadi, Dwi Winanto,
Permanawiyat, Widhi, Sambodo, Noorman, Anindyatri, Anisya Oktaviana, &
Mas�ad. (2019). Statistik Kebudayaan 2019.
Jakarta: Pusat
Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Huda, Anam
Miftakhul, & Martanti, Diana Elvianita. (2018). Pengantar Manajemen
Strategik. Bali: Jayapangus Press.
Kartinah, Deuis,
Rohimah, Dede, Abdillah, M. Husen, S, Rizki Annur Tri, Salma, Fadila, Ardiani,
Anggia Puspa, Dewi, Neng Restu, Tsabit, Dedi, Saepunizar, Ari, Maryani, Ai,
Prakarsa, Agung, N, Fara Fauziah, Indriani, Nur Fitri, & Kusmiati, Reffi.
(2019). Dokumentasi Budaya Lokal Nilai-Nilai Budaya Lokal Masyarakat Waluran
Mandiri Sebagai Desa Wisata Hanjeli (Leonita Siwiyanti & Yanti Sundari,
Eds.). Sukabumi: UMMIPress.
Kusniadji, Suherman.
(2016). Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Kegiatan Pemasaran Produk Consumer
Goods (Studi Kasus Pada PT Expand Berlian Mulia Di Semarang). Jurnal
Komunikasi, 8(1), 83�98.
Morrisan, M. A.
(2015). Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana.
Pemerintah Provinsi
Jawa Barat. (2017). Sejarah Batik Indonesia. Retrieved from
https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/300
Rofiq, Abd, &
Suyono, Joko. (2019). The Effect Of Price, Product Quality, And Electronic Word
Of Mouth (Ewom) On The Intention To Buy Sunrizq Batik In Malaka Malaysia. Journal
of World Conference (JWC), 1(2), 203�210.
Saputri, Nurmala
Selly, Spagnoletti, Belinda Rina Marie, Morgan, Alison, Wilopo, Siswanto Agus,
Singh, Ankur, McPake, Barbara, Atun, Rifat, Dewi, Rika Kumala, & Lee, John
Tayu. (2020). Progress Towards Reducing Sociodemographic Disparities In
Breastfeeding Outcomes In Indonesia: A Trend Analysis From 2002 To 2017. BMC
Public Health, 20(1), 1�15.
Suyatna, Agus,
Anggraini, Dian, Agustina, Dina, & Widyastuti, Dini. (2017). The Role Of
Visual Representation In Physics Learning: Dynamic Versus Static Visualization.
Journal of Physics: Conference Series, 909(1), 1�6.
Tjiptono, Fandy,
& Diana, Anastasia. (2016). Pemasaran, Esensi & Aplikasi (1st
ed.). Yogyakarta: Andi.
.