Syntax Idea : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:

����� e-ISSN :

����� Vol. 1, No. 1 Mei 2019

 


HUBUNGAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEPALA RUANG DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT PUTERA BAHAGIA ��KOTA CIREBON TAHUN 2016

 

Ira Faridasari

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Email : [email protected]

 

Abstrak

Mutu pelayanan keperawatan adalah indikasi keberhasilan yang merupakan salah satu dari hasil kinerja fungsi manajemen seorang kepala ruang dalam mengelola dan memberikan motivasi kerja perawat pelaksana. Fungsi manajemen kepala ruang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, salah satu diantara fungsi tersebut memberi motivasi. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik, untuk melihat hubungan pelaksaanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan di ruang perawatan anak, dengan sampel 20 responden dengan teknik pengambilan sampel total sampling.Uji normalitas dilakukan sebelum melaksanakan analisa,kemudian analisaunivariat dan bivariat. Hasil dari analisis adalah univariat didapatkan sebanyak 11 orang yang menilai pelaksanaan fungsi manajamen kepala ruang baik,yang mempunyai motivasi tinggi sebanyak 12 orang.Sedangkan pada analisis bivariat pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang ada hubungan yang signifikan dengan motivasi kerja perawat ( p= 0,005; α = 0,05) Pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang sangat penting untuk mempengaruhi motivasi kerja perawat pelaksana. Sarannya adalah diperlukannya suatu pedoman fungsi manajemen kepala ruang yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.

 

Kata Kunci : Fungsi Manajemen Kepala Ruang, motivasi kerja perawat pelaksana

 

Pendahuluan

Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan, dimana pelayanan keperawatan mempunyai peran yang sangat besar dalam mencapai tujuan pembangunan bidang kesehatan. Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga profesional bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai kompetensi dan kewenangan yang dimiliki secara mandiri maupun bekerja sama dengan anggota tim kesehatan yang lainnya. Pelayanan perawatan yang bermutu merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh perawat. Pelayanan keperawatan yang bermutumemerlukan tenaga profesional yang didukung olehbeberapa faktor .(1)

Undang- Undang RI No.36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa setiap peningkatan mutu pelayanan kesehatan harus disertai dengan peningkatan mutu pelayanan keperawatan.(2) Dan juga dijabarkan dalam Undang- Undang RI No.38 tahun 2014 tentang keperawatan pasal 31 ayat 2, bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola pelayanan keperawatan, perawat berwenang: melakukan pengkajian, dan menetapkan permasalahan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelayanan keperawatan dan mengelola kasus.(3)

Kewenangan keperawatan merupakan proses keperawatan dimana proses ini merupakan bagian dari manajemen keperawatan dengan kegiatannya adalah perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staff, kepemimpinan dan pengendalian. Fungsi manajemenkeperawatan itu sangatpentinguntuk diperhatikan karena dapat meningkatkanpelayanankeperawatan untukmenunjukanmutu pelayanan keperawatan,karena berdasarkan beberapa penelitian, manajemen belum dilakukan secara maksimalseperti penelitianyang dilakukan oleh Parmin (2009) didapatkan hasil 63,8% dan penelitian yang dilakukan oleh Bambang (2006) didapatkan hasil 53,8% ,dalam fungsi pengorganisasian didapatkan hasil 62,8% dan 55,8 %, dalam fungsi pengarahan di dapatkan adalah 67,7 % dan 75% ,dan dalam fungsi pengendalian atau pengawasan 65,1% dan 51,9% (5,6).

Manajemen keperawatan terkait dengan struktur organisasi pelayanan keperawatandi rumah sakit. Struktur organisasidi rumah sakit, kepala ruang merupakan manajer tingkat lini pertama dalam memberikan pelayanan, kepala ruang membawahi staffnya dalam pengelolaan disuatu unit pelayanan keperawatan, dalam hal ini kepala ruang harus mampu memberikan motivasi, mempengaruhi, mengarahkan, dan berkomunikasi dalam menentukan efektifitas dan bermutu dalam memberikan pelayanan perawatan.

Mutu pelayanan merupakan indikasi keberhasilan, pelayanan menjadi concent Rumah Sakit Putera BahagiaKotaCirebon dengan membuat visi nya �Sebagai Rumah Sakit Swasta terbaik di kota Cirebon dengan Pelayanan Prima�sehingga perlu adanya suatu evaluasi terhadap pelayanan yang sudah dilakukan dalam memberikan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Putera Bahagia Cirebon dan juga suatu bentuk evaluasi kinerja kepala ruang dalam melaksanakan fungsi manajemen agar terciptanya kualitas mutu pelayanan prima sesuai dengan visi rumah sakit, dan juga atas dasar data yang diperoleh daribagian kepegawaian yang setiap bulannya mengeluarkan data sepuluh karyawan kategori terlambat ada beberapa kali salah satunya adalah perawat dari ruang anak, hal tersebut yang membuat penulis lebih tertarik untukmembuat penelitian tentang hal yang terkait dalammeningkatkan mutupelayanan keperawatan

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana variabel independent dan dependent dilakukan pengukuran sekaligus dalam waktu bersamaan. Penelitian dilakukan pada perawat pelaksana yang bekerja diruang perawatan anak yang bertujuan mempelajari korelasi antara fungsi manajemen kepala ruang denganmotivasi kerja perawat pelaksana dalam meberikan pelayanan asuhan keperawatan .(9)

 

Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 Maret sampai dengan tanggal 8 Maret 2016 .Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu perawat yang bertugas di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon.

1.      Uji Normalitas

Sebelum data analisis lebih lanjut terlebih dahulu diperlukan uji persyaratan analisis yaitu uji distribusi normal atau sering juga disebut uji normalitas. Uji normalitasdilakukan untuk menentukan apakah datayang diperoleh normal atau tidak karena penyajian data dan uji hipotesis yang dipakai tergantung dari normal tidaknya distribusi data. Karena sampel yang digunakan kurang dari 50 sampel maka yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk . Data dikatakan normal jika nilai kemaknaan (p) >0,05. Adapun hasil uji normalitas pada penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 1Hasil Uji Normalitas

Variabel

Nilai p-sig

Pelaksanaan fungsi manajemen kepala Ruang

0,398

Motivasi Kerja Perawat Pelaksana

0,103

 

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. p sig (2-talled) pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang 0,393 dan motivasi kerja perawat pelaksana 0,103, nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal.

2.      Analisis Univariat

Analisis univariat ini dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan distribusi masing-masing variabel yang diteliti.Data ini merupakan data yang diperoleh melalui pengisian kuisioner yang dilakukan terhadap 20 orang responden. Data diperoleh dengan lengkap sesuai dengan kelengkapan pengisian kuisioner karena diberikan satu persatu sehingga sehingga pada saat pengumpulan kuisioner langsung di cek kelengkapannya . Data univariat ini terdiri dari data pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang sebagai data bebas dan motivasi kerja perawat pelaksana sebagai variabel terikat.

Analisis Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala Ruang Di RuangPerawatan Anak.

Hasil kategori dalam penelitian ini adalah : Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dan Motivasi kerja Perawat Pelaksana Dalam Memberikan Pelayanan Asuhan Keperawatan.

Analisis univariat dilakukan terhadap masing-masing variabel. Selanjutnya hasil perhitungan dimasukan kedalam kriteria sebagai berikut:

 

 

 

 

 

Tabel 2Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala Ruang responden di Ruang Perawatan AnakRumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun2016

 

Variabel

Kategori

Baik

%

Buruk

%

Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala Ruang

 

11

 

55

 

9

 

45

Berdasarkan pengolahan data diatas, maka sebanyak 55 % menerima baik pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dan 45 % responden menilai buruk.

 

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja PerawatPelaksana Dalam Memberikan Pelayanan Asuhan Keperawatan Di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016.

 

Variabel

Kategori

Tinggi

%

Rendah

%

Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Dalam Memberikan PelayananAsuhan Keperawatan di Ruang Perawatan Anak

 

12

 

60

 

8

 

40

 

Berdasarkan tabel diatas hasil penelitian ini memberikan gambaran motivasi kerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon adalah; 60% mempunyai motivasi tinggi dan 40% yang motivasi rendah.

3.      Analisis Bivariat

Pada analisis bivariat ini disajikan hasil tabulasi silang antara variabel independen yaitu Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala Ruangdengan variabel dependen yaitu motivasi kerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan diruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016.

Analisis bivariat ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yaitu Hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016 dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05

 

Tabel 4 : Gambaran Hubungan Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala Ruang Dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Dalam Memberikan Pelayanan Asuhan Keperawatan Di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016

 

Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala Ruang

Motivasi Kerja Perawat Pelaksana

OR

(95%-CI)

p- value

Tinggi

Rendah

Frekuensi

%

Frekuensi

%

 

 

Baik

10

90,9

1

9,1

35,000

2,6- 465,3

 

0,005

Buruk

2

22,2

7

77,8

Total

12

60

8

40

 

100%

 

Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukan bahwa 12 orang responden yang mempunyai motivasi tinggi (60 %) dengan klasifikasi menilai baik pelaksanaan fungsi manajemen dengan motivasi tinggi sebanyak 10 orang ( 90,9 %) dan menilai pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang baik dengan motivasi rendah sebanyak 1 orang (9,1%) sedangkan yang menilai fungsi manajemen buruk dengan motivasi tinggi sebanyak 2 orang(22,2 %) dan yang menilai pelaksanaan fungsi manajemen buruk dengan motivasi rendah sebanyak 7 orang ( 77,8%)

Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,005 nilai tersebut lebih kecil dari pada α = 0,05 maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mencoba menjawab untuk melakukan pembahasan guna menjawab rumusan permasalahan terkait hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan asuhanperawatan diruang perawatan anakRumah Sakit Putera Bahagia. Pembahasan yang peneliti maksudkan adalah membandingkan teori dengan hasil penelitian.

a.      Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala Ruang

Hasil penelitian pada pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang menunjukan responden yang menilai baik pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang sebanyak 55% , sedangkan yang menilai buruk sebanyak 45 % .

Hal tersebut diatas menggambarkan lebih banyak responden menilai pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang baik. Pada dasarnya kepala ruang diberikan tanggung jawab dan kewenangannya dalam mengatur/mengelola kegiatan pelayanan keperawatan agar terciptanya pelayanan yang bermutu yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan(1),dalam hal ini untuk bisa mencapai tujuan pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu dibutuhkan motivasi kerja oleh karena itu kepala ruang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang diharapakan yaitu terciptanya asuhan keperawatan yang bermutu dengan menjalankan fungsi manajemen kepala ruang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasandiharapkan akan tumbuh motivasi yang baik untuk bekerja sesuai dengan standar.

b.      Motivasi Kerja Perawat Pelaksana

��������� Data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan 60% responden memiliki motivasi yang tinggi sebanyak 12 orang sedangkan 8 orang (40%) yang mempunyai motivasi rendah. Bentuk motivasi terdiri atas 3 yaitu salah satunya motivasi ekstrinsik yang berasal dari luar, dalam hal ini tugas memotivasi adalah bagian dari proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang tergerak.(1) Dengan hasil yang baik sebanyak 60% menunjukan motivasi perawat pelaksana cukup tinggi selaras dengan hasil penilaian pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dimana fungsi manajemen baik maka motivasi perawat pelaksana menunjukan motivasi tinggi.

c.       Hubungan Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala Ruang dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Di ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016

Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Cirebon Tahun 2016 didapatkan data p-value < 0,05 yaitu 0,005 dan responden yang menilai respon baik pada pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang sebanyak 11 responden dengan motivasi tinggi sebanyak 10 responden dan juga yang menilai fungsi manajemen baik dengan motivasi rendah sebanyak 1orang. Responden yang menilai pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang secara buruk masih mempunyai motivasi tinggi sebanyak 2 responden dan yang menilai pelaksanaan fungsi manajemen buruk dengan motivasi rendah sebanyak 7 orang. Dengan hasil analisis Chi square peneliti memperoleh nilai p_value = 0,005 dengan demikian terdapat perbedaan proporsi motivasi yang bermakna antara pelaksaanaan fungsi manajemen baik dengan pelaksanaan fungsi manajemen buruk dan nilai OR bisa diperoleh karena tabel 2 x 2. Nilai OR adalah 35 dengan interval kepercayaan antara 2,6 sampai dengan 465.

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dilihat kecenderungan bahwapelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang yang baik maka motivasi kerja perawat pelaksanapun menjadi tinggi, dan juga sebaliknya bila dilaksanakan dengan buruk maka motivasi kerja perawat pelaksana menjadi rendah.

Hal ini sesuai dengan teori Motivasi yaitu memotivasi adalah proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan pengetahuan mengenai� apa yang membuat orang tergerak�(1) dalam hal ini motivasi yang diberikan oleh kepala ruang merupakan salah satu bentuk motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu, sehingga perawat pelaksana mempunyai motivasi yang tinggi dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan.

Penelitian ini juga sesuai dengan hasil dari penelitian Parmin Hubungan Pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUP UNDATA PALU pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruangan baik 53,7 %(5)

 

 

 

 

 

 

Kesimpulan

����������� Sesuai dengan pembahasan hasil penelitian terhadap 20responden tentang hubungan pelaksanaan fungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.      Lebih dari setengah responden yang menilai Pelaksanaan Fungsi manajemen kepala ruang di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon menunjukan nilai baik sebesar 55% .

2.      Nilai Motivasi kerja perawat pelaksana di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia tinggi sebesar 60 %.

3.      Terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaanfungsi manajemen kepala ruang dengan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang perawatan anak Rumah Sakit Putera Bahagia Kota Cirebon Tahun 2016 ,berdasarkan uji statistik Chi Square didapatkan nilai p-value 0,005.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

1.      Nursalam.Manajemen Keperawatan:Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan

Profesional.Jakarta : Salemba Medika ;Tahun 2009.49

 

2.      Undang-Undang Republik Indonesia No: 36 Tentang Kesehatan:Jakarta

Tahun 2009

 

3.      Undang- Undang Republik Indonesia No: 38 Tentang Keperawatan: Jakarta

Tahun 2014

 

4.      Kozier, Barbara.E, Glenero B, Audrey, Shirley.J Fundamental Concept,

Proses, and practice,7 th edition, New Jersey:Pearson Education.2004

 

5.      Parmin,.Tesis �Hubungan Pelaksanaan Fungsi Manajemen Kepala Ruang

dengan Motivasi Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUP UNDATA PALU�2009

 

6.      Bambang. Tesis �Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi

Manajerial Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSJD Dr. Amino Gondhohutomo Semarang�.2006

 

7.      PPKC. Modul Pelatihan Manajemen Bangsal Keperawatan .Jakarta 2014

 

8.      Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.2012

 

9.      Grace E. Biostatistika Untuk Keperawatan.Jakarta.EGC.2015

 

10.     Arikunto, S. Prosedur Penelitian Kuantitatif suatu pendekatan praktek Edisi Revisi;Jakarta PT Rineka Cipta; 2007

 

11.  Potter & Perry .2005.Buku Ajar: Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses

Dan Praktik.EGC:Jakarta 2005

 

12.  Duwi Priyatno.Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS; Penerbit Andi;

������������� Yogyakarta: 2012

 

13.  M. Sopiyudin Dahlan.Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan:Deskriptif,

���������� ��� Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi dengan Menggunakan SPSS

���������� ��� Penerbit Salemba Medika :2011