Syntax Idea: p-ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 2, No. 9, September 2020
ANALISIS PARTISIPASI PENDIDIKAN
ANAK NELAYAN DI KECAMATAN PANGANDARAN KABUPATEN PANGANDARAN
Santi,
Atikah Nurhayati, Izza Mahdiana Apriliani dan Achmad Rizal
Universitas Padjadjaran
Email: [email protected], [email protected], [email protected] dan [email protected]
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten
Pangandaran dari bulan Oktober 2019 hingga September 2020. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya tingkat partisipasi pendidikan
anak nelayan dan mengkaji� faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat partisipasi pendidikan anak nelayan di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran. Pendekatan analisis yang
digunakan adalah rumus perhitungan
angka partisipasi sekolah (APS), angka partisipasi kasar (APK), angka partisipasi murni (APM) pendidikan dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya
tingkat partisipasi pendidikan anak nelayan dengan nilai angka partisipasi sekolah (APS), angka partispasi
kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) yang paling tinggi adalah pada
usia 7-12 dan pada usia 13-15 yaitu� tigkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama dengan masing-masing nilai sebasar
100%. Hasil penelitian analisis model regresi linier berganda terhadap faktor-faktor yang memepengaruhi tingkat partisipasi pendidikan anak nelayan di
Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran adalah� Y = -3.718 + 0.479X4 + 0.439 X5 artinya
secara bersama-sama diperoleh bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap partisipasi pendidikan anak nelayan di Kecamatan
Pangandaran Kabupaten Pangandaran adalah umur orang tua dan
jumlah tanggungan keluarga.
Kata
kunci: Regresi Linier Berganda; Angka
Partisipasi Sekolah; Angka Partisipasi Kasar; Angka Partisipasi Murni
Pendahuluan
Pendidikan sangatlah penting terutama untuk meningkatkan produktivitas kualitas dari SDM dan juga meningkatkan indeks pembangunan masyarakat (IPM) di suatu daerah, dimana pendidikan merupakan salah satu program pembangunan nasional dengan tujuan meningkatkan kecerdasan masyarakat, sehingga terwujudnya masyarakat yang cerdas, maju dan sejahtera. Menurut Undang-undang Rebuplik Indonesia (2003), tentang sistem pendidikan, dimana pendidikan merupakan usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang di perlukan dirinya bangsa dan negara.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian setingi-tingginya (Fauzil Adhim M, dalam Rini, I.P. 2016). Salah satu hal yang yang mempengaruhi terwujudnya proses pendidikan adalah pratisipasi dari keluarga dimana pratisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya.
(Fitriyya 2012), pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan seseorang, hal ini disebabkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan semakin luas pengetahuannya dan semakin tinggi daya analisisnya, sehingga pada akhirnya akan mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, dengan kata lain pendidikan memberikan prasyarat bagi kemampuan seseorang untuk memperbaiki kualitasnya yaitu kualitas untuk menjalankan tugas yang diembannya tersebut.
Menurut penelitian (Dahar. D. 2016) nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara langsung (seperti pemakai jaring) maupun secara tidak langsung (jurumudi perahu layar, nahkoda kapal ikan bermotor, ahli mesin kapal, juru masak kapal penangkapan ikan sebagai mata pencaharian.
Salah satu wilayah yang ada di Kabupaten Pangandaran yang mayoritas mata pencahariannya sebagai nelayan terletak di Kecamatan Pangandaran, dimana menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Pangandaran (2018), Kecamatan Pangandaran merupakan daerah pesisir pantai dengan rata � rata ketinggian diatas permukaan laut sekitar 611,20 m. Kecamatan Pangandaran ini juga memiliki 8 desa diantaranya Desa Wonoharjo, Pananjung, Pangandaran, Babakan, Sukahurip, Purbahayu, Sidomulyo dan Pagergunung. Menurut data (KUD Minasari Kecamatan Pangandaran 2018), Jumlah nelayan buruh di Kecamatan Pangandaran ada 438 nelayan.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Pangandaran (2018), tercatat bahwa di Kecamatan Pangandaran jumlah anak yang berpendidikan formal sebanyak 8.023 siswa siswi SD,SMP,SMA/SMK, dari jumlah ini terdapat pendidikan formal anak yang putus sekolah sebanyak 1.072 siswa-siswi SD,SMP, SMA/SMK yang terdiri dari 719 anak siswa SD, 164 anak siswa SMP dan 189 anak siswa SMA/SMK. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa di Kecamatan Pangandaran tidak semua anak mengenyam banggku sekolah sesuai jenjang yang seharusnya di tempuh.
Hasil wawancara pada salah satu nelayan yang ada di kampung nelayan Kecamatan Pangandaran rata-rata pendidikan mereka hanya sampai di tingkat sekolah dasar (SD), bagi mereka untuk menjadi seorang nelayan tidak dibutuhkan pendidikan yang tinggi sehingga mereka beranggapan bahwa hanya sampai tingkat sekolah dasar itu sudah cukup baik. Kondisi ini menandakan bahwa nelayan di Kecamatan Pangandaran kurang memiliki partisipasi di bidang pendidikan mereka dan kemungkinan juga akan mempengaruhi tingkat partisipasi pedidikan bagi anak-anak mereka. Hal ini dapat dijelaskan bahwa partisipasi masyarakat menurut Isbandi (Isbandi dalam Fadhillah 2017) keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Menurut (Rizqina 2010) partisipasi masyarakat merupakan hak dan kewajiban seseorang warga negara untuk memberikan kontribusinya kepada pencapaian tujuan kelompok, sehingga mereka diberi kesempatan untuk ikut serta dalam pembangunan dengan menyumbangkan inisiatif dan kreatifitasnya Pengertian lain menurut Ars. RI. (2013) partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan merupakan salah satu wujud kepedulian masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan.
Berdasarkan permasalahan dari latar belakang diatas maka peneliti melakukan penelitian dengan judul �Analisis Partisipasi Pendidikan Anak Nelayan di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran�.
Penelitian ini mengunakan metode deskripsi kuantitatif dengan pendeketan studi kasus. Menurut (Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si 2017), menyimpulkan bahwa studi kasus merupakan serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program peristiwa dan aktivitas baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut. Sumber data yang diambil dalam penelitian ini mengunakan data primer dan data sekunder. Sampel responden yang diambil dalam penelitian ini yaitu 43 responden dengan metode pengambilan data purposive sampling, purposive sampling menurut (Sugiyono 2014) adalah jenis non probability sampling dengan pengambilan responden secara sengaja berdasarkan pada kriteria dan pertimbangan tertentu. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah nelayan buruh yang mempunyai anak dari usia sekolah dasar sampai perguruan tinggi (umur 7-22 tahun). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus perhitungan angka partisipasi sekolah (APS), angka partisipasi kasar (APK) angka partisipasi murni (APM) pendidikan dan analisis regresi linier berganda. Regresi linier berganda yaitu model regresi yang digunakan untuk menganalisis pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap variabel dependen (Ferdinand 2014). Dalam penelitian ini pengaruh yang di uji adalah X1, X2, X3, X4 dan X5 terhadap Y dimana rumusnya yaitu sebagai berikut :
Y= a + b1 X1
+ b2 X2 + b3 X3 + b4
X4 +b5 X5+ e.
Keterangan:
Y�������� = Partisipasi
pendidikan anak nelayan(tahun)
a��������� = Konstanta.
X1 ������ = Pendidikan orang
tua (tahun)
X2������� = Pendapatan orang tua(Rp)
X3 ������ = Pengeluaran orang tua(Rp)
X4 ������ = Umur orang tua (tahun)
X5 ������ = Jumlah tanggungan keluarga (orang)
b1-b5��� = Koefisien regresi ���
e �������� = Eror.
Nelayan yang dijadikan
responden sebanyak 43 orang nelayan buruh yang ada di Kecamatan Pangandaran, karakterisitik dalam responden ini meliputi tingkat
pendidikan dan umur respoden.
1. Karakteristik
latar belakang pendidikan responden
Tingkat
pendidikan formal terakhir yang ditamatkan oleh orang tua dalam hal ini sebagai
responden memiliki hasil yang beragam. Indikator latar belakang pendidikan
orang tua terdiri atas pendidikan suami dan istri yang dapat dilihat pada Tabel
1 dan Tabel 2 sebagai berikut:�
Tabel 1
Distribusi Pendidikan Suami
Pendidikan Formal Terakhir |
Frekuensi |
Persentase (%) |
Perguruan Tinggi |
0 |
0,00 % |
SMK/SMA |
4 |
9,30 % |
SMP |
6 |
13,95 % |
SD |
33 |
76,74 % |
Tidak Sekolah |
0 |
0,00 % |
Jumlah |
43 |
100 % |
Sumber: Data primer diolah. Tahun
2020.
Berdasarkan
tabel diatas dapat dilihat bahawa
persentase tertinggi pendidikan formal terakhir suami pada tingkat SD
terdapat 33 orang (76,74 %), sedangkan tingkat pedidikan
SMP terdapat 6 orang (13,95 %), dan SMA hanya terdapat 4 orang (9,30 %). Hal
ini membuktikan bahwa pendidikan formal terkahir suami
mayoritas tergolong rendah yaitu hanya sampai sekolah dasar (SD).
Tabel 2
Distribusi Pendidikan Istri
Pendidikan Formal Terakhir |
Frekuensi |
Persentase (%) |
Perguruan Tinggi |
0 |
0,00 % |
SMK/SMA |
4 |
4,65 % |
SMP |
6 |
27,91 % |
SD |
33 |
67,44 % |
Tidak Sekolah |
0 |
0,00 % |
Jumlah |
43 |
100 % |
Sumber: Data primer diolah. Tahun 2020.
Pendidikan
formal terkahir yang ditamatkan istri tidak jauh
berbeda dengan suami, hal tersebut dapat dilihat dari tabel di atas yaitu persentase
tertinggi pendidikan istri pada jenjang SD terdapat 29 orang (67,44 %), pada
jenjang SMP terdapat 12 orang (27,91 %), sedangkan untuk jenjang SMA hanya
terdapat 2 orang (4,65 %).
2.
Umur
Seperti
yang diungkapkan (Heryanto dalam Suryani et.al. 2004 ) usia dapat mempengaruhi
pada cara seseorang berfikir, mempersepsi dan
menyikapi sesuatu yang menjadi objeknya. Dalam hal persepsi dan penilaian
terhadap pentingnya pendidikan bagi anak. usia nelayan pada golongan muda dan
sedang memiliki wawasan yang lebih luas dan memberikan penilaian yang positif
terhadap pendidikan formal anak. Umur dalam penelitian ini terdiri dari umur
suami dan umur istri� yang dapat dilihat
pada tabel 3 dan 4 di bawah ini:
Tabel 3
Distribusi Umur Suami
Umur |
Frekuensi |
Persentase (%) |
>56 |
8 |
18.60 % |
46-55 |
19 |
44.19 % |
36-45 |
13 |
30.23 % |
<35 |
3 |
6.98 % |
Jumlah |
43 |
100 % |
Sumber : Data primer dioalah. Tahun 2020.
Berdasarkan
tabel 3 diatas dapat disimpulkan bahwa persentase
umur suami paling tinngi terdapat pada umur 46-55
tahun dengan jumlah 19 orang sebesar (44,19%), sedangkan untuk persentase suami
paling rendah terdapat pada umur <35 dengan jumlah 3 orang sebesar (6,98%).
Distribusi Umur Istri
Umur |
Frekuensi |
Persentase (%) |
>56 |
0 |
0,00 % |
46-55 |
17 |
39,53 % |
36-45 |
17 |
39,53 % |
<35 |
9 |
20,93 % |
Jumlah |
43 |
100 % |
Sumber
: Data primer diolah, Tahun 2020
Berdasarkan
tabel 4 diatas
dapat disimpulkan bahwa persentase umur
istri �paling tinngi
terdapat pada umur 36-45 tahun dan umur 46-55 tahun dengan jumlah masing- masing 17 orang sebesar �(39,53%), sedangkan untuk persentase umur istri paling rendah
terdapat pada umur >56 dengan jumlah 0 orang sebesar (0,00%).
Pendidikan anak sebagai
posisi sentral sangat dipengaruhi oleh tiga unsur yaitu keluarga, masyarakat
dan sekolah. Dalam �penelitian ini yang
dikaji sebagai faktor penentu tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang diukur
berdasarkan lamanya mengikuti pendidikan formal dalam lingkup kelurga melalui faktor sosial ekonomi keluarga. Faktor
sosial ekonomi yang diduga mempengaruhi tingkat pendidikan anak pada kelurga nelayan antara lain yaitu pendidikan orang tua,
pendapatan orang tua, pengeluaran orang tua, umur orang tua,� jumlah tanggungan keluarga. Sebaran tingkat pendidikan
anak pada keluarga nelayan disajikan pada Tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5
Sebaran
Tingkat Pendidikan Anak Keluarga Nelayan di Kecamatan Pangandaran
Rendah |
Tingkat Pendidikan Anak |
Jumlah(orang) |
Persentase (%) |
Belum tamat SD |
18 |
22,78 % |
|
Tamat SD |
0 |
0,00 % |
|
Belum Tamat SLTP/SMP |
18 |
22,78 % |
|
Tamat SLTP/SMP |
4 |
5,06 % |
|
Sedang |
Belum Tamat SMA/SMK |
20 |
25,32% |
Tamat SMA/SMK |
15 |
18,99 % |
|
Tinggi |
Belum Tamat Perguruan Tinggi |
4 |
5,06 % |
Tamat Perguruan Tinggi |
0 |
0,00 % |
|
Jumlah |
79 |
100% |
Sumber : Data primer diolah.
Tahun 2020.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan anak sedang
bersekolah pada jenjang SD dan SMP masing masing terdapat 18 anak dengan persentase senilai (22,78 %), pada jenjang
SMA/SMK terdapat 20 anak dengan persentase senilai (25,32 %), pada jenjang perguruan tinngi terdapat 4 orang dengan persentase senilai (5,06 %). Sedangkan
untuk kelompok anak nelayan yang sudah tamat sekolah yang paling rendah adalah
tingkat SMP berjumlah 4 anak dengan persentase senilai (5.06 %) dan yang paling
tinggi adalah tamatan SMA/SMK yaitu berjumlah 15 anak�
dengan persentase senilai (18,99 %).
1. Angka Partisipasi Menurut Sekolah (APS) Pendidikan
Menurut penelitian (Yessy Purnamasari 2015) angka partisipasi sekolah (APS) merupakan ukuran daya serap daya lembaga pendidikan terhadap penduduk usia sekolah, APS merupakan indikator dasar yang digunakan melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Untuk melihat seberapa banyak anak keluarga nelayan di Kecamatan pangandaran, Kabupaten Pangandaran yang memanfaatkan fasilitas pendidikan, dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:
Tabel
6
Data Hasil Analisis Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Menurut Kelompok Umur Anak
Kelompok
Umur |
Jumlah
anak |
Jumlah
anak yang� sedang sekolah |
|
|||
SD |
SMP |
SMA/SMK |
Perguruan
tinggi |
APS % |
||
7-12 Tahun |
19 |
19 |
0 |
0 |
0 |
100% |
13-15 Tahun |
16 |
0 |
16 |
0 |
0 |
100% |
16-18 Tahun |
22 |
0 |
0 |
18 |
0 |
81.82% |
19- 22 Tahun |
23 |
0 |
0 |
0 |
4 |
17.39% |
Sumber: Data Primer diolah,
Tahun 2020.
Dari data di atas dapat disimpulkan
bahwa pada kelompok usia 7-12 tahun terdapat angka partisipasi sekolah sebesar (100%)
dengan kata lain pada usia kelompok tersebut�
keseluruhan anak bersekolah, pada kelompok usia 13-15 tahun terdapat angka
partisipasi sekolah sebesar (100%) dengan kata lain pada usia� kelompok tersebut keseluruhan anak
bersekolah, pada kelompok usia� 16-18
tahun terdapat angka partisipasi sekolah sebesar (81,82%), dengan kata
lain� terdapat selisih (8,18%) anak pada
kelompok usia tersebut yang tidak sekolah. Sedangkan pada kelompok usia 19-22
tahun terdapat angka partisipasi sekolah sebesar (17,39%), dengan kata lain terdapat
selisih (82,60%) yang sudah tidak sekolah.
2. Angka Partisipasi Kasar ( APK) Menurut Kelompok Jumlah Siswa
Angka partisipasi kasar (APK), mengindikasikan partisipasi penduduk yang sedang mengeyam pendidikan sesuai jenjang pendidikannya. Menurut penelitian (Rahmatika H.R.2015) APK merupakan purposi dari jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tersebut. Untuk melihat seberapa banyak siswa dari keluarga nelayan di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran yang bersekolah. Data dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7
Data Hasil Analisis Angka Partisipasi Kasar (APK)
Menurut Kelompok Jumlah siswa.
No |
Kelompok Umur |
Jumlah Penduduk |
Tingkat Pendidikan |
Jumlah Siswa |
APK(%) |
1 |
7-12
Tahun |
19 |
SD |
19 |
100 % |
2 |
13-15
Tahun |
16 |
SMP |
16 |
100 % |
3 |
16-18
Tahun |
22 |
SMA/SMK |
18 |
81.82 % |
4 |
19- 22
Tahun |
23 |
Perguruan
Tinggi |
4 |
17,39 % |
Sumber : Data Primer dioalah, 2020.
Pada data diatas dapat disimpulkan
bahwa jumlah anak keluarga nelayan yang sekolah pada jenjang SD sebanyak 19 orang anak dengan hasil perhitungan
persentase sebesar (100%), pada jenjang pendidikan
SMP sebanyak 16 orang anak dengan hasil perhitungan
persentase sebesar (100%), pada jenjang SMA/SMK
jumlah anak keluarga nelayan yang sekolah sebanyak 18 orang anak yang bersekolah sesuai usia resmi dalam
jenjang pendidikan SMA/SMK yaitu usia 16-18 tahun, jumlah penduduk usia 16-18
tahun sebanyak 22 orang anak, karena terdapat 4 orang anak dengan usia tesebut yang sudah lulus atau bekerja dengan hasil
perhitungan persentase sebesar (81,82%),
sedangkan pada jumlah penduduk yang melanjutkan ke perguruan tinggi sebanyak 4
orang dengan persentase sebesar (17,39%) jumlah penduduk yang tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi
sebanyak 19 orang, dikarenakan sudah bekerja.
3. Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan
Menurut penelitian (Rahmatika H.R.2015) Angka partisipasi murni (APM) merupakan proporsi jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan. Dalam penelitian ini analisis APM dilakukan untuk mengtahui jumlah anak keluarga nelayan di Kecamatan Pangandaran yang sedang bersekolah sesuai usian jenjang pendidikannya. Data dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini:
Tabel 8
Data hasil analisis Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan
No |
Kelompok Umur |
Jumlah Penduduk |
Jumlah anak yang sekolah tepat waktu |
APM (%) |
|||
SD |
SMP |
SMA/SMK |
Perguruan Tinggi |
||||
1 |
7-12
Tahun |
19 |
19 |
0 |
0 |
0 |
100 % |
2 |
13-15
Tahun |
16 |
0 |
16 |
0 |
0 |
100 % |
3 |
16-18
Tahun |
22 |
0 |
0 |
18 |
0 |
81.82 % |
4 |
19- 22
Tahun |
23 |
0 |
0 |
0 |
4 |
17, 39
% |
Sumber : Data primer diolah, 2020.
Berdasarkan data di atas
dapat disimpulkan bahwa jumlah anak sekolah pada jenjang pendidikan SD berusia
7-12 tahun sebanyak 19 anak dengan persentase sebesar (100%), jenjang pendidikan SMP berusia
13-15 tahun sebanyak 16 anak dengan persentase sebesar (100%), jenjang pendidikan �SMA/SMK jumlah anak berusia 16-18 tahun sebanyak
18 anak dengan persentase sebesar (81,82 % ), dengan kata lain terdapat
selisih 4 anak dengan persentase sebesar 8,18% yang sudah lulus atau bekerja. Sedangkan
untuk jenjang perguruan tinggi berusia 19-22 tahun sebanyak 4 anak dengan persentase sebesar (17,39 %), dengan kata lain
terdapat selisih 19 anak dengan persentase sebesar (82,60%) sudah bekerja atau tidak
melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
Untuk mengestimasi fungsi
tingkat partisipasi pendidikan anak nelayan di Kecamatan Pangandaran,
Kabupaten Pangandaran sekaligus mengetahui hubungan antara partisipasi dengan
faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya dengan menggunakan metode regresi
linier berganda. Agar dapat memperoleh hasil regresi terbaik maka harus
memenuhi kriteria statistik sebagai berikut:
1.
Uji
Hasil Simultan (Uji F)
Menurut (Kuncoro, M 2011) Uji
F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel�variabel
bebas secara silmutan atau bersama-sama
berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas pada tingkat signifikansi 0,05
(α = 5%). Hasil uji F adalah sebagai berikut :
Tabel 9
Hasil Analisis Uji F Varians Tingkat Partisipasi Pendidikan Anak Nelayan
di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran.
Model |
Sum
of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
1.180 |
5 |
0.236 |
7.685 |
.000*) |
Residual |
1.137 |
37 |
0.030 |
|
|
|
Total |
2.317 |
42 |
|
|
|
Sumber : Data primer diolah,
2020.
Keterangan*)
= signifikan pada tingkat signifikansi 0,05(α =5%)
= a. Dependent Variable:
Partisipasi Pendidikan Anak Nelayan/thn (Y)
Dari hasil uji F didapatkan nilai F hitung sebesar 7.685 dengan signifikansi 5%. Hasil ini mengindikasi bahwa variabel bebas yaitu pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, pengeluaran orang tua, umur orang tua, dan jumlah tanggungan keluarga secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap partisipasi pendidikan anak nelayan di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran.
2.
Uji
Hipotesis Regresi (Uji t)
Menurut (Widjarjono,
A 2015) Uji t ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas
secara individual berpengaruh nayata terhadap
variabel tak bebas pada tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%). Hasil uji t
adalah sebagai berikut:
Tabel 10
Hasil
Hipotesi Regresi (Uji t)
masing-masing Variabel Bebas.
Variabel |
Koefisien
Regresi |
Standar eror |
thitung |
Sig |
ttabel |
Konstanta |
-3.718 |
1.194 |
-3.113 |
0.004 |
1,681 |
Pendidikan orang tua (X1) |
0.064 |
0.087 |
0.738 |
0.465 ns) |
1,681 |
Pendapatan orang tua/Rp(X2) |
0.145 |
0.183 |
0.793 |
0.433 ns) |
1,681 |
Pengeluaran orang tua/Rp(X3) |
0.009 |
0.174 |
0.050 |
0.961 ns) |
1,681 |
Umur orang tua/thn(X4) |
0.479 |
0.148 |
3.237 |
0.003*) |
1,681 |
Jumlah tanggungan Keluarga/orang(X5) |
0.439 |
0.109 |
4.018 |
0.000*) |
1,681 |
Sumber : Data primer diolah
2020.
Keterangan : Dependent Variable:
Partisipasi Pendidikan Anak Nelayan/thn (Y).
*)�������� = Signifikan
pada tingkat signifikansi 0,05(α =5%)
Ns������� = Tidak signifikansi
Dari hasil
analisis uji t maka diperoleh persamaan regrsi
sebagai berikut :
�Y=
a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
+ b4 X4 +b5 X5+ e.
Y�������� = a + b1
X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4
X4 +b5 X5+
e.
Y�������� = �-3.718 + 0.064 + 0.145+ 0.009 +� 0.479 + 0.439
Keterangan :
Y�������� =
Partisipasi
pendidikan anak nelayan(tahun)
a �������� =� Konstanta.
X1������� = �Pendidikan orang tua (tahun)
X2������� =
�Pendapatan orang tua (Rp).
X3������� =
Pengeluaran orang tua (Rp).
X4������� =
Umur orang tua(tahun)
X5���������
= Jumlah tanggungan keluarga(orang)
b1-b5 ��� �= Koefisien regresi
e�������
���= Eror.
Berdasarkan� hasil uji t pada tabel 10 diketahui bahwa faktor variabel pendidikan orang tua (X1) diperoleh nilai hasil analisis model reggresi linier berganda sebesar 0.738 dengan nilai signifikansi 0.465 yang artinya bahwa faktor� pendidikan orang tua (X1) tidak berpengaruh nyata terhadap partisipasi pendidikan anak nelayan (Y) di Kecamatan Pangandaran, faktor variabel pendapatan orang tua (X2) diperoleh nilai hasil analisis model regresi linier berganda sebesar 0.793 dengan nilai signifikansi 0.433 yang artinya faktor pendapatan orang tua (X2) tidak berpengaruh nyata terhadap partisipasi pendidikan anak nelayan (Y) di Kecamatan Pangandaran, faktor variabel pengeluaran orang tua (X3) diperoleh nilai hasil analisis model regresi linier berganda sebesar 0.050 dengan nilai signifikansi 0.961 yang artinya pengeluaran orang tua tidak berpengaruh nyata terhadap partisipasi pendidikan anak nelayan (Y) di Kecamatan Pangandaran, faktor variabel umur orang tua (X4) diperoleh hasil analisis model regresi linier berganda sebesar 3.237 dengan nilai signifikansi 0.003 yang artinya faktor umur orang tua (X4)� berpengaruh nyata terhadap partisipasi pendidikan anak nelayan (Y) di Kecamatan Pangandaran dan untuk faktor variabel jumlah tangggungan keluarga (X5) diperoleh nilai hasil analisis model regresi linier berganda sebesar 4.018 dengan nilai signifikansi 0. 000 yang artinya faktor jumlah tanggungan keluarga (X5) berpengaruh nyata terhadap partisipasi pendidikan anak nelayan (Y) di Kecamatan Pangandaran. Dari hasil uji T ini� dapat disimpulkan bahwa faktor variabel umur orang tua dan jumlah tanggungan keluarga secara individual berpengaruh nyata terhadap partisipasi pendidikan anak nelayan di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini karena nilai probabilitas lebih kecil daripada nilai signifikansi 5%. Sedangkan untuk faktor variabel pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan pengeluaran orang tua tidak berpengaruh nyata terhadap partisipasi pendidikan� anak nelayan di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran karena nilai probabilitas lebih besar daripada nilai signifikansi 5%.
Untuk mengetahui variabel
bebas yang paling berbepengaruh, maka dilakukan
perhitungan nilai standar koefisien regresi atau beta coefficient.
Perhitungan standar koefisien regresi dilakukan pada variabel-variabel bebas (idependent)
yang secara individual berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas (dependent).
Variabel bebas yang paling bepengaruh dapat dilihat
pada Tabel 11 sebagai berikut :
Tabel 11
�Hasil Anailisis Standar Koefisien Regresi Variabel-Variabel Bebas
Variabel-variabel bebas |
Koefisien
regresi |
Tingkat |
Pendidikan orang tua |
0.091 |
4 |
Pendapatan orang tua |
0.261 |
3 |
Pengeluaran orang tua |
0.017 |
5 |
Umur orang tua |
0.392 |
2 |
Jumlah tanggungan keluarga |
0.526 |
1 |
Sumber : Data primer diolah,
2020.
Berdasarkan Tabel 11 diatas dapat diketahui bahwa faktor variabel jumlah
tanggungan keluarga mempunyai nilai standar koefisien regresi tertinggi yaitu
sebesar 0,526. Hal ini menunjukkan bahwa variabel jumlah tanggungan keluarga �mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap partisipasi pendidikan anak nelayan di
Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran.
Uji ini dilakukan untuk
mengetahui besarnya proporsi pengaruh variabel variabel
bebas terhadap variabel tidak bebas yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi
yang telah disesuaikan dan dinyatakan dalam persen. Dari hasil analisis regresi
diperoleh R2 sebesar 0.543 artinya besarnya sumbangan yang diberikan
variabel bebas yaitu pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, pengeluaran orang tua, umur orang tua dan jumlah tanggungan keluarga terhadap partisipasi pendidikan
anak nelayan di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran adalah sebesar 54,30%,
sedangkan sisanya 45,70 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang
diteliti.
Besarnya nilai tingkat
partisipasi pendidikan anak
nelayan di Kecamatan Pangandaran di peroleh nilai
sebagai berikut: nilai angka partisipasi sekolah (APS), angka partisipasi kasar
(APK) dan angka partisipasi murni (APM) yang paling tinggi adalah pada usia 7-12
dan pada usia 13-15 yaitu sekolah tigkat SD (sekolah
dasar) dan SMP (sekolah menengah pertama) dengan masing- masing nilai sebasar 100%. Yang berarti dari jumlah penduduk anak
nelayan yang berjumlah 35 orang rata-rata masih bersekolah di tingkat SD dan SMP
dengan masing �masing jumlah
penduduknya SD 19 orang dan SMP 16 orang.
Faktor yang mempengaruhi
tingkat partisipasi pendidikan anak nelayan di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran
meliputi pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, jumlah pengeluaran orang tua,
umur orang tua dan jumlah tanggungan keluarga dimana hasil dari perhitungan regresi linier berganda
secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap partisipasi pendidikan anak
nelayan di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran. Sedangkan secara
individual variabel yang berpengaruh nyata terhadap partisipasi pendidikan anak
nelayan di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran adalah umur orang tua dan
jumlah tanggungan keluarga.
BIBLIOGRAFI
Ars, R.I. 2013. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Partisipasi Masyarakat Dalam �Pelayanan
Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Tembilahan
Hulu Kabupaten Indragiri Hilir Skripsi.
Universitas Terbuka. Jakarta.
Amaliah. D. 2015. Pengaruh Partisipasi
Pendidikan Terhadap Persentase
Penduduk ���Miskin. Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan 2015. 2. (3) : 231-239.
Badan
Pusat Statistika. 2018. Kecamatan
Pangandaran dalam Angka 2018.� Pangandaran:
Badan Pusat Statistik.
Badan
Pusat Statistika. 2018. Dinas Perikanan
dan ketahanan pangan kabupaten pangandaran..Pangandaran:
Badan Pusat Statistik.
Dahar. D. 2016.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Nelayan Di Desa Pohuwato Timur Kecamatan
Marisa Kabupaten Pohuwato. Jurnal Agropolitan. 3 (3): 9-21.
Fadhillah, Julia, P, Fuad, N dan Rugaiyah.
2017. Partisipasi
Keluarga Nelayan Dalam Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan di Sekolah Dasar Banda
Aceh. Seminar Nasional II USM 2017. 1
:276-279.
Fitriyya, M..
2012.� Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Inisiasi Menyusu Dini Melalui Kombinasi Metode Ceramah-Tanya Jawab-Leaflet Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil di RB An-Nisa Surakarta Tesis.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Ferdinand,
A (2014). Metode Penelitian Manajemen (5th�
ed.). Semarang.: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kuncoro, M. 2011 Metode Riset Untuk
Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: Erlangga
(KUD) Koprasi Unit Desa Minasari. 2017. Laporan Jumlah Nelayan dan Alat Tangkap Tahun 2017. Kecamatan Pangandaran : KUD Minasari.
Rini, I.P.
2016. Analisis tingkat pendidikan anak nelayan pantai sadeng
dilihat dari kondisi sosial ekonomi orang tua (Studi pada Nelayan Pantai Sadeng, Kecamatan Girisubo,
Kabupaten Gunung kidul). Skripsi.
Program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.
Purnmasari,Yessy.
2015.Perananan Partisipasi Pendidikan Dalam Meningkatkan Partisipasi Angkatan
Kerja di DKI Jakarta Tahun 2009-2013. Research and Development Journal Of Education. 2 (1): 20-28.
Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. 2017. Studi kasus Dalam Penelitian Kualitatif : Konsep dan Prosedurnya.
Rahmatika. H.R.
2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Angka Partisipasi Kasar(APK)
Jenjang Sekolah Menengah Pertama Pada Masyarakat pesisir di Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang. skripsi. Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang.
Sugiyono.
2014. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Widjarjono, A.2015. Analisis Statistika Multivariat Terapan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.