How to cite:
Tarisya Yasirah, Siti Aisyah Dalimunthe (2024) Status Sosioekonomi Terhadap Status Gizi Pada
Anak di SD Negri 060838 Kota Medan, (06) 10
E-ISSN:
2684-883X
STATUS SOSIOEKONOMI TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SD
NEGRI 060838 KOTA MEDAN
Tarisya Yasirah, Siti Aisyah Dalimunthe
Universitas Prima Indonesia
Abstrak
Status gizi merupakan keadaan kesehatan yang tercipta dari keseimbangan antara input
dan output atau kebutuhan gizi tubuh. Tujuan penelitian ini adalah Melihat dan meneliti
status sosioekonomi terhadap status gizi pada anak di SDN 060838 Kota Medan.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik oservasional yaittu penelitian yang
menjelaskan pengaruh antara vasiabel independen (status sosial ekonomi) dengan
variable dependen (status gizi pada anak). Model penelitian ini adalah penelitian yang
menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekantan “cross-Sectional”. Data
yang didapat dari responden dengan cara wawancara berpedoman kuesioner dan
melakukan penimbangan menggunakan alat timbangan, dan dikategorikan berdasarkan
BB/TB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan gizi kurang sebanyak 7
anak (14%) seluruhnya orang taunya berpenghasilan Rp.1.000.000-RP 2.000.000.
Sebagian besar responden dengan obesitas sebanyak 5 anak (10%) orang tuanya
berpenghasiilan >Rp.3.500.000. Terdapat hubungan antara penghasilan orang tua dan
status gizi anak yang ditunjukkan dengan Pearson Chi-Square p-value (Sig) = 0.046
atau < 0,05.
Kata kunci: Socioeconomic status, child nutritional status
Abstract
Nutritional status is a state of health created from the balance between inputs and outputs or
the body's nutritional needs. The purpose of this study is to look at and examine the
socioeconomic status of nutritional status in children at SDN 060838 Medan City. This study is
an observational analytical research, that is, research that explains the influence between
independent vasiabel (socioeconomic status) and dependent variables (nutritional status in
children). This research model is a research that uses an analytical research design with a
"cross-sectional" shorthand. The data obtained from the respondents by means of interviews
guided by questionnaires and weighing using weighing equipment, and categorized based on
BB/TB. The results of the study showed that respondents with malnutrition as many as 7
children (14%) all knew that they had an income of Rp. 1,000,000-Rp. 2,000,000. Most of the
respondents with obesity as many as 5 children (10%) of their parents have a salary of
>Rp.3,500,000. There is a relationship between parental income and child nutritional status as
shown by Pearson Chi-Square p-value (Sig) = 0.046 or < 0.05.
Keywords: Socioeconomic status, child nutritional status
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 06, No. 10, Oktober 2024
Tarisya Yasirah, Siti Aisyah Dalimunthe
6286 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
PENDAHULUAN
Anak usia sekolah merupakan sumber daya manusia yang akan meneruskan
pembangunan negara di masa depan.Sumber daya manusia yang berkualitas
digambarkan sebagai manusia yang sehat, cerdas, dan efisien, sehingga indikator
sumber daya Kualitas sumber daya manusia dapat ditentukan dari pertumbuhan dan
pembangunan Indonesia. Anakanak. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh
asupan zat gizi baik secara kuantitas maupun kualitas. Memperhatikan gizi anak usia
sekolah sangatlah penting, karena anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan
mengalami masalah gizi (Muchtar, Rejeki, & Hastian, 2022).
Status gizi merupakan keadaan kesehatan yang tercipta dari keseimbangan antara
input dan output atau kebutuhan gizi tubuh. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan asupan gizi anak 6-12 tahun adalah pemberdayaan masyarakat
berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam memilih dan menyiapkan
makanan bergizi untuk anak (Saleh, Faisal, & Musa, 2019).
Faktor-faktor seperti pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan atau pendapatan
keluarga merupakan faktor sosial ekonomi yang dapat mempengaruhi status gizi anak.
Pola makan yang normal ditandai dengan kebiasaan makan yang baik yaitu frekuensi
makan 3 kali sehari, jenis makanan yang dikonsumsi beragam antara lain makanan
pokok, lauk pauk, sayur dan buah, serta jumlah makanan yang dikonsumsi tepat. Anak
dengan status gizi normal sangat aktif belajar di sekolah, prestasi akademik yang baik
ditunjukkan melalui hasil ulangan harian di sekolah. Gizi buruk adalah mempunyai
kebiasaan makan yang buruk karena frekuensi makan < 3 kali sehari, jenis makanan
yang dikonsumsi tidak beragam, kita hanya mengkonsumsi makanan pokok dan lauk
pauk tanpa sayur atau buahbuahan, tumbuhan, jumlah makanan yang dikonsumsi sangat
sedikit karena kurang nafsu makan. Anak dengan status gizi buruk kurang aktif saat
belajar di sekolah, sulit menyerap perkataan guru, dan memiliki nilai akademik buruk
yang tercermin dari hasil ulangan harian di sekolah (Permatasari, Ritanti, & Tatiana,
2022).
Masalah gizi pada anak juga sering dikaitkan dengan kekurangan pangan.
Masalah status ekonomi rendah masih dihadapi oleh banyak keluarga dan merupakan
faktor prognosis utama. Banyak orang tua yang kesulitan memenuhi kebutuhan gizi
pada anak karena kondisi ekonomi keluarga yang buruk, pendapatan dari pekerjaan
yang tidak mencukupi, dan harga pangan yang mahal (Susanti
1
& Estiwidani, 2018).
Kemampuan memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga mempengaruhi
status gizi pada anak. Permasalahan status ekonomi rendah menjadi salah satu faktor
dominan yang banyak dihadapi keluarga. Faktor rumah dan keluarga dibedakan pula
menjadi faktor ibu dan faktor lingkungan rumah tangga. Faktor ibu antara lain gizi yang
baik atau buruk pada masa prakonsepsi, kehamilan dan menyusui, tinggi badan ibu
rendah, infeksi, kehamilan remaja, kesehatan mental, Intrauterine growth restriction
(IUGR) dan kelahiran prematur, masa kehamilan pendek dan hipertensi. Faktor
lingkungan rumah tangga meliputi stimulasi dan aktivitas anak yang tidak memadai,
pengasuhan yang tidak memadai, sanitasi dan pasokan air yang tidak memadai, serta
Status Sosioekonomi Terhadap Status Gizi Pada Anak di SD Negri 060838 Kota Medan
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6287
akses dan ketersediaan pangan yang tidak memadai, distribusi makanan yang tidak
tepat dalam keluarga dan rendahnya tingkat pendidikan pengasuh (Purnomo,
Herwandito, Waruwu, Renyoet, & Mangalik, 2023)
Di Kota Medan terdapat gizi cukup pada anak 4,81%, gizi buruk pada anak
16,33%, dan gizi lebih 5,77%. Permasalahan gizi dapat dipengaruhi oleh faktor
kesehatan dari luar. Faktor kesehatan eksternal seperti pengetahuan ibu, pola asuh,
aspek sosial ekonomi, kebiasaan dan adat istiadat, serta faktor kesehatan termasuk
pemantauan Pemberian makanan tambahan bagi anak yang kekurangan dan penyakit
menular (Djamaluddin, Andiani, & Surasno, 2022)
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Melihat dan meneliti status sosioekonomi
terhadap status gizi pada anak di SDN 060838 Kota Medan. Untuk mengetahui
gambaran pengaruh status sosial ekonomi pada anak di SDN 060838 Kota Medan.
Untuk mengetahui distribusi status gizi pada anak di SDN 060838 Kota Medan. Untuk
menganlisis pengaruh status sosial ekonomi terhadap status gizi pada anak di di SDN
060838 Kota Medan. Adapun Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan informasi
mengenai hubungan status sosioekonomi terhadap status gizi pada anak di SD NEGRI
060838. Penelitian ini menjadi salah satu syarat kelulusan mahasiswa Fakultas
Kedokteran. Penelitian ini dapar di pergunakan sebagai ilmu tambahan yang bisa
bermanfaat bagi Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia. Memberikan
edukasi mengenai status gizi serta hubungannya dengan status sosial ekonomi di SDN
060838 Kota Medan. Sebagai tambahan informasi sehingga dapat di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian analitik oservasional yaittu penelitian yang
menjelaskan pengaruh antara vasiabel independen (status sosial ekonomi) dengan
variable dependen (status gizi pada anak) (POHAN, 2021).Penelitian ini akan di
lakukan pada April 2024 sampai dengan waktu yang belum di tentukan. Model
penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan desain penelitian analitik dengan
pendekantan “cross-Sectional”. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah kuantitatif (Septikasari, 2018). Mengguanakan kuesioner, yang akan di bagikan
kepada responden yaitu orang tua siswa/i di SD NEGRI 060838. Medan.kuesioner ini
terdiri dari beberapa pertayaan mengenai status sosial ekonomi dan status gizi pada
anak. Peneliti akan memberikan sedikit pemaparan tentang status gizi anak dan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada orangtua murid di di SD NEGRI 060838
Medan mengenai pengaruh status sosial ekonomi terhadap status gizi pada anak.
Alat yang digunakan pada penelitian ini
1. Timbangan berat badan
2. Stadiometer
3. Tabel cdc
4. penggaris
5. pena
Tarisya Yasirah, Siti Aisyah Dalimunthe
6288 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Rangkaian kerja
Rangkaian kerja yang dilakukan pada saat penelitian:
1. Memberikan kuisioner kepada orang tua
2. Melakukan penimbangan berat badan pada anak
3. Melakukan pengukuran tinggi badan pada anak
4. Menghitung BB/TB menggunakan table cdc
5. Melihat status social ekonomi yang berpengaruh atau tidak bagi status gizi anak pada
murid di SD NEGRI 060838 medan
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisiner yang di
sebarkan utung orang tua siswa/I di SD NEGRI 060838 Medan. Data yang didapat dari
responden dengan cara wawancara berpedoman kuesioner dan melakukan penimbangan
menggunakan alat timbangan, dan dikategorikan berdasarkan BB/TB.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Karakteristik Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa di SDN 060838 dengaan sampel
penelitian berjumlah 50 anak. Berikut adalah karakteristik responden penelitian:
Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
f
%
Laki-laki
26
52.0
Perempuan
24
48.0
Total
50
100.0
Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui bahwa karakteristik responden penelitian
sebagian besar adalah laki-laki yaitu sebanyak 26 anak (52%). Sedangkan sisanya
berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 anak (48%).
Tabel 2. Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Usia
Usia
f
%
Anak-anak (5 - 9 tahun)
21
42.0
Remaja (10-18 tahun)
29
58.0
Total
50
100.0
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa karakteristik responden penelitian
sebagian besar Usia Anak tergolong remaja (10-18 tahun) tahun yaitu sebanyak 29 anak
(58%). Sedangkan sisanya berusia anak-anak (5-9 tahun) yaitu sebanyak 21 anak (42%).
Tabel 3. Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Pendapatan Orang Tua
Pendapatan Orang Tua
f
%
Rp.1.000.000-RP 2.000.000
27
54.0
Rp.2.000.0000-Rp.3.500.000
9
18.0
>Rp.3.500.000
14
28.0
Total
50
100.0
Status Sosioekonomi Terhadap Status Gizi Pada Anak di SD Negri 060838 Kota Medan
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6289
Sebagian besar orang tua siswa memiliki Penghasilan Keluarga Per Bulan kurang
dari Rp.1.000.000-RP 2.000.000 yaitu sebanyak 27 orang (54 %). Orang tua yang
memiliki penghasilan Rp.2.000.0000-Rp.3.500.000 sebanyak 9 orang (18%).
Sedangkan sisanya memiliki penghasilan > Rp.3.500.000 sebanyak 14 orang (28%)
Tabel 4. Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Status Gizi
Status Gizi
f
%
Gizi Kurang
7
14.0
Gizi Normal
23
46.0
Gizi Lebih
9
18.0
Obesitas
11
22.0
Total
50
100.0
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki status
Gizi Kurang adalah sebanyak 7 anak (14%), berstatus Gizi Normal adalah sebanyak 23
anak (46%), berstatus Gizi Lebih adalah sebanyak 9 anak (18%), berstatus Obesitas
adalah sebanyak 11 anak (22%).
Analisis Hubungan antara Penghasilan Orang Tua dan Status Gizi
Analisis hubungan antara pengahasilan orang tua dan status gizi anak dilakukan
dengan metode analisis crosstab dan chi square. Hasilnya sebagai berikut:
Tabel 5. Analisis Crosstab dan Chi Square
Penghasilan Ortu
Total
Pearson
Chi-
Square
p-value
(Sig)
Rp.1.000.000-
RP 2.000.000
Rp.2.000.0000-
Rp.3.500.000
>Rp.3.500.000
Status_Gizi
Gizi
Kurang
f
7
0
0
7
0.046
%
14.00%
0.00%
0.00%
14.00%
Gizi
Normal
f
12
6
5
23
%
24.00%
12.00%
10.00%
46.00%
Gizi
Lebih
f
5
0
4
9
%
10.00%
0.00%
8.00%
18.00%
Obesitas
f
3
3
5
11
%
6.00%
6.00%
10.00%
22.00%
Total
f
27
9
14
50
%
54.00%
18.00%
28.00%
100.00%
Tabel di atas menunjukkan bahwa responden dengan gizi kurang sebanyak 7 anak
(14%) seluruhnya orang taunya berpenghasilan Rp.1.000.000-RP 2.000.000. Sebagian
besar responden dengan gizi normal sebanyak 12 anak (24%) orang tuanya
berpenghasiilan Rp.1.000.000-RP 2.000.000. Sebagian besar responden dengan gizi
lebih sebanyak 5 anak (10%) orang tuanya berpenghasiilan Rp.1.000.000-RP 2.000.000.
Sebagian besar responden dengan obesitas sebanyak 5 anak (10%) orang tuanya
Tarisya Yasirah, Siti Aisyah Dalimunthe
6290 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
berpenghasiilan >Rp.3.500.000. Terdapat hubungan antara penghasilan orang tua dan
status gizi anak yang ditunjukkan dengan Pearson Chi-Square p-value (Sig) = 0.046
atau < 0,05.
Status gizi adalah keadaan tubuh akibat penggunaan, penyerapan dan pemanfaatan
makanan. Suplemen nutrisi bagi tubuh biasanya memberikan keadaan gizi yang
memuaskan (Saraswati, Komala, Pratiwi, & Wati, 2022). Gizi diartikan sebagai zat
kimia dalam pangan yang dibutuhkan manusia untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Sampai saat ini diketahui terdapat sekitar 45 zat gizi dan sejak akhir tahun
1980an dikelompokkan menjadi zat gizi makro yaitu zat gizi penghasil energi berupa
karbohidrat, lemak dan protein, serta zat gizi mikro khususnya vitamin dan mineral
(Astuti, Magga, Majid, & Djalla, 2019; SAMATUAK, 2023).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penghasilan orang
tua dan status gizi anak yang ditunjukkan dengan Pearson Chi-Square p-value (Sig) =
0.046 atau < 0,05. Temuan ini sesuai pendapat bahwa salah satu penyebab tidak
langsung terjadinya gizi buruk adalah status sosial ekonomi keluarga dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, karena masyarakat dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi
lebih besar kemungkinannya untuk memperoleh penghasilan yang cukup sehingga
mempunyai kesempatan untuk hidup dalam lingkungan yang baik dan sehat. Meski ada
pekerjaan yang lebih baik, orang tua selalu sibuk dan tidak peduli dengan masalah yang
dihadapi anak-anaknya (Hsb & Sari, 2022; Sitorus, Anita, & Bancin, 2022).
Dalam hal ini, status sosial ekonomi juga berperan penting dalam mengatasi
permasalahan gizi dan gizi. Keluarga dengan banyak anak dan jarak tanam anak yang
sangat dekat akan menghadapi lebih banyak permasalahan terbatasnya pendapatan
keluarga dan banyak anak, sehingga sulit mencapai kesetaraan dan kelengkapan di
antara anggota keluarga (Rorong, 2019)
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan gizi kurang sebanyak 7
anak (14%) seluruhnya orang taunya berpenghasilan Rp.1.000.000-RP 2.000.000.
Sebagian besar responden dengan obesitas sebanyak 5 anak (10%) orang tuanya
berpenghasiilan >Rp.3.500.000. Terdapat hubungan antara penghasilan orang tua dan
status gizi anak yang ditunjukkan dengan Pearson Chi-Square p-value (Sig) = 0.046
atau < 0,05.
BIBLIOGRAFI
Astuti, Devi, Magga, Erna, Majid, Makhrajani, & Djalla, Abidin. (2019). Hubungan
Penyakit Kecacingan Dengan Status Gizi Anak Pada Sekolah Dasar
Muhammadiyah Jampu Kecamatan Lanrisang Kabupaten Pinrang. Jurnal Ilmiah
Manusia Dan Kesehatan, 2(2), 284292.
Djamaluddin, Indriana, Andiani, Andiani, & Surasno, Diah Merdekawati. (2022).
Hubungan tingkat kecukupan zat gizi dengan status gizi anak sekolah dasar di SD
Negeri 48 Kota Ternate tahun 2019. Jurnal Biosainstek, 4(1), 2231.
Hsb, Nova Radiani Br, & Sari, Irma. (2022). Hubungan Pengetahuan Ibu, Pendidikan
dan Sosial Ekonomi Dengan Status Gizi Pada Balita di Puskesmas Bendahara
Status Sosioekonomi Terhadap Status Gizi Pada Anak di SD Negri 060838 Kota Medan
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6291
Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Dan Fisioterapi, 1320.
Muchtar, Febriana, Rejeki, Sri, & Hastian, Hastian. (2022). Pengukuran dan penilaian
status gizi anak usia sekolah menggunakan indeks massa tubuh menurut umur.
Abdi Masyarakat, 4(2).
Permatasari, Indah, Ritanti, Ritanti, & Tatiana, Tatiana. (2022). Program Sipintar
(Skrining Dan Pendidikan Gizi Anak) Untuk Mendukung Pertumbuhan Yang
Optimal. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Nusantara, 3(2), 634640.
Pohan, Rostina Afrida. (2021). Hubungan Antara Status Gizi dengan Tumbuh Kembang
Anak Usia 1-3 Tahun (Toodler) Di Puskesmas Semula Jadi Kota Tanjungbalai
Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Kohesi, 5(1), 99105.
Purnomo, Daru, Herwandito, Seto, Waruwu, Kris Julis Iman Murni, Renyoet, Brigitte
Sarah, & Mangalik, Gelora. (2023). Optimalisasi Multi-Pihak Untuk Percepatan
Penurunan Stunting Di Kota Salatiga Dalam Peluang Dan Tantangan. Visi Sosial
Humaniora, 4(2), 8198.
Rorong, Aprilita Paulina. (2019). Hubungan antara status sosial ekonomi keluarga
dengan status gizi anak sekolah dasar kelurahan bailang kecamatan bunaken kota
manado. Kesmas, 8(2).
Saleh, Hamsir, Faisal, Muh, & Musa, Rachmat Irawan. (2019). Klasifikasi Status Gizi
Balita Menggunakan Metode K-Nearest Neighbor. Simtek: Jurnal Sistem Informasi
Dan Teknik Komputer, 4(2), 120126.
Samatuak, Fernando. (2023). Hubungan Status Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi
Balita Di Piru Seram Bagian Barat. STIK Stella Maris Makassar.
Saraswati, Dewi Fortuna, Komala, Ramadhana, Pratiwi, Amali Rica, & Wati, Desti
Ambar. (2022). Hubungan zat gizi makro, aktivitas fisik dengan status gizi anak
SDN 46 Gedong Tataan tahun 2021. Journal of Holistic and Health Sciences
(Jurnal Ilmu Holistik Dan Kesehatan), 6(1), 1726.
Septikasari, Majestika. (2018). Status gizi anak dan faktor yang mempengaruhi. Uny
Press.
Sitorus, Friska, Anita, Surya, & Bancin, Dewi R. (2022). Pengaruh Status Sosial
Ekonomi Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Kelurahan
Gedung Johor Kota Medan. Jurnal Health Reproductive, 7(2), 3237.
Susanti
1
, Mira, & Estiwidani, Dwiana. (2018). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
status gizi balita di Kelurahan Bumijo Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta tahun
2017. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Wicaksono, Radityo Adhi, Tuasikal, Abdul Rahman Syam, & Indahwati, Nanik. (2021).
Hubungan Status Gizi dan Status Sosial Ekonomi terhadap Aktivitas Fisik Siswa
selama Pandemi Covid-19. Jurnal Education and Development, 9(2), 244248.
Copyright holder:
Tarisya Yasirah, Siti Aisyah Dalimunthe (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: