How to cite:
Aldrin Hutabarat (2024) Kampung Bahari Kampung Narkoba di Utara Jakarta, (06) 09,
E-ISSN:
2684-883X
KAMPUNG BAHARI KAMPUNG NARKOBA DI UTARA JAKARTA
Aldrin Hutabarat
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Indonesia
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi berbagai aspek peredaran narkoba di
Kampung Bahari Priok, Jakarta Utara. Penelitian ini berkonsentrasi pada karakteristik wilayah
tersebut, bagaimana jaringan pemasok, pengedar, dan pengguna narkoba disusun, dan
bagaimana upaya penegakan hukum yang telah dilakukan. Penelitian ini dilakukan secara
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan,
wawancara mendalam, dan studi dokumen. Selain itu, penelitian ini menggunakan teori
asosiasi diferensial, perubahan sosial, dan subkultur untuk memahami dinamika sosial yang
mendukung maraknya peredaran narkoba di daerah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Kampung Bahari Priok memiliki karakteristik yang membuatnya rentan terhadap
peredaran narkoba. Karakteristik tersebut termasuk kondisi sosial-ekonomi yang rendah,
urbanisasi yang cepat, dan penegakan hukum yang lemah. Kawasan ini memiliki jaringan
pemasok, pengedar, dan pengguna narkoba yang sangat kompleks, yang memiliki banyak
hubungan dan dukungan pemerintah. Meskipun banyak upaya penegakan hukum telah
dilakukan, masalah narkoba di Kampung Bahari masih sulit dihilangkan karena solidaritas
yang kuat di antara anggota jaringan dan peran subkultur narkoba yang mendorong perilaku
menyimpang. Menurut penelitian ini, untuk mengatasi masalah narkoba di Kampung Bahari
secara efektif, pendekatan multidisipliner dan partisipasi masyarakat lokal sangat penting.
Kata Kunci: Kampung Bahari Priok, Peredaran narkoba, Karakteristik kawasan rawan,
Penegakan Hukum
Abstract
The purpose of this study is to evaluate various aspects of drug trafficking in Kampung
Bahari Priok, North Jakarta. The study concentrates on the characteristics of the region, how
the network of drug suppliers, dealers, and users is structured, and how law enforcement
efforts have been made. This research was carried out qualitatively with a descriptive
approach. Data was collected through field observations, in-depth interviews, and document
studies. In addition, this study uses the theory of differential association, social change, and
subculture to understand the social dynamics that support the rampant drug trafficking in the
area. The results of the study show that Kampung Bahari Priok has characteristics that make
it vulnerable to drug trafficking. These characteristics include low socio-economic conditions,
rapid urbanization, and weak law enforcement. The region has a very complex network of
drug suppliers, dealers, and users, which has many government connections and support.
Although many law enforcement efforts have been made, the drug problem in Kampung
Bahari is still difficult to eliminate due to the strong solidarity among network members and
the role of drug subcultures that encourage deviant behavior. According to this study, to
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 09, September 2024
Kampung Bahari Kampung Narkoba di Utara Jakarta
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 6127
effectively address the drug problem in Kampung Bahari, a multidisciplinary approach and
local community participation are very important.
Keywords: Kampung Bahari Priok, Drug Trafficking, Characteristics of Vulnerable Areas,
Law Enforcement
PENDAHULUAN
Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia tidak bisa dilepaskan dari maraknya
peredaran narkotika. Berdasarkan data daerah rawan tahun 2019 (Nasional, 2019). DKI
Jakarta menempati urutan pertama dengan 117 daerah rawan narkotika. Sementara itu, dari
sisi pengungkapan kasus narkotika, DKI Jakarta menempati urutan ke-2 se-Indonesia dengan
5.885 pengungkapan kasus narkotika (Nasional, 2019). (Dari berbagai daerah rawan narkotika
di Jakarta, terdapat 32 daerah rawan di Jakarta Utara yang tersebar di 6 (enam) kecamatan.
(P2M, 2019) (Najla et al., 2024).
Kampung Bahari Priok, Jakarta Utara, telah lama dikenal sebagai salah satu wilayah
yang diselimuti oleh permasalahan narkoba. Sejarah terbentuknya kampung ini sebagai
"kampung narkoba" tidak terlepas dari berbagai faktor sosial, ekonomi, dan politik yang
melingkupinya. Kampung Bahari merupakan salah satu kawasan di Tanjung Priok, Jakarta
Utara yang dikenal sebagai pusat peredaran narkoba. Kawasan ini berada dekat dengan
pelabuhan Tanjung Priok, menjadikannya lokasi yang sangat strategis bagi para pengedar
narkoba untuk menjalankan aksinya. Karakteristik Kampung Bahari yang padat penduduk,
kumuh, dan kurangnya pengawasan keamanan menjadikan kawasan ini rawan terhadap
peredaran narkoba (Fatgehipon, 2023).
Kampung Bahari terletak di lokasi yang tepat, berdekatan dengan pelabuhan Tanjung
Priok yang menjadi gerbang masuk utama barang-barang impor ke Jakarta (Hutabarat, 2024).
Letaknya yang strategis ini menjadikannya tempat yang mudah diakses oleh berbagai pihak,
termasuk para pelaku kejahatan. Kampung Bahari memiliki kondisi lingkungan yang cukup
kompleks. Perkampungan padat penduduk, sempit, dan kumuh menjadikannya tempat yang
sulit untuk dijangkau oleh aparat keamanan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh para pelaku
kejahatan untuk bersembunyi dan melakukan aktivitas illegal. Bahwa Kampung Bahari
pertama kali disebutkan dalam berita Kompas pada tahun 1996. Namun, informasi tersebut
adalah tentang warga yang rumahnya digusur oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Informasi mengenai tindak pidana narkoba di Kampung Bahari baru muncul pada tanggal 8
November 2013, saat polisi menangkap pengedar ganja, JN (48) dan HR (31), merupakan
penduduk Kampung Bahari (Malik & Priyadi, 2022).
Berdasarkan laporan dari Polsek Tanjung Priok (2019), Struktur jaringan pemasok,
pengedar, dan pemakai narkoba di Kampung Bahari terbilang kompleks. Para pengedar
biasanya memanfaatkan jaringan pertemanan, kekerabatan, dan komunitas tertentu untuk
mendistribusikan barang haram tersebut. Mereka juga memanfaatkan keberadaan bandar-
bandar kecil yang tersebar di berbagai titik di Kampung Bahari untuk memperluas jangkauan
penjualan.
Namun, secara umum, tokoh-tokoh yang sering dikaitkan dengan peredaran narkoba di
wilayah seperti Kampung Bahari biasanya mencakup bandar narkoba tingkat lokal ataupun
tingkat regional/narsioanl, pengedar eceran dan besar, pelindung oknum aparat dan tokoh
masyarakat dan pecandu. Polres Metro Jakarta Utara Jnui 2024 melakukan penggrebekan di
Kampung Bahari. Pemimpin Polres Metro Jakarta Utara, Komisaris Besar Gidion Arif
Setyawan menyatakan bahwa saat ini pihaknya sedang tengah memetakan jaringan narkoba
Aldrin Hutabarat
6128 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
tersebut. Gidion kemudian mengungkap dahulu peredaran narkoba di Kampung Bahari adalah
Alex Bonpis, yang saat ini masih berada dalam penjara (Firdaus, 2014).
Struktur jaringan pemasok, pengedar, dan pemakai narkoba di Kampung Bahari
terbilang kompleks. Para pengedar biasanya memanfaatkan jaringan pertemanan, kekerabatan,
dan komunitas tertentu untuk mendistribusikan barang haram tersebut. Mereka juga
memanfaatkan keberadaan bandar-bandar kecil yang tersebar di berbagai titik di Kampung
Bahari untuk memperluas jangkauan penjualan
Kampung Muara Bahari, Memenuhi tujuh kriteria pokok, yakni: terdapat kasus tindak
pidana narkoba, tindak pidana dan kekerasan, adanya penjual atau pengedar, pemakai
narkoba, adanya bukti narkotika, sebagai pintu masuk, dan kurir narkoba. Sementara itu,
Kampung Muara Bahari juga memenuhi tiga kriteria pendukung, yakni banyaknya tempat
hiburan, angka kemiskinan tinggi, dan minimnya fasilitas umum. (P2M, 2019) (Rahmawati et
al., 2023).
Masalah narkoba di Kampung Bahari bukanlah masalah baru. Sejak lama, kampung ini
dikenal menjadi suatu lokasi utama distribusi narkoba di Jakarta. Faktor-faktor seperti
kemiskinan kurangnya pendidikan, dan lemahnya penegakan hukum menjadi penyebabnya.
Sebagai dampak dari globalisasi, perkembangan teknologi digital menyebabkan akses
informasi dan komunikasi semakin terbuka luas. Hal ini seolah membuat hilangnya batas
ruang dan waktu sehingga memudahkan orang untuk berkomunikasi, mencari informasi
dengan mudah dan cepat. Peng Wang dan Jingyi Wang mengatakan bahwa globalisasi dapat
memberi manfaat pada masyarakat dengan meningkatkan perekonomian global, mendorong
terjadinya revolusi informasi dan meningkatkan konektivitas dalam hubungan antar individu
(Mitchell, 2016).
Kejahatan narkotika berupa peredaran gelap dan juga penyalahgunaan memberi dampak
dan kerugian yang besar bagi negara. Hal ini dikarenakan penyalahgunaan narkotika dapat
memicu timbulnya kejahatan dalam bentuk lain seperti meningkatnya kriminalitas, masalah
kesehatan dan juga masalah sosial yang dapat timbul sebagai dampak dari penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkotika. Penyalahagunaan narkotika dapat mempengaruhi kondisi fisik
dan mental seseorang, yang akan berpengaruh pada perasaan, pikiran dan perilaku
penggunanya (Indragiri, 2017).
Dalam mengatasi kerawanan di Kampung Muara Bahari sejumlah intervensi berupa
pencegahan dan pemberantasan kejahatan narkotika sudah dilakukan oleh Badan Narkotika
Nasional dan juga aparat penegak hukum lainnya. Dengan berbagai intervensi yang sudah
dilakukan di Kampung Muara Bahari baik oleh Kepolisian, Badan Narkotika Nasional
(BNN), Pemerintah Kota dan juga pihak swasta, diharapkan masyarakat memiliki kekuatan
dan kemampuan dalam mengatasi kerentanan terhadap bahaya dan kejahatan narkotika.
Masyarakat dikawasan rawan dianggap memiliki ketahanan sosial yang baik apa bila mereka
mampu melindungi masyarakatnya, mau berinvestasi berketerampilan dalam jejaring sosial
dan terampil dalam menangani pertentangan serta perlakuan kasar yang terjadi di kawasan
tersebut.
Upaya aparat kepolisian untuk memberantas peredaran narkoba di Kampung Bahari
telah dilakukan secara intensif. Berbagai operasi penangkapan, penyitaan barang bukti, dan
penggerebekan sarang pengedar telah dilakukan. Namun, jaringan narkoba di kawasan ini
terbilang sulit diberantas karena kuatnya solidaritas antar anggota jaringan dan keterlibatan
beberapa oknum aparat. Selain upaya kepolisian, peran serta tokoh masyarakat Kampung
Bahari juga diperlukan untuk mengatasi permasalahan narkoba di kawasan ini. Beberapa
tokoh masyarakat telah melakukan berbagai inisiatif, seperti pembentukan pos keamanan
Kampung Bahari Kampung Narkoba di Utara Jakarta
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 6129
warga, sosialisasi bahaya narkoba, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Namun, upaya ini
masih belum optimal karena kurangnya dukungan dari pemerintah daerah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi kualitatif yang bertujuan untuk
menggali secara mendalam fenomena yang sedang diteliti. Pengumpulan data primer
dilakukan melalui beberapa metode, yaitu observasi langsung di lapangan, studi kepustakaan,
serta wawancara mendalam. Observasi dilakukan dengan cara mengamati situasi dan interaksi
yang terjadi secara langsung, sehingga peneliti dapat memahami konteks dan dinamika yang
ada di lapangan (Sugiyono & Lestari, 2021). Selain itu, studi kepustakaan berperan penting
dalam memberikan landasan teori yang relevan dan memperkaya pemahaman peneliti terkait
topik penelitian (Creswell, 2019). Wawancara mendalam digunakan untuk menggali
perspektif subjek secara lebih rinci dan personal, sehingga peneliti dapat memperoleh
informasi yang komprehensif dan mendalam tentang topik yang dibahas (Kusumastuti &
Khoiron, 2019)
Dengan menggunakan ketiga metode ini, peneliti diharapkan dapat mendapatkan data
yang kaya dan mendalam, yang kemudian dianalisis secara kualitatif untuk mengungkap
makna dari fenomena yang diteliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kakteristik Kampung Bahari yaitu sebuah kampung kumuh di Kawasan Jakarta Utara.
Kawasa sebuah kawasan di Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang memiliki sejarah yang cukup
kompleks. Kampung Bahari terkenal dengan sejarahnya yang beragam, mulai dari masa awal
pendiriannya hingga menjadi pusat perhatian karena masalah peredaran narkoba di beberapa
lapaknya.
Kampung Bahari memiliki asal usul yang terkait dengan sejarah pelabuhan Tanjung
Priok. Kampung ini awalnya mungkin didirikan sebagai pemukiman nelayan atau pekerja
pelabuhan. Seiring dengan perkembangan pelabuhan, Kampung Bahari tumbuh menjadi
kawasan yang beragam dengan aktivitas perdagangan dan kehidupan masyarakat yang
dinamis.
Kampung Bahari kemudian berkembang menjadi pusat kegiatan perdagangan dengan
berbagai lapak yang menjual berbagai barang dagangan, mulai dari makanan, pakaian, hingga
barang-barang keperluan sehari-hari. Aktivitas perdagangan ini menjadikan Kampung Bahari
sebagai salah satu kawasan yang ramai dengan aktivitas ekonomi.
Fenomena peredaran narkoba di Kampung Bahari Priok telah menjadi perhatian serius.
Untuk memahami kompleksitas masalah ini, diperlukan pendekatan multidisiplin yang
mengintegrasikan berbagai teori sosial. Teori perubahan sosial membantu kita memahami
bagaimana kondisi sosial yang dinamis di Kampung Bahari berkontribusi pada munculnya
dan berlanjutnya masalah narkoba (Ariyani & Nurcahyono, 2014; Suryono, 2019). Perubahan
sosial yang cepat, seperti urbanisasi, industrialisasi, dan modernisasi, seringkali memicu
disintegrasi sosial dan menciptakan kondisi yang rentan terhadap deviasi sosial seperti
penggunaan narkoba. Bahwa perubahan cepat di Kampung Bahari, seperti pergeseran mata
pencaharian dan urbanisasi, dapat memicu disintegrasi sosial, melemahkan ikatan sosial, dan
menciptakan kekosongan nilai yang dapat diisi oleh subkultur narkoba. Ketimpangan sosial
ekonomi yang tinggi di Kampung Bahari dapat menciptakan perasaan ketidakadilan dan
frustrasi, mendorong individu untuk mencari pelarian melalui penggunaan narkoba.
Untuk menjelaskan bagaimana kelompok-kelompok tertentu, dalam hal ini pengguna
narkoba di Kampung Bahari, mengembangkan nilai, norma, dan perilaku yang berbeda dari
Aldrin Hutabarat
6130 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
masyarakat mainstream, maka dapat dilihat dari teori Subkultur. Bahwa subkultur narkoba
dapat memberikan rasa identitas dan belongingness bagi anggotanya, sehingga memperkuat
perilaku penggunaan narkoba. Subkultur narkoba di Kampung Bahari mungkin memiliki
nilai-nilai yang berbeda, seperti keberanian, kesetiaan terhadap kelompok, dan penerimaan
terhadap penggunaan narkoba. Bahwa penggunaan narkoba dapat menjadi bagian dari ritual
dan simbol identitas kelompok, memperkuat ikatan sosial di antara anggota subkultur.
Bahwa perilaku menyimpang, termasuk penggunaan narkoba, dipelajari melalui
interaksi dengan orang lain (Hisyam et al., 2024). Individu yang sering berinteraksi dengan
orang-orang yang menggunakan narkoba lebih cenderung untuk melakukan hal yang sama.
Semakin sering seseorang berinteraksi dengan pengguna narkoba, semakin besar
kemungkinan mereka untuk terlibat dalam penggunaan narkoba. Sehingga durasi atau lama
waktu interaksi dengan pengguna narkoba juga mempengaruhi tingkat keterlibatan seseorang
dalam penggunaan narkoba. Semakin intens hubungan seseorang dengan pengguna narkoba,
semakin besar pengaruhnya terhadap perilaku mereka.
KESIMPULAN
Fenomena peredaran narkoba di Kampung Bahari merupakan masalah kompleks yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, dan ekonomi. Dengan menggabungkan
berbagai teori, penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang
akar masalah dan memberikan rekomendasi kebijakan yang lebih efektif untuk mengatasi
masalah ini.
BIBLIOGRAFI
Ariyani, N. I., & Nurcahyono, O. (2014). Digitalisasi pasar tradisional: Perspektif teori
perubahan sosial. Jurnal Analisa Sosiologi, 3(1), 112.
Creswell, J. W. (2019). Research design: Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif dan
campuran.
Fatgehipon, A. H. (2023). Sejarah Polri dan Citra Polisi di Indonesia Selepas Reformasi.
Uwais Inspirasi Indonesia.
Firdaus, M. A. (2014). Melacak Peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di
Jayapura. Jurnal Diskursus Islam, 2(1), 134.
Hisyam, C. J., Aisyah, A., Tanur, D., Lestari, D., Razita, M. N., & Aufa, N. D. N. (2024).
Teori Belajar Sosial Sebagai Kerangka Analisis Motif Penggunaan Narkotika.
JISPENDIORA Jurnal Ilmu Sosial Pendidikan Dan Humaniora, 3(1), 115.
Hutabarat, B. J. P. A. M. P. (2024). Riset Studi Budaya Kampung Ambon di Jakarta terhadap
Narkoba. Innovative: Journal Of Social Science Research, 4(3), 1377113783.
Indragiri, A. R. (2017). Psikologi Kaum Muda Pengguna Narkoba. Jakarta: Salemba
Humanika.
Kusumastuti, A., & Khoiron, A. M. (2019). Metode penelitian kualitatif. Lembaga Pendidikan
Sukarno Pressindo (LPSP).
Malik, A., & Priyadi, D. (2022). Konstruksi Pemberitaan Media Online Tentang Kasus
Penembakan Enam Anggota Laskar Front Pembela Islam. Jurnal Inovasi Dan
Kreativitas (JIKa), 2(1), 3948.
Mitchell, J. N. (2016). Transnational Organised Crime in Indonesia: The Need for
International Cooperation. Brawijaya Law Journal, 3(2), 176199.
Najla, D. H. M. L., Ramadhan, G., Alawiyah, F., Aprilia, A. D., & Aisyah, S. (2024).
Implementasi Kebijakan Khusus oleh Polres Metro Jakarta Utara dan BNN Jakarta
Kampung Bahari Kampung Narkoba di Utara Jakarta
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 6131
Utara terhadap Kampung Muara Bahari: Indonesia. Innovative: Journal Of Social
Science Research, 4(4), 13311343.
Nasional, B. N. (2019). Indonesia drugs report 2019. Jakarta: Badan Narkotika Nasional.
Rahmawati, F. D., Hanita, M., & Iskandar, A. (2023). Ketahanan Sosial Masyarakat di
Kawasan Rawan Narkotika: Studi Kasus di Kampung Muara Bahari Tanjung Priok
Jakarta Utara. Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, 4(1), 7.
Sugiyono, S., & Lestari, P. (2021). Metode penelitian komunikasi (Kuantitatif, kualitatif, dan
cara mudah menulis artikel pada jurnal internasional). Alvabeta Bandung, CV.
Suryono, A. (2019). Teori dan strategi perubahan sosial. Bumi Aksara.
Copyright holder:
Aldrin Hutabarat (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: