Syntax Idea : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
����� e-ISSN :
����� Vol. 1, No. 1 Mei 2019
HUBUNGAN
ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT PADA BALITA DI DESA KEJIWAN
KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN CIREBON TAHUN 2010
Ika Choirin Nisa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Cirebon
Email: i[email protected]
Abstrak
Diare ialah penyakit yang perlu diwaspadai pada balita. Diare ialah salah satu penyebab adanya kematian dan sakit pada anak di Negara
berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya diare adalah pengetahuan ibu. Tujuan umum
penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan
kejadian diare akut pada balita di desa Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten
Cirebon Tahun 2010. Manfaat praktis diajukan bagi desa sedangkan manfaat
teoritis untuk menambah pengalaman, pengetahuan dalam penelitian, sebagai bahan pustaka dan dokumentasi. Jenis
penelitian ini menggunakan� metode
analitik cross
sectional. Penelitian ini dilakukan di Desa Kejiwan Kecamatan
Susukan Kabupaten Cirebon. Populasi berjumlah 420 orang, dengan menggunakan
teknik random sampling dan dengan jumlah sample berjumlah 81 responden, yaitu
ibu-ibu yang memiliki balita umur 0-5 tahun. Penelitian ini di selenggarakan pada tanggal 7 Agustus sampai dengan� 14 Agustus 2010. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square
dengan mengunakan program SPSS. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pengetahuan ibu berkategori baik 45,7% (37 orang), cukup 49,4%
(40 orang) dan kurang 4,9% (4 orang). Sedangkan angka kejadian diare pada
balita 58% (47 orang) pernah menderita diare akut dan 42 % (34 orang) tidak
pernah menderita diare akut. Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan
kejadian diare akut pada balita dengan nilai P value = 0,001 (P<0,05).
Berdasarkan hasil penelitian ini perlu diadakan peningkatan pengetahuan ibu
tentang kejadian diare akut pada balita.
Kata Kunci: Pengetahuan ibu, Diare akut balita
Pendahuluan
Buah hati adalah aset masa depan yang akan melanjutkan
pembangunan di suatu negara. Masa perkembangan paling cepat setiap kehidupan terjadi pada saat balita. Masa
balita yaitu masa yang paling rentan terkena penyakit. Terjadinya gangguan kesehatan pada
masa tersebut dapat
berakibat negatif bagi pertumbuhan anak seumur hidupnya.(1) Penyakit
yang masih perlu diwaspadai pada balita salah satunya adalah diare.(2)
Diare ialah salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di Indonesia. Dalam
berbagai hasil Survei kesehatan Rumah Tangga, diare
menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 pada tingkat kematian yang terjadi pada bayi di Indonesia. Sebagian besar diare akut diakibatkan oleh infeksi. Berbagai dampak terjadi
karena infeksi pada saluran cerna diantarnya dari pengeluaran toksin yang dapat mengakibatkan gangguan sekresi
dan reabsorpsi cairan dan elektrolit akibat dehidrasi, gangguan
keseimbangan elektrolit dan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi sel epitel, penetrasi kelamina propria serta kerusakan mikrovili dapat memunculkan keadaan maldiges
dan malabsorpsi. Apabila �tidak
memiliki pelayanan yang kuat dan akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.(3)
Pengetahuan
kesehatan dapat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan dan
selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator
kesehatan masyarakat, begitupun juga dengan pengetahuan orang tua yang kurang
akan cenderung menghasilkan perilaku yang buruk terhadap perilaku kesehatan anaknya,
begitupun dengan sebaliknya.(4) Seseorang yang memiliki tingkat
pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih luas
dibandingkan orang yang berpendidikan rendah. Jika pendidikan ibu
meningkat, maka
pengetahuan praktik dan usaha kesehatan bertambah baik pengetahuan dan akan membuat ibu berpikir
dan berusaha supaya anaknya tidak terkena penyakit.(5)
Angka diare
pada anak di dunia mencapai 1 miliar disetiap tahunnya, dengan angka kematian sekitar 5
juta jiwa. Statistik di Amerika mencatat tiap tahun terdapat 20-35 juta kasus
diare dan 16,5 juta diantaranya ialah balita. Angka
kematian balita di negara berkembang akibat diare ini sekitar 3,2 juta disetiap tahun, statistik menampilkan bahwa setiap tahun diare menyerang 50 juta penduduk
Indonesia, dua pertiganya merupakan balita sampai angka kematian sekitar
600.000 jiwa.(3) Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, dan
diantaranya peningkatan pengetahuan tentang diare, baik mengenai masalah
ataupun penanganannya.(6)
Departemen kesehatan
Republik Indonesia menyatakan bahwa tingkat kematian balita di Indonesia tergolong tinggi jika disandingkan dengan negara-negara anggota Assosiation
South East Asia Nation (ASEAN). Penyebab utama kesakitan dan
kematian pada balita di negara berkembang
adalah diare. Hingga kini diare tetap
sebagai child
killer pertama di Indonesia.(7)
Angka kejadian
diare di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2009 sebanyak 87.660 orang diantaranya
adalah balita.(8) Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon angka
kematian balita pada tahun 2008 sebanyak 336 orang, 29,4% meninggal yang disebabkan oleh diare, dan pada tahun 2009 sebanyak 329
orang, 29% meninggal karena diare.(9) Data dari Puskesmas Susukan
angka kematian balita pada tahun 2009 sebanyak 3 orang, 1 orang diantaranya
meninggal karena diare. Dari data yang telah didapat dari Puskesmas Susukan, pada tahun 2009 presentasi cakupan diare 31% dan angka kematian diare yang
tercatat di Puskesmas Susukan sebanyak 321 balita yang terkena diare,
diantaranya 9,9% Desa Susukan, 15,04% Desa Bojong Kulon, 12,14% Desa
Kedongdong, 12,77% Desa Gintung, 11,5% Desa Wiyong, 11,18% Desa Tangkil dan
27,47% Desa Kejiwan dengan 1 orang balita meninggal yang disebabkan oleh diare. Desa Kejiwan merupakan Desa yang lebih dominan terkena diare dibandingkan dengan desa-desa lainnya.(10)
Mengetahui
Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Diare Akut Pada Balita Di Desa
Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon Tahun 2010.
Metode Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan merupakan penelitian
analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian Analitik
ialah penelitian yang menggeluti bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu
bisa terjadi.(5) Cross
Sectional ialah jenis
penelitian yang sangat mendisiplinkan tentang waktu pengukuran/observasi data varibel
independen� dan dependen hanya satu kali
pada satu saat. (19)
Variabel independennya ialah pengetahuan dan variabel dependennya adalah kejadian diare akut pada
balita. populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak balita
yang tinggal di Desa Kejiwan Kecamatan Susukan yang berjumlah 420 orang.
Hasil dan Pembahasan
Setelah data terkumpul dan ditabulasi
kemudian di masukkan dalam bentuk tabel sederhana untuk distribusi pengetahuan
ibu dengan kejadian diare akut dalam bentuk tabel silang.
1. Pengetahuan Ibu Tentang Kejadian
Diare Akut Pada Balita di Desa Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon
Tahun 2010
Berdasarkan
hasil penelitian, maka diperoleh pengetahuan ibu tentang kejadian diare akut
pada balita di Desa kejiwan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1 Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang
Kejadian Diare Akut Pada Balita di Desa Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten
Cirebon Tahun 2010
Tingkat Pengetahuan |
Frekuensi |
%
(Persen) |
Baik |
37 |
45,7 |
Cukup |
40 |
49,4 |
Kurang |
4 |
4,9 |
Jumlah |
81 |
100 |
Dari
tabel di atas tampak bahwa dari 81 responden yang mempunyai pengetahuan yang
Baik 37 orang (45,7%), Cukup 40 orang (49,4%) dan Kurang 4 orang (4,9%).
2. Kejadian Diare Akut Pada Balita di
Desa Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon Tahun 2010
Berdasarkan
hasil penelitian, maka diperoleh kejadian diare akut pada balita di Desa
Kejiwan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2 Distribusi Kejadian Diare Akut Pada
Balita di Desa Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon Tahun 2010
Kejadian Diare Akut |
Frekuensi |
% (persen) |
Pernah |
47 |
58 |
Tidak pernah |
34 |
42 |
Jumlah |
81 |
100 |
Dari
tabel diatas tampak bahwa dari 81 responden terdapat yang pernah mengalami
diare akut sebanyak 47 orang (58%), sedangkan yang tidak pernah mengalami diare
akut 34 orang (42%).
3. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu
Dengan Kejadian Diare Akut Pada Balita di Desa Kejiwan Kecamatan Susukan
Kabupaten Cirebon Tahun 2010
Hubungan
Antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada balita di Desa Kejiwan,
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu
Dengan Kejadian Diare Akut Pada Balita di Desa Kejiwan Kecamatan Susukan
Kabupaten Cirebon Tahun 2010
Tingkat Pengetahuan |
�������������� Kajadian |
Diare
Akut |
Jumlah |
P value |
|
Pernah���������� % |
Tidak
Pernah������� % |
|
|
Baik |
�� 13��������
(35,1%) |
����� 24������������� (64,9%) |
37 |
|
Cukup |
�� 30��������
( 75%� ) |
����� 10������������� ( 25%� ) |
40 |
0,001 |
Kurang |
��� 4���������
(100%) |
������ 0�������������� (�� 0 % ) |
4 |
|
Jumlah |
�� 47 |
����� 34 |
|
|
Berdasarkan
data di atas responden yang memiliki pengetahuan cukup dan pernah menderita
diare akut yaitu sebanyak 30 responden (75%), sedangkan responden yang memiliki
pengetahuan baik dan tidak pernah mengalami diare akut yaitu sebanyak 24
responden (64,9%).
Dari
hasil yang diperoleh dengan uji statistik Chi-Square
menggunakan SPSS nilai P value = 0,001 sehingga P < 0,05 Ho
ditolak artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut
pada balita.
4. Gambaran
Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Diare Akut Pada Anak Balita Di Desa Kejiwan
Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon Tahun 2010
Hasil penelitian yang dilakukan
terhadap 81 orang ibu-ibu yang memiliki anak balita yang berada di Desa Kejiwan
Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon 40 orang (49,4 %) memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup, sedangkan 37 orang (49,4 %) memiliki tingkat
pengetahuan yang baik, dan 4 orang (4,9 %) memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang. Rata-rata
ibu-ibu tersebut telah pernah mendapatkan informasi dari posyandu melalui
kegiatan penyuluhan oleh para kader tentang diare tersebut. Hasil penelitian
ini menunjukan pengetahuan responden kebanyakan berpengetahuan cukup.
Masih banyaknya pengetahuan ibu yang kurang terhadap penyakit diare pada balita
yang disebabkan karena responden hanya sekedar tahu dan belum memahami, mengaplikasikan,
menganalisa, mensintesis dan mengevaluasi terhadap suatu materi yang berhubungan dengan penyakit diare ini.(22)
Selain itu tingkat pengetahuan ini juga
dipengaruhi oleh multifaktor misalnya tingkat
pendidikan, peran penyuluh kesehatan, akses informasi yang tersedia serta kemauan untuk menggali informasi dari berbagai media. Mayoritas
responden hanya tamatan SD. Sehingga dimaklumi kalau tingkat pengetahuan yang
mereka miliki masih minim.(5)
Pendidikan orang tua, terutama ibu ialah salah satu kunci perubahan sosial budaya.
Pendidikan yang relatif tinggi akan memiliki praktek yang lebih baik terhadap
pemeliharaan kesehatan keluarga terutama anak balita.(6)
Lingkungan di Desa Kejiwan� mempunyai distribusi
sosio geografis yang tidak merata, sehingga mengakibatkan ada suatu
wilayah lebih terbelakang dibanding wilayah lainnya. Hal ini mengakibatkan wilayah yang terkebelakang tersebut memiliki
akses yang sangat minim untuk memperoleh informasi di bidang kesehatan. Selain
itu rendahnya pengetahuan juga disebabkan minimnya pelayanan kesehatan yang
tersedia.
Desa Kejiwan hanya memiliki satu puskesmas
pembantu, yang terdiri dari bidan dan para perawat saja, ditunjang dengan enam
buah posyandu yang melayani ibu dan balita di wilayah ini. Sehingga tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan informasi kesehatan masyarakat di daerah ini
oleh karena minimnya tenaga penyuluh dan keterampilan yang mereka miliki.
Berkaitan dengan hal tersebut perlu adanya
usaha untuk meningkatnya pengetahuan
ibu-ibu yang memiliki balita yaitu dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan
kesehatan terutama tentang diare akut, sehingga dapat mengurangi angka kejadian
diare akut di desa Kejiwan.
5. Gambaran
Kejadian Diare akut pada anak balita di Desa Kejiwan Kecamatan Susukan
Kabupaten Cirebon Tahun 2010
Hasil penelitian yang diselenggarakan terhadap 81 orang ibu-ibu yang memiliki anak
balita yang berada di Desa Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon
diketahui bahwa 47 orang� (58 %) anak
balitanya pernah menderita diare akut dalam satu tahun terkhir ini dan 34 orang
(42 %) diantaranya anak balitanya tidak menderita diare akut dalam satu tahun
terkhir ini.
Masih banyak kasus diare pada balita ini
ditinjau dari distribusi umur balita pada penelitian dari 47 balita yang
terkena diare, yakni sebesar 59,5 % balita masih berusia kurang dari 2 tahun.
Hasil penelitian ini menampilkan pengetahuan
kejadian diare akut lebih sering terjadi pada balita umur kurang dari 2
tahun.Kejadian diare akan sering terjadi pada umur anak 12-24 bulan dan
beresiko 2-3 kali lebih besar untuk terjadinya diare dibanding anak 25-59
bulan.(22)
Pada masa dua tahun pertama kehidupan balita
mudah terinfeksi bakteri misalnya pada proses pengenalan makanan yang terpapar
bakteri tinja, kontak langsung dengan tinja manusia atau binatang pada saat
bayi merangkak.(18) Selain itu karena masih tingginya perilaku hidup
yang tidak sehat, rendahnya sanitasi lingkungan, kurangnya pengetahuan tentang
pencegahan diare oleh ibu-ibu serta semakin terperosoknya perekonomian rakyat,
sehingga pemanfaatan pelayanan kesehatan dan usaha pencegahan terhadap penyakit
semakin berkurang.(5)
Kejadian diare pada anak balita tersebut
umumnya berlangsung kurang dari satu minggu dan tidak sampai menderita
dehidrasi. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengolahan data kuesioner, pada
pertanyaan untuk kejadian diare akut.
Berkaitannya dengan hal tersebut perlu adanya
perbaikan keadaan lingkungan, seperti penyedian sumber air yang bersih,
penggunaan jamban, pembuangan sampah pada tempatnya, sanitasi perumahan,
penyediaan tempat pembuangan air limbah yang layak dan perbaikan perilaku ibu
terhadap balita seperti memperbaiki cara menyapih, kebiasaan mencuci
tangansebelum dan sesudah beraktivitas.
6. Hubungan
Pengetahuan Ibu Terhadap Kejadian Diare Akut Pada Balita Di Desa Kejiwan
Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon Tahun 2010
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa angka
kejadian diare pada tingkat pengetahuan ibu cukup sebesar 30 orang (75%),
sedangkan pada tingkat pengetahuan baik sebesar 13 orang (35,1%) dan pada
tingkat pengetahuan kurang 4 orang (100%). Hal ini menggambarkan bahwa semakin
kurang pengetahuan seorang ibu maka akan semakin besar resiko anak balitanya
terkena diare.
Hasil uji statistik menggunakan SPSS bahwa
antara pengetahuan ibu dan kejadian diare pada anak balita terdapat hubungan,
terlihat dari nilai P value = 0,001.
Pengetahuan ibu sebagai faktor utama yang menyebabkan terjadinya diare pada anak
balita. Jadi untuk memutus rantai penularan diare ini diperlukan upaya-upaya
peningkatan pengetahuan ibu secara lebih berkala oleh petugas kesehatan dan
kader posyandu, bisa langsung
mempraktikan dengan alat peraga dan gambar.(22)
Pengetahuan sebagai parameter keadaan sosial
sangat menentukan kesehatan masyarakat. Masyarakat dapat terhindar dari
penyakit asalkan pengetahuan tentang kesehatan dapat ditingkatkan, sehingga
perilaku dan keadaan lingkungan sosialnya menjadi sehat.(6)
Pada balita yang belum dapat menjaga
kebersihan dan menyiapkan makanan sendiri, kualitas makanan dan minuman
tergantung pada ibu sebagai pengasuh utama. Perilaku ibu dalam menjaga
kebersihan dan mengolah makanan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang
cara pengolahan dan penyiapan makanan yang sehat dan bersih.(18) Sehingga
dengan pengetahuan ibu yang baik diharapkan dapat mengurangi angka kejadian
diare pada anak balitanya.
7. �Uji
Hipotesis
a. Hipotesis
�Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan
kejadian diare akut pada balita di Desa Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten
Cirebon Tahun 2010�
b. Hal yang mendukung
Hasil statistik P value = 0,001
c. Hal yang tidak mendukung
Tidak ada
d. Kesimpulan
Hipotesis diterima
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pengetahuan ibu yang mempunyai anak balita terhadap kejadian
diare akut pada anak balita di Desa Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon
berada dalam kategori Cukup� 40 orang
(49,4%).
2. Kejadian diare pada balita di Desa
Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon sebanyak 47 orang (58 %) dari total
sampel.
3. Ada keterkaitan antara pengetahuan ibu terhadap
kejadian diare akut pada anak balita di Desa Kejiwan, dilihat dari uji
statistik Chi-square menggunakan SPSS
didapatkan nilai P value 0,001.
4. Semakin minim pengetahuan seorang ibu maka akan
semakin besar dampak anak balitanya terkena diare akut.
BIBLIOGRAFI
1. Adzania M. Merawat Balita Itu Mudah. Bandung : Nexx Media, 2004:34
2. Anies. Mewaspadai penyakit lingkungan. Jakarta : Elex Media Komputindo.
2005 (www.google.com) Diakses tanggal 10 April 2010.
3. Kandun N. Upaya Pencegahan Diare Ditinjau Dari Aspek Kesehatan Masyarakat.
2003:29, 37 (http://Document%20and%20settings/USER/my20%Documents20%diare-akut-pada-anak.htm ) Diakses tanggal 11 April 2010.
4. Subijanto MS, Ranuh R, Djapri Lm,
Soeparto P. Managemen Diare Pada Bayi Dan
Anak. www.google.com �Diakses tanggal 11 April 2010.
5. Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Rineka Cipta, 2007
6. .�������������������������� Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2007.
7. Suharyono. Diare Akut Klinik dan Laboratorik. Cet.2. Jakarta : Rineka Cipta,
2008 :1-2, 82-86
8. Andrianto P. Penatalaksanaan dan Pencegahan Diare Akut. Edisi.2. Jakarta EGC,
2000 :1-2, 29-33.
9. Departemen Kesehatan Jawa Barat.
2009. http://bank.data.depkes.go.id Diakses tanggal 11 April 2010.
10. Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
Laporan Tahunan, 2008-2009
11. UPTD Puskesmas Susukan. Laporan
Tahunan, 2008-2009
12. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
13. Wilson (2008). Pengertian Pengetahuan. http://Documents%20tingkat%20pengetahuan%20Network.htm �Diakses tanggal 11April 2010.
14. Sekaran.
(2006). Metode Penelitian Survey.
http//:.indonesia.usaid.gov.
15. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta, 2006
16. Diare Akut. 2006. www.google.com Diakses tanggal 10 April 2010.
17. Asnil , Noerasid H. Gastroenterologi Anak Praktis. Jakarta :
FKUI, 2003. 23-25, 30-32
18. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R.
Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2.
Media Aesculapius FKUI 2000. 470, 472-74
19. Direktorat Jendral Pemberantasan
Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Buku Ajar Diare. Jakarta : Depkes RI, 2001. 53-56 http://document%20pengetahuan%20tentang%20diare%20akut.htm Diakses tanggal 05 Mei 2010
20. Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Surabaya : Selemba Medika, 2008
21. Hidayat, AAA. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta :
Selemba Medika, 2007
22. Ayandi. Biostatistik, 2009
Kumpulan KTI. www.goole.com �(diakses pada tanggal 20 Agustus 2010)