Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853�
e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 2, No. 8, Agustus 2020
MANAJEMEN SDM DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU DAN KUALITAS PELAYANAN DI
RIDWAN INSTITUTE CIREBON
Azizah Indriyani
Universitas Muhadi
Setiabudi (UMUS), Brebes
Email: [email protected]
Abstrak
Pembangunan akan menjadi program semua bangsa. Guna mewujudkan
pembangunan dibutuhkan kekuatan salah satunya Sumber Daya Manusia (SDM). SDM
merupakan modal dasar pembangunan yang terdiri atas dimensi kuantitatif yaitu
jumlah dan struktur penduduk, serta dimensi kualitatif yaitu mutu hidup
penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stategi dalam manajemen SDM
dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan di Ridwan Institute
Cirebon. Metode yang digunakan dalam penellitian ini adalah penelitian lapangan
(field research). Penelitian lapangan (field research) adalah pengamatan
langsung ke obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan. Dalam
penelitian ini peneliti melakukan pengamatan langsung di Ridwan Institute,
Greenland Sendang Residen H 01 Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Penelitian
ini berupaya mengumpulkan fakta yang ada dan berfokus pada usaha mengungkap
tentang pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan sebagai upaya
meningkatkan mutu pelayanan terhadap client di Ridwan Institute Cirebon. Sumber
data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Adapun Teknik
Pengumpulan data menggunakan wawancara-dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan Semakin tinggi tingkat produktivitas
karyawan, maka akan semakin meningkatkan kinerja serta pelayanan yang
diberikan. Hal ini berakibat pada kepuasan nasabah, sehingga semakin banyak
client yang tertarik untuk melakukan publikasi karya ilmiah dengan baik.
Kata kunci: Manajemen
SDM; Kualitas Pelayanan
Pendahuluan
Pembangunan akan menjadi program semua bangsa. Guna
mewujudkan pembangunan dibutuhkan kekuatan salah satunya Sumber Daya Manusia
(SDM). Dalam era pembangunan jangka panjang nasional masalah sumber daya
manusia (SDM) merupakan masalah yang sentris dan menjadi tanggung jawabsemua
lembaga (Saridawati, 2020). SDM merupakan modal dasar pembangunan yang terdiri
atas dimensi kuantitatif yaitu jumlah dan struktur penduduk, serta dimensi
kualitatif yaitu mutu hidup penduduk. Disatu sisi Sumber Daya Manusia sebagai
kunci keberhasilan pembangunan baik berskala besar maupun kecil pasti
membutuhkan Sumber Daya Manusia yang kompeten diberbagai bidang. Indikator
negara tersebut maju salah satunya apabila tingkat pendidikan masyarakat
tinggi, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi tingkat
kesejahteraan masyarakat. selain faktor Pendidikan Kesehatan masyarakat pun
menjadi faktor penting dalam pembanguanan. Ada korelasi antara ketiganya.
semakin tinggi tingkat kesehatan penduduk seperti misalnya tercermin dalam
tingginya usia harapan hidup, serta semakin tinggi pendapatan penduduk dan
semakin merata pendistribusiannya. Hal ini saling berkaitan, semakin tinggi tingkat
pendapatan suatu keluarga, semakin mampu pula keluarga tersebut meningkatkan
pendidikan anggota keluarganya serta menjaga kesehatannya. Disamping itu,
dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan kesehatan, semakin tinggi pula
produktifitas dan kemampuan untuk meningkatkan pendapatan.
Bangsa yang mandiri adalah bangsa yang mampu mengantarkan
masyarakatnya dalam kondisi layak, sejajar dan sederajat dengan bangsa lain.
Perlu adanya Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mewujudkan pembangunan.
Manajemen yang baik akan mengatur setiap individu untuk memiliki berbagai
kemampuan. Oleh karena itu pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) diarahkan pada
tiga hal:
1.� Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap
warga dikembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan
kepentingan umum.
2.� Pembangunan kesejahteraan rakyat harus
senantiasa memperhatikan bahwa setiap warga Negara berhak atas taraf
kesejahteraan yang layak serta berkewajiban ikut serta dalam upaya mewujudkan
kemakmuran masyarakat.
3.� Pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan iptek
dalam penyelenggaraan pembangunan harus dapat meningkatkan kesejahteraan dan
nilai tambah bagi masyarakat.
Dengan demikian betapa pentingnya kualitas sumber daya
manusia, baik secara tenaga penggerak atau pelaku pembangunan maupun sebagai
tujuan dan sasaran pembangunan nasional. Sumber daya manusia merupakan
satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan,
pengetahuan, dorongan, daya, dan karya (rasio, rasa, dan karsa) (Sutrisno, 2009).
Kualitas sumber daya manusia pada dasarnya berkenaan dengan
keahlian, kemampuan dan ketrampilan kerja seseorang melakukan berbagai kegiatan
untuk menghasilkan barang dan jasa yang ikut serta menentukan kualitas
hidupnya. Jadi kalau kita berbicara soal pengembangan kualitas sumber daya
manusia berarti usaha peningkatan keahlian, kemampuan dan keterampilan kerja
seseorang. Secara garis besarnya, bagi tenaga yang berada pada tingkat
bawah/operasional menyangkut masalah kualitas teknis operasionalnya, yang
tingkat menengah menyangkut kualitas teknis operasional, supervisory dan
manajerialnya, dan yang bekerja pada tingkat yang tinggi menyangkut kualitas
manajerial dan komunikasinya (Ruhana, 2012).
Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dengan kualitas yang
tinggi menjadi tuntutan bagi setiap organisasi agar mampu mencapai tujuan yang
ditetapkan. Banyak aspek yang dapat berpengaruh dalam mencapai SDM yang unggul
tersebut, yaitu aspek individu, aspek kelompok dan aspek sistem organisasi.
Aspek individu yang dapat meningkatkan kualitas SDM dan berdampak pada kinerja
adalah kemampuan individu, kepuasan kerja dan komitmen organisasional (Robbins, Judge, & Sanghi, 2007).
Bernardin (2007), mengemukakan indikator pengukuran kinerja
adalah kuantitas kerja, kualitas kerja, waktu kerja dan kerja sama dengan teman
sekerja. Kinerja berkaitan dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Bagi
karyawan yang berkinerja tinggi akan mampu memberikan pelayanan prima (Bernardin, 2007).
Salah satu indikator pelayanan prima adalah dimana semua SDM
yang ada fast respon terhadap client terutama pada era globalisasi ini. Dimana
perusahaan dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat, baik perusahaan
manufaktur maupun perusahaan jasa. Client adalah asset yang harus dijaga. CV.
Syntax Corporation Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa.
Jelas penting baginya dalam membangun kepercayaan (trust) dengan client.
Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh perusahaan diantaranya diadakannya
berbagai pelatihan, pengawasan sampai peningkatan kualifikasi akademik mulai
dari S1, S2 sampai S3.
Semua SDM yang ada di perusahaan hendaknya meningkatkan mutu
dirinya sendiri dengan mengikuti semua program perusahaan. Tujuan dari
peningkatan mutu dan kualifikasi pendidikan ini tidak lain akan dirasakan oleh
clinet. Mutu yang baik dari SDM di perusahaan tidak lain tercipta jika ada
adanya Kerjasama dari pimpinan dan seluruh SDM yang ada.
Untuk itu dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang
manajemen SDM dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan di Ridwan
Institute Cirebon.
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
1.
Pengertian Manajemen Sumber
Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah pendekatan
strategis dengan cara-cara terbaik dan pro aktif dalam mengelola sumber daya
organisasi (Rozarie & Indonesia, 2017). Manajemen sumber daya
manusia harus dipandang sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk
mengelola orang secara efektif dan untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang
perilaku manusia dan kemampuan mengelolanya (Barus, 2017).
Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu
bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Karena sumber daya manusia
dianggap semakin penting peranannya dalam pencapaian tujuan, maka berbagai
pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang sumber daya manusia (SDM)
dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang disebut dengan manajemen sumber
daya manusia.
Menurut Malayu Hasibuan �Manajemen Sumber Daya
Manusia� adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun
kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan (Malayu, 2017).
Manajemen sumber daya manusia (human resources
management) adalah suatu kegiatan pengelolaan yang meliputi pendayagunaan,
pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa bagi manusia sebagai individu
anggota organisasi atau perusahaan bisnis.
Menurut (Simamora, 2006), manajemen
sumber daya manusia adalah hal-hal berkaitan dengan pembinaan, penggunaan dan
perlindungan sumber daya manusia. Tugas manajemen sumber daya manusia adalah
mengelola unsur-unsur manusia dengan segala potensi yang dimiliki sehingga
dapat diperoleh sumber daya manusia yang dapat mencapai tujuan organisasi.
Berkaitan dengan konsep manajemen sumber daya manusia
maka fokus utamanya adalah memberikan kontribusi pada suksesnya organisasi oleh
karena itu untuk meningkatkan kinerja organisasi maka dukungan dari aktivitas
manajemen sumber daya manusia sangatlah penting dimana aktivitas tersebut
merupakan fungsi operasional manajemen sumber daya manusia (Rozarie & Indonesia, 2017).
Berdasarkan pemaparan para ahli di atas,
pengaplikasian manajemen SDM memang cukup rumit untuk bisa dilakukan. Terdapat
beragam aspek perusahaan yang perlu dianalisa dan dievaluasi agar kegiatan
tersebut dapat memberikan imbas yang semestinya.
Namun, jika dilakukan dengan seksama, manajemen SDM
dapat memberikan �reward� agar perkembangan perusahaan dapat meningkat
secara signifikan.
2.
Peranan Manajemen Sumber
Daya Manusia
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (Hasibuan & Hasibuan, 2016), bahwa peranan manajemen
sumber daya manusia adalah mengatur dalam menetapkan program kepegawaian yang
mencakup masalah:
a.
Menetapkan jumlah, kualitas
dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan
berdasarkan job description, job specification, job recruquitmen dan job
evaluation.
b.
Menetapkan penarikan, seleksi
dan penempatan karyawan berdasarkan atas the right man on the right place
dan the right man on the right job.
c.
Menetapkan program
kesejahteraan, pengembangan promosi dan pemberhentian.
d.
Meramalkan penawaran dan
permintaan sumber daya manusia pada masa yang akan datang.
e.
Memperkirakan keadaan
perekonomian pada umumnya dan perkembangan perusahaan pada khususnya.
f.
Memonitor dengan cermat
undang-undang Perburuhan dan kebijakan pemberian balas jasa perusahaan sejenis.
g.
Memonitor kemajuan teknik
dan pengembangan serikat buruh.
h.
Melaksanakan pendidikan,
latihan dan penilaian prestasi karyawan.
i. Mengatur
mutasi karyawan baik vertical maupun horizontal.
j. Mengatur
pensiun, pemberhentian dan pesangon.
3.
Tujuan Manajemen Sumber Daya
Manusia
Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah
memperbaiki kontribusi produktif orang-orang atau tenaga kerja terhadap
organisasi atau perusahaan dengan cara yang bertanggungjawab secara strategis,
etis dan sosial. Para manajer dan departemen sumber daya manusia mencapai
maksud mereka dengan memenuhi tujuannya.
Menurut soekidjo notoatmodjo mengatakan bahwa tujuan
utama manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah untuk meningkatkan kontribusi
sumber daya manusia (karyawan) terhadap organisasi dalam rangka mencapai
produktivitas organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat dipahami bahwa semua
kegiatan organisasi dalam mencapai misi dan tujuannya tergantung kepada manusia
yang mengelola organisasi itu. Oleh sebab itu, sumber daya tersebut harus
dikelola sedemikian rupa sehingga berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai
misi dan tujuan organisasi (Soekidjo, 2009).
Tujuan manajemen sumber daya manusia tidak hanya
mencerminkan kehendak manajemen senior, tetapi juga harus menyeimbangkan
tantangan organisasi, fungsi sumber daya manusia dan orang-orang terpengaruh.
Kegagalan melakukan tugas itu dapat merusak kinerja, produktifitas, laba,
bahkan kelangsungan hidup organisasi atau perusahaan Ada 4 (Empat) tujuan
manajemen SDM adalah sebagai berikut:
a.
Tujuan
Kemasyarakatan/sosial.
b.
Tujuan Organisasional.
c.
Tujuan Fungsional
d.
Tujuan Pribadi
B. Peningkatan Mutu dan Kualitas Pelayanan
Peningkatan mutu pelayanan adalah derajat memberikan
pelayanan secara efisien dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien,
memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil penelitian dalam pengembangan
pelayanan kesehatan/keperawatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal (Nursalam, 2014).
Dalam Winston Dictionary, Mutu adalah tingkat
kemampuan dari penampilan sesuatu yang sedang diamati �Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri
dari satu barang atau jasa, yang didalamnya terkandung sekaligus rasa aman atau
pemenuhan kebutuhan para pengguna (Din ISO 8402:1986).
Mutu pelayanan dapat diukur dengan menggunakan tiga
variable, yaitu input, proses,dan output/outcome.
a.
Input adalah segala sumber
daya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan seperti tenaga, dana, obat,
fasilitas peralatan, teknologi, organisasi dan informasi.
b.
Proses adalah interaksi
professional antara pemberi pelayanan dengan konsumen.
c.
Output/outcome adalah hasil
pelayanan yang diberikan oleh pemberi layanan kepada penerima layanan, yaitu
berupa perubahan yang terjadi pada konsumen termasuk kepuasan dari konsumen.
Konsep kualitas layanan adalah menunjukkan segala
bentuk aktualisasi kegiatan pelayanan yang memuaskan orang-orang yang menerima
pelayanan sesuai dengan daya tanggap (responsiveness), menumbuhkan adanya
jaminan (assurance), menunjukkan bukti fisik (tangible) yang dapat dilihatnya,
menurut empati (empathy) dari orang-orang yang memberikan pelayanan sesuai
dengan keandalannya (reliability) menjalankan tugas pelayanan yang diberikan
secara konsekuen untuk memuaskan yang menerima pelayanan.
1.
Manfaat Kepuasan
Beberapa manfaat kepuasan menurut (Irine, 2009) adalah:
a.
Kepuasan pelanggan merupakan
sarana untuk menghadapi kompetisi di masa yang akan dating
b.
Kepuasan pelanggan merupakan
promosi terbaik.
c.
Kepuasan pelanggan merupakan
asset perusahaan terpenting
d.
Kepuasan pelanggan menjamin
pertumbuhan dan perkembangan perusahaan
e.
Pelanggan makin kritis dalam
memilih produk
f.
Pelanggan puas akan Kembali
g.
Pelanggan yang puas mudah
memberikan referensi
2.
Faktor-Faktor Pendorong
Kepuasan Pelangan
Seperti yang telah disebutkan pada Bab Pendahuluan,
berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu (Zeithaml, n.d.) dikemukakan bahwa kepuasan adalah konsep yang jauh
lebih luas dari hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan, tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti terlihat dalam gambar berikut:
Metode
Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research). Penelitian lapangan (field research) adalah pengamatan langsung ke
obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan. Dalam penelitian ini
peneliti melakukan pengamatan langsung di Ridwan Institute, Greenland Sendang
Residen H 01 Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon Jawa Barat.
Sesuai dengan judul serta fokus permasalahan yang diambil,
maka sifat penelitian ini adalah deskriptif. Deskriptif adalah data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka (Moleong, 2019).
Deskriptif yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistic dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2013).
Penelitian ini berupaya mengumpulkan fakta yang ada dan
berfokus pada usaha mengungkap tentang pengembangan sumber daya manusia yang
dilakukan sebagai upaya meningkatkan mutu pelayanan terhadap client di Ridwan
Institute Cirebon. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer
dan sekunder. Adapun Teknik Pengumpulan data menggunakan wawancara-dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
analisis kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2017a).
Peneliti menggunakan cara berfikir induktif untuk menganalisa
data. Proses berpikir induktif adalah kebalikan dari berpikir deduktif, yakni
pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta khusus menuju
pada kesimpulan yang bersifat umum (Sudjana, 2001).
Data dan fakta hasil pengamatan empiris disusun, diolah,
dikaji, untuk kemudian ditarik maknanya dalam bentuk pernyataan atau kesimpulan
yang bersifat umum.
Hasil dan Pembahasan
A.
Profil Ridwan Institute
Cirebon
1.
Sejarah Berdirinya Ridwan
Institute Cirebon
Ridwan Institute merupakan holding perusahaan CV.
Syntax Corporation. Ridwan Institute ini dikenal dengan sebutan RIN dimana
pusat usahanya pada bidang Publikasi dan Desain Grafis. RIn ini lahir pada awal
tahun 2017 dan diresmikan sebagai holding perusahaan pada awal 2018. Perusahaan
publikasi ini terus berinovasi sehingga produk yang ditawarkan bukan hanya
publikasi ilmiah dan desain grafis saja, melainkan perusahaan ini juga
menawarkan pelayanan pendampingan pembuatan karya tulis ilmiah, layanan
berbagai sertifikasi seperti toefl, TKDA dan konsultasi peningkatan karir
dosen.
Saat ini Ridwan Institute telah menjalin Kerjasama
dengan lebih dari 2000 orang di seluruh Indonesia. Ridwan Institute ini akan
sangat mudah di temukan pada laman https://ridwaninstitute.co.id/# dan
aplikasi Ridwan Institute telah hadir di playsore sehingga dapat didownload
dengan mudah. Dalam laman dan aplikasi client dapat memesan dan menerima
pesanan dengan mudah setelah konfirmasi langsung dengan admin RIn.
Ridwan Institute ini memiliki produk 7
macam jurnal dengan kategori yang berbeda salah satunya adalah jurnal yang
terakreditasi sinta 4. Publikasi buku kini telah resmi menjadi pusat publikasi
buku yang bisa menerbitkan ISBN dan terdaftar sebagai anggota IKAPI.
Perusahaan yang mulai beroperasi pada 15 Februari 2017
ini, diharapkan dapat menarik minat masyarakat dalam kemitraan dan memiliki
daya saing yang tinggi dengan Lembaga Pendidikan lainnya yang telah ada dengan
mengedepankan etika berbisnis yang sesuai dengan syariah itu sendiri, sehingga
image atau citra perusahaan akan mendapatkan respon positif di hati masyarakat Indonesia
khususnya. Untuk mencapai hal tersebut tentu tidaklah mudah, tetapi butuh upaya
keras dan cerdas dalam mewujudkannya.
2.
Visi dan Misi Ridwan
Institute Cirebon
Berikut Visi Misi
Ridwan Institute Cirebon
Misi:
a.
Melakukan publikasi hasil
riset akademis dan non akademis
b.
Memberikan pelatihan dan
pendampingan bidang manajemen publikasi
c.
Melayani masyarakat melalui
konsultasi manajemen, pendidikan dan sosial kemasyarakatan
d.
Mempublikasikan hasil
penelitian dan riset sebagai wujud pembangunan berbasis penelitian.
3.
Struktur Organisasi Ridwan
Institute
�
Penanggungjawab����������������������������������������������� :
Dewan Direksi SCI
�
Direktur��������������������������������������������������������������� :
Arif Rahman hakim S.Pd.
�
General Manajer�������������������������������������������������� :
Abdullah, S.Pd.
�
Manajer Sistem Informasi
Publikasi Ilmiah�������� : Ade Bani Riyan,
S.Kom
�
Manajer Publikasi Ilmiah������������������������ ����������� : Aen Fariah, SE
�
Manajer Publikasi Buku�������������������������������������� : Vivi
Melinda
�
Customer
Service dan Staf Ahli Publikasi���������� :
Rani
Santika�
�Siti Hafsah. F
�
Staf Ahli Publikasi ��������������������������������������������� :
Zidnal Falah
Medika Oga Laksana
�
Manajer Video dan Fotografi����������������������������� : Rendi Brahma
Fahrezi
�
Manajer Syntax Art�������������������������������������������� :
Tedi Herdiyanto
B.
Pengembangan Sumber Daya
Manusia sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Pelayanan terhadap Clinet Ridwan
Institute Cirebon
Salah satu permasalahan dalam publikasi adalah
terbatasnya sumber daya yang berkualitas untuk melakukan publikasi karya ilmiah
yang baik dan benar. Masih banyak orang yang belum memiliki pengetahuan akan
publikasi karya ilmiah, baik dikalangan peneliti maupun akademisi.
Tidak jarang ditemui sumber daya manusia di Lembaga
publikasi yang kurang bisa memberikan penjelasan yang benar dan akurat sehingga
menimbulkan keraguan bagi calon client untuk menggunakan produk dan layanan
lembaga publikasi dan akan mempengarui kualitas publikasi tersebut. Memang yang
dibutuhkan Lembaga publikasi adalah mereka yang sudah memiliki semangat,
kesungguhan dan kompetensi untuk berkarir di lembaga publikasi.
Dalam perkembangannya, publikasi sangat dibutuhkan
bagi kalangan akademisi, mulai dari mahasiswa hingga dosen dan tenaga pendidik
lainnya.� Dengan adanya fenomena tersebut
maka Ridwan Institute hadir sebagai solusi serta wadah bagi mereka dan dewasa
ini Ridwan Institute dinyatakan berhasil dalam bidang publikasi. Faktanya
dengan banyaknya client yang menggunakan produk dan jasa layanan di perusahaan
tersebut. Namun kepuasan client yang menggunakan produk dan layanan tergantung
pada kinerja karyawan dalam memberikan pelayanan, sedangkan pelayanan yang
optimal tergantung pada tingkat profesionalisme sumber daya manusianya dalam
mengelola dan menjalankan lembaga tersebut.
Permasalahan sumber daya manusia muncul karena
kinerjanya tidak mampu memenuhi target dan tidak sesuai harapan perusahaan.
Sedangkan untuk memenuhi target dan harapan, masing-masing individu harus
mempunyai pengetahuan dan keterampilan secara ruhaniyah. Sebagai keberhasilan
dalam peningkatan lembaga publikasi harus mempunyai nilai-nilai ketauhidan,
tanggung jawab, jujur, adil dalam setiap kegiatan, baik secara pribadi atau
dalam operasional Lembaga.
Banyak faktor yang bisa membuat kualitas sumber daya
manusia Ridwan Institute meningkat yaitu bisa dilakukan dengan memberikan
pembekalan keterampilan hard skill tentang pengetahuan produk secara
berkesinambungan dan secara periodik melakukan pembahasan atas permasalahan
yang muncul di lapangan, dan memberikan pembekalan keterampilan soft skill
kepada mereka.
Pada jangka pendek kebutuhan sumber daya manusia bisa
diatasi dengan merekrut sumber daya manusia dengan beragam latar belakang
kemudian memberikan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia kepada
mereka, sehingga mereka diharapkan dapat mengetahui teori dan praktik publikasi
yang terintegrasi dan terencana dengan baik.
Pelatihan merupakan proses dalam pembelajaran mencari
pengetahuan dan keterampilan yang berlangsung dalam waktu yang relatif singkat
dan, dalam jangka pendek. Sedangkan pengembangan sumber daya manusia merupakan
suatu proses bagaimana manajemen mendapatkan pengalaman dan sikap untuk meraih
sukses.
Kegiatan pengembangan sumber daya manusia ditujukan
untuk membantu karyawan agar dapat menangani tanggung jawabnya di masa
mendatang, dengan memperhatikan tugas dan kewajiban yang dihadapi sekarang.
Pelatihan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaannya. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk
melaksanakan pekerjaan saat ini, dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian
dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pelatihan merupakan salah satu program pengembangan
sumber daya manusia yang menjadi strategi untuk menarik minat Client di Ridwan
Institute Cirebon. Karyawan mendapat banyak manfaat dari program tersebut,
terutama dalam meningkatkan mutu pelayanannya. Karena ditengah persaingan
bisnis seperti sekarang ini, publikasi memang diharuskan untuk meningkatkan
kinerjanya, agar tidak tertinggal dari para pesaingnya.
Program pengembangan sumber daya manusia yang
dilakukan oleh PT. BPRS Aman Syariah Sekampung, yaitu:
1. On the job training
On the job training merupakan semua upaya
melatih karyawan untuk mempelajari suatu pekerjaan sambil mengerjakannya
ditempat kerja yang sesungguhnya. On the job training yang dilakukan
oleh Ridwan Institute Cirebon meliputi program magang, rotasi pekerjaan, coaching
dan seminar internal.
a.
Program Magang
Program magang di Ridwan Institute Cirebon
menggabungkan pelatihan dan pengalaman pada pekerjaan dengan instruksi yang
didapatkan dari ruang kerja. Seorang karyawan baru ditugaskan pada karyawan
yang ada saat ini selama jangka waktu tiga bulan. Selama periode tersebut
karyawan baru bekerja di bawah pengawasan karyawan senior dan diharapkan
setahap demi setahap memperoleh keahlian yang berkaitan.
b.
Rotasi Pekerjaan
Karyawan berpindah dari satu jenis pekerjaan ke jenis
pekerjaan lain dalam jangka waktu yang direncanakan. Hal ini merupakan salah
satu cara yang dilakukan oleh Ridwan Institute Cirebon dalam mengembangkan
karyawan. Dengan rotasi jabatan seorang karyawan ditugaskan memegang jabatan
yang berbeda dari waktu ke waktu. Selain karyawan memahami pelaksanaan berbagai
tugas agar mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang luas mengenai
berbagai jabatan dan bagian operasional serta pengelolaan Ridwan Institute
Cirebon.�
c.
Coaching
Coaching yaitu teknik pengembangan yang dilakukan oleh Ridwan
Institute Cirebon melalui praktik langsung dengan orang yang sudah
berpengalaman atau atasan yang dilatih. Dengan coaching karyawan akan
mendapatkan istruksi-instruksi dari karyawan senior yang sudah berpengalaman
dan dapat menciptakan hubungan kerjasama antar karyawan dan atasan.�
d.
Seminar Internal
Metode ini digunakan oleh Ridwan Institute Cirebon
bertujuan untuk mengembangkan keahlian, kecakapan karyawan untuk menilai dan
memberikan saran-saran yang konstruktif mengenai pendapat orang lain. Seminar
diadakan oleh pihak perusahaan sendiri, dan diisi oleh direktur atau karyawan
lainnya yang memiliki ilmu atau keterampilan yang dapat dibagikan kepada
karyawan lainnya. Karyawan dilatih agar dapat mempersepsi dan mengevaluasi
serta memberikan saran-saran, menerima atau menolak pendapat atau usulan orang
lain. Hampir setiap bulan program seminar khusus bagi para pegawai di masing
masing bagian diadakan oleh Ridwan Institute Cirebon. Seminar khusus
inidiadakan guna untuk membangun citra diri dan talenta yang dimiliki oleh
masing-masing individu karena dengan adanya seminar khusus ini dapat membangun
citra Ridwan Institute Cirebon sebagai perusahaan yang memberikan pelayanan
terbaik untuk client.
2. Off the job training
Off the job training merupakan pelatihan dan
pengembangan yang dilaksanakan pada lokasi terpisah dengan tempat kerja. Off
the job training dilakukan oleh Ridwan Institute Cirebon untuk memberikan
keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk melaksanakan
pekerjaan pada waktu terpisah dari waktu kerja regular mereka. Off the job
training yang dilakukan oleh Ridwan Institute Cirebon meliputi program study
kasus, pendidikan, dan pelatihan.
a.
Study kasus
Metode ini diberikan kepada karyawan Ridwan Institute
Cirebon secara tertulis kemudian karyawan menganalisis kasus tersebut secara
pribadi, mendiagnosis masalah dan menyampaikan pendapat dan pemecahannya di
dalam sebuah diskusi.
b.
Pendidikan
Pendidikan disini dimaksudkan Ridwan Institute Cirebon
melakukan program pendidikan yang digunakan untuk mendidik para pegawainya agar
dapat tercapai visi dan misi dari perusahaan itu sendiri. Pendidikan dalam
sumber daya manusia ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1)
Pengembangan diri
Pengembangan diri sumber daya manusia dapat dilakukan
dengancara membangun talenta sumber daya manusia, karena dengan adanya sumber
daya manusia yang mempunyai talenta atau bakat yang ada dalam diri seseorang
yang dapat mempercepat penguasaan skill atau kompetensi seseorang serta
dapat mendorong munculnya performance yang luar biasa, potensial dan
handal merupakan kunci keberhasilan dalam organisasi.
Pengembangan diri juga dapat dilakukan dengan cara
melatih sumber daya manusia untuk pelayanan prima, melatih kepemimpinan,
melatih analisa terhadap suatu permasalahan, mempunyai motivasi kerja yang
tinggi sehingga dapat menunjang kinerjanya.
2)
�Keterampilan
Keterampilan disini dimaksudkan untuk membekali sumber
daya manusia agar benar-benar siap untuk berinteraksi dengan dunia kerja
khususnya pada Ridwan Institute Cirebon. Keterampilan tersebut dapat diwujudkan
dengan melakukan cara komunikasi dengan baik antar sesama dan client, mendalami
permasalahan mengenai manajemen proyek, cara bernegosiasi yang baik, dan
sebagainya.
c.
Pelatihan
Pelatihan sangat dianjurkan untuk diikuti oleh para
karyawan Ridwan Institute Cirebon. Pelatihan diadakan oleh pihak luar
perusahaan, dan biasanya pihak perusahaan mendapat undangan oleh pihak
penyelenggara untuk menghadiri pelatihan tersebut. Dan karyawan secara bergilir
memperoleh kesempatan untuk mengikuti pelatihan tersebut tergantung dari tema
yang akan disampaikan disesuaikan dengan jabatan atau pekerjaan dibidang
masing-masing.
Pelatihan ini hampir tiap dua bulan sekali dihadiri
oleh para karyawan maupun direktur dari perusahaan. Pelatihan tersebut dapat
berupa pelatihan Service Excellent untuk bagian infront office,
pendidikan analis untuk bagian akunting, pelatihan sistem penggajian karyawan
untuk bagian personalia, dan lain sebagainya.
C.
Hasil Analisa
Pengembangan sumber daya manusia di Ridwan Institute
Cirebon penting dilakukan demi terciptanya tenaga professional yang mampu
memberikan pelayanan terbaiknya pada client, semata demi meningkatnya jumlah
client yang melakukan publikasi.
Berikut jumlah client Ridwan Institute Cirebon hingga
Februari 2020
Tabel 1
jumlah client Ridwan Institute
No. |
Status Clinet |
Jumlah |
1. |
Author Jurnal |
3.678 clinet |
2. |
Author Buku |
1.456 clinet |
3. |
Clinet Videografi |
64 clinet |
4. |
Clinet Vektor dan Desain Grafis |
178 clinet |
Wawancara dengan Bapak Arif Rahman Hakim, beliau
mengatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah suatu proses bagaimana
manajemen mendapatkan pengalaman, keahlian dan sikap untuk meraih sukses
sebagai pemimpin dalam organisasi, sehingga kegiatan pengembangan ditujukan
membantu karyawan untuk dapat menangani tanggung jawabnya di masa mendatang.
Wawancara dengan ibu Aen Fariah, beliau mengatakan
bahwa dalam kegiatan pengembangan, inovasi juga perlu dilakukan. Yaitu dengan
senantiasa mengembangkan gagasan baru dan penyempurnaan berkelanjutan yang
memberi nilai tambah bagi perusahaan. Sumber daya manusia yang berkualitas
sangat diperlukan guna meningkatkan mutu pelayanannya. Berikut data sumber daya
manusia yang bekerja di Ridwan Institute hingga Februari 2020.
Tabel 2
SDM yang bekerja di Ridwan Institute
No. |
Nama |
Jabatan |
Status Karyawan |
1. |
Arif Rahman Hakim, S.Pd |
Direktur |
Tetap |
2. |
Abdullah, S.Pd |
General Manager |
Tetap |
3. |
Aen Fariah, SE |
Manager Publikasi Ilmiah |
Tetap |
4. |
Vivi Meilinda |
Manager Publikasi Buku |
Tetap |
5. |
Oriza Aditya, S.Pd |
Manager Marketing |
Tetap |
6. |
Tedi Herdiyanto |
Manager Syntax Art |
Tetap |
7. |
Rendi Brahma Fahrezi |
Manager Video dan Fotografi |
Tetap |
8. |
Amelia |
Staf Ahli Publikasi |
Kontrak |
9. |
Rani Santika |
Staf Ahli Publikasi |
Kontrak |
10. |
Siti Hafsah Fahira |
Staf Ahli Publikasi |
Kontrak |
11. |
Zidnal Falah |
Staf Ahli Publikasi |
Kontrak |
12. |
Medika Oga Laksana |
Staf Ahli Publikasi |
Kontrak |
Dengan perbedaan jabatan dan riwayat pendidikan, serta
keahlian, dan pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing sumber daya manusia,
menyebabkan perbedaan tingkat produktivitas. Maka dari itu, untuk meningkatkan
produktivitas dan profesionalisme karyawan, diperlukan program pengembangan
sumber daya manusia yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan, agar
dapat memberikan pelayanan yang memuaskan client. Dengan demikian perusahaan
perlu memiliki petunjuk pelaksanaan operasional yang baik, serta petugas yang
terdidik yang dapat melaksanakan sistem dan prosedur operasional tersebut
secara tepat.
Berdasarkan Permenristekdikti Nomor 20 Tahun 2018
tentang Penelitian dan Peraturan Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang menyatakan bahwa Dosen tetap
untuk program doktoral minimal memiliki 2 (dua) publikasi internasional pada
jurnal internasional bereputasi.
Dalam rangka membantu meningkatkan mutu dosen dan
Pendidikan di Indonesia maka perusahaan wajib melakukan pelatihanbagi karyawan,
terutama yang berhadapan langsung dengan konsumen (frontliner), wajib mendapatkan
pelatihan secara berkala, dan wajib mendapatkan pelatihan sebelum penempatan.
Berdasarkan pada SOP (Standar Operasional Prosedur)
Ridwan Institute wajib mengeluarkan dana minimal 5% dari anggaran per tahunnya
untuk pengadaan kegiatan pengembangan. Kegiatan pengembangan yang dimaksud
dapat berupa pelatihan ataupun pendidikan bagi karyawan.
Untuk itu, kegiatan pengembangan sumber daya manusia
menjadi hal yang mutlak untuk dilakukan. Salah satu pengembangan yang diikuti
oleh PRidwan Institute yaitu pelatihan. Program pelatihan khusus ini diikuti
guna membangun citra diri dan talenta yang dimiliki oleh masing-masing
individu, karena dengan adanya pelatihan khusus ini dapat membangun citra
Ridwan Institute sebagai perusahaan yang memberikan pelayanan transaksi
keuangan kepada client.
Berikut data karyawan Ridwan Institute yang mengikuti
program Pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak luar Perusahaan pada tahun
2017:
Tabel 3
Program Pelatihan
No. |
Peserta |
Materi |
Biaya |
1. |
Amelia |
Peraturan editing jurnal |
1.500.000 |
2. |
Zidnal Falah dan Medika Oga Laksana |
Pelatihan Open Jurnal Sistem |
2.000.000 |
3. |
Aen Fariah |
Pelatihan Manajemen Jurnal terakreditasi |
1.500.000 |
4. |
Abdullah |
Pelatihan manajemen Terindex DOAJ |
1.000.000 |
Total tahun 2017 |
6.000.000 |
Berikut data karyawan Ridwan Institute yang mengikuti
program Pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak luar Perusahaan pada tahun
2018:
Tabel 4
Program Pelatihan
No. |
Peserta |
Materi |
Biaya |
1. |
Oriza Aditya |
Peraturan Digital Marketing |
1.500.000 |
2. |
Vivi Meilinda |
Pelatihan penerbitan buku ber ISBN |
1.500.000 |
3. |
Rani Santika dan Siti Hafsah Fahira |
Pelatihan Manajemen Jurnal Internasional |
1.500.000 |
4. |
Rendi Brahma Fahrezi dan Tedi Herdiyanto |
Pelatihan Teknik desain |
1.000.000 |
Total tahun 2018 |
5.500.000 |
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan
pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh Ridwan Institute berupa
pelatihan dan pendidikan telah sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur)
Ridwan Institute. Melalui pelatihan yang diikuti, karyawan memperoleh ilmu dan dapat
mengaplikasikannya. Anggaran yang dikeluarkan cukup besar sehingga diharapkan
melalui pelatihan ini, karyawan benar-benar dapat mengembangkan potensi yang
ada dalam diri masing-masing
Wawancara dengan bapak Dedy Setiawan, beliau
mengatakan bahwa budaya kerja pada Ridwan Institute dalam menjalankan bisnis
publikasinya yaitu untuk memberikan motivasi pada setiap karyawannya. Ridwan
Institute menerapkan beberapa hal yang berhubungan dengan strategi pengembangan
sumber daya manusia, hal tersebut dimaksudkan agar setiap pegawai mempunyai
motivasi dan berkomitmen dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing,
terutama dari segi kepribadiannya untuk melayani client, sehingga dapat
mewujudkan apa yang menjadi harapan dari pihak perusahaan sendiri untuk mencapai
strategi yang ditentukan, dan dapat mengembangkan mutu sumber daya manusianya.
Wawancara dengan bapak Ikhsan Nendi, beliau mengatakan
bahwa program pelatihan berpengaruh pada profesionalisme masing-masing
individu. Kompeten dibidangnya dan senantiasa mengembangkan diri, sehingga
menghasilkan kinerja terbaik dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan maupun
seluruh insan Ridwan Institute bekerja cerdas, tuntas, dan bertanggung jawab.
Wawancara dengan salah satu client yaitu ibu Siti,
beliau mengatakan bahwa beliau merasa tertarik untuk mempublikasikan karya
tulisnya dan mempercayakannya Ridwan Institute, dikarenakan penampilan serta
pembawaan yang terlihat tegas dan meyakinkan dari petugas.
Wawancara dengan ibu Rina, beliau mengatakan bahwa
pelayanan Ridwan Institute memuaskan, salah satunya pada petugas customer
service yang melayaninya dengan sangat ramah, sopan, berwawasan luas dan
membuat beliau nyaman saat akan melakukan transaksi.
Wawancara dengan bapak Yanto, beliau mengatakan bahwa
pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan sangat berdampak pada pelayanan
yang diberikan. Dalam memberikan pelayanan yang melebihi harapan client,
karyawan harus bersikap ramah, sopan, bersahabat, peduli,proaktif, dan cepat
tanggap.
Beberapa clinet dari karyawan Marketing bernama Emah
Rahmawati yang peneliti temui, sebagian besar adalah para dosen dan mahasiswa
di seluruh Indonesia khususnya di Jawa barat, beliau mengatakan bahwa mereka
senang dan puas atas pelayanan petugas, sebab karyawan bersikap sangat sopan, tidak
segan berbaur dengan client, terampil, dan memiliki pengetahuan yang luas,
sehingga mereka tidak ragu untuk menggunakan jasa publikasi Ridwan Institute.
Wawancara dengan saudara Ikhsan, beliau mengatakan
bahwa program pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh perusahaan
sangat penting dan dapat berdampak pada kepribadian karyawan. Penerapan pola
pelayanan terhadap client berawal dari keteladanan. Mulai dari diri sendiri
menjadi suri tauladan dalam berperilaku yang mencerminkan nilai-nilai budayakerja
Ridwan Institute dan pihak-pihak yang terkait, dengan cara menjadi contoh dalam
perilaku baik dan benar serta memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja.
Mengingat betapa pentingnya pengembangan sumber daya
manusia bagi instansi, terutama perusahaan untuk dapat meningkatkan mutu
pelayanan terhadap client, maka sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa program
pengembangan harus dilakukan guna menarik minat client. Terbukti bahwa berbagai
program pengembangan yang diikuti karyawan di Ridwan Institute seperti halnya
pelatihan, seminar internal, dan lain sebagainya dapat menambah wawasan,
meningkatkan produktivitas, kedisiplinan, profesionalisme, keahlian, kemampuan,
baik secara konseptual maupun teknikal serta keterampilan karyawan dalam
meningkatkan mutu pelayanannya.Juga dapat berdampak pada kepribadian, seperti
semakin terampil dalam menjelaskan produk kepada client, namun tetap memiliki
kepribadian yang terpuji, melayani dengan sepenuh hati, bertnggung jawab, dan
sopan. Sehingga membuat client merasa nyaman untuk bertransaksi.
Pelatihan sangat berpengaruh bagi sumber daya manusia
karena dengan adanya pelatihan tersebut sumber daya manusianya akan terdorong
untuk dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. Jika hal tersebut dilakukan
maka akan membuat client semakin tertarik, sehingga makin banyak client yang
akan melakukan transaksi dengan perusahaan. Client menjadi tujuan utama
dilakukannya pengembangan sumber daya manusia ini. Sebab apabila client merasa
senang dan puas atas pelayanan perusahaan, maka hal tersebut akan berdampak
positif bagi perusahaan itu sendiri. Salah satunya adalah meningkatkan citra
perusahaan di mata masyarakat dan berakibat pada meningkatnya profitabilitas
perusahaan.
Kesimpulan
Ridwan Institute Cirebon telah melakukan berbagai kegiatan
pengembangan sumber daya manusia dengan baik, seperti pelatihan, pendidikan,
seminar, magang, dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut memiliki banyak manfaat
bagi para karyawan, antara lain meningkatkan produktivitas, profesionalisme,
kemampuan, keterampilan, keahlian dan sebagainya. Semakin tinggi tingkat
produktivitas karyawan, maka akan semakin meningkatkan kinerja serta pelayanan
yang diberikan. Hal ini berakibat pada kepuasan nasabah, sehingga semakin
banyak client yang tertarik untuk melakukan publikasi karya ilmiah dengan baik.
BIBLIOGRAFI
Barus,
Nina Ristia. (2017). Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Upaya
Meningkatkan Mutu Pelayanan Terhadap Nasabah Pada PT Bank Bni Syariah Kc Medan.
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Meddan.
Bernardin,
HJ. (2007). Human Resource Management: An Experiential Approach. New
York: McGraw-Hill.
Hasibuan,
Malayu S. P., & Hasibuan, H. Malayu S. P. (2016). Manajemen sumber daya
manusia. Bumi Aksara.
Irine.
(2009). Manfaat Kepuasan pasien.
Malayu,
Hasibuan. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revi). Jakarta:
PT.Bumi Aksara.
Moleong,
Lexy J. (2013). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mosal.
Moleong,
Lexy J. (2019). Metodologi penelitian kualitatif.
Nursalam.
(2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional (Edisi 4). Jakarta: Salemba Medika.
Robbins,
Stephen P., Judge, Timothy A., & Sanghi, Seema. (2007). Organizational
Behavior [with CD]. Prentice-Hall of India.
Rozarie,
C. V. R. A. De, & Indonesia, Jawa Timur�Negara Kesatuan Republik. (2017). Manajemen
sumber daya manusia.
Ruhana,
Ika. (2012). Pengembangan kualitas sumber daya manusia vs daya saing global. PROFIT:
Jurnal Administrasi Bisnis, 6(1).
Saridawati,
Saridawati. (2020). Peranan Pelatihan Dalam Upaya Peningkatan Produktivitas
Kerja Karyawan Di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum. Syntax Literate;
Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(5), 163�176.
Simamora,
H. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia (2nd ed.). STIE YKPN.
Soekidjo,
Notoatmodjo. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi). PT.
Rineka Cipta, Jakarta, Indonesia.
Sutrisno,
Edy. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Kencana. Pernada Media
Group.
Zeithaml,
Valarie A. (n.d.). Bitner.(2000). Service Marketing 2nd edition: Integrating
Customer Focus. New York: Mc Graw Hill Inc.