Syntax Idea : p�ISSN: 2684-6853e-ISSN : 2684-883X�����

Vol. 2, No. 8, Agustus 2020

 


ANALISIS PERBANDINGAN SEBELUM DAN SESUDAH SPIN OFF TERHADAP KELAYAKAN PERBANKAN PADA TINGKAT KESEHATAN BANK

 

Anggita Dwi Rahmatika, Dicky Jhoansyah dan Acep Samsudin

Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Email: [email protected], [email protected] dan [email protected]

 

Abstrak

Perbankan syariah di Indonesia sangat terdorong sejak di berlakukannya UUNo. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Bank Umum Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah wajib memisahkan unitnya apabila nilai asset tersebut telah mencapai 50% dari total asset induk atau 15 tahun setelah di sahkannya undang-undang. Peranan tersebut di khususkan untuk menjadikan sebagai Bank Umum Syariah yang berpisah manajemen dari Bank Umum Konvesional, sehingga lebih taat terhadap hakikat syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan pada rasio CAR, NPF, ROA BOPO dan FDR sebelum dilakukannya spin off dan sesudah dilakukannya spin off. Objek penelitian yang digunakan yaitu PT.Bank BCA Syariah Tbk, BRI Syariah Tbk Dan Bukopin Syariah Tbk dengan rentang periode pengambilan data yaitu 2 tahun sebelum dan sesudah dilakukannya spin off. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji beda paired sample t-test. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa pada PT.Bank BCA Syariah, PT. BRI Syariah Tbk, dan PT. Bukopin Syariah Tbk mengalami kenaikan dan terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukannya spin off dengan menunjukan hasil pada rasio CAR melebihi nilai probabilitas (> 0,05) artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan sedangkan pada rasio NPF, ROA, BOPO dan FDR menunjukan hasil kurang dari nilai probabilitas (< 0,05) artinya terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Pada PT. Bank Bukopin Syariah menunjukan hasil kurang dari nilai probabilitas (<0.05) artinya terdapat perbedaan yang cukup siginifikan pada rasio CAR, NPF, ROA dan BOPOsedangkan pada rasio FDR menunjukan hasil melebihi nilai probabilitas(> 0,05) artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Maka dengan ini diharapkan ketiga bank harus lebih memperhatikan dan meningkatkan lagi pada setiap rasio karena agar kesehatan tetap terkendali.

 

Kata kunci: Tingkat Kesehatan Bank; Spin Off; Bank

 

Pendahuluan

Perbankansyariah atau perbankan Islam (Arab: �����������������al-Mashrafiyah al-Islamiyah) adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalamagama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram) (Munajim & Anwar, 2016). Perbankan syariah di Indonesia sangat terdorong sejak di berlakukannya UUNo. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, Bank Umum Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah wajib memisahkan unitnya apabila nilai asset tersebut telah mencapai 50% dari total asset induk atau 15 tahun setelah di sahkannya undang-undang. Peranan tersebut di khususkan untuk menjadikan sebagai Bank Umum Syariah yang berpisah manajemen dari Bank Umum Konvesional, sehingga lebih taat terhadap hakikat syariah. Di Indonesia mayoritas penduduk nya yaitu Muslim, sehingga akan memilih cara sistem ekonomi dengan tidak menggunakan suku bunga karena termasuk riba atau haram maka dari itu masyarakat beragama Muslim memiliki pertentangan dengan hakikat islam. Sehingga dari pertentangan ini menjadi suatu pemikiran bahwa sangat diperlukan pemisahan atau spin off. Pemisahan atau spin off yaitu suatu aktivitas hukum (corporate action) yang mempunyai tujuan untuk memisahkan diri yang terjadi sebelumnya dalam suatu badan hukum kemudian melakukan �pemisahan diri� tersebut (Umam and Antoni, 2015). Dengan dilakukan nya �pemisahan diri� ini untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan. Ada saatnya suatu perusahaan kurang mampu untuk berkembang secara maksimal, karena terbatas oleh perusahaan induk. Namun setelah dilakukannya spin off unit usaha telah menjadi perusahaan baru sehingga memiliki kebebasan untuk bertumbuh dan terus berkembang. Fenomena spin off menjadi opsi yang dipilih oleh berbagai perusahaan, terutama perusahaan perbankan, dengan adanya pelaksanaan strategi tersebut terbukti memberikan dampak yang positif bagikinerja perusahaan. menurut (Darsono, Astiyah, & Harisman, 2017) juga dapat mendorong industri keuangan syariah semakin efisien dan produktif sebagai lembaga intermediasi, sehingga industri keuangan syariah semakin diakui secara global sebagai alternative pada keuangan modern saat ini. Kesehatan suatu bank merupakan suatu hal yang penting bagi semua pihak, bank yang sehat akan sangat berpengaruh pada sistem perekonomian Negara sehingga kesehatan bank tentu harus dijaga dengan sebaik mungkin. Dengan ini dapat dilakukan penilaian kesehatan bank guna untuk megetahui kinerja bank tersebut. Seperti yang dikemukakan (Kasmir, 2017) Suatu penilaian pada kesehatan bank ini akan berpengaruh terhadap kemampuan suatu bank dan berpengaruh pula terhadap loyalitas nasabah kepada bank. Kesehatan bank pada umum nya dapat diukur menggunakan 5 rasio yakni capital, assets, management, earning, liquidity atau biasa disebut analisis CAMEL (Kasmir, 2017 :300)

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1

Perkembangan Bank Umum Syariah Periode 2007-2018

Sumber : ojk.co.id

 

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa sebelum diresmikannya UU No.21 tahun 2008, jumlah bank umum syariah hanya berjumlah 3 bank dan unit usaha syariah berjumlah 26 bank. Dengan seiring berjalannya waktu bank umum syariah terus meningkat setiap tahunnya, hingga pada tahun 2018 terjadi perubahan yang cukup pesat, jumlah bank umum syariah naik menjadi 14 bank dan tentunya terjadi penurunan jumlah unit usaha syariah menjadi 20 bank. Perkembangan ini tentu nya ada dorongan dari otoritas jasa keuangan (OJK) yang mewajibkan unit usaha syariah menjalankan kegiatan usaha berpisah dari induknya, hal ini dapat di lakukan dengan spin off ( pemisahan ) atau konversi ( secara keseluruhan ). OJK memberikan batas waktu untuk unit usaha syariah syariah melakukan spin off sampai dengan akhir tahun 2023. Semakin meningkatnya unit usaha syariah melakukan spin off atau pemisahan menjadi bank umum syariah hal ini yang akan berdampak terhadap kondisi kesehatan bank induk sebelum nya. Menurut (Sari, 2018) Hal ini dilakukan agar perbankan syariah dapat meningkatkan pangsa pasar dan kualitas perbankan. Dari fenomena ini peneliti akan melakukan pengkajian lebih lanjut mengenai pemisahan atau spin off unit usaha syariah menjadi bank umum syariah dengan judul �Analisis Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Spin Off Terhadap Kelayakan Perbankan Pada Tingkat Kesehatan Bank (Studi Keuangan Pada PT.Bank BCA Syariah, BRI Syariah Dan Bukopin Syariah Tbk).

A.  Manajemen

Menurut (Gusnamawati, 2018) mengemukakan bahwa �Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu�. Sedangkan menurut (Hasanah, 2016) �� Manajemen merupakan suatu ilmu seni yang dapat melibatkan proses,cara, dan tindakan tertentu yaitu sebuah perencanaan, pengorganisasian, pengerahan dan juga suatu pengendalian yang dilakukan bertujuan untuk menentukan dan mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.

B.  Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan hal yang dianggap penting untuk perencanaan suatu perusahaan, pengendalian dan penyimpanan dana perusahaan kemudian dialokasikan seefisien mungkin dan merupakanmanajemen yang seproduktif mungkin menghasilkan laba. Menurut (Fahmi, 2018) mengemukakan bahwa Manajemen keuangan merupakan suatuilmu dan seni yang mengkaji dan menganalisis tentang bagaimanakah seorang manajer keuangan yang mempergunakan seluruh sumber daya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang saham dan suistainability ( keberlanjutan ) usaha bagi perusahaan. sedangkan menurut (Riyanto, 2013) menyatakan bahwa Manajemen keuangan yaitu manajemen yang seluruh aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Kemudian menurut (Musthafa, 2017) menyatakan bahwa Manajemen keuangan menjelaskan tentang beberapa keputusan yang harus dilakukan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan atau keputusan pemenuhan kebutuhan dana, dan keputusan kebijakan dividen.

C.  Laporan Keuangan

Menurut (Kasmir, 2015) mengemukakan bahwaLaporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu�. Sedangkan Munawir dalam (Fahmi, 2018 : 21) mengemukakan�Laporan keuangan dapat digunakan sebagai suatu alat yang sangat penting untuk mendapatkan berbagai informasi yang sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.�

D.  Tingkat Kesehatan Bank

Dengan semakin berkembangnya kerumitan pada usaha dan profil risiko,maka dari itu bank sangat perlu melakukan identifikasi permasalahan yang mungkin akan timbul dari operasional bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha diwaktu yang akan datang (IBI and BARa, 2016).

Tingkat kesehatan bank tentu saja merupakan faktor yang sangat penting, suatu bank perlu mempunyai tingkat kesehatan yang baik kerena bank tempat untuk memnghimpun dana dari nasabah yang telah memberi kepercayaan pada bank tersebut. Tingkat kesehatan bank dapat menjadi tolak ukur untuk persaingan dalam suatu bisnis, maka dari itu sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kinerja nya. Pada suatu bank yang tingkat kesehatannya tidak ada masalah akan dipandang unggul dan mendapatkan nilai positif dari nasabahnya guna untuk memajukan perekonomian Negara. (KAMAL, 2019). maka dari itu CAMEL merupakan aspek yang berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank dan juga dan juga sangat berpengaruh tingkat kesehatan bank (Syahputra and Saragih, 2018).

E.  Pemisahan Atau Spin Off

Secara umum, spin off merupakan produk turunan dari hasil usaha sebelumnya. Istilah spin off dapat dikatakan sebagai pendirian perusahaan yang baru, dimana produk barunya masih berbentuk sama seperti induknya hanya saja prinsip nya yang menjadi pembeda. Pemisahan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara namun pada umumnya tetap membutuhkan perubahan yang penting dalam segi resiko, dan pendistribusian keuangan. Menurut (Umam and Antoni, 2015) mengemukakan bahwa �pemisahan ini sebagai restrukturisasi perusahaan. pada dasarnya merupakan perbuatan induk perusahaan dalam pemisahan usaha memiliki motivasi yang sama dengan pendirian anak perusahaan�. Alasan induk perusahaan melakukan spin off terhadap anak perusahaan yaitu untuk melindungi perusahaan dari risiko-risiko tertentu, yang pada umumnya untuk menstabilkan pendapatan di perusahaan induk. Selain itu, spin off dapat menarik para investor baru untuk bergabung dan dan memberikan ide atau cara untuk meningkatkan nilai perusahaan induk karena anak perusahaan sudah terpisah dengannya.

F.   Hipotesis

Menurut (Sugiyono, 2017) �Hipotesis merupakan jawaban sementara rumusan masalah penelitian�. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan dan belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berikut adalah hipotesis dalam penelitian ini , yaitu :

���� 1. Rasio Capital Adequacy Ratio

H01= Tidak adanya perbedaan tingkat kesehatan pada rasio CAR sebelum dan sesudah spin off.

Ha1 = Adanya perbedaan tingkat kesehatan pada rasio CAR sebelum dan sesudah spin off.

2. Rasio Non Perfoming Financing

H02= Tidak adanya perbedaan tingkat kesehatan pada rasio NPF sebelum dan sesudah spin off.

Ha2 = Adanya perbedaan tingkat kesehatan pada rasio NPF sebelum dan sesudah spin off.

3. Rasio Return On Assets

H03= Tidak adanya perbedaan tingkat kesehatan pada rasio ROA sebelum dan sesudah spin off.

Ha3 = Adanya perbedaan tingkat kesehatan pada rasio ROA sebelum dan sesudah spin off.

4. Beban Operasional Pendapatan Operasional

H04= Tidak adanya perbedaan tingkat kesehatan pada rasio BOPO sebelum dansesudah spin off.

Ha4 = Adanya perbedaan tingkat kesehatan pada rasio BOPO sebelum dan sesudah spin off.

5. Rasio Financing To Deposits Ratio

H05= Tidak adanya perbedaan tingkat kesehatan pada rasio FDR sebelum dan sesudah spin off.

Ha5 = Adanya perbedaan tingkat kesehatan pada rasio FDR sebelum dan sesudah spin off.

 

Metode Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2017) mengemukakan bahwa �Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data-data dengan tujuan dan kegunaan yang tertentu.�

Metode penelitian yang digunakan peneliti untuk menemukan dan mendapatkan jawaban dari analisis yang dilakukan adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan komparatif, karena terdapat beberapa variabel yang diteliti untuk membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua sampel atau lebih yang berbeda ataupun pada waktu yang berbeda. Metode penelitian kuantitatif menurut (Sugiyono, 2017 :8) merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif atau stastistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan. Sedangkan menurut (Tanzeh and Suyitno, 2010) penelitian kuantitatif merupakanpenelitian yang menitik beratkan pada penyajian data yang berbentuk angka atau kulaitatif yang diangkakan menggunakan statistic.Sementara penelitian komparatif menurut (Sugiyono, 2017b), yaitu sebuah penelitian yang membandingkan keberadaan dari satu variabel atau lebih pada dua sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda.

Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan bank Bca Syariah, Bri Syariah dan Bukopin Syariah yang berkaitan dengan perhitungan kesehatan bank, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu probability sampling teknik ini merupakan teknik untuk pengambilan sampel yang memberi peluang sama bagi unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Sebelum Spin Off Bank BCA Syariah

Data yang dipergunakan yaitu data sekunder berupa Laporan Keuangan per triwulan yang berjumlah 8 data. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat dilakukannya analisis deskriptif dengan hasil untuk memperoleh gambaran dari masing-masing variabel yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

 

 

 

Tabel 1

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

CAR

8

34.05

48.76

39.9400

4.98393

NPF

8

1.25

2.50

1.9913

.57273

ROA

8

1.21

2.40

1.6925

.37055

BOPO

8

91.46

130.89

109.6000

15.35443

FDR

8

65.32

84.44

83.3013

7.06886

Valid N (listwise)

8

 

 

 

 

Sumber : Data diolah, 2020

 

Variabel CAR sebelum spin off memiliki nilai minimum sebesar 34.05 dan nilai maximum sebesar 51.27 sedangkan untuk nilai rata-rata sebesar 39.94 dengan nilai standar deviation sebesar 4,98. Hal ini dapat menunjukan rasio CAR sebelum spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≥ 12%. Kemudian, variabel NPF memiliki nilai minimum sebesar 1.25 untuk nilai maximum sebesar 2.50 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar 1.991 dan standar deviasi sebesar .57. Hal ini dapat menunjukan rasio NPF sebelum spin offtergolong pada peringkat 5 dengan predikat tidak sehat yaitu ≥ 25%. Selanjutnya, variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar 1.21 dan nilai maximum sebesar 2.40, nilai rata-rata sebesar 1.692 dengan standar deviation sebesar .37. Hal ini dapat menunjukan rasio ROA sebelum spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≥ 1,5%. Variabel BOPO memiliki nilai minimum sebesar 91.46 kemudian untuk nilai maximum sebesar 130.8 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar 109.6 dan standar deviasi sebesar 15.35. Hal ini dapat menunjukan rasio BOPO sebelum spin offtergolong pada peringkat 5 dengan predikat tidak sehat sehat yaitu ≥ 97%. Kemudian variabel FDR memiliki nilai minimum sebesar 65.32 dan nilai maximum sebesar 84.44, sedangkan untuk nilai rata-rata sebesar 83.30 dengan nilai standar deviation sebesar 7.06. Hal ini dapat menunjukan rasio FDR sebelum spin offtergolong pada peringkat 5 dengan predikat tidak sehat sehat yaitu ≥ 120%.

 

B.  Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Sesudah Spin Off Bank BCA Syariah

Tabel 2

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

CAR

8

45.33

64.52

52.9425

7.17822

NPF

8

1.47

3.32

.2663

.49795

ROA

8

2.39

3.95

3.0025

.59290

BOPO

8

90.87

125.54

.92742

12.49021

FDR

8

74.14

91.67

.74052

6.49830

Valid N (listwise)

8

 

 

 

 

Sumber : Data Diolah, 2020

 

Variabel CAR sesudah spin off memiliki nilai minimum sebesar 45.33 dan nilai maximum sebesar 64.52 sedangkan untuk nilai rata-rata sebesar 52.94 dengan nilai standar deviation sebesar 7.17. Hal ini dapat menunjukan rasio CAR sesudah spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≥ 12%. Kemudian, untuk variabel NPF memiliki nilai minimum sebesar 1.47 untuk nilai maximum sebesar 3.32 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar .266 dan standar deviasi sebesar .49. Hal ini dapat menunjukan rasio NPF sesudah spin offtergolong pada peringkat 3 dengan predikat cukup sehat yaitu 20% ≤ 15%. Selanjutnya, variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar 2.39 dan nilai maximum sebesar 3.95, nilai rata-rata sebesar 3.00 dengan standar deviation sebesar .59. Hal ini dapat menunjukan rasio ROA sesudah spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≥ 1,5%. Variabel BOPO memiliki nilai minimum sebesar 90.87 kemudian untuk nilai maximum sebesar 125.5 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar .92742 dan standar deviasi sebesar 12.49. Hal ini dapat menunjukan rasio BOPO sesudah spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≤ 94%. Kemudian variabel FDR memiliki nilai minimum sebesar 74.14 dan nilai maximum sebesar 91.67 sedangkan untuk nilai rata-rata sebesar .74052 dengan nilai standar deviation sebesar 6.49. Hal ini dapat menunjukan rasio ROA sesudah spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≤ 75%.

 

C.  Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Sebelum Spin Off Bank BRI Syariah

Tabel 3

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

CAR

8

11.51

16.50

13.197

1.71387

NPF

8

1.34

3.59

2.6950

.86914

ROA

8

.58

55.00

.01488

21.01534

BOPO

8

39.13

62.25

48.2925

7.11109

FDR

8

121.69

284.49

201.0237

64.72657

Valid N (listwise)

8

 

 

 

 

Sumber : Data Diolah, 2020

Variabel CAR sebelum spin off memiliki nilai minimum sebesar 11.51 dan nilai maximum sebesar 16.50 sedangkan untuk nilai rata-rata sebesar 13.19 dengan nilai standar deviation sebesar 1.713. Hal ini dapat menunjukan rasio CAR sebelum spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≥ 12%. Kemudian, variabel NPF memiliki nilai minimum sebesar 1.34 untuk nilai maximum sebesar 3.59 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar 2.69 dan standar deviasi sebesar .86. Hal ini dapat menunjukan rasio NPF sebelum spin offtergolong pada peringkat 5 dengan predikat tidak sehat yaitu ≥ 25%. Selanjutnya, variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar .58 dan nilai maximum sebesar 55,0, nilai rata-rata sebesar .01488 dengan standar deviation sebesar 21.01. Hal ini dapat menunjukan rasio ROA sebelum spin offtergolong pada peringkat 2 dengan predikat sehat yaitu 1,25% ≤ 1,5%. Variabel BOPO memiliki nilai minimum sebesar 39.13 kemudian untuk nilai maximum sebesar 62.52 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar 48.29 dan standar deviasi sebesar 7.11. Hal ini dapat menunjukan rasio BOPO sebelum spin offtergolong pada peringkat 5 dengan predikat sehat yaitu ≥ 97%. Kemudian variabel FDR memiliki nilai minimum sebesar 121.6 dan nilai maximum sebesar 284.4, sedangkan untuk nilai rata-rata sebesar 201.0 dengan nilai standar deviation sebesar 64.72. Hal ini dapat menunjukan rasio FDR sebelum spin offtergolong pada peringkat 5 dengan predikat sehat yaitu ≥ 120%.

 

D.  Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Sesudah Spin Off Bank BRI Syariah

Tabel 4

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

CAR

8

10.60

14.73

12.7113

1.32057

NPF

8

.33

1.72

.9750

.53292

ROA

8

.45

95.00

32.1388

43.82568

BOPO

8

56.67

81.03

.70635

8.70068

FDR

8

79.75

140.08

.99688

19.27893

Valid N (listwise)

8

 

 

 

 

Sumber : Data Diolah, 2020

 

Variabel CAR sesudah spin off memiliki nilai minimum sebesar 10.60 dan nilai maximum sebesar 14.73 sedangkan untuk nilai rata-rata sebesar 12.71 dengan nilai standar deviation sebesar 1.32. Hal ini dapat menunjukan rasio CAR sesudah spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≥ 12%. Kemudian, untuk variabel NPF memiliki nilai minimum sebesar .33 kemudian untuk nilai maximum sebesar 1.72 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar .97 dan standar deviasi sebesar .53. Hal ini dapat menunjukan rasio NPF sesudah spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≤ 10%. Selanjutnya,variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar .45 dan nilai maximum sebesar 95.00, nilai rata-rata sebesar 32.13 dengan standar deviation sebesar 43.82. Hal ini dapat menunjukan rasio ROA sesudah spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≥ 1,5%. Variabel BOPO memiliki nilai minimum sebesar 56.67 kemudian untuk nilai maximum sebesar 81.03 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar .70 dan standar deviasi sebesar 8.700. Hal ini dapat menunjukan rasio BOPO sesudah spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≤ 94%. Kemudian variabel FDR memiliki nilai minimum sebesar 79.75 dan nilai maximum sebesar 140.0 sedangkan untuk nilai rata-rata sebesar .9968 dengan nilai standar deviation sebesar 19.27. Hal ini dapat menunjukan rasio FDR sesudah spin offtergolong pada peringkat 3 dengan predikat cukup sehat yaitu 85% ≤ 100%.

 

E.  Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Sebelum Spin Off Bank Bukopin Syariah

Tabel 5

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

CAR

8

9.04

60.96

.08450

17.63846

NPF

8

2.17

3.25

2.5300

.43395

ROA

8

3.39

.06

.9263

1.43344

BOPO

8

97.78

187.84

138.778

31.55918

FDR

8

25.27

371.00

118.0912

105.12446

Valid N (listwise)

8

 

 

 

 

Sumber : Data Diolah, 2020

 

Variabel CAR sebelum spin off memiliki nilai minimum sebesar 9.04 dan nilai maximum sebesar 60.96 sedangkan untuk nilai rata-rata sebesar .08450 dengan nilai standar deviation sebesar 17.63. Hal ini dapat menunjukan rasio CAR sebelum spin offtergolong pada peringkat 3 dengan predikat cukup sehat yaitu 8% ≤ 9%. Kemudian, variabel NPF memiliki nilai minimum sebesar 2.17 untuk nilai maximum sebesar 3.25 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar 2.530 dan standar deviasi sebesar .43. Hal ini dapat menunjukan rasio NPF sebelum spin offtergolong pada peringkat 5 dengan predikat sehat yaitu ≥ 25%. Selanjutnya, variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar 3.39 dan nilai maximum sebesar .06, nilai rata-rata sebesar .926 dengan standar deviation sebesar 1.433. Hal ini dapat menunjukan rasio ROA sebelum spin offtergolong pada peringkat 3 dengan predikat cukup sehat yaitu 0,5% ≤ 1,25%. Variabel BOPO memiliki nilai minimum sebesar 97.78 kemudian untuk nilai maximum sebesar 187.8 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar 138.7 dan standar deviasi sebesar 31.55. Hal ini dapat menunjukan rasio BOPO sebelum spin offtergolong pada peringkat 5 dengan predikat sehat yaitu ≥ 97%. Kemudian variabel FDR memiliki nilai minimum sebesar 25.77 dan nilai maximum sebesar 371.0, sedangkan untuk nilai rata-rata sebesar 118.09 dengan nilai standar deviation sebesar 105.12. Hal ini dapat menunjukan rasio FDR sebelum spin offtergolong pada peringkat 5 dengan predikat sehat yaitu ≥ 120%.

 

F.   Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Sesudah Spin Off Bank Bukopin Syariah

Tabel 6

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

CAR

8

11.37

1772.00

788.452

847.06384

NPF

8

3.80

174.00

.7700

82.90541

ROA

8

.59

65.00

29.0763

30.73455

BOPO

8

93.34

9443.00

.89576

4973.95830

FDR

8

92.70

9518.00

4468.1100

4691.09659

Valid N (listwise)

8

 

 

 

 

Sumber : Data Diolah, 2020

 

Variabel CAR sesudah spin off memiliki nilai minimum sebesar 11.37 dan nilai maximum sebesar 1772.0 sedangkan untuk nilai rata-rata sebesar 788.45 dengan nilai standar deviation sebesar 847.06. Hal ini dapat menunjukan rasio CAR sesudah spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≥ 12%. Kemudian, untuk variabel NPF memiliki nilai minimum sebesar 3.80 kemudian untuk nilai maximum sebesar 174.00 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar .77 dan standar deviasi sebesar 82.90. Hal ini dapat menunjukan rasio NPF sesudah spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≤ 10%. Selanjutnya,variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar 0,59 dan nilai maximum sebesar 65.00, nilai rata-rata sebesar 29.07 dengan standar deviation sebesar 30.73. Hal ini dapat menunjukan rasio CAR sesudah spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≥ 1,5%. Variabel BOPO memiliki nilai minimum sebesar 93.94kemudian untuk nilai maximum sebesar 9443 dengan memiliki nilai rata-rata sebesar .89 dan standar deviasi sebesar 4973. Hal ini dapat menunjukan rasio BOPO sesudah spin offtergolong pada peringkat 1 dengan predikat sangat sehat yaitu ≤ 94%. Kemudian variabel FDR memiliki nilai minimum sebesar 92.70 dan nilai maximum sebesar 9518 sedangkan untuk nilai rata-rata sebesar 4468 dengan nilai standar deviation sebesar 4691. Hal ini dapat menunjukan rasio FDR sesudah spin offtergolong pada peringkat 5 dengan predikat tidak sehat yaitu ≥ 120%.

 

G. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan terhadap lima rasio yakni CAR, NPF, ROA, BOPO dan FDR. Pengujian hipotesis ini dilakukan menggunakan Paired Sample T Test dengan tingkat signifikasi 5% guna untuk menentukan adakah perbedaan pada rasio CAR, NPF, ROA, BOPO dan FDR sebelum dan sesudah dilakukannya spin off pada PT.Bank BCA Syariah Tbk, BRI Syariah Tbk Dan Bukopin Syariah Tbk. Dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini :

 

H.  Hasil Uji Hipotesis Bank BCA Syariah

Tabel 7

Paired Samples Test

 

t

Sig. (2-tailed)

Rasio CAR Sebelum & Rasio CAR Sesudah

2.726

.118

Rasio NPF Sebelum & Rasio NPF Sesudah

3.525

.010

Rasio ROA Sebelum & Rasio ROA Sesudah

7.361

.645

Rasio BOPO Sebelum & Rasio BOPO Sesudah

2.950

.021

Rasio FDR Sebelum & Rasio FDR Sesudah

2.491

.042

Sumber : Data Diolah, 2020

 

Berdasarkan tabel diatas merupakan hasil pengujian sebagai berikut :

1.        Pada rasio CAR diperoleh nilaithitung sebesar 2.726 dan nilai Sig.= .118 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio CAR sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

2.        Pada rasio NPF dengan thitung sebesar 3.525 dan nilai Sig.= .010 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio NPF sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

3.        Pada rasio ROA dengan thitung sebesar 7.361 dan nilai Sig.= .645 >0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio ROA sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

4.        Pada rasio BOPO dengan thitung sebesar 2.950 dan nilai Sig.= .021 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio BOPO sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

5.        Pada rasio FDR dengan thitung sebesar 2.491 dan nilai Sig.= .042 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio FDR sebelum dan sesudah dilakukannya spin off

I.     Hasil Uji Hipotesis Bank BRI Syariah

Tabel 8

Paired Samples Test

 

t

Sig. (2-tailed)

Rasio CAR Sebelum & Rasio CAR Sesudah

.524

.617

Rasio NPF Sebelum & Rasio NPF Sesudah

4.766

.002

Rasio ROA Sebelum & Rasio ROA Sesudah

7.088

.000

Rasio BOPO Sebelum & Rasio BOPO Sesudah

6.295

.000

Rasio FDR Sebelum & Rasio FDR Sesudah

4.644

.002

Sumber : Data Diolah, 2020

 

Berdasarkan tabel diatas merupakan hasil pengujian sebagai berikut :

1.    Pada rasio CAR dengan thitung sebesar .524 dan nilai Sig.= .617 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio CAR sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

2.    Pada rasio NPF dengan thitung sebesar 4.766 dan nilai Sig.= .002 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio NPF sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

3.    Pada rasio ROA dengan thitung sebesar 7.088 dan nilai Sig.= .000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio ROA sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

4.    Pada rasio BOPO dengan thitung sebesar 6.295 dan nilai Sig.= .000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio BOPO sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

5.    Pada rasio FDR dengan thitung sebesar 4.644 dan nilai Sig.= .002 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio FDR sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

 

J.    Hasil Uji Hipotesis Bank Bukopin Syariah

Tabel 9

Paired Samples Test

 

t

Sig. (2-tailed)

Rasio CAR Sebelum & Rasio CAR Sesudah

2.864

.024

Rasio NPF Sebelum & Rasio NPF Sesudah

12.891

.000

Rasio ROA Sebelum & Rasio ROA Sesudah

4.414

.003

Rasio BOPO Sebelum & Rasio BOPO Sesudah

4.014

.005

Rasio FDR Sebelum & Rasio FDR Sesudah

1.464

.187

Sumber : Data Diolah, 2020

 

Berdasarkan tabel diatas merupakan hasil pengujian sebagai berikut :

1.        Pada rasio CAR dengan thitung sebesar 2.864 dan nilai Sig.= .024 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio CAR sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

2.        Pada rasio NPF dengan thitung sebesar 12.891 dan nilai Sig.= .000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio NPF sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

3.        Pada rasio ROA dengan thitung sebesar 4.414 dan nilai Sig.=.003 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio ROA sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

4.        Pada rasio BOPO dengan thitung sebesar 4.014 dan nilai Sig.= .005 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio BOPO sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

5.        Pada rasio FDR dengan thitung sebesar 1.464 dan nilai Sig.= .187 > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tingkat kesehatan bank pada rasio FDR sebelum dan sesudah dilakukannya spin off.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan pengujian dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada PT.Bank BCA Syariah dan PT. BRI Syariah Tbk sebelum dan sesudah dilakukannya spin off menunjukan hasil pada rasio CAR melebihi nilai probabilitas (> 0,05) artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan sedangkan pada rasio NPF, ROA, BOPO dan FDR menunjukan hasil kurang dari nilai probabilitas (< 0,05) artinya terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Pada PT. Bank Bukopin Syariah menunjukan hasil kurang dari nilai probabilitas (<0.05) artinya terdapat perbedaan yang cukup siginifikan pada rasio CAR, NPF, ROA dan BOPOsedangkan pada rasio FDR menunjukan hasil melebihi nilai probabilitas(> 0,05) artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Dapat disimpulkan pula bahwa tingkat kesehatan bank tentu dapat ditinjau dari rasio CAR, NPF, ROA, BOPO serta FDR yang juga merupakan unsur-unsur CAMEL, maka dari itu bank sangat perlu memperhatikan dari segi rasio tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Darsono, Astiyah, Siti, & Harisman. (2017). Perbankan Syariah Di Indonesia. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.

 

Fahmi, Irham. (2018). Pengantar Manejemen Keuangan (6th ed.). Bandung: Alfabeta.

 

Gusnamawati, Ryanti. (2018). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada Pt. Perintis Perlindungan Instalasi Listrik Nasional (PPILN) Area Kabupaten Bandung.

 

Hasanah, Amalia. (2016). Pengaruh Bauran Ritel Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen pada Restoran Bumbu Desa outlet Blu Plaza Bekasi.

 

IBI, & Bara. (2016). Manajemen Ikatan Bank Berbasis Risiko. Jakarta Pusat: PT. Gramedia Pustaka Utama.

 

Kamal, Muhammad Habibie. (2019). Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel (Studi Pada PT Bank Aceh Syariah Periode 2016-2018). Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689�1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

 

Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. JAKARTA: PT. Raja Grafindo Persada.

 

Kasmir. (2017). Manajemen Perbankan (Revisi cet). JAKARTA: PT. Raja Grafindo Persada.

 

Munajim, Ahmad, & Anwar, Saeful. (2016). Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Menjadi Nasabah Bank Syariah. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(2), 41�52.

 

Musthafa. (2017). Manajemen Keuangan. CV. Andi Offset.

 

Riyanto, Bambang. (2013). Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan (4th ed.). Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

 

Sari, Ratna Maya. (2018). Rentabilitas Bank Umum Syariah Sesudah Spin-Off Berdasarkan Tipe Pemisahannya Di Indonesia. Amwaluna: Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Syariah, 2(1), 69�87. https://doi.org/10.29313/amwaluna.v2i1.3291

 

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis (15th ed.). Bandung: Alfabeta.

 

Sugiyono. (2017a). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Sugiyono, P. D. (2017b). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D. Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

 

Syahputra, Randi, & Saragih, Ahsanul Fuad. (2018). Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode Camel Pada Bank Artos Tbk 2014-2017. Akuntansi Dan Bisnis, 4.

 

Tanzeh, & Suyitno. (2010). Dasar-Dasar Penelitian. Surabaya: Lembaga Kajian Agama dan Filsafat.

 

Umam, Khotibul, & Antoni, Veri. (2015). Corporate Action Pembentukan Bank Syariah ( Akuisisi, Konversi, dan Spin off ). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.