How to cite:
Keiza Kamilah Deandra Batubara, Khoirunnisa Hakim, ⁠Rico Alexander, ⁠Yunita Dewani (2024)
Hubungan Gaya Hidup dan Pengetahuan Mengenai Osteoporosis Pada Umur 45-70 Tahun, (06) 10,
E-ISSN:
2684-883X
HUBUNGAN GAYA HIDUP DAN PENGETAHUAN MENGENAI OSTEOPOROSIS
PADA UMUR 45-70 TAHUN
Keiza Kamilah Deandra Batubara, Khoirunnisa Hakim, ⁠Rico Alexander, ⁠Yunita
Dewani
Universitas Prima Indonesia, Indonesia
Abstrak
Osteoporosis adalah kelainan yang menyebabkan tulang melemah dan mudah patah dengan
ciri-ciri berkurangnya massa tulang dan perubah mikroarsitektur jaringan tulang. Penelitian
ini bertujuan untuk menilai gaya hidup dan pengetahuan tentang osteoporosis pada lansia.
Metode yang digunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional dan
menggunakan teknik simple random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua
yang berumur 45-70 tahun di Medan Tuntungan dan dilakukan pada bulan April 2024, jumlah
sampel yang didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner sebanyak 62 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa hampir sebagian responden 26 (41,9%) memiliki tingkat
pengetahuan dalam kategori kurang mengenai osteoporosis. Sebagian besar responden 30
orang (48,4%) memiliki gaya hidup kurang, terdapat hubungan yang bermakna antara gaya
hidup dan tingkat pengetahuan mengenai osteoporosis. Disarankan kepada petugas kesehatan
agar dapat meningkatkan informasi dan kesadaran mengenai osteoporosis kepada orang tua,
memberikan edukasi dan untuk menjaga pola hidup agar mencegah terjadinya osteoporosis
dan meningkatkan pengetahuan terhadap orang tua.
Kata Kunci : Osteoporosis, lansia, gaya hidup, pengetahuan
Abstract
Osteoporosis is a disorder that causes bones to weaken and break easily with characteristics
of reduced bone mass and changes in the microarchitecture of bone tissue. This study aims to
assess lifestyle and knowledge about osteoporosis in the elderly. The method used was
observational method with a cross sectional approach and using simple random sampling
technique. The population in this study were parents aged 45-70 years in Medan Tuntungan
and was conducted in April 2024, the number of samples obtained from the distribution of
questionnaires was 62 respondents. The results showed that almost half of the respondents 26
(41.9%) had a level of knowledge in the category of less about osteoporosis. Most of the
respondents 30 people (48.4%) had a poor lifestyle, there was a significant relationship
between lifestyle and level of knowledge about osteoporosis. It is recommended to health
workers to increase information and awareness about osteoporosis to parents, provide
education and to maintain a lifestyle to prevent osteoporosis and increase knowledge of
parents
Keywords: Osteoporosis, elderly, lifestyle, knowledge
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Hubungan Gaya Hidup dan Pengetahuan Mengenai Osteoporosis Pada Umur 45-70 Tahun
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6299
PENDAHULUAN
Osteoporosis merupakan kelainan yang menyebabkan tulang melemah dan mudah patah
(Sugiarto, 2015). Osteoporosis juga memiliki karakteristik berupa erkurangnya massa tulang
dan perubahan mikroarsitektur (bentuk mikro) jaringan tulang merupakan ciri-ciri
osteoporosis, suatu kondisi yang menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh dan lebih rentan
patah. Karena penyakit ini berkembang secara diam-diam dan tidak menunjukkan gejala
hingga pasien mengalami patah tulang, osteoporosis dikenal sebagai “silent epidemic
disease”. (Syafira et al., 2020). Standar yang diakui secara global untuk tingkat pengeroposan
tulang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). T-score < -2,5 menunjukkan
osteoporosis. Massa tulang rendah, atau osteopenia, didefinisikan sebagai nilai T-score kurang
dari -1,0. BMD (Bone Mineral Density) dianggap normal jika T-score berada di antara -1 dan
+1. Ketika pertumbuhan kembali tulang melambat dan kerusakan tulang semakin cepat,
akibatnya adalah osteoporosis, yang membuat tulang menjadi keropos dan rapuh.
Faktor risiko osteoporosis ada dua jenis: dapat dimodifikasi dan tidak dapat
dimodifikasi (Askari et al., 2019). Beberapa faktor risiko osteoporosis, seperti berat badan,
merokok, asupan alkohol, kurang olahraga, rendahnya kalsium dalam makanan, dan
penggunaan glukokortikoid jangka panjang, termasuk dalam kategori yang dapat
dimodifikasi. Variabel risiko osteoporosis berikut ini tidak dapat diubah: jenis kelamin, usia,
ras, dan genetika. Faktor risiko lain untuk osteoporosis pada wanita termasuk menopause dini
dan hilangnya fungsi ovarium sebelum menopause (Salari et al., 2021).
Menurut Internasional Osteoporosis Foundation (IOF) lebih dari 30% wanita diseluruh
dunia mengalami resiko patah tulang akibat osteoporosis, bahkan mendekati 40%. Penderita
osteoporosis di Eropa, Jepang, dan Amerika adalah sebanyak 75 juta penduduk, sedangkan di
Cina 84 juta penduduk, dan penderita osteoporosis di seluruh dunia sebanyak 200 juta
(Situmorang & Manurung, 2020).
Dampak terjadinya osteoporosis telah mencapai tingkat yang patut diwaspadai, 1 dari 3
wanita dan 1 dari 5 pria di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang, yaitu
mencapai 19,7% dari populasi di Indonesia. Prevalensi kejadian di Indonesia untuk umur
kurang dari 70 tahun pada Wanita sebanyak 18-30%. Menurut Kementrian Kesehatan RI,
kejadian patah tulang (fraktur) akibat osteoporosis mencapai 1,7 juta orang di seluruh dunia
dan diperkirakan angka ini akan terus mengalami peningkatan sampai 6,3 juta orang pada
tahun 2050 (Situmorang & Manurung, 2020).
Pencegahan osteoporosis pada wanita usia subur sangat diperlukan (Audina, 2019).
Pencegah osteoporosis perlu memperhatikan gaya hidup karena sangat berpengaruh pada
masa tulang seperti makanan yang banyak mengandung kalsium dan vitamin D, dan
berolahraga di bawah sinar matahari. Institute of a Medicine (IOM) merekomendasi wanita
berusia 51 tahun atau lebih dan pria dengan usia 71 tahun atau lebih mengkonsumsi kalsium
1200 mg/hari. Vitamin D juga sangat penting dalam penyerapan kalsium, kesehatan tulang,
performa otot, keseimbangan, dan resiko terjatuh. Olahraga weight bearing seperti berjalan,
jogging, menaiki tangga, menari, dan bermain tenis dapat meningkatkan ketangkasan,
kekuatan, postur dan keseimbangan tubuh yang akan mengurangi resiko terjatuh. Deteksi dini
juga sangat diperlukan, dengan melakukan skrining Bone Mineral Density (BMD) dan
pencitraan tulang belakang (Regina et al., 2019). Tujuan penelitian ini adalah Menilai gaya
hidup pada lansia yang mengalami/tidak mengalami osteoporosis. Menilai pengetahuan pada
lansia tentang pencegahan/faktor dari osteoporosis. Penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan ilmu dan pengetahuan kepada lansia mengenai pencegahan dan faktor
osteoporosis.
Keiza Kamilah Deandra Batubara, Khoirunnisa Hakim, ⁠Rico Alexander, ⁠Yunita Dewani
6300 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
METODE PENELITIAN
Metode yang dipakai pada penelitian ini merupakan metode observasional dengan
pendekatan cross sectional (Kesmodel, 2018). Metode pengumpulan data dari sampel yang
diambil menggunakan alat bantu kuesioner dan dikirimkan melalui google form (Creswell,
2019). Pengumpulan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Simple Random
Sampling yang artinya setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih.
Kerangka konsep penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen
HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel Gaya Hidup
Data tentang variabel Gaya Hidup Responden, diperoleh hasil yang ditampilkan pada
tabel berikut :
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Hidup
Variabel
Kategori
Frekuensi
Presentase (%)
Gaya Hidup
Kurang
30
48.4
Sedang
17
27.4
Baik
15
24.2
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki gaya hidup
dalam kategori kurang, yaitu sebanyak 30 responden atau 48,4%. Sebanyak 17 responden atau
27,4% termasuk dalam kategori sedang (Eastell et al., 2019). Sementara itu, hanya 15
responden atau 24,2% yang memiliki gaya hidup dalam kategori baik. Data ini menunjukkan
bahwa sebagian besar responden memiliki gaya hidup yang memerlukan peningkatan untuk
mencapai kategori yang lebih baik.
Variabel Tingkat Pengetahuan
Data tentang variabel Tingkat Pegetahuan Orang Tua mengenai osteoporosis diperoleh
dari hasil kuisioner yang disebarkan kepada responden. Berdasarkan data, diperoleh hasil
yang ditampilkan pada tabel berikut:
Hubungan Gaya Hidup dan Pengetahuan Mengenai Osteoporosis Pada Umur 45-70 Tahun
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6301
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Variabel Tingkat Pengetahuan Osteoporosis
Variabel
Kategori
Frekuensi
Presentase (%)
Tingkat Pegetahuan mengenai osteoporosis
Kurang
26
41.9
Sedang
15
24.2
Baik
21
33.9
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat
pengetahuan mengenai osteoporosis dalam kategori kurang, yaitu sebanyak 26 orang atau
41,9%. Sebanyak 15 responden atau 24,2% memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori
sedang. Sementara itu, 21 responden atau 33,9% termasuk dalam kategori baik. Data ini
menunjukkan bahwa terdapat variasi yang signifikan dalam tingkat pengetahuan mengenai
osteoporosis, dengan sebagian besar responden berada pada kategori kurang.
Analisis Data Penelitian
Hasil analisis berikutnya yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat yaitu
Pengetahuan mengenai Osteoporosis dan data variabel bebas yaitu Gaya hidup. Uji statistik
yang dilakukan dengan chi-square, jika nilai p < 0,05 menunjukkan hubungan yang bermakna
secara statistik.
Tabel 3 Hubungan Gaya hidup terhadap Pengetahuan mengenai Osteoporosis
Gaya hidup
Pengetahuan mengenai Osteoporosis
P-Value
R
Kurang
Sedang
Baik
N
%
N
%
N
%
Kurang
18
29
7
11.3
5
8.1
0.045
0.356
Sedang
4
6.5
4
6.5
9
14.5
Baik
4
6.5
4
6.5
7
11.3
Total
26
41.0
15
24.2
21
33.9
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui hubungan antara gaya hidup dan tingkat
pengetahuan mengenai osteoporosis pada responden yang merupakan orang tua berusia 45-70
tahun di sekitar daerah Medan Tuntungan. Responden dengan gaya hidup kurang mayoritas
Keiza Kamilah Deandra Batubara, Khoirunnisa Hakim, ⁠Rico Alexander, ⁠Yunita Dewani
6302 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
memiliki tingkat pengetahuan mengenai osteoporosis dalam kategori kurang, yaitu sebanyak
18 orang (29%). Sebanyak 7 orang (11,3%) dengan gaya hidup kurang memiliki tingkat
pengetahuan sedang, dan 5 orang (8,1%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik.
Responden dengan gaya hidup sedang tersebar secara merata pada tingkat pengetahuan
kurang dan sedang, masing-masing sebanyak 4 orang (6,5%), dan sebanyak 9 orang (14,5%)
memiliki pengetahuan baik. Sedangkan responden dengan gaya hidup baik, terdapat 4 orang
(6,5%) yang memiliki tingkat pengetahuan kurang, 4 orang (6,5%) dengan pengetahuan
sedang, dan 7 orang (11,3%) dengan pengetahuan baik (Khu et al., 2022).
Hasil uji menunjukkan nilai p-value sebesar 0,045 dan nilai korelasi (R) sebesar 0,356.
Karena nilai p<0,05, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara gaya
hidup dan tingkat pengetahuan mengenai osteoporosis pada responden orang tua di Jl.
Silangge, Medan Tuntungan. Nilai koefisien korelasi (r = 0,356) menunjukkan kekuatan
korelasi yang rendah, namun positif. Ini mengindikasikan bahwa semakin baik tingkat
pengetahuan mengenai osteoporosis, semakin baik juga kecenderungan responden untuk
melakukan tindakan pencegahan yang tepat. Dengan demikian, meskipun korelasi ini tidak
sangat kuat, ada kecenderungan positif antara pengetahuan dan penerapan tindakan
pencegahan di kalangan responden (PANE, 2020; Putra, 2023).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Gaya Hidup dengan Tingkat
Pengetahuan orang tua mengenai osteoporosis. Adapun pembahasan mengenai hasil
penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.
Hubungan Gaya Hidup dengan Tingkat Pengetahuan Mengenai Osteoporosis
Berdasarkan pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat Hubungan Gaya Hidup
dengan Pengetahuan mengenai Osteoporosis (Mumpuni, 2017). Hal ini ditunjukan dari hasil
perhitungan di mana nilai signifikansi (p value) sebesar 0,045 lebih kecil dari α=0,05. Hasil
ini membuktikan bahwa hipotesis yang berbunyi “Terdapat hubungan Gaya Hidup dengan
Pengetahuan mengenai Osteoporosis” diterima. Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,356,
dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif yang rendah antara kedua variabel tersebut,
yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan mengenai osteoporosis,
semakin baik pula kecenderungan responden untuk menerapkan tindakan pencegahan yang
sesuai.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang telah menunjukkan
adanya hubungan antara gaya hidup dan pengetahuan mengenai osteoporosis. Penelitian yang
dilakukan oleh (Firdaus & Wirjatmadi, 2020) juga mendukung temuan ini dengan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dan risiko
osteoporosis. Pengetahuan yang lebih baik tentang osteoporosis berhubungan dengan
pengurangan risiko osteoporosis melalui perilaku gaya hidup yang lebih sehat. Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan tentang osteoporosis dapat berkontribusi pada
pengurangan risiko penyakit ini melalui perubahan perilaku yang lebih positif.
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang
menunjukkan bahwa pengetahuan yang lebih baik tentang osteoporosis berhubungan dengan
Hubungan Gaya Hidup dan Pengetahuan Mengenai Osteoporosis Pada Umur 45-70 Tahun
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6303
adopsi gaya hidup yang lebih sehat yang dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko
osteoporosis.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini, setelah dilakukannya uji statistik menggunakan chi-square
menunjukkan bahwa nilai p-value = 0,045. Karena nilai p<0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dan membuktikan bahwa hipotesis tersebut berbunyi
“Terdapat hubungan antara gaya hidup dan pengetahuan mengenai osteoporosis pada umur
45-70 tahun”. Berdasarkan nilai koefisien korelasi (r = 0,356) menunjukkan bahwa kekuatan
korelasi yang rendah namun positif. Maka dari itu, semakin baik tingkat pengetahuan
mengenai osteoporosis, semakin baik juga melakukan tindakan pencegahan yang tepat.
BIBLIOGRAFI
Askari, M., Lotfi, M. H., Owlia, M. B., Fallahzadeh, H., & Mohammadi, M. (2019). Survey
of osteoporosis risk factors. Journal of Sabzevar University of Medical Sciences, 25(6),
854863.
Audina, M. (2019). Suplementasi Kalsium Dan Vitamin D Pada Wanita Usia Subur Sebagai
Pencegahan Osteoporosis Postmenopause. Jurnal Kedokteran Ibnu Nafis, 8(2), 3540.
Creswell, J. W. (2019). Research design: Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif dan
campuran.
Eastell, R., Rosen, C. J., Black, D. M., Cheung, A. M., Murad, M. H., & Shoback, D. (2019).
Pharmacological management of osteoporosis in postmenopausal women: an Endocrine
Society clinical practice guideline. The Journal of Clinical Endocrinology &
Metabolism, 104(5), 15951622.
Firdaus, E. A., & Wirjatmadi, B. (2020). The relationship of knowledge, exposure to sunlight,
and calcium intake with the risk of osteoporosis. The Indonesian Journal of Public
Health, 15(3), 252.
Kesmodel, U. S. (2018). Cross‐sectional studieswhat are they good for? Acta Obstetricia et
Gynecologica Scandinavica, 97(4), 388393.
Khu, A., Syahputra, A., Melissa, M., & Chiuman, L. (2022). HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN OSTEOPOROSIS DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN
OSTEOPOROSIS PADA MAHASISWA FK UNPRI ANGKATAN 2019. Jurnal
Maternitas Kebidanan, 7(2), 3946.
Mumpuni, d Y. (2017). Deteksi Osteoarthritis Vs Osteoporosis. Yogyakarta: Rapha
Publishing, 2933.
PANE, D. A. (2020). SKRIPSI LITERATURE RIVIEW: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN
SIKAP LANSIA DENGAN PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS TAHUN 2020.
Putra, I. (2023). Hubungan indeks massa tubuh dengan risiko fraktur osteoporosis pada laki-
laki dan perempuan usia 50-80 tahun berdasarkan FRAX® tool di Rumah Sakit Gotong
Royong Surabaya. Widya Mandala Catholic University Surabaya.
Regina, J., Setiawati, E. P., & Hidajat, N. N. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap
dengan Tindakan Pencegahan Osteoporosis pada Wanita Usia Subur di Kecamatan
Babakan Ciparay Kota Bandung. Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia, 4(3), 140146.
Salari, N., Ghasemi, H., Mohammadi, L., Behzadi, M. H., Rabieenia, E., Shohaimi, S., &
Mohammadi, M. (2021). The global prevalence of osteoporosis in the world: a
Keiza Kamilah Deandra Batubara, Khoirunnisa Hakim, ⁠Rico Alexander, ⁠Yunita Dewani
6304 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
comprehensive systematic review and meta-analysis. Journal of Orthopaedic Surgery
and Research, 16, 120.
Situmorang, P., & Manurung, M. (2020). Hubungan Pengetahuan Dengan Upaya Pencegahan
Dini Osteoporosis Wanita Usia 45-60 Tahun. Jurnal Keperawatan Priority, 3(2), 6268.
Sugiarto, R. W. (2015). Latihan Beban bagi Penderita Osteoporosis. Jorpres (Jurnal
Olahraga Prestasi), 11(2).
Syafira, I., Suroyo, R. B., & Utami, T. N. (2020). Analisis Faktor Yang Memengaruhi
Osteoporosis Pada Ibu Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Stabat Kabupaten
Langkat Tahun 2019. JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 5(1), 6577.
Copyright holder:
Keiza Kamilah Deandra Batubara, Khoirunnisa Hakim, ⁠Rico Alexander, ⁠Yunita
Dewani (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: