Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X�����
Vol. 2, No. 7, Juli 2020
MARKETING GLOCALIZATION CONCEPT DALAM MENARIK MINAT BELI KALANGAN
BRIDGEHEAD
Salsabil Aisha, Asep Muhamad Ramdan dan Dicky Jhoansyah
Universitas
Muhammadiyah Sukabumi
Email: [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh marketing
glokalisasi (X1) dan Daya tarik konten iklan (X2) restoran cepat saji terhadap
minat beli kalangan Bridgehead. Dimana kalangan Bridgehead yang dimaksud pada
penelitian ini adalah kalangan mahasiswa yaitu mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Sukabumi. Jenis metode penelitian pada penelitian ini ialah metode
penelitian kuantitatif dengan pendekatan Asosiatif. Teknik analisis data yang
digunakan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan sebaran kuisioner
kepada 200 orang responden. Hasil penelitian menggambarkan bahwa melalui Uji F
dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang serentak dan signifikan. Melalui
Uji T dapat diketahui bahwa marketing glokalisasi (X1) tidak berpengaruh
signifikan terhadap minat beli (Y). Daya tarik konten iklan berpengaruh
signifikan terhadap minat beli (Y).
Kata kunci: Marketing
glokalisasi; Daya Tarik konten iklan; Restoran cepat saji; Minat beli
Pendahuluan
Jumlah penduduk di Indonesia yang mencapai 269 juta jiwa pada
tahun 2019 dan diprediksikan akan mencapai 271 juta jiwa pada akhir tahun 2020
(Subdirektorat Statistik Demografi Badan Pusat statistik, 2013), menjadi
refleksi mengenai potensi yang menjanjikan dalam industri makanan dan minuman (Daryanto, Hasiholan, & Seputro, 2019; Fatimah, Danial, & Z, 2019). Restoran cepat saji
semakin menjadi pilihan banyak orang. Sepertinya hal itulah yang kemudian
membuat restoran cepat saji terus bertumbuh dengan pesat. Untuk itu menjadi
menarik kiranya untuk meneliti fenomena tentang pertumbuhan pesat makanan cepat
saji di Indonesia. Terutama mengulas konsep glokalisasi pada restoran cepat saji
berskala global (Anung, 2016; Kusuma, 2019).
Era globalisasi dan pesatnya perkembangan zaman membuat
kebutuhan masyarakat terus meningkat (Wardhani, 2016). Sehingga menyebabkan pergeseran pola hidup yang
menuntun masyarakat pada aktifitas yang dinamis dan praktis, terutama perilaku
konsumsi yang semakin mempengaruhi minat masyarakat untuk memilih sesuatu yang
serba cepat dan instan, salah satunya budaya dalam
memilih makanan dan minuman, yaitu makanan cepat saji (Amran, 2017; Basith & Fadhilah, 2018). Fakta tersebut dibuktikan
oleh hasil survei dari tribunnews.com menurut (Khadra & Mawardi, 2019) bahwa 80% orang Indonesia
lebih memilih bersantap di outlet cepat saji.
Mobilitas masyarakat yang tinggi, membuat sebagian masyarakat
merasa lebih praktis makan di luar rumah dengan cara membeli, hal ini kemudian
di tangkap sebagai suatu peluang usaha oleh pemasar (Juwaedah, 2019). Hal tersebut ikut didukung oleh fakta bahwa
pertumbuhan industri makanan dan� minuman
yang selalu melebihi pertumbuhan ekonomi nasional. Menteri Perindustrian dalam (Paramaesti, 2018). menyatakan bahwa kementrian mencatat pada tahun 2018
pertumbuhan indusrti makanan berada pada angka 8,67% dan masih lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya mencapai 5,27%, dan bertumbuh di atas 9% di tahun 2019 berdasarkan data pada� economy.okezone.com.
Minat beli konsumen merupakan bagian dari komponen perilaku
konsumen yang diartikan sebagai kemungkinan bahwa konsumen akan melakukan
pembelian produk tertentu diantara berbagai merek lainnya ataupun rencana dari
konsumen untuk melakukan upaya dalam membeli melalui berbagai rangkaian proses (Herdanu, 2017; Kotler & Keller, 2016; Lestari, 2019; Rahardian,
Kusumawati, & Irawan, 2019). Wawasan akan minat beli
relatif penting untuk diketahui kalangan marketer tentang bagaimana refleksi
minat para konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan perilaku
konsumen di masa mendatang (Winata & Nurcahya, 2017). Bisnis restoran dengan
jenis cepat saji dianggap potensial karena terlihat dari seberapa sering
masyarakat Indonesia makan di restoran cepat saji, diantaranya 6,5% melakukan
nya satu sampai dua kali dalam seminggu, sebanyak 3% melakukannya tiga sampai
enam kali dalam seminggu (Junaedi, Susandy, & Apriandi, 2019). Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan makanan cepat saji ialah jenis makanan yang dikemas dan mudah
disajikan, praktis karena pengolahannya cenderung sederhana. Makanan cepat saji
biasanya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi (Helmi, Hafinuddin, & Ibdalsyah, 2019) Sejalan dengan yang
diungkapkan oleh Alamsyah dalam (Kusuma, 2019) terdapat beberapa alasan mengapa masyarakat indonesia
lebih menggandrungi fastfood yaitu
perihal populasi, kultur, dan ekonomi.
Era globalisasi turut mempengaruhi aktivitas menghadirkan
sebuah produk ke tempat atau negara lain (Taufan, 2019). Hal ini dilakukan dengan harapan agar perusahaan
dapat meningkatkan laba (Chen, Li, & Liu, 2013). Kehadiran produk global di
Indonesia, menimbulkan konsep mengenai persepsi konsumen dan kecondongan mereka
terhadap sesuatu yang berkaitan dengan produk global. Kesamaan psikologi
konsumen dalam mengkonsumsi produk-produk global dapat mempengaruhi minat beli (Khadra & Mawardi, 2019).
�Xuehua dan Zhilin
menyatakan saat membeli produk bermerek seperti hal nya produk global, minat
membeli konsumen bukan hanya dipengaruhi oleh persepsi merek tetapi dapat juga
dipengaruhi oleh faktor lainnya salah satunya adalah iklan. Iklan menjadi
pilihan utama sebagai sarana efektif promosi dalam memperkenalkan suatu produk (Winata & Nurcahya, 2017). Hal ini terlihat dari
frekuensi paparan iklan sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Anggraini, 2018) bahwa paparan iklan makanan 28,3 persen terjadi pada
hari kerja, 22,4 persen terjadi pada penghujung minggu, sisanya sebanyak 49,3
persen terjadi pada hari-hari libur nasional. Oleh karena itu dibutuhkan daya
tarik agar pesan yang disampaikan mempunyai keistimewaan di hati konsumen (Effendi, 2016). Seberapa besar pesan iklan mampu memukau atau
menarik perhatian pemirsanya sehingga mempunyai dampak yang diinginkan
pengiklan di sebut sebagai daya tarik konten iklan (Lubis, 2018; Sufa, 2012). Konten (pesan) dalam iklan
harus mengutamakan 3 hal yaitu: pertama,
pesan harus dipahami oleh
penerima dan pengirim pesan, kedua pesan sepatutnya menyita perhatian konsumen
sebagai penerima, ketiga wajib merangsang
kebutuhan penerima dan menganjurkan metode yang tepat untuk memuaskannya, oleh karena itu daya tarik iklan
sangat dibutuhkan (Lubis, 2018; Simamora, 2011).
Adanya gagasan yang menjelaskan interaksi antara dimensi
global dan lokal menimbulkan sebuah konsep baru yaitu glokalisasi (Metin & Kizgin, 2015; Prakash & Singh, 2011; Sakanti, 2013;
William, 2016). Konsep glokalisasi pertama kali digunakan oleh
ekonom Jepang yang dimuat dalam tulisannya pada harvard business review tahun 1980 kemudian dipopulerkan oleh
Robertson dalam global modernity
tahun 1995 ((Anung, 2016; Oliveira, 2013; Sakanti, 2013). Glokalisasi merupakan
gagasan yang bisa digunakan dalam berbagai strategi diantaranya strategi
pemasaran bisnis , ataupun strategi media dan komunikasi (Cindy, 2015; Prakash & Singh, 2011).
Glokalisasi berasal dari dua kata yaitu globalisasi dan
lokalisasi (Metin & Kizgin, 2015; Prakash & Singh, 2011; Sakanti, 2013;
William, 2016). Dengan melakukan kombinasi yang imbang antara
kualitas internasional dengan dibubuhi aspek lokal, perusahaan multinasional
tentu saja mendapatkan tempat di hati konsumen, hal tersebut berkontribusi
mendorong minat dan perceived image yang positif. Tentunya hal ini
mempunyai implikasi terhadap tingkat penjualan produk atau layanan jasa yang
ditawarkan perusahaan (Cindy, 2015; Khadra & Mawardi, 2019; Sakanti, 2013). (Benyamin & Prasetia, 2015; Hwang, Kim, Choe, & Chung, 2018) menyatakan bahwa marketing
glokalosasi mempunyai keseluruhan sistem berupa
strategi untuk memperluas pasar produk-produk global dalam menarik minat
keduanya yaitu konsumen lokal dan konsumen original tempat barang/jasa berasal,
untuk kemudian mengundang level tertinggi minat pembelian, kepusan dan
loyalitas konsumen glokalisasi merupakan
penyesuaian produk global yang berorientasi pada karakter pasar lokal (Metin & Kizgin, 2015).
Tantangan tanpa batas yang dihadapi perusahaan industri
makanan yang berada di ranah global marketplace membuat gagasan glokalisasi
terasa begitu penting (Oliveira, 2013). Makanan adalah sebagai sistem klasifikasi yang
mencerminkan identitas sosial dan kultural (Susilo, 2015) olah karenanya perusahaan dituntut untuk menghadapi
keberagaman dan perbedaan khas yang ada dalam kebiasaan makan masyarakat yang
berasal dari berbagai negara, wilayah, agama dan budaya di dunia (Prakash & Singh, 2011). Konsep glokalisasi yang
dikehendaki pada industri makanan bisa dilakukan melalui pembentukan
citra perusahaan, penyesuaian menu dengan cita rasa lokal, juga layanan yang
diberikan� dengan kondisi dan culture
masyarakat lokal (Sakanti, 2013). Hal tersebut mengharuskan setiap perusahaan
menciptakan hal-hal yang unik. Namun permasalahannya tidak semua perusahaan fastfood
memahami orientasi belanja makanan serta cita rasa makanan yang sesuai dengan
konsumen lokal yang akan berpengaruh dalam memaksimalkan niat pembelian
konsumen lokal (Basith & Fadhilah, 2018; Winata & Nurcahya, 2017).
Konsumen juga pasti merasa kesulitan bagaimana mengamati
iklan sebagai dasar pengambilan keputusannya dalam membeli produk karena
banyaknya iklan produk sejenis yang berada di berbagai media iklan (Rizaldi, 2017; Situmorang, 2008). Sehingga berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh (Cindy, 2015) menyatakan bahwa sebuah muatan lokal dalam iklan akan
lebih mudah memunculkan kesan di hati para calon konsumennya terutama secara
emosional.
Pemasaran memiliki peran pokok dalam peta bisnis suatu
perusahaan dan berkontribusi terhadap strategi produk (Nendi & Sunanto, 2019). Marketing globalisasi
dilakukan dengan tujuan agar konsumen dapat merasakan bahwa suatu produk
relevan dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga produk
mendapatkan market share yang lebih besar (Sakanti, 2013). Temuan penelitian yang dilakukan oleh (Khadra & Mawardi, 2019; Kolmakova, 2017; Kurniaratri & Sanawiri,
2017; Sakanti, 2013) terkait hubungan antara glokalisasi dengan minat beli
terdapat adanya korelasi glokalisasi perusahaan global ataupun produk-produk
global terhadap minat beli konsumen.
Perusahaan global mesti memiliki perspektif dan pemahaman
yang sangat baik terhadap bahasa dan budaya masyarakat
lokal dalam upaya mendesain strategi
perikalanan yang mampu mengikat minat yang lebih baik (Alam, Mohd, & Hisham, 2011; Khuong, 2015; Raza, Bakar, & Mohamad,
2019) sehingga sebuah
iklan seharusnya sanggup merefleksikan nilai dan budaya yang ingin dijunjung
oleh perusahaan agar produk dianggap layak diterima dan dibeli oleh masyarakat,
(Benyamin & Prasetia, 2015; Schiffman & Wisenblit, 2015). Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Raza et al., 2019) bahwa ketika daya tarik iklan dibuat sebangun dengan
norma dan kultur yang berlaku di negara sasaran maka minat positif akan muncul.
Dalam situasi ini juga penilaian tiap individu terhadap daya tarik iklan akan
menjadi lebih positif, dan kecenderungan yang didasarkan atas kesamaan
norma-norma yang berlaku pada daya tarik iklan akan lebih positif sehingga
minat tiap individu pun terhadap produk akan semakin positif. �Hal ini sejalan dengan pendapat (Cindy, 2015; Geraldine, 2019; Lestari, 2019; Purwonegoro, 2018; Rahardian
et al., 2019; Rizaldi, 2017; Sari, 2018) mengungkapkan bahwa
kontribusi daya tarik iklan membawa pengaruh
terhadap minat beli.
Terdapat beberapa kajian teori dan pembahasan dalam menjelaskan
faktor-faktor persilangan budaya yang mempengaruhi minat pembelian yaitu konsep
marketing glokalisasi (X1)�
dan daya tarik konten iklan (X2) diantaranya oleh (Cindy, 2015; Fam & Grohs, 2007; Hwang et al., 2018).
Berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah H1: terdapat pengaruh marketing
glokalisasi terhadap minat beli konsumen. H2 : terdapat pengaruh
daya tarik konten iklan terhadap minat beli konsumen. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaruh marketing glokalisasi dan daya tarik konten iklan terhadap minat beli
kalangan bridgehead.
Untuk memudahkan dalam memahami penelitian, maka peneliti
menggambarkan model penelitian seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 1
Model Penelitian
Sumber: hasil olah 2020
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
pendekatan asosiatif. Objek penelitian pada penelitian ini ialah marketing
glokalisasi (X1) dan daya tarik konten iklan (X2). Subjek penelitian ini adalah
Mc Donald�s Kota Sukabumi sedangkan
populasi pada penelitian adalah Mahasiswa yang dikategorikan sebagai kalangan bridgehead. Menurut Johan Galtung dalam (Sakanti, 2013) mahasiswa dikategorikan
sebagai kalangan bridgehead. Golongan ini dianggap memiliki kapabilitas
dalam segi politik, pendidikan, sosial dan ekonomi. Mahasiswa dianggap menjadi
target pasar yang potensial dikarenakan kemampuan mereka baik dalam pendidikan
dan keterbukaan (open-mindedness) yang didukung dengan kemampuan ekonomi.
Adapun untuk teknik sampling peneliti menggunakan teknik cluster
sampling, Pengambilan sampel klaster pertama-tama akan digunakan untuk
memilih lokasi secara geografis berupa kota, semikota ataupun desa untuk
penelitian (Sekaran, 2006). Dimana Kota Sukabumi dijadikan sebagai sampel daerah
yang memiliki 13 Perguruan tinggi, dan Universitas Muhammadiyah Sukabumi dilih
karena memiliki lokasi yang dekat dengan gerai restoran cepat saji Mc Donald�s
Kota Sukabumi serta memiliki jumlah mahasiswa terbanyak yaitu
sebanyak 4.600 orang. Dari sejumlah 4.600 orang didapatkan jumlah 200 responden
yang berasal dari 7 fakultas dan 22 program studi dengan tingkat error sebesar
5%.
Di dalam penentuan sampel dengan teknik cluster sampling
tidak dilakukan pemilihan-pemilihan individu secara langsung, tetapi melalui
kelompok yang dipilih secara acak� maka
responden tidak membutuhkan kriteria yang terlalu khusus (Noviyanti et al., 2019) dan mengerucut seperti
jenis kelamin, usia, pendapatan ataupun asal fakultas/ program studi.
Hasil
dan Pembahasan
Uji kelayakan model atau Uji
F dilakukan untuk mengetahui apakah
model yang dianalisis memiliki tingkat kelayakan model yang tepat (Ferdinand, 2014 ; Kasih et al., 2020). Adapun prosedur pengujiannya adalah dengan melakukan
perbandingan nilai Fhitung dengan Ftabel (Sholikhah, 2018) yang dapat dilihat dari hasil pengolahan data seperti
pada tabel di bawah ini.
Tabel 1
Hasil Uji F
|
ANOVA |
||||||
|
Model |
Sum Of
Square |
df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
|
|
1
Regression |
4883,911 |
2 |
2441,956 |
275,057 |
.000 |
|
|
Residual |
1748,964 |
197 |
8,878 |
|
|
|
|
Total |
6632,875 |
199 |
|
|
|
|
Sumber : hasil olah 2020 a. Dependent Variable: Minat Beli |
|
||||||
b. Predictors: (Constant), Daya tarik konten
iklan, Marketing Glokalisasi |
|
||||||
Tabel 1 di atas menunjukkan
nilai Fhitung sebesar 275,057. Maka
dapat disimpulkan bahwa Fhitung > Ftabel sebesar
3,04 dan nilai regresi dengan signifikansi ,000 < 0,05 sehingga dapat
diartikan variabel independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel
dependen serta model layak untuk menjelaskan variabel dependen yang diteliti.
Tabel 2
Hasil Koefisien determinasi
|
Model
Summary |
|||||
|
Model |
R |
R Square |
Adjusted
R Square |
Std.
Error of the estimate |
|
|
1 |
.858 |
.736 |
.734 |
2,980 |
|
�������������������������������������� Sumber
: hasil olah 2020 a. Predictors: (Constant), Daya tarik konten iklan, Marketing
Glokalisasi |
|
|||||
Semakin besar nilai
R2, maka ketepatannya dikatakan semakin baik, Koefisien determinasi
digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana ketepatan atau kecocokan garis
regresi yang terbentuk (Sholikhah, 2018). Output dari tabel 2 menunjukan bahwa terdapat nilai
korelasi yang tinggi yaitu sebesar ,858 = 85,8% selanjutnya nilai Rsquare = ,734 atau sebesar 73,4% dengan
demikian terdapat pengaruh variabel marketing glokalisasi (X1) dan
Variabel daya tarik konten iklan (X2) terhadap minat beli kalangan bridgehead sebanyak 73,4% sisanya sebanyak 26,6% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
Tabel 3
Hasil Regresi Linear & Uji T
Coefficients |
||||
|
Coeff |
SE |
T |
p-Value |
Constant |
1,493 |
1,276 |
1,170 |
,243 |
Marketing
Glokalisasi �(X1) |
,159 |
,127 |
1,253 |
,212 |
Daya
tarik Konten iklan �(X2) |
1,225 |
,066 |
18,470 |
0.000 |
Sumber :
hasil olah 2020
Analisis Regresi
linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independen)
yang jumlahnya lebih dari satu terhadap 1(satu) variabel terikat (dependen) (Riduwan, 2014 ; Lestari, 2019) dengan bantuan software IBM SPSS 24. Dari otput tabel
3, diperoleh persamaan regresi linier berganda dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut (Augusty, 2014):�
Y= 1,493 + 0,159X1 +
1,225 X2+ e�� (1)
Menunjukan nilai konstanta
sebesar 1,493 dengan nilai koefisien regresi marketing glokalisasi
sebesar 0,159 sementara nilai koefisien daya tarik konten
iklan sebesar 1,225.
Selanjutnya uji
hipotesis dilakukan agar bisa mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial, uji ini dilakukan dengan
uji T (Ferdinand, 2014 ; Arifn et al., 2016). Variabel marketing glokalisasi
memiliki nilai Thitung sebesar 1,253 < 1,972 Ttabel
dan dengan nilai signifikan sebesar 0,212 > 0,05 maka H1 ditolak
dimana tidak adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari marketing
glokalisasi terhadap minat beli kalangan bridgehead. Hal ini dapat diartikan bahwa meskipun Mc Donald�s
merupakan brand ternama, sudah memberikan pelayanan yang prima sesuai standar
operasional Mc Donald�s dunia, dan Mc Donald�s Sukabumi juga memiliki menu-menu
andalan yang disesuaikan dengan lidah orang Indonesia namun dirasa masih belum
sama persis dengan rasa makanan rumahan khas orang indonesia. Salah satu contoh
nya adalah produk sambal yang rasa pedasnya kurang begitu terasa. Artinya
strategi dan konsep glokalisasi tidak menjadi faktor utama konsumen khususnya
kalangan mahasiswa ketika akan membeli produk Mc Donald�s Sukabumi.
Berlainan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Sakanti, 2013) yang menyatakan bahwa adanya korelasi yang positif
antara konsep glokalisasi perusahaan
multinasional terhadap minat beli konsumen. Penelitian ini juga tidak sejalan
dengan (Kolmakova, 2017) yang menyatakan bahwa strategi marketing glokalisasi
membantu perusahaan untuk beradaptasi dengan unsur-unsur lokal dengan efektif
untuk menaikan market share.
Kemudian nilai Thitung
yang dimiliki variabel daya tarik konten iklan sebesar 18,470 > 1,972
Ttabel dan nilai signifikan nya 0,000 < 0,05 maka H2 diterima
sementara H0 ditolak artinya adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara
daya tarik konten iklan terhadap minat beli, sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Cindy, 2015 ; Sari, 2018 ; Geraldine, 2019).
Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan
menggunakan teknik analisis linear berganda dapat disimpulkan bahwa pada uji
kelayakan model yang dilakukan melalui uji F memiliki kelayakan yang tinggi dan
signifikan karena variabel independen yang terdiri dari marketing
glokalisasi (X1) dan daya tarik konten iklan (X2)
menunjukkan adanya korelasi yang sama terhadap variabel
dependen minat beli kalangan bridgehead. Berdasarkan hasil
uji hipotesis yang dilakukan dengan uji T, marketing glokalisasi
(X1) tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli
kalangan bridgehead. Hal ini menunjukkan bahwa glokalisasi
(X1) pada perusahaan fastfood
restaurant memberikan nilai negatif dalam mempengaruhi minat beli kalangan bridgehead. Variabel daya tarik konten iklan (X2)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli kalangan bridgehead menunjukkan bahwa daya
tarik konten iklan (X2) pada perusahaan fastfood restaurant memberikan kontribusi positif dalam
mempengaruhi minat beli kalangan bridgehead.
Adapun saran yang hendak di berikan untuk perusahaan fastfood restaurant adalah sebelum
melakukan inovasi produk sajian ataupun menu pentingnya memiliki cukup
informasi dan� memahami bagaimana
menciptakan menu dan sajian yang betul-betul sesuai dengan cita rasa lidah
masyarakat Indonesia. Karena makanan adalah sebagai identitas kultural yang
harus sesuai dengan cita rasa lidah masyarakat lokal (Susilo, 2015).
Tujuan dari konsep glokalisasi adalah membantu perusahaan
multinasional dibidang� kuliner karena cita rasa fastfood restaurant agar terhubung
dengan masyarakat regional tempat perluasan perusahaan, agar kemudian
masyarakat merasa bahwa produk merupakan bagian dari mereka. Hal tersebut
kemudian bisa memicu dan memaksimalkan niat pembelian produk dari perusahaan fastfood agar selalu dipilih untuk
dibeli dibandingkan produk sejenis dari pesaing nya.
BIBLIOGRAFI
Alam, Syed Shah,
Mohd, Rohani, & Hisham, Badrul. (2011). Is religiosity an important
determinant on Muslim consumer Behaviour in Malaysia? Journal of Islamic
Marketing.
Amran,
Fahrul Rozie. (2017). Analisis Strategi Bisnis Mcdonald�s Di Labuhan Ratu.
Universitas lampung.
Anggraini,
Nilam Dewi. (2018). Hubungan Ketertarikan Iklan Terhadap Hasrat Untuk
Membeli Di �Warung Upnormal� Pada Siswa Sma Muhammadiyah 4 Kartasur.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Anung,
Barlian. (2016). Glokalisasi pada Identitas Kafe / Restoran "Studi
Kasus Glokalisasi pada Identitas Kafe / Restoran Lokal dan Global (Franchise)
di Kota Solo" Universitas Gadjah Mada.
Arifn,
Moch. Romzi, Rachma, & Selamet, Afi Rachmat. (2016). Pengaruh Nilai
Pelanggan Dan Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Kepuasan
Pelanggan Di Bukalapak. Jurnal Riset Manajemen, 108�123.
Augusty,
Ferdinand. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Universitas
Dipenogoro.
Basith,
Abdul, & Fadhilah, Faris. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Produk pada McDonald�s di Jatiasih Bekasi. Jurnal
Manajemen Organisasi, 3(9), 191�202.
Benyamin,
Firdaus, & Prasetia, Arus Reka. (2015). Glokalizer: Konsep Estetika Urban
Sebagai Strategi Kreatif Untuk Karya Seni Batik Dalam Mempertahankan Eksistensi
Di Pentas Dunia. Seminar Nasional Strategi Indonesia Kreatif, 1�14.
Bandung: Universitas Widyatama Bandung.
Chen,
Wei, Li, Ping, & Liu, Yanan. (2013). Product Localization in the fast food
Industry. Journal Innovative Marketing, 9(1), 37�45.
Cindy.
(2015). Pemasaran Produk Global: Global Marketing Vs Localized Marketing. Jurnal
Studi Manajeman, 9(1), 18�24.
Daryanto,
Leo Hedi, Hasiholan, Leonardo Budi, & Seputro, Adji. (2019). The Influence
Of Marketing Mix On The Decision To Purchase Martabak �Setiabudi� Pak Man
Semaran. Journal of Management, 5(5), 1�7.
Effendi,
Usman. (2016). Psikologi Konsumen. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
Fam, Kim
Shyan, & Grohs, Reinhard. (2007). Cultural values and effective executional
techniques in advertising. International Marketing Review, 24(5),
519�538.
Fatimah,
Febi, Danial, R. Deni Muhammad, & Z, Faizal Mulia. (2019). Analisis
Perataan Laba Pada Perusahaan Industri Makanan Dan Minuman. Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis, 20(2), 19�29. https://doi.org/10.30659/ekobis.20.2.19-29
Geraldine.
(2019). Pengaruh daya Tarik konten iklan social media instagram buku NKCTHI
(nanti kita cerita tentang hari ini) terhadap niat beli konsumen.
Universitas Multimedia Nusantara.
Helmi,
Irfan, Hafinuddin, Didin, & Ibdalsyah. (2019). Kehalalan Makanan Cepat Saji
Menurut Fatwa Mui: Studi Analisis Terhadap Restoran Cepat Saji Di Kota Bogor. Juornal
of Islamic Economy, 12(1), 40�51.
Herdanu,
Refky. (2017). Pengaruh Iklan Televisi Terhadap Minat Beli Pada Produk Susu
Anlene Pt Fonterra Brand (Studi Di Bandar Lampung). Universitas Lampung.
Hwang,
Jinsoo, Kim, Seongseop (Sam), Choe, Ja Young (Jacey), & Chung, Chang Ho.
(2018). Exploration of the successful glocalization of ethnic food: a case of
Korean food. International Journal of Contemporary Hospitality Managemen.
Junaedi,
Didi, Susandy, Gugyh, & Apriandi, Devy Widya. (2019). The Influence Of
Self-Congruity And Mobile Marketing On Brand Loyalty At Fast Food Restaurants
California Chicken In Subang City. Jurnal Ilmu Manajemen, 16(2),
1�7.
Juwaedah,
Ade. (2019). Makanan Siap hidang, Fast food. PKK FPTK UPI.
Kasih,
Selfia Ratna, Ramdan, Asep M., & Samsudin, Acep. (2020). Minat beli kaum
milenial pengguna instagram. Jurnal Ekobis Dewantara, 3(1),
52�61.
Khadra,
Savira Fairus El, & Mawardi, M. Kholi. (2019). Pengaruh Variabel-Variabel
Dalam Konsep Susceptibility To Global Consumer Culture Terhadap Minat Beli Food
And Beverage (Survei Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya Konsumen Food And Beverage Restoran Cepat Saji Merek Global Di. Jurnal
Administrasi Bisnis, 72(2), 79�89.
Khuong,
Mai. (2015). The Effects of Television Commercials on Customers Purchase
Intention � A Study of Milk Industry in Ho Chi Minh City, Vietnam. Journal
of Economics, Business and Management, 3(9), 851�857.
https://doi.org/10.7763/joebm.2015.v3.297
Kolmakova,
Liubov. (2017). Glocalization Marketing Strategy of Mc Donald�s Case Study:
Turkey. Kth Royal Institute Of Technology.
Kotler,
Philip, & Keller, Lane Kevin. (2016). Marketing Management (Global
Edi). Edinburgh: Pearson Education.
Kurniaratri,
Alisa Dwi, & Sanawiri, Brillyanes. (2017). Pengaruh Susceptibility To
Global Consumer Culture (Sgcc) Terhadap Minat Beli Konsumen (Survei Pada Mahasiswi
Universitas Brawijaya Angkatan 2013). 50(6), 183�192.
Kusuma,
Jemmy. (2019). Pengaruh Customer Perceived Value Terhadap Behavioral Intention
Dengan Customer Satisfaction Sebagai Variabel Intervening: Studi Kasus Restoran
Cepat Saji Di Tunjungan Plaza. Agora, 7(1).
Lestari,
Rika. (2019). Pengaruh Kredibilitas Endorser Dan Iklan Televisi Terhadap
Minat Beli Kopi Instan Luwak White Koffie (Studi Pada Mahasiswa Feb Unpas
Bandung). Universitas Pasundan.
Lubis,
Muhammad Reza Iskandar. (2018). Pengaruh Tayangan Iklan Layanan Masyarakat
BPJS Kesehatan Tahun 2017 di Televisi Terhadap Tindakan Menggunakan di Kalangan
Masyarakat Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan.
Metin,
Ismail, & Kizgin, Yildiray. (2015). Multinational Fast Food Chains� �Global
Think, Local Act Strategy� and Consumer Preferences in Turkey. Journal of
Marketing Studies, 7(1), 106�116.
Nendi,
Ikhsan, & Sunanto, Dodi. (2019). Implementasi Spiritual Marketing Dalam
Meningkatkan Kuantitas Pelanggan di Cv Surya Mandiri Cirebon. Syntax Literate;
Jurnal Ilmiah Indonesia, 4(9), 15�25.
Noviyanti,
Dewi, Karim, Ahmad Abdul, Nurfadilah, Amelia, Munawaroh, Siti, Aghnia, Shafa
Faja, & Yuliani. (2019). Meningkatan Daya Pemahaman Melalui Media Cerita
Pendek Siswa Kelas Viii Smp Alam Karawang. Seminar Nasional Bahasa Dan
Sastra Indonesia Sasindo Unpam, 249�254. Karawang: Universitas Singaper
Bangsa.
Oliveira,
Manuela Souza Constantino. (2013). The Dynamics of Glocalization : The
case of Mc Donald�s portugal. Universidade catoloca portuguesa.
Paramaesti,
Chitra. (2018). Industri makanan dan minuman tumbuh 8,67 persen triwulan II
2018.
Prakash,
Ajai, & Singh, B. (2011). Glocalization In Food Business: Strategies Of
Adaptation To Local Needs And Demands. Asian Journal of Strategy and
Management Research, 01(01).
Purwonegoro,
Eka Nur Aini. (2018). Analisis Konten Iklan Pocari Sweat yang Ditayangkan di
Televisi. Festival Riset Ilmiah Manajemen Dan Akuntansi, 99�106. STIE
STEMBI.
Rahardian,
M. Dhani, Kusumawati, Andriani, & Irawan, Ari. (2019). Pengaruh Tagline
Iklan Dan Celebrity Endorser Terhadap Brand Awareness Dan Minat Beli (Survei
Pada Mahasiswa Program Sarjana Pengguna Smartphone Oppo F3 Plus Di Universitas
Brawijaya). Jurnal Administrasi Bisnis, 75(1).
Raza,
Syed Hassan, Bakar, Hassan Abu, & Mohamad, Bahtiar. (2019). The
effects of advertising appeals on consumers� behavioural intention
towards global brands. Journal of Islamic Marketing.
Riduwan.
(2014). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:
Alfabeta, CV.
Rizaldi,
Ajie. (2017). Pengaruh Daya Tarik Iklan Dan Celebrity Endorser Terhadap
Minat Beli Cosmetic Wardah (Studi Kasus Pada Mahasiswi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta). UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH.
Sakanti,
Yekti. (2013). Analisis Glokalisasi Perusahaan Multinational Sebagai Bentuk
Strategi Komunikasi Terhadap Kaum Brigehead.
Sari,
Rafika. (2018). Pengaruh Daya tarik iklan dan harga serta citra merek
terhadap minat beli produk indomie real meat pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Jember. Universitas Jember.
Schiffman,
Leon G., & Wisenblit, Joseph L. (2015). Consumer Behaviour (eleventh
e). Edinburgh: Pearson Education.
Sekaran,
Uma. (2006). Research Method for Business (Buku 2 Edi; Resthi
Widyanngrum, Ed.). Salemba Empat.
Sholikhah,
Fitri. (2018). Pengaruh Persepsi Manfaat, Daya Tarik Iklan, Dan Sikap
Terhadap Minat Dalammenggunakan Layanan E- Money Bsm (Studi Kasus Pada
Masyarakat Kota Surakarta). institut agama islam negeri Surakarta.
Simamora,
Henry. (2011). Manajemen pemasaran Internasional (jilid II) (edisi 2).
Jakarta: Rineka Cipta.
Situmorang,
James R. (2008). Mengapa harus iklan? Jurnal Administrasi Bisnis, 4(2).
Sufa,
Faela. (2012). Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan, Kualitas Pesan Iklan, Dan
Frekuensi Penayangan Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Televisi Mie Sedap.
Universitas Diponegoro Semarang.
Susilo,
Ferdy. (2015). Fragmentasi Manusia Dalam Kultur Makan Masa Kini. Melintas,
201�219. Bandung: Parahyangan Catholic University Bandung, Indonesia.
Taufan,
Mohammad. (2019). Mcdonald�s Sebagai Aktor Pembentuk Fast Food Branding Ala
Amerika Di Indonesia. Jember: 2019.
Wardhani,
Hanura Kusuma. (2016). Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Suasana Toko (Store
Atmosphere), Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan.
Universitas Diponegoro.
William,
Anne Keziah. (2016). Globalization and Glocalization Marketing of McDonald�s. International
Journal of Business and Management Invention, 5(11), 42�44.
Winata,
Ade, & Nurcahya, I. Ketut. (2017). Pengaruh Iklan Pada Media Televisi
Terhadap Minat Beli (Studi Pada Calon Konsumen Bukalapak.Com Di Kota Denpasar).
E-Jurnal Manajemen, 6(10), 5660�5692.