Syntax Idea : p�ISSN:
2684-6853�
e-ISSN : 2684-883X�����
Vol. 1, No. 5
September 2019
UJI WAKTU ALIR DAN UJI
KOMPRESIBILITAS GRANUL PATI KENTANG DENGAN METODE GRANULASI BASAH
Rifqi Ferry Balfas dan Meisintya De
Nanda
Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhadi Setiabudi Brebes
Email:
[email protected]
Abstrak����������
Indonesia memiliki berbagai
jenis tumbuhan yang banyak tersebar si seluruh penjuru dan ada sekitar 30.000
tumbuhan, diantaranya 7.000 memiliki khsiat sebagai obat. Dan sebanyak 2.500� merupakan
tanaman obat. Salah satu diantaranya adalah kentang, tujuan
penelitian ini untuk mengetahui sifat fisis yang baik dari uji waktu alir dan
kompresibilitas pada granul pati kentang dengan metode granulasi basah. Metode pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Metode
penelitian meliputi penyiapan bahan, pembuatan granul dari pati kentang
dengan metode granulasi basah, dan setelah itu di uji waktu alir dan uji
kompresibilitas. Hasil sifat fisis dari uji waktu alir yang pendek yaitu
dengan rata-rata 6.67 detik dan kompresibilitas dengan rata-rata 14,56% yang memenuhi syarat di bawah 20%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa granul pati kentang dengan metode granulasi basah memiliki sifat fisis yang baik
Kata
Kunci���� :
Kentang, Kompresibilitas, Waktu Alir
Pendahuluan
Republik
Indonesia adalah salah satu dari sekian negara yang memiliki wilayah lautan
yang lebih luas dari daratan. Secara teritoris, wilayah lautan Indonesia
mencakup 2/3 dari total luas wilayahnya. Di sisi lain, letak Indonesia yang ada
di antara dua samudra dan benua juga memungkinanya memiliki sumber daya yang
melimpah. (Simarmata, 2017).
Indonesia memiliki berbagai jenis tumbuhan yang banyak tersebar si
seluruh penjuru dan ada sekitar 30.000 tumbuhan, diantaranya 7.000 memiliki khasiat
sebagai obat, dan sebanyak 2.500�
merupakan tanaman obat. Salah satu diantaranya adalah kentang, Kentang memiliki kadar air cukup tinggi sekitar
78%, sumber vitamin C, B1, B2 serta beberapa jenis mineral seperti fosfor, zat
besi dan kalium.Vitamin C yang terkandung dalam kentang setiap 100 g adalah
17mg (Mudawamah, 2012).
Pati merupakan karbohidrat
kompleks yang tidak larut dalam air dan berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama
yang dihasilkan oleh tumbuhan dan menyimpan dalam jangka panjang dalam kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis).
Pati terbagi menjadi 2 yang digunakan
dalam industri farmasi, yaitu pati alami dan yang dimodifikasi (Sakinah, 2018). Pati memiliki daya
kompak, dapat menyerap air dan dapat terdisintegrasi dengan baik saat pelepasan
obat dalam medium air sehingga digunakan sebagai bahan pengisi dan penghancur dalam tablet ���(Wijaya, 2016). Metode ini banyak digunakan dalam
memproduksi tablet kompresi.
Granul merupakan gumpalan-gumpalan dari
partikel-partikel yang lebih kecil, dan granul dapat diproses lebih
lanjut menjadi bentuk sediaan granul terbagi, kapsul, maupun tablet. Kemudian granul dilakukan uji kompresibilitas bertujuan menentukan apakah
sifat bahan dapat membentuk masa yang stabil dan kompak bila diberikan tekanan,
pada uji kompresibilitas
syarat yang dikatakan baik jika di bawah 20%. Dalam ukuran granul dan bentuk garnul yang dipengaruhi oleh kompresibilitas,
jika semakin kecil kerapatan bulk
yang diperoleh maka akan semakin baik sifat alirnya (Alfenjuni
& Gusmayadi, 2012).
Uji selanjutnya yaitu uji waktu alir, dalam
pembuatan tablet sifat alir mempunyai peranan
penting. Jika tablet yang mudah mengalir maka akan menghasilkan keseragaman bobot yang baik. Sehingga
peneliti ingin mengetahui sifat fisis pada granul pati kentang dengan metode
granulasi basah.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Metode
penelitian meliputi penyiapan bahan, pembuatan granul dari pati kentang
dengan metode granulasi basah, dan setelah itu di uji waktu alir dan uji
kompresibilitas.
Langkah awal yang dilakukan yaitu mencari bahan kentang. kentang yang
akan digunakan disortir dari kotoran-kotoran yang menempel, setelah itu kentang
dikupas kulitnya kemudian dicuci hingga bersih. Kentang yang telah bersih
diparut dengan alat pemarut dan diletakan pada wadah tertentu. Kemudian peras
dengan kain pemeras dan lakukan penyarian berulang-ulang. Air sarian didiamkan
hingga mengendap, setelah mengendap lakukan dekantasi (endap tuang). Keringkan pati yang didapat sampai
benar-benar kering. Pati yang telah kering digerus kemudian barulah didapat
pati kentang (Apriyanti & Balfas, 2019). Kemudian membuat
gelatin yaitu Timbang gelatin sebanyak
20 gram, larutkan gelatin dalam aquades sampai 200ml. panaskan di atas hot plate hingga warnanya jernih (Akbar, Kharabsheh, Poletti-Hughes, & Shah, 2017). Langkah berikutnya� mencampurkan pati dan laktosa hingga homogen, diayak
menggunakan ayakan, campuran tersebut ditambahkan solution gelatin yang telah
dipanaskan dan catat volume solution gelatin yang digunakan. Massa granul yang telah terbentuk diayak sehingga butiran-butiran granul tersebut di ayakan dengan nomor 6 mesh, diletakkan di atas nampan yang telah dilapisi
kertas perkamen dan dimasukkan ke dalam oven hingga granul kering (Apriyanti & Balfas, 2019)
Terakhir melakukan pengujian yaitu pengujian organoleptis, uji waktu alir dan uji kompresibilitas. Uji
waktu alir dengan cara 100 gram granul dituangkan ke
dalam corong yang ujung tangkainya tertutup, Penutup
dibuka dan granul dibiarkan mengalir sampai habis. Setelah
itu lama waktu dicatat dengan mengguanakan alat pencatat waktu (stopwatch).
Lakukan uji tersebut sebanyak 3 kali. Dan melakukan uji kompresibilitas, yaitu dengan
menimbang 100 gram granul lalu masukkan ke dalam gelas ukur volume awal 210 mL. Lalu granul masukkan ke
dalam beaker glass lalu granul
dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan dengan alat uji, setelah diberikan
ketukan 500 kali kemudian didapatkan hasil volume akhirnya yaitu 175 mL.
Hasil dan Pembahasan
Pengujian organoleptik merupakan pengujian yang biasa dilakukan pada
beberapa bahan pangan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sifat sensorik dari
bahan pangan tersebut. Parameter yang diuji adalah warna, aroma dan bentuk. Dalam penelitian ini hasil
pati kentang yang didapat berwarna abu-abu, memiliki bau khas kentang serta
berbentuk halus. Kemudian dilakukan beberapa uji untuk
mengetahui sifat fisis granul apakah baik atau tidak.
Tabel 1 Tabel hasil uji organoleptik
Uji
Organoleptik |
Pati
Kentang |
Warna |
Abu-abu |
Aroma |
Khas
kentang |
Bentuk |
Serbuk
halus |
1.
Uji Waktu Alir
Pada penelitian ini
menghasilkan uji alir dalam 100gr granul dan menghasilkan waktu alir sebagai berikut :
Tabel 2 �Hasil Uji Waktu Alir Granul Pati Kentang
Uji Waktu Alir |
Hasil (detik) |
F1 |
6,9 |
F2 |
6,5 |
F3 Rata-Rata |
6,6 6,67 |
Pada
pengujian waktu alir ini menghasilkan 3 hasil yang berbeda yang mempunyai
rata-rata 6.67 detik dan pada granul jika memiliki sifat
alir yang baik maka akan mempengaruhi dalam pembuatan tablet. Granul yang mudah mengalir, maka tablet yang
dihasilkan mempunyai keseragaman bobot yang baik. Faktor yang
dapat mempengaruhi sifat alir yaitu bentuk granul, bobot jenis dan keadaan
permukaan granul (Sugihartini, N., Wahyuningsih, W., Supadmi, W.,
Guntarti, 2009). Waktu alir
merupakan salah satu faktor penting dalam pembuatan granul karena dalam waktu
alir yang baik akan menjamin keseragaman bobot. Dalam granul
100g waktu alir yang baik mempunyai sifat waktu alir ≤ 10 detik atau kecepatan
alir 10 g/detik (Fudholi, 1983).
2.
Uji Kompresibilitas
Pada pengujian pati kentang dengan metode
granulasi basah didapat hasil uji kompresibilitas dari 60gr granul sebagai
berikut:
Tabel 3 Hasil Uji Waktu Alir Granul Pati Kentang
Uji Waktu Alir |
Hasil (%) |
F1 |
14,2 |
F2 |
14.6 |
F3 Rata-Rata |
14,9 14,56 |
Berdasarkan hasil rata-rata uji kompresibilitas yang didapat� yaitu 14.56%
sehingga dapat dikatakan baik, karena pada uji kompresibilitas
syarat yang dikatakan baik jika di bawah 20%. Dalam ukuran granul dan bentuk garnul yang
dipengaruhi oleh kompresibilitas, jika semakin kecil kerapatan bulk yang diperoleh maka akan semakin
baik sifat alirnya (Alfenjuni & Gusmayadi, 2012).
Pada uji
kompresibilitas yang dinyatakan dengan baik, maka hasil tersebut mempengaruhi
tablet yang baik serta kompak, Faktor yang mempengaruhi kompresibilitas adalah adanya pembasahan granul yang dapat
meningkatkan kompresibilitas. Sehingga dapat dikatkan bentuk dan
tekstur partikel dapat mempengaruhi kompresibilitas yang baik. Hal ini mengurangi adanya fines pada proses pencetakan
tablet (Sugihartini, N., Wahyuningsih, W., Supadmi, W.,
Guntarti, 2009)
Kesimpulan
Penelitian granul pati kentang dengan
metode granulasi basah memiliki uji waktu alir yang pendek yaitu
mempunyai rata-rata 6.67 detik dan pada uji kompresibiliotas nya memiliki hasil
dengan hasil rata-rata 14.56% sehingga dapat
dikatakan baik
BIBLIOGRAFI
Akbar, S., Kharabsheh, B., Poletti-Hughes, J., & Shah, S.
Z. A. (2017). Board structure and corporate risk taking in the UK financial
sector. International Review of Financial Analysis, 50, 101�110.
Alfenjuni, A., & Gusmayadi, I. (2012). Perbandingan
Laju Disolusi Tablet Pirazinamid yang Menggunakan Pengikat Amilum Biji Nangka,
Amilum Talas dan Amilum Biji Kayu. FARMASAINS.
Apriyanti, S., & Balfas, R. F. (2019). Uji Kerapuhan
Granul Pati Bonggol Pisang Dengan Metode Granulasi Basah. Journal of
Pharmacy (JOPHUS) UMUS, 1(1), 12�17.
Fudholi, A. (1983). Metodologi formulasi dalam kompresi
direk. Medika, 7(9), 586�593.
Mudawamah, U. R. (2012). Pengaruh variasi konsentrasi ragi
tape dan waktu fermentasi terhadap kadar bioetanol dari kulit kentang (solanum
tuberosum l.). Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Sakinah, A. R. (2018). Isolasi, Karakterisasi Sifat
Fisikokimia, dan Aplikasi Pati Jagung dalam bidang Farmasetik. Farmaka, 16(2).
Simarmata, P. (2017). Hukum Zona Ekonomi Eksklusif Dan Hak
Indonesia Menurut Undang-Undang Ri Nomor 5 Tahun 1983. Syntax Literate;
Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(2), 108�123.
Sugihartini, N., Wahyuningsih, W., Supadmi, W., Guntarti, A.
(2009). Formulasi Dan Tegnologi Sediaan Padat. Edisi Revisi. Yogyakarta.
Wijaya, B. C. (2016). Formulasi Sediaan Tablet Liquidsolid
Glibenklamid dengan Pelarut Gliserin dan Amilum Kentang sebagai Carrier
Material. Yogyakarta.
�������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������