How to cite:
Jorry S. Koloay, Cecep, Miknamara (2024) Pengaruh Konflik Israel-Iran Terhadap Keamanan
Kawasan Regional dan Global, (06) 09,
E-ISSN:
2684-883X
PENGARUH KONFLIK ISRAEL-IRAN TERHADAP KEAMANAN KAWASAN
REGIONAL DAN GLOBAL
Jorry S. Koloay, Cecep, Miknamara
Pusat Pengkajian Strategis Penelitian dan Pengembangan Tentara Nasional Indonesia,
Indonesia
Abstrak
Konflik antara Israel dan Iran menunjukkan fenomena retaliasi yang berlarut-larut sehingga
mendorong terjadinya ketegangan kawasan/regional yang telah bergejolak akan menuju
konflik yang semakin luas. Konflik terbuka antara Iran-Israel dapat manarik negara-negara
besar didunia untuk terlibat didalamnya seperti Amerika Serikat, Rusia maupun China dengan
aliansinya masing-masing yang dapat memicu terjadinya perang dunia ke-3. Ketiga negara
besar tersebut memiliki kepentingan yang sangat besar dan masing-masing negara berupaya
menunjukkan pengaruhnya secara langsung maupun tidak langsung untuk menunjukkan
perannya di kawasan regional. Mencermati konflik yang berkembang tersebut, memberikan
suatu cakrawala pembahasan bagi semua pihak dan dapat menjadi suatu topik pembelajaran
yang akan berguna bagi kepentingan dan kemajuan TNI dalam upayanya menjaga kedaulatan
dan keutuhan NKRI.
Kata Kunci: Konflik antara Israel dan Iran, negara-negara besar didunia untuk terlibat, TNI.
Abstract
The conflict between Israel and Iran illustrates a prolonged cycle of retaliation that has
escalated regional tensions, potentially leading towards broader conflict. Open conflict
between Iran and Israel could draw major world powers such as the United States, Russia,
and China, along with their respective alliances, into the fray, potentially triggering a third
world war. These three major powers have significant interests at stake and each seeks to
assert its influence directly or indirectly in the regional context. Given the evolving conflict,
it presents a broad discussion horizon for all parties involved and serves as a learning topic
beneficial to the interests and progress of the Indonesian National Armed Forces (TNI) in
safeguarding the sovereignty and integrity of the Republic of Indonesia.
Keywords: The conflict between Israel and Iran, the major countries in the world to be
involved, the TNI
PENDAHULUAN
Sebelum tahun 1979, negara Israel dan Iran memiliki hubungan yang sangat erat ketika
Iran dipimpin oleh shah Mohammad Reza Pahlavi. Namun, pada tahun 1979 terjadi revolusi
Islam di Iran yang dipimpin Ayatollah Rohullah Khomeini yang menyebabkan jatuhnya shah
Mohammad Reza Pahlavi dari tampuk kekuasaannya (Diala, 2017). Revolusi Islam yang
dipimpin Ayatollah Rohullah Khomeini telah melahirkan rezim yang menentang Israel
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 09, September 2024
Jorry S. Koloay, Cecep, Miknamara
6080 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
sebagai bagian penting dari ideologinya. Estafet kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh
Ayatollah Ali Khamenei yang bahkan menyebut Israel sebagai “tumor kanker” yang pasti
akan dicabut dan dihancurkan. Sejak saat itu, Israel dan Iran terlibat dalam perang proxy dan
saling menyerang aset masing-masing selama bertahun-tahun dengan menggunakan kekuatan
ketiga seperti Hamas, Hizbullah, Houthi dan kelompok militer lainnya. Israel memiliki
kepercayaan bahwa Iran merupakan ancaman nyata sebagaimana dibuktikan oleh retorika
Teheran dengan pembentukan dan membina faksi-faksi bersenjata tersebut di seluruh Timur
Tengah yang dapat mengancam pertahanan dan keamanan Israel (Chan et al., 2019; Kurniadi,
2016).
Fenomena retaliasi antara Israel dan Iran memuncak pada tahun 2024 ini, tepatnya pada
tanggal 1 April 2024 ketika Israel melakukan serangan mematikan terhadap komplek konsulat
Iran di Damaskus, Syria. Serangan tersebut menewaskan sejumlah perwira militer Iran,
termasuk komandan senior Pasukan Quds Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Jenderal
Mohammad Reza Zahedi. Pada tanggal 13 April 2024, Iran melakukkan serangan balasan
dengan menembakkan lebih dari 300 drone, cruise missile dan rudal balistik ke wilayah Israel.
Melalui serangan tersebut, Iran memberi pesan bahwa mereka mampu menyerang secara
langsung ke jantung pertahanan Israel dan Iran menyebutnya dengan Operation True Promise
(Operasi Janji Sejati) (Long, 2014). Juru bicara Israel Defend Force (IDF), Rear Admiral
Daniel Hagari mengeluarkan pernyataan bahwa 99% serangan udara Iran dapat dilumpuhkan
oleh sistem pertahanan udara Israel. Hal ini juga tidak terlepas dari adanya bantuan sistem
pertahanan Amerika Serikat dan sistem pertahanan Yordania yang menembak jatuh drone,
cruise missile dan rudal balistik Iran yang melintas di wilayah udaranya (Rahmatulummah &
Resky, 2024). Namun demikian serangan Iran ke wilayah Israel menyebabkan kerusakan
pangkalan militer yang terletak di bagian wilayah Israel selatan. Serangan Iran terhadap Israel
merupakan yang pertama diluncurkan meskipun antara kedua negara sudah bermusuhan
selama puluhan tahun sejak terjadinya revolusi Islam di Iran pada tahun 1979 (Pikoli, 2021).
Selanjutnya pada tanggal 19 April 2024, terjadi serangan udara balasan Israel ke Isfahan
wilayah Iran yang terdapat bandara militer, reaktor nuklir dan industri drone Iran yang diduga
kuat serangan tersebut dilakukan oleh Israel.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali dan menganalisis fenomena retaliasi yang
berlarut-larut antara Israel dan Iran, yang berkontribusi pada eskalasi ketegangan
kawasan/regional yang dapat berpotensi menuju konflik yang lebih meluas. Konflik terbuka
antara kedua negara ini memunculkan ketertarikan dari negara-negara besar seperti Amerika
Serikat, Rusia, dan China beserta aliansi mereka, yang dapat mempengaruhi dinamika konflik
dan bahkan memicu ancaman terhadap stabilitas global, termasuk potensi terjadinya perang
dunia ketiga. Kepentingan besar dari negara-negara ini mendorong mereka untuk
menunjukkan pengaruhnya baik secara langsung maupun tidak langsung di kawasan regional
tersebut. Analisis yang mendalam terhadap konflik ini tidak hanya memberikan wawasan
mendalam bagi pihak-pihak terkait, tetapi juga menjadi topik pembelajaran yang penting bagi
TNI dalam upaya mereka menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI, serta merumuskan strategi
keamanan nasional yang efektif.
METODE PENELITIAN
Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka peneliti menggunakan Penelitian Kualitatif
(Saleh, 2017). Mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber untuk memahami
retorika, strategi, dan sikap kedua belah pihak dalam konflik ini. Ini mencakup analisis
retorika politik, pernyataan resmi, dan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Israel dan Iran
serta reaksi dari negara-negara besar lainnya. Metode ini melibatkan wawancara mendalam,
Pengaruh Konflik Israel-Iran Terhadap Keamanan Kawasan Regional dan Global
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 6081
studi kasus, dan analisis data sekunder seperti laporan, dokumen, dan liputan media untuk
memberikan landasan yang kokoh untuk memahami dinamika konflik antara Israel dan Iran
serta implikasinya terhadap keamanan dan stabilitas regional (Kusumastuti & Khoiron, 2019).
Untuk pendekatan penelitian mengenai konflik antara Israel dan Iran, berdasarkan teori
para ahli, beberapa pendekatan yang dapat digunakan meliputi Teori Realisme: Menganalisis
konflik dari sudut pandang realisme, dengan fokus pada dinamika kekuatan, kepentingan
nasional, dan keseimbangan kekuatan antara Israel, Iran, serta aktor regional dan global
lainnya seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China. Teori Resolusi Konflik: Menyelidiki teori-
teori terkait resolusi konflik dan manajemen konflik, dengan mempertimbangkan bagaimana
mediasi, negosiasi, atau upaya pembangunan perdamaian dapat mengurangi ketegangan yang
semakin meningkat antara Israel dan Iran. Teori Perang Proksi: Mengkaji konflik ini dari
perspektif teori perang proksi, mengingat Israel dan Iran terlibat dalam konflik melalui
kelompok-kelompok militan di wilayah tersebut.
Pengumpulan data adalah langkah krusial dalam proses penelitian yang bertujuan untuk
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan
menggunakan berbagai teknik dan metode yang dirancang untuk memastikan akurasi dan
keandalan data (Sugiyono & Lestari, 2021) menyatakan bahwa pengumpulan data merupakan
proses atau metode yang sistematis untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Hal ini melibatkan berbagai teknik seperti wawancara, observasi, dan kuesioner
untuk memperoleh informasi yang valid dan reliabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyerangan Israel terhadap komplek Konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Fenomena retaliasi antar kedua negara.
Serangan Israel pada tanggal 1 April 2024 terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah
telah menghancurkan bangunan konsuler dan menewaskan 16 orang termasuk komandan
Korps Penjaga Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zaheri dan
Brigadir Jenderal Hadi Haji-Rahmi. Perlu diketahui bahwa Brigadir Jenderal Mohammad
Reza Zaheri pernah menjabat sebagai komandan di Lebanon dan Suriah antara tahun 2008
dan 2016. Sementara Haji-Rahimi diidentifikasi sebagai wakil Brigadir Jenderal Zahedi.
Kedua tokoh tersebut merupakan tokoh penting dalam membina hubungan antara Iran dan
Hezbollah yang berada di Lebanon sebagai proxynya. Sasaran yang ditargetkan oleh Israel
merupakan sasaran bernilai tinggi. Hal tersebut tidak akan terlepas dari data yang akurat
berupa informasi intelijen yang diberikan oleh agen mossad (intelijen Israel) terhadap sasaran
yang telah ditargetkan. Selanjutnya dari informasi yang ada, pihak Israel menindaklanjuti
dengan serangan menggunakan senjata presisi untuk mengeksekusi target.
Untuk menjawab serangan yang dilakukan Israel tehadap konsulatnya di Damaskus,
Suriah, Iran melakukan serangan balasan pada tanggal 13 April 2024 ke wilayah Israel
dengan menembakkan lebih dari 300 drone, rudal jelajah dan rudal balistik serta rudal
balistik. Serangan ini dilakukan di bawah operation true promise yang menyebabkan
kerusakan minor di pangkalan udara Nevatim di tenggara Israel (Irwan, 2017). Serangan
tersebut dapat diterjemahkan menjadi keuntungan soft power bagi Iran di dunia Muslim
dalam jangka panjang, jika dibandingkan dengan kekuatan regional lainnya. Disamping itu,
Iran ingin menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan untuk melakukan serangan ke Israel
Jorry S. Koloay, Cecep, Miknamara
6082 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
dari jarak jauh menggunakan persenjataan dengan teknologi modern dan presisi yang telah
dikembangkannya sendiri. Hal ini memberikan sinyal kepada Israel dan kepada dunia bahwa
Iran telah menjadi kekuatan yang dapat melawan Israel ditengah negara-negara yang berada
di kawasan Timur Tengah tidak berani bertindak untuk melawan kekuatan Israel.
Dengan adanya serangan Iran ke wilayah Israel, maka Israel melakukan serangan
balasan pada tanggal 19 April 2024 ke wilayah Isfahan, Iran. Wilayah Isfahan merupakan
lokasi fasilitas pengayaan uranium dari riset program nuklir terbesar Iran. Disamping itu
Isfahan juga merupakan lokasi berdirinya beberapa infrastruktur militer yang memiliki
peranan penting seperti pangkalan udara dan kompleks produksi rudal serta drone Iran.
Serangan Israel telah memberikan kerusakan terhadap bagian sistem pertahanan udara yang
berada di sebuah lapangan terbang di Isfahan.
Analisa Pertimbangan melakukan serangan.
Israel ingin memberikan pesan kepada Amerika sebagai sekutu utamanya bahwa Iran
adalah State Actor utama pendukung kegiatan-kegiatan proxy melawan Israel dan beberapa
negara lain yang didukung Amerika yang perlu untuk dihadapi (Nugroho et al., 2020). Pesan
penting lainnya adalah dengan mengusik Iran yang didukung oleh kemampuan senjata rudal
balistik, rudal jelajah dan drone yang canggih serta mematikan memberikan konsekuensi
untuk harus menyiapkan kekuatan sendiri untuk menghadapi aksi retaliasi yang
menghancurkan dari Iran. Untuk itu Israel berharap Amerika mendukung dan membantu
Israel dimanapun dan kapanpun dalam menghadapi Iran dan sekutunya (Nur Aisyah & Kn,
2023).
Iran ingin menunjukan kemampuannya untuk menyerang pihak lawan yang mencoba
mengganggu kedaulatannya dengan kemampuan jarak jauh yang menghancurkan dan presisi.
Dengan melepaskan kurang lebih 300 rudal balistik, rudal jelajah dan drone jauh dari garis
depan pertempuran, menunjukkan kemajuan teknologi militer yang telah dikembangkan. Iran
akan mampu menghancurkan musuh dimanapun berada, tanpa harus bergerak mendekat ke
wilayah yurisdiksi nasional pihak lawan. Serangan balas dari Iran juga untuk mengetahui
sejauh mana kehandalan system pertahanan udara Israel yang dibantu oleh Amerika dan
Yordania. Pesan penting yang ingin disampaikan Iran adalah, mereka telah mempelajari
kemampuan pertahanan udara Israel dan mereka yakin dan mampu memberikan dampak
kehancuran yang lebih besar pada serangan berikutnya.
Lesson Learned.
1) Teknologi militer Israel menunjukkan teknologi yang canggih dengan aspek presisi dan
mematikan yang didukung oleh informasi intelijen yang sangat akurat. Aspek presisi dapat
dilihat dari korban yang disasar tepat pada satu titik di kantor konsulat Iran di Damaskus
tanpa menghancurkan bangunan lain di sekililingnya. Aspek mematikan tampak dari
tingkat kerugian personel yang dihasilkan. Keberhasilan operasi serangan udara Israel
tidak mungkin dapat terwujud tanpa adanya dukungan informasi intelijen yang memadai.
2) Kecanggihan Air Defense System Israel masih dapat ditembus oleh serangan rudal dan
drone yang ditembakkan dalam jumlah yang massive dan dalam waktu yang hampir
bersamaan. Teknologi Iron Dome, Goliat Sling dan Arrow Air Defence milik Israel yang
diklaim sangat canggih masih bisa ditembus oleh rudal dan drone milik Iran dari jarak
jauh. Apakah system deteksi radar anti senjata milik Israel tidak mampu mendeteksi
sasaran yang ukuran objeknya sangat kecil (drone)? Ataukah system deteksi tersebut tidak
mampu mendeteksi sasaran yang datangnya dari berbagai arah dan dalam jumlah yang
hampir bersaman? Inilah yang masih menjadi misteri hingga saat ini dan perlu menjadi
bahan diskusi analisis lebih jauh untuk menentukan kelemahan Air Defense System Israel.
Pengaruh Konflik Israel-Iran Terhadap Keamanan Kawasan Regional dan Global
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 6083
3) Prediksi Konflik Israel-Iran ke depan dan pengaruhnya di kawasan Regional dan Global.
Konflik Iran dan Israel tidak hanya meningkatkan ketegangan antara kedua negara,
tetapi juga telah berdampak dan mempengaruhi stabilitas keamanan kawasan dan global
(Umam, 2022). Namun mencermati perkembangan yang terjadi sampai dengan saat ini,
prediksi terhadap kemungkinan konflik Israel-Iran ke depan dan pengaruhnya di kawasan
Regional dan Global, sebagai berikut:
a. Perang terbuka antara Israel-Iran tidak akan terjadi. Hal ini dikarenakan masing-masing
negara akan menahan diri untuk bereaksi secara berlebih-lebihan, karena Israel sadar
bahwa sumber daya yang dimiliki untuk berperang sangat terbatas dan sangat
membutuhkan bantuan militer dari Amerika dengan jumlah yang sangat besar dan Iran
meskipun memiliki teknologi rudal yang cukup kuat, namun menyadari bahwa titik lemah
negaranya terletak pada pusat pengembangan nuklir mereka di Kota Isfahan. Lokasi
strategis tersebut tidak dikelilingi oleh system pertahanan yang cukup memadai dan sangat
rentan sekali diserang oleh rudal maupun drone milik Israel. Dengan menghancurkan pusat
pengembangan Nuklir Iran, maka jatuhnya korban jiwa akan sangat besar.
b. Perang Proxy antara Israel bersama sekutunya di kawasan Timur Tengah dengan kekuatan
militan seperti Hamas, Hisbullah dan Houthi masih akan berlanjut dalam jangka waktu
yang cukup lama. Hal ini disebabkan karena masing-masing pihak yang berkonflik masih
memegang prinsip masing-masing yang cenderung menyalahkan prinsip dari pihak
lawannya. Faktor lainnya yang utama adalah perseteruan abadi antara Israil-Iran yang tidak
akan hilang sampai kapanpun.
c. Perang Israel-Hamas akan dapat segera diakhiri dalam kurun waktu tidak lebih dari 1 tahun
ke depan. Perang yang mewakili keterkaitan dengan hubungan Israel-Iran lambat laun akan
dapat dihentikan dengan catatan adanya peran Amerika untuk menekan Israel agar
menghentikan perang di tanah Palestina. Dukungan anggaran yang sudah cukup besar
dikeluarkan Amerika pada perang Rusia-Ukraina pun akan menjadi pertimbangan untuk
Amerika untuk membatasi bantuan anggran militer kepada Israel dalam perangnya dengan
Hamas di Palestina.
Dampak konflik Iran dan Israel terhadap Indonesia.
Setiap konflik yang terjadi didunia akan memiliki dampak terhadap suatu negara
termasuk Indonesia (Sarjito et al., 2023). Demikain halnya dengan konflik Israel-Iran akan
berdampak terhadap Indonesia, antara lain:
a. Ekonomi.
Serangan Iran ke Israel tidak hanya meningkatkan ketegangan kedua negara dan juga
kawasan Timur Tengah. Lebih dari itu, perekonomian Indonesia juga bisa ikut terdampak.
Setidaknya terdapat empat dampak terhadap perekonomian indonesia. Pertama, serangan
ini dapat mendorong peningkatan harga minyak mentah hingga ke level US$ 85,6 per
barrel. Iran merupakan negara penghasil minyak terbesar ke-7 di dunia. Akibat konflik ini,
produksi serta distribusi minyak Iran bisa saja terganggu. Kedua, serangan ini juga bisa
menyebabkan aliran investasi asing keluar dari negara berkembang. Investor akan mencari
instrumen investasi yang lebih aman, seperti emas atau dolar AS. Dampaknya, rupiah bisa
saja melemah hingga Rp 17.000 per dolar AS. Ketiga, kinerja ekspor Indonesia juga akan
terganggu, khususnya ke Timur Tengah, Eropa, dan Afrika. Kondisi ini bisa menyebabkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali melambat di kisaran 4,6-4,8% pada 2024.
Keempat, serangan Iran ke Israel juga memberikan dorongan inflasi karena naiknya harga
energi. Rantai pasok global yang terganggu juga membuat produsen harus mencari bahan
baku dari tempat.
Jorry S. Koloay, Cecep, Miknamara
6084 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
Analisa: Terkait dengan naiknya harga minyak, Indonesia harus mencari alternatif
lain dengan membuka jalur perdagangan baru dengan negara produsen minyak negara
lainnya. Jalur perdagangan minyak tersebut dalam distribusinya tidak melalui jalur Selat
Hormus atau Red Sea Area. Mungkin dengan Rusia atau Azerbaijan yang bisa langsung
distribusi ke Indonesia. Untuk mencegah terjadinya inflasi disektor energi bagi masyarakat,
pemerintah dapat meningkatkan produksi yang berhubungan langsung dengan kebutuan
dasar masyarakat. Misalnya mengajak masyarakat untuk menanam cabai, sayuran dan lain-
lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga tidak terdampak oleh adanya inflasi.
Kemudian untuk mengatasi dampak inflasi dari luar yaitu kenaikan harga minyak dunia
yang pada akhirnya berpengaruh pada harga-harga komoditas impor lainnya. Pemerintah
bisa mengidentifikasi produsen-produsen yang memiliki komponen impor tinggi dan
dampak ekonominya besar. Selanjutnya, pemerintah dapat memberikan subsidi ketika
mereka ingin mengimpor bahan sehingga harganya tidak ditransmisikan ke level konsumen
yang menyebabkan dan harga jadi naik, tetapi diserap pemerintah lewat jalur subsidi
tersebut.
b. Politik dan Hubungan Internasional.
Indonesia sebagai negara yang memiliki kebijakan luar negeri bebas aktif memiliki
peran yang sangat penting untuk menjadi inisiator terjadinya perdamaian antara Israel dan
Iran. Setidaknya dengan kemampuan diplomasi yang dimiliki, dapat dimanfaatkan untuk
menggalang negara-negara di dunia untuk mendukung terciptanya perdamaian atau
menurunkan ketegangan yang terjadi di Timur Tengah khususnya Israel dan Iran.
Analisa: Indonesia dapat memanfaatkan jalur diplomatik yang dimiliki baik secara
bilateral maupun multilateral. Secara bilateral, Pemerintah bisa segera melakukan
pendekatan terhadap AS dan Inggris dan negara lain sekutu Israel, bahwa membiarkan
serangan balasan Israel ke Iran, akan merugikan perekonomian global. Disamping itu,
Pemerintah RI juga perlu segera membuka komunikasi dengan pemerintah Iran untuk
meyakinkan Iran bahwa perang akan berdampak jangka panjang tidak hanya bagi Iran,
tetapi juga sekutu-sekutunya dan negara-negara lain di Timur Tengah maupun luar
kawasan yang bersimpati. Secara multilateral, Indonesia dapat memanfaatkan posisinya di
sejumlah organisasi atau forum internasional, seperti di PBB, OKI, dan G20, untuk
menginisiasi upaya diplomatik terkoordinasi dalam menekan dan meyakinkan Iran maupun
Israel, bahwa konsekuensi perang di antara keduanya bisa bersifat global.
c. Teknologi Senjata.
Perkembangan teknologi drone dan rudal dengan pemandu presisi akan menjadi
fenomena perang dimasa mendatang yang tanpa diikuti adanya pasukan yang berkonflik
berhadapan fisik secara langsung. Untuk menghancurkan sasaran strategis dari pihak
musuh dapat dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan drone atau senjata
berpemandu presisi.
Analisa: Indonesia sebagai negara kepulauan harus memiliki kemampuan
kemandirian dalam memproduksi sistem senjata dengan berpemandu presisi. Untuk
mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan membangun kerjasama dengan negara-
negara yang memiliki teknologi tersebut. Sebagai contoh Indonesia telah melakukan
kerjasama dengan Turki untuk mengembangkan kendaraan tempur/tank, drone, heli serang
dan sistem senjata lainnya.
d. Pertahanan.
Kemandirian pertahanan sangat vital bagi eksistensi suatu negara di tengah-tengah
terjadinya perlombaan senjata negara-negara maju. Meskipun Iran mendapatkan embargo
dari Amerika Serikat selama bertahun-tahun, namun Iran masih bisa survive bahkan
Pengaruh Konflik Israel-Iran Terhadap Keamanan Kawasan Regional dan Global
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 6085
menjadi kekuatan baru dalam bidang teknologi senjata. Kemampuan Iran mengirimkan
drone kamikase untuk mendukung Rusia berperang dengan Ukraina tentunya mengagetkan
dunia, terutama Amerika Serikat dan sekutunya. Kemampuan Iran dalam memproduksi
drone maupun rudal telah merisaukan Amerika Serikat dan Israel yang selama ini menjadi
kekuatan utama penggunaan teknologi senjata canggih di Timur Tengah. Untuk itu sudah
saatnya Indonesia mulai membangun kemampuan untuk memproduksi persenjataan sendiri
sehingga akan mengurangi ketergantugan kepada negara lain.
Analisa: membangun industri pertahanan yang mandiri sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan Alutsista dan membangun kekuatan TNI dalam menjaga dan
mengamankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pengembangan
BUMN industri pertahanan Indonesia yang modern seperti PT Dirgantara Indonesia, PT
PAL, PT PINDAD, PT LEN, PT LUNDIN Industry Invest (LII) dan PT DAHANA, sangat
strategis bila terus dikembangkan khususnya dalam mendukung pertahanan negara.
Kemandirian industri pertahanan sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya embargo
Alutsista oleh negara-negara produsen. Untuk mencapai kemandirian industri pertahanan
dapat dilakukan melalui: Pertama, pemerintah meningkatkan alokasi anggaran militer dan
dimanfaatkan untuk program penelitian dan pengembangan khususnya persenjataan
dengan teknologi canggih. Kedua; pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan, TNI,
dan Polri untuk memprioritaskan penggunaan Alutsista yang diproduksi oleh industri
pertahanan dalam negeri sehingga akan mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan
Alutsista produk luar negeri.
Disamping itu konflik Israel-Iran memberikan pelajaran yang berharga bagi
pertahanan Indonesia khususnya TNI akan pentingnya perubahan Doktrin, baik Doktrin
tentang strategi pertempuran drone, rudal maupun doktrin Air Defense System. Hal ini
tentunya dihadapkan dengan geografi negara Indonesia yang merupakan negera kepulauan
yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan. Dimana ancaman dari luar dapat
dilakukan oleh serangan udara ataupun dari laut menggunakan kapal perang yang dilengkapi
dengan rudal.
KESIMPULAN
Fenomena retaliasi terbuka antara Israel-Iran merupakan dampak dari serangan yang
dilakukan oleh Israel terhadap komplek konsulat Iran yang berada di Damaskus, Suriah pada
tanggal 1 April 2024 yang disusul dengan dengan serangan ±¬ 300 rudal dan drone Iran ke
Israel pada tanggal 13 April 2024. Selanjutnya Israel membalas serangan tersebut tepatnya
pada tanggal 19 April 2024. Fenomena retaliasi serangan Israel-Iran tersebut di tengah perang
antara Israel-Hamas di Palestina yang hingga saat ini belum berakhir. Serangan yang
dilakukan Israel-Iran dilakukan untuk memberikan pesan kepada dunia bahwa mereka
memilih melakukan tindakan tersebut untuk menunjukan eksistensi dan kepentingan masing-
masing yang jika tidak dilaksanakan akan membawa pengaruh keamanan pada kawasan
global dan regional. Konflik Israel-Iran memberikan dampak terhadap Indonesia baik pada
bidang ekonomi, politik, perkembangan teknologi sejata dan pertahanan keamanan yang dapat
menjadi suatu proses pembelajaran guna mengantisipasi kondisi yang tidak menguntungkan
bagi pembangunan ekonomi Nasional maupun pertahanan keamanan negara di masa-masa
mendatang.
Jorry S. Koloay, Cecep, Miknamara
6086 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
BIBLIOGRAFI
Chan, G. H. Y., Lo, T. W., Tam, C. H. L., & Lee, G. K. W. (2019). Intrinsic motivation and
psychological connectedness to drug abuse and rehabilitation: The perspective of self-
determination. International Journal of Environmental Research and Public Health,
16(11), 1934.
Diala, A. C. (2017). The concept of living customary law: a critique. The Journal of Legal
Pluralism and Unofficial Law, 49(2), 143165.
Irwan, M. (2017). Transformasi Kebijakan NATO (North Atlantic Treaty Organization)
Dalam Penanganan Ancaman Non-tradisional (Studi Kasus: The 2010 New Strategic
Concept). Universitas Hasanuddin.
Kurniadi, A. (2016). Kesepakatan Amerika Serikat Menyetujui Joint Plan Of Action (Jpoa)
Dengan Iran Terhadap Program Pengembangan Nuklir Iran 2015. Jakarta: Fakultas
ilmu Social Dan Ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah.
Kusumastuti, A., & Khoiron, A. M. (2019). Metode penelitian kualitatif. Lembaga Pendidikan
Sukarno Pressindo (LPSP).
Long, A. (2014). NATO special operations: promise and problem. Orbis, 58(4), 540551.
Nugroho, R., Budiyono, A., & Widjajarto, A. (2020). Implementasi Dan Analisa Security
Auditing Menggunakan Open Source Software Dengan Framework Cyber Kill Chain.
EProceedings of Engineering, 7(2).
Nur Aisyah, S. H., & Kn, M. (2023). paradoksal radikalisme. Penerbit Tangga Ilmu.
Pikoli, A. N. P. (2021). Bulan Madu yang Singkat: Mengapa Turki Mengubah Sikapnya
terhadap Suriah Sejak Perang Sipil 2011? Andalas Journal of International Studies
(AJIS), 10(1), 99118.
Rahmatulummah, A., & Resky, S. A. (2024). Eskalasi Konflik Iran-Israel di Damaskus:
Implikasi terhadap Stabilitas Keamanan Regional dan Global. Jurnal Hubungan Luar
Negeri, 9(1), 4968.
Saleh, S. (2017). Analisis data kualitatif. Pustaka Ramadhan, Bandung.
Sarjito, I. A., Duarte, E. P., & Sos, S. (2023). Geopolitik dan Geostrategi Pertahanan:
Tantangan Keamanan Global. Indonesia Emas Group.
Sugiyono, S., & Lestari, P. (2021). Metode penelitian komunikasi (Kuantitatif, kualitatif, dan
cara mudah menulis artikel pada jurnal internasional). Alvabeta Bandung, CV.
Umam, K. (2022). Rivalitas Arab Saudi, Iran, dan Israel di Kawasan Timur Tengah.
POPULIKA, 10(2), 110.
Copyright holder:
Jorry S. Koloay, Cecep, Miknamara (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: