Syntax Idea: p�ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 2, No. 7, Juli 2020
PENGARUH
EDUKASI FARMASI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN
HIPERTENSI PESERTA PROLANIS DI PUSKESMAS KALIWEDI KABUPATEN CIREBON
Indri
Dwi Rahasasti dan Neni Laeliyah
Sekolah Tinggi
Kesehatan (STIKES) An Nasher,
Cirebon
Email: [email protected] dan
[email protected]
Abstrak
Hipertensi merupakan penyakit
kronis yang harus membutuhkan waktu pengobatan yang cukup lama sehingga mempengaruhi kepatuhan minum obat. Ketidakpatuhan dengan program terapi adalah persoalan yang besar
pada pasien hipertensi. Ketidaktaatan pasien hipertensi bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan serta pemahamannya terkait tata cara pengobatan. Tujuan pemberian edukasi farmasis pada pasien hipertensi peserta Prolanis di Puskesmas Kaliwedi adalah untuk meningkatkan
pengetahuan dan kepatuhan minum obat pasien
hipertensi dalam menjalani pengobataanya sehingga tujuan dari terapi hipertensi
dapat tercapai. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan
one group pre-test and post-test designe, pengambilan sampel menggunakan metode total sampling
memperoleh responden sebanyak 50 orang. Kesimpulan dalam
penelitian ini yaitu adanya pengaruh edukasi farmasis terhadap pengetahuan dan kepatuhan minum obat yang signifikan dari pasien hipertensi peserta Prolanis. Dari hasil uji wilcoxon didapatkan nilai p-value untuk variabel pengetahuan dan kepatuhan adalah 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan
terdapat perbedaan nilai pengetahuan yang signifikan sebelum dan setelah edukasi farmasis.
Kata Kunci: Edukasi, Prolanis; Pengetahuan; Kepatuhan Minum Obat; Hipertensi.
Pendahuluan
Hipertensi
adalah penyakit
yang berkaitan
dengan tekanan darah manusia. Tekanan darah itu
sendiri diartikan
menjadi tekanan
yang terjadi di dalam pembuluh arteri manusia ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh. Alat ukur tekanan darah
atau tensi
darah. Angka yang diindikasikan oleh alat
ukur ini umumnya dua
kategori yakni
angka (tekanan) sistolik serta
diastolic. Misalnya seorang
yang mempunyai tekanan darah 120/80 mmHg, berarti angka 120 menunjukkan tekanan darah pada pembuluh arteri saat jantung
berkonstraksi (stystole). Sedangkan angka 80 menunjukan tekanan darah saat
jantung sedang berelaksasi (diastolic) (Ridwan, 2017).
Hipertensi ialah pengeskalasian tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg serta tekanan
darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
lima menit dalam kondisi cukup
istirahat/tenang (Huda et al., 2020).
Pengeskalasian tekanan
darah yang terjadi dalam
jangka waktu lama (persisten) bisa
memunculkan kerusakan
pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) serta
otak
(menyebabkan stroke) (Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat, 2016).
Faktor-faktor
lain yang bisa
dimasukan dalam daftar penyebab hipertensi ialah lingkungan,
kelainan metabolisme intra seluler, serta
faktor-faktor yang meningkatkan
risikonya misalnya
obesitas, konsumsi alkohol, merokok serta kelainan
darah (Muchid et al., 2006). Data WHO
(World Health Organization) tahun 2011 mengindikasikan penderita hipertensi
di seluruh dunia total sekitar 1 miliar.
Hipertensi merupakan penyakit kronis yang harus membutuhkan waktu pengobatan yang cukup lama sehingga mempengaruhi kepatuhan minum obat. Ketidakpatuhan dengan program terapi adalah persoalan yang besar bagi pasien hipertensi.
�Kepatuhan adalah tingkat
pasien yang tertuju pada instruksi atau petunjuk dalam bentuk terapi apapun
yang dipastikan,
baik diet, latihan, pengobatan
maupun menempati janji pertemuan dengan dokter (Beare, 2007).
Permasalahan dalam peresepan merupakan salah satu kejadian medication eror. (Zuniarto &
Pandanwangi, 2020) Menurut Departemen
Kesehatan 2006, hanya 50% pasien
yang diresepkan obat antihipertensi tidak minum obat sesuai
anjuran tenaga kesehatan, sehingga perlu adanya upaya
untuk meningkatkan kepatuhan pada pasien hipertensi dengan terapi obat untuk
mencapai tekanan darah normal (Wolff, 2005).
Diagnosis yang akurat adalah
langkah
awal dalam penatalaksanaan hipertensi. Akurasi cara pengukuran
tekanan darah serta alat
ukur yang dipakai, serta ketepatan waktu pengukuran. Pengukuran tekanan darah dianjurkan
dilaksanakan
pada posisi duduk setelah beristirahat 5 menit serta
30 menit bebas rokok juga
kafein (Prodjosudjadi, 2000)
Keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang obat dan penggunaannya merupakan penyebab terjadinya kesalahan pengobatan. (Depkes, 2006). Keterbatasan tersebut
bisa menimbulkan
rentannya masyarakat pada informasi komersial obat, maka kemungkinan adanya ketidakpatuhan minum
obat apabila tidak diimbangi
dengan pemberian informasi yang benar (Purwanti, 2008).
Edukasi
atau pendidikan kesehatan ialah
suatu aktivitas/usaha untuk memenginformasikan pesan kesehatan pada masyarakat,
kelompok, atau individu. Tujuan dari pesan tersebut
adalah agar mereka bisa mendapatkan pengetahuan
yang lebih baik tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2012).
Fasilitas kesehatan dan BPJS (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial) Kesehatan dalam rangka pemeliharaan
kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk meraih kualitas hidup yang maksimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif serta efisien BPJS menyelengarakan
program pelayanan penyakit kronis (Prolanis). Prolanis yaitu suatu sistem pelayanan kesehatan juga pendekatan proaktif yang diimplementasikan secara
terintegrasi yang melibatkan
peserta, (Panduan praktis prolanis, 2014)
Puskesmas Kaliwedi sudah menjalankan kegiatan Prolanis dengan jumlah pasien hipertensi
yang cukup banyak, akan tetapi tekanan
darah dari pasien hipertensi peserta Prolanis masih belum stabil.
Hal ini kemungkinan adanya ketidakpatuhan minum obat, dan dengan edukasi farmasis diharapkan nanti ada pengetahuan
dan kepatuhan minum obat pada peserta Prolanis di Puskesmas Kaliwedi Kabupaten Cirebon.
Metode Penelitian
Pendekatan� dalam�
penelitian�
ini yaitu�
pendekatan eksperimen� semu� (quasi� experiment). Penelitian� ini� dilaksanakan dengan� maksud� untuk melihat akibat dari suatu perlakukan
dengan membandingkan satu atau lebih
kelompok pembanding yang menerima perlakuan (Sugiyono,
2010).�
Adapun jenis desain
yang digunakan adalah Quasi experiment dengan
one group pretest and posttest designe.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Kaliwedi JL.Raya Ki Gesang No 1 Rt 01 Rw 02 Desa Kaliwedi Lor Kecamatan
Kaliwedi Kabupaten Cirebon. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2019.
Populasi umum dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi yang
mengikuti program prolanis di Puskesmas Kaliwedi. Sampel dalam penelitian ini ialah
seluruh pasien hipertensi yang merupakan peserta Prolanis.
Data
hasil penelitian dianalisis menggunakan software statistik
(SPSS) uji t-test berpasangan
jika data skor pre-test dan post-test memenuhi syarat
uji parametrik yaitu data harus terdistribusi normal. Jika
data yang didapat tidak memenuhi persyaratan uji parametrik, maka alternatif uji hipotesis dilakukan dengan uji wilcoxon (Dahlan, 2012).
Hasil dan Pembahasan
Dari
hasil uji wilcoxon test pada kelompok intervensi diperoleh nilai p-value adalah 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan
terdapat perbedaan nilai pengetahuan yang signifikan sebelum dan setelah edukasi farmasis. Positive ranks atau selisih (positif) antara hasil edukasi
untuk kuesioner Pre-Test
dan Post-Test pengetahuan, disini
terdapat 40 data positif
(N) dari total 50 respoden yang
artinya ke 40� responden
mengalami peningkatan hasil edukasi dari
nilai Pre-Test ke nilai Post-test. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh edukasi farmasis terhadap pengetahuan pasien karena didalam edukasi farmasis dijelaskan informasi terkait penatalaksanaan penyakit hipertensi dan jawaban
yang benar untuk tiap pertanyaan kuesioner aspek pengetahuan.
Dari
hasil uji wilcoxon test pada kelompok intervensi diperoleh nilai p-value adalah 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan
terdapat perbedaan nilai kepatuhan yang signifikan sebelum dan setelah pasien diberikan edukasi farmasis. Perbedaan nilai kepatuhan antara Pre-Test dan Post-Test menggambarkan
bahwa edukasi yang diberikan kepada pasien prolanis hipertensi dapat meningkatkan kepatuhan pasien tersebut. (WHO (Would Health Organization), n.d.)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh
edukasi farmasis terhadap pengetahuan dan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi peserta prolanis di puskesmas kaliwedi kabupaten Cirebon, dapat disimpulkan:
Edukasi farmasis memberikan pengaruh terhadap tingkat pengetahuan pasien hipertensi peserta Prolanis di Puskesmas Kaliwedi Kabupaten Cirebon. Edukasi farmasis memberikan pengaruh terhadap tingkat kepatuhan minum obat pasien
hipertensi peserta Prolanis di Puskesmas Kaliwedi Kabupaten Cirebon.
BIBLIOGRAFI
P.
P. P. B. K. T. (2014). Panduan Praktis Prolanis BPJS Kesehatan Tahun 2014.
Beare, S. dan. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik.
, EGC The Joint National Committee (JNC VIII) Hypertension Guidelines An in
Depth Guide.
Dahlan, A. (2012). Bank Syariah Teoritik, Praktik, Kritik.
Yogyakarta: Teras.
Depkes, R. I. (2006). Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Inndonesia. Dipetik Desember, 9,
2014.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2016). Dinas
Kesehatan JABAR.
Huda, B., Kumala, S., & Hasan, D. (2020). Analisis
Ketersediaan Obat Antihipertensi Dan Pengaruhnya Terhadap Pengobatan Pasien
Hipertensi Di Puskesmas Kota Bandar Lampung. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 5(6), 34�49.
Muchid, A., Umar, F., Chusun, M., Wurjati, R., & Purnama,
N. R. (2006). Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi. Direktorat Bina
Farmasi Komunitas Dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kedokteran
Departemen Kesehatan.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan & Ilmu
Perilaku. In Jakarta: Rineka Cipta.
Priyatno, D. (2016). Belajar alat analisis data dan cara
pengolahannya dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Prodjosudjadi, W. (2000). Hipertensi: mekanisme dan
penatalaksanaan. Berkala Neuro Sains, 1(2000).
Purwanti, O. S. dan M. (2008). Rehabilitasi Pasca Stroke.
Jurnal Berita Ilmu Keperawatan. Vol. 1, No. 1, Maret 2008: 43.
Ridwan, M. (2017). Mengenal, mencegah, mengatasi silent
killer hipertensi. Semarang: Pustaka Widyamara, 6.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitaf Kualitatif
dan RND. Alfabeta, 44-50.
WHO (Would Health Organization). (n.d.). Adherence To
Long-Term Therapies Evidence for action. Diaskes pada 7 juni 2015 di.
http://www.who.int/chp/knowledge/publications/adherence_introduction.pdf
Wolff, H.-P. (2005). Hipertensi: Cara mendeteksi dan
mencegah tekanan darah tinggi sejak dini. Bhuana Ilmu Populer.
Zuniarto, A. A., & Pandanwangi, S. (2020). Kajian
Interaksi Obat Pada Resep di Poli Penyakit Dalam RSU X Cirebon. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(4), 9�21.