How to cite:
Karakteristik Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (2024) Karakteristik Bayi Dengan Berat
Badan Lahir Rendah, (06) 09,
E-ISSN:
2684-883X
Karakteristik Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah
Nurlaili Maya Ramadhanty, Rahdin Ahmad Faresy Alhamidi
Universitas Sriwijaya, Indonesia
Abstrak
BBLR merupakan penyebab utama kematian bayi di negara berkembang. BBLR memiliki
konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran deskriptif risiko BBLR di wilayah kerja RSUD Prabumulih. Metode penelitian
merupakan penelitian deskriptidf dimana dalam penelitian ini adalah BBLR, jenis kelamin,
pilihan kelas perawatan, dan komplikasi BBLR pada bayi. Data diambil menggunakan teknik
total sampling yang berarti semua kasus BBLR di Prabumulih selama rentang waktu 1 tahun,
yaitu Juli tahun 2023-2024. Hasil penelitian menunjukan probabilitas yang kejadian BBLR
lebih banyak terjadi pada perempuan, dengan kasus BBLR terbanyak pada pasien perawatan
kelas 3, dan berdasarkan komplikasi yang terjadi, 61% bayi dengan BBLR menunjukkan
komplikasi dan berdampak pada risiko kematian pada neonatus.
Kata Kunci: BBLR, jenis kelamin, komplikasi, status sosial ekonomi
Abstract
LBW is the main cause of infant death in developing countries. LBW has short-term and long-
term consequences. This research aims to determine a descriptive picture of the risk of LBW
in the Prabumulih Regional Hospital work area. The research method is descriptive research,
where in this research is LBW, gender, choice of treatment class, and complications of LBW
in babies. Data was taken using a total sampling technique, which means all LBW cases in
Prabumulih over a period of 1 year, namely July 2023-2024. The results of the study showed
the same probability between baby girls and boys, with many cases in class 3 care patients,
and based on the complications that occurred, 61% of babies with LBW showed
complications and this had an impact on the risk of death in neonates.
Keywords : LBW, sex, complication, sosioeconomic status
PENDAHULUAN
Berat badan lahir rendah (BBLR) didefinisikan sebagai berat badan lahir kurang dari
2500 gram. BBLR diklasifikasikan menjadi berat badan lahir sangat rendah (kurang dari 1500
gram) dan berat badan lahir amat sangat rendah (kurang dari 1000 gram). Insidens BBLR
sangat bervariasi di berbagai wilayah, dan lebih umum terjadi di negara berpenghasilan
rendah dan menengah, terutama di kalangan populasi paling rentan.(Halu, 2019; Islam et al.,
2024; Merzalia & Syafiq, 2024; Supriyatun, 2020; TerBorg, 2021; Untari & Putri, 2015;
WHO, 2019). Kejadian BBLR paling banyak dilaporkan di negara berkembang terutama di
Asia Bagian Selatan (28%) dan di wilayah Asia Timur. Ada banyak faktor yang menyebabkan
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 09, September 2024
Nurlaili Maya Ramadhanty, Rahdin Ahmad Faresy Alhamidi
4016 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
tingginya AKB (Angka Kematian Bayi), khususnya pada bayi neonatal. Namun, faktor risiko
yang paling berkontribusi terhadap kematian bayi neonatal adalah BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah). Pada tahun 2019, penyebab kematian neonatal (0-28 hari) terbanyak adalah kondisi
BBLR pada bayi yaitu sebesar 35.3%(WHO, 2019)
BBLR merupakan penyebab utama kematian bayi di negara berkembang. BBLR
memiliki konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang, termasuk infeksi, kekurangan gizi,
gangguan pertumbuhan mental, dan disabilitas selama dan setelah masa kanak-
kanak.(Amadou et al., 2024; Erbas, 2024; Ikeda et al., 2024; Islam et al., 2024; Obeagu &
Obeagu, 2024; Pušeljić & Jurić, 2016; Salendu, 2013) Selain itu, BBLR meningkatkan risiko
penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari.(Deepa
et al., 2024; Pušeljić & Jurić, 2016)
Menurut WHO, BBLR dapat disebabkan oleh hambatan pertumbuhan intrauterin,
kelahiran prematur, atau kedua-duanya.(WHO, 2019) Namun menurut berbagai penelitian
yang dilakukan, BBLR dapat disebabkan oleh faktor ibu seperti: usia ibu (<20 atau >35
tahun), jarak antar kehamilan yang terlalu pendek, dan gizi buruk, tingkat pendidikan, status
sosial ekonomi lingkungan dan status bekerja. Selain itu, faktor bayi dan janin seperti jenis
kelamin bayi, kelainan bawaan, dan infeksi saat lahir juga dapat mempengaruhi terjadinya
BBLR (berat badan lahir rendah).(Anwar et al., 2024; Erbas, 2024; Fajriana & Buanasita,
2018; Islam et al., 2024; Junus et al., 2023; Kusumawati et al., 2024; Lone et al., 2023;
Mahayana et al., 2015; Putri et al., 2019; Rana et al., 2024; Supriyatun, 2020; TerBorg, 2021)
Karakteristik yang ditemukan pada bayi dan ibu ini dapat menyebabkan terlahirnya BBLR
serta memengaruhi efek jangka pendek serta jangka panjang pada anak BBLR. Peniliti
melihat bahwa sampai saat ini, belum ada pemetaan deskriptif risiko dan komplikasi BBLR di
wilayah kerja RSUD Prabumulih, sehingga peneliti melakukan penelitian mengenai
“Karakteristik Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran deskriptif risiko BBLR di wilayah kerja RSUD Prabumulih.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian kuantitatif digunakan pada penelitian ini, dengan desain penelitian
deskriptif. Populasi penelitian ini adalah bayi BBLR yang ditemukan di Prabumulih pada Juli
2023 - Juli 2024. Kami menggunakan teknik total sampling, yang berarti semua kasus BBLR
di Prabumulih selama rentang waktu 1 tahun, yaitu Juli tahun 2023-2024, diambil sebagai
sampel pada penelitian ini. Data diambil dari data sekunder, yaitu data rekam medik pasien
RSUD Prabumulih. Variabel penelitian terdiri dari: : bayi BBLR, jenis kelamin, sosial
ekonomi keluarga, dan komplikasi BBLR. Bayi dengan BBLR yaitu bayi yang didiagnosa
BBLR dengan kriteria berat badan <2500 gr BBLR dan kejadian BBLR dikelompokkan ke
dalam 3 kelompok BBLR dengan berat badan lahir 1500-2500 gr, dan Berat Badan
Lahir Sangat Rendah (BBLSR) dengan berat badan lahir1000 1499 gr, dan Berat Bdan
Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) <1000gr Kriteria inklusi adalah seluruh bayi
dengan berat lahir < 2500 gr, lahir pada periode Juli 2023-Juli 2024, variabel sosial
ekonomi didasarkan pada kelas perawatan pasien yaitu kelas perawatan dimana pasien BBLR
dirawat; dan variabel komplikasi BBLR adalah komplikasi yang dialami oleh bayi
berdasarkan data diagnosa sekunder. Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis
secara deskriptif kemudian disajikan dalam bentuk grafik dan narasi.
Karakteristik Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 4017
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berat Badan Lahir Rendah
Berdasarkan diagnosa utama pasien rawat inap pada Register Pasien Rawat Inap RSUD
Prabumulih, kasus BBLR terdiri atas tiga kategori yaitu BBLR dengan berat badan lahir
1500-2500 gr, dan Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR) dengan berat badan
lahir1000 1499 gr, dan Berat Bdan Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) <1000gr
Distribusi pasien BBLR berdasarkan kategori tersebut, dapat dilihat pada Grafik 1
Grafik 1 Distribusi Frekuensi Kasus BBLR di RSUD Prabumulih Tahun 2023-2024
Berdasarkan Grafik 1, dapat diketahui bahwa dari 93 bayi yang dirawat inap di RSUD
Prabumulih, kasus BBLR lebih banyak terjadi daripada kasus BBLASR selama kurun waktu 1
tahun yaitu masing-masing sebanyak 6 kasus BBLASR, 11 Kasus BBLSR, dan 76 kasus
BBLR. Angka BBLR masih cukup tinggi di RSUD Prabumulih, namun memiliki trend yang
menurun selama 1 tahun ini, penurunan angka Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) telah
menjadi perhatian global yang tercantum dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Pada tahun 2025, diharapkan terjadi penurunan angka BBLR sebesar 30%. Ini berarti, setiap
tahun antara 2012 dan 2025, angka BBLR harus menurun sekitar 3% atau jumlah BBLR turun
dari 20 juta menjadi 14 juta.
Jenis Kelamin
Jenis kelamin bayi kasus BBLR di wilayah kerja RSUD Prabumulih pada Juli 2023
Juli 2024 yang diambil dari data Register Pasien Rawat Inap RSUD dapat dilihat pada Grafik
2.
Nurlaili Maya Ramadhanty, Rahdin Ahmad Faresy Alhamidi
4018 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
Grafik 2. Distribusi Frekuensi Kejadian BBLR Menurut Jenis Kelamin di RSUD
Prabumulih Tahun 2023-2024
Grafik 2 menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik jenis kelamin, dari 93 BBLR di
RSUD Prabumulih, kasus terbanyak terjadi pada perempuan yaitu sebanyak 49 bayi (52,10
%) sedangkan pada bayi laki-laki sebanyak 44 bayi (47,3 %). Menurut Ohlsson dan Shah
(2008), jenis kelamin bayi adalah salah satu faktor yang dapat memengaruhi berat badan bayi
saat lahir. bayi laki-laki memiliki kecenderungan untuk lahir prematur, sehingga dapat
memengaruhi penurunan berat badan bayi saat lahir.(Ohlsson & Shah, 2008) Namun hal ini
tidak berlaku pada kecenderungan bayi mengalami BBLR pada jenis kelamin laki-laki, hal ini
terlihat dari gambaran deskriptif pada grafik 2 pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa
probabilitas kejadian BBLR berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini tidak
menunjukkan perbedaan yang berarti. Penelitian dari Fajriana dan Buanasita (2018) di
Surabaya, Indonesia dan Lone et al (2023) di Multan, Pakistan juga tidak menemukan adanya
perbedaan kecenderungan jenis kelamin terhadap insidensi BBLR yang berarti.(Fajriana &
Buanasita, 2018; Lone et al., 2023)
Sosial Ekonomi Keluarga
Berdasarkan kelas perawatan ibu bayi, dari 93 BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di
RSUD Prabumulih, sebanyak 11 bayi (11,8%) mengambil kelas perawatan kelas 1, 8 bayi
(8,6%) di Kelas 2, dan Kelas 3 sebanyak 71 bayi (76%) (grafik 3). Data tersebut menunjukkan
bahwa BBLR paling banyak terjadi pada keluarga yang menggunakan perawatan kelas 3.
Grafik 3 Distribusi Frekuensi Kejadian BBLR Menurut Kelas Perawatan di RSUD
Prabumulih Tahun 2023-2024
Karakteristik Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 4019
Pemilihan kelas perawatan khususnya bagi masyarakat Indonesia berhubungan dengan
tingkat sosial ekonomi keluarga. Umumnya masyarakat dengan kondisi ekonomi yang lemah
atau miskin adalah pengguna jaminan KIS (Kartu Indonesia Sehat) PBI (Penerima Bantuan
Iuran) dari pemerintah yang kelas perawatannya adalah Kelas 3. Peserta BPJS Kesehatan PBI
adalah peserta jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu yang iurannya
dibayarkan oleh pemerintah sebagaimana ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah. Hal ini
didukung oleh penelitian oleh Supriyatun (2000) yang menunjukkan bahwa ada hubungan
status sosial ekonomi dengan kejadian BBLR, yang menyatakan bahwa BBLR cenderung
dialami oleh masyarakat yang kurang mampu di Kota Banjar.(Supriyatun, 2020) Penelitian
dari Halu (2019) dan Hanafi et al (2024) menyetujui bahwa BBLR berhubungan erat pada
masyarakat yang kurang mampu, dilihat dari edukasi, pekerjaan, serta pendapatan
keluarga.(Hanafi et al., 2024; Mahayana et al., 2015) Penelitian dari Fajriana dan Buanasita
(2018) menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara pendapatan dengan insidensi
kasus BBLR.(Fajriana & Buanasita, 2018) Hasil pada penelitian ini sejalan dengan beberapa
penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa kejadian BBLR banyak dialami oleh
masyarakat kurang mampu.
Menurut penelitian Islam et al (2015) di Bangladesh, status sosial ekonomi seperti index
kekayaan, edukasi orang tua, dan pekerjaan dapat memengaruhi insidensi BBLR. Ibu dengan
status ekonomi buruk umumnya memiliki rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan,
Intake Gizi sebelum-saat-dan sesudah melahirkan yang kurang memadai, dan beban pikiran
yang lebih daripada ibu dari keluarga dengan status ekonomi baik.(Islam et al., 2024) Hal ini
dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Selain itu, Ibu hamil dari keluarga kurang
mampu mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelayanan dan informasi kesehatan yang
memadai.(Anwar et al., 2024; Merzalia & Syafiq, 2024; TerBorg, 2021)
Komplikasi BBLR
Kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat disebabkan oleh kondisi bayi baik
selama kehamilan, saat persalinan, ataupun adaptasi setelah lahir. BBLR bisa menunjukkan
adanya masalah dalam perkembangan janin yang mungkin mengakibatkan gangguan dalam
pertumbuhan atau pematangan organ. Masalah ini dapat memengaruhi fungsi organ dan
meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf yang serius, bahkan berpotensi
menyebabkan kematian.Grafik 4 menunjukkan bahwa dari 93 bayi BBLR di RSUD
Prabumulih selama Juli 2023- Juli 2024 diketahui bahwa 3 komplikasi utama yang dialami
bayi BBLR yaitu neonatal gangguan pernapasan, sepsis, dan ikterik. Bayi yang mengalami
komplikasi sebanyak 61%, dari jumlah tersebut, terdapat bayi yang mengalami Asfiksia
sebanyak 35 bayi, Sepsis 32 bayi, Pneumonia 21 bayi, penyakit HMD 10 bayi, ikterik 8 bayi,
hipoglikemia 5 bayi, serta hipoglikemia dan atresia ani masing-masing 1 bayi. Walaupun
demikian terdapat 24 bayi atau 39% bayi tidak mengalami komplikasi. Angka di atas tidak
sesuai dengan jumlah sampel dikarenakan satu bayi dapat mengalami lebih dari 1 komplikasi.
Nurlaili Maya Ramadhanty, Rahdin Ahmad Faresy Alhamidi
4020 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
Grafik 4 Distribusi Frekuensi Kejadian BBLR Menurut Komplikasi Bayi di RSUD
Prabumulih Tahun 2023-2024.
KESIMPULAN
Analisis deskripsi kasus BBLR yang terjadi di RSUD Prabumulih menunjukkan Dari 93
kasus BBLR, bayi yang lahir dari keluarga dengan perawatan kelas 3 memiliki persentasi
kasus BBLR yang tinggi, dan berdasarkan komplikasi yang terjadi, 61% bayi dengan BBLR
menunjukkan komplikasi dan berdampak pada risiko kematian pada neonatus. Dengan
demikian, sangat penting memberikan edukasi kepada pasangan khususnya pasangan usia
reproduksi dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah yang akan merencanakan
program kehamilan untuk memahami pentingnya pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil
melalui pelayanan antenatal care
BIBLIOGRAFI
Amadou, C., Ancel, P. Y., Zeitlin, J., Ribet, C., Zins, M., & Charles, M. A. (2024). Long-term
health in individuals born preterm or with low birth weight: A cohort study. Pediatric
Research, May, 19. https://doi.org/10.1038/s41390-024-03346-6
Anwar, H., Farhat, A., Ahmed, A., Bashir, B., Khan, K., & Khan, I. (2024). Association of
Maternal Factors with Low Birth Weight Newborns. Journal of the Liaquat University of
Medical and Health Sciences, 23(2), 112115.
https://doi.org/10.22442/jlumhs.2024.01070
Deepa, R., Schayck, O. C. P. V., & Babu, G. R. (2024). Low levels of Vitamin D during
pregnancy associated with gestational diabetes mellitus and low birth weight: results
from the MAASTHI birth cohort. Frontiers in Nutrition, 11(Lmic).
https://doi.org/10.3389/fnut.2024.1352617
Erbas, B. (2024). Is Oral Iron and Folate Supplementation during Pregnancy Protective
against Low Birth Weight and Preterm Birth in Africa ? A Systematic Review and Meta-
Analysis.
Fajriana, A., & Buanasita, A. (2018). Risk Factors Associated with Low Birth Weight at
Semampir District, Surabaya. Media Gizi Indonesia, 13(1), 71.
https://doi.org/10.20473/mgi.v13i1.71
Halu, S. A. N. (2019). Hubungan Status Sosio Ekonomi Ibu dengan Kejadian Berat Badan
Karakteristik Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 4021
Lahir Rendah di Puskesmas La’O. Wawasan Kesehatan, 4(2), 7480.
Hanafi, A., Lamangantjo, C. J., & Kadir, L. (2024). A Risk Analysis Of Low Birth Weight
Incidence In Gorontalo City. International Journal Of Health & Medical Research,
03(04), 110. https://doi.org/10.58806/ijhmr.2024.v3i04n01
Ikeda, K., Hasegawa, H., Yamada, Y., Mizogami, M., & Wasa, M. (2024). Airway diseases in
very low birth weight infants. Journal of Perinatology, 2022(April 2009), 111.
https://doi.org/10.1038/s41372-024-02071-6
Islam, J., Huq, M., Rahman, M. M., & Rahman, Z. (2024). Risk factors of children s low
birth weight and infant mortality in Bangladesh : Evidence from binary logistic
regression and Cox PH models. January, 19. https://doi.org/10.1002/hsr2.70009
Junus, K. A. A., Ekowati, A. L., Soegiarto, B., & Setiawan, A. (2023). Advanced Maternal
Age and Low Birth Weight in Primigravid Births. Journal of Maternal and Child Health,
8(5), 613624. https://doi.org/10.26911/thejmch.2023.08.05.08
Kusumawati, I., Murti, B., & Pamungkasari, E. P. (2024). Meta-Analysis of Associations
between Maternal Age, Low Hemoglobin Level during Pregnancy, Low Birth Weight,
and Preterm Birth. Journal of Maternal and Child Health, 8(6), 762775.
https://doi.org/10.26911/thejmch.2023.08.06.10
Lone, S. K., Laqa, S., Begum, S., Rahman, S., Aamir, R., & Iqbal, R. (2023). Mean Birth
Weight and the Risk Factors for Low Birth Weight among Delivery at Term. Medical
Journal of South Punjab, 4(2), 122128.
Mahayana, S. A. S., Chundrayetti, E., & Yulistini, Y. (2015). Faktor Risiko yang
Berpengaruh terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUP Dr. M. Djamil
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(3), 664673. https://doi.org/10.25077/jka.v4i3.345
Merzalia, N., & Syafiq, A. (2024). The Relationship Of Antenatal Care Services With The
Incident Of Low Birth Weight. JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati), 10(5), 500508.
https://doi.org/10.33024/jkm.v10i5.15271
Obeagu, E. I., & Obeagu, G. U. (2024). Malaria and Low Birth Weight : Understanding the
Linkages. July.
Ohlsson, A., & Shah, P. (2008). Determinants and prevention of low birth weight: a synopsis
of the evidence. Institute of Health Economics. Albert Canada, December 2008, 1284.
Pušeljić, S., & Jurić, I. (2016). Neurodevelopmental Outcomes of Very Low Birth Weight
Preterm Infants in the Regional Pediatric Clinic. Southeastern European Medical
Journal, 7(2), 1122. https://doi.org/10.26332/seemedj.v7i2.285
Putri, A., Pratitis, A., Luthfiya, L., Wahyuni, S., & Tarmali, A. (2019). Faktor Ibu terhadap
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah. Higea Journal of Public Health Research and
Development, 3(1), 5562.
Rana, Y. K., Kapadia, L. D., Patel, A. J., & Bhati, B. (2024). Decoding the maternal factors
for low birth weight babies and unveiling its impact on the newborn. 13(8), 20602064.
Salendu, P. M. (2013). Sepsis Neonatorum Dan Pneumonia Pada Bayi Aterm. Jurnal
Biomedik (Jbm), 4(3), 175179. https://doi.org/10.35790/jbm.4.3.2012.2037
Supriyatun, S. (2020). Hubungan Status Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR). Jurnal Kesehatan, 8(2), 974980. https://doi.org/10.38165/jk.v8i2.106
TerBorg, J. R. (2021). Does a Rising Median Income Lift All Birth Weights? County Median
Income Changes and Low Birth Weight Rates Among Birth to Black and White
Mothers. Journal of the Adelaide Botanic Gardens, 3(3), 187262.
Untari, I., & Putri, A. H. (2015). Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga Dengan
Kepemilikan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Profesi, 13(1), 3037.
https://doi.org/10.26576/profesi.102
Nurlaili Maya Ramadhanty, Rahdin Ahmad Faresy Alhamidi
4022 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
WHO. (2019). Malnutrition in Children.
Copyright holder:
Nurlaili Maya Ramadhanty, Rahdin Ahmad Faresy Alhamidi (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: