Muhammad Faiz, Sarah Fadila Putri
6192 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
posisi yang sama di hadapan Allah dan hukum. Tidak ada yang berhak merasa lebih berharga
atau lebih penting daripada orang lain. Selanjutnya, manusia adalah makhluk yang mulia dan
sangat berharga. Setiap manusia harus menyadari bahwa dirinya adalah makhluk yang mulia
dan berharga. Terakhir, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Manusia saling membutuhkan, melengkapi, dan mendukung satu sama lain. Tanpa kehadiran
orang lain, hidup tidak akan lengkap, sempurna, atau bahagia (Panjaitan, 2014).
Setiap individu memiliki nilai dan martabat yang harus kita hormati, tanpa memandang
perbedaan latar belakang, penampilan, atau pendapat. Menghargai orang lain bukan hanya
menunjukkan kedewasaan dan kebaikan hati, tetapi juga menciptakan lingkungan yang
harmonis dan penuh kasih sayang. Sebaliknya, mengolok-ngolok orang lain hanya akan
menimbulkan luka, perpecahan, dan kebencian. Hendaknya kita berusaha untuk selalu
memperlakukan orang lain dengan hormat dan kebaikan, karena dengan demikian, kita tidak
hanya memperbaiki hubungan sosial, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup bersama.
KESIMPULAN
Studi ini mengungkap bahwa video animasi "Sirru Al-Jauhar" dari Kids.Islamweb.Net
secara efektif mempromosikan berbagai nilai-nilai akhlak yang penting bagi pembentukan
karakter anak-anak. Melalui analisis isi, ditemukan bahwa nilai-nilai seperti ketaatan kepada
orang tua, pengendalian diri dari sifat egois, menjaga janji, kesabaran, saling menghargai,
kejujuran, dan rasa syukur disampaikan dengan jelas melalui narasi dan karakter dalam
animasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa "Sirru Al-Jauhar" dapat menjadi alat yang
berharga dalam pendidikan akhlak anak-anak, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah
.
BIBLIOGRAFI
Abdullah, W. (2015). Disiplin Kerja dalam Islam. Jurnal Minds: Manajemen Ide Dan
Inspirasi, 2(1), 153–169.
Al-Asfahani, A.-R. (2004). Mu‟ jam Mufradat li Alfazil-Qur‟ an. Beirut: Darul Fikr.
Al-Bukhari, M. bin I. (2001). al-Jami ‘al-Musnad al-Shahih al-Mukhtashar Min Umuri
Rasulillah wa Sunanihi wa Ayyamihi. Damaskus: Dar Thauq Al-Najah.
Al-Ghazali, I. (2008). Ringkasan ihya’ulumuddin. Akbar Media.
Al-Sajistani, S. (2009). Sunan Abi Daud. np: Dar al-Risalah al-‘Ilmiyyah.
Al-Tirmizi, M. I. (1975). Sunan al-Tirmizi. STUDI KITAB HADIS, 82.
Ali, A., & Muhdlor, A. Z. (1996). Kamus kontemporer arab-indonesia. Yayasan Ali Maksum.
Amidong, H. H. (2019). Paradigma pendidikan Islam masa kini dan masa depan.
Amin, T. J., & Munir, S. (2005). Kamus Ilmu Tasawuf. Jakarta: Amzah.
Andriawan, D. (2016). Dikejar Rezeki Karena Shalat Malam. Media Pressindo.
Bafirman, H. B. (2016). Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Penjasorkes.
Prenada Media Group.
El-Sutha, S. H. (2018). Asa Surga di Dekatmu. AgroMedia.
Erlangga, S. (2011). Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter: Wawasan, Strategi, dan Langkah
Praktis.
Esposito, J. L. (2001). Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern. Penerbit Mizan.
Halim, A., Munandar, M., & Harahap, S. A. (2022). Konsep Sabar Dan Ikhlas Menghadapi
Musibah Dalam Hadis Dan Aplikasinya Di Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang
Lawas Utara. Shahih (Jurnal Kewahyuan Islam), 5(2), 24–38.