How to cite:
Muhammad Faiz, Sarah Fadila Putri (2024) Mengungkap Nilai Akhlak dalam Video Animasi Sirru
Al-Jauhar dari Situs Kids.Islamweb.Net, (06) 10,
E-ISSN:
2684-883X
MENGUNGKAP NILAI AKHLAK DALAM VIDEO ANIMASI SIRRU AL-JAUHAR
DARI SITUS KIDS.ISLAMWEB.NET
Muhammad Faiz, Sarah Fadila Putri
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini mengeksplorasi nilai-nilai akhlak dalam video animasi "Sirru Al-Jauhar" dari
situs Kids.Islamweb.Net. Dipilih karena konten edukatif dan religiusnya, seri ini dianalisis
menggunakan analisis isi untuk mengidentifikasi pesan-pesan moral. Hasilnya menunjukkan
bahwa "Sirru Al-Jauhar" mempromosikan nilai-nilai seperti berbakti kepada orang tua,
meredam sifat egois, menepati janji, kesabaran, saling menghargai, kejujuran dan rasa syukur.
Nilai-nilai ini disampaikan melalui narasi dan karakter yang menarik serta dirancang agar
mudah dipahami anak-anak. Penelitian ini menyimpulkan bahwa "Sirru Al-Jauhar" adalah alat
yang berharga untuk pendidikan akhlak, cocok digunakan dalam lingkungan keluarga dan
sekolah, sehingga berkontribusi pada pengembangan pendidikan karakter melalui media
digital.
Kata Kunci : Media, Akhlak, Pendidikan, Keagamaan.
Abstract
This study explores the moral values in the animated video series "Sirru Al-Jauhar" from
Kids.Islamweb.Net. Selected for its educational and religious content, the series is analyzed
using content analysis to identify moral messages. The findings show that "Sirru Al-Jauhar"
promotes values such as obedience to parents, curbing selfishness, keeping promises,
patience, respect, honesty, and gratitude. These values are conveyed through engaging
narratives and characters designed for children's understanding. The study concludes that
"Sirru Al-Jauhar" is a valuable tool for moral education, suitable for use in family and school
settings, contributing to character education through digital media..
Keywords: Media, Morals, Education, Religion
PENDAHULUAN
“Suara apa yang ada di perut ikan ini? Saat pisau menusuk di tempat yang sama
mengeluarkan suara yang sama juga.“Ya Allah, apa ini? ini permata yang berharga.” “Aku
hampir tidak percaya apa yang aku lihat, permata ini sangat berharga.” “Wah, ada satu
permata lagi.” “Alhamdulillah. kita menjadi kaya, suamiku.” Beginilah Tuhan menganugerahi
si bungsu dengan dua permata karena kejujurannya. Dia menceritakan kepada kedua saudara
laki-lakinya tentang harta peninggalan ayah mereka. Si bungsu menjadi orang terkaya di
seluruh kota.
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Muhammad Faiz, Sarah Fadila Putri
6182 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
Potongan percakapan diatas merupakan penggalan cerita dalam salah satu video animasi
anak dari situs kids.islamweb.net yang berjudul Sirru al-Jauhar’. Kita bisa melihat dari
percakapan di atas terdapat beberapa ungkapan islami dari sepasang suami istri seperti
alhamdulillah dan ya Allah, ungkapan tersebut menjelaskan rasa bersyukur dan kaget karena
mendapat keajaiban berupa dua buah permata yang terdapat dalam perut ikan. Segala sesuatu
terjadi karena sebuah alasan. Begitu juga keajaiban yang datang kepada sepasang suami istri
tersebut bukan terjadi begitu saja, melainkan karena sang suami memiliki sifat baik, salah
satunya sifat jujur dalam hal warisan. Sang suami merupakan anak bungsu dari tiga
bersaudara yang baru saja kehilangan sang Ayah.
Awalnya ketiga anak tersebut hidup dalam kasih sayang dan damai, sesaat ketika sang
Ayah jatuh sakit sehingga ketiga anak tersebut saling memperebutkan kesempatan untuk
mengasuh dan mengabdi kepada sang Ayah yang sakit parah. Namun alih-alih merawat sang
Ayah, anak sulung dan tengah mempunyai niat lain yaitu ingin mendapatkan harta warisan
lebih karena telah merawat sang Ayah yang sakit. Berbeda dengan si Bungsu yang mempuyai
sifat ikhlas dan ingin berbakti kepada sang Ayah. Akhirnya si bungsu yang merawat ayahnya
dengan syarat semua harta warisan si bungsu diberikan kepada dua saudaranya. Si Bungsu
yang memiliki akhlak yang baik terlihat dari kesungguhannya yang ingin berbakti kepada
orang tua dan mengikhlaskan harta warisannya diberikan kepada saudaranya.
Cerita dalam video animasi ini sangat menarik dan memuat sifat-sifat baik yang sangat
inspiratif bagi anak-anak. Video animasi memiliki daya tarik yang luar biasa bagi anak-anak.
Cerita yang dikemas dengan gambar dan suara yang menarik dapat dengan mudah memikat
perhatian mereka. Lebih dari itu, video animasi juga dapat menjadi media yang efektif untuk
menanamkan nilai-nilai dan sifat baik pada anak-anak. Cerita yang menarik dan inspiratif
dalam video animasi dapat memberikan contoh nyata tentang bagaimana sifat-sifat baik
seperti kejujuran, keberanian, kasih sayang, dan tanggung jawab dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Anak-anak dapat belajar dari karakter-karakter dalam video animasi
dan termotivasi untuk meniru sifat-sifat baik tersebut.
Masa kanak-kanak merupakan periode emas dalam pembentukan karakter dan
kepribadian individu. Pada masa ini, anak-anak mudah menyerap informasi dan meniru
perilaku orang-orang di sekitarnya. Tidak hanya apa yang dilihat dari orang sekitar, konten
apapun di media sosial juga sangat memungkinkan menjadi bahan konsumsi dan diserap oleh
anak-anak. Apalagi pada era digital saat ini yang sangat mudah diakses oleh siapapun
termasuk anak-anak seperti Youtube, Instagram, X, dan Facebook banyak menampilkan
konten-konten yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran untuk membimbing dan
menyampaikan nilai yang berhubungan dengan pembentukan karakter anak.
Pembentukan karakter anak merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal 1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 menyatakan, bahwa di antara tujuan
pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki
kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia (Bafirman, 2016). Akhlak yang tidak baik serta
rendahnya kualitas pendidikan pada anak akan mengantarkan pada posisi dasar dalam tatanan
masyarakat sosial dan akan menimbulkan kriminalitas di masa mendatang, oleh karena itu
tujuan pendidikan nasioanal adalah tidak hanya mencerdaskan kehidupan bangsa saja
melainkan membentukkan manusia yang berakhlak mulia.
Pendidikan bagaikan fondasi kokoh bagi individu dan bangsa. Perannya tak tergantikan
dalam membentuk pribadi yang utuh, berkarakter mulia, dan siap berkontribusi bagi kemajuan
bangsa. Di era globalisasi yang penuh tantangan, pendidikan menjadi kunci untuk
membebaskan bangsa dari jerat kemiskinan dan keterpurukan. Melalui pendidikan, kita dapat
melahirkan generasi penerus yang cerdas, berdaya saing, dan penuh rasa percaya diri. Mereka
Mengungkap Nilai Akhlak dalam Video Animasi Sirru Al-Jauhar dari Situs
Kids.Islamweb.Net
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6183
siap bersanding dan berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di kancah global. Tanpa
pendidikan yang kuat dapat dipastikan Indonesia akan terus tenggelam dalam keterpurukan
(Mulyasa, 2015). Pendidikan karakter merupakan pengembangan good character yang
dilandaskan pada core virtues yang objektif bagi masyarakat, hal ini memang sengaja
dilakukan (Erlangga, 2011). Sama halnya dengan pendidikan karakter yang mempelajari cara
beretika, tingkah laku dan perbuatan serta adab dalam bersosial yang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, pendidikan akhlak sangat berperan penting dalam
kehidupan sesuai dengan ajaran islam (Nashruddin, 2015).
Pendidikan di Indonesia telah berupaya menanamkan karakter dan watak bangsa
melalui mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan. Namun,
faktanya, hasil yang diperoleh masih belum sepenuhnya mencerminkan karakter ideal bangsa
Indonesia. Hal ini, jika dibiarkan tanpa tindakan komprehensif, akan semakin membahayakan
masa depan bangsa. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya nyata dan komprehensif dari dunia
pendidikan untuk mengatasi kesenjangan ini. Pendidikan memegang peran penting dalam
mewujudkan tujuan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan potensi peserta didik,
serta membentuk peradaban bangsa. Tujuan ini dapat diraih dengan melahirkan generasi yang
sholih dalam IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan sholih dalam IMTAQ (Iman dan
Taqwa).
Perwujudan kesholihan IPTEK dan IMTAQ menjadi tugas dan tanggung jawab yang
berat bagi seorang tenaga pendidik, karena tidak hanya transfer of knowledge saja, namun
transfer of value itu yang menjadi kunci utama. Selaras dengan upaya pemerintah untuk terus
memperbaiki sistem pendidikan menjadi lebih baik. Salah satu upaya perbaikan sistem
pendidikan diantaranya tercetusnya pendidikan karakter yang dirangkum dalam Kurikulum 13
(K-13) (Ulfa, 2019).
Pendidikan karakter dan akhlak ini bisa diajarkan dan didapatkan tidak hanya
lingkungan sekitar maupun secara tertulis. Video animasi anak juga bisa dijadikan bahan
tontonan menarik sekaligus sebagai media pembelajaran. Bagi anak-anak segala sesuatu yang
menarik akan menjadi perhatiannya karena teknologi berupa animasi yang ditampilkan yang
membuat anak-anak tidak mudah bosan. Dalam dunia pendidikan pembelajaran seperti ini
disebut metode pembelajaran edukatif dan entertaiment sehingga anak-nak tidak menyadari
bahwa mereka sedang melakukan proses pembelajaran.
Semakin tumbuh pesat teknologi tentunya menimbulkan sisi positif dan negatif. Salah
satu sisi negatif yang muncul dari fenomena ini yaitu banyak anak yang menggunakan media
sosial bukan untuk media pembelajaran, melainkan sebagai teman bermain, sehingga anak
tersebut tidak terkontrol dalam memilih konten kurang bermanfaat yang tersebar di dunia
maya. Akibatnya anak akan semakin menjauh dari nilai agama, nilai kemanusiaan, nilai
keadilan, dan nilai moral. Faktanya anak akan menjadi malas melakukan kegiatan fisik, dan
anak menjadi mudah murah ketika diberi nasehat (Khonisah, 2024). Fenomena sisi negatif ini
disebut dengan dekadensi moral anak yang merupakan salah satu tantangan bagi orang tua
atau pendidik dalam pendidikan karakter anak pada masa modern ini. Salah satu solusi untuk
menghadapi tantangan perkembangan zaman ini dibutuhkan pendidikan yang berwawasan
global, pendidikan yang memiliki nilai lentur terhadap perkembangan zaman namun muatan
nilai-nilai moral keagamaan tetap terpatri di dalamnya (Amidong, 2019). Dalam masalah ini
hal yang paling mendesak untuk dilakukan oleh pendidik adalah dengan memilih konten-
konten menarik yang mengandung nilai moral bagi anak-anak, salah satunya adalah video
animasi anak.
Video animasi memiliki potensi besar sebagai media pembelajaran yang efektif. Media
ini mampu meningkatkan fokus dan mempermudah pemahaman anak terhadap materi, sesuai
Muhammad Faiz, Sarah Fadila Putri
6184 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penggunaan video animasi dalam
pembelajaran menawarkan keseragaman. Semua kalangan dan anak-anak dapat melihat dan
mendengar informasi yang sama melalui media yang sama. Hal ini menghemat waktu dan
tenaga orang tua yang ingin mengajarkan agama pada anak seperti pembelajaran tentang
tauhid, sejarah, dan belajar bahasa Arab, dan khususnya akhlak sehingga mereka tidak perlu
menghadirkan benda konkret untuk menjelaskan materi.
Situs Kids.islamweb.net adalah sebuah situs yang menyajikan media pembelajaran
untuk anak-anak, berupa film kartun Islami berbahasa Arab. Selain itu juga terdapat
bermacam permainan khusus untuk anak-anak. Menariknya, bahwa film kartun yang disajikan
di situs ini sarat tidak ada suara backsound musik, yang tentunya berbeda dengan kebanyakan
film kartun yang beredar saat ini (Zemakhsyari & Fadlillah, 2018). Situs ini mencakup
berbagai jenis materi edutainment yang bertujuan untuk membangun perilaku dan etika yang
baik dalam kehidupan anak-anak di samping memberikan informasi ilmiah dan sejarah
dengan fokus khusus pada topik-topik yang berkaitan dengan dunia Arab dan budaya Islam
(Zemakhsyari & Fadlillah, 2018). Situs ini dirancang pada tahun 2013 oleh kementrian agama
Qatar. Situs Kids.islamweb.net salah satu toolbar dari situs dakwah Islamweb, yaitu di
toolbar
 
. Setiap video berdurasi sekitar tiga sampai 5 menit, namun dalam
pembahasan penelitian kali ini, penulis memilih satu video bertema akhlak yang berjudul
“Sirru al-Jauhar”, yang artinya permata rahasia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kualititatif. Penelitian
kualitatif ini dapat digunakan utuk mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena
yang belum diketahui dan serta digunakan untuk mendapatkan wawasan (Strauss & Corbin,
2003). Dalam penelitian ini, penulis mencoba mengungkap dan menjelaskan nilai-nilai akhlak
yang terdapat pada video animasi ini. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah video
animasi anak berjudul berjudul “Sirru al-Jauhar”, yang artinya permata rahasia dari situs
Kids.islamweb.net yang berdurasi 4 menit 37 detik. Objek penelitian yang dilakukan penulis
adalah nilai-nilai akhlak baik yang sangat inspiratif bagi anak-anak.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis isi (content analysis) untuk
mengungkap, memahami, dan menangkap pesan yang terkandung dalam sebuah pertunjukan,
khususnya video animasi anak berjudul berjudul “Sirru al-Jauhar. Makna yang dianalisis
bersifat simbolik, dengan fokus utama pada pesan-pesan akhlak yang terdapat dalam video
tersebut. Analisis ini berusaha memahami sebuah karya dari segi ekstrinsik, meliputi aspek-
aspek seperti pesan moral, nilai pendidikan, nilai filosofis, nilai religius, dan lain-lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai-nilai Akhlak dalam Video Animasi Anak “Sirru al-Jauhar” dari Situs
Kids.islamweb.net
Dalam penelitian ini, penulis menemukan beberapa macam nilai akhlak dalam video
animasi anak “Sirru al-Jauhar” dari situs Kids.islamweb.net, sebagai berikut.
Berbakti kepada Orang Tua
Dalam video animasi anak “Sirru al-Jauharpeneliti menemukan banyak kalimat yang
mencerminkan sikap berbakti kepada kedua orang tua, antara lain sebagai berikut: 1)
Berlomba-lomba mengabdi dan merawat orang tua: “Ketiga anak itu berlomba-lomba
mengabdi dan merawat ayah mereka”. Wahai saudaraku izinkan aku membawa ayah ke
rumah aku sehingga aku dapat mengabdikan diri untuk melayani dan merawatnya. Rumahku
Mengungkap Nilai Akhlak dalam Video Animasi Sirru Al-Jauhar dari Situs
Kids.Islamweb.Net
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6185
lebih baik daripada di sini.” 2) Melayani orang tua nya dengan ikhlas setulus hati: Aku
menjadi tenang karena ayahku ada bersamaku di rumahku.” “Begitulah si bungsu dan istrinya
terus bekerja sama dalam melayani sang ayah yang sakit dan merawatnya..” 3) Mendoakan
orang tuanya selalu: “Alhamdulillah, Suamiku tersayang, aku mohon kepada Allah untuk
disembuhkan dari penyakitnya.” “Aku memohon kepada Allah untuk memberikan rahmat
yang luas padanya.” “Semoga Tuhan mengasihanimu, ayahku.”
Meredam Sifat Egois
Menurunkan ego masing-masing demi kemaslahatan bersama: “Awalnya anak-anak
itu menolak, tetapi mereka setuju ketika saudara laki-laki mereka menyuruh si bungsu
menyerahkan.”
Menepati Janji
Tidak mengambil keuntungan dari orang tuanya: “Mereka berkata kepadanya Kamu
telah melepaskan bagianmu dari warisan ayahmu kepada kami.” “Ya, dan kamu tidak berhak
atas harta ini.”
Bersabar
Bersabar dalam menghadapi ujian hidup: “Aku sangat sedih atas meninggalnya
ayahku.” “Si bungsu kembali pulang ke rumah dengan sedih.”
Menghargai Sesama
Hendaknya menghargai satu sama lain, jangan sampai melakukan perbuatan seperti
yang telah dilakukan oleh saudaranya: “Si bungsu membawanya ke saudaranya. Mereka
mulai mengolok-oloknya dan berkata kepadanya, Apa, satu dinar? Ambillah jika kamu mau.”
Jujur
Kejujuran akan membawa kepada hal-hal baik: “Beginilah Tuhan menganugerahi si
bungsu dengan dua permata karena dia jujur.”
Bersyukur
Berterima kasih atas semua nikmat dan anugrah yang diberikan oleh Allah Swt.:
“Alhamdulillah. kita menjadi sangat kaya, suamiku.” “Alhamdulillah.”
Analisis Pesan-pesan Akhlak dalam Video Animasi Anak “Sirru al-Jauhar” dari
Situs Kids.islamweb.net
Berbakti kepada Orang Tua
Berbakti kepada kedua orang tua, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah
"Birrul Walidain," merupakan kombinasi dari dua kata, yaitu "birr" dan "al-walidain." Secara
etimologis, kata "birr" berasal dari kata barra-yabirru-barran, yang berarti kebenaran dan
ketaatan (Ali & Muhdlor, 1996). Sedangkan dalam kamus Al-Munawwir, kata "birr" berarti
taat berbakti, bersikap baik, sopan, benar, dan banyak berbuat kebajikan (Munawwir, 1997).
Sedangkan "al-walidain" berarti ayah dan ibu. Jadi, istilah berbakti kepada orang tua (birrul
walidain) mencakup pengertian kebenaran, berbuat baik, belas kasih, dan ketaatan kepada
keduanya. Hal ini tercermin dalam sikap: berperilaku baik kepada mereka, patuh pada
perintah Allah Swt. dan Rasul-Nya, memuliakan mereka, berusaha mendapatkan keridhaan
mereka, tulus dalam mengabdi, mengasihi mereka, merawat mereka dengan baik, dan tidak
melakukan hal yang buruk atau menyakiti hati mereka, baik melalui ucapan maupun
Muhammad Faiz, Sarah Fadila Putri
6186 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
perbuatan, karena hal tersebut dapat membuat Allah Swt. tidak ridha dan murka (El-Sutha,
2018).
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amalan paling mulia dan tinggi
setelah beriman kepada Allah Swt. Dalam Al-Qur’an, ayat-ayat yang memerintahkan berbakti
kepada orang tua sering kali ditempatkan setelah perintah untuk beribadah kepada Allah Swt.
dan tidak menyekutukan-Nya (El-Sutha, 2018). Allah Swt. berfirman:













“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (Q.S. An-Nisa [4]: 36)
Karena pentingnya berbakti kepada kedua orang tua, Allah Swt. menempatkan perintah
ini di posisi kedua setelah perintah untuk beriman kepada-Nya, yang harus dilaksanakan oleh
seluruh umat manusia. Rasulullah saw. juga menegaskan dalam salah satu hadis bahwa
berbakti kepada orang tua adalah salah satu perbuatan paling mulia dan dicintai oleh Allah
Swt. Bahkan, Rasulullah saw. menyatakan dengan tegas bahwa berbakti kepada orang tua
memiliki pahala yang setara dengan berjihad di jalan Allah (jihad fisabilillah) (El-Sutha,
2018).
Perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua dalam Al-Qur’an dan Hadis Nabi sering
disampaikan dengan berbagai istilah seperti ihsan, birr, ma’ruf, karima, dan Waalidain.
Meskipun kelima istilah tersebut umumnya bermakna baik, setiap istilah memiliki nuansa
tersendiri dalam konteks kebaikan. Namun, dalam Al-Qur’an, kata yang sering digunakan
untuk menyampaikan perintah berbakti kepada kedua orang tua adalah ihsan. Al-Qur’an
menegaskan pentingnya berbakti kepada kedua orang tua dalam beberapa ayat, seperti dalam
surat Al-Baqarah ayat 83, QS. An-Nisa: 36, QS. Al-An’am: 151, QS. Al-Isra: 23, dan QS. Al-
Ahqaf: 15 (Mujahiddin & Annas, 2023).
Adapun lawan dari kata "birrul walidain" adalah "uququl walidain." Dalam kamus Al-
Munawwir, "uquq" berarti durhaka, tidak setia, membangkang, dan mengganggu (Munawwir,
1997). Jadi, "uququl walidain" berarti gangguan yang dilakukan oleh seorang anak terhadap
kedua orang tuanya, sehingga memutus hubungan baik antara anak dan orang tua. Contoh
gangguan berupa perkataan adalah ketika seorang anak berbicara keras dan kasar atau
menggunakan kalimat yang menyakitkan hati orang tua, serta perkataan lain yang serupa.
Sedangkan gangguan berupa perbuatan termasuk tindakan kasar seperti menendang pintu atau
tembok, memukul meja, atau tindakan sejenis lainnya (Jawas et al., 2008).
Dalam video animasi anak “Sirru al-Jauhar” dari Situs Kids.islamweb.net, peneliti
menemukan berbagai cerminan sifat atau adab berbakti kepada orang tua, di antaranya
sebagai berikut.
Berlomba-lomba mengabdi dan merawat orang tua, tentu saja ini merupakan berlomba-
lomba dalam kebaikan. Dalam urusan akhirat, seseorang seharusnya berlomba untuk menjadi
yang terdepan. Sebagaimana Allah Swt. berfirman:



“Berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (QS. Al Baqarah: 148)
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah menjelaskan bahwa para sahabat memahami
pentingnya saling berlomba untuk mencapai keutamaan surga. Mereka berusaha menjadi yang
Mengungkap Nilai Akhlak dalam Video Animasi Sirru Al-Jauhar dari Situs
Kids.Islamweb.Net
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6187
terdepan dalam meraih derajat yang mulia tersebut. Sehingga, jika ada di antara mereka yang
melihat orang lain lebih unggul dalam amal, mereka merasa sedih karena merasa kalah dalam
perlombaan tersebut. Hal ini menunjukkan tekad mereka untuk menjadi yang terdepan
(YULIANA, 2023).
Kemudian melayani orang tau dengan ikhlas sepenuh hati merupakan sifat yang
tercermin dalam video tersebut. Hal ini selaras dengan firman Allah:






“Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang
sombong lagi durhaka” (Q.S. Maryam [19]: 32)
Ikhlas adalah kebersihan niat yang suci, kejujuran batin dalam beramal, tindakan yang
lurus dan tanpa kepura-puraan, serta bertujuan hanya untuk mendapatkan ridha Allah semata
(Sidi, 1975). Ikhlas merupakan esensi utama dalam amalan hati, menjadi hakikat dan kunci
utama dalam dakwah para rasul sejak zaman dahulu (Halim et al., 2022). Syaikh Abu Thalib
Al-Makki mengatakan bahwa ikhlas merupakan inti dari amal dan menentukan apakah amal
tersebut diterima atau tidak di sisi Allah Swt. Amal tanpa ikhlāṣ dapat dibandingkan dengan
kelapa yang tidak berisi, tubuh tanpa nyawa, pohon tanpa buah, awan tanpa hujan, anak tanpa
garis keturunan, dan biji yang tidak tumbuh (Andriawan, 2016). Dari definisi tersebut, dapat
dipahami bahwa ikhlas dalam praktik berarti melakukan suatu perbuatan semata-mata untuk
meraih ridha Allah, bukan untuk kepentingan pribadi atau untuk mendapatkan pujian dari
manusia. Orang yang ikhlas senantiasa menjaga niatnya agar benar-benar tulus hanya karena
Allah. Ikhlas berarti melakukan sesuatu tanpa ada dorongan dari yang lain, melainkan hanya
untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Setiap anak yang masih memiliki akal sehat pasti akan selalu berusaha untuk berbakti
kepada kedua orang tua mereka, berbuat baik kepada ibu dan bapaknya, serta menjaga kata-
kata mereka saat berbicara kepada kedua orang tua agar tidak menyakiti hati mereka. Tidak
pantas bagi seorang anak mengucapkan hal-hal yang buruk atau melukai hati kedua orang tua,
bahkan jika itu hanya sekecil "ahh". Allah Swt. berfirman:










“Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
(Q.S. Al-Isra [17]: 23)
Oleh karena itu, hendaknya sebagai anak senantiasa mendoakan hal-hal yang baik untuk
kedua orang tuanya, sebagaimana perintah Allah Swt:








“Dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil." (Q.S. Al-Isra [17]: 24)
Meredam Sifat Egois
Menurut kamus bahasa Indonesia online, kata "egois" merujuk pada perilaku yang
berdasarkan dorongan untuk mementingkan diri sendiri daripada kepentingan orang lain, di
mana segala tindakan selalu dipicu oleh keinginan untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Ketika seseorang lebih mengutamakan kepentingan pribadinya daripada orang lain, kita juga
menggambarkannya sebagai perilaku egois. Demikian pula, ketika seseorang selalu ingin
Muhammad Faiz, Sarah Fadila Putri
6188 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
meraih kemenangan sendiri, mereka sering disebut dengan istilah yang sama, yaitu egois.
Sikap egois dapat menyebabkan kesombongan dalam diri kita, oleh karena itu kita sebaiknya
menjauhi perilaku tersebut karena hal itu tidak disukai oleh Allah Swt. Sebagaimana Allah
Swt. berfirman:














“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya
kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi
gunung.” (Q.S. Al-Isra [17]: 37)
Kata "ananiah" berasal dari bahasa Arab "" yang berarti "aku", yang artinya sebangsa
atau keakuan. Dalam konteksnya, ananiah merujuk pada sikap keakuan atau egois, yaitu sikap
yang cenderung mementingkan diri sendiri tanpa memperhatikan orang lain. Sikap ini
seringkali terkait dengan takabbur. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap ananiah sering terlihat
pada remaja maupun orang dewasa, dan seringkali dianggap tidak menghargai orang lain atau
meremehkan mereka. Contoh nyata dari sikap ananiah termasuk selalu ingin menang dalam
percakapan, kurang menghargai pendapat orang lain meskipun benar, serta sulit menerima
saran atau kritik.
Dalam video tersebut, awalnya saudara nya menolak jika ayahnya akan tinggal di rumah
si bungsu. Akan tetapi setelah dibuatkan perjanjian dengan si bungsu, akhirnya mereka
meredam rasa egois nya yang mana tadinya mereka berharap jika ayahnya akan tinggal
bersama mereka saja. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita sebaiknya menghindari
perilaku egois yang menempatkan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum. Manusia
sebagai makhluk sosial membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain. Kita tidak
seharusnya hanya memikirkan diri sendiri tanpa memperhatikan kepentingan bersama, baik
dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Setiap larangan pasti memiliki dampak
negatif ketika dilanggar.
Sikap ananiah memiliki konsekuensi bagi pelakunya: a. Tidak disukai dalam pergaulan
karena meremehkan orang lain. b. Menurunkan martabat diri sehingga lambat laun menjadi
tidak disenangi orang. c. Terisolasi dari lingkungan sosialnya. Menghindari sikap ananiah
tidaklah mudah karena merupakan bagian dari watak manusia. Namun, dengan tekad yang
sungguh-sungguh, hasil positif dapat diraih. Cara mengatasi sikap ananiah antara lain: a.
Mengontrol diri untuk tidak selalu ingin menang dalam percakapan. b. Mengakui bahwa
pendapat orang lain juga bisa benar. c. Mempelajari untuk menghargai orang lain
sebagaimana kita ingin dihargai.
Menepati Janji
Menepati janji adalah kewajiban bagi seorang hamba untuk menjaga dan memenuhi
janji, baik yang tertulis secara resmi maupun yang disepakati secara lisan. Hal ini bukan
hanya sebuah norma yang diterima, tetapi juga sesuatu yang harus dilakukan sesuai dengan
naluri, akal sehat, dan nurani yang hidup (Abdullah, 2015). Individu yang selalu menepati
janji mendapatkan posisi yang tinggi di mata orang-orang yang berakal, cerdas, dan bijaksana,
sebagaimana dijelaskan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:


















Mengungkap Nilai Akhlak dalam Video Animasi Sirru Al-Jauhar dari Situs
Kids.Islamweb.Net
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6189
“Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran, (yaitu)
orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian.” (Q.S. Ae-Ra’d [13]:
19-20)
Allah Swt. bahkan menjadikan kebiasaan menepati janji sebagai sarana bagi para
hamba-Nya yang konsisten dalam menepati janji untuk mencapai apa yang telah dijanjikan-
Nya kepada mereka. Allah Swt. Berfirman:










“Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan
hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk).” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 40)










“Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.”
(Q.S. Al-Isra [17]: 34)
Di sisi lain, ada orang yang dengan mudah membuat janji tetapi sering kali melanggar
janji tersebut tanpa usaha untuk menepatinya. Tindakan semacam ini dianggap sebagai dosa
lisan dan menunjukkan tanda-tanda kemunafikan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai
hukum menepati janji. Dikatakan dari sahabat Abu Hurairah ra., Nabi saw. bersabda,














“Tanda-tanda orang munafik adalah tiga: jika dia berbicara berdusta, jika dia berjanji
maka dia tidak memenuhinya, dan jika dia dipercayai maka dia berkhianat.”(HR. Bukhari
no. 33) (Al-Bukhari, 2001).
Ada beberapa bentuk perjanjian; Pertama, perjanjian antara hamba dengan Allah
melibatkan beribadah dengan sepenuh hati dan memenuhi kewajiban kepada-Nya. Kedua,
perjanjian antara hamba dengan Rasul-Nya adalah dengan taat kepada Rasul dan mengikuti
ajarannya. Ketiga, perjanjian antara hamba dengan kedua orang tua dan kerabat melibatkan
berbakti kepada orang tua (birrul walidain), menjaga silaturahim, dan tidak memutuskan
hubungan. Keempat, perjanjian hamba dengan sahabatnya adalah dengan memenuhi hak
persahabatan baik dalam kekayaan maupun kesulitan. Kelima, perjanjian hamba dengan
sesama dalam muamalat seperti jual beli dan sewa menyewa, serta akad tabarru'at (perjanjian
sosial tanpa mencari untung), seperti pemberian hadiah. Keenam, perjanjian antara sesama
muslim melibatkan saling tolong menolong dalam kebaikan, saling mencintai, dan
mempertahankan hubungan baik (Wijaya, 2021).
Adapun video tersebut dapat dipahami bahwa si bungsu tetap menunaikan janji nya
kepada saudaranya bahwa dia tidak akan mengambil apapun dari peninggalan ayahnya,
dikarenakan waktu itu dia berjanji bahwa jika ayahnya tinggal dirumahnya, maka dia tidak
akan mengambil warisan apapun. Dan ini menunjukan bahwa dia adalah orang yang
berkomitmen terhadap sesuatu dan tidak mudah melanggar nya begitu saja.
Bersabar
Kata "sabar" memiliki arti menahan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan dalam hati
seseorang. Asal kata "ṣabar" berasal dari kata-kata "al-man’u" (menahan) dan "al-habsu"
(mencegah). Oleh karena itu, sabar menggambarkan sikap menahan diri dalam menghadapi
penderitaan atau situasi yang tidak diinginkan, serta dalam menerima hal-hal yang disenangi
(Esposito, 2001). Sabar adalah keadaan jiwa yang teguh, stabil, dan konsisten dalam
Muhammad Faiz, Sarah Fadila Putri
6190 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
pendiriannya. Jiwa tersebut tidak goyah, meskipun menghadapi tantangan hidup yang berat
(Amin & Munir, 2005). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ṣabar diartikan sebagai
mampu bertahan menghadapi cobaan dengan tidak mudah marah, tidak cepat putus asa, dan
tidak mudah patah hati. Ṣabar juga mencerminkan sikap yang tenang, tidak terburu-buru, dan
tidak tergesa-gesa (Syukri et al., 2017).
Secara etimologis, ṣabar berasal dari bahasa Arab
(  ) yang mengandung makna bersabar, tabah hati, dan berani (Yunus, 1973).
Sedangkan secara terminologi, ṣabar bermakna mengendalikan jiwa sesuai dengan tuntunan
akal dan agama, atau menahan diri dari hal-hal yang tidak dianjurkan oleh keduanya (Al-
Asfahani, 2004).
Sabar ada 3 macam, yaitu: Sabar dalam Melaksanakan Perintah Allah, Sabar dalam
Menjahui Gejolak Nafsu, dan Sabar Terhadap Ujian serta Cobaan dari Allah (Halim et al.,
2022). Pertama, Sabar dalam melaksanakan perintah Allah memerlukan pembaharuan niat
yang ikhlas. Ikhlas adalah kesabaran dalam menghadapi godaan riya’ dalam hati. Sifat malas
harus dihilangkan dari hati agar tidak menghalangi pelaksanaan perintah Allah. Kita harus
tetap sabar dan istiqamah dalam menabur kebaikan dalam menjalankan perintah Allah,
sehingga diharapkan dapat menghapus keburukan dengan ridha Allah. Kedua, Sabar dalam
menahan gejolak nafsu adalah kunci untuk menangkal godaan setan yang berupaya menggoda
manusia dengan kenistaan dan kesesatan. Saat ini, meninggalkan perbuatan dosa merupakan
tantangan berat karena nafsu manusia cenderung mencari kenikmatan, kesenangan, dan
kegemerlapan dunia. Untuk menguasai semua keinginan tersebut, diperlukan sabar yang besar
agar tidak terbuai oleh kesenangan duniawi sehingga melupakan tujuan spiritual. Kita harus
berusaha bersabar dan mengontrol diri agar tidak terperangkap dalam perbuatan yang tercela
(Halim et al., 2022). Ketiga, Ketika menghadapi ujian dan cobaan dari Allah di dunia ini,
seorang muslim diharapkan memiliki kesabaran dan ketabahan. Allah senantiasa menguji
hamba-Nya dengan berbagai macam cobaan untuk menguji kesabaran dan ketabahan mereka.
Besarnya pahala yang diperoleh sejalan dengan besarnya ujian yang dihadapi. Sebagai hamba
Allah, tidaklah bijaksana untuk merespons cobaan dengan kemarahan atau kesedihan yang
berlebihan. Sebaliknya, kita disarankan untuk bersabar dan mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan bersabar dan ikhlas, jiwa kita akan tenang, dan kita akan mendapatkan pahala besar
dari Allah Swt (Robith, 2019).
Dan dalam video tersebut, si bungsu ini selalu bersabar atas cobaan yang menimpanya
mulai dari meninggal ayahnya bahkan perlakuan tidak mengenakan dari saudara-saudaranya.
Tentu saja selama kita masih hidup di dunia ini, ujian dan cobaan tidak akan pernah berhenti.
Allah Swt. akan selalu menguji hamba-Nya dengan berbagai macam ujian dan musibah untuk
menguji siapa di antara kita yang memiliki sifat sabar dan tabah dalam menghadapi ujian-
Nya. Pahala yang kita dapatkan sebanding dengan besar kecilnya ujian dan cobaan yang kita
hadapi. Dengan bersabar dan ikhlas, hati kita akan tenang dan kita akan mendapatkan pahala
yang besar dari Allah Swt. Sebagaimana Allah Swt. Berfirman:











“Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan“. (Q.S. An-Nahl [16] : 96)







Mengungkap Nilai Akhlak dalam Video Animasi Sirru Al-Jauhar dari Situs
Kids.Islamweb.Net
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6191
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka
tanpa batas.” (Q.S. Az-Zumar [39]: 96)
Dalam hadis juga diterangkan bahwa pahala kesabaran datang saat pertama kali kita
diuji dengan musibah, seperti yang disampaikan oleh Nabi saw.:






"Sesungguhnya sabar itu pada kesempatan pertama (saat datang mushibah)". (HR.
Bukhari 1).
Menghargai Sesama
Dalam kehidupan sehari-hari, sangat penting bagi kita untuk selalu menghargai sesama
dan menjauhi sikap mengolok-ngolok orang lain. Perbuatan sukhriyyah atau olok-olok adalah
perilaku yang menghinakan, merendahkan, atau mengekspos kelemahan dan aib orang lain
dengan cara mengejek mereka, baik melalui tindakan langsung, ucapan, atau bahkan isyarat
yang khusus (Al-Ghazali, 2008).
Seperti halnya dalam video tersebut, para saudaranya malah bersikap tidak menghargai
si bungsu ketika dia menceritakan mimpinya bahwa terdapat satu dinar di suatu ladang,
bahkan mereka mengolok-ngoloknya. Perbuatan mereka ini justru bertentangan dengan
firman Allah Swt.:













































“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan
pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan
itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim.” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 11)
Bahkan Rasulullah saw. Pun pernah bersabda:








"Cukuplah seseorang dikatakan telah berbuat jahat jika ia merendahkan saudaranya
muslim." (H.R. Ibn Majahno. 4213) (Al-Sajistani, 2009).
Hendaknya orang yang lebih muda itu menghormati yang lebih tua, dan begitupun
orang yang lebih tua menyayangi yang lebih muda, sebagaimana Rasulullah saw. Bersabda:









"Bukan termasuk dari golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil kami dan
tidak menghormati orang tua (orang dewasa) kami." (H.R. Tirmidzi no. 1921) (Al-Tirmizi,
1975).
Untuk mewujudkan dan memperkuat penghargaan terhadap orang lain, seseorang harus
memahami alasan pentingnya menghargai orang lain. Semakin seseorang memahami alasan
untuk menghargai orang lain, semakin besar dan baik penghargaan yang diberikan. Pertama,
semua manusia yang lahir di bumi ini layak dan pantas dihargai. Sebagai ciptaan Allah,
manusia memiliki nilai yang tinggi. Jika ciptaan Allah lainnya dihargai, apalagi manusia yang
lebih berharga dari segala ciptaan lainnya. Kedua, semua orang memiliki kedudukan dan
Muhammad Faiz, Sarah Fadila Putri
6192 Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024
posisi yang sama di hadapan Allah dan hukum. Tidak ada yang berhak merasa lebih berharga
atau lebih penting daripada orang lain. Selanjutnya, manusia adalah makhluk yang mulia dan
sangat berharga. Setiap manusia harus menyadari bahwa dirinya adalah makhluk yang mulia
dan berharga. Terakhir, manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Manusia saling membutuhkan, melengkapi, dan mendukung satu sama lain. Tanpa kehadiran
orang lain, hidup tidak akan lengkap, sempurna, atau bahagia (Panjaitan, 2014).
Setiap individu memiliki nilai dan martabat yang harus kita hormati, tanpa memandang
perbedaan latar belakang, penampilan, atau pendapat. Menghargai orang lain bukan hanya
menunjukkan kedewasaan dan kebaikan hati, tetapi juga menciptakan lingkungan yang
harmonis dan penuh kasih sayang. Sebaliknya, mengolok-ngolok orang lain hanya akan
menimbulkan luka, perpecahan, dan kebencian. Hendaknya kita berusaha untuk selalu
memperlakukan orang lain dengan hormat dan kebaikan, karena dengan demikian, kita tidak
hanya memperbaiki hubungan sosial, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup bersama.
KESIMPULAN
Studi ini mengungkap bahwa video animasi "Sirru Al-Jauhar" dari Kids.Islamweb.Net
secara efektif mempromosikan berbagai nilai-nilai akhlak yang penting bagi pembentukan
karakter anak-anak. Melalui analisis isi, ditemukan bahwa nilai-nilai seperti ketaatan kepada
orang tua, pengendalian diri dari sifat egois, menjaga janji, kesabaran, saling menghargai,
kejujuran, dan rasa syukur disampaikan dengan jelas melalui narasi dan karakter dalam
animasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa "Sirru Al-Jauhar" dapat menjadi alat yang
berharga dalam pendidikan akhlak anak-anak, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah
.
BIBLIOGRAFI
Abdullah, W. (2015). Disiplin Kerja dalam Islam. Jurnal Minds: Manajemen Ide Dan
Inspirasi, 2(1), 153169.
Al-Asfahani, A.-R. (2004). Mu‟ jam Mufradat li Alfazil-Qur‟ an. Beirut: Darul Fikr.
Al-Bukhari, M. bin I. (2001). al-Jami ‘al-Musnad al-Shahih al-Mukhtashar Min Umuri
Rasulillah wa Sunanihi wa Ayyamihi. Damaskus: Dar Thauq Al-Najah.
Al-Ghazali, I. (2008). Ringkasan ihya’ulumuddin. Akbar Media.
Al-Sajistani, S. (2009). Sunan Abi Daud. np: Dar al-Risalah al-‘Ilmiyyah.
Al-Tirmizi, M. I. (1975). Sunan al-Tirmizi. STUDI KITAB HADIS, 82.
Ali, A., & Muhdlor, A. Z. (1996). Kamus kontemporer arab-indonesia. Yayasan Ali Maksum.
Amidong, H. H. (2019). Paradigma pendidikan Islam masa kini dan masa depan.
Amin, T. J., & Munir, S. (2005). Kamus Ilmu Tasawuf. Jakarta: Amzah.
Andriawan, D. (2016). Dikejar Rezeki Karena Shalat Malam. Media Pressindo.
Bafirman, H. B. (2016). Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Penjasorkes.
Prenada Media Group.
El-Sutha, S. H. (2018). Asa Surga di Dekatmu. AgroMedia.
Erlangga, S. (2011). Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter: Wawasan, Strategi, dan Langkah
Praktis.
Esposito, J. L. (2001). Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern. Penerbit Mizan.
Halim, A., Munandar, M., & Harahap, S. A. (2022). Konsep Sabar Dan Ikhlas Menghadapi
Musibah Dalam Hadis Dan Aplikasinya Di Kecamatan Simangambat Kabupaten Padang
Lawas Utara. Shahih (Jurnal Kewahyuan Islam), 5(2), 2438.
Mengungkap Nilai Akhlak dalam Video Animasi Sirru Al-Jauhar dari Situs
Kids.Islamweb.Net
Syntax Idea, Vol. 6, No. 10, Oktober 2024 6193
Jawas, Y. bin A. Q., Ziyad, A., & Rabwah, M. D. D. B. J. (2008). Berbakti Kepada Kedua
Orang Tua. Jakarta: Darul Qalam.
Khonisah, W. N. (2024). Bimbingan Islami Untuk Membentuk Akhlakul Karimah Pada Anak
Dalam Film Animasi Omar Dan Hana Episode “Asyura” Dan Tv Atuk.” UIN. KH
Abdurrahman Wahid Pekalongan.
Mujahiddin, A., & Annas, M. (2023). Konsep Tartil dan Pengaruh Penerapannya dalam
Membaca Al-Qur’an. Ulumul Qur’an: Jurnal Kajian Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, 3(2),
201216.
Mulyasa, E. (2015). Menjadi guru profesional, menciptakan pembelajaran kreatif dan
menyenangkan.
Munawwir, A. W. (1997). Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, pustaka
progressif. Surabaya, Cet, 14.
Nashruddin, H. (2015). Akhlak: ciri manusia paripurna. Rajawali Pers.
Panjaitan, H. (2014). Pentingnya menghargai orang lain. Humaniora, 5(1), 8896.
Robith, M. (2019). Aktivasi Sabar: Cara Cepat Meraih Sukses dan Melancarkan Rezeki.
LAKSANA.
Sidi, G. (1975). Asas Agama Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Strauss, A., & Corbin, J. (2003). Penelitian kualitatif. In Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syukri, M., Sirulhaq, A., & Djafar, S. (2017). Konsep pemerkayaan Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan politik bahasa dalam dinamika global. FKIP E-PROCEEDING, 110.
Ulfa, M. (2019). Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mewujudkan Pendidikan
Karakter Di Abad 21. EL-TARBAWI, 12(2).
Wijaya, N. H. (2021). Menilik Dasar Hukum dan Hikmah Akad Gadai dalam Nilai Islam
Rahmatan Lil Alamin. Rechtenstudent, 2(1), 6071.
YULIANA, Y. (2023). Pengaruh Latihan Smash Bola Gantung Terhadap Kemampuan Smash
Kedeng Atlet Sepak Takraw Putri Sman 8 Kabupaten Bungo. Pengaruh Latihan Smash
Bola Gantung Terhadap Kemampuan Smash Kedeng Atlet Sepak Takraw Putri Sman 8
Kabupaten Bungo.
Yunus, M. (1973). Kamus Arab Indonesia (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah.
Pentafsir Al-Qur’an.
Zemakhsyari, Z., & Fadlillah, N. (2018). Software enSiklopedi (Mausu’ah al-tafsir wa ‘Ulumi
al-Qur’an). Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Dan Hadis, 17(2), 225238.
Copyright holder:
Muhammad Faiz, Sarah Fadila Putri (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: