How to cite:
Rima Mauliddiana, Muhammad G.A Putra, Deny Yuliawan (2024) Hubungan Kadar Glukosa Darah
dan Kepatuhan Perawatan Ulkus dengan Derajat Keparahan Ulkus di Klinik Griya Puspa
Yogyakarta, (06) 09,
E-ISSN:
2684-883X
Hubungan Kadar Glukosa Darah dan Kepatuhan Perawatan Ulkus dengan Derajat
Keparahan Ulkus di Klinik Griya Puspa Yogyakarta
Rima Mauliddiana, Muhammad G.A Putra, Deny Yuliawan
Universitas Alma Ata, Indonesia
Abstrak
Masalah pada pankreas yang menyebabkan penyakit kronis, dimana insulin (hormon pengatur
gula darah) tidak dapat diproduksi dan digunakan secara efektif sehingga menyebabkan
hiperglikemia yang merupakan ciri khas diabetes. Mengetahui hubungan antara kadar glukosa
darah dan kepatuhan perawatan ulkus dengan derajat keparahan ulkus di klinik griya puspa
Yogyakarta. Metode: Menggunakan rancangan penelitian kuantitatif korelasional dengan
pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan di klinik griya puspa Yogyakarta yaitu
klinik perawatan luka dengan populasi sebanyak 35 responden. Pengambilan sampel
menggunakan total sampling yang termasuk dengan kriteria inklusi. Instrument penelitian ini
berupa kuesioner data demografi, kuesioner kepatuhan perawatan ulkus, dan lembar ceklist.
Analisa bivariat dengan uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisis dengan uji korelasi Rank
Spearman pada hubungan kadar glukosa darah dengan derajat keparahan ulkus yaitu p-value
0,046<0,05 maka H0 ditolak bermakna ada hubungan kadar glukosa darah dengan derajat
keparahan ulkus, sedangkan pada kepatuhan perawatan ulkus dengan derajat keparahan ulkus
menunjukkan hasil p-value 0,017<0,05 maka H0 ditolak bermakna ada hubungan antara
kepatuhan perawatan ulkus dengan derajat keparahan ulkus. Faktor paling dominan pada
derajat keparahan ulkus di Klinik Griya Puspa Yogyakarta adalah kepatuhan perawatan ulkus
yakni empat kali lipat lebih berpengaruh dibandingkan kadar glukosa darah.
Kata Kunci: Kadar Glukosa Darah; Kepatuhan Perawatan Ulkus; Derajat Keparahan Ulkus.
Abstract
Problems with the pancreas that cause chronic disease, where insulin (the hormone that
regulates blood sugar) cannot be produced and used effectively, causing hyperglycemia
which is a characteristic of diabetes. To determine the relationship between blood glucose
levels and compliance with ulcer treatment and the severity of ulcers at the Griya Puspa
clinic in Yogyakarta. Using a correlational quantitative research design with a cross
sectional approach. This research was conducted at the Griya Puspa clinic in Yogyakarta, a
wound care clinic with a population of 35 respondents. Sampling used total sampling which
included the inclusion criteria. The instruments for this research were a demographic data
questionnaire, an ulcer care compliance questionnaire, and a checklist sheet. Bivariate
analysis used the Rank Spearman correlation test. The results of the analysis using the
Spearman Rank correlation test on the relationship between blood glucose levels and the
severity of ulcers, namely p-value 0.046 <0.05, so H0 was rejected, meaning that there is a
JOURNAL SYNTAX IDEA
pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 09, September 2024
Hubungan Kadar Glukosa Darah dan Kepatuhan Perawatan Ulkus dengan Derajat Keparahan
Ulkus di Klinik Griya Puspa Yogyakarta
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 3969
relationship between blood glucose levels and the severity of ulcers, while compliance with
ulcer care is with the degree of severity. ulcers show a p-value of 0.017<0.05, so H0 is
rejected, meaning there is a relationship between compliance with ulcer care and the severity
of the ulcer. The most dominant factor in the severity of ulcers at the Griya Puspa
Yogyakarta Clinic is compliance with ulcer treatment, which is four times more influential
than blood glucose levels.
Keywords : Blood Glucose Levels; Ulcer Care Compliance; Degree of Ulcer Severity.
PENDAHULUAN
Masalah pada pankreas yang menyebabkan penyakit kronis, dimana insulin (hormon
pengatur gula darah) tidak dapat diproduksi dan digunakan secara efektif sehingga
menyebabkan hiperglikemia yang merupakan ciri khas diabetes (Ridwan Amiruddin, 2023).
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2019, penderita diabetes melitus dengan
prevalensi diabetes tipe 2 telah meningkat secara drastis di semua tingkat pendapatan dalam
tiga dekade terakhir (Organization, 2016). Penderita diabetes melitus berjumlah sekitar 422
juta di seluruh dunia, dengan 1,5 juta diantaranya mengalami kematian setiap tahunnya
(Organization, 2016). Di Indonesia, diabetes melitus mengalami peningkatan kejadian dengan
prevalensi sebanyak 8,5% tahun 2018, dibandingkan tahun 2013 sebesar 6,9% (Raisul et al.,
2023) (Wahyuni, 2016).
Diabetes melitus yang tidak diperlakukan dengan baik dapat menimbulkan komplikasi
diantaranya, penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal kronik, penyakit mata diabetes,
kesehatan mulut, kerusakan syaraf (neuropati) dan ulkus kaki diabetik (Ridwan Amiruddin,
2023) (Ervita, 2022). Pasien diabetes melitus akan mengalami setidaknya satu ulkus kaki
selama hidupnya dan kemungkinan terjadi sekitar 15% atau lebih yang berujung pada
amputasi jari kaki, kaki atau tungkai (Saprianto, Sujati, Supangat, & Akbar, 2022; Susilawati,
Hesi, & Soerawidjaja, 2021).
Pasien dengan kadar glukosa darah yang tidak normal (>179 mg/dl) beresiko
mengalami ulkus kaki diabetik (Bachri, Prima, & Putri, 2022). Untuk mengurangi resiko
terjadinya ulkus, penatalaksanaan yang bisa dilakukan penderita diabetes melitus diantaranya
dengan melakukan 5 pilar yaitu diet, pengobatan farmakologi, latihan fisik, monitor kadar
glukosa darah dan edukasi, salah satunya edukasi kepatuhan perawatan ulkus (Ayu &
Damayanti, 2018).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ni made et all tahun 2022 terkait kepatuhan
perawatan ulkus kaki diabetik, penderita diabetes yang tidak menerapkan kepatuhan
perawatan ulkus kaki diabetik akan mengalami penebalan tunika intima (hiperplasia membran
basal arteri) yang menghambat aliran darah dari jaringan perifer ke kaki, dan nekrosis
(kematian dini sel-sel jaringan hidup) yang menyebar dan semakin dalam hingga dapat
menyebabkan amputasi (Allatib et al., 2023). Sejalan dengan penelitian (Mahfud, 2012)
terkait kadar glukosa darah, terdapat hubungan kadar glukosa darah dengan terjadinya ulkus
pada pasien diabetes melitus, sebesar 66,7% dengan kadar glukosa tidak normal yang
mengalami ulkus kaki diabetik (Lellu, 2021; Suciana, Daryani, Marwanti, & Arifianto, 2019)
Penelitian diatas berfokus pada perilaku keperawatan ulkus dan kadar glukosa darah.
Sementara keterbaruan dalam penelitian ini yaitu kadar glukosa darah dan kepatuhan
perawatan ulkus dengan mengukur derajat keparahan ulkus yang dimana belum ada yang
meneliti terkait derajat keparahan ulkus. Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kadar Glukosa Darah dan
Rima Mauliddiana, Muhammad G.A Putra, Deny Yuliawan
3970 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
Kepatuhan Perawatan Ulkus dengan Derajat Keparahan Ulkus Di Klinik Griya Puspa
Yogyakarta”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross
sectional. Tempat penelitian ini dilakukan di Klinik Griya Puspa Yogyakarta dengan jumlah
populasi sebanyak 35. Teknik sampling pada penelitian ini yaitu total sampling (Sugiyono &
Lestari, 2021). Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu pasien dengan diagnose medis
diabetes melitus tipe 2 dan mengalami komplikasi ulkus diabetic derajaT 0-5 yang sedang
menjalani perawatan di klinik griya puspa Yogyakarta dan pasien diabetes tipe 2 yang
memiliki kadar glukosa darah (GDS) 3 bulan terakhir, sedangkan kriteria eksklusinya yaitu
pasien diabetes melitus dengan penurunan kesadaran dan pasien diabetes melitus yang
mengalami masalah kesehatan penyerta atau masalah kesehatan yang mendadak seperti
pusing atau lemah sehingga tidak mungkin untuk melanjutkan menjadi responden (Hidayat,
2015). Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 30 responden, hal ini
dikarenakan 5 orang yang juga masuk dalam populasi memiliki masalah kesehatan penyerta
sehingga tidak bisa melanjutkan sebagai sampel. Instrument yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari data demografi, kuesioner kepatuhan perawatan ulkus, dan lembar ceklis.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara langsung di klinik griya puspa, maupun home
visit pada pasien home care. Setelah kuesioner diisi oleh responden kemudian data
dikumpulkan kembali oleh peneliti sehingga data dapat langsung dilakukan olah data
menggunakan SPSS dengan uji korelasi Rank Spearman.
Penelitian ini telah mendapat persetujian dari komisi etik Universitas Alma Ata
Yogyakarta dengan hasil dinyatakan ethical approval dengan Nomor:
KE/AA/IV/10111578/EC/2024.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berikutini adalah hasil dari distribusi frekuensi yang dicantumkan pada tabel
berikut ini :
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Di Klinik Griya puspa
Yogyakarta 2024
Karakteristik
Kategori
n
%
Usia
<45 tahun
6
20%
>45 tahun
24
80%
Total
30
100%
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
17
13
56.7
%
43.3
%
Total
30
100%
Pendidikan Terakhir
SD SMP SMA
Perguruan
Tinggi
5
7
13
5
16.7
%
23.3
%
43.3
%
Hubungan Kadar Glukosa Darah dan Kepatuhan Perawatan Ulkus dengan Derajat Keparahan
Ulkus di Klinik Griya Puspa Yogyakarta
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 3971
Karakteristik
Kategori
n
%
16.7
%
Total
30
100%
Memiliki anggota keluarga yang menderita diabetes
mellitus
Tidak Ya
4
26
13.3
%
86.7
%
Total
30
100%
Akses Menuju Tempat Pelayanan Kesehatan
Mudah Sulit
27
3
90%
10%
Total
30
100%
Status Kontrol
Rutin
Tidak Rutin
25
5
83.3
%
16.7
%
Total
30
100%
Pernah Mendapat Edukasi Tentang Perawatan Luka
Diabetes
Pernah Tidak
27
3
90%
10%
Total
30
100%
Sumber : Data Primer, 2024.
Berdasarkan tabel 1 karakteristik responden pada penelitian ini dengan jumlah
responden sebanyak 30 yaitu diperoleh informasi bahwa pada usia, didapatkan hasil <45
tahun sebanyak 6 responden (20%), sedangkan usia >45 tahun sebanyak 24 reponden (80%).
Hasil penelitian menunjukkan responden laki-laki sebanyak 17 (56,7%) dan perempuan
sebanyak 13 (43,3%). Pada jenis kelamin didapatkan hasil responden dengan jenis kelamin
laki-laki sebanyak 17 orang (56.7%) dan responden dengan jenis kelamin perempuan
sebanyak 13 orang (43.3%).
Pada pendidikan terakhir didapatkan hasil responden dengan pendidikan terakhir
perguruan tinggi sebanyak 5 orang (16.7%), responden dengan pendidikan terakhir SD
sebanyak 5 orang (16.7%), responden dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 13 orang
(43.3%), dan responden dengan pendidikan terakhir SMP sebanyak 7 orang (23.3%). Pada
memiliki anggota keluarga yang menderita Diabetes melitus didapatkan hasil responden yang
tidak memiliki anggota keluarga yang menderita Diabetes melitus sebanyak 4 orang (13.3%),
dan responden yang memiliki anggota keluarga yang menderita Diabetes melitus sebanyak 26
orang (86.7%). Pada akses menuju tempat pelayanan kesehatan didapatkan hasil responden
dengan akses mudah sebanyak 27 orang (90%), dan responden dengan akses sulit sebanyak 3
orang (10%). Pada status kontrol didapatkan hasil responden dengan kontrol rutin sebanyak
25 orang (83.3%), dan res sponden dengan kontrol tidak rutin sebanyak 5 orang (16.7%).
Pada pernah mendapat edukasi tentang perawatan luka diabetes didapatkan hasil responden
yang pernah mendapat edukasi tentang perawatan luka diabetes sebanyak 27 orang (90%),
dan responden yang tidak pernah mendapat edukasi tentang perawatan luka diabetes sebanyak
3 orang (10%).
Rima Mauliddiana, Muhammad G.A Putra, Deny Yuliawan
3972 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
Distribusi Frekuensi Kadar Glukosa Darah
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kadar Glukosa Darah Di Klinik Griya puspa Yogyakarta
2024
Kategori
n
%
Sedang
Tinggi
3
27
10%
90%
Total
30
100
%
Berdasarkan tabel 2 Kadar Glukosa Darah dengan jumlah responden 30 diperoleh
informasi bahwa pada kadar glukosa darah, didapatkan hasil responden dengan kadar glukosa
sedang sebanyak 3 orang (10%), dan responden dengan kadar glukosa tinggi sebanyak 27
orang (90%).
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Perawatan Ulkus
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Perawatan Ulkus Di Klinik Griya puspa
Yogyakarta 2024
Variabel
Kategori
n
%
Kepatuhan Perawatan Ulkus
Kadang-kadang Sering
4
26
13.3%
86.7%
Total
30
100%
Sumber : Data Primer, 2024
Berdasarkan tabel 3 kepatuhan perawatan ulkus dengan jumlah responden 30
didapatkan hasil responden yang kadang-kadang sebanyak 4 orang (13.3%), dan responden
yang sering sebanyak 26 orang (86.7%).
Distribusi Frekuensi Derajat Keperawatan Ulkus
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Derajat Keperawatan Ulkus Di Klinik Griya puspa
Yogyakarta 2024
Variabel
Kategori
n
%
Derajat Keparahan Ulkus
Grade 1
2
6.7%
Grade 2
6
20%
Grade 3
20
66.7%
Grade 4
2
6.7%
Total
30
100%
Sumber : Data Primer, 2024
Hubungan Kadar Glukosa Darah dan Kepatuhan Perawatan Ulkus dengan Derajat Keparahan
Ulkus di Klinik Griya Puspa Yogyakarta
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 3973
Analisis Bivariat
Hubungan Kadar Glukosa Darah dengan Derajat Keparahan Ulkus di Klinik Griya
Puspa Yogyakarta
Tabel 5 Analisis Hubungan Kadar Glukosa Darah dengan Derajat Keparahan
Ulkus di Klinik Griya Puspa Yogyakarta Mei 2024
Kadar
Glukosa Darah
Derajat
Keparahan Ulkus
Kadar Glukosa
Koefisien
1
0,033
Darah
korelasi
P-Value
0.046
Derajat
Koefisien
0,033
1
Keparahan
korelasi
Ulkus
P-Value
0.046
Berdasarkan hasil data yang telah diuji menggunakan korelasi Rank Spearman diperoleh
informasi bahwa pada hubungan kadar glukosa darah dengan derajat keparahan ulkus
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.046 nilai tersebut < 0.05 maka H0 ditolak dan H1
diterima, yang artinya ada hubungan antara kadar glukosa darah dengan derajat keparahan
ulkus. Pada angka koefisien korelasi sebesar 0,033, artinya tingkat keeratan hubungan
(korelasi) antara kadar glukosa darah dengan derajat keparahan ulkus sebesar 0,033 atau
masuk dalam kriteria rendah. Nilai koefisien korelasi positif, artinya arah hubungan kedua
variabel searah.
Hubungan Kepatuhan Perawatan Ulkus dengan Derajat Keparahan
Ulkus di Klinik Griya Puspa Yogyakarta
Tabel 6 Analisis Hubungan Kepatuhan Perawatan Ulkus dengan Derajat Keparahan
Ulkus di Klinik Griya Puspa Yogyakarta Mei 2024
Kepatuhan Perawatan Ulkus
Derajat Keparahan Ulkus
Kepatuhan
Koefisien
1
0,015
Perawatan
korelasi
Ulkus
P-Value
0.017
Derajat
Koefisien
0,015
1
Keparahan
korelasi
Ulkus
P-Value
0.017
Pada hubungan kepatuhan perawatan ulkus dengan derajat keparahan ulkus diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0.017 nilai tersebut < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang
artinya ada hubungan antara kepatuhan perawatan ulkus dengan derajat keparahan ulkus. Pada
angka koefisien korelasi sebesar 0,015, artinya tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara
Rima Mauliddiana, Muhammad G.A Putra, Deny Yuliawan
3974 Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024
kepatuhan perawatan ulkus dengan derajat keparahan ulkus sebesar 0.015 atau masuk dalam
kriteria rendah. Nilai koefisien korelasi positif, artinya arah hubungan kedua variabel searah.
KESIMPULAN
Berdasar hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa mayoritas nilai kadar glukosa
darah pada pasien diabetes berada pada kategori tinggi yakni sebanyak 27 pasien atau 90%,
sedangkan sisanya yakni 3 pasien atau 10% memiliki nilai kadar glukosa darah sedang.
Mayoritas kepatuhan perawatan ulkus pada pasien diabetes melitus berada pada kategori
sering yakni sebanyak 26 pasien atau 86.7%, sedangkan sisanya yakni sebanyak 4 pasien atau
13.3% memiliki tingkat kepatuhan perawatan ulkus kadang-kadang. Mayoritas derajat
keparahan ulkus pada pasien diabetes melitus adalah grade 3 yakni sebanyak 20 pasien atau
66,7%, serta 6 pasien atau 20% memiliki derajat keparahan ulkus grade 2, sedangkan sisanya
yakni 2 pasien atau 6,7% memiliki derajat keparahan ulkus grade 1 dan grade 4. Terdapat
hubungan antara kadar gula darah dengan derajat keparahan maag pada pasien diabetes yang
ditunjukkan dengan nilai Sig = 0,046 < 0,05. Tingkat keeratan hubungan (korelasi) antara
kadar glukosa dengan derajat ulkus sebesar 0,033 atau berada pada kriteria sedang dengan
arah positif. Terdapat hubungan kepatuhan perawatan ulkus dengan derajat keparahan ulkus
pada pasien diabetes melitus yang ditandani dengan nilai Sig = 0,017 < 0,05. Tingkat
observasi (korelasi) perawatan luka sebesar 0,015 atau menurun ke arah positif hingga kriteria
rendah.
BIBLIOGRAFI
Allatib, Arohid, Dewi, Dian Andriani Ratna, Rais, Shabrina Lathifatunnissa, Kabbani,
Muhammad Rakan, Jasmine, Chiquita, Rindani, Kharissa Rahma, Hidayat, Taufik,
Faatin, Andi Nadila, Nadhira, Farrasila, & Made, Ni. (2023). Relationship Between
Children’s Cognitive Function and Type 1 Diabetes Mellitus (T1DM): A Systematic.
Journal of Health and Medical Sciences, 6(4), 166176.
Ayu, Ni Putu Mirah, & Damayanti, Santi. (2018). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tipe 2 dalam pencegahan ulkus kaki diabetik
di Poliklinik RSUD Panembahan Senopati Bantul. Jurnal Keperawatan Respati
Yogyakarta, 2(1), 1319.
Bachri, Yasherly, Prima, Rezi, & Putri, Silvia Adi. (2022). Faktor-faktor resiko yang
berhubungan dengan kejadian ulkus kaki diabetik pada pasien diabetes melitus di RSUD
Prof. Dr. Ma. Hanafiah, SM Batusangkar tahun 2022. Jurnal Inovasi Penelitian, 3(1),
47394750.
Ervita, Ledy. (2022). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Perawatan Luka
Kaki Diabetik. Borneo Studies and Research, 3(3), 28352840.
Hidayat, Aziz Alimul. (2015). Metode penelitian kesehatan paradigma kuantitatif. Health
Books Publishing.
Lellu, Amos. (2021). Analisis hubungan kadar glukosa darah dengan terjadinya gangren pada
pasien diabetes melitus tipe ii di rsud batara guru belopa tahun 2021. Jurnal Kesehatan
Luwu Raya, 8(1), 5155.
Mahfud, Miftakhul Ulum. (2012). Hubungan Perawatan Kaki Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Dengan Kejadian Ulkus Diabetik Di RSUD Dr. Moewardi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Hubungan Kadar Glukosa Darah dan Kepatuhan Perawatan Ulkus dengan Derajat Keparahan
Ulkus di Klinik Griya Puspa Yogyakarta
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 3975
Organization, World Health. (2016). WHO Global report on diabetes. World Health
Organization.
Raisul, Muhammad Miqdam, Rahmawati, Desi, Fadillah, Aulia, Aini, Mutiara Harul, Azizah,
Lutfia Farras, Nurcahyo, Prima Ardi, Puspitasari, Dianing Aulia, Delpiani, Shiva, &
Fahrizal, Yanuar. (2023). Edukasi Kesehatan dan Screening Penyakit Tidak Menular di
Padukuhan Wonogiri Kalurahan Sidoharjo Kapanewon Samigaluh di. Yogyakarta.
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat, 6(2).
Ridwan Amiruddin. (2023). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular - Kualitas Keperawatan
Dan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus (Quality Of Care And Life Diabetes
Mellitus) (1st ed.). Retrieved from
https://perpuskita.perpustakaandigital.com/detail/epidemiologi-penyakit-tidak-menular---
kualitas-keperawatan-dan-kualitas-hidup-penderita-diabetes-melitus--quality-of-care-
and-life-diabetes-mellitus-/55029
Saprianto, Saprianto, Sujati, Ni Ketut, Supangat, Supangat, & Akbar, M. Agung. (2022).
Efektivitas Edukasi Perawatan Kaki Melalui Edu Home Care Terhadap Kemampuan
Perawatan Kaki Klien Diabetes Melitus. JKM: Jurnal Keperawatan Merdeka, 2(2), 209
215.
Suciana, Fitri, Daryani, Daryani, Marwanti, Marwanti, & Arifianto, Danang. (2019).
Penatalaksanaan 5 pilar pengendalian dm terhadap kualitas hidup pasien DM tipe 2.
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 9(4), 311318.
Sugiyono, Sugiyono, & Lestari, Puji. (2021). Metode penelitian komunikasi (Kuantitatif,
kualitatif, dan cara mudah menulis artikel pada jurnal internasional). Alvabeta
Bandung, CV.
Susilawati, Ela, Hesi, Refi Prananing Putri, & Soerawidjaja, Resna A. (2021). Hubungan
Efikasi Diri terhadap Kepatuhan Perawatan Kaki Diabetes Melitus pada Masa Pandemi.
Faletehan Health Journal, 8(03), 152159.
Wahyuni, Dian. (2016). Hubungan antara Kadar Glukosa Darah dengan Derajat Ulkus Kaki
Diabetik. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 3(2), 4450.
Copyright holder:
Rima Mauliddiana, Muhammad G.A Putra, Deny Yuliawan (2024)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under: