Hubungan Kadar Glukosa Darah dan Kepatuhan Perawatan Ulkus dengan Derajat Keparahan
Ulkus di Klinik Griya Puspa Yogyakarta
Syntax Idea, Vol. 6, No. 09, September 2024 3969
relationship between blood glucose levels and the severity of ulcers, while compliance with
ulcer care is with the degree of severity. ulcers show a p-value of 0.017<0.05, so H0 is
rejected, meaning there is a relationship between compliance with ulcer care and the severity
of the ulcer. The most dominant factor in the severity of ulcers at the Griya Puspa
Yogyakarta Clinic is compliance with ulcer treatment, which is four times more influential
than blood glucose levels.
Keywords : Blood Glucose Levels; Ulcer Care Compliance; Degree of Ulcer Severity.
PENDAHULUAN
Masalah pada pankreas yang menyebabkan penyakit kronis, dimana insulin (hormon
pengatur gula darah) tidak dapat diproduksi dan digunakan secara efektif sehingga
menyebabkan hiperglikemia yang merupakan ciri khas diabetes (Ridwan Amiruddin, 2023).
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2019, penderita diabetes melitus dengan
prevalensi diabetes tipe 2 telah meningkat secara drastis di semua tingkat pendapatan dalam
tiga dekade terakhir (Organization, 2016). Penderita diabetes melitus berjumlah sekitar 422
juta di seluruh dunia, dengan 1,5 juta diantaranya mengalami kematian setiap tahunnya
(Organization, 2016). Di Indonesia, diabetes melitus mengalami peningkatan kejadian dengan
prevalensi sebanyak 8,5% tahun 2018, dibandingkan tahun 2013 sebesar 6,9% (Raisul et al.,
2023) (Wahyuni, 2016).
Diabetes melitus yang tidak diperlakukan dengan baik dapat menimbulkan komplikasi
diantaranya, penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal kronik, penyakit mata diabetes,
kesehatan mulut, kerusakan syaraf (neuropati) dan ulkus kaki diabetik (Ridwan Amiruddin,
2023) (Ervita, 2022). Pasien diabetes melitus akan mengalami setidaknya satu ulkus kaki
selama hidupnya dan kemungkinan terjadi sekitar 15% atau lebih yang berujung pada
amputasi jari kaki, kaki atau tungkai (Saprianto, Sujati, Supangat, & Akbar, 2022; Susilawati,
Hesi, & Soerawidjaja, 2021).
Pasien dengan kadar glukosa darah yang tidak normal (>179 mg/dl) beresiko
mengalami ulkus kaki diabetik (Bachri, Prima, & Putri, 2022). Untuk mengurangi resiko
terjadinya ulkus, penatalaksanaan yang bisa dilakukan penderita diabetes melitus diantaranya
dengan melakukan 5 pilar yaitu diet, pengobatan farmakologi, latihan fisik, monitor kadar
glukosa darah dan edukasi, salah satunya edukasi kepatuhan perawatan ulkus (Ayu &
Damayanti, 2018).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ni made et all tahun 2022 terkait kepatuhan
perawatan ulkus kaki diabetik, penderita diabetes yang tidak menerapkan kepatuhan
perawatan ulkus kaki diabetik akan mengalami penebalan tunika intima (hiperplasia membran
basal arteri) yang menghambat aliran darah dari jaringan perifer ke kaki, dan nekrosis
(kematian dini sel-sel jaringan hidup) yang menyebar dan semakin dalam hingga dapat
menyebabkan amputasi (Allatib et al., 2023). Sejalan dengan penelitian (Mahfud, 2012)
terkait kadar glukosa darah, terdapat hubungan kadar glukosa darah dengan terjadinya ulkus
pada pasien diabetes melitus, sebesar 66,7% dengan kadar glukosa tidak normal yang
mengalami ulkus kaki diabetik (Lellu, 2021; Suciana, Daryani, Marwanti, & Arifianto, 2019)
Penelitian diatas berfokus pada perilaku keperawatan ulkus dan kadar glukosa darah.
Sementara keterbaruan dalam penelitian ini yaitu kadar glukosa darah dan kepatuhan
perawatan ulkus dengan mengukur derajat keparahan ulkus yang dimana belum ada yang
meneliti terkait derajat keparahan ulkus. Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Kadar Glukosa Darah dan